Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

ARCHIMEDES

Oleh:

Hanifia Zulkarnain
Antin Dikayanti 161810201041
Violita Riyanda Safitri 161810201043
Vina Soraya 161810201046
Asisten : Abdul Basri

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berat jenis pada sebuah benda adalah gaya yang bekerja pada benda itu
karena pengaruh faktor gravitasi bumi dan gaya massa benda. Berat jenis zat cair
adalah perbandingan suatu materi sekaligus harga mutlak zat-zat ringan dan air.
Berat jenis suatu zat adalah bilangan yang menunjukkan berapa gram beratnya 1
cm3 zat itu. Maasa jenis merupakan suatu perbandingan antara massa benda atau
zat dengan volume atau zat. Massa jenis suatu zat adalah bilangan yang
menyatukan massa zat itu dibagi dengan volumenya. Hubungan Asas Archimedes
dengan berat jenis adalah setiap benda yang terendam seluruhnta atau sebagian di
dalam fluida mendapat gaya apung berarah ke atas, yang besarnya sama dengan
berat fluida yang massa benda dapat dipindahkan oleh benda ini.
Pengukuran massa benda dapat dilakukan dengan alat yang disebut neraca.
Neraca memiliki ketelitian masing-masing untuk jenis neraca. Pengukuran massa
dilakukan secara perbandingan, di dalam laboratorium digunakan neraca analis
untuk menetapkan massa suatu benda. Menentukan volume benda dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara sesuai dengan bentuk bendanya. Benda yang
beraturan bentuknya, dapat dilakukan dengan rumus yang sesuai. Benda yang
tidak beraturan, pengukuran volume dilakukan dengan cara memasukkan benda
ke dalam gelas ukur yang sudah diisi air, kemudian diamati.
Pengetahuan tentang massa jenis dalam praktikum sangat penting.
Pengetahuan tentang massa jenis dan berat jenis akan selalu digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh dalam kehiduan sehari-hari adalah kapal selam
dapat terapung dan tenggelam di air.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan massa jenis zat cair (Pzc) dengan menggunakan
hukum Archimedes ?
2. Bagaimana menentukan berat jenis zat padat dengan menggunakan hukum
Archimedes ?
3. Bagaimana menentukan kerapata relatif benda padat dengan prinsip hukum
Archimedes ?

3.1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diambil tujuan praktikum
sebagai berikut :
1. Menentukan massa jenis zat cair (Pzc) dengan menggunakan hukum
Archimedes.
2. Menentukan berat jenis zat padat dengan menggunakan hukum Archimedes.
3. Menentukan kerapata relatif benda padat dengan prinsip hukum Archimedes.

3.2. Manfaat
Manfaat dari praktikum berat jenis dan massa jenis zat cair dan zat padat
yaitu dapat mengetahui massa jenis ataupun volume dari suatu benda. Aplikasi
dari hukum Archimedes juga banyak dijumpai dalam berbagai perlatan misalnya
hydrometer, kapal laut, kapal selam, dan balon udara.
BAB 2. DASAR TEORI

Prinsip Archimedes menyatakan bahwa “Ketika sebuah benda tercelup


seluruhnya atau sebagian didalam zat cair,zat cair akan memberikan gaya keatas
(gaya apung) pada benda, dimana besarnya gaya keatas (gaya apung) sam dengan
zat cair yang dipindahkan.” Berdasarkan bunyi Archimedes tersebut, suatu benda
yang akan terapung, tenggelam, atau melayang didalam zat cair tergantung pada
gaya berat dan gaya ke atas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah
3 hukum turunan dari hukum Archimedes yang berbunyi :
1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukkan kedalam air
lebih kecil dari massa jenis zat cairnya.
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukkan ke dalam air
sama dengan massa jenis zat cairnya.
3. Benda akan tenggelam jika massa jeis benda yang dimasukkan kedalam air
lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.
(Giancolli, 1989).
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman
yang berbeda. Tekanan fluida bertambah terhadap ke dalam. Semakain dalam
fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut. Benda yang dimasukkan
ke dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan bagian bawah benda. Fluida yang
terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada
fluida yang berada dibagian atas benda. Fluida yang terapung yaitu sebagian
benda yang tercelup, maka volume fluida yang dipindahkan sama dengan volume
bagian benda yang tercelup dalam fluida tersebut (Tipler, 2001).
Menurut Agusni (2015), rumus prinsip Archimedes adalah
FA=ρ× g× V
Keterangan :
FA = tekanan Arcimedes (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = gravitasi (N/kg)
V = volume benda tercelup (m3)
Menurut Tipler (1996), benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air
dari pada di udara dalam air bneda mendapat gaya ke atas. Ketika diudara, benda
memiliki berat yang sesungguhnya. Persamaannya adalah
Wb=Wb× g
Ketika dalam air, dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan
Wdf =Wb – FA
Keterangan :
Wdf = berat dalam fluida, dikatakan juga berat semu (N)
Wb = berat benda sesungguhnya, atau berat di udara (N)
FA = gaya angkat ke atas (N)
Menurut Tipler (1996), membandingkan harga massa jenis yang dihitung
secara konfensional (hitung massa dan volume) dan menerapkan hukum
Archimedes. Besarnya gaya ke atas suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair
dapat dinyatakan dengan :
FA =W – W '
Dan gaya keatas itu memenuhi hungungan
FA=V × ρf × g
Dengan V adalah volume zat cair yang dipindahkan oleh benda itu dan nilainya
sama dengan volume benda yang tercelup dalam zat cair. ρf adalah massa jenis
zat cair dan g adalah percepatan gravitasi.
Menurut Jewett (2009), berdasarkan hukum newton I, bila suatu benda
dalam keadaan diam, maka resultan gaya yang bekerja haruslah sama dengan nol.
∑ F=0
Fa−Wb=0
Fa=Wb
Berdasarkan gaya keatas yang dikerjakan fluida adalah sama dengan berat fluida
yang dipindahkan, maka substitusikan persamaan diatas dan diperoleh :
FA=Wb
ρf . g . Vbf =ρg . g . Vb
ρf .Vbf = ρb. Vb
ρf .Vbf
ρb=
Vb
Keterangan :
Fa = gaya ke atas (N)
W = gaya berat benda (N)
Vbf = volume benda yang etrcelu dalam fluida (m3)
Vb = volume benda seluruhnya (m3)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
ρb = massa jenis benda (kg/m3)
penemuan Archimedes tentang hukum Archimedes berawal dari kecurigaan
Raja Hieron pada mahkota barunya. Raja Hieron menyuruh Archimedes
membuktikan bahwa mahkota baru itu benar-benar emas murni atau bukan, tetapi
tidak boleh merusak mahkota tersebut. Suatu hari ketika beliau masuk kedalam
bak mandi. Air di bak mandi naik dan meluao, dan ia menemukan ide untuk
membuktikan kemurnian mahkota tersebut. Archimedes datang ke stana dan
memasukkan mahkota itu kedalam guci yang berisi air dan seberapa jauh air naik,
dan kemudian melakukan hal yang sama dengan sebatang emas murni yang
beratnya sama dengan berat mahkota tersebut. Kenaikan airnya berbeda, lebih
kurang yang tadi. Hal ini membuktikan bahwa mahkota tersebut berisi logam dan
jenis yang kepadatannya kurang dari kepadtan emas. Kecurigaan Raja Hieron
terbukti bahwa mahkotanya tidak terbuat dari emas murni (Yani, 2008).
Menurut Kanginan (2002), keadaan benda dalam air berdasarkan massa
jenisnya adalah sebagai berikut :
a. Terapung
Benda yang ada didalam air harus mempunyai massa jenis yang elbih kecil
dari massa jenis air. Saat benda diletakkan didalam suatu cairan, benda akan
bergerak keatas. Gaya keatas lebih besar daripada gaya berat (FA > W).
b. Melayang
Benda yang ada didalam air harus mempunyai massa jenis yang sama dengan
massa jenis air. Saat benda diletakkan didalam suatu cairan, benda tidak akan
bergerak keatas ataupun kebawah. Gaya keatas sama dengan gaya kebawah (FA =
W).
c. Tenggelam
Benda yang ada didalam air mempunyai massa jenis yang lebih besar
daripada massa jenis air. Saat benda diletakkan dalam suatu cairan, benda akan
bergerak kebawah sampai menyentuh dasar wadah. Gaya keatas lebih besar dari
gaya berat (Fa < W).

Fa

Fa

Fa
W

Terapung Melayang
W
Tenggelam
BAB 3. METODE KERJA

3.1. Alat dan Bahan


1. Timbangan, digunakan untuk menimbang zat padat atau benda.
2. Zat padat, sebagai bahan pengamatan.
3. Zat cair, sebagai cairan atau fluida.
4. Tabung gelas ukur, sebagai wadah fluida atau cairan.
5. Jangka sorong, untuk mengukur volume zat cair.

3.2. Desain Percobaan


Desain percobaan pada praktikum berat jenis dan massa jenis zat cair dan
zat padat adalah

a b c
Gambar 3.2.1 Menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan hukum
Archimedes.
(Sumber : Tim Penyusun, 2016)

a b c d
Gambar 3.2.2 Menentukan berat jenis zat padat dengan menggunakan hukum
Archimedes
(Sumber : Tim Penyusun, 2016)
3.3. Langkah Kerja
3.3.1. Menentukan Massa Jenis Zat Cair (Pzc)
1. Diperhatikan gambar 3.2.1
2. Ditimbang benda M diudara
3. Ditimbang benda M didalam air (akuades)
4. Ditimbang benda M didalam zat cair lainnya
5. Diulangi langkah 2-4 selama 3 kali
6. Diulangi langkah 2-5 selama 3 kali

3.3.2. Menentukan Berat Jenis Zat Padat / Benda BJzp > (BJair)
1. Diperhatikan gambar 3.2.1
2. Ditimbang zat padat diudara (W)
3. Ditimbang zat padat di dalam air (Wzp)
4. Diulangi langkah 2-3 selama 3 kali
5. Diulangi langkah 2-4 untuk zat padat yang berbeda

3.3.3. Menentukan Berat Jenis Zat Padat / Benda BJzp < (BJair)
1. Diperhatikan gambar 3.2.2
2. Ditimbang zat padat diudara (W)
3. Ditimbang zat padat di dalam air (Wzp)
4. Ditimbang ‘pembenam’ di dalam air (Wzp)
5. Ditimbang zat padat dan ‘pembenm’ di dalam air (Wz)
6. Dilakukan langkah 2-5 selama 3 kali

3.4. Analisis Data


3.4.1. Massa Jenis Zat Cair
Wu−Wzc
Pzc=
Vg
Keterangan :
Wu = berat benda di udara
Wzc = berat benda di dalam zat cair
V = volume benda diperoleh dari
Wu−Wair
=
ρair . g
Wair = berat benda di dalam air
g = percepatan gravitasi

3.4.2. Berat Jneis Zat Padat BJzp > (BJair)


W
BJzp=
W −Ws
Keterangan :
W = berat zat padat diudara
Ws = berat zat padat di dalam air

3.4.3. Berat Jenis Zat Padat BJzp < (BJair)


W
BJ=
W 1−W 2
Dengan : W1 = W + Wp
W2 = Wzp + Wp
Keterangan :
W = berat zat adat di udara
Wzp = berat zat padat di dalam air
Wp = berat pembenam di dalam air
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum berat jenis dan massa jenis zat cair dan
zat padat adalah
4.1.1. Menentukan massa jenis zat cair (Pzc)
udara (gr) Air (gr) Gliserin (gr)
bahan rata
1 2 3 rata2 1 2 3 1 2 3 rata2
2
Kuninga 6 6 60, 60,53 46, 45, 50,
45 45,7 50 50,3 50,2
n 1 0 6 3 3 8 3

Minyak (gr)
1 2 3 rata2
50,8 52 52,6 51,8

δ
bahan ρ δ1 δ3 Δρ I K AP
2
0,000 0,01 1,2 98,73 2,89
Air 1 5,25E-06 0
2 3 6 6 8
1,435 0,00 0,6 99,37 3,20
Gliserin 5,25E-06 0 7E-05
5 9 2 6 5
1,698 0,00 0,4 99,54 3,34
Minyak 5,25E-06 0 5E-05
5 8 5 8 5

Δm ρair Δρ
0,05 1 0
0,05 1 0
0,05 1 0

4.1.2. Menentukan berat jenis zat padat / benda BJzp > (BJair)
Udara Air
Bahan
1 2 3 rata2 1 2 3 rata2
Kuninga
70 70 70 60 60 60
n 70 60
Tembaga 30 30 30 30 20 20 20 20
Kayu 10 10 10 10 8 6 7 7
Bahan BJzp δ1 δ2 ΔBJ I K AP
Kuning 0,0 7,64 92, 2,116
an 7 0,5 4 0,535 3 4 7
0,0 17,1 82, 1,765
Besi
3 0,5 2 0,515 7 8 3
Tembag 3,333 0,0 0,205 6,16 93, 2,209
a 3 0,15 6 6 7 8 9

