Anda di halaman 1dari 15

Tantangan dan Pertimbangan dalam

Mengimplementasikan NBS
di Asia Tenggara
NBS WEBINAR SERIES #1:
APPLICATION OF NATURE-BASED SOLUTIONS TO BANDUNG INDONESIA AND
THE GLOBAL SOUTH

Dr Alex Lechner
Lincoln Centre for Water and Planetary Health
School of Geography, University of Lincoln
alechner@Lincoln.ac.uk
Nature based
Solutions (NBS) /
Solusi Berbasis
Alam di Asia
Tenggara
Perkembangan urbanisasi di Asia Tenggara

Persentase populasi
penduduk yang tinggal
di perkotaan di Asia;
data historis dan
proyeksi
(Sumber: PBB (2018)
Prospek Urbanisasi
Dunia).

Malaysia adalah
negara berpenghasilan
rendah & menengah
dengan tingkat
urbanisasi tertinggi,
sedangkan Vietnam
memiliki tingkat
urbanisasi terendah

Lechner et al (2020)
Jasa Ekosistem Perkotaan
Tantangan Implementasi
Ecosystems and NBS pada Negara
socio-economics Berpenghasilan
systems
Rendah & Menengah di Asia Tenggara dan Asia Timur

• Kurangnya penelitian
terkait NBS di Asia
Tenggara
• Perlu memperhatikan
kekhasan pada setiap
wilayah

Lechner, A.M. … S. Sagala et al. 2020. Challenges and


considerations of applying nature-based solutions in
low- and middle-income countries in Southeast and East
Asia. Blue-Green Syst. 2, 331–351.
https://doi.org/10.2166/bgs.2020.014
Nature-based Solutions (NBS) / Solusi Berbasis Alam
Tindakan untuk melindungi, mengelola, dan merestorasi ekosistem alami maupun
modifikasi secara berkelanjutan, untuk menangani permasalahan publik secara
efektif dan adaptif, dan secara bersamaan meningkatkan kesejahteraan manusia
dan memberikan manfaat biodiversitas.
Prinsip
1. IUCN
Mengedepankan norma-norma konservasi
alam
2. Terintegrasi dengan solusi lain
3. Ditentukan berdasarkan kondisi fisik maupun
konteks budaya masing - masing wilayah
4. Memberikan dampak sosial yang baik dan
seimbang
5. Mempertahankan keanekaragaman hayati
dan budaya
6. Diaplikasikan pada ruang lingkup lanskap
7. Memiliki kelebihan dan kekurangan (trade-
offs)
8. Bagian yang tidak terpisahkan dari
keseluruhan kebijakan dan aksi
Ecosystems and socio-economics systems
Jenis - jenis NBS

Jenis - jenis NBS sangatlah bervariasi, dapat berupa solusi alami hingga rekayasa teknologi
terbarukan dalam mengelola ekosistem (Lechner dkk (2020) diadaptasi dari Eggermont dkk.
(2015))
Tantangan Implementasi NBS pada Negara Berpenghasilan
Rendah & Menengah di Asia Tenggara dan Asia Timur

1. Karakteristik urbanisasi
Perkembangan dan
pertumbuhan kota yang
Laju cepat – urgensi akan
pertumbuhan kebutuhan perencanaan
penduduk dan tata ruang.
perubahan Proporsi penduduk yang
tutupan lahan tinggal di kota kedua /
satelit (secondary cities)
yang tinggi.
Kepadatan penduduk tinggi,
Kepadatan memberikan banyak
penduduk tekanan pada infrastruktur
biru-hijau (alami)
Tantangan Implementasi NBS pada Negara Berpenghasilan
Rendah & Menengah di Asia Tenggara dan Asia Timur

2. Konteks Lingkungan Biofisik dan Iklim

Intensitas curah hujan yang tinggi.

Suhu dan kelembaban yang tinggi.


Iklim
Tanaman lebih cepat tumbuh karena
kondisi iklim.

Kenaikan permukaan laut yang lebih tinggi


Cuaca dari rata-rata dan peningkatan frekuensi
ekstrim banjir pesisir.
dan Lebih banyak kejadian cuaca ekstrim
bencana apabila dibandingkan belahan dunia lain
dikarenakan perubahan iklim.
Tantangan Implementasi NBS pada Negara Berpenghasilan
Rendah & Menengah di Asia Tenggara dan Asia Timur

3. Resiko dan tantangan lingkungan untuk


restorasi
Lingkup wilayah dan intensitas
pencemaran
Jenis pencemaran yang terjadi di Asia
berbeda dari jenis pencemaran yang
Karakteristik telah teridentifikasi sebelumnya.
dan lingkup
pencemaran
Keterbatasan data

Daya tampung lingkungan biotik dan


abiotik mungkin telah terlampaui Pencemaran udara di Kuala Lumpur

Meningkatnya kesejahteraan –
Persepsi dan ekspektasi juga turut meningkat
ekspektasi
solusi yang
Solusi yang ditawarkan belum tentu
ditawarkan
sesuai untuk diterapkan di masa depan
Tantangan Implementasi NBS pada Negara Berpenghasilan
Rendah & Menengah di Asia Tenggara dan Asia Timur

4. Hubungan dan konflik antar manusia dengan alam

Konflik manusia dengan alam bebas merupakan


permasalahan yang serius di berbagai wilayah
Paradigma terhadap urbanisasi – cenderung jauh
dari kesan “alami”.
Persepsi Ketakutan dan kekhawatiran yang berkaitan
dan resiko dengan alam dan ruang hijau.
tentang Perencanaan tata ruang seringkali dianggap
alam sebagai perang terhadap alam.
Peruntukan lahan untuk alam seringkali
berkonflik dengan “peruntukan yang lebih baik
(ekonomi)”.
Potensi konflik yang lebih besar antara manusia
Konflik
dan alam bebas.
antar
manusia
dan alam Alam bebas memberi dampak negatif terhadap
bebas kesehatan dan keamanan manusia.
Tantangan Implementasi NBS pada Negara Berpenghasilan
Rendah & Menengah di Asia Tenggara dan Asia Timur

5. Konteks kebijakan dan pemerintah


Banyak pemerintahan yang
Pemerintah merespon positif terkait
pro- perencanaan berkelanjutan, namun
lingkungan dalam prosesnya implementasinya
cukup sulit
Banyak negara yang tidak menganut
demokrasi atau memiliki sistem
pemerintahan yang lemah dengan
banyak konflik kepentingan
Permasalahan terkait keadilan
sosial/lingkungan
Konteks Sudut pandang jangka pendek vs
politik jangka menengah dan panjang
Pemerintah / Sektor industri
seringkali berkonflik dengan
manfaat sosial dan lingkungan
(jangka panjang)
Kurangnya upaya penegakan hukum
dalam implementasi NBS.
Jasa Ekosistem Perkotaan di Asia Tenggara

Jumlah penelitian jasa ekosistem perkotaan di Asia Tenggara dan persentase tingkat
urbanisasi di setiap negara. Persentase tingkat urbanisasi di Singapura tidak terlihat di
dalam peta namun memiliki persentase sebesar 100%. Tidak ada penelitian dari
Brunei tentang tingkat urbanisasi yang dikaji. (Lourdes dkk. 2021).
Lourdes, K.T., Gibbins, C.N., Hamel, P., Sanusi, R., Azhar, B., Lechner, A.M., 2021. A Review of Urban Ecosystem
Services Research in Southeast Asia. Land 10, 40. https://doi.org/10.3390/land10010040
Kesimpulan
• Perubahan iklim berpotensi
memperburuk permasalahan
lingkungan dan sosial di Asia
Tenggara.

• Perlu adanya pendekatan yang


sistematis/terpadu.

• Perlu menentukan metode yang


tepat.

• Perlu adanya peningkatan


kapasitas, kolaborasi antara pihak
di Utara & Selatan dan pihak di
Selatan & Selatan.

• Kolaborasi antara akademisi dan


perencana.
Apakah ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai