Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

Participatory Action Research

JUDUL :

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGHIJAUAN DALAM MEWUJUDKAN


LINGKUNGAN YANG SEHAT DI KAMPUNG BETEK KOTA MALANG

Dosen Pembimbing:

Lia Nur Atiqoh Bela Dina M.Pd

Kelompok 1

Oleh:

Maulana Ahmad Syifa (21501011158)

Moch. Eko Ikhwantoro (21501011020)

Amir Muzaki (21501011111)

Nurul Hamidah (21501011018)

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Participatory Action Research dengan Judul “Implementasi Program Penghijauan Dalam
Mewujudkan Lingkungan Yang Sehat Di Kampung Betek Kota Malang”.

Laporam Participatory Action Research dibuat sebagai acuan bagi kami selaku
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam dalam merencanakan kegiatan program Penghijauan
untuk memuat tujuan dan manfaat, Program yang diberikan dapat Terealisasikan di
Masyarakat/Kampung Betek Kecamatan Klojen Kota Malang.

Dalam penyusunan Progam Penghijauan ini kami mengucapkan terimakasih kepada


semua pihak yang telah membimbing dan berpartisipasi, diantaranya :

1. Dosen Participatory Action Research/Ibu “Lia Nur Atiqoh Bela Dina M.Pd”
2. Rekan-rekan Tim Program Penghijauan.
3. Serta pihak-pihak yang terlibat baik dalam penyusunan Program Penghijauan
maupun dalam pelaksanaan Program tersebut.

Tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki Program Penghijauan ini.
 
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Laporan Program
KerjaEkstrakurikuler Pramuka” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi kedepannya.
Aamiin Ya Robbal Allamin.

Tim Penyusun

Malang, 04-12-2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini tanaman-tanaman bunga sebagai sarana untuk penghijauan semakin
berkurang akibat terbatasnya lahan dan bertambahnya jumlah penduduk yang
membutuhkan tempat tinggal di daerah-daerah tertentu, serta berkembangnya
pengetahuan manusia yang memanfaatkan lahan yang mestinya digunakan untuk
lahan penghijaun di dirikan bangunan tertentu. Selain itu penghijauan sangat
dibutuhkan oleh mahkluk hidup sebagai penyeimbang lingkungan. Maka dari itu kita
harus melakukan penghijauan. Pengijauan dalam arti luas adalah segala daya upaya
untuk memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat
berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau
pelindung lingkungan.

Penghijauan memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai paru-paru kota,


dimana pada pertumbuhannya menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan untuk
pernapasan makhluk hidup. Manfaat penghijauan yang lain adalah sebagai pengatur
lingkungan, karena vegetasinya akan menimbulkan hawa lingkungan setempat yang
sejuk dan nyaman. Selain itu, penghijauan juga dapat mengurangi polusi udara,
vegetasinya dapat menyerap polutan tertentu serta dapat menyaring debu yang
banyak kita temukan di udara Malang. Manfaat penghijauan yang terakhir adalah
sebagai pencipta lingkungan hidup dalam istilah ilmu ekologis. Penghijauan dapat
menciptakan ruang hidup bagi makhluk hidup di alam, memungkinkan terjadinya
interaksi secara alamiah.

Malang adalah salah satu kota metropolitan yang mempunyai populasi


penduduk sangat padat, akibatnya lahan semakin dibutuhkan oleh penduduk sebagai
bangunan tempat tinggal, perkantoran, jalan umum dan berbagai kebutuhan lainnya.
Selain itu kendaraan bermotor yang semakin banyak digunakan oleh masyarakat
serta limbah pabrik dan sampah lebih banyak dihasilkan, sehingga meningkatkan
karbon monoksida dan zat-zat lainnya, diantaranya adalah karbondioksida. Tanaman
dapat mengubah karbondioksida menjadi oksigen yang sangat dibutuhkan oleh
manusia untuk pernapasan melalui proses fotosintetis. Maka dari itu banyaknya
tanaman atau pepohonan akan mengurangi polusi udara. Oleh karena itu penghijauan
di kota Malang sangat diperlukan.
Tanaman yang akan ditanam di kota Malang tentunya akan dipilih agar
mendapatkan bibit yang berkualitas tinggi serta memiliki akar yang kuat agar tidak
mudah tumbang, tertiup angin atau membahayakan masyarakat yang melintas.
Biasanya akar yang kuat dimiliki oleh tanaman berakar tunjang seperti pohon
Beringin, Jati dan Kenari. Pohon-pohon tersebut juga berumur panjang yang berguna
agar pemerintah atau petugas tidak sulit mengawasi dan mengontrol tanaman kota.
Selain itu beberapa rumah-rumah juga menanam berbagai jenis tanaman di
perkarangannya, hal itu juga dapat membantu penghijauan di kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaplikasian Program Penghijauan di daerah Betek kota malang ?


2. Bagaimana Kendala dalam Pelaksanaan Program Penghijauan di Daerah Betek
Kota Malang ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaplikasian Program Penghijauan di daerah


betek kota Malang.
2. Untuk Mengetahui Kendala dalam Pelaksanaan Program Penghijauan di daerah
Betek Kota Malang.
1.3 Manfaat

1. Memberikan pemandangan yang lebih indah.


2. Melestarikan lingkungan.
3. Menjaga kebersihan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penghijauan

Penghijauan adalah suatu usaha menanami lahan-lahan kritis, baik dari segi
hidroorologis, fisik, teknis maupun sosial ekonomi, dengan jenis tanaman tahunan atau
perumputan, serta pembuatan bangunan pencegah erosi tanah di areal yang tidak termassuk
areal hutan negara1. Menurut Malau penghijauan sangat dibutuhkan untuk menciptakan
lingkungan yang sejuk, segar, nyaman dan sehat. Namun, dalam pelaksanaan penghijauan
masih acapkali ditemukan hal yang tidak tepat sasaran sehingga aksi penghijauan yang
dilakukan kurang (tidak) menghasilkan manfaat yang besar atau maksimal. Banyak faktor
menyebabkan pelaksanaan penghijauan itu tidak tepat sasaran. Dari banyak faktor itu dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yakni faktor non teknis dan faktor teknis2.
Menurut Kuswartojo dan Salim Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan
kegiatan yang ada di dalamnya.3 Permukiman dapat dirumuskan sebagai suatu kawasan
perumahan yang ditata secara fungsional sebagai satuan sosial, ekonomi, dan fisik tata
ruang, dilengkapi dengan prasarana lingkungan, sarana umum dan fasilitas sosial 4. Jain
menyatakan bahwa setiap wilayah pemukiman memiliki tingkat kepadatan yang berbeda
dengan jumlah unit rumah tinggal pada setiap struktur hunian dan struktur hunian pada
setiap wilayah pemukiman5. Kepadatan tinggi merupakan stressor lingkungan yang dapat
menimbulkan kesesakan bagi individu yang berada didalamnya 6. Stressor lingkungan
menurut Brighammerupakan salah satu aspek lingkungan yang dapat menyebabkan stress,
penyakit atau akibatakibat negatif pada perilaku masyarakat 7. Menurut Heimstra dan Mc
Farling kepadatan memberikan akibat bagi manusia baik secara fisik, sosial maupun psikis8.

1
Manan, S. 1978. Pengaruh Hutan dan manejemen Daerah Aliran Sungai. Institut Pertanian Bogor. Bogor
2
Malau, Fadmin Prihatin. 2012. Penghijauan Bukan Sekadar Menanam Jutaan Pohon. Tersedia di
http://ines.staf.narotama.ac.id/2012/03/06/penghijauan-bukan-sekadar-menanam-jutaanpohon/. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2012
3
Kuswartojo T. dan Salim S.A. 1997. Perumahan dan Permukiman yang Berwawasan Lingkungan. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
4
Doxiadis C.A. 1971. Ekistics: An Introduction to the Science of Human Settlement. London: Hutchinson.
5
Jain. U. 1987. The Psychological Consequences of Crowding. New Delhi: Sage Pub. India Ltd.
6
Holahan, C. J. 1982. EnvironmentalPsychology. New York: Random House.
7
Brigham, J.C. 1991. Social Psychology. New York: Harpercollins Publisher.
8
Heimstra, N.W dan Mc Farling, L.H. 1978. Enviromental Psychology 2nd Edition Brooks / Cole Publishing
Company California.
2.2 Lingkungan

Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah


laku makhluk hidup.9Segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung juga merupakan
pengertian lingkungan.
Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai: 1) daerah tempat suatu makhluk
hidup berada; 2) keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup; 3)
keseluruhan keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk
hidup.10Menurut Undang-Undang RI No. 4 tahun 1982, tentang Kententuan-ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009, tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dikatakan bahwa: Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Otto Soemarno, seorang pakar lingkungan mendefinisikan lingkungan hidup sebagai
berikut: lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita
tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.11 Pengertian lingkungan hidup menurut S. J.
McNaughton dan Larry L. Wolf adalah semua faktor eksternal yang bersifat biologis dan
fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, dan
reproduksi manusia.
Menurut Emil Salim dalam bukunya: Lingkungan Hidup dan Pembangunan,
menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah segala benda, daya, kondisi, keadaan dan
pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempunyai hal-hal yang hidup
termasuk kehidupan manusia.12 Lingkungan hidup menurut Mohamad Soerjani dan Surna T.
Djajadiningrat dikaji oleh ilmu lingkungan yang landasan pokoknya adalah ekologi, serta
dengan mempertimbangkan disiplin lain, terutama ekonomi dan geografi. 13 Berdasarkan
pendapat tokoh-tokoh di atas, maka harus adanya pemahaman yang seimbang tentang
prinsip dan konsep dasar, serta saling keterkaitan antara ekologi, ekonomi dan geografi
untuk mewujudkan lingkungan hidup yang selaras.
Dari berbagai pengertian lingkungan yang sama itu perlu disadari bahwa lingkungan
sekitar yang menjadi sebuah magnet kehidupan bagi manusia yang sangat berperan penting
untuk keberlangsungan kehidupan, kesejahteraan manusia, bahkan mempengaruhi kesehatan

9
Tim PenyusunKamusPusatBahasa, KamusBesarBahasaIndonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2005), hlm. 877.
10
BahrudinSupardi, BerbaktiUntukBumi, (Bandung: Rosdakarya,2009), hlm. 11.
11
Harum M. Huasein, LingkunganHidup: MasalahPengelolaandanPenegakanHukumnya, (Jakarta: PT.
BumiAksara, 1993), hlm. 6
12
Amos Neolaka, KesadaranLingkungan, (Jakarta: PT. RinekaCipta,2008), hlm. 27.
13
Amos Neolaka, KesadaranLingkungan, hlm. 30
manusia itu sendiri. Dari segala aspek lingkungan yang ada manusia dan prilakunya yang
menjadi peran aktif untuk mewujudkan sebuah lingkungan yang sehat bagi manusia itu
sendiri.
Terdapat beberapa definisi sehat, antara lain:
a. Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992, yang dimaksud dengan sehat ialah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis;
b. Menurut WHO tahun 1947, sehat adalah keadaan sejahtera, sempurna dari fisik,
mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada bebas dari penyakit atau
kelemahan saja;
c. Menurut While tahun 1977, kesehatan adalah keadaan dimana seseorang pada
waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat
tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan.
Sehat diwujudkan dengan berbagai upaya, salah satunya adalah penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Pengertian pelayanan kesehatan disini adalah setiap upaya yang
diselenggarakan secara tersendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
Secara umum pelayanan kesehatan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
pelayanan kesehatan personal (personal health services) atau sering disebut sebagai
pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan kesehatan lingkungan
(environmental health services) atau sering disebut sebagai pelayanan kesehatan masyarakat
(public health services). Sasaran utama pelayanan kedokteran adalah perseorangan dan
keluarga. Sedangkan sasaran utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah kelompok dan
masyarakat14.
Dari sebagian teori yang terlampir lingkungan sehat merupakan sebuah keadaan
makhluk dalam sebuah wilayah dalam satu kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya terwujud dalam
kesejahteraan bersama, kesehatan fisik, mental dan sosial yang terbebas dari sebuah
kelemahan dan penyakit.

14
Diskamara, E.R (2009). Hubungan Ibu Hamil dan Penyakit. FK UI, d(1953), hlm 5-12
2.3 Penanaman

2.3.1 Pengertian Penanaman

Penanaman adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam
baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam15.

Penanaman adalah menanam sesuatu yang bisa hidup yang disesuaikan dengan daerah
kondisi dan ligkungan serta keadaan sehingga dapat menghasil kan sesuatu yang
menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam16.

2.3.2 Pengertian Pola Tanam

Pola tanam adalah penyusunan cara dan saat tanaman dari jenis-jenis tanaman yang akan
ditanam berikutnya pada waktu-waktu kosong pada sebidang lahan tertentu17.

Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata
letak dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan
tanah dan masa baru atau tidak ditanam selama periode tertentu18.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola Tanam

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola tanam, yaitu :

a) Iklim
Dimana pada keadaan musim hujan dan kemarau akan berpengaruh pada
persediaan air untuk tanaman dimana pada msim hujan maka persediaan air
untuk tanaman berada dalam jumlah yang besar, sebaliknya pada musim
kemarau persediaan air akan menurun.
b) Topografi
Merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut yang
berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
c) Debit Air yang Tersedia
Dimana debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada
musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu
mencukupi jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.
d) Jenis tanah
Jenis tanah yaitu tentang keadaan fisik , bioligis dan kimia tanaman.

15
Vincent, H. R. 1998. Agriculture Fertilizer and Envisement. CO. BI Publishing. New York
16
Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha Intensifikasi
17
Novitan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka
18
Campbell, V.A. 2002. Biology. Jakarta: Erlangga
e) Sosial ekonomi
Dalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk dirubah
sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis
tanaman19.

2.3.4 Syarat yang Harus Diperhatikan dalam Pemilihan Pola Tanam

Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam penyusunan pola tanam atau
usahatani yaitu :

a) Ketersediaan air yang menyangkup waktu dan lamanya ketersediaan yang


tergantung pada kinerja air irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan.
b) Keadaan tanah yang meliputi sifat fisik, kimia serta bentuk permukaan tanah.
c) Tinggi tempat dari permukaan laut, terutama sehubungan dengan suhu udara,
tanah dan ketersediaan air.
d) Eksistensi hama dan penyakit tanaman yang bersifat kronis dan potensial.
e) Ketersediaan dan aksesibilitas bahan tanaman yang meliputi jenis dan varietas
menurut agroekosistem dan toleransi terhadap jasad pengganggu.
f) Aksesibilitas dan kelancaran pemasaran hasil produksi dengan dukungan
infrastruktur dan potensial yang memadai20.

2.4 . Program Penyuluhan Penghijauan dalam menjaga lingkunganyang sehat.

Dalam arti luas penghijauan adalah segala daya upaya manusia untuk memulihkan,
mempertahankan dan mengembangkan kondisi tanah beserta semua kelengkapannya.
Tergantung kepada kondisi dan peruntukan tanahnya. Penghijauan dilaksanakan melalui
berbagai macam bentuk pendekatan dan budidaya, seperti reboisasai di kehutanan,
penghijauan di pertanian, peremajaan di perkebunan dan perumputan di peternakan. Semua
bentuk kegiatan ini bertujuan untuk menjaga agar tanah dapat berfungsi sebagai unsure
produksi, pengatur tata air dan pelindung alam lingkungan HUBUNGAN MANUSIA
DENGAN ALAM. Manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya, akan
selalu memerlukan dan menggunakan sumber-sumber alam.

Ada sumber-sumber alam yaitu:

2.4.1 Sumber alam yang berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan, seperti pepohonan,
rumput, hewan seperti sapi, kerbau, burung-burung, hutan dan ikan.
19
Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha Intensifikasi
20
Beets, W,C. 1982. Multiple cropping and tropical faring system growth pusb. Co. Ltd. Aldersho
a) Sumber-sumber alam yang berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan,
walaupun diambil terus menerus akan dapat tumbuh dan berkembang lagi,
apabila dilakukan usaha-usaha pemeliharaan dan pemulihan kembali.
b) Dengan kata lain kelestarian sumber-sumber alam yang berupa tumbuh-
tumbuhan dan hewan, sangat tergantung kepada kegiatan manusia dalam
memanfaatkannya. Perladangan dan pengembalaan liar , cara bertani yang
salah. Penyerobotan tanah. Penebangan hutan dan pohon dengan semau
maunya dan pembakaran di kawasan hutan, merupakan tindakan manusia
yang dapat merusakkan kelestarian alam, yang pada akhirnya akan
mengakibatkan terjadinya tanah-tanah kritis yang tidak memberikan
manfaat bagi manusia, bahkan akan menimbulkan mala petaka.
c) kewajiban kita semua bahwa disamping menggunakan sumber alam
tersebut kita harus juga memeliharanya dan mencegahnya dari kerusakan.
Untuk tujuan inilah kita melaksanakan penghijauan, antara lain dengan
membuat teras-teras, melakukan pemupukan dan menanami tanah-tanah
gundul serta tanah-tanah kritis lainnya.

MANFAAT PENGHIJAUAN, Penghijauan yang dilakukan dalam berbagai bentuk


kegiatan tersebut, banyak memberikan manfaat bagi kita, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

1. Manfaat langsung

a) Dengan menanam tanaman penghijauan seperti lamtoro, akasia, kaliandra dan


gamal, kayunya dapat dibuat kayu bakar dan arang. Sedangkan kayu pinus,
albasia, sono keling dan mahoni dapat dipakai untuk bahan pembuatan perkakas
rumah tangga dan bahan bangunan.
b) Beberapa tanaman, seperti nangka, mangga, durian, adpokat, rambutan dan petai
memberikan hasil yang dapat dikonsumsi dan di jual dipasar
c) Tanaman penghiujauan yang berupa cengkeh, coklat, kopi, kayu mais, teh, pala
dan kelapa hasilnya dapat menambah pendapatan yang tidak sedikit jumlahnya
bagi kelurga.
d) Tanaman penghijauan seperti belimbig dan kayu putih dapat digunakan sebagai
bahan ramuan obat-obatan
e) Hasil rumput rumputan dan daun-daunan dari tanaman tertentu dapat dijadikan
sebagai pakan ternak.
2. Manfaat tidak langsung
a) Pepohonan dan rumput-rumputan melindungi kelestarian tanah dan air. pohon dan
pelindung tanah lainnya adalah pengendali air bagi kehidupan kita. Tanam,an
yang menutup tanah akan menahan air hjan sehingga air hujan tidak langsung
jatuh kepermukaan tanah. Apabila air hujan jatuh langsung ke permukaan tanah,
butur-butir tanah akan pecah dan menutupi pori-pori tanah, akibatnya air tidak
dapat meresap ke dalam tanah. Air ini akan mengalir dan mengikis serta
membawa butir-butir tanah. Peristiwa ini disebut aliran permukaan atau RUN
OFF yang apabila jumlahnya besar akan terjadi erosi. Erosi yang berkelanjutan
akan menyebabkan pendangkalan sungai. Akibatnya bila musim hujan tiba akan
mengakibatkan terjadinya banjir.
b) Daun-daun yang berguguran akan membentuk lapisan humus yang mampu
menyerap air dengan baik dan dapat menyuburkan tanah.
c) Tanah yang subur dengan air yang cukup akan memberikan hasil yang
memuaskan bagi segala jenis usaha tani, yang akan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat tani.
d) Tersedianya air sepanjang masa dan adanya hasil pertanian yang baik, dapat
membuka dan memperluas lapangan pekerjaan baru, yang dapat meningkatkan
kesejahteraan social ekonomi masyarakat. Misalnya tumbuhnya perusahaan
kerajinanan tangan, industry rumah tangga, usaha perikanan dan pertanian dalam
arti luas.
e) Penghijauan yang baik akan memberikan lingkungan hidup yang baik. Pepohonan
yang rimbun dapat menciptakan suasana nyaman dan udara sejuk yang pada
akhirnya baik untuk kesehatan.
f) Usaha-usaha dan hasil penghijauan mendorong tumbuh dan kembangnya
kerjasama kelompok dan usaha-usaha ekonomi yang dapat menuju timbulnya
koperasi dan industry pengolahan hasil pertanian. Semua manfaat penghijauan,
baik secara langsung maupun yang tak langsung akan dapat di nikmati oleh
semua lapisan masyarakat, penghijauan yang dilakukan terus menerus akan
memberikan kesempatan dan lingkungan hidup yang sejahtera. Oleh karena itu
laksanakan penghijauan secara sedini mungkin sebelum terlambat demi untuk
kepentingan hidup kita dan kehidupan anak cucu kita kelak. Demikian tulisan
yang sederhana ini semoga dapat menjadi renungan kita semua sehingga manusia
semakin sadar dalam melestarikan sumber daya alam dan lingkingan hidup kita.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

3.1.1 Sejarah Klojen

Klojen merupakan salah satu dari lima kecamatan yang ada di kota Malang.
Dibanding kecamatan yang lain, Klojen memiliki lokasi yang sangat unik karena
benar-benar berada di pusat kota Malang serta berbatasan langsung dengan empat
kecamatan lainnya. Di kecamatan ini pula terletak berbagai obyek vital yang dimiliki
kota Malang seperti Balaikota, kantor DPRD, stasiun Kotabaru, Masjid jami', serta
banyak gedung-gedung pemerintahan dan kuno lain.

Walaupun daerah ini tentu sudah sangat akrab dengan penduduk kota
Malang, tetapi sesungguhnya asal nama dari Klojen sendiri tidak berasal dari bahasa
Jawa seperti umumnya nama daerah lain. Alih-alih bahasa Jawa, Klojen
sesungguhnya justru berasal dari bahasa Belanda yaitu loge.

Loge merupakan bahasa Belanda yang berarti sebagai benteng atau sebuah
gedung besar. Munculnya istilah ini dapat ditarik jauh sebelum lahirnya kota
Malang, yaitu pada tahun 1767 ketika Belanda berhasil menguasai Malang. Pada
masa itu, Belanda mendirikan sebuah benteng atau loge di wilayah utara aliran
sungai Brantas. Lokasi dari tempat ini berada di sekitaran RSUD Syaiful Anwar saat
ini.

Dari nama loge yang merupakan bahsa Belanda ini kemudian mengalami
penyesuaian penyebutan oleh masyarakat Jawa di sekitar menjadi loji. Dari kata loji
ini kemudian berkembang menjadi ke-loji-an hingga pada akhirnya menjadi nama
Klojen seperti yang ada saat ini. Walaupun berasal dari benteng, namun loji tersebut
tidak bertahan lama karena berubah fungsi menjadi Rumah Sakit Militer pada sekitar
tahun 1800-an.

Daerah militer yang sebelumnya menempati wilayah tersebut bergeser ke


wilayah timur yang sekarang merupakan daerah Rampal. Pada masa lalu hingga
sekitar tahun 1960-an, wilayah klojen terbagi menjadi dua tempat yaitu Klojen Lor
dan Klojen Kidul. Wilayah Klojen yang kita kenali sekarang merupakan wilayah
yang pada masa lalu disebut sebagai Klojen Lor.

Timbulnya Klojen Kidul menandai bahwa pada masa lalu juga terdapat satu
benteng pertahanan lain di wilayah kota Malang. Benteng kedua yang disebut
sebagai Klojen Kidul ini dibangun lebih selatan yaitu di sekitaran wilayah Kidul
Dalem sekarang. Tidak jauh dari wilayah tersebut juga ada wilayah lain yang
menggunakan nama Klojen, yaitu di wilayah sekitar Kayutangan yang pada masa
lalu disebut juga sebagai Klojen Leddok.

Namun di antara tiga Klojen yang penah ada di Malang, saat ini yang masih
disebut sebagai daerah Klojen adalah wilayah yang dulunya merupakan Klojen Lor
yang berada di sebelah utara stasiun Kotabaru. Nama Klojen ini juga digunakan pada
pasar di wilayah tersebut serta sebagai nama sebuah kecamatan di kota Malang.

3.1.2 Kecamatan Klojen

Sebuah kecamatan di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.


Kecamatan ini di sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Lowokwaru dan
Blimbing, timur dengan kecamatan Kedungkandang, selatan dengan kecamatan
Sukun dan barat dengan kecamatan Sukun dan Lowokwaru. Selain itu daerah ini
terletak di 112 26.14 hingga 112 40.42 Bujur Timur dan 077 36.38 hingga 008 01.57
Lintang Selatan.

Letak posisinya, kampung betek (KINTAMANI). Jl Myjen Panjaitan,


Kecamatan Klojen Kota Malang.

Sumber : Reporter, Rizky Wahyu Permana. Merdeka.com, Malang 

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian Participatory Action Research merupakan salah satu model penelitian


yang mencari sesuatu untuk menghubungkan proses penelitian ke dalam proses
perubahan sosial. Perubahan sosial yang dimaksud adalah bagaimana dalam proses
pemberdayaan dapat mewujudkan tiga tolak ukur, yakni adanya komitmen bersama
dengan masyarakat, adanya local leader dalam masyarakat dan adanya institusi baru
dalam masyarakat yang dibangun berdasarkan kebutuhan. Penelitian ini membawa
proses penelitian dalam lingkaran kepentingan orang dan menemukan solusi praktis bagi
masalah bersama dan isu-isu yang memerlukan aksi dan refleksi bersama, dan
memberikan kontribusi bagi teori praktis.21

PAR (Participatory Action Research) melibatkan pelaksanaan penelitian untuk


mendefinisikan sebuah masalah maupun menerapkan informasi ke dalam aksi sebagai
solusi atas masalah yang telah terdefinisi. PAR (Participatory ActionResearch) adalah
“penelitian oleh, dengan, dan untuk orang” bukan “penelitian terhadap orang”. PAR
(Participatory Action Research) adalah partisipatif dalam arti bahwa ia sebuah kondisi
yang diperlukan dimana orang memainkan peran kunci di dalamnya dan memiliki
21
Agus Afandi, dkk. Modul Participatory Action research (PAR). Surabaya. LPPM. 2013. Hal.55
informasi yang relevan tentang sistem sosial (komunitas) yang tengah berada di bawah
pengkajian, dan bahwa mereka berpartisipasi dalam rancangan dan implementasi
rencana aksi itu didasarkan pada hasil penelitian.

Paradigma pertama, PAR (Participatory Action Research) merubah cara berfikir


kita tentang penelitian dengan menjadikan penelitian sebuah proses partisipasi. PAR
(Participatory Action Research) itu sendiri adalah sebuah kondisi yang diperlukan
dimana orang memainkan peranan kunci di dalamnya dan memiliki informasi yang
relevan tentang sistem sosial atau komunitas, yang tengah berada di bawah studi.
„Subyek‟ penelitian lebih baik untuk dirujuk atau menjadi rujukan sebagai anggota-
anggota komunitas, dan mereka berpartisipasi dalam rancangan, implementasi, dan
eksekusi penelitian.22

PAR (Participatory Action Research) juga adalah sebuah pergeseran dalam


pengertian bahwa ke dalamnya termasuk elemen aksi. PAR (Participatory Action
Research) melibatkan pelaksanaan penelitian untuk mendefinisikan sebuah masalah
maupun penerapan informasi dengan mengambil aksi untuk menuju solusi atas masalah-
masalah yang terdefinisikan. Anggota-anggota komunitas berpartisipasi dalam
rancangan dan implementasi dalam rencana tindak strategis didasarkan pada hasil
penelitian.

Paradigma kedua, PAR (Participatory Action Research) adalah proses dimana


komunitas-komunitas berusaha mempelajari masalah secara ilmiah dalam rangka
memandu, memperbaiki, dan mengevaluasi keputusan dan aksi mereka. Cara-cara
penelitian yang selama ini biasa dilakukan kalangan akademisi dan peneliti dalam
komunitas kita, justru dapat menjadi tantangan dan ancaman bagi sebuah komunitas.
Hubungan antara penelitian ilmiah (intellectual research) dapat menjadi intrusive dan
exclusive. Kedua tipe penelitian ini juga dapat melenyapkan bagian-bagian penting dan
vital dari sebuah poyek penelitian yakni pengalaman hidup nyata, mimpi, pikiran,
kebutuhan, kemauan dari anggota komunitas.

PAR (Participatory Action Research) menawarkan metode-metode untuk


merubah hakekat hubungan antara orang, dengan organisasi yang biasanya dikejar
poyek penelitian dan pengembangan. Hubungan ini termasuk bagaimana kita memahami
peran kita sebagai fasilitator, bukan sebagai experts, bagaimana kita mengelola
hubungan dengan lembaga pendidikan dan lembaga bisnis, dan bagaimana kita bekerja
satu sama lain sebagai siswa, guru, tetangga, dan anggota komunitas.

22
Ibid. 57
3.3 Sumber Data
3.3.1 Data primer
di peroleh melalui wawancara kepada Ketua Rukun Warga Betek, Ketua RT,
Ketua Karang Taruna, Tokoh Masyarakat tentang perkembangan Kondisi
tentang Lingkungan Masyarakat. budaya dan interaksi sosial yang dibangun
dalam pergaulan sehari-hari, potensi-potensi remaja yang dapat
dikembangankan melalui penelitian ini, dengan harapan dapat membantu
mengubah kondisi remaja bermasalah (tidakbermutu) menjadi bermutu.

3.3.2 Data sekunder


diperoleh melalui Focus Group Discussion yang dibentuk oleh masyarakat
setemapat sebagai pendamping sebuah pelaksanaan program penghijauan.
Melalui dokumentasi. Dan bekerja sama dengan perkumpulan karang taruna
UB.

3.4 Teknik PAR


3.4.1 Pemetaan wilayah (mapping Area)

Yaitu melakukan pemetaan wilayah / batasan-batasan bersama masyarakat,


kemudian mendiskusikannya lebih lanjut bersama masyarakat tentang
keadaan, masalah-masalah, sebab terjadinya serta akibat yang
ditimbulkannya.

3.4.2 Penelusuran wilayah (transect)

Merupakan teknik untuk menfasilitasi masyarakat dalam pengamatan


langsung terhadap lingkungan dan keadaan sumber daya dengan cara berjalan
menelusuri wilayah desa, mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati.

3.4.3 Pohon masalah


Teknik ini digunakan terutama untuk menelusuri penyebab suatu masalah.
Teknik ini adalah teknik yang cukup fleksibel. Melalui teknik ini, orang yang
terlibat dalam memecahkan satu masalah dapat melihat penyebab yang
sebenarnya, yang mungkin belum bisa dilihat kalau masalah hanya dilihat
secara sepentis. Teknik analisa pohon masalah harus melibatkan orang
setempat yang tahu dan merasakan langsung masalah yang ada.
3.5 Teknik Pengambilan Data

3.5.1 Observasi

1. Observasi terhadap kondisi sosial masyarakat Betek


2. Observasi terhadap kondisi Lingkungan masyarakat
3. Observasi terhadap kegiatan dan program dalam masyarakat
4. Observasi terhadap kondisi ekonomi masyarakat

3.5.2 Wawancara

1. Wawancara kepada kepala desa selaku


2. Wawancara kepada RT/RW
3. Wawancara kepada tokoh masyarakat didesa tersebut

3.5.3 Dokumentasi berupa foto lingkungan penghijauan


3.6 Teknik Analisa Data

3.6.1 Triangulasi
merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat
mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena
yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran
tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda
akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu,
triangulasi merupakan usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang
diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara
mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan data

a. Observasi
Pengamatan aktivitas dalam suatu proses atau objek dengan memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena bedasarkan pengetahuan dan gagasan
yang sudah diketahui sebelumnya

b. Wawancara
Komunikasi lisan secara terstruktur oleh dua orang atau lebih baik secara
langsung atau jarak jauh, untuk membahas dan menggali informasi tertentu
guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Proses wawancara ini terjadi
dengan adanya komunikasi bolak balik antara pewawancara dengan orang
yang diwawancarai untuk menggali topic tertentu yang dibahas

c. Dokumentasi tatanan desa

Anda mungkin juga menyukai