4.1.3. menentukan Berat Jenis Zat Padat / Benda BJzp < (BJair)
Udara Mzp
Bahan
1 2 3 rata2 1 2 3 rata2
0, 0,
Kayu 5 4,8 4,9 4,9 2 0,19 3 0,23

Mp(tembaga) M2
1 2 3 rata2 1 2 3 rata2
3
40,43 42,9 41,8 41,71 31,1 30,8 0 30,63333

Bahan BJ δ1 δ2 ΔBJ I K AP
Kuninga 0,306 0,79883 0,0 266, 0,573
n 7 3 2 0,818 7 -167 9

4.2. Pembahasan
Percobaan bertujuan untuk menentukan massa jenis zat cair pada percobaan
pertama menggunakan hukum Archimedes. Zat cair yang akan dilakukan adalah
air, minyak dan gliserin. Untuk mengukur atau menentukan massa jenis dari zat
cair tersebut. Benda yang telah diukur gayanya udara dicelupkan ke dalam zat
cair. gaya dalam zat cair dihitung selisih gaya di udara (Fu) dengan gaya zat cair.
Fzc merupakan nilai dari gaya apung.
Pada percobaan kedua menentukan berat jenis zat padat. Berat jenis zat
padat yang diperoleh dari benda-benda yang diukur seperti kunngan, kayu, dan
tembaga. Perbedaan besarnya berat jnis yang dihasilkan dipengaruhi oleh
perbedaan massa benda, volume benda dan kerapatan zat padat yang lebih besar
daripada kerapatan zat cair.
Pada percobaan ketiga menentukan berat jenis zat padat atau benda (BJzp <
BJair). Pada suatu percobaan dimana semakin berat benda atau benda yang
tenggelam, maka massa benda semakin ringan. Sehingga berat jenis yang
diperoleh pada benda yang telah diberi pembenam akan menghasilkan berat jenis
kurang dari berat jenis air (BJzp < BJair).
Massa jenis pada setiap zat cair berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhioleh
gaya ke atas atau gaya apung yang dialami oleh benda percepatan gravitasi dari
volume. Berat jenis pada setiap zat padat juga berbeda-beda. Hal tersebut
disebabkan karena berat zat padat lebih besar ketika benda diluar air.
Kerapatan merpakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu
benda, dimana semakin besar volume dan massa benda maka semakin kecil
kerapatannya, begitupun sebaliknya. Dari ketiga percobaan yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa jika suatu benda dicelupkan kedalam suatu zat cair, maka
benda tersebut mendapat tekana keatas yang sama besarnya dengan zat cair
tersebut. Sehingga zat cair itu pun kan terdesak oleh benda yang dicelupkan.
Archimedes juga mengatakan bahwa benda menjadi lebih ringan bila diukur
dalam air, dimana benda mendapat gaya keatas. Sementara ketika di udara benda
akan memiliki berat yang sesungguhnya.
BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan Archimedes ini adalah
1. Massa benda menjadi berkurang ketika benda dimasukkan kedalam zat cair.
hal itu disebabkan adanya gaya dorong keatas didalam zat cair, sehinga massa
benda menjadi lebih ringan.
2. Perbedaan besarnya berat jnis yang dihasilkan dipengaruhi oleh perbedaan
massa benda, volume benda dan kerapatan zat padat yang lebih besar
daripada kerapatan zat cair.
3. Semakin berat benda atau benda yang tenggelam, maka massa benda semakin
ringan. Sehingga berat jenis yang diperoleh pada benda yang telah diberi
pembenam akan menghasilkan berat jenis kurang dari berat jenis air.

5.2. Saran
Saran dari praktikum Archimedes ini adalah diharakan kehati-hatiannya
terutama dalam memasukkan benda kedalam gelas ukur, karena jika tidak akan
mengakibatkan gelas ukur pecah. Selain itu juga diperlukan ketelitian terutama
dalam menggunakan jangka sorong.
DAFTAR PUSTAKA

Agusni, A. 2015. Fisika Dasar Tentang Penerapan Hukum Archimedes. Aceh:


Politeknik Indonesia Venezuela.
Giancolli. 1989. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Jewett, S. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik Buku 1 Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Kanginan, M. 2002. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun. 2016. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember. Universitas
Jember.
Tipler, A. 1996. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Tipler. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Yani, Huri.2008. Ensiklopedia Tokoh Fisika. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai