Anda di halaman 1dari 34

BAB 5

ANALISIS STRUKTUR SAP 2000

5.1 Umum

SAP 2000 adalah software teknik sipil yang digunakan untuk menghitung
struktur bangunan. SAP 2000 merupakan suatu program atau software untuk
menganalisis atau menggambar desain struktur baik bangunan bertingkat maupun
jembatan. Dengan software ini akan membantu pakar teknik sipil untuk mempercepat
proses analisis yang sebelumnya dilakukan secara manual yang cukup memakan
waktu dan ketelitian yang cukup besar.

5.2 Pembebanan
Pembebanan menggunakan tabel hasil desain pembebanan struktur pada BAB
3.

5.3 Bahan / Material

Bahan / material yang dipakai adalah :

a. Beton : f’c = 25 MPa


b. Baja tulangan pokok = fy = 400 Mpa.
c. Berat volume beton = 2,3 t/m³
d. Ec = 4700√𝑓′𝑐= 23500000 (SNI 03-2847-2002, pasal 10.5.1)
e. Poisson’s Ratio = 0,3

5.4 Kombinasi Pembebanan


Sesuai dengan RSNI 03-1726-2012.

Kombinasi 1 : 1,4 DL

Kombinasi 2 : 1,2 DL + 1,6 LL

Kombinasi 3 : 1,2 DL +1 LL + 1 EQX + 0,3 EQY


Kombinasi 4 : 1,2 DL +1 LL + 1 EQX - 0,3 EQY

Kombinasi 5 : 1,2 DL + 1 LL - 1 EQX + 0,3 EQY

Kombinasi 6 : 1,2 DL + 1 LL - 1 EQX - 0,3 EQY

Kombinasi 7 : 1,2 DL + 1 LL + 0,3 EQX + 1 EQY

Kombinasi 8 : 1,2 DL + 1 LL + 0,3 EQX - 1 EQY

Kombinasi 9 : 1,2 DL - 1 LL – 0,3 EQX + 1 EQY

Kombinasi 10 : 1,2 DL +1 LL – 0,3 EQX - 1 EQY

5.5 Analisis Struktur


5.5.1 Langkah Pengerjaan
1. Tentukan unit yang sesuai
Satuan yang digunakan sesuai dengan yang digunakan dalam perhitungan
pembebanan, misal: KN, m, C. Klik tombol combo box di kanan bawah,
dan dipilih satuan yang digunakan.

Gambar 5.1 Menentukan satuan


2. Tentukan Model
Untuk membuat Grid Lines pada SAP 2000, maka langkah-langkah yang
perlu dilakukan sebagai berikut:
Pilih menu File → New Model → Pilih Grid Only.
Gambar 5.2 Menentukan model grid only
3. Masukan Data
Untuk memasukan data pada SAP 2000, langkahnya sebagai berikut:
Klik Kanan → Edit Grid Data (pada gambar 4.2) → klik pada menu
Modify/Show system

Gambar 5.3 Edit Grid Data


Gambar 5.4 Modify grid

Kemudian edit grid sesuai gambar stuktur :


Pada X Grid Data diisikan sesuai dengan bentang arah X
Pada Y Grid Data diisikan sesuai dengan bentang arah Y
Pada Z Grid Data diisikan sesuai dengan bentang arah Z

Gambar 5.5 Input grid data

4. Pendefinisian Material Struktur


Untuk mendefinisikan material struktur, maka langkah-langkah yang perlu
dilakukan seperti dibawah ini :
Pilih menu Define → Material, maka akan muncul dialog box “Define
Material”. Klik “Add New Material”, maka akan muncul “Material
Property Data”.
Dalam dialog box “Material Property Data”, pada options “General
Data”, ganti nama pada isian Material Name.
A. Material Beton
Jika menggunakan Beton maka Material Type diganti dengan Concrete.
Masukan data sesuai ketentuan yang ada sepeti Weight per Unit Volume
dan satuannya, Modulus Elastisitas, dan f’c.
Isi data material sesuai dengan data material gedung.
Beton : f’c = 30 MPa = 2,5493 ton/m
Berat volume beton = 2,3 ton/m³
Modulus Elastis = Ec = 4700√ f′c = 23500000
Passion’s Ratio = 0,3

Gambar 5.6 Material Property Data Beton

Cara menghitung Modulus Elastisitas pada SAP 2000


Klik CTRL+ R atau SHIFT + ENTER maka akan muncul seperti
gambar 4.7. Pada kolom Formula dapat isikan dengan rumus :
E = 4700 √ f ' c atau 4700*f’c^0,5
Gambar 5.7 Kalkulator pada SAP 2000
B. Material Baja
Pilih Material Type →Rebar
Isi data material sesuai dengan data material gedung.
Baja tulangan pokok : fy = 370 MPa

Gambar 5.8 Material Property Data Baja

5. Pendefinisian Penampang Model


A. Pendefinisian Penampang Balok
1. Pilih menu Define → Frame Sections → Add New Property →
Concrete → Rectangular.
Gambar 5.9 Definisi penampang balok

Gambar 5.10 Frame Properties


Gambar 5.11 Frame Section Property

2. Isi box section name (Nama Balok) dan data ukuran balok.

Gambar 5.12 Rectangular Section B1

Klik options “Concrete Reinforcement”, maka akan muncul dialog


box ‘Reinforcement Data”,
a) Edit Rebar Material, untuk longitudinal Bar >
TULANGAN
b) Pilih “Design Type” > Beam (M3 design only).
c) Isi jarak antara penutup beton sampai ke titik pusat tulangan
(Concrete cover to Longitudinal rebar conter).

Gambar5.13 Reinforcement Data


Gambar 5.14 Rectangular Section B2

Klik options “Concrete Reinforcement”, maka akan muncul dialog


box ‘Reinforcement Data”,
a) Edit Rebar Material, untuk longitudinal Bar >
TULANGAN
b) Pilih “Design Type” > Beam (M3 design only).
c) Isi jarak antara penutup beton sampai ke titik pusat tulangan
(Concrete cover to Longitudinal rebar conter).

Gambar 5.15 Reinforcement Data


Gambar 5.16 Rectangular Section B3
Klik options “Concrete Reinforcement”, maka akan muncul dialog
box ‘Reinforcement Data”,
a) Edit Rebar Material, untuk longitudinal Bar >
TULANGAN
b) Pilih “Design Type” > Beam (M3 design only).
c) Isi jarak antara penutup beton sampai ke titik pusat tulangan
(Concrete cover to Longitudinal rebar conter).

Gambar 5.17 Reinforcement Data


Gambar 5.18 Rectangular Section BA
B. Pendefinisian Penampang Kolom
1. Pilih menu Define → Frame Sections → Add New Property →
Concrete → Rectangular.

Gambar 5.19 Definisi penampang kolom


Gambar 5.20 Frame Properties

Gambar 5.21 Frame Section Property


2. Isi box section name (Nama Balok) dan data ukuran kolom.

Gambar 5.22 Rectangular Section K1

Klik options “Concrete Reinforcement”, maka akan muncul dialog


box ‘Reinforcement Data”,

a) Edit Rebar Material, untuk longitudinal Bar →


TULANGAN
b) Pilih “Design Type” → Column (P-M2-M3 design).
c) Isi jarak antara penutup beton sampai ke titik pusat tulangan
(Concrete cover to Longitudinal rebar conter).
Gambar 5.23 Reinforcement Data

Gambar 5.24 Rectangular Section K2

Klik options “Concrete Reinforcement”, maka akan muncul dialog


box ‘Reinforcement Data”,

a) Edit Rebar Material, untuk longitudinal Bar →


TULANGAN
b) Pilih “Design Type” → Column (P-M2-M3 design).
c) Isi jarak antara penutup beton sampai ke titik pusat tulangan
(Concrete cover to Longitudinal rebar conter).

Gambar 5.25 Reinforcement Data

C. Pendefinisian Penampang Pelat


1. Pilih menu Define → Area Section

Gambar 5.26 Penampang Pelat


2. Akan muncul dialog box seperti pada gambar dibawah ini, pada
menu Select Section type to add pilih Shell. → klik – Add New
Section.

Gambar 5.27 Area Sections

3. Akan muncul dialog box seperti pada gambar dibawah. Isi box
Section Name (Nama Pelat) misal untuk pelat atap diberikan nama
“PLA-100” dan untuk pelat lantai diberi nama “PL-120”.

Gambar 5.28 Area Section Pelat


Gambar 5.29 Shell Section Data
Klik options “Modify/Show Shell Design Parameters”, maka akan
muncul dialog box ‘Concrete Shell Section Design Parametes” →
Edit Rebar Material, untuk material → TULANGAN

Gambar 5.30 Concrete Shell Design Parameters


6. Pengambaran Model Elemen
A. Penggambaran Elemen Balok
Pilih menu Draw → Draw Frame/ Table/ Tendon Akan muncul dialog
box “Properties of Object” pilih Section. (section yang dipilih adalah
yang untuk balok). Kemudian gambar
Gambar 5.31 Properties of object.

Gambar 5.32 Properties of object B1

Gambar 5.33 Properties of object B2

Gambar 5.34 Properties of object B3


Gambar 5.35 Properties of object BA

Gambar 5.36 Lines balok


B. Penggambaran Elemen Kolom
Pilih menu Draw → Draw Frame/ Table/ Tendon Akan muncul dialog
box “Properties of Object” pilih Section. (section yang dipilih adalah
yang untuk balok). Kemudian gambar

Gambar 5.37 Properties of object.


Gambar 5.38 Properties of object K1

Gambar5.39 Properties of object K2

Gambar 5.40 Lines kolom

7. Pemodelan Perletakan Struktur


Klik jendela 2D, dan klik tombol XY untuk menampilkan bidang XY,
pilih bidang pada tingkat paling dasar, kemudian klik join bidang XY
tersebut yang akan diberi perletakan. Klik menu Assign → Joint→
Restrains → klik simbol “Jepit”.
Gambar 5.41 Perletakan struktur

Gambar 5.42 Joint Restraints

8. Penggambaran Pelat Lantai dan Pelat Lantai Atap


Klik menu Draw → Quick Draw Area → muncul dialog box “Properties
of Object” pilih Section. (section yang dipilih adalah yang untuk balok).
Kemudian gambar

Gambar 5.43 Quick Draw Area


Gambar 5.44 Properties of object Pelat Atap

Gambar 5.45 Properties of object Pelat Lantai

9. Pembebanan Struktur
A. Penentuan Static Load Case
Pendefinisian beban, static load case, klik menu Define → Load
Cases untuk menampilkan dialog box Define Load.

Gambar 5.46 Definisi Load Cases

Gambar 5.47 Define Loads


Catatan :
Secara default, SAP 2000 memberikan nilai 1 dan 0 pada faktor pengali berat
sendiri (SWM = Self Weight Multiplier). Dengan nilai default ini, berat sendiri
struktur akan dihitung otomatis oleh SAP 2000 (tidak perlu di input), sementara
beban hidup harus diinput nilai bebannya.
B. Penentuan Load Combination
Klik Define → Load Combinations

Gambar 5.48 Definisi Combinations

Gambar 5.49 Load Combinations 1


Gambar 5.50 Load Combinations 2

Gambar 5.51 Load Combinations 3

Gambar 5.52 Load Combinations 4


Gambar 5.53 Load Combinations 5

Gambar 5.54 Load Combinations 6

Gambar 5.55 Load Combinations 7


Gambar 5.56 Load Combinations 8

Gambar 5.57 Load Combinations 9

Gambar 5.58 Load Combinations


a. Pemberian Beban
Pemberian Beban Merata (Qd, Beban Tembok, Ql, dan Beban Gempa)
1. Pada Pelat
Klik menu Select → Properties → Area Sections → pilih area yang akan
diberi beban, misal pelat lantai/pelat atap.

Gambar 5.59 Pemberian beban pada pelat

Kemudian klik menu Assign → area loads → uniform to frame (Shell), akan
muncul dialo box seperti pada gambar berikut :

Gambar 5.60 Area loads

Catatan :
Lakukan hal yang sama untuk pemberian beban merata pada pelat atap, baik beban
mati maupun hidup.
2. Pada Balok
Apabila dinding tidak dimodelkan pada pemodelan struktur, maka beban dinding
dianggap sebagai beban merata pada balok. Klik balok yang akan diberi beban,
klik menu Select → Properties → Frame Sections → pilih frame yang akan diberi
beban, misal balok B1.

Gambar 5.61 Pemberian beban pada balok

Kemudian klik menu Assign → Frame Loads → Distibuted, akan muncul


dialog box seperti pada gambar berikut :

Gambar 5.62 Frame loads

3. Pemberian Beban Gempa


a. Penentuan pusat massa
Pastikan posisi kerja sedang berada pada sumbu X – Y dengan Z=4 untuk
memudahkan menentukan posisi diafragma.
Blok semua pada sumbu X-Y dan Y-Z pada Z=4, kemudian klik Assign –
Joint – Constraints ganti dengan Diafragma - klik add New Constraints -
klik OK. Ulangi langkah tersebut sampai pada lantai atap.

Gambar 5.63. Define Constraints..

Gambar 5.64. Diaphragma Constraints..

Setelah mengetahui pusat massa masing – masing lantai. Data disimpan, karena akan
dibuat titik tambahan sebagai pusat massa untuk meletakkan beban gempa untuk tiap
lantai.
Gambar 5.65. Load Cases.
Setelah itu klik menu Define – Load Cases – Define Load – Pilih Quake X dan Quake
Y – Modify Lateral Load – masukan beban gempa pada FX dan Fy lalu OK.

Gambar 5.66. Define Loads.

Gambar 5.67. User Seismic Loading FX.


Gambar 5.68. User Seismic Loading FY.

10. Running Analisis Struktur


Klik menu Analyze → Run Analyze, akan muncul dialog box berikut :

Gambar 5.69 Run Analyze

Gambar 5.70 Set load cases to run analyze


11. Output Analisis Struktur

Klik icon → Frames/Cables (Mati dan Hidup) → klik show


values on diagram untuk mengetahui nilai-nilai yang ada →OK.

Gambar 5.71 Frames/cables.

A. Melihat hasil analisis :


a) Dari moment 3-3 : Melihat moment yang terjadi (BMD)
b) Dari shear 2-2 : Melihat shear yang terjadi (SFD)
c) Gaya aksial (Axial Force)

B. Memindah hasil analisis ke Microsoft Excel


Display → Show Tables → Analysis Result, Element Output, Frame Output
→ OK.

Gambar 5.72 Display Show Tables


Gambar 5.73 Show Tables Display
File → Export Current Tables → To Excel → OK.

Gambar 5.74 Export Current Table to Excel

6 Hasil Analisis Struktur Kampus


Gambar 5.75 Tampak struktur X-Y

Gambar 5.76 Tampak struktur X-Z

Gambar 5.77 Tampak struktur Y-Z


Gambar 5.78 Tampak struktur 3D

Anda mungkin juga menyukai