Anda di halaman 1dari 19

PERAN & URGENSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK MEMBENTUK

MINDSET ANTI KORUPSI DALAM MASYARAKAT

Maula Putri Min Ayatillah, Fathiyatur Risky, Allyfia Berlianti Tasryif, Ayatullah
Chumaini

Pendidikan Agama Islam (FTIK) - IAIN Jember

1. Latar Belakang
Fenomena tindak pidana korupsi dalam berbagai bidang kehidupan sudah bukan
merupakan hal yang baru.perkembangan peradaban dunia semakin hari seakan - akan
berlari menuju modernisasi. Perkembangan yang selalu membawa suatu perubahan
dalam setiap sendi kehidupan yang tampak lebih nyata. Salah satu penyakit yang
membudaya di Indonesia adalah korupsi korupsi terjadi dimana- mana, tidak pandang
bulu baik tingkat desa kabupaten maupun provinsi & tingkat pusat. Kerap kali publik
figur atau pejabat pemerintah yang terjerat kasus korupsi. Maka peran pendidikan anti
korupsi sangat penting guna menyiapkan generasi muda yang memiliki prinsip kokoh
menjauhi tindakan korupsi, Pendidikan anti korupsi haruslah dinilai sedini mungkin
terutama pada kalangan generasi muda seperti mahasiswa, sebab mahasiswa adalah
agen perubahan dalam masyarakat sehingga dapat menekan tindakan sekecil apapun
yang mengarah pada korupsi. Pendidikan merupakan modal utam untuk menyiapkan
insan yang berkualitas, salah satu.indikator kemajuan bangsa juga dilihat dari tingkat
kualitas pendidikan. Tindakan utama yang harus dilakukan pemerintah dalam hal
pencegahan & pemberantasan korupsi yakni dengan memberikan pendidikan anti
korupsi untuk merevitalisai atau membangun kembali kebanggan terhadap budaya anri
korupsi serta moralitas mahasiswa.
1.1 Rumusan Masalah
 Bagaimana peran & urgensi pendidikan anti korupsi dalam membentuk mindset
anti korupsi di masyarakat ?

1|P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
 Bagaimana tujuan & upaya pencegahan korupsi di kalangan mahasiswa,
masyarakat dan pejabat ?
1.2 Tujuan Penelitian
 Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengkaji peran & urgensi pendidikan
anti korupsi dalam membentuk mindset anti korupsi dalam masyarakat.
 Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis tujuan & upaya
pencegahan korupsi di kalangan mahasiswa, masyarakat dan pejabat .

1.3 Signifikansi Penelitian


Signifikansi penelitian merupakan suatu kontribusi nyata yang penulis berikan
setelah merampungkan kegiatan penelitian, maka kontribusi yang dimaksud bersifat
teoritis ataupun praktis. Manfaat teoritis bertujuan untuk pengembangan keilmuan,
sumber wawasan & informasi dalam dunia pendidikan. Sedangkan terkait manfaat
praktis yakni kemanfaatan penelitian ini tertuju pada peneliti itu sendiri, instansi
pendidikan dan masyarakat umum. Diharapkan penelitian ini disusun secara kongkrit,
aktual & berdasar fakta.

 Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi semua
kalangan guna menambah wawasan & pengetahuan ranah pendidikan, terutama terkait
“Urgensi Pendidikan Anti Korupsi Untuk Membentuk Mindset Anti Korupsi Dalam
Masyarakat”.

 Manfaat Praktis
- Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan & wawasan
sebagai calon generasi pendidik agar menghindari sikap yang mengarah pada
korupsi, selain itu juga diharapkan dapat mendidik siswanya dengan
menanamkan nilai-nilai budaya anti korupsi.
- Bagi Instansi Pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi studi literatur
guna kepentingan akademik sehingga menjadi lembaga pendidikan yang
menghindari praktik korupsi dalam lingkup kerjanya.

2|P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
- Bagi masyarakat dan generasi muda, diharapkan rancangan penelitian ini dapat
membentuk sikap dan pemikiran untuk menjauhi perilaku dan praktik korupsi
yang kerap kali terjadi.
- Bagi pejabat, Penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangsih
pemikiran terhadapat pejabat negara agar lebih berantusias lagi sebagai
peranan pemberantas korupsi di negara Indonesia serta mendorong agar pejabat
tidak melakukan korupsi demi kemajuan bangsa Indonesi

2. Tinjauan Pustaka
Melakukan penelitian mengenai pendidikan anti korupsi, maka perlu kiranya
dilakukan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya. Dalam menjaga orisinalitas
penelitian ini kami menelusuri beberapa penelitian-penelitian yang relevan sebelumnya,
diantaranya sebagai berikut :

Tinjauan pertama dari Hadianto Djanggih dkk (2019) jurnal penelitian yang
berjudul “Urgensi Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi”. Dalam penelitian ini berisikan tentang peran
masyarakat yang harus turut serta dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi dengan alasan bahwa masyarakat sebagai korban dan masyarakat
sebagai komponen negara 1.

Tinjauan kedua dari jurnal yang disusun oleh Edison Hatoguan Manurung
(2020) Jurnal penelitian dengan judul 'Tindakan Preventif yang harus Dilakukan Dalam
Menumbuhkan Pendidikan Antikorupsi Bagi Generasi Muda.'Metode pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis normatif, spesifikasi
penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. 2

1
Marten Bunga,dkk., Urgensi Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, (Jurnal Law Reform : Vol.15. No.1,2019).hlm.85-94.
2
Edison H.M., & Ina Heliany,Tindakan Preventif Yang Harus Dilakukan Dalam Menumbuhkan
Pendidikan AntiKorupsi Bagi Generasi Muda, Jurnal USM Law Review 3 (1), 2020, hlm. 223-226

3|P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
3. KAJIAN TEORI
3.1 Konsep & Landasan Pendidikan Anti Korupsi
Dalam Kamus besar bahasa Indonesia, korupsi diartikan sebagai bentuk
penyalahgunaan uang & kekuasaan baik dalam ranah negara, perusahaan,instansi dan
lain sebagainya, korupsi ditujukan untuk kebutuhan individu itu sendiri ataupun
digunakan untuk orang lain, baik digunakan sewaktu jam kerja ataupun di luar jam
kerja. Korupsi merupakan suatu tindakan penyimpangan yang dilakukan dengan
terorganisir ataupun individual. Korupsi dapat digolongkan dalam penyimpangan dan
kejahatan yang luar biasa, maka upaya pemberantasannya pun memerlukan usaha yang
serius .
Berdasarkan UU RI No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Korupsi maka dibentuklah lembaga yang bertujuan khusus guna mengatasi kasus-kasus
korupsi (KPK). Tugas utama lembaga ini yakni, mengupayakan berbagai tindakan
preventif atau tindakan pencegahan tindak korupsi.
Pendidikan Antikorupsi dalam Instansi pendidikan tinggi memiliki peran penting
guna menanamkan pengetahuan dan sikap agar menghindari budaya korupsi yang kerap
kali terjadi di Masyarakat. Mahasiswa juga diharapkan memilki andil besar dalam
pemberantasan korupsi di negara ini. Dalam peraturan presiden RI No 17 Tahun 2012,
pemerintah bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan & Kebudayaaan, tepatnya
tanggal 30 Juli 2012 dengan mengeluarkan keputusan melalui surat edaran No.
1016/E/T/2012 kepada seluruh perguruan Tinggi negeri maupun swasta di seluruh
Indonesia, terkait implementasi Pendidikan Anti Korupsi di kalangan perguruan tinggi,
No. 33 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan pendidikan Anti korupsi di perguruan
tinggi. 3
Pendidikan anti korupsi ini adalah satu keharusan guna menanamkan nilai sedini
mungkin terutama pada kalangan generasi muda seperti mahasiswa, sebab mahasiswa
adalah agen perubahan dalam masyarakat sehingga dapat menekan tindakan sekecil
apapun yang mengarah pada korupsi. Mahasiswa nantinya juga akan menggantikan para

3
Sumaryati dkk., Panduan Insersi Pendidikan AntiKorupsi Dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila,
(Jakarta : Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat KPK, 2019), hlm.7-8

4|P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
pejabat dalam kepemimpinan & pemerintahan bangsa ini, maka sangat disayangkan jika
mahasiswa tidak memilki sikap, wawasan dan mindset guna memberantas tindakan
korupsi yang sangat merugikan rakyat terutama rakyat kecil.
Contoh perwujudan upaya pemerintah dalam memberantas tindak pidana korupsi,
yakni melalui peraturan hukum yang dikeluarkan oleh menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara & Reformasi Birokrasi No. 49 tahun 2011, terkait fakta integritas dalam
lingkungan kementrian/ instansi dan pemerintah daerah. Sebab keluarnya peraturan ini
bertujuan untuk memberantas tindakan korupsi, sangat perlu dikaji dan ditingkatkan
keefektifannya. Berikut adalah isis pokok lampiran pertama dari peraturan terkait fakta
integritas ini adalah :
1. Berperang secara pro aktif memberantas semua tindakan yang mengarah pada
perilaku korupsi
2. Tidak menerima ataupun meminta semua sesuatu yang mengarah pada tindakan
suap-menyuap/ gratifikasi
3. Bersikap jujur, sesuai fakta yang ada dan tidak mengelabuhi atau berperilaku
menyimpang. 4
3.2 Urgensi Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan anti korupsi adalah upaya pendidikan bagi karakter bangsa yang
diintegrasikan dalam kurikulum. Dalam jurnal Edukasi, Rusdi Hasan mengatakan
sangat penting dalam mengintegrasikan pendidikan anti korupsi dalam kurikulum guna
mewujudkan masyarakat yang memilki pola pikir & tindakan dengan menjunjung nilai
kejujuran & peka terhadap kondisi sosial di masyarakat, dengan adanya pendidikan anti
korupsi ini juga diharapkan masyarakat terutama generasi muda yang memiliki karakter
& prinsip kokoh, tidak egois dan tak pandang bulu dalam melakukan kebaikan &
kebenaran. Rusdi Hasan juga mengatakan bahwa salah satu upaya dalam mengatasi
pemberantasan kasus korupsi yakni hal utama yang dilakukan melalui ranah pendidikan
sebab pendidikan merupakan kunci dalam menghasilkan output atau sumber daya

4
Lampiran I, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, nomor 49
Tahun, tentang Pedoman Umum Pakta Integritas Di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah. 2011.

5|P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
manusia yang memiliki karakter dengan menjunjung tinggi kejujuran. Langkah
selanjutnya adalah dengan cara mengkampanyekan pendidikan anti korupsi dan
merumuskan desain pendidikan anti korupsi dengan kerja sama dengan mitra terkait
guna memberikan edukasi bahwa pendidikan anti korupsi ini memilki peran penting
dalam perkembangan masyarakat.5
Dalam jurnal yang ditulis Rusdi Hasan juga dijelaskan, instansi dan lembaga terkait
bertugas mencegah kasus korupsi yang banyak beredar. Namun lembaga seperti KPK,
pihak berwajib seperti polisi dan pihak lainnya bertugas menangkap pelaku korupsinya.
Maka urgensi dari pendidikan anti korupsi juga termasuk pendidikan karakter yang
berfungsi sebagai upaya preventif dalam mencegah kasus-kasus korupsi, sebab korupsi
tidak hanya perihal dana keuangan tetapi korupsi juga menyangkut kekuasaan
tenaga,jasa,waktu dan aspek lainnya. Oleh sebab itu pendidikan anti korupsi ini
merupakan buah dari program kerja KPK, dimana perguruan tinggi menjadi salah satu
objek percobaan awal diterapkannya pendidian anti korupsi ini, maka jika pendidikan
ini memberikan efek yang berarti pada output(mahasiswa), maka menjadi langkah awal
perubahan di masyarakat untuk menghindari dan memberantas kasus korupsi. 6
3.3 Mindset Anti Korupsi
Mindset berarti pola pikir, pembentukan & perubahan pola pikir, dengan
adanya pola pikir anti korupsi juga akan timbul nilai budaya, sikap dan tingkah laku
yang menjauhi sikap korupsi pula. terkait tindakan anti korupsi tidak hanya dilakukan
oleh generasi muda. Objek perubahan pola pikir ini tidak hanya tertuju dunia
pendidikan saja. Akan tetapi pola pikir ini juga diharapkan ditanamkan sedini mungkin
pada masyarakat, pejabat pemerintahan dan aparat negara baik dari tingkatan
kepemimpinan yang rendah hingga tinggi. Pelaku utama kotupsi juga banyak ditemukan
dalam ranah pemerintahan dan aparat negara, keduanya memilki tugas untuk melayani
kepentingan masyarakat. Jika aparatur negara melakukan tindak pidana korupsi maka
rakyatlah yang akan dirugikan. Untuk itu sangat penting perubahan pola pikir ini

5
Rusdi Hasan, Penerapan Pendidikan Anti Korupsi Di Kampus Sebagai Bagian Integral Dari Pendidikan
Karakter, Edukasi : Jurnal Pendidikan, Vol.15 No.2 Juni 2018, hlm. 314-317.
6
Ibid, 316-317.

6|P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
dilakukan oleh semua kalangan sebab untuk memberantas korupsi harus dialkukan
dengan upaya sungguh-sungguh dan bersama.7
4. METODOLOGI PENELITIAN
4.2 Jenis Penulisan

Metode penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan


menggunakan pendekatan studi kepustakaan, yakni sumber data yang digunakan dengan
menganalisis jurnal, buku,teori para ahli, UU dan sumber data lainnya. Penulisan
penelitian menggunakan sistem deskriptif analisis. Metode ini bekerja dengan sistem
pemecahan masalah dengan cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjelaskan serta
menganalisis situasi dan kondisi suatu objek permasalahan dari suatu sudut pandang
penulis berdasarkan telaah pustaka yang menunjang.

4.3 Fokus Penulisan

Fokus penelitian mengenai “Peran & Urgensi pendidikan anti korupsi dalam
membentuk mindset anti korupsi pada lingkungan masyarakat”. Objeknya penelitian ini
tertuju pada masayarkat yang didalamnya juga menyangkut, mahasiswa, rakyat serta
pejabat Penulis mencoba memecahkan rumusan masalah tersebut dengan cara menelaah
berbagai pustaka yang telah ada.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui studi literal atau studi pustaka. Studi pustaka
dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa sumber data yang berhubungan dan
terkait dengan urgensi pendidikan anti korupsi dalam membentuk minset anti korupsi
pada lingkungan masyarakat.

7
Bambang Waluyo, Optimalisasi Pemberantasan Korupsi Di Indonesia, UPN Veteran Jakarta : Jurnal
Yuridis, Vol.1 No.2 Desember 2014, hlm. 314-317.

7|P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
4.5 Analisis Data

Proses penganalisisan data dilakukan setelah seluruh sumber data terkumpul.


Analisis dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, menelaah serta
membandingkan berbagai sumber data dan menginterpretasikan hasil analisis dan
mencoba menjawab masalah yang telah dirumuskan. Tahap akhir yaitu menarik
kesimpulan dari apa yang telah diteliti.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Peran & Urgensi Pendidikan Anti Korupsi dalam Membentuk Mindset
Anti Korupsi di Masyarakat

Dikutip dari jurnal yang ditulis oleh Edison & Ina dalam jurnal USM Law Review
disebutkan bahwa tingkat pendidikan Indonesia berada jauh dari negara Brasil ataupun
Meksiko. Bahkan negara dengan tingkat dan kualitas pendidikan yang baik diraih oleh
negara Finlandia dan Demark, data tersebut diambil dari tabel liga global yang
diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson. Di lingkungan sekolah daerah Indonesia pun
acap kali diwarnai oleh tindakan dan perilaku korupsi.Seperti dalam penerimaan peserta
didik baru atau perekrutan guru. Di Findlandia dan Hongkong ternyata sudah
menerapkan pendidikan anti korupsi dan sangat luar biasa hasil dan sumbangsihnya
bagi negaranya. Hongkong menerapkan pendidikan anti Korupsi sejak tahun 1974,
hingga kini Hongkong termasuk negara peringkat ke-15 baik di Asia dan dunia, kota
yang terbersih dari tindakan & kasus korupsi.

Peran pendidikan sangat penting demi memberantas budaya korupsi, diharapkan


dengan adanya pendidikan anti korupsi ini memberikan sumbangsih dalam rangka
upaya pencegahan korupsi & kesejahteraan bagi masyarakat. Dalam jurnal bertema
“Pendidikan Anti Korupsi” yang ditulis oleh Anom Wahyu, dikatakan bahwasanya
fokus pendidikan Indonesia selama ini yakni pada pengembangan ilmu pengetahuan &
teknologi, pendidikan moral dan karakter juga diperlukam dalam mencetak generasi
yang tidak hanya memilki kompetensi kognitif yang baik, tetapi siswa juga diharapkan
memiliki kompetensi sprititual dan afektif yang kokoh sehingga melahirkan tindakan

8|P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
dan kebiasaan yang baik serta tidak menyimpang. Maka untuk membentuk generasi
yang kokoh akan prinsip kejujuran dan nilai nilai baik yang lainnya diperlukan untuk
mengimplementasikan pendidikan anti korupsi di instansi pendidikan, pendidikan anti
korupsi ini menyangkut tindakan moral.

Dalam jurnal yang ditulis Anom Wahyu dijelaskan, terkait Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan Karakter tahun 2011 yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan
Nasional, dijelaskan bahwa dalam mendidik anak-anak menuju tahap tindakan moral
atau sering disebut (moral action) dibutuhkan tiga proses yakni proses yang pertama
mencakup pengetahuan moral (moral knowing), proses selanjutnya adalah moral
feeling(perasaan moral), dan proses tahap akhir yakni (moral action), tindakan
mengimplementasikan tindakan moral dalam kehidupan nyata.8 Dari rangkaian proses
di atas diharapkan siswa yang memilki potensi dapat mengembangkan potensi tersebut
dengan optimal, sehingga siswa memiliki kecerdasan emosional, kcerdasan intelektual,
kecerdasan konestetik, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual yang sangat baik. Jika
kecerdasan intelektual terkait kemampuan siswa dalam terkait wawasan &
pengetahuannya, maka kecerdasan emosional menyangkut kemapuan siswa dalam
mengendalikan & mengelola emosi/ perasaannya baik yang berhubungan dengan diri
sendiri ataupun orang lain. Sedangkan kecerdasan sosial adalah kemampuan siswa dala
membina hubungannya dengan orang lain seperti rasa iba untuk membantu orang lain
yang sedang dalam kesulitan, jika kecerdasan spiritual adalah kemampuan individu
dalam memegang prinsip dan pedoman ajaran agamanya untuk dapat
diimplementasikan dalam kehidupan nyata, seperti istiqamah, ikhlas, sabar dan lain
sebagainya. Adapun kecerdasan kinestetik adalah kemampuan individu untuk peduli
terhadap dirinya sendiri seperti perilaki menjaga pola makan,istirahat dan tidur yang

8
Kementrian Pendidikan Nasional, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter(Berdasarkan
Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan), Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Jakarta, 2011.

9|P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
cukup dan lain aktivitas lainnya 9. Jika siswa memiliki semua kadar kecerdasan itu
imbang dan tergolong baik maka siswa tersebut akan baik pula dalam perilaku dan
tindakannya dalam kehidupan, sebab dia memilki prinsip & pedoman yang kokoh,
dimana kedua hal itu berasal dari pembiasaan keluarga atau lingkungan yang baik, tidak
mudah bagi mereka melakukan hal-hal menyimpang.

Biyanto & Agus dalam buku pendidikan anti korupsi berpendapat bahwa, berikut
point penting diterapkannya pendidikan anti korupsi dalam intansi pendidikan dari
tingkat sekolah sampai perguruan tinggi .

1) Ranah pendidikan merupakan pencetak output/ sumber daya manusia maka


tindakan dini yang dapat dilakukan yakni dengan memberikan perubahan
terhadap kesalahpahaman dalam usaha pemberantasan korupsi di negeri ini.
2) Instansi pendidikan memiilki jangkauan sangat luas dan kuat begitu pula memilki
tingkatan yang kompleks mulai dari sekolah tingkat dasar hingga perguruan
tinggi,maka dengan memberikan wawasan mengenai pendidikan anti korupsi ini
diharapkan menjadi sebuah gerakan perubahan dalam menekan & memberantas
berbagai kasus korupsi yang banyak terjadi.
3) Pelaku tindak pidana korupsi bukan dari kalangan bawah atau rakya biasa,
mereka adalah orang-oramg yang berpendidikan tinggi, maka dapat ditelisik
bahwa mereka bukan orang yang memiliki pendidikan rendah dengan demikian
tindakan korupsi yang mereka lakukan merupakan faktor kesengajaan guna
kepentingan individu, sebab mereka kurang memaknai dan memahami terkait
seluk beluk tindakan korupsi dimulai dari tindakan sekecil apapun itu. Dengan
demikian diharapkan agar peran serta lembaga pendidikian sebagai upaya jangka
panjang dalam membangun integritas publik dan pola pikir anti korupsi dapat
ditingkatkan.10

9
Anom Wahyu Asmorojati, Urgensi Pendidikan Anti Korupsi & KPK dalam Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi di Indonesia, (Universitas Muhammadiyah Magelang: URECOL, 2017), hlm. 494-496.
10
Agus Wibowo, Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah:Strategi Internalisasi Pendidikan anti Korupsi di
sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013

10 | P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
5.2 Tujuan & upaya pencegahan korupsi di kalangan mahasiswa, masyarakat
dan pejabat

Korupsi merupakan tindak pidana yang sangat merugikan negara. Jika pelaku dan
budaya korupsi tidak diberantas maka, budaya ini akan merusak sikap generasi muda
selanjutnya, nasib bangsa ini pun akan semakin buruk terlebih lagi jika ditinjau dari
aspek keuangan negara, negara akan semakin dirugikan. Rakyat pun akan semakin
sengsara dan sulit sejahtera. Maka tujuan utama dalam pemberantasan korupsi ini demi
kepentingan rakyat, agarn rakyat dapat hidup sejahtera.Selain itu pemberantasan korupsi
juga merupakan tindakan jangka panjang yang dilakukan dalam rangka pembangunan
bangsa.

Menurut Frans Magnis dalam buku R. Diyatmiko, dijelaskan bahwa korupsi


dikategorikan sebagai praktik yang membudaya di kalangan masyarakat Indonesia,
tindakan ini sangat membahayakan bagi masa depan bangsa sebab kondisi
perekonomian bangsa Indonesia selalu berada di peringkat yang rendah.11 Azhar juga
menjelaskan dalam Jurnal Litigasi, bahwasanya korupsi adalah bentuk penyakit sosial
yang sudah ada sejak dulu dan bersifat menyeluruh. 12 Akibat penyakit sosial ini yakni
budaya korupsi yang menjamur di masyarakat sehingga dapat mengancam stabilitas dan
keamanan rakyat, Romli Atmasasmita dalam buku “Kapita Selekta Hukum Pidana &
Kriminologi” menyatakan hal ini akan menimbulkan kesenjangan sosial dalam
masyarakat, perbedaan antara “si miskin” dan “si kaya” akan semakin terlihat jelas.
Rakyat piun menjadi kurang sejahtera kehidupannya, padahal kesejahteraan rakyatr
merupakan hak yang harus diwujudkan oleh pemerintah. 13

Pemerintah bersama KPK dan departemen pendidikan nasional telah bekerja sama
sebagai upaya preventif mencegah korupsi, dengan diterbitkan & dilaksanakan UU No.

11
R. Diyatmiko Soemodihardjo, Mencegah dan Memberantas Korupsi, Mencermati Dinamikanya di
Indonesia, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher, 2008, hlm. 3.
12
Azhar, Peranan Biro Anti Korupsi dalam Mencegah Terjadinya Korupsi di Brunei Darusalam, Jurnal
Litigasi Volume 10, Bandung, FH. Unpas, 2009, hlm. 160.
13
Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi, (Bandung : Mandar Maju, 1995),
hlm. 50

11 | P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
30 Tahun 2002 pasal 13, tentang Pemberantasan Tindakan Korupsi, bahwasanya KPK
telah bekerja sama dengan departemen pendidikan guna menyelenggarakan program
pendidikan anti korupsi dalam setiap jenjang pendidikan dimulai dari jenjang
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. 14

Salah satu contoh upaya pencegahan tindakan korupsi, adalah melalui Pendidikan
Anti Korupsi. Berikut beberapa tujuan diimplementasikannya pendidikan anti korupsi
dalam instansi pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi :

1) Menanamkan nilai & sikap hidup agar menjauhi berbagai tindakan yang
mengarah pada tindakan korupsi, kolusi ataupun nepotisme,
2) Menumbuhkan kebiasaan dan perilaku yang menghasilkan stigma positif
sehingga terhidar dari perilaku korupsi.
3) Mengembangkan dan membudayakan perilaku anti korupsi terutama dalam
lingkup instansi pendidikan, dimana instansi pendidikan seperti sekolah dan
perguruan tinggi menjadi pencetak generasi penerus bangsa. 15

Upaya preventif lainnya dalam rangka mencegah korupsi, adalah dimulai dari
lingkungan rumah dan keluarga. Penanaman moral di lingkungan keluarga ataupun di
lingkungan sekitar rumah lebih efektif guna membentuk karakter anak dimulai sedini
mungkin. Kunci Keberhasilan pendidikan dan penanaman moral ini adalah berasal dari
ketauladan dan mencontohkan perilaku terpuji dimulai dari orang tua sebab orang tua
terutama ibu memilki peran sentral.

Sedangkan peran masyarakat, dalam upaya pencegahan dan pemberantasan sangat


diperlukan, sebab masyarakat adalah korban atau bahkan pelaku tindak pidana korupsi.
Berdasarkan UU No.31 Tahun 1999 & UU No. 20 tahun 2001 dijelaskan bahwa peran
masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut :

14
Edison H.M., & Ina Heliany,Tindakan Preventif Yang Harus Dilakukan Dalam Menumbuhkan
Pendidikan AntiKorupsi Bagi Generasi Muda, Jurnal USM Law Review 3 (1), 2020, hlm.223-226.
15
Amirulloh Syarbini & Muhammad Arbain, PENDIDIKAN ANTIKORUPSI, (Bandung : Alfabeta,
2014), hlm.13-15.

12 | P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
a) Hak untuk mencari, memperoleh dan memeberikan informasi adanya dugaan
telah terjadi tindak pidana korupsi
b) Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari,memperoleh & memberikan
informasi tindak pidana korupsi
c) Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada
penegak hukum guna menangani kasus tindak pidana korupsi
d) Hak memperoleh jawaban atas laporan tindakan mengenai kasus korupsi
e) Hak memperoleh perlindungan hukum terkait dugaan pelaporan tindak pidana
korupsi

Pemerintah juga perlu memberikan penghargaan/premi/piagam kepada masyarakat


sebagai bentuk terima kasih terhadap masyarakat yang berupaya dalam pemberantasan
ataupun pencegahan tindak pidana korupsi, hal ini juga sesuai dengan diterbitkannya PP
RI No. 43 Tahun 2018, tentang tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat &
pemberian penghargaan dalam pencegahan & pemberantasan tindak pidana korupsi.

Upaya masyarakat yang juga dibutuhkan adalah dengan membentuk gerakan anti
korupsi guna menumbuhkan pola pikir, budaya dan pembiasaan menghindari perilaku
korupsi, gerakan ini juga diharapkan menjadi kontrol sosial bagi masyarakat,dan
gerakan juga menjadi perantara edukasi bagi masyarakat yang minim pengetahuan
terkait korupsi baik dari aspek represif dan preventif.16Contoh nya seperti gerakan
masyarakat sipil anti korupsi di daerah Malang (MCW/ Malang Corruption Watch).

Keterlibatan mahasiswa adalah tindakan preventif/pencegahan memrangi budaya


korupsi, dengan menjadi agen perubahan dalam membangun mindset & budaya anti
korupsi dalam lingkungan masyarakat. Mahasiswa hendaknya memperluas wawasan
melalui pendidikan anti korupsi, kuliah umum, seminar, diskusi, webinar serta
menanamkan nilai-nilai anti korupsi seperti membiasakan bersikap jujur dalam
kehidupan sosialnya, mahasiswa tidak boleh egois dan saling peduli terhadap sesama,

16
Marten Bunga,dkk., Urgensi Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, (Jurnal Law Reform : Vol.15. No.1,2019) hlm.85-94.

13 | P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
mahasiswa dituntut mandiri, kerja keras,disiplin,adil,patuh berani & tanggung jawab.
Selain itu, dapat dilakukan juga melalui media berupa lomba-lomba karya ilmiah
pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa seni baik lukisan, drama, karikatur dapat
dimanfaatkan pulasedangkan untuk konteks komunitas, mahasiswa diharapkan dapat
mencegah agar sesama mahasiswa lainnya dan organisasi kemahasiswaan di kampus
tidak berperilaku koruptif. Contohnya seperti pada penggunaan dana yang ada pada
organisasi kemahasiswaan dilingkungan kampus untuk tidak disalah gunakan &
diperlukan upaya investigatif berupa laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi
penerimaan dan pengeluarannya 17. Contohnya seperti gerakan Satgas Muda Anti
Korupsi di wilayah Kota Yogyakarta Gerakan ini terbentuk atas inisiasi Lembaga
Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP).

Dalam ranah pemerintahan, penegakan hukum sangatlah dibutuhkan agar tak


banyak para pejabat yang menyelewengkan kekuasaan ataupun mengambil uang milik
rakyat. Dengan demikian tak hanya pada ranah pelajar, mahasiswa dan masyarakat saja
yang bergerak dalam menegakkan budaya anti korupsi, para pejabat pemerintahan pun
juga demikian, disiplin, jujur dan transparan dalam menjalankan tugas dan wewenang
pemerintahan, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat. Belajar dari negara
tetangga yakni Singapura yang memilki integritas, akuntabilitas dan hukum yang tegas
dan terbuka akan siapa saja pelaku korupsi, dengan demikian tingkat korupsi di
Singapura semakin menurun. Jadi Indonesia harus lebih terbuka dalam mengusut kasus
dan pelaku korupsi, hal ini dapat menjadi bukti nyata dalam memberantas kasus
korupsi.Hukum juga harus konsisten untuk ditegakkan pada semua kalangan, selain itu
juga perlu penegasan peraturan perundang-undangan yang mengusut terkait tindak
pidana korupsi agar lebih ketat dan disiplin lagi sehingga para pejabat bersikap hati-hati
dalam setiap tindakannya meski sekecil apapun yang mengarah pada tindakan
korupsi,kolusi dan nepotisme. Begitu pula penggunaan akuntansi forensik dan audit

17
Asep Syarifuddin Hidayat, Pendidikan Kampus Sebagai Media Penanaman Nilai-Nilai Antikorupsi
Bagi Mahasiswa (Campus Education as a Planting Media Anti-corruption Values for Students), SALAM;
Jurnal Sosial & Budaya Syar-i FSH UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Vol. 6 No. 1 (2019), pp.43-54,

14 | P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
investigatif juga bisa menjadi solusi pemberantasan kasus korupsi yang kerap kali
terjadi di negeri ini.

6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Kerap kali kita temui bahwa pelaku tindak pidana korupsi bukan dari kalangan
bawah atau rakya biasa, mereka adalah orang-oramg yang berpendidikan tinggi, maka
dapat ditelisik bahwa mereka bukan orang yang memiliki pendidikan rendah dengan
demikian tindakan korupsi yang mereka lakukan merupakan faktor kesengajaan guna
kepentingan individu, sebab mereka kurang memaknai dan memahami terkait seluk
beluk tindakan korupsi dimulai dari tindakan sekecil apapun itu. Ranah pendidikan
menjadi fokus utama dalam pencetak output/ sumber daya manusia maka tindakan dini
yang dapat dilakukan yakni dengan memberikan perubahan terhadap kesalahpahaman
dalam usaha pemberantasan korupsi di negeri ini. Sangat penting untuk
mengimplementasikan pendidikan anti korupsi dalam kurikulum pendidikan mulai dari
pendidikan tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Dengan memberikan wawasan
mengenai pendidikan anti korupsi ini diharapkan menjadi sebuah gerakan perubahan
dalam menekan & memberantas berbagai kasus korupsi yang banyak terjadi.

Korupsi merupakan tindak pidana yang sangat merugikan negara. Jika pelaku dan
budaya korupsi tidak diberantas maka, budaya ini akan merusak sikap generasi muda
selanjutnya, nasib bangsa ini pun akan semakin buruk terlebih lagi jika ditinjau dari
aspek keuangan negara, negara akan semakin dirugikan. Rakyat pun akan semakin
sengsara dan sulit sejahtera. Tujuan utama dalam pemberantasan korupsi ini demi
kepentingan rakyat, agarn rakyat dapat hidup sejahtera.Selain itu pemberantasan korupsi
juga merupakan tindakan jangka panjang yang dilakukan dalam rangka pembangunan
bangsa.

15 | P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
6.2 Saran

Seluruh masyarakat Indonesia dari semua kalangan harus benar-benar sadar,


bahwa korupsi bukanlah masalah kecil, korupsi sudah membudaya dalam kehidupan
masyarakat untuk itu sangat penting bagi kita semua bekerja sama dan bertekad bulat
dalam memberantas dan mencegah tindakan korupsi.

16 | P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
Daftar Pustaka

Azhar. 2009. Bandung. Peranan Biro Anti Korupsi dalam Mencegah Terjadinya
Korupsi di Brunei Darusalam, Jurnal Litigasi Volume 10, FH. UNPAS).
Atmasasmita Romli. 1995.Bandung. Kapita Selekta Hukum Pidana dan
Kriminologi. Mandar Maju.
Hasan Rusdi. 2018. Penerapan Pendidikan Anti Korupsi Di Kampus Sebagai
Bagian Integral Dari Pendidikan Karakter. Edukasi : Jurnal Pendidikan, Vol.15 No.2
Juni.
H.M. Edison, & Heliany Ina. 2020. Tindakan Preventif Yang Harus Dilakukan
Dalam Menumbuhkan Pendidikan AntiKorupsi Bagi Generasi Muda, Jurnal USM Law
Review 3 (1).
https://radarjember.jawapos.com/opini/20/11/2019/urgensi-pendidikan-anti-korupsi/
https://www.ksap.org/sap/strategi-nasional-pencegahan-dan-pemberantasan-korupsi/
Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Jakarta. Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan Karakter(Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan),
Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
dan Perbukuan.
Lampiran I. 2011. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, nomor 49 Tahun, tentang Pedoman Umum Pakta Integritas Di
Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Marten Bunga,dkk., 2019. Urgensi Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, (Jurnal Law Reform : Vol.15.
No.1).
Syarbini Amirulloh & Arbain Muhammad. 2014. PENDIDIKAN
ANTIKORUPSI. Alfabeta.
Syarifuddin Hidayat Asep, (2019). Pendidikan Kampus Sebagai Media
Penanaman Nilai-Nilai Antikorupsi Bagi Mahasiswa (Campus Education as a Planting
Media Anti-corruption Values for Students), SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-i
FSH UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Vol. 6 No. 1.

17 | P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
Soemodihardjo R. Diyatmiko. 2008. Jakarta. Mencegah dan Memberantas
Korupsi, Mencermati Dinamikanya di Indonesia, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher.
Sumaryati dkk. 2019. Jakarta. Panduan Insersi Pendidikan AntiKorupsi Dalam Mata
Kuliah Pendidikan Pancasila, (Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat KPK).
Waluyo Bambang. 2014. Jakarta. Optimalisasi Pemberantasan Korupsi Di Indonesia,
UPN Veteran : Jurnal Yuridis, Vol.1 No.2 Desember.
Wahyu Asmorojati Anom. 2017.Magelang .Urgensi Pendidikan Anti Korupsi &
KPK dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, (Universitas
Muhammadiyah Magelang: URECOL).
Wibowo Agus. 2013. Yogyakarta. Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah: Strategi
Internalisasi Pendidikan anti Korupsi di sekolah. Pustaka Pelajar.

18 | P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I
RIWAYAT PENYUSUN

Allyfia Berlianti Tasrif (T20181416) Lahir di kota Jember Jawa


Timur, pada tanggal 13 September 1999. Anak pertama dari dua
bersaudara,memiliki minat dalam membaca terutama dapat
menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lulusan
SMKN 03 Jember jurusan ahli desain busana fashion. Pernah
mengikuti organisasi OSIS & kerap kali menjadi MC di acara
sekolah, tamat pada tahun 2018 dan langsung melanjutkan
kuliah dengan menempuh S1 di IAIN Jember

Maula Putri Min Ayatillah (T20181318) Lahir di


Jember, pada tanggal 22 april 2000. Berasal dari
keluarga sederhana yang bercampur kultur budaya adat
Jawa dan Madura. Lulusan SMA Negeri 1 Jenggawah
jurusan IPA dan pernah menjadi Anggota PASKIBRA serta
Penggerak PRAMUKA. dan saat ini alhamdulillah sedang
menempuh pendidikan S1 PAI UIN Jember.

Fathiyatur Risky (T20181332), Lahir di Situbondo, pada


tanggal 13 April 2000. Anak pertama dari 2 bersaudara.
Lulusan MAN 2 Situbondo jurusan IPA, pernah mengikuti
PRODISTIK MAN (D1) jurusan desain grafis , Akhirnya di
tahun 2018, menjatuhkan pilihannya Pada Kampus IAIN
Jember prodi PAI untuk melanjutkan pendidikan S1.

Ayatullah Chumaini (T20181314), Lahir di kota


pisang,Lumajang (Jawa timur). Di tahun 2018,
melanjutkan pendidikannya Pada Kampus IAIN Jember
prodi PAI.

19 | P E N D I D I K A N A N T I K O R U P S I

Anda mungkin juga menyukai