Anda di halaman 1dari 12

ORGANISASI-ORGANISASI KERJA SAMA REGIONAL DI KAWASAN ASIA

TENGGARA

RESUME

Diajukan guna memenhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Tenggara

Dosen Pengampu:
Drs. Sumarjono, M.Si

KELAS C

Oleh :

Tersita Diah Margaret 180210302117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

1
Terbentuknya, Tujuan, dan Implementaasi Kerja Sama Organisasi Militer di Kawasan
Asia Tenggara
Perang Dingin merupakan salah satu wujud dari krisisnya perdamaian pada tahun 1947,
peperangan mulai gencar dilakukan oleh negara untuk saling memperoleh kekuasaan agar dapat
survive dalam sistem internasional yang anarki. Meski perang merupakan salah satu bentuk dari
cara negara dalam melindungi interest dan warga negara, namun secara realita lebih besar
kerugian yang harus dibayar daripada keuntungan yang didapat. Menurut Robert McNamara
(1989) konflik Perang Dingin tersebut terjadi karena pihak AS salah berasumsi bahwa ideologi
komunis yang lebih menekankan pada “class struggle”. Latar belakang dari perang ini tidak lain
karena terdapat kecurigaan antara satu sama lain, yang berujung pada sikap saling menunjukkan
kekuatan terutama dalam hal militer. Akibat dari perang tersebut, menimbulkan kerugian yang
besar terutama di negara kawasan Asia yaitu Korea, Afganistan, Indocina, dan Vietnam. Hal ini
karena, mereka melanjutkan tradisi Perang Dingin yang dibawa ke tanah mereka, yang mana
Perang Dingin tersebutmerupakan perang antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Soviet (US).
Kekhawatiran AS semakin memuncak tatkala banyak negara Dunia Ketiga yang kemudian
menganut ideologi komunis, seperti Cina, Polandia, Bulgaria, dan Rumania (1974), serta Cheko,
Slovakia, dan Hungaria. Selain itu, mengenai doktrin “socialism in one country”, yang mana
oleh Barat diartikan bahwa US menghendaki satu-satunya negara sosialis yang menguasai dunia
(Mujiyati dkk, 2016: 43).
Untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan negara-negara di dunia, dibentuk macam-macam
organisasi dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Organisasi tersebut dapat bersifat global dan
regional. Organisasi global terdiri dari beberapa negara dan berupa unit fungsi yang memiliki
tujuan bersama. Sementara itu, organisasi regional adalah organisasi yang diikuti oleh beberapa
negara saja. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa organisasi militer yang hanya
diikuti oleh beberapa negara saja, alias organisasi militer regional. Seperti organisasi pada
umumnya, organisasi ini memiliki tujuan yang sama, terutama di bidang militer. Diantara
beberapa organisasi militer regional yang dimaksud, berikut 4 diantaranya yang cukup dikenal.

North Atlantic Treaty Organization (NATO)

Didirikan pada tahun 1949 terutama untuk melawan yang dirasakan ancaman militer dari
Uni Soviet dan sekutunya, anggota NATO setuju dalam Pasal 5 yang sering dikutip bahwa

2
serangan terhadap salah satu dari mereka akan terjadi dianggap sebagai serangan terhadap
mereka semua. Organisasi militer regional yang satu ini memiliki prinsip untuk melindungi
negara anggotanya apabila diserang oleh pihak lain.Anggota NATO berjumlah 29 negara yang
mayoritasnya berasal dari benua Eropa. Lima puluh lima tahun setelah berdirinya, Aliansi
mengundang sebelumnya negara-negara komunis (tetapi bukan Rusia) untuk bergabung dalam
kemitraan untuk perdamaian, dan pada bulan Februari 1994 meluncurkan operasi militer pertama
yang agresif di Bosnia-Herzegovina ketika menembak jatuh pesawat-pesawat tempur Serbia
melanggar "zona larangan terbang" PBB dan juga membom sasaran darat Serbia. NATO
memiliki dua puluh negara yang terkait dengan Kemitraannya Perdamaian (termasuk dua belas
bekas Republik Soviet), dan terlibat dalam Dialog Mediterania dengan tujuh negara lain dari sisi
selatan Mediterania. Dominasi Amerika terhadap institusi selalu menjadi kenyataan - yang
mengarah ke kepergian Prancis dari institusi pada tahun 1966 dan kepergian berikutnya Markas
Besar Sekutu Sekutu Eropa (SHAPE) dari Paris hingga Brussels pada tahun 1967. Adaptasi dan
transformasi institusi adalah hal biasa utas dalam seri ini, dan tidak ada yang lebih jelas dari ini
dengan NATO.

Australia-New Zealand-United States Security Treaty (ANZUS)

ANZUS didirikan pada 1 September 1951 di San Francisco, Amerika Serikat. Sesuai dengan
namanya, anggota ANZUS terdiri dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Tujuan
dari ANZUS adalah menghambat persebaran komunis di kawasan Australia dan Oceania. Tapi,
Selandia Baru kemudian memutuskan untuk keluar dari ANZUS ketika kapal Amerika Serikat
memasuki wilayah Selandia Baru. Untuk mencapai tujuannya, ANZUS menggunakan forward
defense strategy yang mendorong anggotanya untuk terlibat dalam Perang Korea dan Perang
Vietnam. Mereka juga tergabung ke dalam Southeast Asia Treaty Organization (SEATO).

Southeast Asia Treaty Organization (SEATO)

Selaras dengan ANZUS, tujuan utama SEATO adalah untuk menghambat penyebaran paham
komunis di Vietnam ke negara Asia Tenggara lainnya. Walaupun namanya merujuk kepada
negara-negara di Asia Tenggara, hanya terdapat dua anggota yang berasal dari negara Asia
Tenggara, yaitu Filipina dan Thailand. Sisanya justru negara-negara luar Asia Tenggara, seperti
Amerika Serikat, Australia, Perancis, Selandia Baru, dan Inggris. Akar dari SEATO dapat

3
ditemukan di salah satu utama Peristiwa Perang Dingin: kemenangan komunis dalam perang
saudara di Cina, yang mengarah ke pendirian Republik Rakyat Indonesia China (RRC) pada
bulan Oktober 1949. Perjanjian dan organisasi itu diproduksi adalah tanggapan langsung
terhadap Kemenangan militer dimenangkan oleh Vietnam yang komunis dalam perang mereka
untuk mengusir Prancis dari Vietnam. SEATO adalah organisasi yang dibentuk pada tahun 1955
untuk mengimplementasikan Asia Tenggara Perjanjian Pertahanan Kolektif, juga dikenal sebagai
Pakta Manila, ditandatangani di Manila pada September 1954. SEATO adalah aliansi militer
yang dibentuk untuk mempertahankan Asia Tenggara dari agresi dan subversi komunis selama
Perang Dingin. Ini ancaman mengungkapkan fakta utama: di luar berbagi rasa takut akan
komunisme yang dibawa mereka bersama, masing-masing negara anggota bergabung dengan
aliansi karena berbagai alasan,dan mencoba menggunakannya untuk mengejar berbeda dan
terkadang menyimpang kepentingan nasional. SEATO menghadapi tiga ancaman utama selama
masa hidupnya: invasi militer Cina ke wilayah tersebut, militer komunis Vietnam agresi, dan
subversi dalam wilayah, dibantu dan bersekongkol dengan komunis kekuatan di Cina dan
Vietnam.

Central East Treaty Organization (CENTO)

CENTO berdiri tahun 1995 dan diikuti oleh negara-negara Timur Tengah, seperti Irak, Iran,
Pakistan, dan Turki, dengan tambahan Inggris dan Amerika Serikat. Berbeda dengan organisasi-
organisasi lainnya, di CENTO Amerika Serikat hanya berperan sebagai pemberi bantuan militer
dan ekonomi bagi negara-negara anggota.

Organisasi militer regional ini juga bertujuan untuk menghambat penyebaran paham komunis.
Hanya saja, CENTO dianggap tidak membantu Pakistan dalam menyelesaikan konflik dengan
India. Karena itu, Irak dan Pakistan kemudian mengundurkan diri.

4
Terbentuknya, Tujuan, dan Implementaasi Kerja Sama Organisasi-Organisasi Non Militer
di Kawasan Asia Tenggara
Negara-negara di Asia Tenggara pada saat ini terus berusaha untuk menegembangkan diri dalam
menghadapi era globalisasi di dunia dengan cara mengelola sumber daya alam yang berlimpah
menjadi modal yang berharga dalam menghadapi era persaingan bebas. Dalam hal ini ada
beberapa bentuk kerja sama yang dilakukan negara-negara di Asia Tenggara, salah satunya
dengan melakukan kerja sama regional non militer. Supaya tercapai tentu perlu diadakan kerja
sama yang efektif antar negara-negara Asia Tenggara agar dapat menghadapi persaingan dunia.
Negara-negara di Asia Tenggara umumnya merupakan negara berkembang dan memiliki
sumber daya alam yang berlimpah, terutama Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati
dan non hayati yang sangat berlimpah. Diperjelas juga bahwa liberalisme institusional dapat
mencapai perdamian dan kesejahteraan apabila negaranegara memusatkan sumber-sumbernya
atau sebagian kedaulatannya agar komunitas terintegrasi dapat terbentuk, sehingga pertumbuhan
ekonomi dapat ditingkatkan dan permasalahan-permasalahan regional bersama dapat
diselesaikan (Lamy, 2001: 89; dalam Dugis, 2016: 74).

Dalam hal ini beberapa kerja sama regional no militer yang ada di Asia Tenggara, yaitu:

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)


Tujuan
Organisasi pertama regional pertama di Asia Tenggara adalah Pakta Pertahanan Asia Tenggara
(Southeast Asia Treaty Organization/SEATO) yang didirikan pada 8 September tahun 1954 di
Manila, Filipina. Namun jauh sebelum ASEAN terbentuk, Negara-negara di kawasan Asia
Tenggara telah membentuk kerjasama regional lain. Namun organisasi ini hanya di ikuti oleh
Thailand dan Filipina sebagai Negara yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Pembentukan
perhimpunan Negara-negara kawasan Asia Tenggara ini dengan tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, mengembangkan kebudayaan, dan menjaga stabilitas dan perdamaian di
kawasan Asia Tenggara. Negara-negara anggota ASEAN adalah Negara-negara pendiri yaitu: (1)
Indonesia, (2) Thailand, (3) Malaysia, (4) Singapura, dan (5) Filipina dan Negara-negara yang
kemudian bergabung yaitu (6) Brunei Darussalam, (7) Vietnam, (8) Laos, (9) Myanmar, dan (10)
Kamboja. ASEAN adalah bentuk kerjasama regional Negara-negara di kawasan Asia Negara.
Implementasi

5
Piagam ASEAN, yang akan mengikat secara hukum pada akhir akhir ini, berupaya membangun
mekanisme kerja sama dan koordinasi yang lebih efektif di antara negara-negara Asia Tenggara
untuk mengatasi tekanan globalisasi dan pembangunan tetangga non-ASEAN yang lebih besar.
Carnegie Beijing mensponsori dan menjadi tuan rumah sebuah debat kebijakan dengan Institute
of Asia-Pacific Studies, Chinese Academy of Social Sciences (CASS) dan Pusat Studi
Keamanan Daerah (CRSS) untuk menangani tantangan internal dan eksternal saat ini yang
dihadapi oleh negara-negara ASEAN dan Implikasi Piagam untuk meringankan beberapa
masalah ini dan memperbaiki hubungan regional seperti negara-negara pendiri ASEAN.

Tantangan Internal
Para peserta forum meragukan bahwa perselisihan ini akan ditangani secara komprehensif
mengingat keengganan historis negara-negara ASEAN untuk mendiskusikan hal-hal yang
mereka gambarkan sebagai “urusan dalam negeri.” Pendekatan konsensus ASEAN terhadap
pengambilan keputusan, dimana sebuah negara dapat mencegah jalannya sebuah proposal jika
Tidak setuju dengan hal itu, sangat tidak efisien saat mencoba mereformasi organisasi. Dalam
beberapa tahun terakhir, kepentingan Amerika, Jepang, Cina, dan Australia dalam urusan Asia
Tenggara juga meningkat, membuat mereka khawatir bahwa mereka mungkin terpinggirkan.
Maraknya negara-negara tetangga besar ditambah dengan meningkatnya investasi di bidang
militer dan ekonomi mereka telah membuat negara-negara ASEAN sangat gugup. Sementara
banyak peserta menggambarkan ASEAN sebagai pemain global pasif – yang seringkali
merupakan pengamat dan bukan aktor dalam interaksinya dengan dunia – mereka juga mengakui
bahwa kemampuan keterlibatannya terbatas. Forum dan KTT yang diawali ASEAN adalah
mekanisme yang tidak efektif untuk pengambilan keputusan karena biasanya tidak mencakup
kekuatan global seperti kerjasama ASEAN.

Tantangan Eksternal

Yang lainnya mendesak negara-negara ASEAN sudah terlibat dalam perbankan internasional
dan investasi asing untuk memperkuat kemampuan finansial mereka agar tidak mencapai nasib
yang sama seperti negara-negara Asia Timur yang terlibat dalam krisis keuangan Asia akhir
1990an.

6
Piagam ASEAN
Jika menemukan negara anggota yang tidak menerapkan proposal atau keputusan ASEAN, atau
menemukan pelanggaran serius terhadap piagam atau prinsip dasar ASEAN, KTT diberdayakan
untuk mengeluarkan resolusi mengenai masalah ini. Yang mendasari langkah menuju persatuan
dan integrasi adalah moto barunya: “satu visi, satu identitas, satu komunitas.” Piagam ini
meningkatkan sistem pengambilan keputusan dan penegakan ASEAN. Badan pembuat
keputusan dan pelaksana saat ini dibagi menjadi tiga kelompok yang didefinisikan: KTT
ASEAN, Dewan Koordinasi ASEAN, dan Dewan Komunitas ASEAN.
Implikasi Politik Daerah
Forum ini memperkirakan bahwa integrasi ASEAN akan memperkuatnya sebagai pemain
regional dan mungkin mengimbangi dominasi kekuatan yang lebih besar di wilayah tersebut.
Integrasi niscaya akan mempengaruhi usaha koperasi regional di Asia-Pasifik; ASEAN dapat
menjadi model kemitraan East Asia lainnya. Banyak peserta melihat integrasi sebagai sarana
untuk meningkatkan stabilitas internal negara-negara anggota, sehingga memberikan landasan
bagi kemitraan regional di masa depan. Yang lain mengangkat kemungkinan bahwa identitas
ASEAN yang lebih kuat dapat melemahkan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam usaha
koperasi yang dipimpin oleh Asia Timur.
Peranan Asean Dalam Hubungan Internasional
Apa sajakah manfaat ini? Inilah 5 cara kerja sama ASEAN dan peranan asean dalam hubungan
internasional yang bisa menguntungkan Anda secara langsung. Sepuluh negara Asia Tenggara
seperti : Filipina, Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Myanmar, Kamboja, Laos, Thailand
dan Vietnam yang ingin memperbaiki kehidupan warganya. ASEAN yang sukses dan lebih
bersatu memiliki dampak nyata terhadap kita dan kehidupan kita. Integrasi ASEAN membuatnya
lebih cepat mencapai tujuan ini dengan bekerja sama, bukan secara individu.
1. Turunkan biaya hidup
Komunitas Ekonomi ASEAN bertujuan untuk meminimalkan atau meniadakan pajak
yang terjadi antar negara, yang akan memungkinkan harga barang turun. Jika kita
membuka perbatasan kita untuk berdagang, ini adalah kemungkinan bagi kita untuk
menurunkan sebagian dari biaya yang kita hadapi, dan dengan cara apa yang kita lakukan
di sini adalah meningkatkan daya beli masyarakat. Aliran barang dan jasa gratis ini

7
berarti gaji Anda akan membuat Anda jauh lebih jauh karena produk menjadi lebih
murah. Anda akan mampu membeli lebih banyak makanan atau barang.
2. Pekerjaan dan kualitas hidup yang lebih baik
Kita bisa membawa produk yang bahkan tidak tumbuh di negara ini, yang sekali lagi
akan meningkatkan taraf hidup seperti tujuan ASEAN. Bagi warga negara, ini berarti
akses yang lebih mudah ke perjalanan atau perawatan medis, yang akan meningkatkan
taraf hidup. ASEAN juga akan memungkinkan Anda untuk mengakses produk atau
makanan atau barang yang sebelumnya tidak tersedia di negara ini. Ini berarti
meningkatkan kesempatan kerja bagi warga ASEAN juga, dan kualitas kehidupan yang
lebih baik.
3. Bekerja dan belajar di luar negeri
Tujuan lain ASEAN adalah untuk memfasilitasi arus bebas tenaga kerja terampil, yang
memungkinkan warga negara dari negara-negara ASEAN untuk bekerja di luar negeri.
Ini bertujuan untuk memfasilitasi visa dan kunjungan kerja bagi profesional dan tenaga
kerja terampil, yang selain meningkatkan produktivitas, akan menguntungkan individu
dengan peluang kerja baru. Sedangkan untuk OFW saat ini, kebijakan ini juga akan
menjamin lebih banyak perlindungan bagi warga Filipina yang sudah bekerja di luar
negeri.
4. Perjalanan yang lebih mudah
Ingatlah kebijakan ASEAN untuk mempermudah penyedia layanan lintas batas?
Beberapa prioritasnya adalah meningkatkan perjalanan udara dan pariwisata, yang berarti
akan terus menjadi lebih murah dan memudahkan warga di wilayah tersebut untuk
terbang tidak hanya ke negara tetangga, tapi juga negara-negara lain seperti peran
indonesia dalam organisasi ASEAN dan PBB
5. Filipina yang lebih baik
Akhirnya, dengan arus barang, layanan, investasi, modal dan tenaga kerja yang bebas, ini
hanya bisa berarti daerah yang lebih baik dan Filipina yang lebih baik. Setiap langkah
yang diambil dengan ASEAN adalah langkah lain yang diambil mendekati ekonomi yang
lebih baik dan stabil. Filipina, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, akan dapat
mencapai tujuan mereka lebih cepat, dan menikmati lebih banyak kesuksesan, melalui
kerja sama.

8
Association of Southeast Asia (ASA)
Proses Terbentuk
Setelah gagalnya upaya terakhir integrasi kawasan dengan membentuk Perhimpunan Asia
Tenggara (Association of Southeast Asia, ASA) yang beranggotakan Malaysia, Filipina, dan
Thailand, disadari bahwa upaya lebih serius perlu dilakukan untuk mewujudkan integrasi
kawasan ini. Selain ancaman masuknya Komunisme ke kawasan Asia Tenggara, terdapat
pandangan bahwa Indonesia- kekuatan terbesar di kawasan dan terbilang agresif pada masanya
(misalnya Konfrontasi dengan Malaysia)- menjadi terlalu agresif sehingga harus dibendung,
dengan cara menjadikan Indonesia semacam ‘hegemon murah hati’ (benevolent hegemon) di
kawasan Asia Tenggara. Kenyataannya, hampir dua puluh tahun sebelum ASEAN didirikan di
kota Bangkok, sebetulnya beberapa negara Asia Tenggara sudah berupaya melakukan integrasi
di kawasan ini, meskipun dengan hasil yang tidak begitu menggembirakan. Dengan tujuan untuk
membendung masuknya Komunisme di kawasan Asia Tenggara, SEATO justru gagal mencapai
tujuannya, dan kemudian dibubarkan pada tahun 1977. Upaya lainnya adalah Pakta Pertahanan
Asia Tenggara (Southeast Asia Treaty Organization, SEATO), yang merupakan percobaan lebih
signifikan dan lebih besar dibandingkan dengan Maphilndo. Langkah yang lebih serius untuk
melakukan integrasi kawasan Asia Tenggara datang di pertengahan dekade 1960an.
Tujuan
Namun ASA tidak dapat bertahan lama dikarenakan lemahnya struktur kelembagaan yang
diakibatkan karena terjadinya konflik antara Filipina-Malaysia, dan konfrontasi Indonesia-
Malaysia pada tahun 1963 (Edy Burmansyah, 2014:29). Pada 30 Juli 1961 berdiri Association of
Southeast Asia (ASA) organisasi Negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang bertujuan untuk
meningkatkan kerjasama social ekonomi dan kebudayaan.
Asean Free Trade Area (AFTA)
Proses Terbentuk
Perlunya membentuk AFTA berdasarkan pada upaya untuk mencapai tujuan berupa
meningkatkan daya saing ekonomi di kawasan regional ASEAN dan juga menarik investasi
asing ke ASEAN, juga membuat ASEAN menjadi pusat produksi pasar dunia, dengan tujuan
strategis untuk meningkatkan keunggulan komparatif negara ASEAN sebagai satu kawasan atau
unit produksi tunggal dan juga sebagai pasar tunggal.

9
Tujuan
Dengan AFTA diharapkan negara anggota lebih meningkatkan penghasilan ekspor masing-
masing anggota; mengingkatkan investasi dalam kegiatan produksi dan jasa antaranggota. Selain
itu, negara anggota AFTA diharapkan dapat meningkatkan investasi dari negara bukan anggota.
Apa tujuan pembentukan AFTA? Tujuan AFTA adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan perdagangan dan spesialisasi di lingkungan ASEAN.


2. Meningkatkan investasi dalam kegiatan produksi dan jasa antar anggota ASEAN.
3. Meningkatkan investasi dari luar negara anggota ASEAN.
4. Meningkatkan jumlah ekspor negara-negara anggota ASEAN.

Implementasi
Pada pertemuan para menteri ekonomi ASEAN yang ke-26 di Chiang Mai, Thailand, bulan
September 1994 telah disepakati tiga hal yang mendasar, yakni sebagai berikut.
1. Seluruh negara anggota ASEAN sepakat bahwa perdagangan bebas (AFTA) dipercepat
pelaksanaannya dari semula tahun 2010 menjadi tahun 2003.
2. Jumlah produk yang masuk dalam daftar AFTA (Inclusion List, IL) ditambah dan semua
produk yang masuk Temporary Exclusion List (TEL) secara bertahap akan masuk dalam
IL. Dengan demikian, semua produk TEL diharapkan masuk IL pada 1 Januari 2000.
3. Memasukkan semua produk pertanian yang belum diproses ke dalam skema CEPT
(Common Effective Preferential Tariff) yang dibagi dalam 3 kelompok: a). Immediate
Inclusion List (daftar produk) yang segera masuk dalam Inclusion List mulai berlaku 1
Januari 1996 sehingga tarifnya 0-5% pada tahun 3003. b). Temporary Exclusion List
akan masuk dalam Inclusion List pada tahun 2003. c). Produk-produk sensitif (Sensitive
List) yang mendapat perlakuan khusus di luar skema CEPT.

Pengaruh Kerjasama Ragional Terhadap Negara-Negara Kawasan Asia Tenggara

ASEAN sebenarnya dibentuk dengan memiliki kepentingan yang sama yaitu melindungi
pasar ASEAN dari persaingan yang mematikan terutama antara negara-negara ASEAN
sendiri dan mengarahkan potensi ekonomi dan sumberdaya masing-masing negara anggota
untuk saling menyejahterakan. ASEAN semestinya menjadi sarana bagi melindungi
kepentingan ekonomi negara-negara anggotanya, mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan

10
yang tinggi, mendorong percepatan kemajuan industri dan perdagangan sehingga kawasan ini
mampu menghasilkan barang-barang kebutuhan utama bagi negara-negara anggotanya.
Sebenarnya bagi ASEAN tidak menjadi tujuan utama untuk menggantikan hubungan dagang
ekstra ASEAN dengan intra ASEAN, yang paling mendasar adalah ASEAN menjadi
kawasan perdagangan yang intensif bagi para anggotanya dan secara logika mestinya
perdagangan intra ASEAN lebih tinggi dibanding perdagangan ekstra ASEAN. Namun
upaya untuk memaksimumkan kesejahteraan negara-negara anggota belum dapat terwujud
karena memang tidak mudah bagi ASEAN untuk keluar dari kesulitan yang melekat pada
kawasan ini. Kedua, pasar ASEAN belum menjadi kawasan pertukaran produk-produk utama
negara-negara anggota sehingga membuka peluang lebih besar bagi perdagangan dengan
negara-negara dari luar kawasan ASEAN.Proteksionisme ini sebenarnya memiliki tujuan
wajar yaitu melindungi kepentingan ekonomi negara-negara sekawasan dengan cara
mengintegrasikan sistem pasar dan dapat dilanjutkan dengan pengintegrasian sistem
ekonomi, keuangan, dan politik melalui peraturan-peraturan yang dapat diterima umum baik
oleh negra-negara sekawasan maupun oleh negara-negara diluar kawasan. Sementara pada
kenyataannya tidak semua negara di dunia, terutama negara-negara berkembang seperti
sebagian besar negara-negara anggota ASEAN mampu memenuhi syarat yang ditetapkan Uni
Eropa. Pertama, negara-negara anggota ASEAN umumnya masih tergolong negara-negara
berkembang yang secara ekonomi masih besar ketergantungannya dengan investasi negara-
negara industri. Regionalisme Uni Eropa dengan segala mekanisme dan peraturannya telah
mampu melindungi pasar kawasan tersebut dari serbuan produk negara-negara berkembang
yang terkenal murah dengan mutu yang secara bertahap terus ditingkatkan sesuai tuntutan
pasar. Investasi dan hubungan perdagangan antara negara-negara di kawasan ASEAN dengan
negara-negara industri maju telah berlangsung lama sehingga memang tidak mudah
tergantikan. ASEAN yang pada waktu itu masih beranggotakan lima negara Asia Tenggara
menginisiasi adanya kerjasama lingkungan di antara anggota anggotanya melalui
pembentukan ASEAN Subregional Environmental Program (ASEP) pada tahun 1977.

11
12

Anda mungkin juga menyukai