Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL DAN MORAL MASA KANAK-


KANAK, MASA ANAK-ANAK, MASA REMAJA, DAN MASA DEWASA

Oleh:
Ni Putu Ratna Wulandari
2013031004
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Wayan Redhana, M.Si

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2020
PRAKATA

Puji syukur hamba panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Perkembangan Sosial Emosional dan Moral Masa Kanak-Kanak,
Masa Anak-Anak, Masa Remaja, dan Masa Dewasa” dengan tepat waktu.
Sepenuhnya saya sadari, bahwa makalah yang saya suguhkan ini belumlah
sebagai suatu hasil yang sempurna karena permasalahannya terletak pada
keterbatasan penulis sebagai seorang mahasiswa. Namun, rasa syukur dan rasa
bangga tetap ada dalam hati karena makalah telah diselesaikan dan dipresentasikan
kehadapan Dosen Prof. Dr. I Wayan Redhana, M.Si dan teman sejawat di Prodi S1
Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Ganesha.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Doses
Pengampu Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, Prof. Dr. I Wayan Redhana,
M.Si dan teman-teman sejawat yang cukup banyak memberi bantuan berupa
motivasi.
Demikian sepatah kata pengantar yang bisa penulis sampaikan, bila ada sesuatu
yang kurang berkenan baik sengaja atau tidak sengaja, penulis minta maaf yang
sebesar-besarnya.

Denpasar, 10 Oktober 2020


Penulis

ii
DAFTAR ISI
Cover.....................................................................................................................i
Prakata...................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
Bab II Pembahasan................................................................................................3
2.1 Perkembangan Sosial-emosional Masa Kanak-kanak, Masa Anak-
anak, Masa Remaja, dan Masa Dewasa..................................................3
2.1.1 Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Kanak-kanak...............3
2.1.2 Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Anak-anak...................4
2.1.3 Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Remaja........................5
2.1.4 Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Dewasa.......................6
2.2 Perkembangan Moral Masa Kanak-kanak, Masa Anak-anak,
Masa Remaja, dan Masa Dewasa............................................................6
2.2.1 Perkembangan Moral Masa Kanak-kanak..........................................7
2.2.2 Perkembangan Moral Masa Anak-anak.............................................8
2.2.3 Perkembangan Moral Masa Remaja...................................................9
2.2.4 Perkembangan Moral Masa Dewasa..................................................9
Bab II Penutup.......................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................11
Daftar Pustaka

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu ciri dari mahluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Dalam
kehidupan mahluk hidup pertumbuhan dan perkembangan tidak akan mungkin
terhindari. Pertumbuhan (growth) menurut (Soetjiningsih dan Ranuh, 2015)
adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran,
dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Menurut Yusuf (2011),
perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation)
yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik
menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Jadi pertumbuhan
merupakan proses bertambahnya jumlah sel-sel dalam tubuh yang dapat
dihitung berdasarkan angka (kuantitatif), sedangkan perkembangan merupakan
proses mahluk hidup menuju dewasa dan tidak dapat dihitung berdasarkan
angka (kualitatif). Pertumbuhan dan perkembangan akan dialami oleh setiap
mahluk sidup termasuk manusia.
Perkembangan yang merupakan meningkatnya aspek-aspek mental
psikologis manusia, seperti aspek pengetahuan, sifat sosial, moral, kecerdasan,
dan sebagainya. Perkembangan ini pasti akan dialami manusia tahap demi tahap
dalam rentang kehidupannya. Perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh
bagaimana keadaan sosial lingkungan keluarga, masyarakat, dan yang lain
Perkembangan manusia akan sangat memengaruhi bagaimana manusia di
lingkungan kehidupan masyarakat. Perkembangan sudah dimulai dari manusia
masih berbentuk embrio dalam rahim, kemudian akan dilanjutkan dalam masa
bayi kanak-kanak, anak-anak, masa remaja, dan masa dewasa. Sosial emosional
dan moral merupakan beberapa bagian dari perkembangan manusia tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diungkap rumusan
masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana perkembangan sosial-emosional masa kanak-kanak, masa
anak, masa remaja, dan masa dewasa?
1.2.2 Bagaimana perkembangan moral masa kanak-kanak, masa anak, masa
remaja, dan masa dewasa?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapar diungkap tujuan
sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana perkembangan sosial-emosional masa
kanak-kanak, masa anak, masa remaja, dan masa dewasa.
1.3.2 Untuk megetahui bagaimana perkembangan moral masa kanak-kanak,
masa anak, masa remaja, dan masa dewasa
1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diungkap manfaat
sebagai berikut:
1.4.1 Dapat mengetahui dan memahami perkembangan sosial-emosional masa
kanak-kanak, masa anak, masa remaja, dan masa dewasa.
1.4.2 Dapat mengetahui dan memahami perkembangan moral masa kanak-
kanak, masa anak, masa remaja, dan masa dewasa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Sosial-emosional Masa Kanak-kanak, Masa Anak-anak,


