Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN ‘I’ DENGAN

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN (GASTRITIS)

DIRUANG INTERNA 3 RSUD TENRIAWARU

Disusun oleh :

Kelompok 4

-Yessi Klana waty BT 1901034

-Riska BT 19010

-Nursara syafira BT 19010

-Lisna wati BT 19010

-Ayu Astutiana BT 19010

AKADEMI KEPERAWATAN AKPER BATARI TOJA

WATAMPONE
Tahun 2021

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Medik

Gastritis

1. Defenisi

Menurut Price & Wilson (2006), Gastritis merupakan suatu

keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat

akut, kronis, difus, dan lokal.

Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial

akut dan gastritis atrofik kronis (Amin Huda Nurarif & Hardi kusuma,

2016).

Menurut Sudoyo, dkk (2009) dikutip dalam buku (Amin Huda

Nurarif & Hardi kusuma, 2016). Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman

Helicobacter pylori dan pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan

respons inflamasi akut dan jika diabaikan akan menjadi kronik.

Klasifikasi gastritis (Wim de Jong et al, 2005) dikutip dalam buku

(Amin Huda Nurarif & Hardi kusuma, 2016) :

a. Gastritis akut

1) Gastritis akut tanpa perdarahan.

2) Gastritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau

gastritis erosiva).

Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat,

makan makanan terlalu berbumbu atau yang mengandung

mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alkohol,


aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan pankreas.

Gambar 2.1 Gastritis akut (Sumber: (Ulfah, 2019)

b. Gastritis kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus

benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter

pylori ( H. Pylory).

Gambar 2.2 Gastritis Kronik (Sumber: (Ulfah, 2019)

c. Gastritis bacterial

Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan

oleh refluks dari duodenum.

7
Gambar 2.3 Helicobacter pylori Sumber: (Arici, 2018)

3. Patofisiologi

Obat-obatan, alkohol, garam, empedu, zatiritan lainnya

daapat merusak mukosa lambung (gastritis erosit). Mukosa

lambung berperan penting dalam melindungi lambung dari

autodigesti oleh HCI dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak

maka terjadi difusi HCI ke mukosa dan HCI akan merusak

mukosa. Kehadiran HCI di mukosa lambung menstimulus

perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Meranggsangg

pelepasan histamine dari sel mast. Histamin akan menyebakan

peningktan permeabilitas kapiler sehingga sehingga terjadi

perpindahan cairan dari intrasel ke ekstrasel dan penyebabnya

edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada

lambung. Biasanya lambung dapatt melakukan regenerasi

mukosa oleh karena itu ganguan tersebut menghilang dengan

sendirinya (Lusianah, 2010).

Gambar 2.4 Patofisiologi gastritis (Sumber: (Ulfah, 2019)


8
4. Manifestasi klinik

Tanda dan gejala dari penyakit gastritis (Wim de Jong et al,

2005) dikutip dalam buku (Amin Huda Nurarif & Hardi

kusuma, 2016) antara lain:

a. Gastritis akut: nyeri epigastrium, mual, muntah, dan

perdarahan terselubung maupun nyata. Dengan

endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan

udem, mungkin juga ditemukan erosi dan perdarahan

aktif.

b. Gastritis kronik: kebanyakan gastritis asimptomatik,

keluhan lebih berkaitan dengan komplikasi gastritis

atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi,

anemia pernisiosa, dan karsinoma lambung.

5.Komplikasi

Menurut (Lusianah, 2010) gastritis memiliki komplikasi

sebagai berikut :

a. Gastritis akut

Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah

hematernesis atau melena.

b.Gastritis kronik

Pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi

dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12

(anemia pernisiosa).

9
6. Pemeriksaan penunjang

Menurut (Amin Huda Nurarif & Hardi kusuma, 2016) pemeriksaan

penunjang dibagi menjadi 5 diantaranya :

a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya

antibodi H. Pylori dalam dalam darah. Hasil tes yang positif

menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada

suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa

pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan

untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan

lambung akibat gastritis.

b. Pemeriksaan pernafasan. Tes ini dapat menentukan apakah

pasien terinfeksi H. Pylori atau tidak.

c. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H.

Pylori dalam feces atau tidak. Hasil yang positif dapat

mengindikasikan terjadinya infeksi.

d. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat

terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas

yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X.

e. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya

tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.

Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu

sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran

cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen.

10
7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada penyakit gastritis (Huda & Gallo, 2010) dikutip

dalam buku (Amin Huda Nurarif & Hardi kusuma, 2016):

a. Gastritis akut

Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung

dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan antikolinergik dan antasid

juga ditujukan sebagai sifoprotektor berupa sukralfat dan

prostaglandin. Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut dilakukan

dengan menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang.

Bila gejala menetap, diperlukan cairan intravena. Bila terdapat

perdarahan, penatalaksanaan serupa dengan pada hemoragi saluran

gastrointestinal atas. Bila gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan

jus karena adanya bahaya perforasi.

b. Gastritis kronis

Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit

yang dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan

antibiotik untuk membatasi Helicobacter pylory. Namun demikian lesi

tidak selalu muncul dengan gastritis kronis. Alkohol dan obat yang

diketahui mengiritasi lambung harus dihindari. Bila terjadi anemia

defisiensi besi (yang disebabkan oleh perdarahan kronis), maka

penyakit ini harus diobati. Pada anemia pernisiosa harus diberi

pengobatan vitamin B12 dan terapi yang sesuai. Gastritis kronis

diatasi dengan memodifikasi diet dan meningkatkan istirahat serta

memulai

11
farmakoterapi. Helicobacter pylory dapat diatasi dengan antibiotik

(seperti tetrasiklin atau amoxicilin) dan garam bismuth (peptobismol).

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah pengumpulan dan analisis

informasi secara sistematis dan berkelanjutan mengenai klien. Pengkajian

dimulai dengan mengumpulkan data dan menempatkan data ke dalam

format yang terorganisir. Selama fase pengkajian mengumpulkan data,

perawat mulai menerima dan mengidentifikasi masalah atau kebutuhan

yang ada (Rosdahl, 2017).

Pengumpulan data mengenai klien, umumnya dimasukkan ke salah

satu dari dua kategori, yaitu data objektif dan data subjektif.

12
a. Data Objektif

Data objektif mencakup semua bagian informasi yang dapat

diukur dan diobservasi mengenai klien dan kondisi kesehatannya

secara keseluruhan. Istilah objektif berarti hanya pengukuran yang

akurat dan tepat atau penjelasan yang jelas yang digunakan.

b. Data Subjektif

Data subjektif terdiri dari atas opini klien atau perasaan

mengenai apa yang terjadi. Hanya klien yang dapat memberi tahu

anda bahwa ia merasa takut atau mengalami nyeri. Terkadang

klien berkomunikasi melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan

postur tubuh. Untuk mendapatkan data subjektif, Anda

memerlukan

keterampilan wawancara, keterampilan mendengar, dan

keterampilan mengobservasi secara tajam.

Menurut (Priscilla LeMone, karen M. burke, 2016) Data

pengkajian yang dikumpulkan dari pasien gastritis akut atau

kronis meliputi :

1) Riwayat kesehatan : gejala saat ini dan durasinya, faktor

pereda dan yang memperburuk, riwayat menelan toksin,

makana terkontasminasi, alkohol, aspirin, atau agens

NSAID, atau medikasi lain.

2) Pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital termasuk tanda vital

ortostatik jika diindikasikan, denyut nadi, penampilan

umum,
3) 3. pengkajian abdomen seperti penampilan, bising usus,

dan nyeri tekan abdomen.

21
2. Diagnosa keperawatan

A. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis


(implamasi)
B. Ansietas berhubungan dengan kekhwatirsn mengalami kegagalan
C. Gangguan pola tidur brthubungan dengan kurang kontrol tidur

3. Intervensi keperawatan

A. managemen nyeri

1. identifikasi skala nyeri


2. identifikasi yang memperberat dan mempernyeri
3. berikan tekniknon farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis
: terapi pijat,kompres hangat atau dingin)
4. fasilitasi hangat dan dingin
5. jelaskan strategi meredakan nyeri
6. anjyrkan memonitor nyeri secara mandiri
&. Kolaborasi analgetik nyeri

B. Reduksi Ansietas

1. Monitor tanda-tanda Ansietas (Normal dan Non normal)


2. Pahami situasi yang membuat Ansietas
3. jelaskan prosedur, termasuk sensai yang mungkin dialami
4. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan presefsi
6. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas, jika perlu

C. Gangguan pola tidur

1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur


2. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau fisikologis)
3. Modifikasi lingkungan (mis :
pencahayaan,kebisingan,suhu,matras,dan tempat tidur)
4. batasi waktu tidur siang,jika perlu
5. Tetapkan jadwal tidur rutin
6. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur

22
PENGKAJIAN
a. IdentitasKlien
Tabel 4.1 Identitas Klien
Identitas Klien
Nama Klien Nn “1”
Usia 23 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Suku Bangsa Bugis indonesia
Status pernikahan Belum menikah
Pekerjaan -
Tanggal Pengkajian 19 februari 2020

b. RiwayatPenyakit

Tabel 4.2 Riwayat Pengkajian


Riwayat Penyak it Hasi
l
Keluhan Utama P :Klien mengatakan nyeri ulu
hati
setelah makan makanan yang
keras
Q :Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan hilang timbul
R :Klien mengatakan nyeri pada
ulu
hati
S :Skala nyeri 6 (sedang)
T :.Klien mengatakan nyeri
dirasakan ±
5 -7 menit
Riwayat Penyakit Sekarang Pada tanggal 18 februari 2020 klien
masuk rumah sakit dengan keluhan
nyeri ulu hati setelah dilakukan
pengkajian pada tanggal 19 februari
klien mengatakan nyeri ulu hati,
nyeri abdomen saat ditekan, klien
mengatakan susah tidur,Klien selalu
menanyakan penyakitnya,Klien
selalu terjaga, klien mengatakan
pusing dan sakit kepala, klien
menangis, gelisah, nyeri tekan
abdomen,skala nyeri 6(sedang),
klien mengatakan tidak bisa
berjalan, kekuatan otot menurun,
klien cemas, klien lemah sekarang
dirawat di RSUD Tenriawaru Bone
di interna 3. TP: 110/60 MmHg.
N:98x/menit. P:20x/menit. S: 36,5
◦C.
Riwayat Penyakit Dahulu Ayah klien mengatakan bahwa anak
klien pernah masuk di rumah sakit
sebelumnya 7 bulan yang lalu di
rumah sakit RSUD Tenriawaru
Bone dengan riwat yang sama.
Riwayat Keluarga Klien mengatakan tidak ada
anggota keluarganya yang
memeliki riwayat penyakit yang
sama.
c. Perubahan PolaKesehatan

Tabel 4.3Nutrisi
Kondi Sebelum sakit Saat sakit
si
Selera makan Baik Menurun
Menu makan Nasi,lauk,sayur-sayuran Bubur, sayur-sayuran(1
sehari( satu porsi porsi hanya beberapa
dihabiskan) endok yang dihabiskan)
Makanan yang disukai Semua jenis makanan Tidak ada
Pembatasan pola Tidak ada Makanan
makan berkarbohidrat tinggi
Cara makan Mandiri Mandiri
Ritual Membaca doa sebelum Membaca doa sebelum
dan sesudah makan dan sesudah makan

Tabel 4.4Cairan
Kondi Sebelum sakit Saat sakit
si
Jenis minuman Air putih, teh Air putih,cairan infus
Frekuensi minum ± 8 gelas/hari 4-5 gelas /hari
Kebutuhan cairan ± 2.500 ml/ 8 gelas/hari 2500 ml
Cara Pemenuhan Diminum / peroral Oral dan parenteral
cairan infus

Tabel 4.5 Eliminasi


Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. BAB
a. Tempat WC WC
b. Frekuensi 1 x 24 jam 1x 24 jam
c. Konsistensi keras keras
d. Obatpencahar Tidak ada Tidak ada
2. BAK
a. Tempat WC WC
b. Frekuensi 5kali /sehari 6 kali / sehari
c. Warna kuning Kuning jernih

Tabel 4.6 Istirahat Tidur


Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
Jam tidur
- Siang 14.00-16.00 Tidak menentu karena
situasi
- Malam 21.00-05.00 Rumah sakit
Pola tidur teratur Tidak teratur
Kebiasaan sebelum berdoa berdoa
tidur

Tabel 4.7 Personal Hygiene


Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
Mandi
- Cara Mandiri Mandiri
- Frekuensi 2 x sehari 1x sehari
- Alatmandi Air,sabun,timbah air Air dan lap basah
Cuci rambut
- Frekuensi 4 kali seminggu Tidak pernah
- Cara Mandiri Tidak pernah
Gunting kuku
- Frekuensi 1 kali seminggu Tidak pernah
- Cara Mandiri Tidak pernah
Gosok gigi
- Frekuensi 1x 24 jam Tidak menentu
- Cara Pasta gigi, sikat gigi Pasta gigi, sikat gigi
Aktivitas Moilitas Fisik

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


Kegiatan sehari – hari Tidak ada Tidak ada
Pengaturan jadwal Setiap hari Setiap hari
harian
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
pergerakan tubuh

Rekreasi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
Perasaan saat kerja Sangat menikmati Tidak ada
Waktu luang Tidak cukup istirahat Istirahat yang cukup
Perasaan setelah Tidak memikirkan Tidak ada
rekreasi rekreasi
Waktu senggang Keluarga setiap hari Setiap hari
keluarga
Kegiatan hari libur Menonton TV Istirahat

d. PemeriksaanFisik

1) Keadaan UmumKlien

Tabel 4.10 Keadaan Umum Klien


Pengkaji Hasi
an l
Tanda – tanda stress Klien gelisah
Penampilan dihubbungkan dengan Penampilan klien sesuai usia
usia
Ekspresi wajah Tidak ada
Tinggi badan 160 cm
Berat badan 47 Kg
Gaya berjalan Klien dibantu berjalan saat ke WC

2) Tanda – TandaVital

Pemeriksaan KU dan TTV


Hasil yang dikaji Hasil
keadaan umum klien Baik
Tekanan darah 110/60 MmHg
Nadi 98 x / menit
Pernapasan 20 x / menit
TTV Suhu 36,5◦ C
Tabel 4.12 Sistem Pernapasan
Pengkaji Hasil
an
Hidung simetris kiri dan kanan, terdapat
pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret yang
menghalangi penciuman, tidak ada polip dan
epitaksis.
Inspeksi
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, tidak
terdapat pertumbuhan tumor.
Pengkaji Hasil
an
Bentuk dada normal chest, kedua bidang dada
simetris kiri
dan kanan, pergerakan dada mengikuti pernafasan,
tidak terdapat otot bantu pernafasan.
Palpasi Tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan pada
hidung.

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, dan


pertumbuhan tumor serta tidak ada nyeri tekan.

Perbandingan ukuran anterior posterior dengan


transversal 2:1.
Perkusi Bunyi resonance pada lapang paru.
Auskultas Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas
i tambahan.

Sistem Kardiovaskuler
Pengkajian Hasi
l
Inspeksi Konjuntiva tidak anemis, bibir klien lembab

Tidak terlihat pembesaran jantung


Palpasi Tidak teraba adanya tekanan pada vena jugularis,
arteri carotis teraba kuat
Auskultasi Bunyi jantung
S1:Lup
S2:Dup

Pencernaan
Pengkajian Hasil
Sklera tidak ikterus, bibir lembab.

Tidak terdapat stomatitis, palatoskisis, labio skisis,


Inspeksi labio palato skisis, kemampuan menelan baik.
Klien memegangi daerah yang
dirasakan nyeri Klien tidak mengalami
hemoroid.
Palpasi Tidak teraba adanya massa atau benjolan, terdapat
nyeri tekan pada uluh hati.
Perkusi Bunyi hypertimpani, gaster kembung.
Auskulasi Gerakan peristaltik usus 8x/menit

Sistem Indra
Pengkaji Hasil
an
Inspeksi Kelopak mata dapat membuka dan menutup mata
dengan baik dan spontan,tidak ada pembengkakan,
bulu mata dan alis tipis dan tidak mudh dicabut,
visus: ± 4 meter, lapang pandang:180o
Penciuman baik, tidak terdapat perih hidung,
trauma, dan epistaksis.

Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,


fungsi pendengaran baik, membran tymphani masih
utuh.
Palpasi Tidak terdapat adanya benjolan dan tidak ada
nyeri tekan pada mata, hidung dan telinga.
Sistem Persarafan
Pengkajian Hasi
l
Fungsi Serebral
- Status Klien dapat mengenali orang, tempat dan
mental waktu
orientasi
- Kesadaran 15 (composmentis)
Eyes (4): Klien mampu membuka mata dengan
spontan.
Motorik(6): Klien mengikuti perintah
Verbal(5): Klien mampu berorientasi dngan baik
- Bicara Klien mampu mengungkapkan apa saja yang
dilakukan secara verbal dan memehami apa yang
disampaikan.
Fungsi Cranial
Nervus I Klien mampu membedakan bau minyak kayu putih
(olfaktorius) dan alkohol
Nervus II (optikus) Klien mampu membaca angka dengan jarak dua
meter
Nervus III Gerakan bola mata klien ke segala arah dan
(okulamotor reaksi pupil terhadap cahaya isokor
is), IV
(trakhealis),
VI
(abdusen)
Nervus V Sensorik
(trigeminus) Klien mampu merasakan dingin saat ditempelkan
kipas alkohol pada pipinya begitupun dengan rasa
hangat yang diberikan.
Motorik
Saat klien menutup mata kekuatan kedua kelopak
mata kalien sama kuat saat membuka mata.

Nervus VII Sensorik


(fasialis) Klien mampu merasakan perbedaan rasa makanan
seperti manis dan pahit
Mototik
Klien mampu tersenyum, mengingat kedua alisnya
dan mengerutkan dahi.
Otonom
Klien menutup mata secara spontan saat diberi
rangsangan.
Nervus VIII Klien mampu mendengar dengan baik melalui
( ujinpendengaran dengan bisikan.
auditorius)
Nervus IX Klien tidak merasakan nyeri saat menelan
(glosofaringeus)
Nervus X (vagus) Gerakan ovula: palatum durum naik dan
bergetar saat mengatakan’’A’’ Dan mata
klien nampak tidak meradang.
Rangsangan muntah saat merasakan
makanan yang tidak disukai.
Nervus XI Sternocledomatoideus
(asesorius) Klien mampu memalingkan wajahnya melawan
tangan secara penuh.
Trepexius
Klien mampu mengatakan bahu saat diberi tekanan
Nervus XII Gerakan lidah
(hipoglosus) Klien mampu menggerakkan lidahnya kesegala
arah
Fungsi motorik
Tonus otot Tonus otot kuat dan tidak kaku
Kekuatan otot 6 6
4 4
Pemeriksaan • Ekstermitas otok kiri mampu melawan
gravitasi
• Ekstermitas bawah mampu melawan gravitasi
tahanan
• Ekstermitas bawah kiri mampu melawan
gravitasi tahanan
• Ekstermitas bawah kanan mampu melawan
tahanan
Fungsi sensorik Suhu : klien mampu merasakan suhu dingin
atau panas
Nyeri : klien mampu merasakan nyeri ketika
dicubit pada
bagian lengan
Getaran : klien mampu merasakan getaran Hp yang
diberikan
Fungsi cerebellum Koordinasi
Koordinasi klien BAK ketika diminta
menyatukan tenjuk sambil menutup mata
Iritasi meningen Kaku kuduk : klien mampu menekuk
kepalanya
Lazzquends siga : klien mampu mengangkat
kaki
tinggi 70◦
Bruangi sign : klien mampu mengangkat
kaki /
berkontraksi
Sitem Muskuloskeletal
Pengkaji Hasil
an
Inspeksi Bentuk kepala mesocephalus, klien dapat
menggerakkan kepala kekiri dan kekanan, vertebra
tidak mengalami kelainan, gaya berjalan baik,
tidak terdapat adanya pembengkakan pada lutut,
kaki , tangan dan mampu
digerakkan, ROM: aktif
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan pada kepala, lutut, kaki
dan tangan

Sistem Integumen
Pengkaji Hasil
an
Rambut berwarna hitam, tidak rontok.
Inspeksi Warna kulit kuning langsat, tidak mengalami erupsi,
tidak terdapat ruam.
Kuku pendek dan bersih, berwarna putih, tidak
mudah patah.
Palpasi Rambut tidak mudah rontok, tekstur kulit halus

Sistem Endokrin
Pengkaji Hasil
an
Inspeksi Tidak terdapat adanya pembesaran kelenjar tyroid,
tidak terdapat adanya pertumbuhan tumor.
Palpasi Tidak terdapat adanya pembengkakan, tidak ada
nyeri tekan.

SistemPerkemihan
Pengkaji Hasil
an
Inspeksi Tidak terdapat adanya odema palpebra, moonface,
dan odema anasarka.
Klien tidak mengalami nokturia, disuria, dan
kencing batu.
Palpasi Tidak ada distensi kandung kemih.

SistemReproduksi
Pengkaji Hasil
an
Inspeksi Putting menonjol, simetris kiri dan kanan, areola
mammae berwarna cokelat muda
Kemaluan tidak dikaji

Sistem Imun
Pengkajian Hasil
Alergi Klien mengatakan tidak menderita alergi terhadap
cuaca, debu, bulu binatang dan zat kimia
Riwayat Tidak memiliki riwayat transfusi
transfuse dan
reaksi
e. RiwayatPsikososial

Pengkajian Hasi
l
Pola konsep diri
Klien mengatakan bahwa klien hanyalah manusia
1) Citratubuh biasa

2) Identitasdiri Klien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara


3) Peran diri Seorang anak
4) Idealdiri Klien berharap penyakit yang dideritanya cepat
sembuh agar bisa melakukan aktivitas seprti
biasanya
5) Harga diri Klien merasa dihargai oleh orang-orang
terdekatnya dan keluarganya
Pola Kognitif Klien memahami penyakitnya dan proses
pengobatan yang dijalankannya

Pola Koping Klien mengikuti keputusan keluarganya


mengenai kesehatan,dan pasien ikhlas dengan
penyakit yang dideritanya
Pola Interaksi Klien dapat berinteraksi dengan perawat,dokter
serta mengenali orang-orang di sekitarnya

f. RiwayatSpiritual

Tabel 4.24 Riwayat Spiritual


Pengkajian Hasi
l
Ketaatan Sebelum klien sakit, klien mengatakan selalu
dalam menjalankan sholat 5 waktu, namun setelah
beribadah klien sakit tidak pernah menjalankan sholat 5
waktu
Dukungan Keluarga klien memberikan dukungan kepada
keluarga klien klien agar tetap sabar dalam menghadapi
penyakitnya dan menyerahkan segalanya kepada
Allah.SWT. selain itu keluarga klien mendukung
penuh pengobatan klien dan selalu menjaga
selama dirawat di rumah sakit
Ritual yang di Klien mengatakan selalu membaca doa ketika
jalankan klien melakukan aktivitas apaun seperti makanan

g. TesDiagnostik

Pemeriksaan Lab

Pemeriksaaan Hasi Norm


l al
Troponin 1 0.12 0.4 ng/ml (AMI)

h. Terapi Saat ini

InF : RL : feetnalit
InJ : - Ambacin 1 Vial / IV / 8 jam
-Ondansetron 1 AMP/ IV / 8 jam
- Dexamethosone 1 AMP / IV / 8 jam
- Piracetam 1 AMP / IV / 8 Jam
- Sanmol 1 botol / IMF / 8 jam
Oral : Sutrafate / 8 jam 3x1 sendok
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengeluh nyeri ulu hati 1.Klien lemas
2. Klien klien merasakan nyeri sejak 2. Klien gelisah
tiga hari yang lalu 3. Klien cemas
3. Klien mengakatan nyeri abdomen 4. Klien mual
saat ditekan 5. Klien meringis
4. Klien mengakatan susah tidur 6. Klien pucat
5.Klien mengatakan sulit 7. Klien tidak bisa berjalan
menggerakan ekstremitasnya 8. Nyeri 6 (sedang )
6.Klien mengatakan pusing dan 9. TTV:TD:110/60 mmHg
kepala terasa sakit S:36.5 °c
7. Klien mengeluh nyeri hilang P:20 x/menit
timbul N:98 x/menit
8. Klien mengakatan tidak bisa
makan
9.Klien mengatakan selalu terjaga
pada malam hari
10.Klien selalu menanyakan tentang
penyakitnya

2. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DS: Asam dalam Nyeri akut


- klien mengakatan nyeri lambung,lemendeod
abdomen saat ditekan,klien empedu
mengatakan nyeri ulu hati, |
klien merasakan nyeri sejak V
tiga hari yang lalu Penghancuran epitel
sawar
DO: |
-klien meringis,nyeri tekan V
abdomen skala 6 (sedang), Asam kembali
Klien tidak bisa berjalan berifusi ke mukosa
|
V
Injusi mukosa
lambung
|
V
Luka/tukak
|
V
Terjadi perlepasan
medikator kimia ataj
sel radang (histamin
bradikinim
serotinin)
|
V
Merangsang
nociceptor
|
V
Medula spinalis
|
V
Cortex cerebri
|
V
Nyeri akut

DS : Adanya faktor Ansietas


-Klien selalu menanyakan penyebab
penyakitnya, Klien |
mengatakan pusing dan V
kepala terasa sakit Kurang pengetahuan
tentang penyakitnya
-DO : |
- klien nampak V
gelisah,klien nampak Gelisah
cemas,klien menangis |
V
Ansietas

DS : Injuri mukosa Gangguan pola


-Klien mengatakan susah tambung tidur
tidur,Klien mengatakan |
selalu terjaga pada malam V
hari Luka/tukak
DO : |
-Klien nampak lemah, V
Klien pucat Terjafi pelepasan
mediator
kimiauntuk sel
radang
(nistamin,bradikinin
,serotinin)
|
V
Merangsang
nociceptor
|
V
Medula spinalis
|
V
Cortex cerebri
|
V
Perubahan status
kesh
|
V
Respon psikologis
|
V
Gangguan pola tidur
3. DiagnosisKeperawatan

Dat Problem Etiologi/ penyebab


a (masalah)
1.Nyeri akut berhubungan Nyeri akut Agen Pencendera
dengan agen pencendera
fisiologis
fisiologis (implamasi),
dibuktikan dengan klien
mengalami nyeri ulu
hati,klien mengalami nyeri
tekan pada abdomen,klien
meringis

2. Ansietas berhubungan
dengan kekhwatirsn Ansietas
mengalami kegagalan, Kekhwatiran
dibuktikan dengan klien mengalami kegagal
selalu menanyakan tentang
penyakitnya, klien
menangis,klien
gelisah,klien cemas

3.Gangguan pola tidur


brthubungan dengan Gangguan pola
kurang kontrol tidur, Kurang kontrol tidur
tidur
dibuktika dengan klien
terjaga, klien mengatakan
susah tidur,klien nampak
lemah
4. Intervensi

Diagnosis Kriteria Hasil Perencanaan


Keperawatan
1.Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
tindakan
berhubung
keperawatan selama 1.Identifikasi slala nyeri
an dengan agen 1×6 jam maka 2.Berikan teknik
diharapkan tingkat nonfarmako
pencen
nyeri menurun logis
dera fisiologis dengan kriteria 3.jelaskan penyebab
hasil : priode,dan
1.keluhan nyeri ulu Pemicu nyeri
hati dari skala 2 4.kolaborasi pemberian
( cukup meningkat) analgetik,jika perlu
ke skala 4 (cukup 5. Fasilitasi istirahat dan
menurun) tidur
2.Menangis 6.Anjurkan memoniyor
(Membaik) nyeri secara mandiri
3.keluhan nyeri 7.kolaborasi pemberian
tekan Abdomen dari analgetik,jika perlu
skala 3 (cukup
menungkat) ke skala
4 (cukup menurun)

2.Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas


berhubungan tindak
An keperawatan 1. Monitor tanda-tanda
dengan kekhwatiran selama 1x6 jam Ansietas (Normal dan Non
mengalami maka diharapkan normal)
tingkat ansietas 2. Pahami situasi yang
kegagalan menurun dengan membuat ansietas
kriteria hasil : 3. jelaskan prosedur,
1.kondisi meringis termasuk sensasi yang
klien menurun dari 3 mungkin dialami
ke 5 4.jelaskan prosedur,
2.kondisi gelisah termasuk sensasi yang
klien menurun dari 3 mungkin dialami
ke 4 5.Anjurkan
3.kondisi cemas mengungkapkan perasaan
klien menurun dari 3 dan persepsi
ke 5 6. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas,jika perlu
3.Gangguan pola tidur
Setelah dilakukan Gangguan pola tidur
brthubungan dengan tindak
An keperawatan 1. Identifikasi pola aktivitas
kurang kontrol tidur,
selama 1×6 jam dan tidur
maka diharapkan 2. Identifikasi faktor
tingkat kontrol tidur pengganggu tidur (fisik
menurun dengan dan/atau fisikologis)
kriteria hasil : 3. Modifikasi lingkungan
1.keluhan selalu (mis :
terjaga dari skala pencahayaan,kebisingan,su
2( cukup menurun) hu,matras,dan tempat tidur)
ke skala 4 (cukup 4.Tetapkan jadwal tidur
membaik) rutin
2.Keluhan susah 5.Jelaskan pentingnya
tidur dari skala tidur cukup selama sakit
2(cukup menurun) 6.Anjurkan menepati
ke 3 (sedang) kebiasaan waktu tidur
3.kondisi lemah
pasien (membaik)
5. Implementasi dan Evaluasi H-1

NO Hari/tanggal Waktu Implementasi Evaluasi

1. Rabu 09.00 1. Mengidentifikasi skala nyeri Jam evaluasi : 11.00


19/02/2020 Hasil : Skala nyeri yang dirasakan S : Klien mengatakan nyeri ulu hati
klien 6 (Sedang) O : Klien meringis
2.Memberikan nonfarmakologis untuk A : Masalah belum teratasi
mengurangi rasa nyeri P : Lanjutkan intervensi
Hasil : pada saat klie diberi kompres
hangat atau dingin 1.Identifikasi slala nyeri
3.Menjelaskan penyebab priode,dan 2.Berikan teknik nonfarmako
pemicu nyeri logis
Hasil :Klien memahami penyebab 3.jelaskan penyebab priode,dan
nyeri Pemicu nyeri
4.Memfasilitasi istirahat dan tidur 4. Fasilitasi istirahat dan tidur
Hasil :Klien mendapatkan fasikitas 5.Anjurkan memoniyor nyeri secara
istirahat dan tidur mandiri
5.Menganjurkan memonitor nyeri 6.kolaborasi pemberian analgetik,jika
secara mandiri perlu
Hasil :Klien berusaha memonitor
nyeri secara mandiri
6.Mengkolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu
Hasil : sultralfate/12 jam
Jam Evaluasi 12.00
2. 11.00 1. Memonitor tanda-tanda Ansietas S :Klien selalu menanyakan tentang
(Normal dan Non normal) penyakitnya
Hasil : Mengetahui normal dan Non O :Klien gelisah
normal kondisi klien A :Masalah belum teratasi
48
2. Memahami situasi yang membuat P :Lanjutkan intervensi
ansietas
Hasil : Klien memahami sistuasi yang 1. Memonitor tanda-tanda Ansietas
membuat ansietas (Normal dan Non normal)
3.Menjelaskan prosedur, termasuk 2. Pahami situasi yang membuat
sensasi yang mungkin dialami ansietas
Hasil : Klien dan keluarga memahami 3. Menjelaskan prosedur, termasuk
prosedurnya sensasi yang mungkin dialami
4.Menganjurkan mengungkapkan 4.Menganjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi perasaan dan persepsi
Hasil :Klien berusaha mengubgkapkan 5. Mengkolaborasi pemberian obat
perasaan dan persepsi antiansietas,jika perlu
5. Mengkolaborasi pemberian obat
antiansietas,jika perlu
Hasil :

1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan Jam Evaluasi 14.10


3. 13.30 tidur S :Klien mengatakan selalu terjaga
Hasil : O :Klien pucat
2. Mengidentifikasi faktor pengganggu A : Masalah belum teratasi
tidur (fisik dan/atau fisikologis) P :Lanjutkan intervensi
Hasil :
3. Memodifikasi lingkungan (mis : 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
pencahayaan,kebisingan,suhu,matras,d 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
an tempat tidur) (fisik dan/atau fisikologis)
Hasil : 3. Modifikasi lingkungan (mis :
4.Menetapkan jadwal tidur rutin pencahayaan,kebisingan,suhu,matras,da
Hasil : n tempat tidur)
5.Menjelaskan pentingnya tidur cukup 4.Tetapkan jadwal tidur rutin
selama sakit 5.Jelaskan pentingnya tidur cukup
Hasil :Klien memahami pentingnya selama sakit
tidur cukup saat sakit 6.Anjurkan menepati kebiasaan waktu
6.Menganjurkan menepati kebiasaan tidur
waktu tidur
49
Hasil :Klien berusaha menepati
kebiasaan waktu tidur

50
Implementasi dan Evaluasi H-2

NO Hari/tanggal Waktu Implementasi Evaluasi

1. Kamis 09.00 1. Mengidentifikasi skala nyeri Jam evaluasi : 11.00


20/02/2020 Hasil : Skala nyeri yang dirasakan S : Klien mengatakan nyeri abdomen
klien 6 (Sedang) O :Klien meringis
2.Memberikan nonfarmakologis untuk A : Masalah belum teratasi
mengurangi rasa nyeri P :Lanjutkan intervensi
Hasil : pada saat klie diberi kompres
hangat atau dingin 1.Mengidentifikasi slala nyeri
3.Menjelaskan penyebab priode,dan 2.Memberikan teknik nonfarmako
pemicu nyeri logis
Hasil :Klien berusaha memahami 3.Mengkolaborasi pemberian
4.Menganjurkan memonitor nyeri analgetik,jika perlu
secara mandiri 4.Menganjurkan memoniyor nyeri
Hasil :Klien berusaha melakukannya secara mandiri
secara mandiri 5.Mengkolaborasi pemberian
5.Mengkolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
analgetik,jika perlu
Hasil : sultralfate/12 jam
Jam Evaluasi 12.00
2. 11.00 1. Memonitor tanda-tanda Ansietas S : Klien mengeluh cemas
(Normal dan Non normal) O : Klien gelisah
Hasil : Mengetahui normal dan Non A : Masalah belum teratas
normal kondisi klien P :Lanjutkan intervensi
2. Memahami situasi yang membuat
ansietas 1. Memonitor tanda-tanda Ansietas
Hasil :Klien memahami situasi yang (Normal dan Non normal)
mebuat ansietas 2. Memahami situasi yang membuat
3. Menjelaskan prosedur, termasuk ansietas
sensasi yang mungkin dialami 3.Menjelaskan prosedur, termasuk
Hasil :Kliem dan keluarga memahami sensasi yang mungkin dialami
prosedurnya 4.Menganjurkan mengungkapkan
4.Menganjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
perasaan dan persepsi 5.Mengkolaborasi pemberian obat
Hasil :Klien berusaha mengungkapkan antiansietas,jika perlu
perasaan dan persepsinya
5. Mengkolaborasi pemberian obat
antiansietas,jika perlu
Hasil :
Jam Evaluasi 14.10
1.Mengidentifikasi pola aktivitas dan S :Klien mengatakan sulit tidur
3. 13.30 tidur O :Klien lemah
Hasil :Skala nyeri yang dirasaka A : Masalah belum teratasi
5(sedang) P : Lanjutkan intervensi
2.Mengidentifikasi faktor pengganggu
tidur (fisik dan/atau fisikologis) 1.Mengidentifikasi pola aktivitas dan
Hasil :Klien mengetahui faktor tidur
pengganggu tidur 2. Mengidentifikasi faktor pengganggu
3. Memodifikasi lingkungan (mis : tidur (fisik dan/atau fisikologis)
pencahayaan,kebisingan,suhu,matras,d 3.Menetapkan jadwal tidur rutin
an tempat tidur) 4.Menjelaskan pentingnya tidur cukup
Hasil :Lingkungan Klien sudah sesuai selama sakit
4.Menetapkan jadwal tidur rutin 5.Menganjurkan menepati kebiasaan
Hasil :Klien sudah memiliki jadwal waktu tidur
tidir ruti
5.Menjelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
Hasil :Klien mengeri pentingnya tidur
yang cukup saat sakit
6.Menganjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
Hasil :Klien berusaha menepatu
kebiasaan waktu tidur
Implementasi dan Evaluasi H-3

NO Hari/tanggal Waktu Implementasi Evaluasi

1. Jum’at 22.00 1. Mengidentifikasi skala nyeri Jam evaluasi : 11.00


21/02/2020 Hasil : Skala nyeri yang dirasakan klien 6 S : Klien mengatakan nyeri menurun
(Sedang) O : Klien meringis
2.Memberikan nonfarmakologis untuk A : Masalah teratasi
mengurangi rasa nyeri P : Hentikan intervensi
Hasil : pada saat klien diberi kompres
hangat atau dingin
3..Menjelaskan penyebab priode,dan
pemicu nyeri
Hasil :Klien dan keluarga mengetahui akan
penyebab nyeri
4.Memfasilitasi istirahat dan tidur
Hasil :Klien mendapatkan fasilitas yang
nyaman
5.Menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Hasil :Klien mampu memonitor nyeri
secara mandiri

Jam Evaluasi 12.00


01.00 1. Memonitor tanda-tanda Ansietas (Normal S :Klien mengatakan rasa cemas
dan Non normal) menurun
2. Hasil : Mengetahui normal dan Non normal O :Klien berusaha mengikuti intriksi
kondisi klien dari perawat
2. Memahami situasi yang membuat A :Masalah teratasi
ansietas P :Hentikan intervensi
Hasil :Klien memahami situasinya
3. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
Hasil :Klien dan keluarga klien mengeri
tujuan prosedurnya
4.Menganjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
Hasil :Klien berusaha mengungkapkan
perasaan dan persepsinya

Jam Evaluasi 14.10


33. 04.00 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur S :Klien mengatakan tidak susah tidur
Hasil : Skala nyeri yang dirasakan klien 4 lagi
(Sedang) O : Memonitor TTV
2.Menetapkan jadwal tidur rutin A :Masalah teratasi
Hasil :Klien tidur dengan rutin P :Hentikan intervensi
3.Menjelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
Hasil :Klien mengerti pentingnya tidur
yang cukup selama sakit
4.Menganjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
Hasil :Klien menepati kebiasaan waktu
tidur

Anda mungkin juga menyukai