Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yessi Klana Waty

Kelas : 1A
Nim : BT 19 01 034

Assalamualaikum.wr.wb
Yang terhormat Ibu Irna Fitriana,s,pd. M.pd serta teman-teman sekalian
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas hadirat Allah SWT. Yang telah
memberi kita rahmat dan hidayahnya kita bisa berkumpul di tempat ini. Tak lupa pula kita
kirimkan sholawat serta Taslim kepada nabi besar kita nabi Muhammad Saw. Nabi yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang serperti sekarang ini.
Adapun pidato yang akan saya sampaikan yaitu berjudul mengelola generasi milenial
Generasi Milenial.

Mendengar atau membaca kalimat itu , apa yang terlintas dipikiran orang?
“Wah generasi micin… kids zaman now, viral harga mati… aksesoris musti branded, biar kawe yang
penting hypebeast… generasi gak betah kerja, mental tempe, dicubit guru ngadu ke ortu~”. Tapi
benarkah generasi milenial seburuk itu?

Seberapa berbeda mereka dari generasi sebelumnya, dan bagaimana konsekuensi dari
perbedaan itu?
Kita tahu bahwa generasi milenial itu kompleks, hal ini juga yang menjelaskan munculnya
berbagai pandangan berbeda tentang mereka. Sebenarnya, fakta yang paling menarik tentang
generasi milenial adalah sifat paradoksikal dari karakter mereka, sifat ini yang kemudian
menghadirkan tantangan, tidak hanya bagi generasi milenial itu sendiri, tetapi juga bagi
mereka yang mencoba memahami dan mengelolanya.
Tidak ada bukti yang lebih jelas daripada cap yang menempel pada generasi milenial, bahwa
ada ketidaksesuaian antara jiwa ambisius dan etika kerja mereka yang suam - suam kuku.
Sayangnya, kaum milenial telah memiliki gagasan bahwa penyebab kesuksesan adalah
kepercayaan diri yang tinggi; bukan disiplin, pengetahuan diri atau kerendahan hati. Ini yang
membuat harapan pada bakat terpendam mereka (yang dipersepsikan sendiri) tetap kokoh,
seolah-olah cepat atau lambat potensi luar biasa mereka akan muncul ke permukaan, bahkan
jika mereka tidak mencurahkan banyak waktu untuk menggalinya.
Meskipun sosial media seperti Facebook, Twitter dan Instagram telah memberi pandangan
bahwa generasi milenial sangat mudah bergaul, namun justru kebalikannya. Memang benar
Generasi Milenial terhubung secara luas dan intensif, tetapi mereka tidak begitu tertarik pada
orang lain kecuali sebagai penonton saja.
Secara singkat, fenomena ini mungkin dikaitkan dengan revolusi media sosial, tetapi
mungkin ini justru sebaliknya: kekuatan media sosial hanya menunjukkan betapa kita telah
menjadi sia-sia. Memang, tingkat narsisisme terus meningkat selama beberapa dekade
terakhir, membuat generasi milenial lebih terobsesi pada diri sendiri daripada generasi -
generasi pendahulu mereka. 
Generasi Milenial lebih percaya pada bersenang-senang daripada bekerja, dan karenanya,
mereka berharap untuk bersenang-senang di tempat kerja. Inilah sebabnya mengapa Google,
Microsoft, dan banyak perusahaan lain telah mengubah kantor mereka menjadi taman
bermain, dan mengapa banyak perusahaan harus membatasi akses ke situs media sosial di
tempat kerja. Bahkan di kalangan generasi milenial, hanya sebagian kecil orang yang
sepenuhnya terlibat di tempat kerja dan data menunjukkan bahwa di bagian-bagian tertentu
tingkat keterlibatan lebih rendah di antara generasi milenial daripada generasi-generasi
pendahulu mereka.
Jadi, bagaimana cara me-manage generasi milenial? Pertanyaan ini sudah dijawab terlalu
sering, tetapi jarang memperhatikan sifat kompleks dari generasi milenial. Jika manajer
perusahaan tertarik untuk merekrut dan menjaga generasi milenial di tempat kerja, mereka
harus terlebih dahulu memahami mereka, yang membutuhkan waktu dan usaha. Juga tidak
baik untuk hanya mengandalkan intuisi, karena banyak kesimpulan yang dibuat tentang
generasi milenial bukannya berfokus fungsi dan peran  generasi milenial, tetapi hanya usia
mereka. Generasi yang lebih tua selalu mengeluh tentang anak-anak muda dan mereka akan
selalu mengeluh, meskipun fakta bahwa mereka juga pernah sangat mirip. 

Jadi, kunci dasar untuk mengelola generasi milenial adalah pandanglah mereka sebagai
manusia individual: tidak identik dengan orang lain, tetapi sangat mirip dengan individu lain
dari generasi mana pun.
Sekian dari saya,lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.
Wassalamu’alikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai