Anda di halaman 1dari 9

Kesehatan Dan Sanitasi Lingkungan Masyarakat Pesisir (Literatur Review)

Annisa br Bangun & Tiwi Hartanti

Abstract

Coastal communities are people who live in coastal areas, most of which are fishermen and
have different characteristics from other communities. This difference is due to the close
relationship with the regional economic characteristics, cultural background and the
availability of supporting facilities and infrastructure. In general, coastal communities have a
culture that is oriented in harmony with nature so that technology to utilize natural resources
is adaptive technology to coastal conditions. Sanitation is an effort to control environmental
factors to prevent disease and transmission caused by these environmental factors.
Environmental cleanliness is closely related to the health of the surrounding community,
various problems are often caused by a lack of information received by coastal communities.
The sanitary conditions of some people still defecate in the swamps and some others do not
have proper sanitation facilities and adequate. Garbage / solid waste from fishery products or
fishing activities cannot be managed properly, so it only piles up in the corners of people's
houses.

Keyword : sanitation, coastal communities, environment

Abstrak

Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerahpantai yang


sebagian besar merupakan nelayan memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat
lainnya. Perbedaan ini dikarenakan keterkaitan erat dengan karakteristik ekonomi wilayah,
latar belakang budaya dan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang. Pada umumnya
masyarakat pesisir memiliki budaya yang berorientasi selaras dengan alam sehingga
teknologi memanfaatkan sumberdaya alam adalah teknologi adaptif dengan kondisi pesisir.
Sanitasi adalah suatu usaha pengendalian faktor-faktor lingkungan untuk mencegah
timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang disebabkan oleh faktor lingkungan tersebut.
Kebersihan lingkungan sangat erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat sekitarnya,
berbagai permasalahan sering disebabkan kurangnya informasi yang diterima oleh
masyarakat pesisir pantai.Kondisi sanitasi sebagian masyarakat masih ada yang buang air
besar (BAB) di rawa-rawa dan sebagian yang lain belum mempunyai sarana sanitasi yang
layak dan memadai. Sampah / limbah padat hasil perikanan atau aktivitas nelayan masih
belum bisa dikelola dengan baik sehingga hanya menumpuk di sudut-sudut rumah warga.

Kata Kunci : sanitasi , masyarakat pesisir , lingkungan

PENDAHULUAN

Daerah pesisir merupakan salah satu dari aliran air, baik limbah cair maupun padat.
lingkungan perairan laut yang mudahterpengaruh Menurut Peraturan Pemerintah No 19
dengan adanya buangan limbah dari darat. Tahun 1999, pengertian pencemaran laut
Wilayah pesisir yang meliputi daratan adalah masuknya atau dimasukkannya
dan perairan pesisir sangat penting artinya bagi makhluk hidup, zat, energy, dan/atau
bangsa dan ekonomi Indonesia. Wilayah ini komponen lain ke dalam lingkungan laut
bukanhanya merupakan sumber pangan yang oleh kegiatan manusia sehingga
diusahakan melalui kegiatan perikanan dan kualitasnya turun sampai ke tingkat
pertanian,tetapi juga merupakan lokasi bermacam tertentu yang menyebabkan lingkungan
sumber daya alam, seperti mineral, gas dan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu
minyak bumiserta pemandangan alam yang dan/atau fungsinya. Pencemaran laut
indah, yang dapat dimanfaatkan untuk adalah masuknya zat atau energi, secara
kesejahteraan manusia, perairan pesisir juga langsung maupun tidak langsung oleh
penting artinya sebagai alur pelayaran. kegiatan manusia kedalam lingkungan laut
termasuk daerah pesisir pantai, sehingga
Sebagian besar permasalahan lingkungan yang
dapat menimbulkan akibat yang merugikan
menyebabkan kerusakan kawasan pesisir dan laut
baik terhadap sumber daya alam hayati,
merupakan akibat dari kegiatan-kegiatan di darat.
kesehatan manusia, gangguan terhadap
Kerusakan lingkungan di kawasan pesisir tersebut
kegiatan di laut, termasuk perikanan dan
disebabkan oleh akumulasi limbah yang dialirkan
penggunaan lain-lain yang dapat
dari daerah hulu melalui Daerah Aliran Sungai
menyebabkan penurunan tingkat kualitas
(DAS). Bahan pencemaran atau polutan di
air laut serta menurunkan kualitas tempat
perairan pantai dapat berasal dari kegiatan
tinggal dan rekreasi (Kantor Menteri
rumahtangga, industri dan pertanian. Wilayah
Kependudukan dan Lingkungan Hidup,
pesisir merupakan tempat terakumulasinya
1991). 
segala macam limbah yang dibawa melalui
sepanjang 108.000 km, artinya Negara Indonesia
memiliki kawasan pesisir yang sangat luas
Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah
(Mallewai, dikutip dalam Imroatus, 2013).
pengendalian terhadap empat faktor penyehatan
Sehingga lingkungan yang ada di kawasan pesisir
makanan yaitu faktor tempat/bangunan, peralatan,
apabila tidak terjaga dengan baik maka dapat
orang, dan bahan makanan. Penyehatan
mengakibatkan pesatnya penyebaran penyakit
makanan adalah upaya untuk mengendalikan berbasis lingkungan yang ada di kawasan pesisir
empat faktor yaitu tempat, orang, alat, dan (Zain, 2007). Penyebaran penyakit perlu
makanan yang dapat atau mungkin dapat diwaspadai di kawasan pesisir termasuk penyakit
menimbulkan gangguan kesehatan atau yang diakibatkan oleh makanan yang
keracunan makanan. Prinsip higiene sanitasi terkontaminasi (food bourne disease), oleh karena
semakin berkembangnya tempat pengelolaan
makanan yang diperlukan untuk mengendalikan
makanan (TPM) seperti rumah makan/ restoran
kontaminasi makanan, antara lain pemilihan
dan makanan jajanan yang ada di kawasan pesisir.
bahan baku makanan, penyimpanan bahan
Makanan jajanan sangat rentan terkontaminasi
makanan, pengolahan makanan, pengangkutan
akibat proses penyimpanan yang salah,
makanan, penyimpanan makanan, serta penyajian
pengolahan makanan yang kurang baik, serta
makanan. Pengolahan makanan adalah proses
penyajian yang tidak higienis (WHO, 2005).
pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi
makanan yang siap santap. Pengolahan makanan Faktor kebersihan penjamah atau pengelola
yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan makanan yang biasa disebut hygiene personal
prinsip-prinsip higiene dan sanitasi (Kusbang, merupakan prosedur menjaga kebersihan dalam
2017). pengelolaan makanan yang aman dan sehat.
Prosedur menjaga kebersihan merupakan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
perilaku bersih untuk mencegah kontaminasi pada
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia,
makanan yang ditangani.
yang memiliki ± 18.110 pulau dengan garis pantai

METODE tahunnya mulai dari tahun 2010 sampai


tahun 2020. Keyword yang digunakan
Metode yang digunakan dalam penulisan
adalah ‘sanitasi , masyarakayt pesisisr ,
literatur review ini diawali dengan
lingkungan’. Dua puluh jurnal Bahasa
pemilihan topik, kemudian ditentukan
Indonesia dipilih berdasarkan kriteria
keyword untuk pencarian jurnal. Beberapa
inklusi. Kriteria inklusi dalam literatur
database antara lain Google Scholar, dan
Pro Quest. Pencarian jurnal ini dibatasi
review ini adalah kesehatan dan sanitasi lingkungan disekitar manusia dapat
lingkungan masyarakat pesisisr” dikategorikan dalam:

HASIL DAN PEMBAHASAN - Lingkungan fisik, termasuk di


dalamnya adalah tanah, air, dan
Literature Review ini menelaah 20 jurnal
udara serta interaksi satu sama lain
tentang kesehatan lingkungan dan sanitasi
diantara faktor-faktor tersebut.
masyarakat pesisir dan hanya ada 8 jurnal
- Lingkungan biologi, termasuk
yang sesuai dengan keywords
dalam hal ini semua organisme
Wilayah dan Masyarakat Pesisir hidup baik binatang, tumbuh-
tumbuhan maupun
Indonesia yang sebagian besar wilayahnya
mikroorganisme, kecuali manusia
terdiri dari lautan dan memiliki potensi
sendiri.
kelautan cukup besar, seharusnya mampu
- Lingkungan sosial, termasuk semua
mensejahterakan kehidupan masyarakat
interaksi antara manusia dari
nelayan yang menggantungkan hidup pada
makhluk sesamanya yaitu meliputi
potensi kelautan (maritim) tersebut.
faktor-faktor sosial, ekonomi,
Realitasnya kehidupan nelayan senantiasa
kebudayan, psiko-sosial, dll.
dilanda kemiskinan, bahkan kehidupan
nelayan sering diidentikkan dengan WHO mengemukakan definisi sanitasi
“kemiskinan”. Menurut Dahuri (1996) lingkungan sebagai usaha
tingkat kesejahteraan para nelayan pada pengendalian dari semua faktor-faktor
saat ini masih di bawah sektor-sektor lain lingkungan fisik manusia yang
termasuk sektor pertanian agraris. Menurut mungkin menimbulkan atau dapat
data BPS (1998) jumlah masyarakat menimbulkan hal-hal yang merugikan
miskin Indonesia mencapai 49 juta jiwa, bagi perkembangan fisik, kesehatan
dari jumlah tersebut 60 persennya dan daya tahan hidup manusia.
merupakan masyarakat pesisir (termasuk
Hygiene sanitasi merupakan bagian
nelayan).
dari kesehatan lingkungan yang tak
Hygiene Sanitasi Lingkungan Pesisir dapat dipisahkan. Apabila hygiene
sanitasi lingkungan dan makanan di
Lingkungan dapat diartikan secara mudah
suatu obyek wisata tidak optimal maka
sebagai segala sesuatu yang berada di
dapat mempengaruhi kedatangan
sekitar manusia. Secara lebih terperinci,
pengunjung dan juga masyarakat
sekitar obyek wisata. Menurut Gani hidup sehat. Sarana dan kebijakan
(2013), pengembangan kawasan wisata pembangunan perumahan dewasa ini
sehat sangat tepat dalam rangka dirasakan pada golongan masyarakat
mengembangkan wisata sekaligus yang berpenghasilan rendah, daerah
sanitasi dan kesehatan lingkungan kumuh, perkotaan, daerah pedesaan
dengan memaksimalkan pemberdayaan dan daerah terpencil (Fahmy, 2013).
masyarakat setempat. Oleh karenanya Sanitasi diartikan sebagai alat
peranan masyarakat sangat penting pengumpulan dan pembuangan tinja
dalam mengoptimalkan kesehatan serta air buangan masyarakat secara
wisata secara keseluruhan. Dukungan higienis sehingga tidak membahayakan
dari pemerintah setempat dimana bagi kesehatan seseorang maupun
obyek wisata Pantai Embuhanga ada, masyarakat secara keseluruhan
juga menjadi salah satu faktor yang (Depledge, 1997 dalam WSP, 2011).
mempengaruhi pemberdayaan
Wilayah pesisir umumnya sering
masyarakat, pengadaan sarana
memiliki sejumlah permasalahan akan
prasarana, serta pengoptimalan sarana
kurangnya akses infrastruktur
prasarana tersebut.
lingkungan khususnya pelayanan
Sanitasi lingkungan adalah usaha sanitasi. World Bank Water Sanitation
mengendalikan semua faktor fisik Program (WSP) itu terungkap, bahwa
lingkungan yang mungkin Indonesia berada di urutan kedua di
menimbulkan hal-hal yang merugikan dunia sebagai negara dengan sanitasi
bagi perkembangan fisik kesehatan dan buruk. Menurut data yang
daya tahan hidup manusia. dipublikasikan Perserikatan Bangsa-
Pembangunan kesehatan diarahkan Bangsa (PBB), 63 juta penduduk
untuk meningkatkan kualitas sumber Indonesia tidak memiliki toilet dan
daya manusia, kualitas kehidupan masih buang air besar (BAB)
manusia, meningkatkn kesejahteraan sembarangan di sungai, laut, atau di
manusia serta untuk mempertinggi permukaan tanah (Diela, 2013).
kesadaran masyarakat akan pentingnya

Kesehatan Masyarakat selain pendidikan dan ekonomi. Derajat


kesehatan masyarakat sangat ditentukan
Kesehatan adalah hal mutlak yang harus
oleh berbagai faktor yang saling
diperhatikan untuk kemajuan suatu bangsa
mendukung satu sama lain mulai dari
lingkungan, perilaku masyarakat, lingkungan perumahan masih banyak
pelayanan kesehatan hingga genetika yang mengalami kendala, hal ini disebabkan
ada di masyarakat. Masalah kesehatan adanya berbagai mitos yang berkembang
adalah suatu masalah yang sangat di tengah masyarakat serta kurangnya
kompleks dan saling berkaitan dengan pengetahuan sehingga masih terlihat
masalahmasalah lainnya di luar kesehatan lingkungan yang kumuh dan menimbulkan
itu sendiri. Perkembangan epideniologi bau tidak sedap.
menggambarkan secara spesifik peran
Berdasarkan informasi dari masyarakat di
lingkungan dalam terjadinya penyakit dan
permukiman nelayan Bandengan,
wabah, bahwasanya lingkungan
diperoleh gambaran kondisi sarana
berpengaruh pada terjadinya penyakit.
sanitasi, antara lain tentang keberadaan
Seperti : Malaria, DBD, Diare, TB Paru-
WC di rumah warga ternyata hanya
Paru, Demam (batuk dan flu).
terdapat 3 orang warga (KK) yang
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada mempunyai WC pribadi, sedangkan MCK
hubungan/pengaruh antara sanitasi umum sama sekali tidak ada. Dulu ada
lingkungan terhadap kesehatan MCK umum namun sekarang sudah tidak
masyarakat. Kondisi sanitasi lingkungan ada lagi karena sudah dibongkar.
baik, juga berpengaruh atau berdampak Pembangunan kembali tidak dilakukan
pada kesehatan masyarakatnya. Hal ini karena tidak ada dana. Selama ini warga
juga berkaitan dengan teori dari Slamet dalam aktivitas buang hajat dilakukan di
Juli Soemirat (2004:8) bahwa masalah sungai atau laut yang menurut mereka
kesehatan lingkungan seperti perumahan, lebih praktis dibandingkan jika WC
pembuangan air limbah, penyediaan air didalam rumah.
bersih, kondisi pembuangan sampah dan
Pengetahuan masyarakat tentang
pembuangan kotoran berpengaruh
rumah/lingkungan yang sehat adalah
terhadap kesehatan masyarakat terutama
rumah/lingkungan yang bersih tidak ada
pada masalah kesehatan lingkungan rumah
sampah. Pembuangan sampah dilakukan
tangga.
dengan cara dibakar atau dibuang ke
Pengetahuan, Peran dan Sikap sungai. Meskipun kondisi lingkungan di
Masyarakat permukiman nelay

Peran masyarakat dalam peningkatan


kualitas lingkungan khususnya pada
No. INTERVENSI/ HASIL
SITASI JENIS SAMPEL/TEMPAT PENGAMBILAN DATA
PENELITIAN
1 Widyo Astono Artikel Pesisir Pekalongan Penelitian dilakukan Dari hasil pemantauan awal diketahu
penelitian/kuantitatif melalui pengukuran dan ketersediaan lahan kosong dan saluran air m
pengamatan langsung di alternatif tempat pembuangan air limbah da
lapangan sehingga dapat diperkirakan masih sekitar 70%
tinja dan air kotor serta 60% sampah m
berserakan pada tempat-tempat tersebut.
2. Shafira Artikel 94 responden Penelitian ini merupakan Dari hasil analisis univariat didapatkan bahw
Raudhati Putri penelitian/kuatitatif di Desa Sedari, penelitian yang bersifat Sedari terdapat kejadian diare dalam satu bula
&Dewi Kecamatan Cibuaya, kuantitatif dengan Untuk variabel sumber air bersih masih belum
Susanna Kab. Karawang, Jawa mengunakan desain sumber air yang memenuhi syarat kesehat
Barat penelitian cross sectional. sarana pengelolaan limbah rumah tangga rum
belum memenuhi syarat kesehatan
3 Firdaus Artikel 50 responden Penelitian merupakan kualitas sanitasi dasar yang tidak memenuhi
Duwila, penelitian/kuatitatif Desa pesisir kec. jenis penelitian Desa Waitina paling tinggi adalah tempat samp
Trijoko, Hanan Mangoli timur obervasional analitik yaitu sebesar 60%. Persentase SPAL dan jam
Lanang, Nikie kabupaten yang ditunjang dengan memenuhi syarat lebih besar dribandingkan y
Astorina kepualauan sula, prov pemetaan untuk memenuhi syarat.
Maluku utara. mengetahui gambaran
suatu keadaaan secara
objektif
4. Johan Artikel 212 responden Jenis penelitian yang Dikatakan bahwa sebagian wilayah masih
huliselan, penelitian/kuantitatif di Desa Piru digunakan adalah sanitasi yang belum memenuhi syarat.
. Makmur Kabupaten penelitian deskriptif
Selomo, Seram Bagian Barat
Ruslan Provinsi Maluku
5. Rudy Balaka Artikel penelitian 24 responden Penelitian yang Dari penelitian yang dilakukan terdapat beber
& tryantini /kuantitatif Di kelurahan petoaha digunakan adalah melalui yang masih belum mempunyai ventilasi udara
sundi putri kec. Nambo kota observasi dan wawancara sirkulasi udara tidak baik
Kendari Dalam jenis penelitian diketahui bahwa responden dengan kepemilika
6. Sholehah Artikel penelitian 123 responden yang di gunakan adalah sarana penyediaan air bersih yang memenuhi sy
Imroatus & kuantitatif Di Dusun Talaga penelitian Deskriptif sebanyak 3 orang (8,6%) dan kategori tidak
Mulyadi Lihi Desa Kairatu syarat 32 orang (91,4%). Responden dengan ke
Maryam Kecamatan Kairatu kategori jamban yang memenuhi syarat
Kabupaten Seram
Bagian Barat.
7. Hermin Artikel penelitian Pemukiman nelayan Metode pengumpulan Kondisi sanitasi lingkungan di permukima
Poedjiastoeti kuantitatif kabupaten kendal data yang digunakan (RW IV) Kelurahan Bandengan dilihat dari p
& Mila dalam metode kualitatif terhadap sarana sanitasi dasar tergolong mas
Karmilah adalah teknik wawancara sehingga kondisi tersebut belum bisa menjam
lingkungan perumahan dapat memberikan ras
dan bebas dari kemungkinan penyebaran penya
8. Suning & Artikel penelitian Kawasan pesisir Teknik analisis dalam
Amilatush kuantitatif Kecamatan Sedati penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan rata-rata m
Sholichah terdiri dari 5 (lima) menggunakan pesisir mendukung adanya penerapan
desa, yaitu desa pendekatan Triangulasi berkelanjutan baik berupa jamban komunal
Tambak Cemandi, maupun model lainnya yang sesuai dengan ind
Kalanganyar, Gisik karakter masyarakat pesisir.
Cemandi,
Banjarkemuning dan
Segorotambak.

Anda mungkin juga menyukai