Anda di halaman 1dari 12

TRADISI BULANGEKH DALAM MASA KEHAMILAN PADA

MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON


SUMBERAGUNG KECAMATAN NGAMBUR
KABUPATENPESISIR BARAT

Yuresti, Ali Imron dan Maskun


FKIP Unila Jalan. Prof. Dr. SoemantriBrojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon (0721) 704 947, faximile (0721) 704 624
e-mail:yurestiunila@ymail.com
Hp. 082374412229

The purpose this research to know the proces of Bulangekh in pregnan period of Lampung Saibatin
society in Pekon Sumber Agung, District of Ngambur, Sub-province of Pesisir Barat. The method that
used in this research is Descriptive method. The data collecting technique are Participant Observation
Technique, Interview, Documentation and Literature. The data analysis technique of this research is
Data Analysis Qualitative. Based on the result of the research, Bulangekh implemented through three
steps, those are (1) Preparation step were, time allocation, place, announcement to family and shaman
and prepare the equipment that is used in the proces of Bulangekh. (2) Implementation steps, Reading
the incantation and pray in the proces of bath until giving direction and advice by the shaman to
expectant mother. (3) Closing steps, gratitude to shaman and pray together by inviting the neighbors
and family.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Proses pelaksanaan Bulangekh dalam masa kehamilan pada
masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir
Barat.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan datanya adalah teknik
observasi partisipan, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil peneleitian. Pelaksanaan Bulangekh dilaksanakan
melalui tiga tahap yaitu (1) Tahap persiapan yaitu penentuan waktu, tempat, memberitahukan kepada
keluarga dan dukun,serta mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam proses Bulangekh.(2)
Tahap pelaksanaan,yaitu pembacaan mantera dan do’a dalam proses pemandiannya hingga pemberian
petunjuk dan nasehat oleh dukun untuk ibu hamil. (3) Tahap penutup, yaitu ucapan terimakasih kepada
dukun dan syukuran/do’a dengan mengundang tetangga dan sanak keluarga.

Kata kunci: bulangekh, masyarakat lampung, tata cara

PENDAHULUAN ada di Indonesia adalah adat budaya


Indonesia merupakan sebuah negara yang Lampung.
memiliki berbagai suku bangsa yang masing- Kebudayaan adalah keseluruhan
masing sukunya memiliki kebudayaan serta pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
adat istiadat yang berbeda-beda. setiap adat yang digunakan untuk memahami dan
dan budaya memiliki ciri khas sehingga menginterpretasikan lingkungan dan
membedakan budaya yang satu dengan yang pengalamannya serta menjadi kerangka
lain. landasan bagi terwujudnya kelakuan
Keanekaragaman tersebut terjadi karena (Soekanto, 1990 : 238).
setiap daerah memiliki kebiasaan-kebiasaan Pada Suku Lampung sendiri terbagi
yang berbeda sesuai dengan keanekaragaman kedalam dua bagian yaitu Lampung Pepadun
masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang dan Lampung Saibatin. Lampung
Saibatinadalah sebutan bagi orang-orang yang Upacara dalam masa kehamilan
berada di sepanjang Pesisir Pantai Selatan merupakan upacara yang dilakukan untuk
Lampung, sedangkan, Lampung Pepadun merayakan saat seorang calon ibu yang
adalah sebutan bagi Orang Lampung yang mengandung tua atau masa kehamilan
berasal dari Sekala Berak di Punggung Bukit pertama dan dilakukan untuk pengobatan
Barisan (sebelah Barat Lampung Utara) dan rutin seorang ibu yang sedang hamil.
menyebar ke utara, ke timur dan tengah Bulangekh ini telah ada sejak dahulu,
Provinsi Lampung. (Hadikusuma, 1989 ; yaitu sebuah acara ritual dengan memandikan
118). seorang calon ibu pada waktu-waktu tertentu
Penduduk asli Lampung terdiri dari dua dalam masa kehamilannya pada masyarakat
masyarakat adat atau (gh) ruwa jurai, yakni Lampung Saibatin dengan tujuan untuk
JuraiPepadun dan JuraiSaibatin. Dapat melindungi si ibu dan janinnya dari segala
dilihat perbedaannya dalam bertutur orang kemungkinan penyakit dan gangguan dari
Saibatin berdialek A, sedangkan orang makhluk halus. Bulangekh dalam Bahasa
Pepadun berdialek O (Ali Imron, Lampung berarti “pengobatan dan juga tolak
2005:1).Kedua kelompok masyarakat ini bala”.
memiliki adat istiadat yang khas sesuai Istilah Bulangekh dalam masa kehamilan,
dengan kebiasaan masing-masing. Namun jika merujuk pada makna yang digunakan
pada dasarnya kedua kelompok adat ini oleh masyarakat setempat, dapat diartikan
memiliki persamaan unsur budaya tertentu. sebagai sebuah acara ritual dengan tujuan
Masyarakat Pepadun mendiami daerah untuk melindungi diri seorang ibu dan janin
pedalaman, seperti daerah Abung, Way yang ada dalam kandungannya tersebut dari
Kanan atau Sungkai, Tulang Bawang, dan segala penyakit dan gangguan-gangguan
Pubian. Masyarakat Lampung beradat makhluk halus,dengan cara dimandikan oleh
Saibatin disebut juga masyarakat peminggir seorang dukun yang telah dipercaya
karena pada umumnya mereka berdiam di keluarganya.
daerah-daerah pantai atau pesisir, berbeda Ritual ini dilaksanakan pada waktu
dengan masyarakat Pepadun yang umumnya kandungan berumur lima bulan dan tujuh
berdiam didaerah pedalaman. bulan. Setiap kebudayaan tentunya memiliki
Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon makna, fungsi, tujuan dan proses
Sumber Agung berada pada Kecamatan pelaksanaannya. Kita dapat mengetahui suatu
Ngambur Kabupaten Pesisir Barat kebudayaan secara jelas jika kita mengetahui
mempunyai tradisi dan cara tersendiri dalam proses pelaksanaannya, makna, fungsi dan
melestarikan budaya Lampung. Pada tujuannya, setelah itu kita dapat mengetahui
masyarakat Lampung yang ada di Pekon manfaat dari tradisi tersebut bagi masyarakat
Sumber Agung mengenal tradisi Bulangekh sekitar maupun masyarakat pada umumnya.
yang artinya “pengobatan dan juga tolak Tradisi Bulangekh adalah salah satu
bala”. budaya yang harus dilestarikan, karena
Pengobatan tersebut dilakukan dengan terdapat beberapa budaya Lampung yang
syarat tertentu. Salah satu tradisi Bulangekh harus dipertahankan. Dengan masih
ini dilaksanakan pada masa kehamilan. dilaksanakannya tradisi Bulangekh pada masa
Bulangekh bukan hanya dilakukan pada masa kehamilan secara tidak langsung itu sudah
kehamilan saja, tetapi ini juga dilakukan merupakan salah satu cara untuk
untuk pengobatan pada orang gila, orang mempertahankan budaya.
kerasukan, sanak inangan, dan orang yang Sudah selayaknya kita sebagai bangsa
terkena guna-guna. Setiap pelaksanaan yang berbudaya untuk melihat secara jelas
ataupun upacara selalu mempunyai arti, bagaimana proses pelaksanaannya, tujuan,
begitu juga dalam pelaksanaan tradisi maupun makna dari tradisi ini. Jika dilihat
Bulangekh pada masa kehamilan. Bulangekh dari makna, fungsi atau tujuan dan proses
tidak hanya dilakukan begitu saja, tetapi ada pelaksanaannya, maka tradisi Bulangekh
beberapa persiapan, perlengkapan dan syarat wajib untuk dipertahankan karena
yang harus disiapkan terlebih dahulu. mengandung kebudayaan-kebudayaan yang
dapat diartikan sebagai hasil dari cipta, rasa, Dari mayoritas suku Lampung yang ada di
dan karsa manusia yang memiliki peranan Pekon Sumber Agung ini, sebagian besar
penting dalam kehidupan manusia. masyarakatnya juga masih melakukan upacara
Saat ini perkembangan dan pelestarian Bulangekh sesuai Adat Lampung.
tradisi Bulangekh sangat kurang, hal ini bisa Lokasi ini dipilih selain karena
dibuktikan dengan semakin berkurangnya mayoritas penduduknya adalah suku
minat orang Lampung Saibatin di Pekon Lampung, juga karena Pekon Sumber Agung
Sumber Agung Kecamatan Ngambur merupakan Pekon yang satu daerah dengan
Kabupaten Pesisir Barat untuk melaksanakan tempat tinggal penulis.Sehingga harapan
tradisi Bulangekh dalam masa kehamilan, penulis akan lebih mudah melaksanakan
sehingga berpengaruh pada kelansungan penelitian karena kedekatan emosional dan
tradisi Bulangekh, semakin lama masyarakat karena itu penulis dapat berkomunikasi
Lampung di Pekon Sumber Agung tidak dengan para informan yang rata-rata
mengerti dan memahami pelaksanaan tradisi berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa
Bulangekh dalam masa kehamilan khususnya. Lampung.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka Dalam suatu penelitian, variabel
penulis akan melakukan penelitian untuk merupakan suatu yang sangat penting. Karena
mengetahui bagaimana proses pelaksanaan dengan variabel ini kita akan dapat lebih
dari tradisi Bulangekh dalam masa kehamilan fokus pada apa yang menjadi objek penelitian
pada masyarakat Lampung Saibatin di Pekon kita sehingga akan lebih mempermudah cara
Sumber Agung Kecamatan Ngambur kerja.Variabel adalah obyek penelitian atau
Kabupaten Pesisir Barat. apa yang menjadi titik perhatian dari suatu
penelitian (Suharsimi Arikunto, 1989 : 91).
METODE PENELITIAN Variabel dapat diartikan sebagai segala
Metode yang digunakan dalam sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian
penelitian ini adalah metode sering pula ditanyakan variabel penelitian itu
deskriptif.Metode deskriftif adalah metode sebagai faktor-faktor yang berperan dalam
yang digunakan untuk penelitian ilmiah yang peristiwa atau gejala yang akan diteliti
diajukan pada pemecahan masalah yang ada (Sumadi Suryabrata, 1983 : 79).
sekarang dan pelaksanaannya tidak terbatas Berdasarkan pendapat di atas, maka
kepada pengumpulan tetapi juga dapat disimpulkan variable penelitian adalah
meliputianalisis dan interpretasi tentang arti segala sesuatu yang akan menjadi obyek
data (Winarno Surahmad, 1986 : pengamatan dalam penelitian. Adapun
131).Menurut Mohammad Ali metode variabel dalam penelitian ini adalah proses
deskriptif digunakan untuk berupaya pelaksanaan tradisi Bulangekh dalam masa
memecahkan atau menjawab permasalahan kehamilan pada masyarakat Lampung
yang dihadapi pada situasi sekarang, Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan
dilakukan dengan menempuh langkah- Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.
langkah pengumpulan data, klasifikasi, Teknik pengumpulan data adalah suatu
analisis, pengolahan data, membuat prosedur yang sistematis dan standar untuk
kesimpulan dan laporan. Dengan tujuan memperoleh data yang diperlukan. Oleh
utama untuk membuat penggambaran tentang karena itu, diharapkan dengan adanya
sesuatu keadaan scara obyektif dalam suatu penggunaan teknik-teknik tertentu yang
situasi (Mohammad Ali, 1985 ; 120). sistematis dan standar akan dapat memperoleh
Penelitian ini dilakukan di Pekon data-data yang dapat menjawab apa yang
Sumber Agung Kecamatan Ngambur menjadi permasalahan dari peneliti yang
Kabupaten Pesisir Barat. Lokasi ini dipilih direncanakan.
karena di Pekon Sumber Agung mayoritas Teknik observasi partisipan adalah
masyarakatnya adalah suku Lampung, teknik pengumpulan data dengan cara
sehingga peneliti dapat melihat fakta dan melakukan pengamatan secara langsung
realitas yang akan ditelitinya pada masyarakat terhadap objek yang diteliti atau daerah lokasi
yang memang memliki karakteristik tersebut. yang menjadi pokok permasalahan dalam
penelitian ini sehingga data yang diperoleh kenyataan ia memiliki ciri-ciri personal yang
sesuai dengan permasalahan (Nasution, diterima” (Gorys, 1996:157).
1996:107). Berdasarkan pendapat di atas Kriteria informan dalam penelitian ini
bahwa observasi adalah pengumpulan data adalah:
dengan cara melakukan pengamatan serta 1. Orang yang bersangkutan merupakan
pencatatan lansung secara secara sistematik tokoh masyarakat atau tokoh adat
terhadap suatu gejala pada objek penelitian. penduduk setempat.
Dengan menggunakan teknik observasi ini 2. Orang yang bersangkutan memiliki
penulis dapat memperoleh gambaran umum pengalaman pribadi sesuai dengan
mengenai permasalahan yang berhubungan permasalahan yang diteliti.
dengan tata cara pelaksanaan Bulangekh dan 3. Orang yang bersangkutan memiliki
dapat mengumpulkan data atau informasi kesediaan dan waktu yang cukup.
yang sesuai dengan permasalahan yang 4. Orang yang bersangkutan memahami dan
diteliti. memiliki pengetahuan mengenai objek
Wawancara adalah salah satu teknik yang diteliti.
pengumpulan data yang sering digunakan Tokoh adat disini dimaksudkan adalah
dalam kegiatan penelitian tertentu. Teknik ini orang yang dianggap memahami secara
mencoba untuk mendapatkan informasi mendalam tentang adat istiadat Ulun
mengenai objek penelitian sumber responden Lampung khususnya Lampung Saibatin yang
dengan cara bercakap-cakap secara ada di Pekon Sumber Agung. Tokoh adat
berhadapan (Koentjaraningrat, 1997 : yang di tunjuk disini adalah mereka yang
162).Adapun wawancara ini terbagi menjadi benar-benar mengetahui tentang Bulangekh
dua macam yaitu wawancara terarah dan tidak yang ada di Pekon Sumber Agung.
terarah. Peneliti juga mengumpulkan informasi
Wawancara terarah adalah pertanyaan dari si pelaku Bulangekh dengan cara
sudah disusun terlebih dahulu dalam bentuk meminta mereka menceritakan pengalaman
daftar pertanyaan-pertanyaan. Jawaban yang dan hal-hal yang mereka ketahui tentang
diharapkan sudah dibatasi dengan yang Bulangekh.Dengan menggunakan informan,
relevan saja dan diusahakan agar informan maka peneliti memilih beberapa individu
tidak melantur kemana-mana. sebagai informan yang relevan terkait dengan
Wawancara tidak terarah biasanya fenomena yang diamati, yaitu antara Tokoh
dilakukan pada awal penelitian, karena Adat atau orang yang dituakan atau dianggap
dengan memberikan keterangan-keterangan mengerti oleh masyarakat dengan Dukun
yang tidak terduga yang tidak dapat kita sebagai pemimpin dalam pelaksanaan upacara
dapatkan dan ketahui jika kita menanyakan Bulangekh dan masyarakat yang
dengan wawancara terarah. melaksanakan upacara Bulangekh itu sendiri.
Informan dalam penelitian ini adalah Prosedur pemilihan sampel itu sendiri
orang yang memiliki kaitan langsung dengan melalui tiga tahapan, yaitu: 1) pemilihan
mengerti tentang Bulangekh. Informan sampel awal (informan kunci), 2) pemilihan
diambil dari tokoh-tokoh masyarakat yang sampel lanjutan, 3) menghentikan pemilihan
ada di Pekon Sumber Agung dan dipilih sampel lanjutan jika sudah tidak terdapat
berdasarkan kriteria tertentu. variasi informasi, dimana dalam
Menurut Keraf Gorys persyaratan melaksanakan ketiga tahapan ini umumnya
seorang informan adalah dalam memilih menggunakan teknik snowball sampling
seorang informan tidak boleh asal saja. (Burhan Bungin, 2007: 54).
Informan diperoleh berdasarkan beberapa Dalam penggunaan teknik snowball
kriteria yang berhubungan dengan lapangan sampling ini peneliti memilih informan awal
penelitian. Informan yang dipilih harus yakni tokoh adat yang selanjutnya dari tokoh
memiliki andalan esensial untuk mewakili adat yang merupakan informan awal ini,
kelasnya dalam kelompok masyarakat mereka akan menunjuk kepada individu lain
tersebut. Seorang informan harus yang cocok dijadikan informan lanjutan,
mencerminkan cara bahasanya, disamping begitu seterusnya hingga tidak lagi terdapat
variasi informasi (jenuh). Dengan lainnya sehingga menjadi makalah yang
demikian,pada penelitian kualitatif tidak baikMohammad Ali (1985 : 152).
dipersoalkan jumlah sampel (Burhan Bungin,
2007: 53). HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik dokumentasi adalah suatu teknik Kabupaten Pesisir Barat dengan
yang digunakan untuk mencari data-data ibukotanya Krui adalah salah satu dari enam
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa belas Kabupaten/Kota yang ada dalam
catatan-catatan, transkrip, buku, surat kabar, wilayah Provinsi Lampung. Pesisir Barat
majalah, notulen, agenda, dan lain sebagainya resmi menjadi Kabupaten pada tanggal 19
( Arikunto, 1989 :188). April 2013 berdasarkan Undang-undang No.
Menurut Handari Nawawi mengatakan 22 tahun 2012. Sebelum Kabupaten ini
bahwa dokumentasi merupakan cara atau terbentuk, Kabupaten Pesisir Barat masih
pengumpulan data melalui peninggalan menjadi bagian dari wilayah Kabupaten
tertulis, terutama tentang arsip-arsip dan Lampung Barat. Adapun batas-batas wilayah
termasuk buku-buku lain yang berhubungan Kabupaten Pesisir Barat yaitu :
dengan masalah penyelidikan (Nawawi ,1991 1) Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi
:133). Maka berdasarkan pendapat diatas Bengkulu
peneliti mengadakan penelitian berdasarkan 2) Sebelah selatan berbatasan dengan
dokumentasi yang ada berupa catatan-catatan, Kabupaten Tanggamus
buku yang berhubungan dengan upacara 3) Sebelah barat berbatasan dengan
Bulangekh. Samudera Hindia
Teknik analisis data yang digunakan 4) Sebelah timur berbatasan dengan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis Kabupaten Lampung Barat
data kualitatif. Menurut Mohamad Ali,teknik Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat
analisis data kualitatif adalah dengan yang merupakan pemekaran dari Kabupaten
menggunakan proses berfikir induktif, untuk Lampung Barat terdiri dari 11 (sebelas)
menguji hipotesis yang dirumuskan sebagai kecamatan, yaitu Kecamatan Pesisir Tengah,
jawaban sementara terhadap masalah yang Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan
diteliti (Mohamad Ali, 1985: 155). Lemong, Kecamatan Pesisir Utara,
Langkah-langkah yang ditempuh dalam Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan
menganalisis data kualitatif menurut Pulau Pisang, Kecamatan Way Krui,
Mohammad Ali yaitu: Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan
1. Penyusunan data Ngambur, Kecamatan Bengkunat, dan
Penyusunan dimaksudkan untuk Kecamatan Bengkunat Belimbing. Kabupaten
memperoleh dalam menilai apakah data Pesisir Barat memiliki luas wilayah
yang dikumpulkan itu sudah memadai keseluruhan ±2.907,23 km2 dan 3 (tiga) Pulau
atau belum dan apakah data yang yaitu Pulau Pisang, Pulau Betuah dan Pulau
dikumpulkan itu berguna atau tidak, hal Batu Gukhi dengan jumlah penduduk sebesar
ini perlu adanya seleksi dan penyusunan. ±143.279 jiwa. Kabupaten Pesisir Barat
2. Klasifikasi data memiliki 116 (seratus enam belas) Pekon dan
Dimaksudkan sebagai usaha 2 (dua) kelurahan.
menggolongkan data berdasarkan pada Pada zaman dahulu, Pekon Sumber
kategori yang dibuat. Agung adalah konon menurut cerita penduduk
3. Pengolahan data ini berasal dari Dusun Banjar Negeri yang
Data yang telah diperoleh maka diseleksi merupakan tergabung dalam Masyarakat Adat
kemudian diatur dengan menggunakan yaitu Marga Ngambur dan sebagian berasal
data kualitatif. dari berbagai daerah yang ada di Lampung,
4. Penafsiran atau penyimpulan yang jelas ceritanya bahwa Pekon Sumber
Setelah ketiganya selesai maka Agung ini telah dihuni oleh penduduk sejak
selanjutnya menyimpulkan dengan zaman penjajahan Jepang, yang waktu itu
mengubungkan dan mempertemukan disebut Kampung Susukan dengan kepala
antara variabel yang satu dengan yang kampung pertama adalah Alm. Bapak Syafe’i
Yusuf yang menjabat hingga tahun 1976. berbagai upacara adat yang berkenaan dengan
Wilayah Pekon Sumber Agung Awalnya lingkungan, kehidupan dimulai sejak
terbentang dari Way Ngambur hingga Way kelahiran, sunatan, pernikahan, sampai
Muara Tembulih, dan terdiri dari beberapa dengan upacara kematian.Segala kegiatan
Dusun yaitu Sumber Agung, Surabaya, yang berkenaan dengan adat dan pengambilan
Panjiwayang, Sirng Haji, dan Ulok Jaha. kebijakan dilakukan dengan cara musyawarah
Pada tahun 1991, disaat Kepala Pekon adat para punyimbang adat, musyawarah
Mursid masih menjabat, wilayah Ulok Jaha bersama ini disebut hippun, yang dilakukan
dan Siring Haji dialokasikan untuk daerah dirumah punyimbang adat atau balai desa.
translok, yang terkenal dengan Translok SP.2 Kehidupan sosial masyarakat cukup
namun masih dalam pemerintahan Pekon harmonis dan tentram. Budaya gotong royong
Sumber Agung. dan tolong menolong di masyarakat masih
Mengingat semakin berkembangnya banyak dijumpai seperti pada saat ada acara
penduduk dan ekonomi, pelayanan yang dilakukan oleh salah satu atau lebih
masyarakatpun perlu ditingkatkan. Maka pada anggota masyarakat yang akan melaksanakan
tahun 2003, disaat Ahmad Zainal menjabat perkawinan, sunatan, syukuran, atau juga ada
sebagai Kepala Pekon, Dusun Panji wayang, musibah kematian dari salah satu anggota
Ulok Jaha, Siring Haji di mekarkan menjadi masyarakat.
Pekon Ulok Mukti. Menyusul semakin Sarana dan prasarana adalah sangat
berkembangnya penduduk disaat penting dalam menunjang kemajuan suatu
kepemimpinan Mat Azni sebagai Peratin pada Pekon, baik itu sarana umum, kesehatan
tahun 2005 Dusun Surabayapun ikut maupun sarana pendidikan. Karena sarana dan
memisahkan diri menjadi Pekon Muara prasarana tersebut yang akan memberikan
Tembulih. dampak terhadap perekonomian yang berarti
Pekon Sumber Agung Merupakan salah kesejahteraan masyarakat, serta kesehatan dan
satu dari Pekon di wilayah Kecamatan pendidikan yang bermutu yang berarti akan
Ngambur, yang terletak 4 km kearah Utara meningkatkan kualitas sumberdaya
dari Ibu Kota Kecamatan. Pekon Sumber manusianya. Adapun sarana dan prasarana
Agung mempunyai luas wilayah seluas yang ada di Pekon Sumber Agung yaitu Balay
10.070 H. posyandu, SD, Sekolah Menengah Pertama
Pekon Sumber Agung berbatasan dengan: (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA),
a. Sebelah utara berbatasan dengan Pekon Pemakaman, Masjid, Musholla, Pasar Desa,
Marang Kecamatan Pesisir Selatan Poskamling, Jembatan dan Tempat Pengajian
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Pekon Anak.
Negeri Ratu Ngambur Zaman dahulu, kehidupan masyarakat
c. Sebelah timur berbatasan dengan Pekon Lampung cukup dekat dengan nuansa
Ulok Mukti keislaman yang taat dan panatik, sehingga
d. Sebelah barat berbatasan dengan Pantai dalam kehidupan sehari-hari dapat
Samudera Hindia. disimpulkan bahwa Lampung adalah Islam,
Masyarakat Pekon Sumber Agung ini yang berarti bahwa tidak ada orang Lampung
mayoritas adalah Orang Lampung Saibatin, yang tidak menganut agama Islam dan nilai-
Bahasa yang digunakan dalam kesehariannya nilai ajaran islam menyatu dengan standar
adalah Bahasa Lampung yang berdialek A. nilai adat budaya Lampung.
Pergaulan muda-mudi masih terbatas, Pendidikan merupakan wahana penting
biasanya perkenalan muda-mudi hanya dalam upaya ikut mencerdaskan bangsa, baik
dilakukan pada saat-saat tertentu seperti pada melalui pendidikan formal ataupun non
acara kebersihan pekon dan pada saat nayuh formal. Dengan pendidikan maka diharapkan
(pesta pernikahan). Meskipun pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
terdapat sebagian masyarakat yang sudah disebarkan dan dikembangkan seluas-luasnya
melanggar tata pergaulan muda-mudi. seiring dengan peningkatan taraf hidup,
Mayoritas masyarakat masih melakukan adat budaya dan peradaban manusia. Mayoritas
istiadat dalam kehidupannya, meliputi penduduk di Pekon Sumber Agung memenuhi
kebutuhan hidupnya dari bidang pertanian masyarakat Adat Lampung Saibatin yang
yaitu dengan bersawah, berladang dan mempunyai adat istiadat yang mereka warisi
berkebun. Para petani ada yang bersawah saja secara turun temurun dari generasi ke generasi
tetapi ada juga yang mengkombinasikan berikutnya, walaupun sudah ada perubahan
ketiga pekerjaan tersebut. Biasanya petani di dan pergeseran nilai-nilai kebudayaan sebagai
Pekon Sumber Agung memanen padinya dua akibat pengaruh, keadaan, tempat,
kali dalam satu tahun. perkembangan zaman dan wilayah sekitar
Ketika sawah sudah dapat ditinggalkan, dimana mereka menetap.Struktur masyarakat
petani biasanya memanfaatkan waktunya hukum Adat Saibatin di Pekon Sumber
untuk berladang dan berkebun.Dari hasil Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten
kebun yang dapat di produksi, menempatkan Pesisir Barat yaitu menganut struktur
pekon ini termasuk salah satu pekon yang masyarakat dengan sistem kekerabatan
cukup banyak menghasilkan hasil kebun patrilineal, sistem kekerabatan ini adalah
seperti kelapa, kelapa sawit, jagung, kopi, masyarakat atau ulun yang anggota
cengkeh, lada, serta buah-buahan lainnya. keluarganya menarik garis keturunan ayah.
Para petani yang menggarap lahan pertanian Manusia mempunyai kemampuan
tersebut ada yang merupakan petani untuk membayangkan dengan akal peristiwa-
penggarap bahkan ada petani musiman. peristiwa yang mungkin dapat terjadi
Pada dasarnya ulun Lampung Saibatin terhadapnya, baik yang menyenangkan
menganut prinsip kekerabatan garis keturunan ataupun yang menakutkan. Peristiwa yang
bapak atau patrilineal, yaitu setiap anak laki- amat menakutkan yang ia sadari akan terjadi
laki tertua dari keturunan yang lebih tua adalah tibanya maut. Kesadaran akan
menjadi pemimpin atau punyimbang, penerus timbulnya maut inilah yang merupakan salah
keluarga, penerima warisan dan ia satu sebab timbulnya suatu unsur penting
bertanggung jawab mengatur seluruh anggota dalam kehidupan manusia, yaitu religi.
kekerabatan. Sebagai seorang pemimpin, ia Religi merupakan suatu sistem yang
harus kawin bejujogh terhadap perempuan terdiri dari atas wujud yang berupa keyakinan,
yang (di) jujogh, ia harus meninggalkan berupa gagasan yang berupa tuhan, dewa-
kerabat dan keluarganya yang telah dewa, roh-roh halus, neraka, dan surga, dan
melahirkan dan membesarkannya, kemudian juga mempunyai wujud yang berupa upacara
menjadi keluarga di pihak laki-laki. dan benda-benda suci.
Keterkaitan perempuan yang di jujogh Semua aktivitas manusia yang
dengan harta waris, kelompok kerabat pihak bersangkutan dengan religi berdasarkan atas
ibu tidak mempunyai hak apa-apa, termasik suatu getaran jiwa yang biasanya disebut
pemeliharaan anak kerabat yang kehilangan emosi keagamaan. Salah satu kegiatan
ayahnya. Sebaliknya pihak laki-laki manusia tersebut adalah Bulangekh.
mempunyai kewajiban untuk memelihara Bulangekh merupakan budaya dan adat
anak yang kehilangan ayahnya serta isteri- istiadat orang Lampung yang beradat pesisir
isteri yang kehilangan suaminya. Tanggung yang merupakan sebuah acara ritual dalam
jawab atau kewajiban pemeliharaan anak masa kehamilan ketika memasuki usia 5 dan 7
yang kehilangan ayah dan isteri kehilangan bulan. Bulangekh adalah salah satu tradisi
suaminya hanya terbatas pada keluarga anak yang ada pada orang Lampung yang masih
dan isteri kakak atau adik laki-laki. Oleh dilestarikan sampai saat ini, walaupun tidak
karena itu, setiap anak perempuan ulun sai semua orang atau keluarga di dalam masa
batin tidak pernah mendapat warisan dari kehamilan mereka melaksanakan tradisi
orang tua yang melahirkan dan Bulangekh tetapi masih banyak yang
membesarkannya, karena ia sudah dijamin melaksanakan tradisi Bulangekh.
kehidupannya oleh pihak suami dan Menurut Bapak A. Bazwar wawancara
kerabatnya. penulis pada tanggal 5 Febuari 2013 bahwa
Setiap suku yang ada memiliki adat ada kepuasan tersendiri bagi suatu keluarga
istiadat yang mereka warisi dari para leluhur yang mengadakan tradisi Bulangekh dalam
dan nenek moyangnya. Demikian juga dengan masa kehamilan, karena dalam melaksanakan
tradisi Bulangekh itu adalah salah satu cara dalam upacara ini adalah dukun laki-laki,
untuk memohon perlindungan agar janin yang yang memang biasa diminta untuk
dalam kandungan serta si ibu dalam keadaan melaksanakan upacara Bulangekh serta
sehat sekaligus mensyukuri rizki yang Allah dibantu juga oleh ibu dan ayah mertua si ibu
berikan.Pelaksanaan tradisi Bulangekh yang hamil. Seandainya ayah dan ibu mertua
dilaksanakan pada saat orang hamil, ketika dari ibu yang hamil itu tidak ada lagi, atau
usia kandungan memasuki usia 5 dan 7 bulan. secara kebetulan tidak ada ditempat maka
Hasil wawancara dengan Bapak Rianda pada dapat diundang tetangga dekat yang telah
tanggal 5 Febuari 2013, pelaksanaan berusia lanjut. Kadang-kadang dibantu oleh
Bulangekh dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap beberapa orang gadis tetangga untuk
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan mempersiapkan makan malam dukun sebelum
tahap penutup. memulai acara Bulangekh. Pendidikan bagi
Upacara yang pertama pada waktu gadis-gadis itu sendiri nampaknya ikut
kandungan berumur 5 bulan disebut tertanam dengan ikut sertanya pada upacara
“Bulangekh/Kuruk limau”. Istilah atau nama ini, sebab dukun memberi nasehat untuk ibu
upacara bagi anggota masyarakat biasa lebih hamil.
lazim disebut Kuruk limau. Selanjutnya Tahap persiapan merupakan tahap
upacara Bulangekh yang kedua kalinya pada memepersiapkan perlengkapan dan bahan
waktu kandungan berumur 7 bulan disebut yang akan digunakan pada saat melaksanakan
“ngeruang” kadang-kadang disebut kuruk Bulangekh. Tradisi Bulangekh dalam masa
limau keminduani (kuruk limau yang kedua). kehamilan ini dilakukan ketika usia
Tujuan dari upacara ketika kandungan kandungan seorang ibu hamil ini memasuki
berumur 5 bulan adalah agar janin (upi) dalam umur lima bulan dan tujuh bulan. Tahap
kandungan ibunya selalu dalam keadaan persiapan tata cara pelaksanaan Bulangekh
sehat. Maksud daripada upacara ini adalah adalah menentukan waktu dan tempat
agar janin dalam kandungan ibunya selalu pelaksanaan acara bulangekh, biasanya
dalam keadaan sehat. Tujuannya agar ibu dilaksanakan pada malam hari berkisar antara
yang sedang hamil selalu berhati-hati dalam pukul 19.00-21.00 WIB atau setelah Isya
menjaga kandungannya serta memperhatikan yang malam itu disyaratkan malam bulan
beberapa pantangan (hal-hal yang tidak boleh purnama atau akan menjelang bulan purnama.
dilakukan), sebab apabila pantangan- Mempersiapkan acara diawali
pantangan itu dilanggar akan membawa pemberitahuan kepada dukun dari pihak
akibat yang tidak baik , baik bagi ibu maupun mertua dengan mengutus anaknya atau sang
bagi janin. Kemudian maksud upacara ketika suami dari ibu hamil bahwa pada malam yang
kandungan berumur 7 bulan adalah untuk telah ditentukanakan diadakan acara
mengontrol keadaan bayi yang ada dalam ritual/Bulangekh. Pemberitahuan pada dukun
kandungan. dengan persiapan yang telah disiapkan seperti
Upacara Bulangekh ini dilakukan setelah beras, gula, teh, kopi, rokok dan juga uang
dalam perhitungan bahwa janin telah berumur seikhlasnya. Keluarga dan bapak dukun
lima bulan. Awal perhitungan, sejak mempersiapkan peralatan-peralatan dan bahan
berhentinya haid si ibu. Pelaksanaan upacara yang akan digunakan pada saat Bulangekh
dilakukan pada malam hari berkisar antara dilaksanakan adalah :
pukul 19.00-21.00 WIB yang biasa dikenal a. Kekambangan atau bunga tujuh
dengan istilah lepas Isya, dimana malam itu macam (bunga tujuh macam yaitu
disyaratkan malam bulan purnama atau akan cempaka, tali, ratus, kekelapa, ganda
menjelang bulan purnama dan upacara kuruk suli, melokh, dan sepatu)
limau ini biasanya diselenggarakan ditempat b. Way ulok mulang (air,dimana
kediaman si ibu hamil. pertemuan air dari berbagai arah yang
Pelaksanaan upacara ini dilakukan oleh membentuk lingkaran ditengah-tengah
seorang dukun laki-laki yang dibantu oleh karena mengalami perputaran arah)
ayah atau ibu mertua dari ibu yang sedang c. Bayit ambon (rotan)
hamil. Seperti telah dijelaskan yang terlibat d. Limau kunci (jeruk purut)
e. Cumbung capah sebuah mangkok 1. Puntianak atau kuntilanak, sebagai
putih yang masih mulus atau mangkok makhluk jahat yang akan selalu
yang masih baru menghisap darah si ibu bila melahirkan,
f. Pengkhecak (alat yang digunakan oleh dengan tunggangan musang serta burung.
dukun untuk memercikkan air) 2. Kenui kecuping atau elang bertelinga
g. Berlai jerangau (rumput gajah (burung hantu). Burung ini menjadi
sebangsa kunyit) tunggangan makhluk halus untuk
h. Perasapan atau pedaporan (bara api mengambil bayi dari dalam kandungan.
di dalam dupa). Biasanya burung ini hinggap di atas
Tahap pelaksanaan Bulangekh ini bubungan rumah di mana ada wanita
dilakukan setelah semua persiapan usai. yang sedang hamil.
Malam harinya upacara Bulangekh dilakukan, Bila ada burung Kenui kecupingini, selalu
diawali dengan membakar kemenyan oleh saja akan terjadi kelainan-kelainan pada letak
bapak dukun diiringi mantera dukun dan keadaan janin di dalam kandungan,
bercampur baur dengan do’a lantunan ayat bahkan ada kemungkinan meninggal sebelum
Suci Al-Qur’an. Dengan disertai bacaan do’a lahir. Untuk mengusir burung ini, biasanya
yaitu “Ya Allah ya Tuhanku, lindungilah, dipergunakan kayu bekas memasak nasi
jauhkanlah dari bala, gangguan rohani dan (Lampung : Puntung) yang dilemparkan ke
jasmani dan beri kesehatan juga keselamatan burung itu. Pada waktu hamil, ibu selalu
bagi ibu dan bayi. Berkat Lailahaillallah memakai gelang berlai jerangau, sebangsa
Muhammadarrasulallah”. Sambil berdo’a kunyit yaitu rumput gajah yang baunya sangat
dukun berputar mengelilingi ibu yang duduk menyengat, selalu hidup di daerah yang
bersimpuh bersamaan dengan berkeliling berair.
dukun menyiramkan air bunga-bunga Ibu hamil harus selalu memakai tusuk
bercampur air jeruk, setelah selesai kemudian konde (Lampung : cucuk gunjung), terbuat
ibu hamil disuruh memakai kalung dengan dari besi atau setidak-tidaknya paku, dapat
biji kalung dari berlai jerangau, kemudian si juga peniti yang dicantelkan di baju bagian
dukun pun memberikan nasehat dan dada. Maksud dari kesemua ini adalah untuk
peringatan yang harus diperhatikan oleh si ibu penangkal makhluk halus yang akan
hamil. mengganggu wanita yang sedang hamil
Pantangan-pantangan yang harus (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dihindari si ibu , antara lain: Kantor Wilayah Propinsi Lampung. Proyek
1. Si ibu hamil tidak diperbolehkan tidur Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan
pada siang hari. Daerah Lampung 1981/1982).
2. Tidak diperkenankan makan buah kayu Setiap pekerjaan yang telah selesai
yang bergetah, seperti nangka (Lampung: sebaiknya tak lupa kita mengucapkan puji
melasa, menaso, kemunduk), cempedak syukur kepada Allah SWT, mengucap
(Lampung: nenakan, nakan-nakan), terimakasih kepada orang-orang yang telah
keluih, sukun. membantu dan terlibat dalam pekerjaan kita.
3. Tidak boleh berjalan-jalan keluar rumah Hal ini terlihat dalam acara akhir Bulangekh
pada waktu Zuhur dan Magrib. atau dalam penutupan acara Bulangekh.
4. Tidak diperkenankan makan tebu. Acara Bulangekh selesai, maka diadakan
5. Tidak boleh duduk di tanah penutupan (Lampung : ngebok langekh).
6. Tidak boleh makan makanan yang pernah Keesokan hari setelah acara Bulangekh
di makan binatang selesai, maka pihak keluarga pergi ke rumah
7. Tidak boleh mempergunjingkan orang bapak dukun dengan membawa persiapan
apalagi memaki-maki atau oleh-oleh sebagai tanda ucapan
8. Tidak diperkenankan memakan buah terimakasih telah membantu menjalankan
pisang yang dempet (Lampung : punti acara Bulangekh tersebut. Kemudian pada
rampit) malam harinya keluarga dari si ibu hamil
Masyarakat juga mengenal dua jenis mengadakan syukuran dengan do’a bersama
binatang tunggangan makhluk halus, yaitu : mengundang tetangga dan kerabat dikampung
untuk memanjatkan do’a kepada tuhan atas keluarganya bahwa janin telah berumur lima
rasa syukur karena acara Bulangekh telah bulan, maka ibu yang mengandung ini
selesai dilaksanakan dan berjalan lancar. meminta kepada suaminya atau oleh mertua
Hasil wawancara penulis dengan Bapak laki-laki dari ibu yang hamil itu agar dapat
A. Bazwar pada tanggal 5 Febuari 2013, memanggil dukun untuk melakukan upacara
Bulangekh adalah salah satu tradisi yang ada kuruk limau.
pada orang Lampung di Pekon Sumber Sudah menjadi tradisi, ketika akan
Agung Kecamatan Ngambur Kabupaten memanggil dukun pihak keluarga yang akan
Pesisir Barat. Bulangekh ini selalu mengadakan upacara Bulangekh
dilaksanakan ketika mengobati orang sakit mempersiapkan bahan pokok yang akan
dan juga dalam masa kehamilan. dibawa ke rumah dukun seperti beras, susu,
Khususnya dalam masa kehamilan ini kopi, gula, dan rokok dengan seikhlasnya dan
dilaksanakan ketika kandungan memasuki seadanya untuk bapak dukun yang akan
umur lima dan tujuh bulan. Tujuan dari memandu proses pelaksanaan upacara
pelaksanaan Bulangekh ini adalah untuk Bulangekh.
memohon perlindungan dan diberi kesehatan Kedatangan pihak keluarga ibu hamil
bagi si ibu dan janin dalam kandungannya, dengan membawa perlengkapan yang dibawa,
juga sebagai rasa syukur kepada Allah SWT maka bapak dukun pun telah mengetahui apa
karena telah mengizinkan untuk memiliki maksud dan tujuannya, apalagi jika dukun
keturunan/anak. tersebut tinggal satu desa dengan pihak yang
Menurut Bapak Rianda dari hasil akan mengadakan upacara Bulangekh. Jadi
wawancara penulis pada tanggal 5 Febuari walaupun pihak keluarga yang membawa
2013, tujuan dari pelaksanaan tradisi perlengkapan tidak banyak menjelaskan
Bulangekh adalah memohon agar supaya si maksud dari kedatangannya, maka bapak
ibu dan janin dalam kandungannya selalu dukun pun sudah mengetahui apa tujuan dari
diberi kesehatan dan keselamatan, juga pihak keluarga tersebut. Setelah pihak
terhindar dari segala marabahaya dan dari keluarga mendatangi bapak dukun tersebut,
gangguan makhluk halus yang di khawatirkan bapak dukun akan menentukan waktu apabila
akan mengganggu ibu dan janin dalam beliau akan hadir dan memberitahukan bahan-
kandungan. bahan sebagai syarat Bulangekh dan
Selain itu juga tujuannya adalah untuk perlengkapan yang akan digunakan dalam
bersyukur karena allah telah memberikan proses pelaksanaan upacara Bulangekh.
akan keturunan bagi sebuah keluarga untuk Bahan-bahan dan perlengkapan yang
meneruskan keturunannya. Dengan harus disediakan sebelum pelaksanaan
melaksanakan Bulangekh ini secara tidak dimulai adalah Kekambangan (bunga tujuh
lansung juga adalah salah satu cara kita untuk macam yaitu tali, ratus, melokh, cempaka,
pelestarian budaya, karena bulangekh kekelapa, ganda suli, dan sepatu), Limau
merupakan budaya Lampung yang harus kunci (jeruk purut), Way ulok mulang (Air,
dipertahankan. dimana pertemuan air dari berbagai arah yang
Berdasarkan penelitian yang telah membentuk lingkaran ditengah-tengah karena
dilakukan oleh peneliti, proses pelaksanaan mengalami perputaran arah), Berlai jerangau,
Bulangekh dalam masa kehamilan pada Bayit ambon (rotan), Pengkhecak (alat yang
masyarakat Lampung Saibatin di Pekon digunakan oleh dukun untuk memercikkan
Sumber Agung Kecamatan Ngambur air).
Kabupaten Pesisir Barat, maka dapat dilihat Tahap pelaksanaan Bulangekh, pada
bahwa tradisi Bulangekh mempunyai tahap- malam yang telah ditentukan oleh bapak
tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan dukun, proses awalnya yaitu ibu hamil
penutup. terlebih dahulu telah mandi dengan bersih dan
Upacara Bulangekh pada waktu berpakaian rapih . Setelah itu suaminya
kandungan berumur 5 bulan. Tahap persiapan menyiapkan bara api di dalam dupa, dan yang
Bulangekh, setelah dukun beranak lain menyiapkan makanan untuk bapak dukun
memberitahukan kepada ibu hamil dan sebelum peroses Bulangekh dimulai.
Peralatan yang lain yang harus disiapkan pada rumah bapak dukun dengan membawakan
proses ini adalah sebuah mangkok berwarna makan, gula, kopi, teh, rokok, beras, serta duit
putih yang masih mulus atau mangkok yang seikhlasnya sebagai ucapan terimakasih telah
masih baru (cumbung capah). membantu dalam acara Bulangekh.
Setelah bapak dukun tiba di kediaman ibu Upacara Bulangekh pada waktu
hamil, maka terlebih dahulu dipersilahkan kandungan berumur 7 bulan. Pelaksanaan
makan. Selesai makan, bapak dukun mulai upacara ngeruang pada dasarnya sama dengan
mengerat bahan-bahan yang dibawanya dan penyelenggaraan tehnis yang ada pada
kemudian dimasukkanlah ke dalam mangkok upacara kuruk limau. Seperti halnya dalam
yang telah disiapkan. Setelah semuanya siap, upacara kuruk limau, maka dalam upacara
ibu hamil kemudian duduk di tengah ruangan ngeruang ini pihak-pihak yang terlibat adalah
yang memungkinkan untuk bapak dukun dukun laki-laki yang memang diminta untuk
dapat mengelilinginya. melaksanankan upacara ini.
Mula-mula,bapak dukun memberitahukan Selain bapak dukun, yang terlibat adalah
bahwa ibu hamil harus duduk dengan ibu dan ayah mertua maupun orang tua dari
dikelilingi Bayit ambon yang telah ibu hamil tersebut sekedar untuk
disediakan, bapak dukun mengambil dupa dan mempersiapkan makan sealakadarnya untuk
kemenyan yang dibakar.Dari kemenyan yang bapak dukun.Pada proses Bulangekh yang
dibakar maka adanya asap yang mengepul dan kedua ini jalannya upacara, pantangan, tempat
dukun mengelilingi ibu hamil sambil tangan serta kelengkapan upacara merupakan
kanannya dikibaskan agar asap dari pedupaan kegiatan ulang seperti yang diadakan pada
itu mengarah pada kepala ibu yang di limaui waktu janin berumur lima bulan.
itu. Putaran ini dilakukan sebanyak tiga kali Setelah diketahui bahwa umur kandungan
putaran sambil membaca mantera bercampur telah berumur tujuh bulan, maka suami atau
baur antara do’a dalam bahasa arab mertua laki-laki dari ibu yang hamil itu
(memanjatkan ayat-ayat suci). memberitahukan kepada bapak dukun yang
Selesai melakukan ini, bapak dukun sebelumnya memandu proses pelaksanaan
mengambil mangkok yang berisi bahan-bahan kuruk limau untuk melakukan Bulangekh
yang telah di siapkan dan dengan yang kedua kalinya.
mencelupkan pengrecak ke dalam air yang Tahap persiapan dan pelaksanaan sama
ada dalam mangkok itu, lalu dipercikkanlah halnya yang dilakukan pada saat proses
ke kepala ibu hamil sambil membaca mantera Bulangekh yang dilakukan ketika kandungan
serta ayat suci. Memercikkan air ini dilakukan berumur lima bulan. Tahap penutupan
sebanyak tiga kali. Setelah semua ini selesai upacara ngeruang, setelah ucapan terimakasih
dilakukan, kemudian dukun memberikan kepada bapak dukun yang telah melakukan
petunjuk dan nasehat untuk memelihara proses upacara Bulangekh, kemudian pada
kesehatan dan menyebutkan pantangan- malam harinya pukul 19.00 WIB diadakan
pantangan yang harus dilakukan. syukuran atau do’a bersama dengan
Keesokan harinya, sisa air yang ada di mengundang para tetangga dan kerabat
dalam mangkok yang sengaja disisakan oleh dikampung untuk mengadakan do’a atas rasa
bapak dukun dipercikkan oleh mertua ibu syukur kepada Tuhan karena acara Bulangekh
hamil, tata laksananya sudah tentu sesuai telah selesai dilaksanakan dan berjalan lancar.
dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan Selesainya syukuran atau do’a bersama ini
oleh dukun, yaitu dengan duduk berjongkok maka selesai juga acara tradisi
(mejong cengenguk). Bulangekh.Berdasarkan deskripsi data tentang
Tahap penutupan Bulangekh, dalam tujuan melaksanakan Bulangekh dalam masa
penutup ini ada beberapa kegiatan yang kehamilan pada masyarakat Lampung
dilakukan yaitu ngebok langekh. Ngebok Saibatin di Pekon Sumber Agung Kecamatan
langekh ini dilakukan setelah semua tugas Ngambur Kabupaten Pesisir Barat, maka
dukun selesai. Biasanya pada keesokan dapat dilihat bahwa pelaksanaan
harinya pihak keluarga dari ibu hamil itu baik Bulangekhdalam masa kehamilan mempunyai
suami ataupun bapak mertuanya mendatangi tujuan sebagai berikut:
1. Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT DAFTAR PUSTAKA
telah mengizinkan untuk memiliki Ali, Muhammad. 1985. Penelitian
keturunan. Kependidikan Prosedur dan Strategi.
2. Memohon perlindungan, kesehatan dan Bandung: Angkasa
juga keselamatan bagi si ibu dan janin
dalam kandungan agar dijauhkan dari Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Suatu
segala marabahaya, penyakit dan Penelitian Pendekatan Survey. Jakarta:
gangguan makhluk halus. Rineka Cipta.
3. Dengan diadakannya upacara Bulangekh
oleh keluarga yang hamil dan Burhan, Bungin.2007. Analisis Data
melaksanakannya akan merasakan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja
ketenangandan merasa harmonis bagi Grafindo Persada.
keluarganya dalam menjalankan
kehidupan sosial. Depdikbud 1981/1982. Upacara Tradisional
Daerah Lampung, Proyek Inventarisasi
KESIMPULAN dan Dokumentasi Kebudayaan
Bulangekh merupakan budaya dan adat DaerahLampung. Kanwil Propinsi
istiadat orang Lampung khususnya yang Lampung:Bandar Lampung.
beradat Saibatin yang sedang dalam keadaan
hamil.Ibu hamil biasanya melakukan tradisi Gorys, Keraf. 1996. Komposisi Sebuah
Bulangekh . Pengantar Kepada Kemahiran
Hingga sekarang Bulangekh masih Berbahasa. Jakarta. Halaman 157.
dilaksanakan oleh orang Lampung Saibatin
yang ada di Pekon Sumber Agung Kecamatan Hadikusuma, Hilman. 1989. Masyarakat dan
Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. Adat Budaya Lampung. Bandung:
Berdasarkan hasil pengamatan dan Mandar Maju.
penelitian penulis maka penulis
menyimpulkan bahwa Persiapan merupakan Imron, Ali.2005. Pola Perkawinan
tahap awal dari penentuan waktu, tempat, Saibatin.Bandar Lampung : Universitas
memberitahukan kepada keluarga dan Lampung.
dukun,serta mempersiapkan peralatan dan
perlengkapan yang digunakan dalam proses Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode
Bulangekh. Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Pelaksanaan ini merupakan acara inti dari Gramedia.
tata cara Bulangekh, yaitu dari waktu
persiapan si ibu hamil untuk pelaksanaan Nasution, S. 1996. Metode Research
Bulangekh, perlengkapan dan peralatan yang (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi
akan digunakan, pembacaan mantera dan do’a Aksara.
ayat suci Al-Qur’an oleh bapak dukun dalam
proses pemandiannya hingga pemberian Nawawi, Hadri. 1991. Metodologi Penelitian
petunjuk dan nasehat oleh dukun untuk ibu Bidang Sosial. Yogyakarta: Universitas
hamil. Gajah Mada.
Penutup merupakan akhir dari rangkayan
Bulangekh terlihat ketika pengadaan ucapan Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi, Suatu
terimakasih kepada dukun, tetangga dan para Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
keluarga yang ikut membantu dalam proses
Bulangekh.Bulangekh ini diakhiri dengan Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi
syukuran atau do’a bersama dengan Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
mengundang para tetangga dan sanak Persada.
keluarga atas rasa syukur kepada Tuhan
karena acara Bulangekh telah selesai Surachmad, winarno. 1986. Pengantar
dilaksanakan. Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai