Anda di halaman 1dari 2

GAGAL GINJAL

Fungsi utama ginjal adalah sebagai organ ekskresi dan non eksresi. Fungsi eksresi ginjal
meliputi pengaturan pH, konsentrasi ion mineral, komposisi cairan darah, eksresi produk akhir
nitrogen dari metabolisme protein dan sebagai jalur eksretori untuk sebagian besar obat. Fungsi non
eksresi adalah pengaturan tekanan darah, produksi eritrosit, dan konversi vitamin D menjadi bentuk
aktif. Gagal ginjal terjadi bila ginjal tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Ada dua tipe gagal ginjal, yaitu gagal ginjal akut (GGA) dan gagal ginjal kronis (GGK). Gagal
ginjal akut terjadi sangat cepat dan langsung kehilangan fungsinya, biasanya disebabkan oleh
keracunan. GGA dapat bersifat reversibel, akan kembali normal jika ditangani dengan baik, tetapi
juga mungkin melanjut menjadi GGK apabila terlambat ditangani. Gejala klinis gagal ginjal akut:
sedikit minum, jarang buang air kecil, lemah, muntah, kadang diare.
Gagal ginjal kronis sering terjadi pada hewan tua karena mengalami penurunan fungsi organ.
GGK terjadi karena kerusakan sel 60-75% dari sel nefron yang menyebabkan fungsi ginjal menurun.
Gejala klinis gagal ginjal kronis: polidipsi, poliuria, anoreksia, muntah, penurunan berat badan,
lemah, susah berjalan, nafas jelek, ulcer mulut (seperti sariawan), anemia (erythropoietin tidak
berfungsi dengan baik), gagal ginjal akut yang melanjut, pielonefritis, glomerulonefritis, nefrolitiasis
dan uterolitiasis. Faktor predisposisi penyakit ginjal kronis pada anjing dan kucing meliputi umur, ras,
diet dan penyakit periodontal.
Penyebab terjadinya gagal ginjal:
- Keracunan
- Obat-obatan (jangka panjang)
- Tumor ginjal
- Batu ginjal
- Dehidrasi
- Agen infeksius
- Geriatric disease (penyakit tua, penurunan fungsi organ)
Gejala klinis:
- lesu
- lamban
- hilang nafsu makan
- berat badan turun
- rambut kusam
- lidah kecoklatan
- luka pada gusi dan lidah
- nafas bau tidak sedap seperti bau amonia
- muntah
- anemia
- terkadang diserta perdarahan lambung
- apabila parah dapat melanjut koma dan kematian
Diagnosis melalui gejala klinis yang nampak, pemeriksaan laboratorium (QBC dan kimia darah
untuk cek BUN dan kreatinin jika meningkat), pemeriksaan sinar X, dan USG.
Pengobatan dan penanganan ditujukan pada pencegahan atau memperlambat kerusakan
ginjal tersebut.
- Terapi cairan. Cairan pengganti dapat diberikan secara oral, intravena, atau subcutan. Cairan
pengganti awal lebih diutamakan menggunakan larutan elektrolit seimbang seperti lactate
ringer’s solution 75-100ml/ekor kucing setiap hari atau setiap 2-3 hari tergantung kondisi.
Pemberian cairan pemeliharaan menggunakan cairan rendah Na.
- Hewan penderita gagal ginjal kronis yang mengalami asidosis metabolik dapat diberi natrium
bikarbonat oral dengan dosis 8-12mg/kgBB 2-3kali sehari (untuk memelihara keseimbangan asam
basa).
- Kontrol hiperfosfatemia. Saat GFR menurun sampai tinggal 20% dari normal maka akan timbul
hiperfosfatemia dan selanjutnya akan merangsang peningkatan sekresi hormon paratiroid.
Pengobatan untuk kontrol hiperfosfatemia biasanya menggunakan intestinal phoshate binding
agent seperti kalsium karbonat, kalium asetat, alumunium hidroksi, sukrosa alumunium hidroksi
(sucralfate), lanthanum karbonat sevelamer HCl dan epakitin.
- Recombinant human erythropoietin (rhePO) pada kucing dapat mengobati anemia non
regeneratif. Dosis 500 U SC per hari selama 7 hari, kemudian dilanjutkan 3 kali semnggu selama
beberapa bulan.
- Angiotensin I-converting enzyme inhibitor (ACEi) dan calcium channel blocker (CCB) untuk
anjing dan kucing hipertensi. ACEi meliputi benazepril (benazepril hidroklorida pada kucing per
oral dengan dosis harian 2,5 atau 5mg selama 2-3 minggu), enalapril, temocapril. CCB meliputi
amlodipine (0,1-0,2mg/kg).
- Penambahan kandungan Kalium; kalium glukonat dan kalium sitrat per oral (50-75mg/kg PO tiap
12jam) serta kalium klorida parenteral, digunakan untuk koreksi hipokalemia.
- GGK/kerusakan permanen dapat dilakukan hemodialisis atau cangkok ginjal.
Manajemen diet. Pakan komersial GGK umumnya dengan palatabilitas rendah karena
kandungan P dan Na rendah tetapi tinggi serat terlarut, kapasitas asam basa, vitamin B kompleks,
antioksidan dan asam lemak omega-3. Kandungan protein rendah untuk menurunkan kadar BUN.

Referensi:
Anonim. 2011. Gagal Ginjal pada Anjing. https://anjingkita.com/artikel/16846/gagal-ginjal-pada-
anjing.
Yanuartono, Nurrozi, A., Indarjulianto, S. 2017. Penyakit Ginjal Kronis pada Anjing dan Kucing:
Manajemen Terapi dan Diet. JSV 35 (1) Juni 2017.

Anda mungkin juga menyukai