Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

DESAKAN DARAH

OLEH :
KELOMPOK 4 B
NAMA NIM
ARNI ROSITA 1907026006
AN NISSA FALAQ QURRAHMAH 1907026048
MUHAMMAD SATRIA PAMUNGKAS 1907026033
PUTRI ANNISA PUJI LESTARI 1908026027
RAMA ZULVIKAR 1907026028
THANIA FATHIMAH AZ ZAHRA 1907026003

PROGRAM STUDI BIOLOGI


LABORATORIUM FISIOLOGI, PERKEMBANGAN DAN
MOLEKULER HEWAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kesehatan tubuh sangatlah penting untuk
menunjang kegiatan kita. Kesehatan sistem peredaran darah berperan penting
dalam pengaruh aktivitas kita sehari-hari. Diantara jenis-jenis kesehatan
sistem peredaran darah, tekanan darah (blood pressure) menjadi hal yang
sangatlah krusial (Pearce, 2010).
Tekanan darah arterial merupakan besarnya kekuatan tekanan darah
terhadap dinding pembuluh darah tempat ia beredar. Tekanan ini dapat
berubah-ubah pada setiap siklus jantung (Pearce, 2010).
Jantung bekerja dengan cara kontraksi untuk memompa darah ke seluruh
tubuh, untuk mengosongkan ruangan jantung dan membuka katup jantung.
Jantung juga berealaksasi agar darah dari seluruh tubuh dapat masuk ke
serambi (atrium) jantung. Kondisi ini disebut dengan siklus jantung. Dari
kejadian yang telah disebutkan di atas, dikenal istilah sistole dan diastole.
Sistole ditandai dengan adanya kontraksi dan pengosongan ruangan jantung
dan berkebalikan dengannya, diastole ditandai dengan adanya relaksasi dari
jantung dan pengisian ruangan jantung (Aryani dan Nugroho, 2020).
Selama terjadi sistole ventriculer, ventrikel kiri memaksa darah untuk
masuk ke aorta dan pada saat tekanan naik sampai pada tingkat tertinggi,
inilah yang disebut dengan tekanan sistolik. Selama terjadi diastol tekanan
akan turun, dan titik terendah yang dicapai dari diastol disebut dengan tekanan
diastolik (Pearce, 2010).
Mengukur tekanan darah pada umumnya digunakan sebuah alat bernama
sphygnomanometer yang terdiri dari tiga kata yaitu sphygno yang dalam
bahasa Inggris berarti pulse atau detak, mano berarti lengan/tangan dan meter
berarti pengukur. Pengukuran dilakukan dengan cara membalut lengan
probandus dengan sebuah manset yang di dalamnya terdapat kantong yang
dapat digembungkan yang terhubung dengan sebuah pompa. Manset
diletakkan pada lengan untuk dan mengacu pada tekanan yang dapat terdengar
detakannya pada arteria brachialis (Pearce, 2010).
Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini dengan tujuan untuk mengetahui
desakan/tekanan darah dari probandus. Praktikum ini dilakukan dengan cara
menggunakan sphygnomanometer yang dibalutkan ke lengan probandus, yang
kemudian dipompa dan diamati bunyi detak arterialnya menggunakan
stetoskop.
1.1 Tujuan
Praktikum fisiologi hewan dengan judul Desakan Darah bertujuan untuk
mengetahui desakan darah normal pada manusia dewasa, untuk mengetahui
apa penyebab tekanan sistolik dan faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi besarnya tekanan darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tekanan Darah


 Tekanan darah merupakan kekuatan tekanan darah pada dinding Pembuluh
darah yang menampungnya. tekanan darah sistolik terjadi saat ventrikel kiri
memaksa darah masuk ke aorta sehingga tekanan darah mencapai puncak.
sementara tekanan diastolik ialah tekanan darah yang yang terjadi saat ventrikel
kiri memaksa darah masuk ke aorta sehingga tekanan darah turun. tekanan darah 
sistolik dipengaruhi oleh otot jantung yang mendorong isi ventrikel masuk ke
dalam Arteri yang telah tenggang sedangkan tekanan darah diastolik arteri masih
tetap menggembung karena tahanan perifera dari arteriole arteriole yang
menghalangi semua darah mengalir ke jaringan (Evelyn, 2013).
Tekanan darah adalah gaya yang disebabkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh darah yang dimana tekanan darah bergantung kepada suatu volume
darah dan compliance atau daya renggang dinding pembuluh darah biasanya 2-3
besarnya tekanan darah ditentukan oleh suatu curah jantung dan tahanan dari
tekanan darah dinyatakan dengan dua besaran tekanan darah yaitu tekanan darah
sistolik dan tekanan darah diastolik dalam suatu mmHg (Marhaendra et al, 2016).
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah yang dihasilkan oleh otot jantung
yang mendorong isi ventrikel masuk ke dalam  Arteri yang telah tenggang titik
tekanan darah tergantung dari kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh
jantung dan kontraksi dari otot dalam dinding Arteri oleh tekanan darah sistolik 
dipertahankan oleh saraf vasokonstriktor yang akan dikendalikan oleh pusat
vasomotorik dalam medula oblongata (Evelyn, 2013).
Tekanan sistolik  dan tekanan diastolik disebut juga dengan tekanan nadi yang
pada manusia normal berkisar antara 30 sampai 50 mm  Hg.  Sedangkan batas
tekanan sistole pada orang dewasa sekitar 105 mm Hg  dan batas tertinggi sekitar
150 mm Hg.  Pada wanita tekanan darahnya sekitar 5 sampai 10 mm Hg Lebih
rendah dari pria.  Pada masa bayi tekanan diastolik 50 mm Hg  dan tekanan
sistolik 70-90 mm Hg,  pada masa anak-anak tekanan diastolik 60 mm Hg  dan
tekanan sistolik nya 80-100 mm Hg,  selama masa remaja tekanan diastolik nya
60 mm Hg  dan Tekanan sistolik nya 90-110 mm Hg,  pada usia lanjut tekanan
diastolik nya sekitar 80 sampai 90 mm Hg  dan tekanan sistolik nya sekitar 130-
150 mm Hg (Evelyn, 2013).
Tekanan darah dapat diukur secara langsung maupun tidak langsung titik
pengukuran secara langsung dilakukan dengan cara invasif yaitu memasukkan alat
pengukur tekanan ke sebuah jarum yang Nantinya dimasukkan ke dalam Arteri
titik sedangkan pengukuran secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang semeter yaitu menggunakan manset yang dapat
dikembangkan yang dipakai secara eksternal dan dihubungkan dengan suatu
pengukur tekanan: manset dilingkarkan mengelilingi lengan atas dan kemudian
dikembangkan dengan udara tekanan dari manusia tadi akan disalurkan melalui
jaringan kearah brachialis dibawahnya. dalam suatu pengukuran tekanan darah
cara yang baik dan benar dalam pengukuran tekanan darah yaitu Dalam posisi
duduk atau berbaring dengan lengan  dan tensimeter sejajar dengan letak jantung
(Marhaendra et al, 2016).
2.2 Pengertian Denyut Nadi
 Denyut nadi ialah getaran dalam darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri
atau nadi yang teraba pada dinding pembuluh arteri yang berdasarkan sistolik dan
diastolik dari jantung sehingga denyut nadi tidak mungkin kuat jika sistolik
ventrikel nya lemah titik denyut nadi dapat digambarkan dengan sifat-sifat seperti:
 Kecepatan (cepat atau lambat)
 Ukuran
 Jenis gelombang
 Irama
 Tegangan
kecepatan rata-rata denyut nadi  pada orang normal  berkisar 60-90 denyut per
menit sedangkan pada anak-anak kecepatannya 90-140 denyut per menit dan pada
orang lansia 70-80 denyut per menit (Delp dan Manning, 1981).

2.3 Cara Mengukur Tekanan Darah Menggunakan Tensi Darah


    Pertama pasien harus dalam keadaan santai jika pasien tidak  dalam keadaan
santai tekanan darah pasien tersebut akan naik.  yang kedua ikatkan kain tekanan
pada lengan atas lalu ditutup kunci katup tensimeter  dan Letakkan stetoskop pada
bagian dalam siku lalu dipompa sampai di atas 200 mm.  setelah itu dengarkan
baik-baik dan kunci tensimeter dibuka perlahan dan jarum yang menunjuk pada
tensimeter akan menunjukkan angka pada saat terdengar suara pulb denyut
jantung. Bacaan pertama denyut jantung merupakan kontraksi otot jantung yang
mendesak darah masuk ke Arteri yang pada orang normal biasanya sekitar 110-
120 mm.  sedangkan bacaan kedua pada saat denyut jantung mulai terdengar
samar-samar atau menghilang merupakan tekanan diastolik yang biasanya pada
ada orang normal sekitar 60-80 mm (David et al, 2010).

2.4  Tanda-Tanda Penyakit Tekanan Darah Tinggi


  Sakit kepala yang berulang-ulang
  Jantung berdebar-debar dan sesak nafas ketika  melakukan pekerjaan
ringan
  Merasa lemah dan pusing tujuh keliling (vertigo)
  Sakit pada dada dan bahu kiri 

(David et al, 2010).

2.5 Cara Mencegah Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)


   harus mengurangi berat yang berlebih 
  menghindari makanan yang berlemak dan makanan yang mengandung
banyak tepung dan gula
  mengurangi makanan yang mengandung garam
  apabila tekanan darah  sangat tinggi harus menurunkan tekanan darahnya
dengan mengurangi berat badan dan  membiasakan  hidup sehat
(David et al, 2010).
2.6 Kelainan Tekanan Darah
     Aneurisma Ventrikel
Terjadi akibat komplikasi lambat dari IM yang menyebabkan 
penipisan, penggembungan, dan hypogenesis dari dinding ventrikel kiri
setelah infark transmural kelainan ini menimbulkan gerakan paroksismal
pada dinding ventrikel yang disebabkan oleh penurunan kontraktilitas
ventrikel atau embolisasi.

 Hipertensi
 Merupakan penyakit yang meningkatnya tekanan sistole yang tinggi 
tanpa diikuti dengan meningkatnya tekanan diastole kenapa. hipertensi
dibagi menjadi 3   berdasarkan tekanan diastole nya yaitu ringan, sedang,
berat.  hipertensi ringan terjadi ketika tekanan darah diastole mencapai 95-
104 mm Hg,  hipertensi sedang yang terjadi ketika tekanan darah diastole
mencapai 105-114 mm Hg  sedangkan  hipertensi berat terjadi ketika
tekanan darah diastole nya di atas 155 mm Hg. Hipertensi sering terjadi
pada usia lansia sedangkan hipertensi sekunder sering terjadi pada usia
dewasa yang di mana jika peningkatan tekanan diastole naik tanpa diikuti
peningkatan tekanan sistole.

 Manifestasi Klinis Hipertensi


 Merupakan kelainan yang memiliki gejala seperti sakit kepala,
epistaksis, pusing, dan yang berhubungan dengan naiknya tekanan darah.

(Dr.Tambayong jan, 1999).


BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Fisiologi Hewan mengenai “Desakan Darah” dilaksanakan pada
Rabu, 25 November 2020 pukul 13.00 – 15.00 WITA di Laboratorium Fisiologi
Perkembangan dan Molekuler Hewan, Gedung C lantai 2, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Pada praktikum ini digunakan alat-alat yaitu Sphygmomanometer,
Stetoskop.
3.2.2 Bahan
Pada praktikum ini digunakan lengan kiri probandus.
3.3 Cara Kerja
Probandus telentang, lengan kiri probandus dibebat dengan manset. Carilah
posisi pembuluh darah arteri yang berdekatan dengan bagian lengan yang dibebat,
gunakan stetoskop untuk mendeteksi. Pompakan udara ke pembebat hingga air
raksa menunjukan 170 mmHg, pada kondisi ini bunyi nadi melemah. Udara
dikeluarkan perlaan-lahan, dengarkan melalui stetoskop saat denyut nadi pertama
kali terdengar, catat tinggi air raksa, pada kondisi ini disebut desakan sistolik.
Pengosongan dilanjutkan hingga bunyi menguat dan ada suara ketukan, melemah
lagi (diastolik), catat ketinggian air raksa. Ulangi cara kerja tersebut beberapa kali
lalu diambil rata-rata. Ulangi langkah kerja tersebut, yang dilakukan setelah
probandus berlari 5 menit setelah istirahat, lalu 10 menit setelah istirahat,
bandingkan. Diukur pula desakan darah probandus setelah tangan dicelupkan ke
dalam air es selama 10 menit. Ukur desakan setiap 30 detik, lalu bandingkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Menurut Barbeau (2004) dalam Amiruddin dkk. (2015), desakan darah
atau yang disebut juga tekanan darah merupakan tekanan pada dinding arteri yang
terjadi saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah merupakan
kekuatan dorong pada darah untuk melakukan peredaran ke seluruh tubuh yang
membawa oksigen dan sari-sari makanan. Peredaran darah dimulai saat ventrikel
kanan memompa darah yang miskin akan oksigen ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis sehingga karbon dioksida dilepaskan dan oksigen masuk ke dalam
darah. Setelah itu darah yang kaya akan oksigen akan masuk ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis lalu masuk ke ventrikel kiri untuk dipompa ke seluruh
tubuh melalui aorta.
Menurut Barbeau (2004) dalam Amiruddin dkk. (2015), tekanan darah
diukur dengan alat yang disebut sfigmamonometer. Alat ini umumnya dibebatkan
pada lengan dimana terdapat arteri brakialis. Satuan ukur dari tekanan darah
adalah milimeter air raksa atau yang disingkat dengan mmHg. Dalam mengukur
tekanan darah, terdapat dua nilai ukur. Dua nilai ukur tersebut adalah tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik merupakan
tekanan darah yang terjadi pada saat ventrikel berkontraksi sehingga mendorong
darah ke arteri. Tekanan darah diastolik merupakan tekanan darah yang terjadi
ketika darah masuk ke atrium dan ventrikel berelaksasi. Sebagai contoh, ketika
didapatkan nilai tekanan darah seseorang 120/80, maka nilai pertama yaitu 120
merupakan tekanan sistolik sedangkan nilai kedua yaitu 80 merupakan tekanan
diastolik.
Nilai tekanan darah pada setiap orang berbeda-beda tergantung faktor yang
memengaruhinya. Menurut Rebecca (2012) dalam Amiruddin dkk. (2015),
beberapa faktor yang memengaruhi tekanan darah seseorang yaitu usia, aktivitas
fisik, dan perubahan posisi. Pada orang dewasa, nilai tekanan darah yang
dianggap normal adalah sebesar 120/80 mmHg, sedangkan pada anak-anak nilai
tekanan darahnya lenih rendah dari pada orang dewasa. Faktor yang memengaruhi
tekanan darah pada anak yaitu jenis kelamin, usia, dan tinggi badan. Contoh dari
aktivitas fisik yang memengaruhi tekanan darah adalah olahraga. Berdasarkan
Blood Pression Association (2008) dalam Amiruddin dkk. (2015), ketika
melakukan olahraga tekanan darah akan meningkat lalu akan kembali normal saat
setelah selesai berolahraga. Menurut Rahmani (2010) dalam Amiruddin dkk.
(2015), terdapat juga perbedaan tekanan darah pada waktu pagi dan malam hari.
Pada pagi hari, tekanan darah lebih tinggi, sedangkan pada malam hari ketika
tidur tekanan darah lebih rendah. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan
darah sistolik selama dua jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan
darah sistolik terendah dalam satu hari. Menurut Barbeau (2004) dalam
Amiruddin dkk. (2015), posisi tubuh juga dapat memengaruhi tekanan darah
seseorang. Faktor ini dipengaruhi oleh gravitasi.
Menurut Anggara dan Prayitno (2013), terdapat dua macam kelainan pada
tekanan darah dimana peningkatan ataupun penurunan tekanan darah yang terjadi
di dalam tubuh seseorang berpengaruh pada hemeostasis tubuh orang tersebut.
Dua kelainan tersebut adalah hipotensi dan hipertensi. Hipotensi atau yang disebut
juga tekanan darah rendah adalah kelainan tekanan darah dimana nilai tekanan
darah seseorang berada di bawah nilai batas normal. Jika peredaran darah tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh maka terjadilah gangguan pada ketersediaan
oksigen untuk organ tubuh, pembentukan urin di dalam ginjal, ataupun
pembentukan cairan cerebrospinalis dan lain sebagainya. Hipertensi atau yang
disebut juga tekanan darah rendah merupakan kelainan tekanan darah dimana nilai
tekanan darah seseorang berada di atas nilai normal. Terjadinya hipertensi
diakibatkan oleh beberapa faktor, dimana faktor utamanya adalah faktor genetik
dan faktor lainnya yang juga berpengaruh adalah faktor lingkungan terutama gaya
hidup.
Berdasarkan (Pearce, 1991) dijelaskan bahwa nilai tekanan darah normal
dalam mm Hg pada masa bayi ialah 70-90 untuk tekanan sistolik dan 50 untuk
tekanan diastolik, lalu pada masa anak-anak berubah menjadi 80-100 untuk
tekanan sistolik dan 60 untuk tekanan diastolik. Selama masa remaja nilai tekanan
darah normal ialah 90-110 untuk tekanan sistolik dan 60 untuk tekanan diastolik.
Memasuki usia dewasa muda tekanan darah normal berubah menjadi 110-125
pada tekanan sistolik dan 60-70 pada tekanan diastolik serta pada umur yang lebih
tua tekanan sistolik mencapai hingga 130-150 dengan tekanan diastolik berkisar
antara 80-90 untuk tekanan darah normal. Menurut Potter dan Perry (1997) dalam
Dinata (2015) semakin bertambahnya usia manusia, maka akan semakin tinggi
nilai tekanan darahnya. Namun, perubahan nilai tekanan darah ini juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, tingkat stres, usia,
medikasi, dan variasi diurnal. Pada usia dewasa mulai dari usia >18 tahun hingga
lansia nilai tekanan darah normal yaitu <130 untuk tekanan sistolik dan <85 untuk
tekanan diastolik.
Dalam pemeriksaan tekanan darah secara tidak langsung digunakan
beberapa alat yaitu sphygmomanometer dan stetoskop. Sphygmomanometer
digunakan untuk mengukur tekanan darah manusia dengan prinsip membuat
terjadinya turbulen pada aliran darah sehingga aliran darah di arteri terganggu
yang menyebabkan tekanan darah akibat kontraksi jantung semakin terasa.
Sphygmomanometer digital tidak hanya menampilkan informasi terkait tekanan
sistolik dan diastolik, tetapi juga menampilkan informasi terkait dengan frekuensi
denyut jantung. Terdapat 4 komponen penyusun sphygmomanometer, yaitu
pressure cuff (manset), pemompa, pengukur tekanan (manometer) dan stetoskop.
Pada sphygmomanometer digital stetoskop tergandeng bersama dengan sistem
pembaca sistol-diastol serta frekuensi denyut jantung atau bunyi korotkov. Manset
atau pressure cuff berfungsi untuk menyebabkan terjadinya turbulen pada aliran
darah dalam arteri lengan, sedangkan pemompa berperan sebagai pemompa udara,
dan stetoskop berfungsi untuk mendengarkan bunyi korotkov (frekuensi denyut
jantung)(Jati, 2019).
Adapun faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi saat pemeriksaan
tekanan darah yaitu sebagai berikut :
- Kesalahan dalam pemasangan manset tidak memperhatikan posisi ketinggian
manset terhadap jantung yang dapat mempengaruhi nilai tekanan darah
- Kesalahan dalam mendengar bunyi korotkov
- Kesalahan dalam membaca nilai pada manometer
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

 Berdasarkan hasil studi pustaka, tekanan darah normal dari manusia


dewasa adalah sebesar 120/80 mmHg. Dengan 120 merupakan tekanan
sistolik dan 80 merupakan tekanan diastolik.
 Tekanan sistolik terjadi karena otot jantung yang mendorong isi dari
ventriculus untuk masuk ke dalam arteri yang telah meregang. Selama
kejadian sistole arteri masih akan tetap menggembung karena ketahanan
periferi dari arteriol menghalangi semua darah mengalir ke dalam jaringan.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan darah antara lain
kekuatan dari otot jantung, banyaknya darah yang dipompa, viskositas
(kekentalan) dari darah, elastisitas dari pembuluh darah dan resistensi
periferi (tahanan tepi).

5.2 Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya digunakan juga sphygnomanometer


otomatis sehingga dapat dibandingkan hasil pengukurannya dengan
pengukuran tekanan darah menggunakan sphygnomanometer manual.
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, Muh. A. dkk.. 2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Antara
Posisi Duduk dan Posisi Berdiri Pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh)
TA. 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-
Biomedik. 3 (1): 125-129.
Anggara, Febby Haendra dan Prayitno, Nanang. 2013. Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni,
Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1): 20-25.
David et al, 2010. Apa yang anda kerjakan bila tidak ada dokter. Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medica.
Dinata, Windo Wiria. 2015. Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia melalui
Senam Yoga. Jurnal Olahraga Prestasi. 11 (2): 77-90
Dr. Jan, Tambayong. 1999. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Jati, Bambang Murdaka Eka. 2019. Buku Pengantar Fisika Kedokteran.
Yogyakarta : UGM Press
Marhaendra, Yudha Adidarma et al. 2016. Pengaruh Letak Tensimeter Terhadap
Hasil Pengukuran Tekanan Darah. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Vol.
5(4) : 1930-1936.
Manning, Delp. 1981. Major Diagnosis Fisik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Pearce, Evelyn. 2013. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
Pearce, Evelyn Clare. 1991. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia

Anda mungkin juga menyukai