DESAKAN DARAH
OLEH :
KELOMPOK 4 B
NAMA NIM
ARNI ROSITA 1907026006
AN NISSA FALAQ QURRAHMAH 1907026048
MUHAMMAD SATRIA PAMUNGKAS 1907026033
PUTRI ANNISA PUJI LESTARI 1908026027
RAMA ZULVIKAR 1907026028
THANIA FATHIMAH AZ ZAHRA 1907026003
Hipertensi
Merupakan penyakit yang meningkatnya tekanan sistole yang tinggi
tanpa diikuti dengan meningkatnya tekanan diastole kenapa. hipertensi
dibagi menjadi 3 berdasarkan tekanan diastole nya yaitu ringan, sedang,
berat. hipertensi ringan terjadi ketika tekanan darah diastole mencapai 95-
104 mm Hg, hipertensi sedang yang terjadi ketika tekanan darah diastole
mencapai 105-114 mm Hg sedangkan hipertensi berat terjadi ketika
tekanan darah diastole nya di atas 155 mm Hg. Hipertensi sering terjadi
pada usia lansia sedangkan hipertensi sekunder sering terjadi pada usia
dewasa yang di mana jika peningkatan tekanan diastole naik tanpa diikuti
peningkatan tekanan sistole.
4.1 Pembahasan
Menurut Barbeau (2004) dalam Amiruddin dkk. (2015), desakan darah
atau yang disebut juga tekanan darah merupakan tekanan pada dinding arteri yang
terjadi saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah merupakan
kekuatan dorong pada darah untuk melakukan peredaran ke seluruh tubuh yang
membawa oksigen dan sari-sari makanan. Peredaran darah dimulai saat ventrikel
kanan memompa darah yang miskin akan oksigen ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis sehingga karbon dioksida dilepaskan dan oksigen masuk ke dalam
darah. Setelah itu darah yang kaya akan oksigen akan masuk ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis lalu masuk ke ventrikel kiri untuk dipompa ke seluruh
tubuh melalui aorta.
Menurut Barbeau (2004) dalam Amiruddin dkk. (2015), tekanan darah
diukur dengan alat yang disebut sfigmamonometer. Alat ini umumnya dibebatkan
pada lengan dimana terdapat arteri brakialis. Satuan ukur dari tekanan darah
adalah milimeter air raksa atau yang disingkat dengan mmHg. Dalam mengukur
tekanan darah, terdapat dua nilai ukur. Dua nilai ukur tersebut adalah tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik merupakan
tekanan darah yang terjadi pada saat ventrikel berkontraksi sehingga mendorong
darah ke arteri. Tekanan darah diastolik merupakan tekanan darah yang terjadi
ketika darah masuk ke atrium dan ventrikel berelaksasi. Sebagai contoh, ketika
didapatkan nilai tekanan darah seseorang 120/80, maka nilai pertama yaitu 120
merupakan tekanan sistolik sedangkan nilai kedua yaitu 80 merupakan tekanan
diastolik.
Nilai tekanan darah pada setiap orang berbeda-beda tergantung faktor yang
memengaruhinya. Menurut Rebecca (2012) dalam Amiruddin dkk. (2015),
beberapa faktor yang memengaruhi tekanan darah seseorang yaitu usia, aktivitas
fisik, dan perubahan posisi. Pada orang dewasa, nilai tekanan darah yang
dianggap normal adalah sebesar 120/80 mmHg, sedangkan pada anak-anak nilai
tekanan darahnya lenih rendah dari pada orang dewasa. Faktor yang memengaruhi
tekanan darah pada anak yaitu jenis kelamin, usia, dan tinggi badan. Contoh dari
aktivitas fisik yang memengaruhi tekanan darah adalah olahraga. Berdasarkan
Blood Pression Association (2008) dalam Amiruddin dkk. (2015), ketika
melakukan olahraga tekanan darah akan meningkat lalu akan kembali normal saat
setelah selesai berolahraga. Menurut Rahmani (2010) dalam Amiruddin dkk.
(2015), terdapat juga perbedaan tekanan darah pada waktu pagi dan malam hari.
Pada pagi hari, tekanan darah lebih tinggi, sedangkan pada malam hari ketika
tidur tekanan darah lebih rendah. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan
darah sistolik selama dua jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan
darah sistolik terendah dalam satu hari. Menurut Barbeau (2004) dalam
Amiruddin dkk. (2015), posisi tubuh juga dapat memengaruhi tekanan darah
seseorang. Faktor ini dipengaruhi oleh gravitasi.
Menurut Anggara dan Prayitno (2013), terdapat dua macam kelainan pada
tekanan darah dimana peningkatan ataupun penurunan tekanan darah yang terjadi
di dalam tubuh seseorang berpengaruh pada hemeostasis tubuh orang tersebut.
Dua kelainan tersebut adalah hipotensi dan hipertensi. Hipotensi atau yang disebut
juga tekanan darah rendah adalah kelainan tekanan darah dimana nilai tekanan
darah seseorang berada di bawah nilai batas normal. Jika peredaran darah tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh maka terjadilah gangguan pada ketersediaan
oksigen untuk organ tubuh, pembentukan urin di dalam ginjal, ataupun
pembentukan cairan cerebrospinalis dan lain sebagainya. Hipertensi atau yang
disebut juga tekanan darah rendah merupakan kelainan tekanan darah dimana nilai
tekanan darah seseorang berada di atas nilai normal. Terjadinya hipertensi
diakibatkan oleh beberapa faktor, dimana faktor utamanya adalah faktor genetik
dan faktor lainnya yang juga berpengaruh adalah faktor lingkungan terutama gaya
hidup.
Berdasarkan (Pearce, 1991) dijelaskan bahwa nilai tekanan darah normal
dalam mm Hg pada masa bayi ialah 70-90 untuk tekanan sistolik dan 50 untuk
tekanan diastolik, lalu pada masa anak-anak berubah menjadi 80-100 untuk
tekanan sistolik dan 60 untuk tekanan diastolik. Selama masa remaja nilai tekanan
darah normal ialah 90-110 untuk tekanan sistolik dan 60 untuk tekanan diastolik.
Memasuki usia dewasa muda tekanan darah normal berubah menjadi 110-125
pada tekanan sistolik dan 60-70 pada tekanan diastolik serta pada umur yang lebih
tua tekanan sistolik mencapai hingga 130-150 dengan tekanan diastolik berkisar
antara 80-90 untuk tekanan darah normal. Menurut Potter dan Perry (1997) dalam
Dinata (2015) semakin bertambahnya usia manusia, maka akan semakin tinggi
nilai tekanan darahnya. Namun, perubahan nilai tekanan darah ini juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, tingkat stres, usia,
medikasi, dan variasi diurnal. Pada usia dewasa mulai dari usia >18 tahun hingga
lansia nilai tekanan darah normal yaitu <130 untuk tekanan sistolik dan <85 untuk
tekanan diastolik.
Dalam pemeriksaan tekanan darah secara tidak langsung digunakan
beberapa alat yaitu sphygmomanometer dan stetoskop. Sphygmomanometer
digunakan untuk mengukur tekanan darah manusia dengan prinsip membuat
terjadinya turbulen pada aliran darah sehingga aliran darah di arteri terganggu
yang menyebabkan tekanan darah akibat kontraksi jantung semakin terasa.
Sphygmomanometer digital tidak hanya menampilkan informasi terkait tekanan
sistolik dan diastolik, tetapi juga menampilkan informasi terkait dengan frekuensi
denyut jantung. Terdapat 4 komponen penyusun sphygmomanometer, yaitu
pressure cuff (manset), pemompa, pengukur tekanan (manometer) dan stetoskop.
Pada sphygmomanometer digital stetoskop tergandeng bersama dengan sistem
pembaca sistol-diastol serta frekuensi denyut jantung atau bunyi korotkov. Manset
atau pressure cuff berfungsi untuk menyebabkan terjadinya turbulen pada aliran
darah dalam arteri lengan, sedangkan pemompa berperan sebagai pemompa udara,
dan stetoskop berfungsi untuk mendengarkan bunyi korotkov (frekuensi denyut
jantung)(Jati, 2019).
Adapun faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi saat pemeriksaan
tekanan darah yaitu sebagai berikut :
- Kesalahan dalam pemasangan manset tidak memperhatikan posisi ketinggian
manset terhadap jantung yang dapat mempengaruhi nilai tekanan darah
- Kesalahan dalam mendengar bunyi korotkov
- Kesalahan dalam membaca nilai pada manometer
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Amiruddin, Muh. A. dkk.. 2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Antara
Posisi Duduk dan Posisi Berdiri Pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh)
TA. 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-
Biomedik. 3 (1): 125-129.
Anggara, Febby Haendra dan Prayitno, Nanang. 2013. Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni,
Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1): 20-25.
David et al, 2010. Apa yang anda kerjakan bila tidak ada dokter. Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medica.
Dinata, Windo Wiria. 2015. Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia melalui
Senam Yoga. Jurnal Olahraga Prestasi. 11 (2): 77-90
Dr. Jan, Tambayong. 1999. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Jati, Bambang Murdaka Eka. 2019. Buku Pengantar Fisika Kedokteran.
Yogyakarta : UGM Press
Marhaendra, Yudha Adidarma et al. 2016. Pengaruh Letak Tensimeter Terhadap
Hasil Pengukuran Tekanan Darah. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Vol.
5(4) : 1930-1936.
Manning, Delp. 1981. Major Diagnosis Fisik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Pearce, Evelyn. 2013. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
Pearce, Evelyn Clare. 1991. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia