JUDUL :
Dosen Pembimbing:
Kelompok 1
Oleh:
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Participatory Action Research dengan Judul “Implementasi Program Penghijauan Dalam
Mewujudkan Lingkungan Yang Sehat Di Kampung Betek Kota Malang”.
Laporam Participatory Action Research dibuat sebagai acuan bagi kami selaku
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam dalam merencanakan kegiatan program Penghijauan
untuk memuat tujuan dan manfaat, Program yang diberikan dapat Terealisasikan di
Masyarakat/Kampung Betek Kecamatan Klojen Kota Malang.
1. Dosen Participatory Action Research/Ibu “Lia Nur Atiqoh Bela Dina M.Pd”
2. Rekan-rekan Tim Program Penghijauan.
3. Serta pihak-pihak yang terlibat baik dalam penyusunan Program Penghijauan
maupun dalam pelaksanaan Program tersebut.
Tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki Program Penghijauan ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Laporan Program
KerjaEkstrakurikuler Pramuka” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi kedepannya.
Aamiin Ya Robbal Allamin.
Tim Penyusun
Malang, 04-12-2018
BAB I
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penghijauan
Penghijauan adalah suatu usaha menanami lahan-lahan kritis, baik dari segi
hidroorologis, fisik, teknis maupun sosial ekonomi, dengan jenis tanaman tahunan atau
perumputan, serta pembuatan bangunan pencegah erosi tanah di areal yang tidak termassuk
areal hutan negara1. Menurut Malau penghijauan sangat dibutuhkan untuk menciptakan
lingkungan yang sejuk, segar, nyaman dan sehat. Namun, dalam pelaksanaan penghijauan
masih acapkali ditemukan hal yang tidak tepat sasaran sehingga aksi penghijauan yang
dilakukan kurang (tidak) menghasilkan manfaat yang besar atau maksimal. Banyak faktor
menyebabkan pelaksanaan penghijauan itu tidak tepat sasaran. Dari banyak faktor itu dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yakni faktor non teknis dan faktor teknis2.
Menurut Kuswartojo dan Salim Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan
kegiatan yang ada di dalamnya.3 Permukiman dapat dirumuskan sebagai suatu kawasan
perumahan yang ditata secara fungsional sebagai satuan sosial, ekonomi, dan fisik tata
ruang, dilengkapi dengan prasarana lingkungan, sarana umum dan fasilitas sosial 4. Jain
menyatakan bahwa setiap wilayah pemukiman memiliki tingkat kepadatan yang berbeda
dengan jumlah unit rumah tinggal pada setiap struktur hunian dan struktur hunian pada
setiap wilayah pemukiman5. Kepadatan tinggi merupakan stressor lingkungan yang dapat
menimbulkan kesesakan bagi individu yang berada didalamnya 6. Stressor lingkungan
menurut Brighammerupakan salah satu aspek lingkungan yang dapat menyebabkan stress,
penyakit atau akibatakibat negatif pada perilaku masyarakat 7. Menurut Heimstra dan Mc
Farling kepadatan memberikan akibat bagi manusia baik secara fisik, sosial maupun psikis8.
1
Manan, S. 1978. Pengaruh Hutan dan manejemen Daerah Aliran Sungai. Institut Pertanian Bogor. Bogor
2
Malau, Fadmin Prihatin. 2012. Penghijauan Bukan Sekadar Menanam Jutaan Pohon. Tersedia di
http://ines.staf.narotama.ac.id/2012/03/06/penghijauan-bukan-sekadar-menanam-jutaanpohon/. Diakses pada
tanggal 06 Maret 2012
3
Kuswartojo T. dan Salim S.A. 1997. Perumahan dan Permukiman yang Berwawasan Lingkungan. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
4
Doxiadis C.A. 1971. Ekistics: An Introduction to the Science of Human Settlement. London: Hutchinson.
5
Jain. U. 1987. The Psychological Consequences of Crowding. New Delhi: Sage Pub. India Ltd.
6
Holahan, C. J. 1982. EnvironmentalPsychology. New York: Random House.
7
Brigham, J.C. 1991. Social Psychology. New York: Harpercollins Publisher.
8
Heimstra, N.W dan Mc Farling, L.H. 1978. Enviromental Psychology 2nd Edition Brooks / Cole Publishing
Company California.
2.2 Lingkungan
9
Tim PenyusunKamusPusatBahasa, KamusBesarBahasaIndonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2005), hlm. 877.
10
BahrudinSupardi, BerbaktiUntukBumi, (Bandung: Rosdakarya,2009), hlm. 11.
11
Harum M. Huasein, LingkunganHidup: MasalahPengelolaandanPenegakanHukumnya, (Jakarta: PT.
BumiAksara, 1993), hlm. 6
12
Amos Neolaka, KesadaranLingkungan, (Jakarta: PT. RinekaCipta,2008), hlm. 27.