Masa Remaja, dan Masa Dewasa
Perkembangan merupakan suatu proses perubahan yang dilalui oleh
setiap manusia. Perubahan yang dilalui oleh setiap manusia seperti fisik,
pikiran, emosi, dan masih banyak lagi. Proses perkembangan manusia yaitu
mulai dari bayi baru lahir hingga menjadi orang dewasa. sama halnya dengan
perkembangan sosial emosional. Pengertian sosial menurut KBBI adalah
berkenaan dengan masyarakat. Perkembangan sosial adalah perolehan
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 1993).
Selain itu perkembangan sosial adalah proses belajar untuk menyesuaikan diri
dengan norma kelompok, moral, dan tradisi (Yusuf, 2008). Jadi sosial adalah
suatu hubungan antara manusia dengan manusia sebagai makhluk sosial yang
saling berinteraksi.
Sedangkan emosional berasal dari kata emosi menurut KBBI adalah
keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan,
dan keharuan. Emosi sering disebut juga perasaan yang timbul pada seseorang
dalam suatu keadaan (Santrock, 2007). Selain itu emosi merupakan suatu
keadaan yang dialami oleh setiap individu yang berfungsi untuk menyesuaikan
diri terhadap lingkungan (Syaodih, 2005). Sehingga, Perkembangan sosial
emosional merupakan suatu perkembangan emosi seseorang terhadap suatu hal
yang ada di lingkungan sekitar baik itu hal yang positif maupun hal negatif.
2.1.1 Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Kanak-Kanak
Perkembangan sosial emosional pada masa kanak-kanak merupakan
kemampuan anak dalam mengolah dan mengungkapkan sebuah emosi
baik itu hal positif maupun hal negatif. Emosi yang baik seperti perasaan
senang, bahagia, kagum, dan lain-lain. Sedangkan emosi negatif seperti

3
marah, kecewa, sedih, dan lain-lain. Perkembangan sosial emosional
merupakan suatu proses belajar bagi kanak-kanak dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungan sekitar yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana sikap kanak-kanak terhadap orang tua, teman sebaya, dan
orang yang lebih tua. Perkembangan sosial emosional masa kanak-kanak
ini merupakan proses perkembangan anak dalam berinteraksi dan
memberikan respon terhadap suatu keadaan di lingkungan sosial yang
sudah dilihat, didengar, dan diamati oleh kanak-kanak tersebut.
Orang tua memiliki peran penting terhadap perkembangan sosial
emosional terutama bagi kanak-kanak karena dengan pola asuh orang tua
yang baik akan menciptakan perkembangan emosi kanak-kanak yang baik
juga. Orang tua juga harus mengawasi perkembangan sosial emosional
kanak-kanak karena akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku kanak-
kanak dimasa depan.
2.1.2 Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Anak-anak
Perkembangan sosial emosional pada anak berkaitan dengan
kegiatan yang dilakukan sehari-hari, baik di rumah, di sekolah maupun di
lingkungan sekitar. Orang tua serta para guru harus memperhatikan
perkembangan sosial emosional pada anak sebaik mungkin karena setiap
anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Di rumah orang tua
bisa mengawasi perkembangan sosial emosional pada anak secara efektif
karena hampir sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh anak yaitu
berada di rumah. Orang tua harus memperhatikan bagaimana seorang
anak mengekspresikan emosinya seperti menghadapi anak ketika marah
atau merespon ketika anak senang.
Perkembangan sosial emosional juga terjadi di lingkungan sekolah.
Guru harus bisa memberikan lingkungan belajar yang nyaman untuk
meningkatkan kemampuan sosial emosi pada anak. Memberikan respon
yang sesuai dengan tindakan yang sudah anak lakukan. Bimbingan guru

4
terhadap perkembangan sosial emosional anak dapat membantu anak
dalam mengendalikan emosi tersebut terhadap suatu hal. Jika bimbingan
guru mengenai pengembangan sosial emosional dilaksanakan dengan
baik, anak akan bisa mengendalikan emosinya secara tepat dan dapat
menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar. Mengontrol sosial
emosional dalam pertemanan dengan teman sebaya.
2.1.3 Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju
dewasa namun belum menjadi orang dewasa sepenuhnya karena masa
remaja masih belum bisa mengontrol emosinya dengan baik dan sesuai
akan keadaan. Pada umumnya remaja masih labil akan suatu hal dalam
menentukan keputusan. Itulah yang menyebabkan remaja belum bisa
mengontrol emosinya secara bijak. Seperti ketika seorang remaja merasa
suatu hal tidak sesuai dengan yang ia inginkan, remaja dapat marah dan
emosi secara berlebihan dan tidak dapat mengontrol emosinya, itu
mempengaruhi perilaku kita kepada orang lain. Itu merupakan salah satu
contoh emosi dalam bentuk hal negatif. Ketika merasa senang juga harus
bisa mengontrol emosi tersebut agar tidak berlebihan dalam
mengekspresikannya. Itu merupakan salah satu contoh emosi dalam
bentuk hal positif.
Sebagai orang tua harus bisa membimbing seorang anak pada usia
remaja dalam mengontrol perkembangan sosial emosional. Karena pada
masa remaja, seseorang masih mencari jati dirinya, ingin mencoba hal-hal
baru yang belum pernah diketahui oleh remaja tersebut. Jika remaja
tersebut mendapatkan suatu hal baru dalam bentuk negatif, itu
mempengaruhi bagaimana remaja tersebut dalam mengelola emosinya
sehingga menjadi kepribadian yang buruk. Apabila remaja tersebut
mendapat suatu hal baru dalam bentuk positif, akan menyebabkan remaja
tersebut dapat mengetahui hal baru dan dapat mengelola emosinya dengan

5
baik sesuai dengan keadaan. Sebagai guru juga harus bisa memberi
pengarahan akan pengetahuan tentang perkembangan sosial emosional
kepada para murid remaja sehingga bisa mengetahui akan hal baik dan
buruk dalam mengelola emosi tersebut. Lingkungan sekitar juga
mempengaruhi bagaimana terbentuknya emosi kita. Jadi kita harus bisa
memilih lingkungan yang baik agar dapat mengembangkan sosial
emosional kita secara baik.
2.1.4 Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Dewasa
Masa terakhir dalam perkembangan sosial emosional adalah masa
dewasa. saat seseorang sudah dewasa, mereka sudah bisa mengontrol dan
mengendalikan emosi mereka secara baik tanpa merugikan orang lain.
Perkembangan sosial emosional pada seseorang sebenarnya sama mulai
dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa. yang membedakan hanya
bagaimana cara mengekspresikan perasaan tersebut.
Orang yang dewasa tahu bagaimana cara mengekspresikan emosi
tersebut dengan baik dalam hal positif maupun hal negatif tanpa rasa
takut dan gelisah. Orang dewasa bisa menahan emosinya dalam situasi
apapun dan menyalurkannya melalui cara lain yang lebih baik. Pada masa
dewasa, seseorang sudah memahami tentang perkembangan sosial
emosional mereka.

2.2 Perkembangan Moral Masa Kanak-kanak, Masa Anak-anak, Masa


Remaja, dan Masa Dewasa
Dalam kehidupan sehari-hari manusia seakan tidak lepas dengan kata
moral. Moral seakan diartikan di kalangan masyrakat sebagai tindakan yang
khususnya merujuk pada perilaku yang dianggap menyimpang dari nilai norma
yang berlaku dalam suatu masyarakat. Melalui hal tersebut apakah yang
dimaksud dengan moral? Menurut etimologis, kata moral berasal dari kata
„mos‟ dalam bahasa latin, bentuk jamaknya „mores‟, artinya adalah tata cara

6
atau adat istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) moral
diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau Susila. Menurut Santrock moral
adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai
salah dan benar.
Kohlberg menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari penalaran,
oleh karena itu ia menamakannya dengan penalaran moral. Sedangkan moral
menurut Piaget, moral lebih bersifat tuntutan dari luar (masyarakat/kehidupan)
karena pergaulan umum atau praktik nyata, namun secara keseluruhan
dianggap atau dinyatakan baik dan berharga. Jadi perilaku moral sendiri
merupakan perilaku yang dapat dipengaruhi oleh keadaan masyarakat yang
dimana moral tersebut dipandang sebagai ciri akhlak, budi, susila dari manusia
itu sendiri. maka dari penjelasan tersebut dapat juga dipetik bahwa
perkembangan moral merupakan proses atau serangkaian yang dilalui individu
untuk meningkatkan perilakunya sesuai dengan peratuan yang ada di
lingkungan masyarakatnya.

2.2.1 Perkembangan Moral Masa Kanak-Kanak


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) masa kanak-kanak
dimulai dri seseorang berusia 2-6 tahun. Kohlberg menyatakan
pengembangan moral kanak-kanak berada dalam pada fase pra moral.
Dalam usia ini seseorang belum dapat menilai baik dan buruk dari
perilaku yang ia lakukan. Mereka menganggap bahwa orang tua dan
orang dewasa adalah sebagai pemimpin dan anak hanya mengikuti
peraturan yang diberikan tanpa mempertanyakan akibatnya. Dalam usia
yang terkategori kanak-kanak ini seseorang lebih cenderung lebih ingin
menyayangi sesuatu. Seperti seorang bayi yang tidak ingin lepas dari
pelukan ibunya, walaupun ibu tersebut tidak meninggalkan bayinya
dengan jarak yang jauh. Pada tingkatan ini kanak-kanak belum
menunjukkan nilai-nilai moral (secara kokoh), namun beberapa kanak-

7
kanak ada yang sudah memiliki kepekaan yang tinggi dalam merespon
lingkungannya positif dan negatif (Lawrence Kholbergh, 1979). Oleh
karena itu dapat penulis simpulkan bahwa perkembangan moral masa
kanak-kanak dimana kanak-kanak mulai memunculkan moral yang
dimana moral tersebut lebih cenderung rasa kasih sayang dari
lingkungannya,
2.2.2 Perkembangan Moral Masa Anak-Anak
Masa anak anak dimulai pada umur 6-12 tahun, perkembangan
moral pada usia ini mulai meningkat dari pada perkembangan moral yang
terjadi pada masa kanak-kanak. Menurut hasil pengamatan berdasarkan
teori Kohlberg, pada umumnya anak-anak yang berusia sekitar 6–12
tahun berada pada tahap moral pra-konvensional yang diisi dengan
penalaran moral, anak berpikir tentang keburukan perilaku berdasarkan
tingkat hukuman dan akibat keburukan tersebut, namun perilaku baik
akan dihubungkan tanpa adanya hukuman, pemuasan keinginan dan
kebutuhan sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain
(William C Campbell, Frank J Cavico, Pedro F. Pellet, Bahaudin J.
Mubtaja, 2010). Anak usia 7-12 tahun dapat menilai perbuatan atas dasar
tujuan yang mendasarinya. Misalnya perbuatan berbohong, bagi anak
usia 5 tahun dianggap selalu “buruk”, tetapi bagi anak usia 8 tahun ke
atas, berbohong dibenarkan dalam situasi tertentu.
Syaodih, menyatakan bahwa perkembangan moral anak-anak
antara lain, besikap imitasi (mulai menirukan sikap, cara pandang, serta
tingkah laku orang lain), bersikap inernalisasi (mulai bergaul dengan
lingkungan sosialnya dan mulai terpengaruh dengan keadaan di
lingkungan tersebut). Moral dapat dikatakan baik bila mereka tidak
mendapatkan hukuman dan dikatakan buruk apabila mereka mendapat
hukuman. Pada kondisi ini seseorang memiliki perasaan takut akan akibat
negatif perbuatan. Jadi perkembangan moral masa anak-anak ditunjukan

8
anak-anak mulai memunculkan pandangan bahwa ketika ia berbuat baik
maka anak tersebut tidak diberikan hukuman, sedangkan ketika berbuat
buruk anak tersebut diberi hukuman, baik buruk dari anak-anak ini dapat
mencerminkan lingkungan sosial masyarakatnya.
2.2.3 Perkembangan Moral Masa Remaja
Menurut KBBI remaja dikategorikan peralihan seseorang dari masa
anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja dimulai ketika seseorang
memasuki usia 13 tahun hingga usia 21 atau 22 tahun. Masa remaja
seseorang selalu dihiasi dengan kegiatan-kegiatan yang sangat
berhubungan erat dengan lingkungan sosialnya. Perkembangan moral
pada masa ini termasuk ke dalam fase konvensional. Perkembangan
moral saat remaja, mulai terlihat seperti, seseorang menilai baik-buruk
berdasarkan persetujuan orang lain, rasa bersalah bila berbeda dari orang
lain.
Piaget dan Kohlberg yakin bahwa orang tua bertanggung jawab
untuk memegang peranan penting dalam perkembangan moral remaja
(sedangkan teman sebaya tidak memegang peranan penting dalam
perkembangan moral remaja) dikarenakan perilaku orangtua cenderung
akan ditiru oleh anak/remaja terutama pada saat mereka sedang berada
dalam situasi yang menekan. Moral yang muncul pada masa ini seperti
bagaimana remaja memunculkan egonya berperilaku menjadi etis. Moral
lainnya yang mulai terbentuk pada masa remaja adalah altruism, yaitu
adanya keinginan atau minat untuk menolong orang lain. Perasaan positif
(empati dan simpati) maupun negatif (marah, murka, malu, dan rasa
bersalah) berperanan dalam perkembangan moral remaja (Damon, 1988;
Eisenberg, 1997).
2.2.4 Perkembangan Moral Masa Dewasa
Secara usia tertulis seseorang dikatakan dewasa apabila telah
memasuki usia 23 tahun. Namun bagaimanakah dengan perkembangan

9
moral pada masa dewasa ini? Dalam usia ini perkembangan moral
seseorang dapat dilihat dengan baik karena seseorang sudah menilai baik-
buruk berdasarkan hukum yang berlaku, berdasarkan hati nurani, adanya
perasaan penyesalan dan menyalahkan diri sendiri. Menurut hal tersebut
maka seseorang sudah dapat dikategorikan masuk ke tahap Pasca-
Konvensional. Seseorang dalam tahap ini pengembangan moralnya telah
mengalami tahap pemantapan. Menurut Lawrence Kohlberg,
perkembangan moral pada masa dewasa secara primer bergantung pada
pengalaman, walaupun tidak bisa melampaui batas yang telah di tentukan
oleh perkembangan kognitif. Faktor-faktor yang memengaruhi
perkembangan moral pada orang dewasa cenderung sama dengan masa
lainnya seperti, penalaran yang tinggi, isu, dan masalah di lingkungannya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan sosial emosional pada masa kanak-kanak, masa anak,
masa remaja, dan masa dewasa memiliki perkembangan yang berbeda-beda.
Tiap fase memiliki cara mengekspresikan emosinya. Begitu juga dengan
perkembangan moral pada masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja dan
masa dewasa. Perkembangan moral adalah sikap bagaimana cara untuk
bertindak melalui perasaan, pikiran dan ucapan berdasarkan nilai-nilai moral
yang ada. Dalam proses perkembangan moral, tiap masa memiliki cara yang
berbeda untuk bertindak berdasarkan moral dan norma yang sudah ada.
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang sudah dibuat ini, penulis memiliki kekurangan
dalam membuat dan merangkai materi menjadi suatu makalah yang baik. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat membantu bagi penulis dalam mengevaluasi
pembuatan makalah menjadi lebih baik lagi terutama dalam kajian yang
membahas tentang perkembangan sosial-emosional dan moral pada masa
kehidupan manusia.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Damon, William & Eisenberg, Nancy. 1997. Handbook of Child Psychology.


London: Academic Press, Inc. Ltd
Hasanah, Enung. 2019. Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan
Teori Kohlberg. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Hurlock,E. 1998. Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.
Ivanti, Adriatik. nd. Perkembangan Sosialemosional Masa Kanakkanak Awal. http:-
//www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSI-104-Pertemuan-VII.pdf. 1 Oktober 2020.
Kompasiana. 2010. Apakah Itu Perkembangan Emosi Dan Social.
https://www.kompasiana.- com/edah/55005b81a33311e57251098d/apakah-itu-
perkembangan-emosi-dan-sosial. 1 Oktober 2020.
Kompasiana. .2020. Pola Asuh Orang tua Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Emosional Anak. https://www.kompasiana.com/ryailmya/5e440e16d541-
41df6b2a2eb873/pola-asuh-orang-tua-mempengaruhi-perkembangan-sosial-
emosional-anak. 1 Oktober 2020.
Kohlberg, L. 1976. Moral Stages and moralization: The Cognitive – development
Approach. New York: Holt, Rinehart & Winston.
Khoirun, Nida. nd. Intervensi Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg
Dalam Dinamika Pendidikan Karakter. Jawa Tengah: STAIN Kudus.
Maress, Bernadet . nd. Perkembangan Emosi Usia Dewasa Dalam Tahap
Perkembangan. https://dosenpsikologi.com/perkembangan-emosi-usia-
dewasa. 1 Oktober 2020.
Nadra, Wawan. 2016. Perkembangan Sosio Emosional Remaja.
http://perkembangansosioemosionalremaja.blogspot.com/.1 Oktober 2020.
Jean Piaget. 2002. Tingkat Perkembangan Kognitif. Jakarta: Gramedia.
Rohma,J. 2019. Perkembangan Emosional Pada Anak Sekolah Dasar.
http://koranbogor.com/berita/kampus-kita/perkembangan-emosional-pada-
anak-sekolah-dasar/. 1 Oktober 2020.
Syaodih, N. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Rosda
Karya.
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan anak . Jakarta: Erlangga.
 William C Campbell, Frank J Cavico, Pedro F. Pellet, Bahaudin J. Mubtaja,. 2010.
Applying Moral Development Literature And Aethnical Theories To
Administration of Taxes In Kosovo. Internasional Business and Economics
Research Journal.
Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak. Bandung: Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai