DOSEN PENGAMPUH :
INTAN RINA S, M. Keb
DISUSUN OLEH :
FHIDIA NOVITA SARI
KHGB19009
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “MAKALAH KEBUTUHAN PSIKOLOGI PADA IBU
HAMIL TM I, II, & III ASKEB HAMIL”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah “ASUHAN KEBIDANAN”.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah,
Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
A. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Trimester I, II, dan III
1. Dukungan Keluarga
a. Ayah-ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan.
b. Ayah-ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini.
c. Seluruh keluarga berdoa untuk keselamata ibu dan bayi.
d. Walaupun ayah-ibu kandung maupuan mertua ada didaerah lain, sangat didambakan
dukungan telepon, surat atau doa dari jauh.
e. Selain itu ritual tradisional dalam periode ini seperti upacara 7 bulanan pada beberapa
orang, mempunyai arti sendiri yang tidak diperbolehkan.
b. Adaptasi Kakak
1. Balita
a) Bagaimana cara kakak menyesuaikan diri dengan kelahiran bayi akan sangat
bergantung pada usia dan tingkah perkembangan anak-anak.
b) Anak-anak yang masih muda, 2 tahun atau kurang, tidak menyadari perubahan
pada ibunya yang sedang hamil dan dan tidak mengerti bahwa akan lahir seorang
adik laki-laki atau perempuan karena balita belum mempunyai resepsi waktu.
c) Banyak orang tua yang menangguhkan pemberitahuan sampai dekat dengan
kelahiran.
d) Meski sulit mempersiapkan anak yang masih sangat muda untuk menyongsong
kelahiran bayi, seorang bidan dapat memberikan saran yang membantu.
e) Pertama, segala perubahan dalam sususnan tidur bersama harus dibuat beberapa
minggu sebelum kelahiran, supaya balita tersebut tidak mersa disingkirkan oleh
bayi yang baru dilahirkan.
f) Kedua, orang tua dapat mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan mereka untuk
bertanyapada si balita harus berbagi waktu dan perhatian dengan si bayi.
g) Hanya apabila si balita merasa aman terhadap kasih sayang orang tuanya, baru
dapat diharapkan seorang anak berumur 2 tahun bersedia menyongsong
kedatangan lain.
h) Sangat penting diyakinkan berulang kaliterutama bagi orang tuamengenai kasih
sayang mereka kepada si balita.
i) Dapat diajarkan kepda orang tua untuk meneriama perasaan kuat/hebat yang
diperlihatkan balita, seperti marah, iri, kesal, tanpa menghakimi dan selalu
memperkuat kasih sayang pada anak.
2. Anak yang lebih tua
a) Anak yang lebih tua, usia 3-12 tahun, lebih sadar akan perubahan-perubahan
tubuh ibunya dan mungkin menyadari akn terjadi kelahiran bayi.
b) Anak-anak ini mungkin akan tertarik memperhatikan perut ibu, dan merasakan
pergerakan janin, dan mungkin mempunyai beberapa pertanyaan tentang cara
bayi dikeluarkan dari perut.
c) Mereka umumnya mengerti bahwa mungkin bayi kemungkinan adik laki-laki
atau perempuan dan sangat menunggu kehadiran bayi.
d) Namun mereka mungkin mengharapkan bayi yang lahir langsung sudah bisa
diajak bermain dan sering kaget melihat betapa kecil dan tak berdayanya si
bayi.
e) Anank-anak yang telah sekolah akan mendapat keuntungan bila diikutsertakan
dalam persiapan menyongsong bayi.
f) Mereka senang sekali mengukur besar dan perkembangan janin lalu dan
mencatat dikalender.
g) Mereka tertarik untuk mempersiapkan tempat tidur bayi dan mengumpulkan
barang-barang keperluan bayi.
h) Anank-anak ini harus diajak merasakan pergerakan janin, dan banyak diantara
mereka mendekat ke perut ibu dan berbicara pada janin.
i) Anak-anak yang lebih tua juga mendapat rasa tentram dan menikmati bersama
orang tua.
j) Anak-anak yang berumur 3 tahun pun mendapat keuntungan dari kelas-kelas
(kelas khusus menjadi orang tua/parent education program)untuk persiapan
sebagai kakak.
k) Mereka diajak untuk membawa boneka sehingga bisa belajar bagaimana
mengasuh bayi.
l) Kelas-kelas ini juga merupakan kesempatan untuk berdiskusi mengenai
perubahan-perubahan dalam berkeluarga akibat adanya bayi yang baru lahir.
m) Pada beberapa kondisi, anak berumur 3 tahun sudah dipernbolehkan hadir saat
persalinan.
n) Bila anak yang muda ini hadir dalam peristiwa persalinan, mereka harus
mengikuti kelas yang akan mempersiapkan mereka untuk peristiwa tersebut.
o) Seseorang yang sudah dikenal harus hadir untuk menerangkan apa yang sudah
terjadi menenangkanatau membawa mereka keluar ruangan jika mereka takut.
3. Remaja
a) Respon pada remaja juga bergantung pada tingkat perkembangan mereka.
b) Ada yang remaja yang malu akan kehamilan, sebab berarti ada hubungan
seksual antara orang tua mereka.
c) Mereka mungkin jijik melihat perubahan fisik ibu.
d) Banyak remaja yang sangat larut dalam perkembangan mereka sendiri,
biasanya berupa pengenduran ikatan kepada orang tua dan menghadapi
perkembangan seksualitas mereka sendiri.
e) Mereka mungkin tidak peduli terhadap kehamilan, kecuali bila mengganggu
kegiatan mereka. Namun ada remaja yang justru menjadi sangat terlibat dan
ingin membantu berbagai persiapan untuk bayi.
6. Suami
1) Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga
memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling
tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun
mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan
baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah
yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami
kehamilan.
2) Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan
meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang
terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam
perutnya. Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, dapat
mempengaruhi keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si
bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam
masa-masa kehamilannya.
3) Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin
seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya dengan
mengajak istri jalan-jalan ringan, menemani istri ke dokter untuk memeriksakan
kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya
dukungan suami tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang
bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya.
7. Peran Bidan
Bidan harus memahami berbagai perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil
untuk setiap trimester agar asuhan yang diberikan tepat sesuai kebutuhan ibu. Hal ini
diperlukan ketelitian dan kehati-hatian bidan untuk mengkaji /menilai kondisi
psikologi seorang wanita hamil tidak hanya aspek fisik saja.Memfasilitasi wanita agar
mau terbuka berkomunikasi baik dengan suami, keluarga ataupun bidan.
Dukungan psikososial selama kehamilan telah menunjukkan secara signifikan dapat
meningkatkan kesejateraan emosi. Dukungan psikososial dalam hal ini, (Cobb, 1976)
mendefinisikan dukungan psikososial sebagai informasi yang membawa seseorang
untuk mempercayai bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dihargai. Menurut
Schumaker dan Brownell (1984) dukungan psikososial adalah pertukaran sumber
informasi antara minimal 2 individu, yang terdiri dari provider dan resipien dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan resipien.
Dukungan psikososial ini akan melingdungi/mengurangi efek negatif dari faktor
resiko psikososial, Clupepper, Jack (1993) membagi resiko psikososial menjadi 3
yaitu : karakteristik sosial/demografi : usia tua, muda, kurang pendidikan, rumah yang
tidak layak huni: faktor psikoligis :stress. Gelisah dengan riwayat /sedang mengalami
gangguan psikologis dan kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan : merokok, suka
mabuk, pemakaian obat-obatan, obesitas, terlalu kurus.
Adapun jenis dukungan psikososial yang dapat diberikan berupa esteem
support (dukungan untuk meningkatkan kepercayaan diri), informational support,
tangible support (sarana fisik) dan perkumpulan sosial.
Bidan harus mampu mengidentifikasi sumber dukungan yang ada disekitar ibu, mempelajari
keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan sehari-hari. Perlu dipahami bahwa
sumberdukungan psikososial yang paling besar pengaruhnya pada individu adalah orang yang
terdekat bagi mereka seperti pasangan, teman baik, kerabat.
DAFTAR PUSTAKA
Saryono, S.kp.,M.kes
SUMBER
BUKU