Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MAKASSAR

PROGRAM KERJA PENINGKATAN MUTU DAN


KESELAMATAN PASIEN UNIT PERAWATAN ANAK

EDISI TAHUN 2019

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MAKASSAR

Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 14  0411-513127 – 510016 Fax. 0411 –


587256 Makassar. Situs Web http://www.rsudkotanakassar.or.id
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN……..................................................................................1
II. LATAR BELAKANG ...................................................................................2
III. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS .......................................................3
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN………. ............................4
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ........................................................5
VI. SASARAN ..................................................................................................6
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN ......................................................7
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN.......................................................................8
IX. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI
KEGIATAN..................................................................................................9
X. PENUTUP……………………………………………………………………..10
BAB I. PENDAHULUAN

Mutu (kualitas) pelayanan kesehatan menurut Wijono (1999) adalah derajat


dipenuhinya standar profesi atau standar operasional prosedur (SOP) dalam
pelayanan pasien dan terwujudnya hasil-hasil outcome seperti yang diharapkan
oleh profesi maupun pasien yang meliputi pelayanan, diagnosa terapi, prosedur
atau tindakan penyelesaian masalah klinis. Sedangkan menurut Giebing (1994),
kualitas pelayanan kesehatan adalah tercapainya kriteria keberhasilan
pelayanan yang telah ditentukan.

Peningkatan mutu dan Keselamatan Pasien adalah upaya untuk


meningkatkan mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi
risiko terhadap pasien dan staf baik dalam proses klinis maupun lingkungan
fisik, demi tercapai keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang
berkualitas. Selain pelayanan kesehatan yang berkualitas juga dituntut
pelayanan yang menjunjung / berorientasi pada keselamatan pasien. Cross &
Bluedalam Giebing 1994 mengemukakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan
berhubungan dengan lima karakteristik proses pelayanan kesehatan yaitu
a. Dapat dicapai;
b. Diterima masyarakat;
c. Komprehensif;
d. Berkesinambungan dan
e. Terdokumentasi.
Akreditasi RS merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
yang dilakukan dengan membangun sistem dan budaya mutu. Melalui akreditasi
RS diharapkan ada perbaikan sistem di RS yang meliputi input,process dan
product output (meliputi outputdan outcome), sehingga tercapai pelayanan yang
berkualitas meliputi safety, satisfaction, selfcare, anxiety, comfort dan
knowledge.
1
BAB II. LATAR BELAKANG

Upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit menjadi


gerakan universal bahkan di beberapa Negara maju paradigma “Quality” sudah
bergeser menjadi “ Quality Safety” yang berarti bukan hanya mutu pelayanan yang
harus ditingkatkan secara konsisten dan terus menerus, tetapi juga keselamatan
pasien rumah sakit telah menjadi paradigma yang tidak kalah pentingnya, disamping
paradigma keselamatan pekerja dan petugas kesehatan, keselamatan bangunan
dan peralatan rumah sakit, keselamatan lingkungan dan juga keselamatan bisnis.
Seluruh kegiatan pelayanan rumah sakit berorientasi kepada “Kepuasan
Pasien” yaitu suatu nilai subyektif terhadap pelayanan yang diberikan, oleh
pelanggan untuk rumah sakit. Sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan serta perkembangan teknologi informais yang sangat
cepat maka batasan “kepuasan pasien” terhadap mutu pelayanan kesehatan juga
selalu berubah dan berkembang dengan cepat. Mutu pelayanan rumah sakit yang
prima merupakan keharusan dan menjadi sasaran pelayanan rumah sakit untuk
dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.
Kegiatan peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit harus dilaksanakan
secara menyeluruh terhadap berbagai pelayanan yang ada di rumah sakit, untuk itu
perlu adanya suatu program kerja mutu yang dilaksanakan unit perawatan anak
sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan. Program yang dilaksanakan harus
secara terus menerus sebagai acuan atau indikator perkembangan pelayanan mutu
yang ada di Unit perawatan anak
2
BAB III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di unit rawat inap anak.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan mutu pelayanan klinis
2) Meningkatkan mutu manajemen
3) Meningkatkan pemenuhan sasaran keselamatan pasien
4) Tercapainya monitoring/evaluasi pelayanan/asuhan kesehatan pasien
5) Tercapainya profesionalisme petugas kesehatan dalam melakukan
tindakan berdasarkan SPO
6) Tercapainya kinerja yang tinggi dari staf unit rawat inap anak.
3
BAB IV. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN
A. Mengukur kepatuhan jam visite Dokter
Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter
spesialis setiap hari kerja sesuai dengan ketentuan waktu berkunjung
kepada setiap pasien yang menjadi tanggung jawabnya, yang dilakukan
setiap hari kerja yaitu Pk. 08.00 s.d. Pk. 14.00 wita. Dengan tujuan
Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu
memberikan pelayanan medis kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
B. Standar Pelayanan Minimal dengan indicator :
 Pemberi pelayanan rawat inap
 DPJP pasien rawat inap
 Ketersediaan Pelayanan rawat inap
 Jam visite dokter spesialis
 Angka Kejadian infeksi nosokomial
 Angka Kejadian pasien jatuh yang menyebabkan
kecatatan/kematian
 Angka Kejadian pasien pulang paksa
 Angka Kematian pasien ≤ 24 jam dang angka kematian ≥ 48 jam di
ruang perawatan anak
 Jumlah hari rawat inap di ruang perawatan anak

C. Insiden keselamatan pasien

Pelaporan insiden yang terjadi di ruang perawatan anak beserta


investigasi sederhana yang dilakukan di ruangan. Seperti KPC(Kejadian
potensial cedera), KNC (Kejadian Nyaris cedera), KTC( Kejadian tidak
cedera), KTD(Kejadian tidak diharapakan), Sentinel

D. Manjemen Risiko

Manajemen risiko adalah Budaya, proses dan struktur yang diarahkan


untuk mewujudkan peluang peluang sambil mengelola efek yang tidak
diharapkan. Kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko dengan cara :
 Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal,
dan mendeskripsikan risiko,
 Analisa risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko
dan menentukan peringkat risiko,
 Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah
risiko dan/atau besarnya dapat diterima atau ditoleransi,
 Penanganan risiko adalah proses untuk memodifikasi risiko
 Pengawasan dan tinjauan
4
BAB V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Dalam pelaksanaan PMKP di unit kerja dengan menggunaan metode siklus


PDC/SA

Plan : Membuat rencana program dan rencana kerja serta form


pengumpulan data/sensus harian,
Do : Melaksanakan pengumpulan data dan palaksanaan program
PMKP unit kerja
Check : Melakukan analisa data dan validasi data atas data yang
dikumpulkan
Action : Melakukan tindak lanjut atas hasil yang didapatkan

Pelaksanaan kegiatan melalui pertemuan rutin tiap bulan, audit kepatuhan


pelaksanaan indikator dan evaluasi dari penanggung jawab ruangan.
5
BAB VI. SASARAN PROGRAM

Sasaran program dilakukan :


a. Minimal Indikator mutu Unit
b. Standar Pelayanan Minimal
c. Indikator sasaran keselamatan pasien
d. Manajemen risiko
6
BAB VII. SKEDUL/JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM PMKP UNIT KERJA

BULAN
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
0 1
1 Mengukur kepatuhan jam visite dokter X X X X X X X X X X

2 Mengisi SPM X X X X X X X X X

3 Membuat pelaporan insisden X X

4 Manajemen risiko X X
7
BAB VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

Dalam evaluasi pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bekala, setiap bulan.
Datadikumpulkan melalui sensus harian oleh masing-masing penanggung jawab
pengumpul data di ruangan kemudian disetorkan ke kepala unit rawat inap anak
dan dilakukan analisa dan Rencanan Tindak lanjut yang selanjutnya dilaporkan
ke Kepala Rumah Sakit melalui TMKPRS.
Monev dilakukan berkala :
a. Harian oleh ruangan
b. Bulanan (laporan Ka ruangan dan Ka Instalasi)
Sarana yang dipakai dalam monev adalah:
a. Laporan langsung ke pengendali mutu dan instalasi secara teratur maupun
insidentil)
b. Rapat bulanan Mutu dan Staf

8
BAB. IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

a. Dilakukan melalui sensus harian indikator mutu dan pelaporan setiap bulan
dari penangung jawab ruangan kepada Instalasi untuk di analisa dan
pembuatan rencana tindak lanjut oleh tim mutu Intalasi rawat inap dan
dilanjutkan kepada rumah sakit melalui Instalasi Rawat Inap.
b. Pengisian SPM dilakukan setiap bulannya dan disimpulkan oleh bidang
keperawatan
c. Pencatatan pelaporan Insiden Keselamatan Pasien unit kerja dan apabila
ditemukan insiden keselamatan pasien dilakukan pelaporan dan pembuatan
kronologis untuk dilaporkan ke Instalasi rawat inap dan dilanjutkan ke instalasi
rawat inap.
d. Evaluasi kegiatan dilakukan oleh Ka Instalasi untuk selanjutnya dilakukan
pembuatan Rencana Tindak Lanjut.

. 9
X. PENUTUP

Demikian program kerja peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Instal


rawat inap sebagai pedoman dalam pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan di
lingkup Instalasi rawat inap anak.

Makassar, Januari 2019


Kepala Unit Rawat Inap Anak

( Wahyuniar, S. Kep. Ns )

10

Anda mungkin juga menyukai