Peng Asap An
Peng Asap An
Cara sitasi: Suroso E, Utomo TP, Hidayati S, Nuraini A. 2018. Pengasapan ikan kembung menggunakan
asap cair dari kayu karet hasil redestilasi. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 21(1): 42-53.
Abstrak
Asap cair dari kayu karet dapat digunakan sebagai bahan pengawet ikan kembung (Rastrelliger
kanagurta) karena mengandung senyawa fenol dan asam organik yang bersifat sebagai senyawa anti bakteri
dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi asap cair kayu karet redestilasi
dan lama perendaman ikan terbaik pada pengasapan ikan kembung. Penelitian menggunakan rancangan
acak kelompok faktorial (RAK Faktorial) dengan perlakuan konsentrasi asap cair (10, 15 dan 20%) dan
lama perendaman (10, 15 dan 20 menit). Analisis meliputi angka lempeng total, kadar air dan organoleptik.
Hasil terbaik yaitu menggunakan konsentrasi asap cair kayu karet redestilasi 10% dan lama perendaman
ikan selama 15 menit dengan nilai angka lempeng total 4,4×103 CFU/g pada hari ke-0 dan 4,7×104 CFU/g
pada hari ke-6, kadar air di bawah 60% selama penyimpanan, dan sifat organoleptik berupa skor aroma 4,48
(netral) dan skor penerimaan keseluruhan 4,51 (netral).
Kata kunci: asap cair, ikan kembung, kayu karet, pengasapan, redestilasi
Abstract
Liquid smoke from rubber wood can be used as a preservative of bloated fish (Rastrelliger kanagurta)
because it contains compounds of phenols and organic acids that are as antibacterial and antioxidant
compounds. This study aimed to obtain the concentration of liquid smoke of redestillated rubber wood
and the immersion period of fumigation to produce the best smoked fish. The treatment was carried out
factorially in a complete randomized group design with treatment of liquid smoke consentrations (10, 15
and 20%) and soaking time (10, 15 and 20 min).The parameters analyzed were total plate count, moistureand
organoleptics. The best result was the use of liquid smoke at 10% (v / v) redox- and fish immersion duration
for 15 minutes with total plate values of 4.4× 103 CFU/g on day 0 and 4.7×104 CFU/g on day 6, moisture
content below 60% during storage, and organoleptic properties in term of aroma was 4.48 (neutral) and
overall acceptance score was 4.51 (neutral).
produk yang dihasilkan tidak konsisten, asam (sebagai asam asetat) berkisar antara
terakumulasinya senyawa berbahaya misalnya 4,27–11,30%, senyawa fenolat (sebagai
tar dan benzopiren pada produk, selain itu fenol) 2,10–5,13% dan senyawa karbonil
juga menyebabkan pencemaran udara, serta (sebagai aseton) 8,56–15,23% sedangkan
efisiensi pengasapan sulit dikontrol. Metode Karseno et al. (2010) melaporkan bahwa
untuk mengurangi kelemahan tersebut asap cair dari karet terdeteksi mengandung
dilakukan dengan cara menggunakan komponen senyawa fenol yaitu kresol dan
asap cair. Pengasapan asap cair memiliki guaiakol serta asam (asetat dan propionat).
kelebihan yaitumudah diterapkan, flavor Asap cair kayu karet memiliki nilai pH
produk lebih seragam, lebih efisien dalam 2,8 dan kandungan asam 5,18%. Asap
penggunaan bahan pengasap dan senyawa cair kayu karet mengandung fenol 2,10 %
karsinogenik berupa senyawa aromatik (Towaha et al. 2013).
polisiklik yang terbentuk dapat dieliminasi Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
(Simon et al. 2005; Hattula et al. 2001). merupakan jenis ikan laut yang disukai
Aplikasi asap cair sebagai antimikroba oleh masyarakatkarena kandungan gizinya,
sudah dilaporkan pada berbagai produk mudah diperoleh dan memiliki rasa yang lezat
(Sunen et al. 2001; Milly et al. 2005), (Siregar 2011), dengan nilai preferensi pada
yaitu pada ikan salmon (Stohr et al. 2001; rumah tangga nasional yaitu 6,91% (BPS 2014).
Kolodziejska et al. 2002; Montero et al. Ikan kembung mengandung protein22% dan
2003; Martinez et al. 2011), ikan todak kandungan asam lemak omega-3 70% dari
(Muratore dan Licciardello 2005), ikan pari total lemak yang ada di dalam ikan kembung
(Dayatis blekeery)(Swastawati et al. 2012) dan (Effendie 2002).
berbagai jenis ikan (Jittinandana et al. 2003; Ikan kembung akan membusuk dalam
Sunen et al. 2003). Aktivitas antimikroba dan waktu 12-20 jam pada kondisi suhu tropik,
sifat sensoris dari asap cair yang dihasilkan tergantung alat atau cara penangkapan dan
dari proses redestilasi dengan bahan baku proses penanganan pasca penangkapan
kayu karet terutama aplikasinya pada ikan (Siregar 2011). Penelitian ini bertujuan untuk
kembung hanya sedikit diinformasi. menentukankonsentrasi asap cair dan lama
Kayu karet terutama yang telah berusia perendaman menggunakan asap cair kayu
tua memiliki kandungan lignoselulosa karet redestilasi terhadap sifat anti bakteri dan
yang terdiri atas heloselulosa 70%, selulosa organoleptik ikan kembung.
40%, hemiselulosa 20%, lignin 20,68%,
dan ekstraktif 4,58% (Boerhendhy 2006). BAHAN DAN METODE
Golongan senyawa pada asap cair kayu Bahan dan Alat
oak antara lain aldehid, keton, diketon, Bahan-bahan yang digunakan dalam
ester, alkohol, asam, turunan furan and penelitian ini adalah ikan kembung yang dibeli
piran, siringol, guaiakol, derivat fenol and di Gudang Lelang Ikan, Bandar Lampung
pirokatekol,alkil dan aril eter, serta turunan dengan ukuran perekor berkisar 200 gram,
furan dan piran (Guillén dan Manzanos 2002). kayu karet, zeolit, akuades, asap cair grade
Proses pembakaran kayu akan menghasilkan 2 dan grade 3, larutan HCl 1,2 M (Merck),
asap yang mempunyai aktivitas antibakteri media PCA (Oxoid) dan NaCl (Oxoid).
yang superior (Braithwaite et al. 2008). Seperangkat alat pirolisis produksi
Suñen et al. (2003)menyatakan bahwa efek (Gama Mesin Mandiri, Indonesia), timbangan
antimikroba dari kondensat asap kayu pada analitik (Shimadzu AV 220, Jepang), alat gelas
mikrobapathogen Listeriamonocytogenes dan (Pyrex, USA), alat destilasi (Gama Mesin
Aeromonas hydrophila. Mandiri, Indonesia), inkubator (Pyrex Iwaki,
Asap cair memiliki komponen utamayang USA), colony counter (suntex 570 USA), hot
terdiri dari 1,2-asam benzendikarboksilat dan plate (E- Scientific,USA), oven (Memmert,
dietil 5 ester(Sari et al. 2007). Asap cair dari kayu Jerman), kertas saring, Gas Cromatography-
jati, lamtorogung, mahoni, kamper, bangkirai, Mass Spectrometer (Varian/CP-3800 GC dan
keruing dan batang kelapa menghasilkan Saturn 2200 MS, USA).
Tabel 1 Komponen kimia asap cair kayu karet grade 3 berdasarkan hasil analisis
Gas Chromatography Mass Spectroscopy (GC-MS)
(Table 1 Chemical components of grade 3 rubber liquids smoke based on
Chromatography Mass Spectroscopy (GC-MS) analysis)
Retention time (minute) Area (%)
No Component
Grade 3 Grade 2 Grade 3 Grade 2
Acid and Carbonyl
1 Acetic acid, methyl ester 1.970 1.344
2 Acetic acid, anhydride (CAS) 2.308 2.357 7.335 50.879
3 Acetic acid (CAS) 2.381 2.435 0.118 0.188
asap cair hingga 10 kali lipat. Komponen bakteri (Esekhiagbe et al. 2009). Menurut
utama dalam asap cair yaitu asam karbiksiolat, Suroso et al. (2017), asap cair dalam sektor
fenol dan karbonil. Degradasi hemiselulosa pangan dapat digunakan sebagai pengawet
menghasilkan furan, furfural dan asam asetat pada jenis makanan seperti ikan, daging, dan
(Achmadi et al. 2013). mie.
Hasil identifikasi komponen kimia
menunjukkan asap cair kayu karet grade 2 Angka Lempeng Total
dapat digunakan sebagai bahan pengawet Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
panganyang aman untuk dikonsumsi karena bahwa konsentrasi asap cair berpengaruh
tidak ditemukannya kandungan senyawa nyata terhadap nilai angka lempeng total
berbahaya misalnya tar dan senyawa HPA. (ALT) ikan kembung asap selama 6 hari
Proses pirolisis dari lignin menghasilkan masa penyimpanan. Lama perendaman ikan
fenol yang memberikan kontribusi terhadap berpengaruh nyata terhadap nilai ALT ikan
aroma dan warna serta berfungsi sebagai kembung asap pada hari ke-0 dan 6 tetapi
bakteristatik (Sengul et al. 2009). Asam tidak berpengaruh nyata pada hari ke-3.
organik yang dihasilkan pada proses pirolisis Interaksi antara konsentrasi asap cair dan
berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan lama perendaman tidak berpengaruh nyata
terhadap nilai ALT ikan kembung asap selama interaksi antara ikatan hidrogen
6 hari masa penyimpanan (Gambar 2). dengan protein penyusun enzim
Konsentrasi asap cair 20% (v/v) dan faktor (Saravanakumar et al. 2009). Komponen
lama perendaman 20 menit memiliki nilai asam di antaranya asam asetat juga
ALT yang paling rendah. Beberapa komponen bertindak sebagai antibakterial
asap cair dilaporkan memiliki aktivitas (Budijanto et al. 2008) sehingga dapat
fungsional. Bortolomeazzi et al. (2007) menurunkan jumlah ALT.
menyatakan bahwa asap cairmemiliki aktivitas Nilai ALT ikan kembung asap mengalami
antioksidan dan antibakteri di antaranya peningkatan selama 6 hari masa simpan,
dihidroksi-benzen,2,6-dimetoksifenol dan bahkan permukaan ikan kembung asap sudah
2-metoksifenol.Konsentrasi asap cair yang ditumbuhi oleh kapang pada pengamatan hari
semakin tinggi dan waktu perendaman ikan ke-6. Penyimpanan ikan kembung asap di
yang semakin lama menyebabkan komponen dalam wadah di suhu ruang diduga menjadi
asap cair yang berdifusi ke dalam ikan penyebab tumbuhnya kapang. Kapang
semakin banyak sehingga efek antimikrobial umumnya bersifat mesofilik, yaitu tumbuh
asap cair pada ikan kembungsemakin baik pada suhu kamar antara 25–35oC,
tinggi. Komponen fenolikmisalnya sehingga penyimpanan bahan pangan pada
feno l, 2-methoxylphenol (guaiacol), 3,4 suhu kamar rentan ditumbuhi oleh kapang
dimethoxylphenols dan 2-methoxy-4- (Waluyo 2007).
methylphenol merupakan komponen
dominan yang memiliki sifat anti bakterial Kadar Air
(Vitt et al. 2001; Sunen et al. 2001; Sunen et al. Hasil analisis sidik ragam kadar air
2003; Muratore dan Licciardello 2005; Milly et ikan kembung asap menunjukkan bahwa
al. 2005; Gomez-Estaca et al. 2007; Kristinsson konsentrasi asap cair tidak berpengaruh nyata
et al. 2007; Soldera et al. 2008). Fenol terhadap kadar air ikan kembung asap selama
menyerang sel vegetatif, berpenetrasi dan penyimpanan tetapi lama perendaman ikan
mempresipitasi protein di dalam sel mikrona berpengaruh nyata terhadap kadar air ikan
(Panagan dan syarif 2009). Penghambatan kembung asap. Interaksi antara konsentrasi
oleh fenol juga disebabkan adanya asap cair dan lama perendamantidak
berpengaruh nyata terhadap kadar air menghasilkan air selama melakukan proses
ikan kembung asap selama penyimpanan. metabolisme.
Histogram kadar air ikan kembung asap
terhadap faktor lama perendaman disajikan Sifat Organoleptik
pada Gambar 3. Aroma
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
Hasil uji lanjut menunjukkan semakin konsentrasi asap cair dan lama perendaman
lama perendaman ikan didalam asap cair berpengaruh nyata terhadap aroma ikan
maka kadar airsemakin rendah. Setha (2011) kembung selama penyimpananInteraksi
melaporkan bahwa kadar air daging ikan antara perlakuan konsentrasi asap cair
yang direndam dalam larutan asap cair akan dan lama perendaman berpengaruh nyata
mengalami penurunan akibat proses osmosis. terhadap aroma ikan kembung asap pada
Jumlah air bebas yang terdapat dalam pengamatan hari ke-0 dan 3 tetapi interaksi
daging ikan akan semakin berkurang akibat tidak berpengaruh nyata pada pengamatan
masuknya komponen asap. hari ke-6 (Gambar 4).
Kadar air ikan kembung meningkat selama Skor aroma ikan kembung asap
6 hari masa penyimpanan yang disebabkan mengalami penurunan selama penyimpanan.
karena kelembaban udara sekitar lebih tinggi Penurunan skor aroma tersebut dapat
dibandingkan dengan kadar air ikan kembung disebabkan oleh meningkatnya nilai ALT yang
asap pada penyimpanan suhu kamar. Menurut mengindikasikan mulai tumbuhnya mikroba
Winarno (2004), apabila kadar air bahan yang tidak diinginkan pada ikan kembung
rendah sedangkan kelembaban disekitarnya asap. Rahayu et al. (1992) menyatakan
tinggi maka akan terjadi penyerapan uap air bahwa penyimpangan aroma yang terjadi
dari udara sehingga bahan menjadi lembab. pada produk perikanan disebabkan oleh
Kadar air yang mengalami peningkatan juga aktivitas mikroorganisme dan adanya enzim.
dapat disebabkan oleh meningkatnya nilai Bau busuk terjadi akibat aktivitas bakteri
ALT ikan kembung asap selama penyimpanan. proteolitik yang memecah protein menjadi
Himawati (2010) menyatakan bahwa kadar senyawa-senyawa sederhana yang berbau
air ikan asap meningkat disebabkan adanya tidak sedap di antaranyaamomonia, H2S, indol
aktivitas mikroba pada ikan yang akan dan skatol sedangkan bau tengik disebabkan
scores scent
Skor aroma
oleh reaksi enzim lipolitik dan oksigen pengamatan hari ke-3 tetapi tidak berpengaruh
(Achmadi et al. 2013). nyata pada pengamatan hari ke-0 dan 6.
Senyawa golongan fenol pada asap cair Interaksi antara perlakuan konsentrasi asap
merupakan senyawa utama pemberi aroma cair dan lama perendaman berpengaruh
pada ikan asap dan mampu memberikan nyata terhadap penerimaan keseluruhan ikan
aroma pungent, eresoline, manis asap, dan kembung asap padapengamatn hari ke-3
seperti bau terbakar (Hadiwiyoto et al. 2000; dan 6 tetapi tidak berpengaruh nyata pada
Cardinal et al. 2006. Konsentrasi dan lama pengamatan hari ke-0 (Gambar 5).
penyimpanan yang semakin meningkat Menurut De Fretes et al. (2015), semakin
tidak memberikan hasil penerimaan yang tinggi konsentrasi asap cair dan semakin
lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan lama perendaman ikan maka semakin
bahwa panelis cenderung menyukai ikan banyak senyawa dalam asap cair yang diserap
kembung asap dengan konsentrasi asap sehingga akan meningkatkan penerimaan
cair 15% yang direndam selama15 menit panelis. Daya terima panelis terhadap sifat
dibandingkan dengan konsentrasi asap organoleptik ikan asap secara umum menjadi
cair 20% dan lama perendaman 20 menit. lebih tinggi karena selama pengovenan
Swastawati et al. (2012) juga melaporkan produk akan menjadi lebih awet, warna,
bahwa semakin lama penyimpanan maka aroma dan rasa menjadi lebih baik. Menurut
penerimaan terhadap aroma ikan pari asap Hadiwiyoto et al. (2000), warna cokelat pada
dari asap cair tongkol jagung dan sabut kelapa ikan asap timbul sebagai adanya interaksi
akan semakin menurun. senyawa karbonil dalam asap cair dengan
senyawa amino dalam daging ikan, senyawa
Penerimaan Keseluruhan fenol juga turut memberikan warna cokelat
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan pada produk ikan asap. Senyawa fenol meleleh
konsentrasi asap cair tidak berpengaruh pada lemak yang ada pada bagian kulit luar
nyata terhadap penerimaan keseluruhan ikan dan mengendalikan oksidasi langsung
ikan kembung asap selama 6 hari masa pada bagian berlemak sehingga mencegah
penyimpanan, sedangkan lama perendaman terjadinya perubahan warna kemerahan
berpengaruh nyata terhadap penerimaan pada produk akhir (Sulistijowati 2011).
keseluruhan ikan kembung asap pada Skor penerimaan keseluruhan mengalami
Skor Penerimaan