Anda di halaman 1dari 8

Nama : Erwin Irawan

NIM : 41035003200049

Prodi/semester : Agroteknologi/II

• LUMUT (BRYOPHYTA)

Lumut (dalam bahasa yunani : bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang hidup
didarat, umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak dengan bantuan
lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari 50 cm. Lumut hidup di batu, kayu
gelondongan, pepohonan, dan ditanah. Lumut tersebar hampir diseluruh belahan dunia,
terkecuali didalam laut.Lumut mempunyai sel-sel plastid yang dapat menghasilkan klorofil A
dan B, sehingga dapat membuat makanan sendiri dan bersifat autotrof. Lumut termasuk ke
dalam kingdom plantae, yang meliputi semua organisme yang multiseluler dan telah
berdiferensiasi, eukariotik, dengan dinding sel berselulosa. Organisme yang termasuk kedalam
plantae ini hampir seluruhnya bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri) dengan
bantuan cahaya matahari saat proses fotosintesis. Terdapat beberapa sebuah struktur pada
tumbuhan lumut, diantaranya ialah:

✓ Kolumera, adalah sebuah jaringan yang tidak dapat terlibat dalam sejumlah pembentukan
terhadap spora.
✓ Seta (batang)
✓ Apofisis yakni dapat diperlebar di bagian ujung dan dapat dilengkapi dengan sebuah kotak
spora pada transisi.
✓ Vaginula adalah sebuah akar yang ditutupi dengan sisa dinding archegonium.
✓ Caliptra (kap) yakni dapat berasal dari sebuah dinding archegonium atas menjadi kap kotak
spora.

A. Lumut Hati (Hepaticopsida)


Lumut hati atau hepaticopsida merupakan suatu organisme yang memiliki ukuran
kecil dengan bentuk tubuh yang pipih, mirip seperti lembaran, dan memiliki lobus. Lobus
sendiri merupakan suatu istilah untuk menyebut struktur talus dari lumut hati. Lumut hati
tidak mempunyai bunga, akan tetapi masih dapat menghasilkan spora dengan bentuk
kapsul.

Lumut hati atau hepaticopsida seringkali disebut sebagai tumbuhan talus karena
tidak mempunyai daun, batang, serta akar. Diperkirakan bahwa lumut hati merupakan
tanaman pertama yang mengalami proses transisi dari laut ke darat.Lumut hati masuk
dalam keluarga hepatophyta, jenis spesiesnya sebanyak kurang lebih 8500 spesies yang
hampir dapat ditemui di seluruh penjuru dunia.

Lumut hati atau marchantiophyta umumnya banyak dijumpai menempel pada


tanah, batuan, atau tembok tua dengan keadaan lembab. Seperti namanya, lumut hati
memiliki bentuk banyak lekukan seperti lembaran dengan bentuk hati. Struktur tubuh
lumut hati terdiri atas akar, batang, serta daun.

➢ Siklus Hidup Hepaticopsida


Hepaticopsida atau lumut hati dalam mempertahankan siklus hidupnya, biasanya
akan hidup dengan cara mendatar dengan dibantu oleh akar atau rizoid untuk dapat
melekat pada bagian tumbuhan lainnya atau bahkan pada bebatuan.Lumut hati yang
dapat hidup di tanah atau media tumbuh lain, tentu dalam lingkungan dengan tingkat
kelembaban yang tinggi. Umumnya pada wilayah dengan curah hujan yang tinggi
seperti pada hutan hujan tropis. Selain pada tempat-tempat tersebut, ternyata lumut hati
atau hepaticopsida dapat juga ditemukan pada permukaan air.Dalam siklus hidupnya,
lumut hati mengalami proses metagenesis seperti berikut:
- Fase gametofit proses awal dimulainya metagenesis.
- Protonema akan tumbuh dari spora yang melakukan migrasi.
- Protonema betina dan protonema jantan merupakan jenis protonema yang terdapat
pada lumut hati.
- Gametofit jantan dan betina merupakan protonema jantan dan betina yang tumbuh
menjadi dewasa.
- Selanjutnya gametofit betina akan memiliki bentuk arkegoniofor dimana tempat
arkegonium itu berada. Arkegoniofor ini memiliki bentuk seperti talus atau seperti
kuncup pada lumut hati marchantia polymorpha.
- Di dalam anteridium, gametofit jantan akan membentuk anteridiofor pada tempat
yang dapat menghasilkan sperma dengan cara mitosis, sperma yang dihasilkan
bersifat haploid.
- Sel telur atau ovum akan dihasilkan dalam arkegonium pada kapsul arkegonium.
- Selanjutnya sperma akan masuk ke dalam arkegonium sehingga terjadilah proses
fertilisasi dengan proses yang terjadi yaitu sperma akan ditembakkan ke dalam
arkegonium.
- Untuk memudahkan sperma di dalam arkegonium saat membuahi ovum, sperma
pada lumut hati memiliki 2 flagel.
- Karena sperma merupakan haploid dan ovum juga haploid, maka zigot yang
terbentuk diploid.
- Di dalam arkegonium, zigot yang berkembang menjadi embrio, memiliki struktur
dengan 3 daerah yaitu kaki (tempat sporofit melekat ke gametofit), kapsul ellipsis
(penghasil sel induk spora serta elater), dan seta (pertemuan antara kapsul dengan
foot).
- Di dalam kapsul, induk spora membelah dengan cara meiosis, menghasilkan spora
haploid. Induk spora merupakan diploid, mengalami pembelahan secara meiosis 1
menjadi tetrad, lalu mengalami pembelahan kembali secara meiosis 2 membentuk
4 sel spora yang bersifat haploid.
- Selanjutnya spora akan keluar dan memulai kembali siklus metagenesis sebagai
organisme baru.
➢ Ciri Umum Hepaticopsida
- Bentuk tubuh lumut hati berupa lembaran seperti bentuk sebuah hati dengan
banyak lekukan.
- Talus membentuk seperti akar, batang, serta daun.
- Seksual dan aseksual merupakan dua cara lumut hati dalam melakukan reproduksi.
- Bentuk alat reproduksi lumut hati menyerupai sebuah payung.
- Bersifat autotrof karena dapat melakukan proses fotosintesis.
- Umunya hidup menempel pada tanah, daun atau ranting pohon, bahkan pada
bebatuan dengan lingkungan yang lembab.
- Secara seksual, reproduksi lumut hati berlangsung melalui adanya sel
spermatozoid dengan ovum yang saling melebur.
- Untuk reproduksi aseksualnya terjadi dengan cara fragmentasi dengan membentuk
gema. Yang mana apabila terkena tetesan air ataupun bantuan serangga, gema
tersebut akan lepas dari talusnya dan akan terjatuh di tempat yang sesuai sehingga
dapat tumbuh menjadi tumbuhan menjadi lumut hati yang baru.
- Lingkungan hidupnya pada tempat yang lembab seperti hutan hujan tropis.
➢ Klasifikasi Hepaticopsida
1. Ordo Marchantiales
Ordo marchantiales memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Digolongkan dalam generasi Gametofit yang mana tubuhnya berupa talus
sederhana.
b. Terdapat ruang udara serta poros pada struktur anatomi dari talus sehingga
terlihat beberapa diferensiasi jaringan.
c. Gametangium yang dimiliki terletak tenggelam dalam talus serta arkegonium
yang dimiliki tersusun atas 6 sel saluran leher.
d. Pada ordo ini, sporofit yang ada tersusun atas satu kapsul saja.
2. Ordo Sphaerocarpales
Ordo Sphaerocarpales memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Karena tubuh berupa talus sederhana, sehingga termasuk dalam generasi
gametofit talus sederhana.
b. Talus pada ordo ini tidak menunjukkan adanya diferensiasi jaringan, tidak
memiliki poros, dan tidak pula memiliki ruang udara pada struktur anatominya.
c. Mempunyai arkegonium dengan 6 sel saluran leher, dan juga mempunyai
gametangium yang diselubungi oleh involucrum.
d. Oro Sphaerocapales memiliki sporofit yang terdiri atas kapsul, seta, serta kaki.
3. Ordo Jungermaniales
Ordo Jungermaniales memiliki berbagai ciri khusus seperti berikut:
a. Sama seperti ordo yang lainnya, Jungermaniales juga termasuk dalam generasi
gametof dengan talus sederhana.
b. Mempunyai 5 sel saluran leher dengan arkegonium yang diselubungi oleh
involucrum.
c. Pada ordo ini, terdapat sporofit dengan satu kapsul saja.
4. Ordo Calobryales
Ordo Calobryales memiliki ciri-ciri seperti berikut:
a. Tidak mempunyai batang serta daun-daun yang terdiri atas 3 baris dalam
gametangiumya.
b. Pada bagian ujung batang terbentuk suatu gametangium, serta mempunyai 4 sel
saluran leher yang terdapat pada arkegonium.
c. Pada ordo ini, sporofit yang ada tersusun atas satu kapsul saja.
➢ Manfaat Dari Lumut Hati

Penting untuk diketahui bahwa lumut hati atau hepaticopsida mempunyai banyak
manfaat untuk tubuh manusia bahkan dapat memberikan manfaat untuk tumbuhan yang
lainnya. Bahkan setelah melewati berbagai proses, lumut hati dapat pula dimanfaatkan
untuk tindakan dalam pertolongan pertama apabila terkena gigitan ular.

Lumut hati juga dimanfaatkan sebagai obat untuk penyakit hepatitis C, karena dapat
bermanfaat sebagai bahan untuk mengobati luka atau antiseptik. Selain itu manfaat lain
juga masih banyak dari lumut hati ini.

Selain manfaat untuk tubuh manusia seperti yang sudah disebutkan, lumut hati juga
bermanfaat untuk tumbuhan yang ditempelinya. Manfaat tersebut seperti dalam proses
fotosintesis serta dapat pula membantu pertumbuhan tanaman yang hidup disekitarnya.

Manfaat pestisida juga dapat diperoleh secara alami dari lumut hati atau
hepaticopsida, sebab di dalam lumut hati mengandung banyak bahan antioksidan alami
yang bermanfaat untuk membunuh berbagai hama yang dapat menyerang tanaman
seperti bakteri, virus, mikroba, bahkan serangga. Selain itu perlu diketahui juga bahwa
lumut hati bermanfaat dalam menahan erosi yang terjadi.
Meskipun memiliki berbagai ordo dan jenis spesies, lumut hati pada umumnya
memiliki fungsi yang sama seperti yang sudah disebutkan. Spesies lumut hati yang bisa
dikatakan cukup banyak juga membuktikan bahwa keanekaragaman hayati di bumi ini
sangat beragam.

• Paku
Tumbuhan Paku adalah tanaman yang tempat tumbuhnya tidak memerlukan perawatan
atau kondisi yang khusus.
Dalam kondisi salju sekalipun tumbuhan ini dapat tumbuh karena sering tumbuh secara
liar. Bahkan termasuk di dinding dan selokan. Tidak harus lengkap, karena tumbuhan paku
tetap dapat hidup walaupun hanya tersisa tunasnya saja.Reproduksi seksual tumbuhan ini tidak
menghasilkan biji meskipun termasuk tumbuhan dengan sistem pembuluh
sejati.Perkembangbiakannya adalah dengan sel reproduksi spora. Sel reproduksi ini walau
tidak bergabung dengan sel reproduksi lain, tetap dapat menjadi individu baru.Tumbuhan ini
juga dapat menyusun zat makanan untuk organisme lain dan untuk dirinya sendiri.
A. Paku Kawat (Lycophyta)

Divisi Lycophyta atau Lepidophyta meliputi golongan yang sudah punah maupun yang
sekarang masih ada. Anggota divisi ini biasa dinamakan paku kawat karena mempunyai
batang dan akar yang bercabang menggarpu. Struktur tubuhnya cukup lengkap, yang
mempunyai akar, batang dan daun sejati. Daunnya kecil-kecil (mikrofil), tidak bertangkai
dan bertulang daun satu. Sporangium terdapat pada ketiak daun, biasanya sporofil
terkumpul di ujung batang atau cabang dan membentuk bangunan seperti kerucut, disebut
strobilus. Bentuk ini menyerupai konus pada pohon pinus, sehingga banyak orang yang
menyebut paku kawat itu sama saja pinus tanah.

Berdasarkan ada tidaknya ligula (lidah-lidah pada daun), divisi ini dibagi menjadi dua
kelas yaitu Kelas Eligulopsida dan Kelas Ligulopsida. Kelas Eligulopsida merupakan paku
kawat yang tidak memiliki ligula, contohnya Lycopodium sp. Sedangkan Ligulopsida
merupakan paku kawat yang memiliki ligula, contohnya paku rane (Selaginella sp.).

Tumbuhan paku ini berdaun kecil, tersusun spiral, sporangium terkumpul dalam
strobilus dan muncul di ketiak daun, batang seperti kawat. Paku kawat mencakup 1.000
spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat
banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat menempel di pohon
atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Daun tumbuhan paku kawat berukuran kecil dan tersusun rapat.

Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung
batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh karena itu paku kawat
disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella) sporangium terdiri dari dua jenis,
yaitu mikrosporangium dan megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada
mikrosporofil (daun yang mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium
menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium
terdapat pada megasporofil (daun yang mengandung megasporangium). Megasporangium
menghasilkan megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina.

Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil. Gametofit memperoleh
makanan dari jamur yang bersimbiosis dengannnya. Gemetofit paku kawat ada yang
uniseksual, yaitu mengandung anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku
kawat juga ada yang biseksual, yaitu mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit
uniseksual terdapat pada Selaginella. Selaginella merupakan tumbuhan paku heterospora
sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium.

➢ Ciri-ciri tumbuhan paku kawat


- Memiliki daun yang berbentuk rapat dan kecil-kecil.
- Mempunyai dua jenis sporangium.
- Terdapat batang, akar dan daun sejati.
- Menempel pada pohon lain.
- Contoh: Paku rane (Selaginella) dan tanaman Lycopodium cernuum.
➢ Manfaat
- Struktur tanaman kuat hingga bisa menjadi pondasi bangunan
- Mempercantik tampilan rumah
- Menjadi sumber energi
- Hampir setiap bagian dari tanaman tersebut
- memiliki fungsiMenjadi bahan penggosok
- Mengobati berbagai masalah kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai