Anda di halaman 1dari 3

7. Jelaskan prosedur diagnosis kasus tersebut!

Jawaban:

Tata cara penegakan diagnosis:

 Anamnesa
Tujuannya adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai keluhan
penderita, meliputi:
- Identitas pasien
Meliputi: nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, alamt dan nomor telepon yang dapat
dihubungi.
- Riwayat kesehatan umum
Meliputi: penyakit-penyakit yang pernah diderita dan pengobatan yang pernah
didapat.
- Riwayat kesehatan gigi sebelumnya
Menanyakan riwayat kesehatan gigi pasien dengan mengajukan beberapa pertanyaan,
misalnya mengenai pencabutan terakhir gigi dan sebagiannya.
- Riwayat keluarga
- Riwayat sosial
 Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis diperiksa dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
- Pemeriksaan ekstra oral: meliputi pemeriksaan kepala, muka, leher, mata, bibir,
kelenjar liur, temporomandibular joint, otot-otot ekstra oral ini, yang perlu diamati:
apakah ada perubahan warna, tekstur, pembengkakan, kelainan/lesi dan rasa sakit
pada tempat-tempat tersebut.
- Pemeriksaan intra oral: meliputi pemeriksaan mukosa pipi, mukosa bibir, lidah, dasar
mulut, punggung dan dasar lidah, palatum keras dan lunak, fausea, kelenjar liur,
aliran saliva, gingival, dan gigi-geligi. Dengan cara mengistruksikan penderita untuk
membuka mulut lalu raba dengan cara palpasi dan kemudian catat semua perubahan
mukosa mulut dalam hal: warna, ukuran (adanya pembengkakan), tekstur,
kekenyalan, dan adanya lesi.
 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang gigi rutin, seperti: rontgen foto.

Sumber: eprints ulm. Dr. drg. Maharani Lillyza, Sp. PM. Anamnesis, pemeriksaan klinis
dan rekam medik. Universitas Lambung Mangkurat 2019.

8. Jelaskan cara pemeriksaan klinis untuk menegakkan diagnosis kelainan TMJ


(Temporomandibular disorders) pada kasus tersebut!

Jawaban:

1. Anamnesis

Tujuan anamnesis dan pemeriksaan penyaring adalah untuk identifikasi pasien dengan
tanda dan gejala subklinis dimana pasien mungkin tidak berhubungan dengan gangguan
yang diderita, namun umumnya terkait dengan gangguan fungsional system
pengunyahan. Anamnesis penyaring terdiri dari beberapa pertanyaan yang akan
membantu orientasi klinisi pada TMD.

Klinisi dapat menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut pada pasien untuk


mengidentifikasi gangguan fungsional, seperti:

1) Apakah kesulitan atau merasa nyeri saat membuka mulut (misalnya saat menguap)?
2) Apakah merasa rahang seperti melekat satu sama lain, seperti terkunci, atau seperti
macet?
3) Apakah merasa kesulitan atau nyeri saat mengunyah, berbicara, atau menggerakkan
rahang?
4) Apakah sendi rahang mengeluarkan suara berisik?
5) Apakah sering merasa rahang kaku, kencang, atau lelah?
6) Adakah merasa nyeri di dalam atau di sekitar telinga, pada pelipis, atau pipi?
7) Adakah sakit kepala, sakit leher, atau sakit gigi yang berulang?
8) Pernahkah mengalami trauma kepala, leher, atau rahang akhir-akhir ini?
9) Pernahkah mengalami perubahan saat menggigit akhir-akhir ini?
10) Pernahkah berobat untuk nyeri wajah atau masalah sendi rahang yang sulit dijelaskan ?
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada TMJ bisa dilakukan dengan mengukur jarak perpindahan
mandibula, palpasi, dan deteksi bunyi sendi (auskultasi TMJ). Pemeriksaan jarak
perpindahan mandibula tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah ada
kesulitan/keterbatasan saat mandibula digerakkan. Sementara itu, pemeriksaan palpasi
dilakukan untuk mengetahui kesimetrisan pergerakan sendi dan ada atau tidaknya rasa
nyeri saat dilakukan palpasi. Sedangkan, pemeriksaan auskultasi bertujuan untuk
mengetahui bunyi sendi yang ditimbulkan akibat adanya kelainan TMJ. Pemeriksaan
auskultasi TMJ ini dapat menggunakan light digital palpation atau menggunakan
stetoskop. Pada pemeriksaan standar TMJ dokter gigi menggunakan stetoskop untuk
mendeteksi adanya bunyi TMJ.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang bisa didapatkan dengan melakukan pengambilan foto radiografi

Sumber:
Suhartini. Kelainan pada temporomandibular joint. JKG UNEJ. 2011;8(2): 82-3.

Anda mungkin juga menyukai