*Corresponding author: Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT, Jl. Kampus Unsrat, Manado, Indonesia 95115; Email address:
dribas@rocketmail.com
Published by FMIPA UNSRAT (2013)
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 2 (2) 100-104 101
selektivitas dan kapasitas tinggi serta dapat dikeringkan dalam oven selama 3 jam pada suhu
digunakan berulang ulang. Salah satu adsorben 110 0C.
yang sering digunakan adalah karbon aktif. 2.2. Penentuan Waktu Adsorpsi Pada Karbon Aktif
Di Indonesia kelapa merupakan salah satu Tempurung Kelapa
tumbuhan yang sudah lama dikenal dan terdapat di Untuk menentukan waktu yang dibutuhkan
seluruh wilayah Indonesia. Bagian kelapa yang dalam mencapai kesetimbangan adsorpsi benzena
sering digunakan sebagai bahan dasar karbon aktif pada karbon aktif tempurung kelapa, disiapkan 8
adalah tempurung kelapa. Karbon aktif adalah buah alat eksperimen, masing-masing diisi dengan
karbon yang konfigurasi atom karbonnya 10 g sampel arang aktif tempurung kelapa yang
dibebaskan dari ikatan dengan unsur lain, serta telah diketahui beratnya, kemudian dalam tiap alat
pori dibersihkan dari senyawa lain sehingga dimasukkan benzena sebanyak 0,5 mL. setelah
permukaan dan pusat aktif menjadi luas dan daya wadah ditutup, alat dijalankan selama 1, 2, 3, 4, 5,
adsorpsi terhadap cairan atau gas akan meningkat. 10, 18, 24 jam. Waktu setimbang dapat diketahui
Karbon aktif merupakan adsorben yang baik untuk dengan membuat grafik antara banyak toluena yang
pemurnian, menghilangkan warna dan bau, teradsorpsi dibagi massa adsorben dengan variasi
deklorinasi, detoksifikasi, penyaringan, pemisahan, waktu tersebut. Data yang diperoleh kemudian
dan dapat digunakan sebagai katalis (Bansal et al., dianalisis menggunakan persamaan laju order
1988). pertama pseudo Lagergren, persamaan laju order
Studi adsorpsi gas pada karbon aktif telah kedua pseudo Ho, persamaan Elovich dan
banyak dilakukan, tetapi penelitian tersebut persamaan Ritchie.
sebagian besar hanya mengkaji energi adsorpsi, (a) Persamaan Laju Order Pertama Pseudo
aspek termodinamika serta aspek kesetimbangan. Lagergren.
Aspek kinetika belum banyak diteliti, padahal
Bentuk persamaan laju order pertama pseudo
dengan mengetahui aspek kinetika maka akan
Lagergren adalah:
diketahui seberapa cepat proses adsorpsi tersebut
berlangsung. Log (qe–qt) = loq qe – ( )
Kinetika adsorpsi merupakan salah satu di mana qe adalah kapasitas adsorpsi pada saat
aspek yang sering diteliti untuk mengevaluasi kesetimbangan, qt adalah kapasitas adsorpsi pada
karakteristik dari adsorben yang dipakai terutama waktu t, dan k adalah konstanta laju order pertama
dalam rehabilitasi lingkungan. Ada banyak model pseudo. Plot dari Log (qe–qt) vs. waktu (t) akan
kinetika adsorpsi yang telah dikembangkan untuk memberikan garis lurus dan koefisien determinasi
dapat digunakan sebagai sarana memprediksi laju R2 dapat ditentukan.
adsorpsi suatu adsorbat pada adsorben tertentu. (b) Persamaan Laju Order Kedua Pseudo Ho.
Beberapa model yang telah dikaji oleh Qiu et al., Persamaan ini dinyatakan dalam bentuk:
(2009) dan Ho (2004) yaitu (1) persamaan laju
order pertama pseudo Lagergren, (2) persamaan t 1 1
t
laju order kedua pseudo Ho, (3) persamaan Elovich, qt V0 qe
dan (4) Persamaan Ritchie. di mana V0 adalah laju adsorpsi awal yang setara
dengan konstanta laju order kedua pseudo dikalikan
2. Metode dengan qe2 dan qe adalah jumlah adsorbat
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu, teradsorpsi pada waktu t. Plot t/qt vs. t akan
(1) Pembuatan karbon aktif tempurung kelapa, dan menghasilkan garis lurus dan koefisien determinasi
(2) penentuan waktu adsorpsi. R2 dapat ditentukan.
2.1. Pembuatan Karbon Aktif Tempurung Kelapa (c) Persamaan Elovich.
Pembuatan karbon aktif tempurung kelapa Persamaan Elovich secara luas digunakan untuk
dikerjakan mengikuti prosedur yang diuraikan oleh menjelaskan adsorpsi partikel gas ke padat dan
Bukasa et al. (2012) dengan modifikasi bahan mempunyai persamaan:
mentah pembuatan arang dan bahan pengaktivasi. q ln( a ) ln t
Tempurung kelapa dihaluskan hingga berbentuk di mana q adalah jumlah gas yang teradsorpsi pada
glanular dengan diameter ± 2 mm, kemudian waktu t, α adalah konstan desorpsi, dan a adalah
dimasukkan ke dalam krus porselen dan laju adsorpsi awal. Garis lurus dan R2 yang sesuai
dipanaskan dalam tanur dengan pemanasan 500 0C diperoleh dari plot q vs. ln t.
selama 1,5 jam. Karbon yang dihasilkan kemudian (d) Persamaan Ritchie.
direndam dengan larutan NaCl 10% selama 24 jam.
Setelah direndam, karbon diaktivasi dengan Persamaan Ritchie juga secara luas digunakan
pemanasan pada suhu 700 0C selama 2 jam dan untuk menjelaskan adsorpsi partikel gas ke padat
dihasilkan karbon aktif. Karbon aktif yang diperoleh dan mempunyai persamaan:
selanjutnya dicuci dengan akuades hingga q
mencapai pH netral. Selanjutnya karbon aktif t 1
q q
102 JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 2 (2) 100-104
di mana q dan q berturut-turut adalah jumlah gas yang diaktivasi NaCl. Tabel 1 memperlihatkan nilai
yang teradsorpsi pada waktu t dan setelah waktu R2 untuk keempat model kinetika tersebut
yang tak terbatas, dan α adalah konstanta laju. Plot sedangkan Gambar 3 dan 4 memperlihatkan kurva
dari q/(q-q) vs. t menghasilkan sebuah garis lurus. regresi linear untuk model kinetika order kedua
pseudo Ho.
3. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Nilai Koefisien Determinasi R2 untuk data
3.1. Kinetika Adsorpsi adsorpsi benzena pada karbon aktif
menurut model kinetika order pertama
Jumlah benzena yang teradsorpsi (qt) selama
pseudo Lagergren, model kinetika order
periode waktu (t) 1, 2, 3, 4, 5, 10, 18, dan 24 jam
kedua pseudo Ho, Persamaan Elovich,
pada adsorben karbon aktif tempurung kelapa
dan Persamaan Ritchie
ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2.
Karbon Karbon aktif
Model kinetika
0.6 diaktivasi NaCl komersial
Model kinetika
0.4 order pertama
0.741 0.527
qt
0.2 pseudo
Lagergren
0 Model kinetika
0 1000 2000 order kedua 0,9857 0,9914
t (menit) pseudo Ho
Gambar 1. Jumlah benzena teradsorpi (qt) selama Persamaan
0.651 0.621
waktu t pada karbon komersial Elovich
Persamaan
0.489 0.537
Ritchie
0.6
0.4 30
qt
0.2 20
t/qt
0 y = 0.0175x + 1.7696
10
0 1000 2000 R² = 0.9857
t (menit) 0
0 500 1000 1500 2000
Gambar 2. Jumlah benzena teradsorpi (qt) selama
waktu t pada karbon yang diaktivasi t (menit)
dengan NaCl
Gambar 3. Analisis model kinetika order kedua
Pada Gambar 1 dan 2 terlihat bahwa adsorpsi pseudo Ho untuk adsorpsi benzena
terjadi dengan cepat pada 4 sampai 5 jam pertama pada karbon yang diaktivasi NaCl
sebelum tercapai kesetimbangan yang ditunjukkan
oleh kecilnya perubahan jumlah adsorbat yang
teradsorpsi. Untuk mengetahui kinetika adsorpsi 30
benzena pada karbon aktif komersial dan karbon
20
aktif aktivasi NaCl, data yang diperoleh dianalisis
t/qt
Tabel 2. Parameter pada model kinetika pseudo order kedua Ho untuk adsorpsi benzena pada karbon aktif
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa konstanta kemungkinan merupakan proses adsorpsi yang di
laju adsorpsi (k) benzena pada karbon aktif kontrol oleh difusi intra partikel.
komersial mempunyai nilai yang lebih besar
dibandingkan konstanta laju adsorpsi (k) benzena
pada karbon aktif yang diaktivasi dengan NaCl. Ini 60 y = 4.0117x - 11.592
menunjukkan bahwa adsorpsi benzena 50 R² = 0.95
berlangsung lebih cepat pada karbon aktif komersial 40
dibandingkan dengan adsorpsi pada karbon yang 30
qt
y = 0.9092x + 21.519
diaktivasi NaCl. Laju adsorpsi yang lebih besar 20 R² = 0.8374
dapat dilihat juga pada nilai laju adsorpsi awal (V0). 10
3.2. Mekanisme Adsorpsi 0
Mekanisme adsorpsi dapat dijelaskan dengan 0 10 20 30 40
menggunakan model difusi intra partikel. Proses t 1/2
adsorpsi terdiri dari beberapa tahap diantaranya
pergerakan partikel dari luar adsorben ke Gambar 5. Plot qt vs. t1/2 untuk adsorpsi benzena
permukaan adsorben dan kemudian diikuti oleh pada karbon yang diaktivasi NaCl
difusi molekul ke dalam pori. Difusi intra partikel
umumnya merupakan proses yang lambat dan
dianggap sebagai tahap penentu laju dalam proses 60
adsorpsi. Adsorpsi intra partikel dinyatakan dengan
50
persamaan Weber dan Morris (Ho et al., 2000).
40 y = 0.4137x + 38.743
qt