13
Amos Neolaka, KesadaranLingkungan, hlm. 30
manusia itu sendiri. Dari segala aspek lingkungan yang ada manusia dan prilakunya yang
menjadi peran aktif untuk mewujudkan sebuah lingkungan yang sehat bagi manusia itu
sendiri.
Terdapat beberapa definisi sehat, antara lain:
a. Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992, yang dimaksud dengan sehat ialah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis;
b. Menurut WHO tahun 1947, sehat adalah keadaan sejahtera, sempurna dari fisik,
mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada bebas dari penyakit atau
kelemahan saja;
c. Menurut While tahun 1977, kesehatan adalah keadaan dimana seseorang pada
waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat
tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan.
Sehat diwujudkan dengan berbagai upaya, salah satunya adalah penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Pengertian pelayanan kesehatan disini adalah setiap upaya yang
diselenggarakan secara tersendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
Secara umum pelayanan kesehatan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
pelayanan kesehatan personal (personal health services) atau sering disebut sebagai
pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan kesehatan lingkungan
(environmental health services) atau sering disebut sebagai pelayanan kesehatan masyarakat
(public health services). Sasaran utama pelayanan kedokteran adalah perseorangan dan
keluarga. Sedangkan sasaran utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah kelompok dan
masyarakat14.
Dari sebagian teori yang terlampir lingkungan sehat merupakan sebuah keadaan
makhluk dalam sebuah wilayah dalam satu kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya terwujud dalam
kesejahteraan bersama, kesehatan fisik, mental dan sosial yang terbebas dari sebuah
kelemahan dan penyakit.
14
Diskamara, E.R (2009). Hubungan Ibu Hamil dan Penyakit. FK UI, d(1953), hlm 5-12
2.3 Penanaman
Penanaman adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam
baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam15.
Penanaman adalah menanam sesuatu yang bisa hidup yang disesuaikan dengan daerah
kondisi dan ligkungan serta keadaan sehingga dapat menghasil kan sesuatu yang
menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam16.
Pola tanam adalah penyusunan cara dan saat tanaman dari jenis-jenis tanaman yang akan
ditanam berikutnya pada waktu-waktu kosong pada sebidang lahan tertentu17.
Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata
letak dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan
tanah dan masa baru atau tidak ditanam selama periode tertentu18.
a) Iklim
Dimana pada keadaan musim hujan dan kemarau akan berpengaruh pada
persediaan air untuk tanaman dimana pada msim hujan maka persediaan air
untuk tanaman berada dalam jumlah yang besar, sebaliknya pada musim
kemarau persediaan air akan menurun.
b) Topografi
Merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut yang
berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
c) Debit Air yang Tersedia
Dimana debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada
musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu
mencukupi jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.
d) Jenis tanah
Jenis tanah yaitu tentang keadaan fisik , bioligis dan kimia tanaman.
15
Vincent, H. R. 1998. Agriculture Fertilizer and Envisement. CO. BI Publishing. New York
16
Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha Intensifikasi
17
Novitan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka
18
Campbell, V.A. 2002. Biology. Jakarta: Erlangga
e) Sosial ekonomi
Dalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk dirubah
sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis
tanaman19.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam penyusunan pola tanam atau
usahatani yaitu :
Dalam arti luas penghijauan adalah segala daya upaya manusia untuk memulihkan,
mempertahankan dan mengembangkan kondisi tanah beserta semua kelengkapannya.
Tergantung kepada kondisi dan peruntukan tanahnya. Penghijauan dilaksanakan melalui
berbagai macam bentuk pendekatan dan budidaya, seperti reboisasai di kehutanan,
penghijauan di pertanian, peremajaan di perkebunan dan perumputan di peternakan. Semua
bentuk kegiatan ini bertujuan untuk menjaga agar tanah dapat berfungsi sebagai unsure
produksi, pengatur tata air dan pelindung alam lingkungan HUBUNGAN MANUSIA
DENGAN ALAM. Manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya, akan
selalu memerlukan dan menggunakan sumber-sumber alam.
2.4.1 Sumber alam yang berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan, seperti pepohonan,
rumput, hewan seperti sapi, kerbau, burung-burung, hutan dan ikan.
19
Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha Intensifikasi
20
Beets, W,C. 1982. Multiple cropping and tropical faring system growth pusb. Co. Ltd. Aldersho
a) Sumber-sumber alam yang berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan,
walaupun diambil terus menerus akan dapat tumbuh dan berkembang lagi,
apabila dilakukan usaha-usaha pemeliharaan dan pemulihan kembali.
b) Dengan kata lain kelestarian sumber-sumber alam yang berupa tumbuh-
tumbuhan dan hewan, sangat tergantung kepada kegiatan manusia dalam
memanfaatkannya. Perladangan dan pengembalaan liar , cara bertani yang
salah. Penyerobotan tanah. Penebangan hutan dan pohon dengan semau
maunya dan pembakaran di kawasan hutan, merupakan tindakan manusia
yang dapat merusakkan kelestarian alam, yang pada akhirnya akan
mengakibatkan terjadinya tanah-tanah kritis yang tidak memberikan
manfaat bagi manusia, bahkan akan menimbulkan mala petaka.
c) kewajiban kita semua bahwa disamping menggunakan sumber alam
tersebut kita harus juga memeliharanya dan mencegahnya dari kerusakan.
Untuk tujuan inilah kita melaksanakan penghijauan, antara lain dengan
membuat teras-teras, melakukan pemupukan dan menanami tanah-tanah
gundul serta tanah-tanah kritis lainnya.
1. Manfaat langsung
METODOLOGI PENELITIAN
Klojen merupakan salah satu dari lima kecamatan yang ada di kota Malang.
Dibanding kecamatan yang lain, Klojen memiliki lokasi yang sangat unik karena
benar-benar berada di pusat kota Malang serta berbatasan langsung dengan empat
kecamatan lainnya. Di kecamatan ini pula terletak berbagai obyek vital yang dimiliki
kota Malang seperti Balaikota, kantor DPRD, stasiun Kotabaru, Masjid jami', serta
banyak gedung-gedung pemerintahan dan kuno lain.
Walaupun daerah ini tentu sudah sangat akrab dengan penduduk kota
Malang, tetapi sesungguhnya asal nama dari Klojen sendiri tidak berasal dari bahasa
Jawa seperti umumnya nama daerah lain. Alih-alih bahasa Jawa, Klojen
sesungguhnya justru berasal dari bahasa Belanda yaitu loge.
Loge merupakan bahasa Belanda yang berarti sebagai benteng atau sebuah
gedung besar. Munculnya istilah ini dapat ditarik jauh sebelum lahirnya kota
Malang, yaitu pada tahun 1767 ketika Belanda berhasil menguasai Malang. Pada
masa itu, Belanda mendirikan sebuah benteng atau loge di wilayah utara aliran
sungai Brantas. Lokasi dari tempat ini berada di sekitaran RSUD Syaiful Anwar saat
ini.
Dari nama loge yang merupakan bahsa Belanda ini kemudian mengalami
penyesuaian penyebutan oleh masyarakat Jawa di sekitar menjadi loji. Dari kata loji
ini kemudian berkembang menjadi ke-loji-an hingga pada akhirnya menjadi nama
Klojen seperti yang ada saat ini. Walaupun berasal dari benteng, namun loji tersebut
tidak bertahan lama karena berubah fungsi menjadi Rumah Sakit Militer pada sekitar
tahun 1800-an.
Timbulnya Klojen Kidul menandai bahwa pada masa lalu juga terdapat satu
benteng pertahanan lain di wilayah kota Malang. Benteng kedua yang disebut
sebagai Klojen Kidul ini dibangun lebih selatan yaitu di sekitaran wilayah Kidul
Dalem sekarang. Tidak jauh dari wilayah tersebut juga ada wilayah lain yang
menggunakan nama Klojen, yaitu di wilayah sekitar Kayutangan yang pada masa
lalu disebut juga sebagai Klojen Leddok.
Namun di antara tiga Klojen yang penah ada di Malang, saat ini yang masih
disebut sebagai daerah Klojen adalah wilayah yang dulunya merupakan Klojen Lor
yang berada di sebelah utara stasiun Kotabaru. Nama Klojen ini juga digunakan pada
pasar di wilayah tersebut serta sebagai nama sebuah kecamatan di kota Malang.
22
Ibid. 57
3.3 Sumber Data
3.3.1 Data primer
di peroleh melalui wawancara kepada Ketua Rukun Warga Betek, Ketua RT,
Ketua Karang Taruna, Tokoh Masyarakat tentang perkembangan Kondisi
tentang Lingkungan Masyarakat. budaya dan interaksi sosial yang dibangun
dalam pergaulan sehari-hari, potensi-potensi remaja yang dapat
dikembangankan melalui penelitian ini, dengan harapan dapat membantu
mengubah kondisi remaja bermasalah (tidakbermutu) menjadi bermutu.
3.5.1 Observasi
3.5.2 Wawancara
3.6.1 Triangulasi
merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat
mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena
yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran
tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda
akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu,
triangulasi merupakan usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang
diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara
mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan data
a. Observasi
Pengamatan aktivitas dalam suatu proses atau objek dengan memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena bedasarkan pengetahuan dan gagasan
yang sudah diketahui sebelumnya
b. Wawancara
Komunikasi lisan secara terstruktur oleh dua orang atau lebih baik secara
langsung atau jarak jauh, untuk membahas dan menggali informasi tertentu
guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Proses wawancara ini terjadi
dengan adanya komunikasi bolak balik antara pewawancara dengan orang
yang diwawancarai untuk menggali topic tertentu yang dibahas