Nim : 192010101016
Pada kondisi tertentu, akan sulit menentukan komponen GCS, misalnya: pasien dalam
keadaan ter-intubasi (pemasangan Endothracheal Tube/ETT). Pada kondisi ini,
diberikan skor 1 dengan modifikasi keterangan tambahan, misalnya: E2M4V1t atau
E2M4Vt (t = tube/ETT).:
1. Compos mentis adalah kondisi sadar sepenuhnya. Pada kondisi ini, respon pasien
terhadap diri sendiri dan lingkungan sangat baik. Pasien juga dapat menjawab
pertanyaan penanya dengan baik. Nilai GCS untuk compos mentis adalah 15-14.
2. Apatis adalah kondisi di mana seseorang tidak peduli atau merasa segan terhadap
lingkungan sekitarnya. Nilai GCS untuk apatis adalah 13-12.
3. Delirium adalah kondisi menurunnya tingkat kesadaran yang disertai dengan
kekacauan motorik. Pada kondisi ini pasien mengalami gangguan siklus tidur, merasa
gelisah, mengalami disorientasi, merasa kacau, hingga meronta-ronta. Nilai GCS
adalah 11-10.
4. Somnolen adalah kondisi mengantuk yang cukup dalam namun masih bisa
dibangunkan dengan menggunakan rangsangan. Ketika rangsangan tersebut berhenti,
maka pasien akan langsung tertidur kembali. Nilai GCS untuk somnolen adalah 9-7.
5. Sopor adalah kondisi mengantuk yang lebih dalam dan hanya dapat dibangunkan
melalui rangsangan yang kuat seperti rangsangan nyeri. Meskipun begitu pasien tidak
dapat bangun dengan sempurna dan tidak mampu memberikan respons verbal dengan
baik. Nilai GCS adalah 6-5.
6. Semi-koma atau koma ringan adalah kondisi penurunan kesadaran di mana pasien
tidak dapat memberikan respons pada rangsangan verbal dan bahkan tidak dapat
dibangunkan sama sekali. Tetapi jika diperiksa melalui mata maka masih akan terlihat
refleks kornea dan pupil yang baik. Pada kondisi ini respons terhadap rangsangan
nyeri tidak cukup terlihat atau hanya sedikit. Nilai GCS untuk semi-koma adalah 4.
7. Koma adalah kondisi penurunan tingkat kesadaran yang sangat dalam. Dalam kondisi
ini tidak ditemukan adanya gerakan spontan dan tidak muncul juga respons terhadap
rangsangan nyeri. Nilai GCS untuk koma adalah 3.
2. Pengukuran Antropometri diri sendiri ( BB, TB, IMT, Rasio Lingkar Pinggang
dan panggul, LILA, Lingkar Betis)
Berat Badan : 56 kg
Tinggi Badan : 163cm
Lingkar Pinggang : 78 cm
Lingkar Panggul : 101,5 cm
Waist-Hip Ratio : 0,77
LILA : 29 cm
Lingkar Betis : 31,5 cm
IMT : 21,07
3. Suara apa saja yang bisa kita temukan saat melakukan pemeriksaan auskultasi
area thorax?
Berikut ini suara yang bisa kita temukan saat melakukan pemeriksaan auskultasi area
thorax:
a. Suara napas normal :
1) Bronchial : sering disebut juga dengan “tubular sound” karena suara ini dihasilkan
oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan
hembusan yang lembut, fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak
ada henti diatara dua fase tersebut. Normal terdengar di atas trachea atau daerah
suprasternal notch.
2) Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara napas bronchial dan vesikular.
Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi
tertutup oleh dinding dada.
3) Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih
panjang dari ekspirasi , ekspirasi terdengar seperti tiupan.
4. Suara apa saja yang diperoleh dari perkusi dan palpasi abdomen?
- Pekak : suara yang terdengar pada perkusi otot, misalnya otot paha atau bahu
Selain itu, ada suara yang terdapat diantara suara tersebut, misalnya redup (antara sonor dan
pekak) dan hipersonor (antara sonor dan timpani). Berikut ini tabel yang mennyajikan bunyi
perkusi dari abdomen: