Anda di halaman 1dari 8

FONOLOGI

Disusun oleh :
Citra Puspita (2013041043)
Nindy Destiana (2013041053)
Shulamid Shania Permata Putri
(2013041047)
1. Fonologi (Fonetik dan Fonemik)
1.1 Konsep bunyi, fonem, dan distribusi bunyi
a). Konsep bunyi
Bunyi bahasa atau bunyi ujaran dihasilkan oleh alat ucap manusia seperti pita suara, lidah, dan bibir. Bunyi bahasa
atau bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau bunyi yang diartikan, kemudian
membentuk gelombang bunyi, sehingga dapat diterima oleh telinga manusia
.b). Fonem
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat membedakan arti. Fonem yang mengkaji bunyi bahasa
yang keluar dari alat ucap manusia disebut fonetik. Sedangkan fonem yang mengkaji bunyi bahasa dalam struktur
kata sebagai pembeda makna disebut fonemik.
c). Distribusi fonem adalah letak atau beradanya sebuah fonem di dalam satu satuan ujaran, yang kita sebut kata
atau morfem. Secara umum fonem dapat berada pada awal posisi kata, di tengah, maupun di akhir kata. Secara
khusus fonem bisa berada pada ketiga posisi, namun bisa juga hanya berada pada posisi awal, atau posisi akhir
saja. Fonem vokal memang selalu dapat menduduiki posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya
sebagai kenyaringan pada setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan tidak selalu demikian, mungkin hanya
menduduki awal atau akhir, tapi mungkin saja hanya menduduki posisi awal.
1.2 Premis bunyi
Pernyataan umum mengenai sifat-sifat bunyi bahasa.
Kajian fonemis dapat dilihat dari lima premis, yaitu :

1 2 3
Bunyi bahasa cenderung Bunyi bahasa
Bunyi bahasa cenderung
dipengaruhi oleh cenderung
bersifat simetris
lingkungannya berfluktuasi

4 5
Bunyi yang sama secara fonetis digolongkan tidak Bunyi yang sama secara fonetis digolongkan ke
berkontras (tidak membedakan makna) apabila dalam fonem yang berbeda apabila berkontras
berdistribusi komplementer dan/atau bervariasi bebas dalam lingkungan yang sama atau mirip.
Kluster dan Perubahan
2
bunyi
2.1 Konsep deret vokal dan kluster gugus
bahasa Indonesia
Deret vokal adalah dua vokal yang diucapkan dengan tekanan yang
sama dan tiap vokalnya menjadi bagian suku kata yang berbeda.
Bunyi vokal yang berderet, yaitu /au/, /iu/, /oi/, /ua/, /eo/, dan /ae/.Tiap-
tiap vokal dalam deret vokal diucapkan dengan tekanan yang
seimbang dan hembusan nafas yang berbeda.Kluster atau konsonan
rangkap (dua atau lebih) merupakan bagian dari struktur fonetis atau
fonotaktis yang disadari oleh penuturnya. Pengucapan pun harus
sesuai dengan struktur fonetis tersebut agar tidak salah pengucapan
akan berdampak pada pembedaan makna.
2.2 Batasan dan jenis perubahan bunyi
Bunyi bahasa dalam penggunaannya bersifat
variatif atau berubah-ubah
Perubahan bunyi bahasa disebabkan oleh
beberapa gejala :

Asimilasi Penambahan fonen

Disimilasi Metatesis

Kehomorganan Monoftongisasi

Nasalisasi Diftongisasi
3. Bunyi Suprasegmental dan Pungtuasi
3.1 konsep dan jenis bunyi suprasegmental
Suprasegmental adalah sesuatu yang menyertai fonem. Fonem tersebut bisa
berupa tekanan suara (intonation), panjang-pendek (pitch), dan getaran suara
yang menunjukkan emosi tertentu. Cara yang paling mudah untuk memahami
unsur suprasegmental adalah melalui pendekatan fonetik akustik. Ada dua sifat
akustik yang berpengaruh dalam unsur suprasegmental yaitu frekuensi dan
amplitudo. Kedua unsur ini sangat berpengaruh dalam unsur suprasegmental
yang sangat berkaitan.Jenis bunyi suprasegmental :
1). Lafal, ialah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat
bahasa mengucapkan bunyi bahasa.
2). Tekanan, ialah ucapan yang ditekankan pada suku kata atau kata sehingga
bagian tersebut tampak lebih keras atau menonjol dari suku kata atau kata yang
lain.
3). Intonasi, ialah perubahan nada yang dihasilkan pembicara pada waktu
mengucapkan ujaran atau bagian-bagiannya.
4). Jeda, ialah hentian dalam ujaran yang sering terjadi di depan unsur yang
mempunyai isi informasi yang tinggi atau kemungkinan yang rendah.
3.2 Hubungan pungtuasi dan bunyi
Suprasegmental
Unsur suprasegmental merupakan unsur bahasa yang
kehadirannya tergantung pada unsur segmental. Atau
bisa juga disebutkan sebagai intonasi bahasa, dengan
gerak-gerik ketika bahasa tersebut diucapkan. Dalam
bentuk tulisan, unsur suprasegmental dinyatakan
dengan pungtuasi. Pungtuasi dibentuk berdasarkan dua
hal utama yang saling melengkapi, yaitu, unsur
suprasegmental dan hubungan sintaksis (hubungan
antarkata dalam tuturan). Pungtuasi atau tanda baca
biasanya diberikan jika terdapat hubungan yang tidak
erat antarkata dalam suatu kalimat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai