Anda di halaman 1dari 6

Konsep Dasar Keperawatan Jiwa

Dasar-dasar keperawatan jiwa

 Bagian dari 5 bidang keperawatan


 Menggunakan teori perilaku manusia
 Keperawatan jiwa terjadi atas konteks sosial dan lingkungan
 Perawat jiwa manggunakan ilmu psikososial, biofisik, teori kepribadian, dan perilaku
manusia.

Sejarah presprektif kesehatan jiwa

 RSJ pertama di Indonesia Marzuki Mahdi,RSJ Malang.


 Masalah pada saat itu kualitas dan kuantitas pelayanan “Custodial Care” : pasien
dipekerjakan, walaupun masih dalam ruangan terkunci
 Terapi listrik
 UU No. 3 Thn 1996 : “era moderenisasi) : upaya kesehatan jiwa dilaksanakan secara
komperhensif (promotif, preventiif, kuratif & rehabilitatif
 Era kesehatan jiwa masyarakat : psikososial
 Kebutuhaan perawat jiwa meningkat
 Ilmu kesehatan keperawatan jiwa meningkat
 Muncul teori peplau : dasar utama asuhan keperawatan jiwa adalah hubungan interaksi
perawat-klien
 Komunikasi terapeutik
 Terapi modalitas
 Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memfasilitasi optimal & selaras dengan orang
lain, sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,
masyarakat dan lingkungan.
 Sehat : aspek fisik, sosial & pribadi

Pengertian

 WHO :
Karl meningger dlam Ysuf dkk 2014 : orang sehat jiwa adalah orang yang mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan, serta berintegrasi dan
berinteraksi dengan baik, tepat dan bahagia.
Keperawatan jiwa : pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku,
ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respon psiko-
sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial dengan
menggunakan diri sendiri & terapi keperawatan jiwa (komter & terapi modalitas)
melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah,
mempertahankan & memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, kelompok,
keluarga dan komunitas).

Data gangguan jiwa

 1 juta pasien gangguan jiwa berat (depkes, 2013) 19 juta gangguan jiwa ringan
 Skizofrenia 1 % dari total penduduk dunia
 Skizofrenia 1,7 mil per 1000 penduduk
 Di Indonesia 2,6 juta (depkes 2014)
 Di jawa barat meningkat 64% dari 296.943 orang naik menjadi 465.975 orang
 Secara nasional naik 13%
 18.000 diantaranya dipasung

Rentang sehat jiwa

 Dinamis bukan titik statis


 Rentang dimulai dr sehat optimal – Mati
 Ada tahap-tahap
 Adanya variasi tiap individu
 Menggambarkan kemampuan adaptasi
 Berfungsi secara efektif: sehat

8 jiwa sehat (WHO)

 Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan


 Mendapat kepuasaan dari usahanya
 Lebih puas memberi dari pada menerima
 Bebas (relatif) dari cemas
 Berhubungan dengan oranglain secara tolong menolong & memuaskan
 Dapat menerima kekecewaan sebagai pelajaran dikemudian hari
 Mengarahkan rasa bermusuhan pd penyesuaian yg kreatif & konstruktif
 Daya kasih sayang yg besar.
Proses terjadinya gangguan jiwa

Manusia berinteraksi secara keseluruhan, holistik & somato-psiko-sosial(badan, jiwa &


sosial). Selanjutnya, Hal yang mempengaruhi perilaku manusia : keturunan, umur, jenis
kelamin, keadaan badaniah, psikologis, keluarga, adat istiadat, kebudayaan,
kepercayaan, pekerjaan, pernikahan, kehamilan, kehilangan, kematian orang yang
dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia, dll

Proses

 Multifaktor
 Depresi, kurang makan, kurang tidur, daya tahan tubuh berkurang, radang tenggorokan,
mania dan kecelakaan.
 Orang dengan fisik lemah, radang, daya tahan psikologik menurun maka depresi.
 Radang otak sejak lahir, hiperkinetik dan sukar diasuh, mempengaruhi orang tua dan
interaksi keluarga

Faktor somatik

1. Neuroanatomi
2. Neurofisiologi
3. Neurokimia
4. Tingkat kematangan dan perkembangan organik
5. Faktor pre dan perinatal.

Faktor psikologik

 Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan
kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan
kebimbangan)
 Peranan ayah
 Persaingan antara saudara kandung.
 inteligensi.
 hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat.
 kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah.
 Konsep diri : pengertian identitas diri sendiri versus peran yang tidak menentu.
 Keterampilan, bakat dan kreativitas.
 Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya.
 Tingkat perkembangan emosi
Sosiokultural

 Kestabilan keluarga.
 Pola mengasuh anak
 Tingkat ekonomi
 Perumahan : perkotaan lawan pedesaan.
 Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan,
pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai.
 Pengaruh rasial dan keagamaan.
 Nilai-nilai
 Melindungi anak secara berlebihan karena memanjakannya.
 Melindungi anak secara berlebihan karena sikap “berkuasa” dan “harus tunduk  saja”.
 Penolakan (rejected child).
 Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu tinggi.
 Disiplin yang terlalu keras.
 Disiplin yang tidak teratur atau yang bertentangan.
 Perselisihan antara ayah-ibu.
 Perceraian.
  Persaingan yang kurang sehat diantara para saudara.
  Nilai-nilai yang buruk (yang tidak bermoral).
  Perfeksionisme dan ambisi (cita-cita yang terlalu tinggi bagi si anak).
Ayah dan atau ibu mengalami gangguan jiwa (psikotik atau non-psikotik).

Skizofrenia

 Gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi
yang lemah.
 Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk  halusinasi, paranoid,
keyakinan atau pikiran yang salah yang tidak sesuai dengan dunia nyata serta dibangun
atas unsur yang tidak berdasarkan logika, dan disertai dengan disfungsi sosial dan
pekerjaan yang signifikan.
 Gejala awal biasanya muncul pada saat dewasa muda, dengan prevalensi semasa hidup
secara global sekitar 0,3% – 0,7%.
 Diagnosis didasarkan atas pengamatan perilaku dan pengalaman penderita yang
dilaporkan.

Psikosa

Arti psikosis sebenarnya masih bersifat sempit dan bias yang berarti waham dan
halusinasi, selain itu juga ditemukan gejala lain termasuk di antaranya pembicaraan dan
tingkah laku yang kacau, dan gangguan daya nilai realitas yang berat. Oleh karena itu
psikosis dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan gejala yang terdapatnya gangguan
fungsi mental, respon perasaan, daya nilai realitas, komunikasi dan hubungan
antara individu dengan lingkungannya.

Jenis skizofrenia

 Skizofrenia paranoid : delusi dan halusinasi pendengaran, mereka percaya adanya orang
lain yang bersekongkol melawan mereka atau mengirim pesan lewat radio, dll. Suara-
suara tsb mengomentari perilaku mereka menyuruh melakukan sesuatu.
 Faktor keturunan (kembar monozigor yang skizofrenia, kembarannya memiliki
kemungkinan 86,2% juga skizofrenia).
 Cacat kongenital (RM).
 Perkembangan psikologik yang salah : ketidakmatangan perkembangan, pengalaman
traumatik, distorsi (reaksi tidak sesuai/gagal mencapai kepribadian normal).
 Depriasi dini : kehilangan asuhan ibu di rumah.
 Pola keluarga petagonik : orang tua tidak memberikan anak berkembang, salah
mengasuh.
 Remaja : perkembangan kepribadian cepat, mengubah konsep diri, krisis identitas,
memberontak, stress,
 Neurotransmitter penyebab gangguan jiwa : dopamin, norepineprine, serotonin, GABA,
glutamat dan asetilkolin .
 Neurobehavioural : kerusakan lobus frontal : kesulitan pemecahan masalah, berfikir.
 abstrak, perhatian dan gangguan psikomotorik
 Basal ganglia : distonia & tremor.
 Lobus temporal : limbic : meningkatkan kewaspadaan, distractibility dan gangguan
memory (short memory).
 Kepincangan antara keinginan dan kenyataan.
 Ketegangan akibat ekonomi dan kemajuan teknologi
 Pergaulan bebas.
 Pemberontakan golongan minoritas, dll.

Proses perjalanan penyakit

 Prodromal : 6-1 tahun, gangguan self care, gangguan akademik, gangguan pekerjaan,
sosial, fikiran dan persepsi
Aktif : kurang 1 bulan, psikotik, halusinasi, delusi, disorganisasi proses berfikir, gangguan
bicara, gangguan perilaku, gangguan neurokimiawi
Residual : mengalami minimal 2 gejala : gangguan afek, peran dan serangan berulang.

Tanda dan gejala gangguan jiwa

 Gangguan Kognitif (sensasi, persepsi, ingatan, asosiasi, pertimbangan, pikiran,


kesadaran).
 Gangguan perhatian .
 Gangguan ingatan.
 Gangguan asosiasi.
 Gangguan pertimbangan.
 Gangguan pikiran.
 Gangguan kesadaran.
 Gangguan kemauan.
 Gangguan emosi & afek.
 Gangguan psikomotor.

Perawatan kesehatan jiwa

 Kegiatannya dibagi menjadi 3 kelompok.


1. prevensi primer (promosi kesehatan jiwa).
2. prevensi sekunder (diagnosa dan pengobatan dini)
- mengurangi prevalensi & memperpendek durasi/lamanya perjalanan penyakit.
3. Prevensi tersier (rehabilitasi mental).
 Pentingnya diagnosis dini : ditunjukan dengan kesulitan dalam menyesuaikan diri.
 Terapi segera .
 Rehabilitasi : penciptaan lingkungan yang terapeutik, tempat peralihan dalam
masyarakat, vokasional,

Anda mungkin juga menyukai