Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN SIHARKA ATAU LHKASN

Setelah mengetahui mengenai kebijakan pelaporan LHKASN, para ASN juga perlu
mengetahui cara mengisi Si Harka. Yuk, kita simak cara mengisi Si Harka berikut ini!

1. ASN yang ingin login dapat mengakses situs web https://siharka.menpan.go.id


Setelah itu, ASN dapat mengisi NIP, password lalu klik login. NIP dan password itu
diberikan oleh pihak inspektorat instansi.

2. Bagi ASN yang pertama kali login diharapkan melengkapi data profil dan


ubah password yang telah diberikan oleh inspektorat instansi. Setelah itu, ASN
bisa memencet tulisan Klik di Sini pada gambar yang muncul (pop up).
3. Setelah itu akan muncul kotak untuk mengubah profil. Kolom nama lengkap
akan terisi otomatis sesuai dengan login. Setelah itu, ASN bisa mengisi gelar
depan, gelar belakang, surel, unit kerja, jabatan, alamat tempat tinggal pada
saat ini, nomor telepon, password baru, konfirmasi password baru
lalu klik Submit untuk menyimpan. Setelah itu muncul tampilan data profil. 
4. Langkah selanjutnya adalah masuk menu Pelaporan Baru untuk membuat
laporan baru,
dengan cara klik tombol menu Pelaporan Baru. Setelah itu akan muncul enam
tampilan yang berisi data pribadi, harta kekayaan, penghasilan, data keluarga,
pengeluaran dan selesai.

1. Dalam data pribadi, ASN bisa mengisi nama lengkap, nomor KTP, jenis
kelamin, tempat tanggal lahir, agama, status perkawinan, NIP, pangkat atau
golongan (beserta tanggal dimulainya), eselon, jabatan, unit kerja, alamat,
nomor telepon, NPWP. Setelah semua diisi kemudian klik tombol simpan untuk
menyimpan.
2. Setelah data pribadi, menu lain yang harus diisi adalah harta kekayaan. Harta
kekayaan itu berisi tentang harta yang dimiliki oleh pegawai, dari harta tidak
bergerak, harta bergerak, surat berharga, uang tunai, deposito, tabungan,
piutang dan hutang. Dalam menu Harta Kekayaan ini ada beberapa sub menu
yang perlu diisi yaitu:

 Harta tidak bergerak.


Harta tidak bergerak antara lain berupa tanah dan bangunan yang didukung dengan
bukti kepemilikan. Nilai harta tidak bergerak ditetapkan berdasarkan Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP).

Misalnya, ASN mengisi laporan tentang tanah dan bangunan. ASN akan mengisi
kolom tentang luas tanah dan luas bangunan, atas nama, alamat, tahun perolehan,
harga perolehan, total NJOP saat pelaporan 

 Harta bergerak.
ASN akan mengisi data harga bergerak seperti mengenai alat transportasi,
peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan, logam,
batu mulia, barang-barang seni dan sebagainya. Untuk semua pilihan itu, ASN bisa
klik input baru.

 Surat berharga.
ASN juga bisa mengisi data surat berharga seperti saham, reksadana, dan
sebagainya. 

 Tabungan.
ASN juga bisa mengisi data uang tunai, deposito, dan tabungan.

 Piutang.
ASN juga bisa mengisi data mengenai harta piutang barang atau uang yang diterima
di masa yang akan datang berdasarkan kesepakatan.

 Utang.
ASN juga bisa mengisi data mengenai utang barang atau uang yang harus dibayar di
masa yang akan datang berdasarkan kesepakatan.

 Penghasilan.
Setelah data pribadi dan harta kekayaan, ASN juga perlu mengisi data tentang
penghasilan. Penghasilan ini terdiri dari sejumlah sub menu yang perlu diisi seperti:

 Penghasilan dari jabatan.


Penghasilan ini adalah penghasilan yang diperoleh dari gaji dan tunjangan selama
setahun. Data yang perlu dimaksukkan adalah gaji pokok, tunjangan jabatan,
tunjangan lain-lain, potongan-potongan (contoh potongan pinjaman di bank, koperasi
dll) dan penghasilan bersih.

 Penghasilan dari profesi/keahlian.


Penghasilan ini adalah penghasilan yang diperoleh dari jabatan seperti honor
narasumber, honor lain-lain selama setahun. ASN bisa mengisi data berupa jenis
penghasilan (misal, narasumber), lembaga, total penghasilan bersih.

 Penghasilan dari usaha lainnya.


Contoh penghasilan jenis ini antara lain yang berasal dari kegiatan di luar jabatan
seperti pendapatan sewa selama setahun. Apabila tidak ada, ASN bisa melewati
menu ini. 

 Penghasilan dari hibah/lainnya.


Contoh penghasilan hibah ini antara lain warisan, pemberian dan sebagainya. ASN
bisa mengisi data jenis penghasilan (misalnya, warisan tanah), alamat pemberi hibah
dan total penghasilan bersih.

 Penghasilan dari suami/istri yang bekerja.


Sesuai namanya, contoh penghasilan jenis ini antara lain penghasilan yang diperoleh
dari istri atau suami yang bekerja.

Mengisi Data Keluarga


Selain tentang data diri sendiri, ASN juga perlu mengisi data keluarga pegawai. Dalam
menu Harta Kekayaan ada beberapa sub menu yang perlu diisi seperti:

 Data suami/istri.
Selain identitas dasar seperti nama dan tempat tanggal lahir, ASN perlu mengisi data
mengenai pekerjaan dan penghasilan pasangan serta alamat.

 Data anak.
Selain identitas dasar seperti nama dan tempat tanggal lahir, ASN perlu mengisi data
mengenai pekerjaan dan alamat rumah anak.
Mengisi Data Pengeluaran
Terakhir, ASN perlu mengisi data mengenai pengeluaran berisi tentang pengeluaran
rutin dan pengeluaran lainnya. Pengeluaran rutin meliputi perkiraan pengeluaran
rumah tangga dan rutin lainnya seperti, biaya listrik, air, transportasi, dan biaya hidup
lainnya.

Pengeluaran lainnya diisi dengan perkiraan pengeluaran selain pengeluaran rutin

seperti, rekreasi, asuransi dan biaya pengobatan.

Bagi ASN yang mengisi data itu jangan lupa untuk klik Simpan setelah selesai
mengisi data. Apabila data sudah selesai terisi semua maka akan muncul
informasi dengan tulisan Success yang berarti data sudah tersimpan.

Data yang telah tersimpan itu bisa dilihat lagi secara detail dengan mengklik
tombol Detail, bisa juga dicetak dengan klik tombol Cetak, diubah
dengan klik tombol Edit dan dikirim ke inspektorat dengan klik tombol Kirim ke
Inspektorat. Jangan lupa, data yang sudah dikirim ke inspektorat sudah tidak
bisa diubah lagi.

Cara Menentukan Nilai Jual Online Pajak (NJOP)


Nilai Jual Objek Pajak merupakan harga rata-rata yang didapatkan dari hasil transaksi jual beli
properti. Seperti disinggung sekilas di atas, nilai jual objek pajak merupakan taksiran harga
suatu properti yang dihitung berdasarkan luas dan zona rumah serta bangunan.

Nilai jual objek pajak ditentukan berdasarkan perbandingan harga dengan objek lainnya yang
sejenis. Jadi, semakin mahal harga pasaran rumah dan bangunan di suatu kawasan, maka
semakin tinggi pula nilai jualnya.

Anda mungkin juga menyukai