Anda di halaman 1dari 199

GENERASI

MILENIAL
Tim Penyusun:
Rona Ayu Meivia
Zeny Nourma Octavia
Heri Prasetyo Utomo
Generasi Milenial
copy right ©2018
All right reserved
TIM PENYUSUN:
Rona Ayu Meivia
Zeny Nourma Octavia
Heri Prasetyo Utomo

EDITOR: Asep Purwo Yudi Utomo

DESAIN SAMPUL DAN TATA LETAK:


Fiskal Purbawan

Penerbit:
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan
Profesi, UNNES
November, 2018
Vi + 191 halaman, 13 x 19 cm
ISBN: 978-602-53590-3-3

Redaksi:
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Tak
dilarang mengutip atau memperbanyak untuk di-
jual tanpa izin Penerbit, tak kecuali untuk kepent-
ingan penelitian dan promosi.
KATA PENGANTAR

P uji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan


Yang Maha Esa berkat limpahan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan penulisan buku kumpulan artikel dengan tema
“Generasi Milenial”. Dalam proses pengerjaan buku kumpulan
artikel ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin. Namun,
sebagaimana manusia pastinya kami mempunyai banyak
kekurangan.
Kami sangat menyadari tanpa adanya arahan dari guru
pembimbing serta masukan-masukan dari berbagai pihak,
tidak mungkin kami bisa menyelesaikan buku kumpulan
artikel ini. Buku kumpulan artikel ini dibuat sedemikian rupa
untuk membangkitkan minat baca, serta untuk berkarya
dalam bidang kepenulisan. Demikian, semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan.

Semarang, 17 November 2018


DAFTAR ISI

Sisi Gelap Teknologi Digital ................................................................... 1

Tantangan Pemuda di Era Generasi Milenial ..................................... 6

Generasi Milenial Berkarakter Siap Gapai Bonus Demografi ....... 11

Bermodal Rasa Peka dalam Persaingan di Era Global ..................... 16

Gadget Tunjukkan Aksi ............................................................................ 22

Jati Diri yang Terlupakan ......................................................................... 26

Terperangkap Dalam Teknologi ............................................................. 30

Gelap Terang Dunia Game ....................................................................... 34

Budayaku Tertikung ................................................................................... 39

Budaya Konsumtif yang Semakin Aktif............................................... 42


Terbelenggu Oleh Gadget ......................................................................... 47

Generasi Cerdas Hadapi Tantangan Globalisasi ................................ 51

Pergaulan Bebas Namun Berbatas ......................................................... 55

Kecerdasan Emosional Dalam Belajar .................................................. 60

Milenial Generasi Penggerak Ekonomi ................................................ 64

Moral Zaman Now ...................................................................................... 70

Toko Dunia Maya ....................................................................................... 75

Generasi Pencetak Uang ........................................................................... 79

Potret Gaya Hidup Generasi Millenial Di Indonesia ........................ 83

Hobi Mandi Uang........................................................................................ 86

Hidup Tanpa Media Sosial ....................................................................... 91

Modal Muka dapat Duit ............................................................................ 96

Curhat Dimedia Sosial ............................................................................... 101

Generasiku Teracuni Gadjet..................................................................... 106

Pendidikan Pendamping Generasi Millennial ..................................... 109

Tergantinya Budaya Lokal ....................................................................... 113

Penikmat Matematika ................................................................................ 117

Generasi Instan di Masa Depan .............................................................. 122

Moral Dijual, Generasi Dibeli ................................................................. 125


Lokal Rasa Internasional ........................................................................... 129

Waktuku Boomerangku ............................................................................. 132

Generasiku Bersembunyi Di Balik Layar Gadget ............................. 136

Minat Belajar Generasi Zaman Now ..................................................... 140

Bisnis online hancurkan pengangguran ................................................ 144

Instagram, Tren Kehidupan Masa Kini................................................. 147

Pantas Menjadi Generasi Milenial Yang Pandai Memantaskan .... 151

Generasi Milenial, Garda Terdepan Pemilu Sehat ............................ 155

Teman yang Tak Terlihat .......................................................................... 160

Generasiku Lupa Bahasa Ibu ................................................................... 164

Pendidikan Karakter, Penyelamat Bagi Generasiku ......................... 168

Pergaulan Gelap Terang Generasi Milenial......................................... 173

Gadget sebagai penghalang pola pikir dalam dunia pendidikan ... 177

Saat Gadget Menjadi Lawan Interaksi .................................................. 182

Globalisasi: Dua Sisi Mata Pedang ........................................................ 187


SISI GELAP TEKNOLOGI
DIGITAL
OLEH : NUR RIZAL

M anusia adalah makhluk sosial yang bermasyarakat (zoon


politicon). Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa
mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan
manusia lain dalam beberapa hal tertentu. Misalnya,
seorang bayi berumur 2 tahun membutuhkan kasih sayang
dari kedua orang tua dalam perkembangannya. Kedua
orang tua akan mengajari berbicara dan berjalan sehingga
sang bayi bisa berbicara dan berjalan. Sang bayi tidak
mungkin bisa langsung berbicara dan berjalan sejak lahir.
Oleh karena itu, diperlukan orang tua untuk memberikan
pengajaran. Hal tersebut seirama dengan kodratnya
manusia sebagai makhluk sosial.

Antologi Esai : Generasi Milenial 1


Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup
bermasyarakat, tidak mungkin hidup tanpa masyarakat.
Manusia hidup bermasyarakat bertujuan untuk memenuhi
salah satu kebutuhan hidupnya, yakni kebutuhan rohani.
Kebutuhan rohani tidaklah hanya sebatas kebutuhan untuk
memenuhi sisi religius manusia. Kebutuhan rohani manusia
adalah kebutuhan yang dapat memberikan rasa puas pada
diri sendiri sehingga menimbulkan rasa damai, tentram, dan
nyaman. Kebutuhan rohani manusia yang paling mendasar
adalah perhatian. Perhatian hanya dapat diperoleh apabila
terjadi suatu interaksi berupa komunikasi antar manusia.
Di era generasi millenial yang tumbuh pada era internet
booming bentuk komunikasi lebih banyak menggunakan
teknologi komunikasi instan seperti SMS, email, Whatsapp
dan media sosial seperti facebook, twitter, pinterest, dan
sebagainya. Pada awal perkembangannya, inovasi teknologi
digital yang melahirkan media sosial dikagumi dan digemari
oleh masyarakat. Inovasi tersebut digadang-gadang sebagai
peningkatan peradaban yang seolah-olah menghilangkan
dimensi ruang dalam berkomunikasi. Media sosial bisa
menyambungkan komunikasi antar manusia di dua atau lebih
tempat yang berbeda. Kemudahan generasi millenial untuk
menggunakan teknologi digital semakin dipermudah dengan
adanya inovasi all in one, yakni semua kebutuhan bisa
berada dalam satu genggaman. Banyak inovasi teknologi
digital yang menunjang hal tersebut yang

2 Antologi Esai : Generasi Milenial


dibuktikan dengan munculnya aplikasi daring seperti uber,
ruang guru, grab, grab-food, go-jek, go-pay, go-food, dan go
go yang lain.
Dibalik kemudahan teknologi digital yang dirasakan oleh
generasi millenial terdapat sisi gelap terhadap generasi
millenial. Kemudahan tersebut menjadikan generasi millenial
menjadi generasi menunduk yang kurang peka terhadap
lingkungan sekitar. Ketidakpekaan generasi millenial tampak
jelas ketika ada kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan lain.
Generasi millenial tidak cepat menolong korban, melainkan
sibuk berfoto riya. Mirisnya lagi, foto korban yang berlumuran
darah langsung di-upload tanpa melalui proses sensor yang
tentu saja tidak semua usia pantas melihatnya. Selain
memengaruhi jiwa sosial generasi millenial, teknologi digital
juga memengaruhi gaya generasi millenial dalam berinteraksi.
Generasi millenial yang lebih banyak menggunakan
komunikasi instan dan media sosial telah melupakan cara
berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata. Banyak generasi
millenial yang lihai berkomunikasi dalam dunia maya, namun
canggung dalam dunia nyata. Mereka kehilangan makna sejati
dari interaksi sosial. Interaksi sosial bukan sekedar saling
menimpali perkataan, tapi memiliki makna yang jauh lebih
dalam dari itu. Sebagai contoh kecil, berkomunikasi melalui
video call yang bisa mengetahui wajah dan suaranya saja
kalah dengan berkomunikasi secara langsung di dunia nyata
apalagi berkomunikasi melalui whatsapp, SMS, facebook,

Antologi Esai : Generasi Milenial 3


dan sebagainya. Hal tersebut karena interaksi di dunia
nyata yang dalam suasana cair memberikan dampak psikis
dalam jiwa manusia. Manusia bisa merasakan kebutuhan
rohaninya tercukupi manakala merasakan suatu perhatian
dari manusia lain. Dalam berinteraksi di dunia nyata ada
tawa bersama yang menambah ikatan batin antar manusia.
Hal itu yang tidak bisa didapatkan apabila berinteraksi
melalui teknologi digital.
Generasi millenial yang lebih banyak berinteraksi melalui
komunikasi instan maupun media sosial dan kurang
berinteraksi dengan lingkungan akan merasa canggung
apabila berada dalam lingkungan obrolan di dunia nyata
(tongkrongan). Generasi millenial akan fokus kepada
gadget mereka daripada mengikuti topik obrolan. Mirisnya,
dalam suatu tongkrongan kadang kala tidak terjadi suatu
percakapan apapun. Sisi gelap dari teknologi tersebutlah
yang harus dihilangkan dari generasi millenial.
Generasi millenial harus bisa memanfaatkan kemudahan-
kemudahan teknologi digital yang ada. Generasi millenial bisa
membuat inovasi baru yang bermanfaat bagi banyak orang,
namun tidak membuat konsumen inovasi tersebut menjadi
apatis terhadap kondisi sekitar. Dengan adanya inovasi yang
seperti itu, maka tingkat kesejahteraan manusia akan
meningkat. Dengan generasi millenial yang bisa beradaptasi
dengan sisi terang kemajuan zaman yang cepat berubah,
maka mimpi Indonesia generasi emas tahun
4 Antologi Esai : Generasi Milenial
1945 dapat terwujud dan bukanlah suatu angan-angan lagi.
Namun, apabila generasi millenial terlena oleh kemudahan-
kemudahan yang ada bisa jadi bukanlah Indonesia generasi
emas yang terwujud, melainkan generasi kelam yang selalu
kalah bersaing dengan bangsa lain.

Antologi Esai : Generasi Milenial 5


TANTANGAN PEMUDA
DI ERA GENERASI
MILENIAL
OLEH :ANDI MUHAMMAD THORIQ

P emuda kerap dianggap sebagai suatu golongan yang


belum berpengalaman serta belum stabil dalam berpikir serta
emosinya. Karenanya banyak golongan atau lapisan
masyarakat kurang memperhatikan pemuda karena pola pikir
yang masih idealis yang didasarkan oleh emosi semata.

Tetapi, dalam hidup ini idealis juga diperlukan agar


manusia memiliki cita – cita dan impian. Impian yang dapat
membawa suatu negara menuju kesejahteraan,
kemakmuran, dan keadilan serta kesetaraan.
Inilah mengapa pemuda sangat dibutuhkan. Pemuda
sebagai pribadi yang penuh dengan pemikiran terbarukan,
6 Antologi Esai : Generasi Milenial
positif dan, optimis. Dengan adanya sifat dan sikap seperti
itu pemuda dapat menjadi agen perubahan dan menjadi
pemimpin yang lebih baik. Agen perubahan yang dimaksud
adalah pribadi yang dapat melakukan perubahan di
masyarakat ke jalan yang lebih baik dari sebelumnya.

Pemuda Sebagai Agen Perubahan


Ada lima ciri – ciri pemuda sebagai agen perubahan.
Pertama, pemikiran yang jernih. Sebagai pemimpin, pemuda
harus memiliki pemikiran yang jernih agar dalam
pelaksanaan program kerjanya dapat terlaksanakan secara
sistematis dan tidak terburu - buru. Kedua, memiliki sifat
pantang menyerah dalam keadaan apapun. Ketiga, berpikir
kritis dalam menyikapi suatu masalah. Keempat, selalu haus
akan ilmu. Kelima, memiliki kemampuan komunikasi yang
baik agar dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan
rekan - rekannya.
Pemuda sebagai agen perubahan dibutuhkan di berbagai
bidang khususnya politik. Masalah dalam politik sudah terlalu
kompleks sampai dianggap sebagai hal yang kotor oleh
beberapa lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, banyak pemuda
yang berpotensi dalam bidang politik justru menghindari politik.
Sikap seperti ini memperburuk keadaan politik di Indonesia
dikarenakan tidak ada regenerasi pejabat ataupun orang
penting di lembaga negara. Akibatnya penguasa yang

Antologi Esai : Generasi Milenial 7


ada di lembaga negara bukanlah orang yang berprestasi
melainkan penguasa yang hanya menjunjung kepentingan
pribadi untuk memperkaya diri. Pada saat lingkup politik
dikuasai oleh pribadi seperti itu, pemuda terbaik semakin
menjauh dari politik.
Generasi milenial sebagai agen perubahan diharapkan
dapat memutus lingkaran setan tersebut. Pemuda harus
optimis dan tidak berhenti melakukan tindakan perbaikan,
dan pencegadahan dalam bidang politik. Pemuda harus
mau peduli dengan kualitas politik negaranya dan berani
ikut andil dalam politik. Karena perbaikan politik hanya
dapat terjadi pada saat orang-orang baik, profesional, dan
berintegritas terjun dalam berpolitik.
Tidak dapat disangkal bahwa politik sudah terlalu lama
disalahgunakan oleh orang-orang opportunist demi
memperkaya diri. Tapi sesungguhnya di sisi lain dari politik,
suatu alat yang dapat memberikan kesejahteraan bagi
rakyat. Apabila pemuda berpolitik dengan baik dan benar,
maka negara ini dapat menjadi lebih baik.
Generasi milenial adalah generasi yang selalu berkutat
dengan tekonologi dan berkembang dengan pesat melalui
teknologi tersebut. Dengan teknologi dan segala kemudahan
yang diberikan pada zamannya, generasi ini dapat lebih maju
dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun ,
dikarenakan segala kemudahan yang telah tersedia generasi

8 Antologi Esai : Generasi Milenial


milenial seolah termanjakan sehingga menjadi lupa dengan
keadaan sekitar mereka. Mereka cenderung lebih menyukai
kebebasan serta gaya hidup yang bersifat berlebihan. Serta
lebih memilih hasil yang instant daripada proses untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Di era dengan kecanggihan teknologi, tingkat persaingan
juga bertambah tinggi. Kualitas dan kinerja manusia dituntut
untuk bertambah tinggi juga. Generasi Sekarang harus mampu
menyesuaikan diri dengan cepat, belajar, dan menjadi lebih
baik dengan cepat serta melakukan penalaran yang cepat dan
tepat untuk dapat memecahkan setiap masalah. Apabila tidak,
dalam beberapa tahun ke depan mungkin posisi manusia dapat
digantikan oleh robot ataupun komputer.

Dengan demikian, para pemuda di Indonesia harus mulai


bergerak dan bersiap dalam mengatasi masalah dan tantangan
di zaman generasi milenial ini. Bila tidak, mereka dapat
terjebak dalam hal – hal yang menyesatkan dan tidak penting
terutama dalam hal pola pikir yang semestinya para pemuda
lebih paham dan lebih kritis dalam menyikapi suatu hal. Karena
para pemuda di Indonesia yang dapat menjawab segala
keresahan masyarakat Indonesia terutama pada masalah
politik. Oleh karena itu, pemuda di Indonesia harus sangat
memperhatikan segala tingkah laku yang mereka perbuat.
Apapun yang pemuda perbuat baik yang berprestasi maupun
yang tidak akan diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat
dan dapat dijadikan contoh oleh generasi
Antologi Esai : Generasi Milenial 9
selanjutnya.

Mahasiswa sebagai contoh pemuda di Indonesia


seharusnya dapat memberikan contoh yang baik kepada
masyarakatdangenerasipenerus.Namun,padakenyataanya
masih banyak mahasiswa yang berpikir bawah emosi dan
perasaan yang meluap - luap. Sehingga segala tindakan
dan jawaban mereka atas masalah yang terjadi sedikit
melenceng dari yang seharusnya. Di sinilah pentingnya
melihat ciri – ciri pemuda sebagai agen perubahan untuk
dijadikan sebagai patokan mahasiswa agar menjadi pribadi
yang baik dan menjadi contoh yang baik pula.

10 Antologi Esai : Generasi Milenial


GENERASI MILENIAL
BERKARAKTER SIAP
GAPAI BONUS
DEMOGRAFI
OLEH : ZENY NOURMA OCTAVIA

M illennial generation atau generasi Y yang tengah

ramai menjadi perbincangan ini adalah mereka yang lahir


pada tahun 1980-2000. Jadi usia mereka saat ini berkisar
antara 18-38 tahun. Dengan usia generasi milenial tersebut,
bisa diprediksi jika pada kurun waktu 2-8 tahun mendatang,
sebagian besar generasi milenial telah bekerja dan mengisi
berbagai lapangan kerja di dunia. Artinya, generasi yang
identik memiliki kedekatan yang tinggi dengan teknologi ini
mungkin akan mempengaruhi bahkan mengubah nilai serta
budaya di tempat kerja. Generasi milenial sedang tumbuh
beriringan dengan melimpahnya produksi teknologi informasi
ini memiliki peluang untuk bisa berada jauh ke

Antologi Esai : Generasi Milenial 11


depan dibanding generasi-generasi sebelumnya dengan
menggunakan kemampuannya dalam dunia teknologi.
Pertumbuhan teknologi informasi tersebut selain menjadi
peluang, dapat pula menjadi tantangan. Tantangan
tersebut diantaranya adalah tingkat persaingan semakin
kompetitif. Kualitas dan kinerja manusia juga dituntut
menjadi semakin tinggi serta dituntut harus mampu
beradaptasi dengan cepat, belajar dengan cepat, dan
menjadi lebih baik dalam memecahkan setiap masalah
agar dapat bertahan dalam dunia kerja. Karena jika tidak,
dalam beberapa tahun ke depan posisi manusia mungkin
akan digantikan oleh robot atau program komputer.
Apalagi di Indonesia pada tahun 2045 mendatang
digadang-gadang akan terjadi puncak bonus demografi
yaitu keadaan dimana struktur penduduk didominasi oleh
penduduk usia produktif. Penduduk usia produktif ini
sebagian besar diisi oleh orang-orang yang dikategorikan
sebagai generasi milenial. Bonus demografi tersebut akan
sangat menguntungkan bagi Indonesia jika sumber daya
manusianya berkualitas dan berkompetensi. Namun jika
sumber daya manusianya tidak berhasil dipersiapkan
dalam menghadapi tuntutan perkembangan jaman, seperti
tenaga kerja yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang
dibutuhkan lapangan kerja pada saat itu, maka bonus
demografi ini malah dapat berubah menjadi bencana
demografi.
12 Antologi Esai : Generasi Milenial
Perkembangan ini juga berdampak buruk pada
peningkatan individualitas masyarakat karena masyarakat
lebih memilih berinteraksi melalui jejaring sosial ketimbang
interaksi secara langsung. Bahkan ada yang mengatakan
bahwa jejaring sosial adalah “connecting people but
disconnected family” yang artinya menghubungkan orang-
orang tetapi memutuskan hubungan keluarga. Sehingga
yang menjadi ketakutan kedepannyaa, generasi milenial
akan menjadi generasi individualis serta melupakan nilai-
nilai yang menjunjung tinggi sifat kekeluargaan dan
kebersamaan dalam hidup bermasyarakat.
Oleh karena itu, perlu adanya daya cegah yang
terencana secara sistematis dan terukur dari pemerintah
melalui pendidikan yaitu dengan melakukan reformasi
sistem pendidikan yang mengutamakan pendidikan karakter
agar menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan dunia kerja. Karena dengan pendidikan karakter,
generasi muda tidak hanya mendapat kemampuan
intelektual saja namun juga diharapkan dapat mempunyai
kepribadian baik, sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih
inovatif, keratif, mandiri, terampil, dan bertanggung-jawab.
Dalam konteks era digital, pendidikan karakter sangat
penting bagi generasi milenial yang dapat dikatakan memiliki
ketergantungan dengan internet. Mengingat internet kini
menjadi media utama masyarakat dalam mendapatkan
berbagai informasi teraktual, dimana dengan internet

Antologi Esai : Generasi Milenial 13


masyarakat dapat mencari konten-konten menarik yang
berisikan informasi positif dan negatif. Konten-konten yang
ada dalam suatu situs ataupun yang beredar di media sosial
mampu mempengaruhi perilaku dan cara berpikir masyarakat.
Bukan hanya itu, konten-konten tersebut juga mampu
mempengaruhi masyarakat dalam membentuk opini baru
dikarenakan adanya opinion leader. Hanya fondasi moral
yang kuat dari dalam diri manusianya sendirilah yang dapat
membedakan baik dan buruk maupun benar dan salah
sehingga dapat menjamin masa depannya tetap cerah dan
tidak MUDAH terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya negatif.
Bila masih ingat presiden pertama RI, Bung Karno pernah
menggelorakan tema besar “nation and character building”
yang berisi pesan kepada bangsa Indonesia, bahwa tugas
berat untuk mengisi kemerdekaan adalah membangun
karakter bangsa. Pernyataan Bung Karno ini menunjukkan
pentingnya pendidikan karakter demi tegak dan kokohnya jati
diri bangsa agar mampu bersaing di era globalisasi.
Program pendidikan karakter perlu ada di setiap jenjang
pendidikan di sekolah agar generasi muda yang saat ini masih
berada di bangku sekolah memiliki kepribadian baik, bertakwa
kepada Tuhan YME, memiliki kompetensi yang unggul,
inovatif, kreatif, terampil, dan tidak mudah terpengaruh hal-hal
negatif sebagai dampak dari perkembangan teknologi
informasi pada era globalisasi dalam upaya peningkatan
sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat

14 Antologi Esai : Generasi Milenial


berkompetisi di lapangan kerja nantinya. Dalam
pembentukan karakter anak, keluarga juga dinilai memiliki
peran yang sangat krusial karena anak biasanya lebih
banyak menghabiskan waktu dirumah bersama keluarganya
serta karakter anak saat kecil kemungkinan akan terbawa
hingga mereka dewasa. Hal tersebut cukup menjadi alasan
kenapa diperlukannya pendidikan karakter yang diajarkan
sejak dini dan untuk semua orang, tak terkecuali anak kecil.
Bukan hanya dari keluarga, masyarakat juga harus ikut
berperan dalam pembentukan karakter bagi generasi muda
ini, karena jika lingkungan masyarakat tidak mendukung
pembentukan karakter yang baik¸ maka anak kemungkinan
akan terpengaruh oleh hal-hal negatif lingkungannya yang
menjadikan anak tersebut berkepribadian tidak baik.
Dengan demikian, pendidikan karakter diharapkan dapat
mencetak generasi penerus bangsa yang berkepribadian
baik dengan cara pembiasaan diri melakukan hal-hal baik
sejak dini oleh semua pihak yang terlibat agar selanjutnya
generasi tersebut dapat menjadi sumber daya manusia
berkualitas dan berkompetensi yang mampu hidup mandiri
serta memiliki perilaku baik dan bertanggung-jawab. Sumber
daya manusia berkarakter itulah yang nantinya akan
menjadi modal utama dalam menggapai bonus demografi
menyambut datangnya Indonesia emas tahun 2045.

Antologi Esai : Generasi Milenial 15


BERMODAL RASA
PEKA DALAM
PERSAINGAN DI ERA
GLOBAL
OLEH : RONA AYU MEIVIA

M asa remaja merupakan masa dimana seorang manusia

dalam keadaan yang penuh dengan semangat, kaya akan


motivasi, dan senantiasa berani untuk bertindak. Dalam
hidupnya, segala macam pengaruh dan perubahan dapat
dengan mudah masuk serta diterima. Pada suatu waktu, hal
semacam itu lambat laun akan mengalami apa yang disebut
dengan proses pendewasaan, dan mulai berjalan ketika
remaja tersebut menginjak masa dewasa awal atau usia
memasuki angka dua puluhan. Mainset seorang remaja yang
penuh akan rasa penasaran berkembang menuju fase yang
lebih serius dengan mematangkan proses sosial dan karir
yang ingin mereka tempuh. Mereka akan belajar untuk
16 Antologi Esai : Generasi Milenial
beradaptasi dengan lingkungan dan mampu memahami
permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi.
Setiap tahunnya, pemikiran manusia pasti mengalami
sebuah revolusi. Besarnya pengaruh yang ada, mampu
memunculkan era generasi milenial. Yaitu sebuah era generasi
yang dipengaruhi oleh seorang dengan rentang usia antara 15
sampai 34 tahun atau seseorang yang lahir pada tahun 1980-
2000. Perkembangan dan pertumbuhan pola pikir setiap
individu yang berbeda-beda pastinya memiliki pengaruh besar.
Revolusi pemikiran tersebut dapat dilihat dengan bagaimana
pola hidup dan kehidupan sosial yang mereka jalani.
Contohnya seperti dahulu yang apabila seseorang lapar dan
memerlukan makanan mereka akan membeli bahan makanan
lalu memasaknya, namun hal itu tidak berlaku pada generasi
yang sekarang, karena lebih menyukai cara-cara yang praktis
tanpa bersusah payah untuk mendapatkannya. Berbagai
dampak dapat ditimbulkan, baik dari segi positif maupun
negatif. Seperti halnya perkembangan teknologi yang semakin
cepat berdampak positif, sedangkan dampak seperti sikap
apatis, acuh tak acuh dan individualis, serta sikap konsumtif
tidak dapat dihindari. Hanya saja, segala kemungkinan
bergantung atas apa yang dilakukan oleh masing-masing
individu.
Beberapa permasalahan dan ciri dari generasi milenial yang
ditulis oleh Agnes Winastiti pada Selasa, 23 Agustus 2016 di
portal online CNN Indonesia menyebutkan bahwasannya

Antologi Esai : Generasi Milenial 17


generasi milenial lebih mempercayai informasi satu arah
dimana informasi semacam iklan tidak lagi menarik, namun
dengan hasil tes timoni ataupun review yang baik mampu
membangun kepercayaan bagi mereka. Selain itu, kegiatan
praktis lainnya yaitu membaca dengan fasilitas e-book, dan
pemakaian ATM. Memiliki sebuah akun sosial juga
merupakan suatu kewajiban bagi mereka.
Dari beberapa fenomena yang dibawa oleh generasi
milenial diatas, salah satu fenomena yang sangat erat terjadi
yaitu semakin maraknya pemakaian telepon genggam dan
waktu pemakaiannya yang bisa dikatakan cukup memakan
waktu perharinya dengan rata-rata per-orang mencapai
sembilan jam dalam sehari menggunakan telepon genggam,
entah itu hanya untuk mengecek pesan whatsapp atau
mencari berita yang sedang up to date. Perilaku tersebut
tentunya memiliki potensi dalam pembentukan karakter,
khususnya dalam bidang sosial yang dapat membentuk
seseorang memiliki kepribadian yang cenderung egois
dengan individualisme, konsumtif, dan rasa malas.
Gaya hidup oleh generasi milenial yang penuh dengan
keinginan hidup praktis tentunya mengubah pola kehidupan
yang ada. Segala kemajuan disegala bidang pun terlaksana
karena adanya tuntutan kebutuhan tersebut, utamanya pada
bidang perekonomian. Pangsa-pangsa dangang, baik itu
penyedia barang maupun jasa berlomba memberikan
pelayanan terbaik untuk konsumennya. Hal itu berdampak
18 Antologi Esai : Generasi Milenial
pada keberadaan e-commerce yang terus merangkak naik.
Berbagailayanandengansangatmudahdidapatkan.Begitupun
untuk perusahaan asing yang mencoba keberuntungannya
di Indonesia. Sangat mungkin bagi perusahaan asing
meraup keuntungan sebesar-besarnya, mengingat perilaku
warga Indonesia yang konsumtif.
Cara yang digunakan dalam proses jual beli juga
bermacam-macam, namun karena dunia telah berkembang
serta target sasaran pemasaran adalah generasi milenial,
sistem yang digunakan berupa aplikasi online ataupun
dengan cara MLM (Multi Level Marketing) yang merekrut
anggota dengan beberapa bonus yang menguntungkan.
Secara tidak langsung, utamanya seorang generasi muda
akan tertarik untuk menjadi bagian dari anggota yang
merupakan sales dan objek pekerja sekaligus objek dari
suatu perusahaan tersebut. Dalam dunia bisnis online juga
ada bisnis bitcoin dari penemuan sistem bitchain yang
dalam sistemnya seseorang harus mengumpulkan koin-koin
tersebut, atau istilahnya ialah menabung. Setelahnya, koin
yang terkumpul dapat ditukarkan dengan uang tunai yang
sesuai dengan jumlah koin yang dimiliki.
Keadaan dimana semakin maraknya persaingan global baik
itu dalam hal ekonomi maupun sosial, hendaknya mampu
disikapi dengan tepat oleh generasi milenial. Tindakan yang
sesuai dan pemecahan tepat harus dilakukan supaya generasi
milenial memiliki kemampuan untuk bersaing didunia global.

Antologi Esai : Generasi Milenial 19


Maksud dari sikap yang tepat yaitu bagaimana seorang
generasi milenial mampu memahami dan mengerti akan
lingkungan sekitarnya. Mampu untuk melihat peluang-
peluang apa saja yang dapat dilakukan untuk bersaing.
Dilain sisi sebagai pemakai internet terbanyak dan
pemakaian telepon genggam terlama, sebagai generasi
yang sangat up to date, tentunya akan sangat mudah
mengetahui apa saja yang sedang terjadi dan apa saja
yang sedang nge-trend dikalangan masyarakat.
Tuntutan suatu ke-peka-an harus benar-benar
dijalankan oleh generasi milenial. Karena impian pekerjaan
di era generasi milenial bukan lagi keinginan untuk sekedar
menjadi seorang PNS ataupun seorang pegawai disebuah
perusahaan. Namun pekerjaan seperti freelance,
enterpreneurship, bahkan technopreneur menjadi sasaran
untuk generasi milenial seperti sekarang ini. Dengan
bantuan akses internet dan berbagai layanan yang
tersedia, seseorang semakin berkembang potensinya dan
daya saing terus terpacu dengan adanya persaingan yang
semakin ketat. Seorang pemuda yang sehari-harinya
hanya mengikuti trend, hakikatnya mampu menjadi bagian
dari pemuda yang mampu menciptakan star up, yaitu
sebuah media yang berkembang pesat dengan segala
keunikan yang dibutuhkan oleh masyarakat luar.
Memiliki sikap peka juga akan menjadikan generasi muda

mampu menjadi generasi hebat yang sangat berpengaruh


20 Antologi Esai : Generasi Milenial
didunia. Sebagai generasi milenial memang dibutuhkan pola
pikir yang terus bertumbuh dan terus berinovasi, yang
merupakan penggerak peradaban dunia. Mereka tidak perlu
menunggu terbukanya lapangan pekerjaan yang cocok bagi
mereka, namun mereka mampu mendirikan usaha mereka
sendiri, menjadi seorang wirausaha yang bebas melalui
internet bahkan dari telepon genggam yang selama ini
digunakan.

Antologi Esai : Generasi Milenial 21


GADGET TUNJUKKAN
AKSI
OLEH : SITI NARYAH

D i zaman dengan teknologi yang berkembang secara


pesat seperti sekarang, tidak dapat dipungkiri lagi kalau
gadget itu telah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Saat
ini gadget telah banyak variasi dan fiturnya yang dapat kita
gunakan sesuai apa yang kita inginkan. Banyak yang tidak
bisa berpisah dari gadget, bagaikan pasangan suami istri
yang terlihat terus bersama.
Alat–alat komunikasi yang berkembang dari zaman ke
zaman, secara bertahap menyebar secara global dalam
kehidupan manusia dan digunakan sehari–hari untuk
berinteraksi dengan sesama orang–orang lingkungan sekitar.
Yang mencakup sebuah wilayah, daerah, provinsi yang
22 Antologi Esai : Generasi Milenial
berada didalam suatu negara maupun diluar negara. Pada
zaman dahulu alat komunikasi tersebut berupa : kentongan,
lonceng, burung merpati, untuk mengirim surat. Lalu telepon
kaleng yang menggunakan benang, surat telegraf, telegram,
telepon kabel, dan yang terakhir yaitu telepon genggam (hp).
Kemanapun kita, gadget pasti tidak lepas dari
genggaman tangan. Saat ini penggemar gadget memasuki
disemua kalangan masyarakat. Tidak hanya orang dewasa
saja, anak–anak juga sudah mahir dalam menggunakan
gadget. Dalam penggunakannya juga berbeda antara orang
dewasa dan anak muda. Gaya hidup anak muda yang
cenderung hedonis terutama dikota-kota besar sudah
menjadi rahasia umum, mereka memiliki cara tersendiri
untuk menunjukkan ekspresi mereka, hidup mereka tidak
bisa lepas dari hiburan dan teknologi khususnya internet.
Satu gadget terdapat banyak menu pilihan, dan kita bisa
memilih untuk menggunakan menu yang mana saja. Gadget
bisa menunjukkan bagaimana gaya hidup pemuda
Indonesia?. Apa saja hobi dan olahraga yang pemuda
sukai?, Apa kebiasaan dan perilaku pemuda terhadap
internet?, dan bagaimana interaksi pemuda di media sosial.
Tindakan yang ditunjukkan pemuda di media sosial tidak
semuanya bersifat positif, tindakan itu pasti ada yang
melenceng dari kaidah penggunaan sosial media.
Ada sebuah penelitian menunjukkan bagaimana kita telah
kecanduan akan gadget dijaman sekarang. Sama seperti

Antologi Esai : Generasi Milenial 23


halnya obat-obatan, pengaruhnya sangatlah susah untuk
diobati karena kita selalu menginginkannya kembali, tapi
bukan berarti kita tidak bisa berhenti memandanginya dan
meletakkannya jauh dari jangkauan tangan kita. Kita bisa
mengakhiri kecanduan itu, tetapi kita perlu proses yang
bertahap.
Daripada kita menggunakan gadget hanya untuk hal–hal
yang tidak bermanfaat, lebih baik kita gunakan gadget kita
untuk suatu hal yang bermanfaat bagi kita maupun orang
lain. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjadi
bermanfaat seperti untuk menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan, sebagai metode pelajaran bagi semua
kalangan (orang tua, remaja dan anak–anak) karena
memiliki akses yang luas dengan berbagai media interaktif.
Selain itu gadget dapat mempermudah seseorang
melakukan pekerjaan yang menggunakan teknologi dan
aplikasi dari perangkat gadget, menghasilkan uang dengan
cara berbisnis online, serta mengakses informasi melalui
media sosial ataupun situs–situs berita yang tersedia.
Gadget dapat juga sebagai wadah gerakan atau aksi pro
dan kontra untuk suatu permasalahan yang ada. Misalnya
saja, kegiatan penggalangan dana jika ada suatu bencana
kita dapat mengeshare info mengenai penggalangan dana
yang sedang diadakan. Selain kegiatan kesosialan, kita juga
bisa menyalurkan pendapat atau argumentasi mengenai
ketidaksetujuan kebijakan–kebijakan dari pemerintah
24 Antologi Esai : Generasi Milenial
maupun kalangan lainnya. Kita juga bisa mendapat
informasi tentang cara memasak suatu makanan dari
sebuah gadget, dan banyak lainnya.
Manfaat gadget memang sangat banyak, apalagi jika
gadget tersebut digunakan untuk hal–hal yang bermanfaat
oleh si pemiliknya dan diakses pada waktu yang tepat,
seperti sedang santai dan untuk mengisi waktu luang.
Jangan malah membuang waktu dengan terlalu banyak
bermain games dan online di sosial media ketika sedang
bekerja, belajar, rapat, kumpul – kumpul dengan teman atau
keluarga dan sebagainya. Hal ini banyak kita alami dan kita
lihat sehari–hari didalam lingkungan kita sendiri bahwa
mereka asik dengan dunianya mereka sendiri, ibarat sebuah
kata mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
Dengan memahami secara utuh potret generasi milenial di
Indonesia, maka kita harus memiliki pandangan dan sudut
pandang mereka terhadap segala aspek di dalam kehidupan
mereka. Sehingga pembangunan manusia seutuhnya bisa
tepat sasaran, Karena pada akhirnya nanti generasi milenial
yang menentukan nasib dan masa depan bangsa dan negara.

Antologi Esai : Generasi Milenial 25


JATI DIRI YANG
TERLUPAKAN
OLEH : EVI NUR SYARIFAH

P ada era milenial ini dengan semakin maraknya

modernisasi dan globalisasi di dunia memberikan efek


positif dan efek negatif bagi bangsa indonesia. Sudah sangat
kita rasakan efek negatifnya di dunia remaja, dengan tidak lagi
berpegang teguh pada Pancasila yang merupakan dasar
negara dan pedoman untuk hidup. Jika bangsa ini tidak lagi
menghiraukan dasar negaranya, negara ini akan hancur.
Bahkan untuk saat ini saja, sudah banyak remaja yang tidak
berperilaku sesuai nilai-nilai pancasila. Seperti tidak bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Contohnya banyak remaja
saat ini jika diperintah untuk membaca Al-
Qur’an mengalami kesulitan.
26 Antologi Esai : Generasi Milenial
Semakin meningkatnya teknologi, tanpa disadari moral
remaja bangsa ini telah menurun dengan beredar luasnya
pornografi diinternet tanpa ada batasan, sehingga mudah
dijangkau oleh remaja. Bahkan untuk anak usia dini juga
sudah bisa menjangkaunya jika kurangnya pengawasan
dari orang tua. Banyak jati diri bangsa ini yang
tersingkirkan karena adanya globalisasi, dan adanya
pengaruh budaya dari barat. Bangsa yang awalnya
mempunyai jati diri yaitu seperti: tepo sliro, tolong
menolong, toleransi, dan yang lainnya. Kini jati diri itu
memudar, dan tersingkirkan oleh budaya barat. Di zaman
ini orang-orang menjadi individualis dan lebih
mementingkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang
lain. Untuk contoh dalam sikap toleransi sendiri saat ini
yaitu, semakin memburuk karena banyaknya konflik yang
terjadi antar agama. Adanya pertikaian antar agama
seperti, saling membakar tempat ibadah agama lain dan
bahkan mereka saling membunuh umat agama lain.
Dewasa ini, remaja kerap kali tidak memperhatikan etika
berbahasa. Mereka tidak memperdulikan kesopanan yang
harus diterapkan dalam berbicara kepada orang yang lebih
tua, maupun orang-orang yang patut dihormati. Yang
menjadi ciri khas mereka adalah melakukan sesuatu hal
tanpa difikir dahulu atau tanpa berfikir panjang dan kesulitan
dalam menahan emosi. Bahkan jika remaja mempunyai
masalah dengan soal percintaan, sekolahnya dan yang

Antologi Esai : Generasi Milenial 27


lainnya remaja tidak pernah menceritakan kepada orang
tua tetapi lebih memilih untuk melampiaskan pada hal-
hal yang tidak baik, seperti minuman keras, narkoba
hingga bunuh diri. Adanya pengaruh budaya barat juga
sangat berpengaruh juga pada pakaian-pakaian remaja
khususnya pakaian wanita yang terlalu terbuka.
Sehingga dapat menimbulkan banyaknya pemerkosaan
di Indonesia.
Pengaruh budaya barat yang telah dijelaskan diatas
disebabkan oleh banyak faktor. Seperti kurangnya
pendidikan agama yang harus diajarkan dari anak usia
dini agar bisa mempertebal iman. Untuk penyebab lain
kurang adanya pengawasan dari orang tua, agar anak-
anak lebih tertata dalam hidup. Kemudian lingkungan
masyarakat dan teman sebaya sangat mempengaruhi
individu. Lingkungan masyarakat dan teman sebaya
yang berperan baik akan melahirkan individu yang baik
pula. Jika lingkungan masyarakat dan teman sebayanya
tidak baik, maka akan menjerumuskan individu ke hal-
hal yang tidak baik pula. Seperti contoh dalam teman
sebaya yang tidak berperan dengan baik yaitu mengajak
temannya untuk minum alkohol.
Jadi, di zaman milenial ini banyak pengaruh negatif yang
disebabkan oleh budaya barat. Dengan didorong kurang
adanya peran yang tepat dan baik dari lingkungan seperti
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, hal tersebut
28 Antologi Esai : Generasi Milenial
lebih banyak mempengaruhi remaja Indonesia. Yang
dapat berakibat buruk bagi negaranya. Salah satunya
adalah hilangnya jati diri bangsa Indonesia. Sudah jelas,
damainya suatu negara akan terwujud apabila bangsanya
bersikap dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

Antologi Esai : Generasi Milenial 29


TERPERANGKAP
DALAM TEKNOLOGI
OLEH : ANNISA LINTANG KINASIH

S adarkah, kita dan hampir semua orang yang kita temui

selalu membawa gadget? Bahkan kita sampai bingung dan


panik jika tidak membawa smartphone. Hari-hari yang kita lalui
akan terasa membosankan jika smartphone kita tertinggal.
Walaupun banyak orang mengatakan jaman da-hulu hari-hari
sangat menyenangkan sebelum kehadiran handphone.
Menonton TV bersama keluarga, bercanda gu-rau dengan
teman-teman, dan bisa merasakan kedekatan dengan orang
lain tanpa penghalang gadget. Jika kita band-ingkan dengan
kehidupan saat ini, kegiatan kita akan ter-hambat jika kita tidak
menggunakan teknologi sepeti smart-
phone dan jaringan internet.
30 Antologi Esai : Generasi Milenial
Tidak jarang saat kita lupa membawa HP, kita akan mera-
sa galau dan terasingkan. Itulah yang sering dirasakan para
generasi milenial saat terpisah dari smartphone.
Generasi milenial adalah generasi yang sangat bergantung
pada teknologi, generasi ini sangat mudah beradaptasi den-
gan teknologi-teknologi baru didunia. Generasi ini lebih nya-
man berkomunikasi dan bersosialisasi di dunia maya daripada
di dunia nyata. Hal ini yang menyebabkan generasi milenial
dianggap kurang mampu bersosialisasi di masyarakat.
Perilaku yang sangat mencolok dari generasi ini adalah se-
lalu membawa gadget, kapanpun dan dimana pun mereka
pergi. Mereka seolah tidak tahu apa yang harus dilakukan
jika tidak membawa gadget. Meskipun demikian, sebagai
gener-asi milenial tentu kita sadar betapa mudahnya hidup
dengan teknologi. Kita dapat menciptakan segala sesuatu
dengan bantuan teknologi. Dengan perkembangan teknologi
kita bisa dengan mudah berhubungan dengan orang-orang
dinegara lain. Segala informasi dari dalam maupun dari luar
negeri bisa kita peroleh dengan mudah dan cepat.
Bagi generasi milenial, dengan kehadiran teknologi mem-buat
semua hal bisa dilakukan secara efektif. Jika ingin men-cari
informasi, hanya perlu mengetikan kata kunci di aplikasi
pencarian seperti google. Semua informasi berkaitan dengan
hal yang kita cari akan tersaji dilayar gawai. Dalam meny-
impan data kita juga tidak perlu repot-repot menyediakan
memori. Hanya dengan memasukan data ke aplikasi penyim-

Antologi Esai : Generasi Milenial 31


panan seperti google drive. Selain menghemat memori, kita
bisa membuka data tersebut dimanapun, kapanpun, walau
dengan perangkat yang berbeda.
Saat kita ingin mempelajari ataupun membuat sesuatu,
generasi milenial lebih memilih mencari video tutorial atau
blog daripada mencari di buku. Dengan teknologi kita tidak
perlu repot-repot keluar rumah untuk melakukan kegiatan,
kita cukup di rumah dan menyambungkan dengan akses
in-ternet.
Belanja online juga menjadi hal paling diminati
masyarakat baru-baru ini. Dimana kita tidak perlu keluar
rumah han-ya untuk membeli barang. Hanya dengan
memesannya di aplikasi penjualan online, beberapa saat
kemudian barang akan tiba dialamat yang kita beri. Kita
juga bisa dengan mu-dah memesan tiket untuk perjalanan
tanpa harus mengantre di loket.
Di Indonesia, hadirnya aplikasi ojek online juga sangat
mempermudah dan mempercepat mobilitas kita. Penge-
mudi juga dimudahkan karena segala yang dibutuhkan su-
dah tersedia didalam aplikasi. Dengan hadirnya teknologi,
segalanya terasa lebih mudah dan tidak merepotkan. Hal
itu juga menjadi penyebab mengapa generasi milenial sulit
berinteraksi dengan masyarakat di luar. Mereka berangga-
pan, jika segala sesuatu pekerjaan dapat dilakukan di
dalam rumah tanpa perlu pergi keluar rumah.
Dalam dunia moderen ini, tidak dapat disalahkan jika kita

32 Antologi Esai : Generasi Milenial


terjebak dalam mudahnya teknologi. Walau bisa dibilang ke-
canduan. Akan tapi jika memiliki manfaat yang baik, serta
bisa memilah sendiri sesuai kebutuhan, maka teknologi tidak
akan menjadi perusak generasi tetapi teknologi akan
menjadi sahabat bagi generasi milenial. Bersama teknologi,
generasi milenial menjadi generasi maju, kreatif, berdaya
saing, dan mandiri.

Antologi Esai : Generasi Milenial 33


GELAP TERANG DUNIA
GAME
OLEH : ASTRIDA YUSTIN SUKMA REZKIA

G ame merupakan hal yang sudah tak asing lagi terden-

gar di telinga kita. Bahkan dari anak kecil hingga orang


dewasa tentunya sudah mengetahui hal ini. Terutama di ka-
langan remaja. Game merupakan salah satu sarana hiburan
untuk mengisi waktu luang. Ada berbagai jenis game yang
beredar berdasarkan jenis platform atau alat yang digu-nakan
yaitu arcade games (ding-dong), PC games (meng-gunakan
komputer), console games (Playstation, XBOX, Ni-tendo Wii),
handled games (Nitendo DS, Sony PSP), serta mobile games
(game di smartphone). Dari berbagai platform tersebut,
tentunya terdapat kelebihan dan kekurangan mas-
ing-masing.
34 Antologi Esai : Generasi Milenial
Jika dimainkan, game dapat menimbulkan berbagai
dampak, baik positif maupun yang negatif. Dampak tersebut
bergan-tung pada pengguna itu sendiri. Jika hal yang
dilakukan me-nimbulkan manfaat maka dampak positif yang
diperoleh, be-gitupun sebaliknya.
Dari sisi negatif, terdapat dampak negatif yang dapat kita
peroleh jika terlalu sering bermain game. Salah satunya
ada-lah kurang tidur. Saat bermain game tentu ada saat
dimana kita terlalu asyik dalam memainkannya. Jadi misal
kita ber-main game dari jam 7 malam, lalu saat melihat jam
ternyata sudah jam 11 malam. Terkadang terdapat pikiran
“Ah, nang-gung masih jam 11, main 1 jam lagi ah” dan kita
melanjutkan bermain game tersebut dan tanpa sadar sudah
jam 2 pagi. Padahal paginya kita harus ke sekolah.
Tentunya kita hanya tidur sebentar dan saat sekolah akan
mengantuk, belajar jadi tidak maksimal.
Lalu dampak negatif lainnya adalah sakit mata. Itu
dikarenakan kita terlalu sering bahkan terlalu dekat dalam
menatap layar laptop, PC, maupun gadget kitasaat bermain
game. Penglihatan akan menjadi buram sehingga mengha-
ruskan kita menggunakan kacamata agar dapat melihat den-
gan jelas. Itu terjadi karena adanya pancaran radiasi yang
kita terima saat menatap layar. Terlalu sering menerima
radi-asi itu menimbulkan efek yang tidak baik. Jadi
sebaiknya atur jarak pandang dengan layar saat bermain.
Selain dampak di atas, terdapat dampak lain seperti mudah

Antologi Esai : Generasi Milenial 35


lelah, mudah marah, serta sering mengucapkan kata-ka-ta
kotor maupun kasar saat bermain game. Hal itu sering
dijumpai saat melihat orang-orang terutama remaja ketika
bermain game. Menggunakan kata-kata kasar itu biasanya
muncul secara spontan, berawal dari seringnya menggu-
nakan kata kasar dalam kehidupan sehari-hari. Namun wa-
lau begitu jika didengar orang lain tentu tidak baik. Maka
dari itu walau ingin mengumpat, kurangi hal itu dan tahan
semampu kita untuk tidak mengucapkan kata kasar terse-
but.
Selain beberapa dampak negatif yang ada, bermain game
juga terdapat beberapa dampak positif yang bias
didapatkan oleh pemain. Diantaranya adalah melatih
kecerdasan otak. Bagaimana bisa? Karena saat bermain
game, kita ditun-tut untuk memikirkan penyelesaian game
itu agar kita bisa menang. Dan jika sering bermain game,
otak kita akan ter-latih untuk berpikir cepat dan dapat
memiliki daya tangkap yang cepat pula.
Selain itu, biasanya kita memainkan game dengan meng-
gunakan bahasa asing. Semakin sering kita bermain game
tersebut, kita pun semakin pandai dalam berbahasa asing dan
semakin menambah pengetahuan kita. Lalu bermain game
juga akan menghilangkan kejenuhan kita dikala seng-gang.
Serta jika kita sedang ada masalah, masalah yang kita
pikirkan itu akan tertutupi dengan kesibukan bermain game
karena kita fokus pada game tersebut. Jadi akan me-

36 Antologi Esai : Generasi Milenial


ringankan beban pikiran kita.
Yang paling menarik dari bermain game adalah kita dapat
menghasikan uang. Bagaimana bisa? Padahal kalau kita
membeli item di dalam game tersebut kita malah mengelu-
arkan uang? Justru itu, dari akun game yang kita mainkan
atau item yang kita punya dalam game tersebut, kita dapat
menjualnya ke pemain lainnya. Setelah menjual akun itu,
kita dapat membuat akun kembali dan karena kita sudah
punya skill untuk memainkan game tersebut, akun baru
tersebut dapat kita jual lagi. Begitu seterusnya.
Menyenangkan bu-kan?
Kita juga bisa menghasilkan uang dengan cara mengiku-ti
kompetisi game. Namun untuk mengikutinya, kita harus
memiliki skill yang tinggi dalam bermain game. Walau begi-
tu, hadiah yang dapat diperoleh sangat menjanjikan. Untuk
game DoTA hadiahnya bisa mencapai 100 milyar. Sungguh
angka yang sangat besar bukan? Untuk ikut, kita harus
mem-persiapkan diri secara matang, baru kita terjun ke
dalam kom-petisi tersebut. Karena jika tidak kita persiapkan
dengan baik, kita harus siap menerima pahitnya kekalahan.
Banyak dampak dari bermain game yang bisa kita dapatkan.
Entah dampak positif ataupun dampak negatif yang akan kita
dapatkan, itu tergantung dari kita sendiri bagaimana kita
menyikapi game tersebut. Jika kita dapat memanfaatkannya
dengan baik, maka dampak positiflah yang akan kita peroleh.
Begitupun sebaliknya. Kita harus pandai mengatur waktu

Antologi Esai : Generasi Milenial 37


dalam bermain game. Sehingga bermain game tidak dipan-
dang sebelah mata yang hanya dilihat negatifnya saja. Jadi
bermainlah secara bijak ya teman-teman.

38 Antologi Esai : Generasi Milenial


BUDAYAKU TERTIKUNG
OLEH : TRISYA NUR EVIANTI

S eiring berkembangnya teknologi semakin berkembang pula


kebudayaan yang berlaku pada saat itu. Indonesia tak luput dari
perkembangan teknologi yang menghasilkan
gaya hidup yang lebih modern sejajar dengan perkemban-
gan zaman tersebut. Sekarang banyak istilah-istilah tentang
generasi milenial yang cenderung mengidentikkan dengan
generasi yang sudah mengonsumsi teknologi sejak lahir.
Zaman sekarang banyak anak muda yang sangat
tergantung teknologi. Dimana-mana dijumpai banyak anak
kecil sampai dewasa menggunakan teknologi modern. Yang
sering digu-nakan adalah internet dan ponsel. Karena
keduanya tidak bisa di pisahkan.

Antologi Esai : Generasi Milenial 39


Saat ini teknologi sudah menjadi asupan sehari-hari. Apalagi
teknologi internet yang sangat pesat lajunya. Kare-na dengan
menggunakan internet dapat mengakses apa saja di seluruh
dunia. Jadi banyak hal-hal yang baru yang dapat di akses
menggunakan internet. Internet juga dapat memberi pengaruh
positif namun banyak juga yang meman-faatkan ke arah
negatif. Pengeruh-pengaruh tersebut bisa dalam politik,
sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Dalam hal ini banyak
perubahan yang dialami,terutama dalam hal bu-daya, karena
di internet sendiri banyak kebudayaan yang sifatnya baru dan
mudah diterima di dalam negeri ini.
Kebudayaan luar cenderung sangat diminati anak muda,
karena mereka tertarik akan hal-hal yang baru.
Kebudayaan lokal akan hilang jika terus menerus di
lupakan dan digan-tikan dengan kebudayaan lain.
Contohnya k-pop sekarang sudah masuk dan menggerus
budaya lokal. K-pop sendiri masuk ke Indonesia lewat
internet. Mereka dapat menikma-ti konten-konten tentang
k-pop lewat internet dengan sep-uasnya.
Internet juga sering dijadikan anak muda mengakses bu-
daya-budaya luar yang baru, dan juga dapat berpengaruh
ke budaya lokal. Sedangkan budaya lokal adalah budaya
dari warisan leluhur yang patut kita jaga.
Banyak anak muda malah tertarik dengan budaya luar dan
lupa akan budaya lokal. Bukan Indonesia jika tak beraneka
ragam. Maka dari itu anak muda harus memanfaatkan te-
40 Antologi Esai : Generasi Milenial
knologi secara bijak. Seharusnya tidak menjadikan generasi
muda melupakan jati diri bangsa. Teknologi dapat di manfaat-
kan untuk mengembangkan dan menjaga budaya. Jangan
malah budaya asing yang kita jaga karena dianggap lebih
menarik daripada budaya lokal asli nusantara. Tapi kebanya-
kan anak sekarang tak mengenal kebudayaan lokal bahkan jika
mereka ditanya tentang kebudayaan lokal mayoritas tidak
mengetahunya. Mereka cenderung mengetahui budaya luar
yang mereka akses menggunakan internet dan bahkan mere-
ka mengetahui secara detail mengenai budaya luar tersebut,
sedangkan budaya lokal mereka tidak tahu sama sekali.
Banyak pihak yang harus terlibat untuk membuat anak muda
mengetahui budaya lokal yang ada di lingkungan mere-ka
tinggal. Seiring berkembangnya teknologi komunikasi juga
diimbangi dengan adanya kesadaran untuk melestarikan bu-
daya asli Indonesia dari berbagai kalangan masyarakat maka
digunakanlah teknologi komunikasi dan informasi yang sering
kita sebut sebagai internet tersebut untuk memperkenalkan
kebudayaan lokal nusantara ke kancah dunia. Dengan hal itu
banyak anak bangsa yang mulai tertarik akan adanya budaya
lokal dan mampu menjaga dan melestarikannya.
Budaya sendiri itu lebih menarik dan perlu di kembangkan
serta di lestarikan. Budaya luar boleh kita nikmati namun
jan-gan menjadikan budaya lokal hilang, tanpa ada anak
bangsa yang menjaga serta melestarikan.

Antologi Esai : Generasi Milenial 41


BUDAYA KONSUMTIF
YANG SEMAKIN AKTIF
OLEH : SITI MUFLIHATUNNISAK

A pa yang dimaksud budaya konsumtif? Budaya konsum-tif

adalah salah satu budaya yang secara turun-tem-urun sudah


ada di Indonesia. Awalnya konsumtif adalah se-buah gaya
hidup tetapi karena sudah sejak lama ada dan dilakukan
maka konsumtif seakan menjadi sebuah budaya yang
terpelihara. Budaya ini bukanlah asli dari Indonesia sendiri
tetapi adanya dikarenakan pengaruh globalisasi yang
mempengaruhi pola perilaku dan kebiasaan dari mas-yarakat
Indonesia. Tentu dengan adanya budaya konsum-tif ini akan
memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung bagi
masyarakat Indonesia. Pengaruh dari adan-ya budaya
konsumtif adalah hilangnya budaya menabung
42 Antologi Esai : Generasi Milenial
dikalangan masyarakat kita. Budaya konsumtif ini juga akan
menyebabkan masyarakat Indonesia kurang produktif
karena mengandalkan barang dari luar negeri.
Jika ada pertanyaan tentang seberapa luasnya ruang
lingk-up dari budaya konsumtif ini maka hal yang harus
diketahui adalah ruang lingkup budaya konsumtif ini
sangatlah luas. Budaya konsumtif tidak hanya berbatas
pada makanan saja karena ruang lingkup dari budaya
konsumtif ini luas sekali. Hampir mencakup semua aspek
yang ada. Sebut saja peng-gunaan listrik yang berlebih,
penggunaan air, pemakaian pulsa baik pulsa internet
maupun pulsa telepon, pembeli-an brand-brand mahal
sebagai wujud dari eksistensi sosial masyarakat, makanan
dan minuman, ataupun banyak hal lainnya.
Budaya konsumtif ini juga dapat kita artikan sebagai per-ilaku
dari masyarakat yang berorientasi kepada suatu proses
pemakaian atau proses mengonsumsi segala hal yang ada
pada kebutuhan mereka tanpa memedulikan klasifikasi kebu-
tuhan. Mereka membeli produk atau jasa yang tidak lagi di-
dasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan mem-
beli produk atau jasa tertentu untuk memperoleh kesenangan
atau hanya berdasarkan perasaan emosi. Mereka tidak per-duli
apakah yang mereka beli ini merupakan kebutuhan Prim-er,
Sekunder atau Tersier. Semua barang berada pada tingkat
yang sama yaitu sebagai pemuas keinginan atau hasrat. Se-
galanya dapat dibeli tanpa memikirkan sesuatu itu perlu apa

Antologi Esai : Generasi Milenial 43


tidak bagi dirinya. Nilai guna tidak lagi penting di sini
karena nilai tanda atau sign value sebagai identitas sosial
sangat dinomor satukan oleh masyarakat saat ini.
Apalagi jika kita melihat di era saat ini, di era generasi
milenial. Para generasi milenial ini adalah mereka yang
lahir pada tahun 1980 keatas sehingga kita bisa simpulkan
bah-wa generasi milenial yang paling tua berusia tiga puluh
dela-pan tahun. Kita dapat tahu bahwa generasi milenial
lah yang membawa peran penting dalam budaya konsumtif
karena kita tahu bahwa generasi muda yang mendominasi
dalam pembelian barang dan pengonsumsian dalam
kebanyakan aspek.
Sebenarnya apa yang mendorong seseorang konsum-tif?
Jika ada pertanyaan itu maka saya akan menekank-an pada
dua hal ini walaupun ada banyak hal yang dapat mendorong
seseorang untuk memiliki gaya hidup konsumtif. Dua hal
tersebut yaitu yang pertama adalah rasa ingin ber-saing.
Salah satu naluri dasar manusia, yaitu ingin bersaing dengan
manusia lainnya. Maka dirinya akan merasa ter-pandang dan
dihargai. Apalagi bila di zaman sekarang den-gan teknologi
yang sangat maju yang dimiliki oleh generasi milenial ini,
maka rasa ingin bersaing juga dapat dirasakan tanpa disadari.
Sebagai contoh adalah ketika saat ini mere-ka dapat melihat
gaya hidup, fashion maupun apapun yang dimiliki oleh orang
lain melalui media sosial, tanpa disadari akan timbul rasa
kagum dan rasa ingin memiliki hal tersebut

44 Antologi Esai : Generasi Milenial


sehingga akan membelinya. Padahal hal yang dibeli ini belum
tentu juga dibutuhkan oleh mereka yang memiliki rasa ingin
bersaing. Dimana dengan adanya rasa persaingan tersebut,
tentu saja pola konsumtif akan semakin meluas dan berkem-
bang di kalangan masyarakat. Dimana orang-orang akan
membeli barang bukan dikarenakan kebutuhan yang penting,
tetapi untuk pamer dan bersaing dengan orang lain.
Yang kedua adalah rasa bosan. Rasa bosan memang nal-uri
manusia, tetapi jika kita mengikuti naluri dasar itu, maka hal
tersebut akan membuat kita menjadi orang yang sangat
konsumtif. Apalagi ditengah terpaan pasar bebas seperti se-
karang ini, masuknya barang-barang impor seakan membuat
kita masuk kedalam jurang budaya konsumtif itu sendiri. Ban-
yak pakar ekonomi yang memprediksi, dalam 10-20 tahun
kedepan, kalangan generasi millenial terancam tidak akan
memiliki rumah sendiri alias menyewa rumah. Itu tentu ada-lah
fakta, bahwa kalangan generasi millenial memang terke-nal
dengan generasi yang up to date, yang selalu mement-ingkan
kepentingan sesaat dibandingkan kepentingan jangka panjang
dalam hal ini rumah atau huniannya.
Kedua hal utama tersebut yang mendorong seseorang untuk
berperilaku konsumtif dan generasi milenial adalah pendom-
inasi dari budaya tersebut. Mungkin sulit untuk menghilang-kan
budaya tersebut. Karena budaya tersebut telah terpeli-hara
sejak lama dan telah dilakukan oleh generasi-generasi
sebelumnya. Oleh karena itu, jika tidak bisa menghilangkan-

Antologi Esai : Generasi Milenial 45


nya, setidaknya dengan tidak membuat budaya konsumtif
berkembang sudah cukup untuk menyelamatkan bangsa ini.
Menjadi konsumtif adalah pilihan bagi diri kita sendiri,
kare-na setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-
masing. Oleh karena itu, apa yang kita pilih akan
membawa dampak bagi diri kita sendiri. Dengan tidak
menjadi konsumtif kita dapat menjadi produktif dan dapat
menciptakan peluang us-aha yang dapat memberikan kita
kesuksesan di era mile-nial ini. Sebagai negara anggota G-
20 alias negara den-gan ekonomi terbesar ke-16 di dunia,
Indonesia tentu akan menjadi sasaran empuk sebagai
“pasar potensial penjualan produk” bagi negara-negara
industri besar seperti Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat,
Korea dan Taiwan. Mereka akan memasarkan berbagai
produknya ke Indonesia dengan keunggulan maupun hal
menarik lainnya yang dapat meng-gugah keinginan dari
masyarakat Indonesia untuk membeli produk mereka. Akan
tetap Indonesia juga dapat mencip-takan peluang usaha
dalam krisis ini. Semua tergantung pada pilihan setiap
individu, mau menjadi konsumtif atau produktif.

46 Antologi Esai : Generasi Milenial


TERBELENGGU OLEH
GADGET
OLEH : ERIKA FITRIYANA

M anusia merupakan makhluk yang sempurna dan se-baik-


baik ciptaan dibanding ciptaan yang lain. Manu-sia pada
dasarnya telah diciptakan dengan dianughrahi akal
dan pikiran untuk membedakan dengan makhluk lain. Pada
dasarnya Manusia ditunjuk untuk menjadi pemimpin di bumi
dan diberi kebebasan untuk memanfaatkan dan menggu-nakan
fasilitas yang ada di bumi dan tentu saja harus sesuai, tidak
sewenang-wenang, serta tidak seenaknya sendiri.
Di era globalisasi ini, manusia telah banyak menciptakan
temuan-temuan yang membawa perubahan-perubahan be-
sar di kehidupannya, diantaranya mereka berhasil membuat
alat-alat teknologi yang dapat bermanfaat dan memudahkan

Antologi Esai : Generasi Milenial 47


aktivitas mereka dalam segala bidang. Dengan adanya te-
knologi yang canggih telah mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan manusia. Diantaranya mempengaruhi pola pik-
er, pola hidup, serta mempengaruhi perekonomian mereka.
Salah satu contoh teknologi yang sangat populer yang dic-
iptakan manusia dan berkembang di era sekarang adalah
gadget.
Setiap orang menggunakan gadget dengan teknologi yang
modern seperti smartphone. Gadget sekarang ini sudah di-
miliki oleh siapapun, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Anak-anak zaman sekarang dengan usia mereka yang ma-sih
dini kini telah menjadi konsumen aktif dan mahir dalam
mengoperasikan gadget. Gadget memasuki berbagai ka-
langan dengan perlahan dan tidak disadari oleh mereka yang
menjadi korban perkembangan gadget. Apalagi den-gan
ukurannya yang terbilang kecil, sehingga mudah diba-wa
kapan pun dan dimana pun. Sehingga gadget dinilai se-bagai
salah satu benda yang selalu melekat pada manusia.
Gadget memberikan peran penting yang sangat membantu
dan memudahkan kita untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Banyak hal yang bisa kita lakukan melalui gadget, bahkan tak
sedikit dari pengguna gadget yang memanfaatkan gad-get-
nya sebagai ladang bisnis. Gadget juga mempermudah
orang-orang untuk menjalin komunikasi dengan keluarga
maupun teman-temannya tanpa terbatas oleh ruang dan
waktu. Karena itu, hampir semua orang tidak bisa menjalani
48 Antologi Esai : Generasi Milenial
kegiatannya satu haripun tanpa ada gadget di dekatnya.
Ada banyak keuntungan yang didapat dengan adanya te-
knologi ini dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Namun
banyak juga efek negatif yang seringkali timbul dengan adan-
ya gadget. Adanya gadget bisa menghambat aktivitas peng-
gunanya dan memperlambat kegiatan mereka. Banyak waktu
yang terbuang sia-sia hanya karena gadget jika benda itu ha-
nya digunakan untuk media sosial seperti facebook-an,twit-ter-
an atau bermain game dengan aplikasi yang tidak ber-manfaat.
Orang-orang yang sudah merasa kecanduan pada saat
mereka bangun tidur mereka hanya mencari gadget-nya tanpa
adanya tujuan tertentu. Bagi mereka yang sudah ke-canduan
gadget akan merasakan hal aneh jika meninggalkan gadget-
nya meskipun itu sebentar.
Sekarang ini banyak orang-orang yang menganggap gad-
get sebagai bagian dari hidup mereka, sehingga dimanapun
mereka berada dan kapapun itu, mereka harus membawa
gadget-nya. Selain itu gadget dapat menyebabkan seorang
anak-anak, remaja bahkan orang tua tidak mau bermain ber-
sama teman maupun lingkunga sekitarnya. Hal ini disebab-
kan karena mereka sudah memiliki teman berupa gadget.
Bahkan anak-anak sekarang tidak memiliki tata karma yang
baik saat bersosialisasi dengan yang lain. Mereka
cenderung bertingkah laku tidak sopan dan menggunakan
bahasa den-gan seenaknya.
Yang harus kita lakukan untuk menghilangkan rasa keter-

Antologi Esai : Generasi Milenial 49


gantungan adalah dengan membatasi penggunaannya, me-
manfaatkan gadget seperlunya, dan jika kita merasa kosong
maka isilah kekosongan dengan membaca buku, bermain,
berbincang-bincang dengan orang lain serta bisa melakukan
aktivitas yang lain. Kurangi penggunaan gadget pada acara
keluarga, dan saat kumpul bersama orang lain. Utamakan
bentuk komunikasi secara langsung agar anda dan keluarga
dapat menikmati kebersamaan dan menjalin kedekatan.
Gadget memang memiliki dampak negatif yang cukup be-
sar. Namun dampak positifnya juga tak kalah besar. Semua
tergantung dari bagaimana kita mengoperasikannya, dan
memanfaatkannya. Jika kita pandai mengoperasikannya
maka itu akan memberikan keuntungan pada diri kita. Na-mun
jika kita salah penggunaannya maka itu akan menim-bulkan
kerugian pada diri kita.

50 Antologi Esai : Generasi Milenial


GENERASI CERDAS
HADAPI TANTANGAN
GLOBALISASI
OLEH : KARIMA KHOIRUNNISA

T elinga kita sudah tidak asing dengan istilah globalisasi.

Globalisasi yang artinya mendunia, kini telah meluas ke


berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia. Efek dari
globalisasi itu sendiri sudah tidak dapat dicegah, mengalir
deras dan telah “merasuki” para generasi muda saat ini. Di satu
sisi, globalisasi dapat memberikan efek positif bagi ma-nusia
yaitu manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak hal
yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar sebagai efek dari
adanya globalisasi. Misalnya proses jual beli yang dahulu
dilakukan secara manual, kini telah dikembangkan menjadi
online shop, dan lain sebagainya.
Tidak semua hal yang dihasilkan dari globalisasi selalu

Antologi Esai : Generasi Milenial 51


memberikan efek positif bagi kehidupan. Di sisi lain, efek dari
adanya globalisasi menjadi suatu hal yang perlu kita
waspadai. Tidak jarang kita temui hal-hal negatif yang terja-di
di lingkungan sekitar akibat dari adanya globalisasi yang telah
merajalela, terutama dalam bidang teknologi, misalnya
smartphone. Teknologi ini bukan hanya menyerang kalan-gan
remaja dan dewasa, bahkan anak-anak dibawah umur pun
telah terkena “virus” dari smartphone tersebut. Yang se-
harusnya mereka belajar, justru didapati sedang asyik ber-
sama smartphone mereka. Hal ini menjadi perhatian khusus
bagi kita dan diperlukan adanya peran aktif orang tua se-
bagai pendidik utama bagi anak-anak mereka.
Tidak dapat dipungkiri bahwa para generasi muda pun
juga menikmati adanya teknologi tersebut. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menjadi pembeda
antara kaum milenial dengan kaum terdahulu, atau sebe-
lum era revolusi industri terjadi. Berbagai macam hal yang
dulunya membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan, kini
dapat ditangani hanya dalam waktu beberapa detik saja.
Benar-benar instan. Perkembangan teknologi seakan-akan
menjamin penggunanya dapat melakukan apapun dalam
waktu yang sangat singkat.
Dengan adanya teknologi, efisiensi waktu menjadi hal yang
sangat penting. Bahkan mungkin di masa yang akan datang
akan ditemukan inovasi teknologi baru yang bukan hanya
menangani kecepatan perpindahan dalam lingkup barang
52 Antologi Esai : Generasi Milenial
dan jasa online, namun juga sekaligus pelaku utamanya,
yai-tu manusia. Teknologi itu disebut teleportasi, teknologi
per-pindahan dengan super cepat, menembus ruang dan
wak-tu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat
ini dan yang akan terjadi di masa depan dapat
memungkinkan dilakukannya berbagai macam hal oleh
manusia, khususnya para ilmuwan.
Beberapa diantara kita tentu pernah menonton film anima-
si bergenre fantasi yang menyajikan visualisasi masa depan
dimana para ilmuwan menciptakan berbagai macam
teknolo-gi mutakhir dalam menangani hampir semua aspek
kehidu-pan manusia. Dengan adanya perkembangan
teknologi dan diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang
terjadi saat ini, hal tersebut bukan tidak mungkin dapat
diwujudkan dalam kehidupan nyata.
Globalisasi dapat mencakup hal-hal yang sangat luas, ter-
utama dalam hal perkembangan teknologi yang telah
dijelas-kan di atas. Dibalik hal-hal positif yang kita dapatkan,
terdapat dampak negatif jika kita tidak dapat menyikapi arus
globalis-asi tersebut dengan benar dan sesuai dengan
norma serta peraturan yang berlaku di negara kita. Era
globalisasi saat ini membutuhkan peran serta warga negara
dalam mewujudkan negara yang maju. Dapat
memanfaatkan nilai-nilai positif dan menghindari akibat
negatif yang ditimbulkan dari adanya glo-balisasi.
Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus dapat

Antologi Esai : Generasi Milenial 53


bersikap cerdas dan bijaksana dalam memberikan respon
atau tanggapan terhadap derasnya arus globalisasi yang
terjadi saat ini, salah satunya dalam hal penggunaan te-
knologi digital. Di satu sisi teknologi digital dapat menjadi
hal yang sangat bermanfaat dalam kehidupan, terutama
pada era revolusi industri 4.0 ini, yang menuntut kita untuk
cepat beradaptasi dalam mengikuti arus perkembangan
teknologi. Namun di sisi lain, teknologi tersebut dapat
menjadi boo-merang bagi diri kita sendiri jika tidak dapat
menggunakann-ya dengan baik dan benar.
Maka dari itu, perlu adanya pemanfaatan teknologi
dengan sebijaksana mungkin, dan hindari penggunaan
yang men-jurus pada hal-hal negatif. Penting bagi kita
untuk menjaga diri dari pengaruh buruk globalisasi. Karena
dengan adan-ya globalisasi bukan berarti suatu keharusan
bagi kita untuk menerima apapun yang terjadi saat ini.
Justru globalisasi menjadi suatu tantangan bagi kita,
generasi penerus bang-sa, untuk dapat bersikap cerdas
dan bijaksana dalam mem-berikan respon terhadapnya.

54 Antologi Esai : Generasi Milenial


PERGAULAN BEBAS
NAMUN BERBATAS
OLEH : LAILATUZ ZUHRIYAH

S eperti yang telah kita ketahui betapa pesatnya perkem-

bangan zaman pada saat ini. Semua itu sangat ber-dampak


bagi kehidupan. Baik dampak positif maupun dampak
negatif. Salah satunya yaitu dampak bagi kondisi so-sial
masyarakat. Yang sangat menjadi sorotan publik adalah
pergaulan remaja zaman sekarang yang sangat sulit diken-
dalikan. Berkembangnya teknologi merupakan penyebab
terbesar dari adanya perubahan pergaulan. Media sosial
menjadi sesuatu yang sedang sangat viral untuk membantu
informasi dan komunikasi agar tersebar sesuai yang dihara-
pkan. Dampak positifnya yaitu kita dapat mengetahui infor-
masi yang ada di segala penjuru dunia tanpa harus berada

Antologi Esai : Generasi Milenial 55


di tempat kejadian. Selain itu, kita juga dapat berkomunikasi
dengan siapa saja di manapun mereka berada baik seorang
yang dikenal maupun yang belum dikenal. Namun, sega-la
sesuatu tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Seperti halnya perkembangan teknologi ini,
selain memiliki dampak positif juga berdampak negatif khu-
susnya pada pergaulan remaja. Generasi zaman sekarang
akan lebih bersifat konsumtif dengan adanya teknologi yang
memadai. Mereka cenderung malas berfikir dan enggan
mengeluarkan ide-idenya dikarenakan anggapan bahwa apa
yang ada sekarang ini dirasa telah cukup.
Nikmatnya media sosial membuat generasi masa kini
sangat berperan aktif didalamnya. Perilaku selektif sangat
penting dalam penggunaan media sosial. Kita dapat berko-
munikasi dengan orang yang belum kita kenal sebelumnya.
Namun, apa yang dapat kita lakukan jika hal itu dapat mem-
bahayakan diri kita sendiri?. Misalkan orang yang belum kita
kenal itu mengajak bertemu di suatu tempat, kemudian keti-ka
terjadi pertemuan ternyata orang itu membawa sekelom-pok
temannya untuk menjalankan suatu misi keji yang tel-ah
direncanakan sebelumnya. Apa yang dapat kita lakukan
setelah itu? Kita sebagai manusia biasa tidak dapat meng-
etahui apa yang akan terjadi satu detik setelah ini. Banyak
pula terjadi perbuatan maksiat yang timbul karena adanya
media sosial ini. Hubungan antara laki-laki dan perempuan
yang tiada batas seringkali menjerumuskannya menuju per-

56 Antologi Esai : Generasi Milenial


zinaan. Telah banyak remaja yang menjadi korban dari
Pergaulan bebas ini. Diantaranya adanya penculikan, pem-
begalan, penipuan, pemerkosaan, hamil di luar nikah, dan
masih banyak lagi. Semua itu sulit dikendalikan karena se-
berapapun kepedulian orang tua kita, mereka tidak menge-
tahui apa yang kita lakukan di dunia maya. Apa sih yang perlu
kita lakukan untuk mengurangi adanya seks bebas? Seks
bebas di kalangan pelajar dan mahasiswa biasanya berawal
dari pacaran. Fenomena seks bebas jika dilihat se-cara kasat
mata memang tidak banyak, akan tetapi apabi-la dilihat lebih
cermat dan mendalam, seks bebas sangatlah mencengangkan.
Di era ini pergaulan muda mudi memang sudah sangat bebas,
kebebasan bergaul dengan siapa saja ini didukung dengan
adanya media komunikasi lewat internet. Banyak fasilitas yang
ditawarkan oleh internet, salah satunya adalah chatting
sebagai cara bergaul yang paling digemari oleh kalangan muda
mudi. Dampak negatif dari chatting yaitu apabila teman
chatting menulis kalimat jorok yang bisa mem-bawa alam
pikiran yang tidak-tidak serta menjurus ke hal-hal negatif. Bila
ditanggapi kemungkinan besar akan terbawa ke arus yang
lebih dalam. Dampak positifnya, bisa mengenal orang-orang
baru dari segala daerah dan bisa menambah pengalaman dan
banyak teman. Dengan adanya hal terse-but tentunya
menjadikan generasi di era ini menginginkan adanya
kebebasan dalam bergaul. Tapi apakah kita tidak me-mikirkan
betapa banyaknya kerugian yang tidak akan pernah

Antologi Esai : Generasi Milenial 57


kita ketahui kapan akan menjumpai kita? Semua itu
bergan-tung kepada diri kita sendiri yang mengetahui dan
menjalani sendiri semua itu. Segala bentuk akibat haruslah
kita terima sebagai konsekuensi dari apa yang telah kita
perbuat. Ber-pandailah memilah apa yang seharusnya kita
lakukan dan apa yang tidak seharusnya dilakukan dalam
memanfaatkan segala media yang ada pada zaman ini.
Perlu adanya penanaman nilai moral bagi para rema-ja
pada era ini. Hal tersebut sebaiknya dilakukan sejak dini
agar tercipta generasi yang terdidik. Tidak hanya cer-das
otaknya, tapi juga baik moralnya. Adanya agama yang
dapat membatasi pergerakan manusia, menjadi pedoman
dalam kehidupan manusia sesuai dengan kepercayaan
masing-masing. Sehingga sepantasnya kita sadar bahwa
pergaulan di zaman sekarang ini tentunya diperlukan kebe-
basan sesuai apa yang kita harapkan, namun perlu diingat
masih ada ketentuan yang mengatur kehidupan manusia,
pedoman hidup yang tentunya memberi batasan-batasan
dalam pergaulan.
Berhati-hati adalah suatu hal yang sangat diperlukan da-lam
pergaulan kala ini. Menjaga hati, lisan, dan perbuatan.
Memperkuat iman serta membersihkan jiwa dan pikiran dari
hal-hal kotor dan keji yang dapat menjerumuskan kita ke da-
lam sebuah jalan yang tidak diinginkan. Perhatian orang tua
juga sangat diperlukan dalam mengawasi segala pergera-kan
anaknya di dalam ruang lingkup dunia maya. Jika jarak
58 Antologi Esai : Generasi Milenial
menjadi masalah bagi mereka, mungkin semua itu kembali
kepada kondisi jiwa serta jalan pikiran kita sebagai anak yang
jauh di perantauan. Kita sebagai generasi yang hidup pada
zaman modern ini seharusnya dapat menempatkan segala
sesuatu pada tempatnya. Menjalani hidup berdasarkan ag-ama
dan nilai-nilai pancasila. Menggunakan segala teknologi secara
proporsional. Mengambil semua sisi positif yang ada serta
menghindari hal-hal negatif yang kemungkinan dapat terjadi.
Dan pada intinya nikmati kebebasan pergaulan pada zaman ini
namun ingatlah batas-batas yang menaunginya.

Antologi Esai : Generasi Milenial 59


KECERDASAN
EMOSIONAL DALAM
BELAJAR
OLEH : DILA ARIFIYANTI

A pakah pendidikan itu? Pendidikan adalah salah satu

media tempat peserta didik berinteraksi dengan teman sebaya


serta sebagai tempat pembelajaran. Di zaman mile-nial ini
dimana persaingan dunia pendidikan yang semakin ketat,
sehingga menyebabkan sebagian peserta didik mera-sa
khawatir akan tidak berhasil dalam meraih prestasi dikelas
dan takut jika tidak naik kelas. Karena hal tersebut, sehingga
mendorong para peserta didik untuk melakukan usaha yang
lebih seperti membentuk kelompok belajar, menambah jam
belajar saat dirumah ataupun ikut bimbingan belajar. Namun
tidak cukup dengan hal itu saja karena keberhasilan peserta
didik di sekolah juga di nilai dari tingkat emosional dan so-
60 Antologi Esai : Generasi Milenial
sial. Sehingga dibutuhkan kecerdasan emosional. Kecerdasan
emosional atau disebut dengan emotional quo-
tient merupakan kemampuan seseorang untuk menerima,
menilai serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di seki-
tarnya. Emosi lebih memperlihatkan perasaan terhadap suatu
hubungan. Sedangkan kecerdasan lebih pada kapasitas un-tuk
memberikan alasan yang valid terhadap suatu hubungan.
Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional yang baik
mampu membentuk generasi berpendidikan yang berkarakter
baik. Suatu penelitian menyatakan bahwa kecerdasan emo-
sional lebih penting daripada kecerdasan intelektual terhadap
keberhasilan seseorang. Karena kecerdasan intelektual tidak
mampu memberikan persiapan kepada individu untuk meng-
hadapi kesulitan-kesulitan yang akan datang. Sehingga den-
gan kecerdasan emosional mampu mengetahui, menanggapi
perasaan dirinya sendiri dan perasaan orang lain.
Kecerdasan emosional bagi individu sangatlah penting.
Karena untuk mengungkapkan peraaan kesadaran serta pe-
mahaman tentang emosi serta mengatur dan mengendalikan
emosi. Selain itu juga penting untuk menghasilkan perasaan
ketika sedang berfikir. Kecerdasan emosional harus terus di-
latih, dikelola dan dikembangkan secara intens. Karena kec-
erdasan emosional memiliki hubungan erat dengan kualitas
hidup yang berkaitan dengan jiwa yang sehat. Pada dasarnya
setiap individu memiliki kemampuan emosional yang berbeda
beda. Kemampuan emosional juga dapat ditingkatkan den-

Antologi Esai : Generasi Milenial 61


gan proses dan tindakan tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional
diantaranya faktor bawaan, faktor minat dan bawaan yang
khas, faktor pembentuk serta faktor kematangan. Faktor
bawaan yaiitu sifat yang dibawa dari lahir, misal dikelas kita
menjumpai anak yang agak pintar, pintar dan pintar sekali
walaupun mereka mendapat perlakuan sama. Faktor
bawaan dan minat yang khas yaitu dorongan untuk
melaku-kan perbuatan yang memiliki suatu tujuan. Faktor
pemben-tuk yaitu keadaan diluar diri yang digunakan untuk
mempen-garuhi perkembangan intelegensi.
Seseorang yang mampu mengendalikan kecerdasan
emo-sional saat dihadapkan dengan permasalahan yang
rumit, akan mampu mengatasinya dengan lebih tenang.
Dilihat dari sisi usia, emosi seseorang akan stabil pada usia
yang matang. Kecerdasan emosional akan berdampak
positif jika seseorang mampu mengendalikan dengan baik.
Jika ses-eorang tidak mampu mengendalikan emosional
dengan baik akan berdampak kurang baik juga.
Kecerdasan emosional sangat penting untuk diterapkan
dalam proses belajar mengajar. Karena siswa yang memi-
liki kecerdasan emosional yang baik, maka perkembangan
siswa akan berjalan lancar. Dan siswa akan cenderung leb-
ih mudah memahami pelajaran dan memiliki dorongan un-
tuk berfikir produktif. Tetapi sebaliknya apabila siswa tidak
mampu mengendalikannya maka akan sulit menerima dan
62 Antologi Esai : Generasi Milenial
memahami pelajaran disekolah serta sulit untuk berfikir jernih.
Hal ini menyebabkan siswa sulit meraih prestasi disekolah.
Sehingga faktor ini sangat penting bagi siswa.
Kecerdasan emosional dapat disebut juga dengan kemam-
puan mental. Kemampuan ini mampu mengendalikan serta
memahami perasaan kita dan orang lain. Orang tua ataupun
pendidik tidak mungkin akan selalu mengawasi anak-anak-
nya ataupun siswanya setiap waktu. Karena anak ataupun
siswa akan merasa terganggu dan merasa tidak nyaman.
Maka diperlukan sifat keterbukaan untuk mendengarkan
keluh yang mereka alami hal ini akan membantu siswa da-
lam proses transisi. Sehingga mampu mencapai kondisi
emo-sional yang stabil. Sehingga memiliki potensi baik
dalam ke-hidupan sosial maupun akademis.

Antologi Esai : Generasi Milenial 63


MILENIAL GENERASI
PENGGERAK EKONOMI
OLEH : LAELI FAJRI HIDAYATI

G enerasi milenial, disaat ini kita pasti tidak asing dengan


apa itu generasi milenial. Generasi milenial ini juga dikenal
sebagai generasi Y. Generasi milenial ada setelah adanya
generasi X. Banyak yang bilang bahwa generasi ini pada
umumnya adalah anak-anak dari generasi babby boomers
dan generasi X yang tua, sehingga generasi milen-ial ini
disebut juga “Echo Boomers”. Kita pasti akan bertanya
mengapa disebut itu? Karena adanya booming tingkat kela-
hiran di tahun 1980-an dan 1990-an.
Antara generasi milenial dengan generasi sebelumnya
sangatlah berbeda. Di generasi ini mereka sangatlah mahir
dalam hal teknologi, mereka lebih memilih ponsel dibanding
64 Antologi Esai : Generasi Milenial
TV. Karena generasi ini lahir di era perkembangan teknologi
dan mereka sejak kecil sudah mengenal teknogi. Sehingga
sesuai perkembangan teknologi saat ini, internet sangat ber-
peran besar dalam keberlangsungan hidup mereka dari
pada televisi untuk mendapatkan suatu informasi atau
melihat iklan. Bagi generasi milenial, informasi dan iklan di
televisi bi-asanya dihindari. Mereka lebih suka mendapat
informasi dari ponselnya dan mencari di internet dan mereka
selalu beru-saha supaya tetap up-to date. Karena selain
mudah di bawa kemana-mana, ponsel lebih mudah dan
cepat untuk mengak-ses informasi yang dibutuhkan.
Generasi milenial ini kebanyakan mempunyai media sosial,
dan mereka menganggap wajib untuk mempunyai mulai dari
anak SD, SMP,SMA, Mahasiswa, bahkan orang tua sekalipun.
Mereka menggunakannya untuk saling komunikasi sehingga
komunikasi diantara generasi milenial sangatlah lancar. Ban-
yak dari generasi milenial melakukan semua komunikasinya
melalui text messaging atau chatting didunia maya dengan
membuat akun yang berisi profil dirinya seperti WhatsApps,
Twitter, Facebook, Instagram, dan lain-lain. Akun media sosi-
sal juga mereka jadikan sebagai tempat untuk aktualisasi diri
dan ekspresi, karena apa yang tentang dirinya adalah apa
yang akan semua orang baca. Jadi, hampir semua generasi
milenial memiliki akun media sosial sebaigai tempat berko-
munikasi dan berekspresi.
Oleh sebab itu hidup generasi milenial dipenuhi oleh broad-

Antologi Esai : Generasi Milenial 65


cast, informasi dari akun akun sosial media, promosi on-line,
dan lain lain. Bahkan untuk mempelajari sesuatu dan mencari
informasi yang mereka butuhkan, jawabanya selalu didapat
dari internet yaitu melalui Google. Sehingga mere-ka selalu
terhubung dengan internet dan media sosial, yang menjadikan
mereka sebagai generasi yang boros, karena uang mereka
selalu digunakan untuk membeli paket data. Selain itu juga
menjadikan mereka tidak bisa lepas dan jauh dari ponsel
selama 24 jam. Selain itu generasi milenial itu kurang suka
membaca secara konvesional. Mengapa? Itu karena saat ini
sudah adanya buku online (e-book) yang leb-ih mudah dibawa
dan menarik. Walaupun masih ada gener-asi milenial yang
gemar membaca buku.
Namun dibalik itu generasi milenial mempunyai passion
luar biasa untuk menjadi yang terdepan (early adopter) da-
lam derasnya arus “the digital of things”. Adanya genera-si
milenials yang mendominasi penduduk di Indonesia ini,
merupakan harapan yang baru bagi kemajuan Indonesia,
khususnya dalam pertumbuhan ekonomi. Karena genera-si
milenials memiliki karakter tersendiri, mulai cara bekerja
yang berbeda, memandang masalah dengan cara berbeda,
dan tentunya dapat menghasilkan karya dengan cara yang
berbeda. Salah satu penyebab faktornya adalah karena
generasi milenial lahir dan berkembang di era digital, hight
technology, dan tidak lepas dalam kesehariannya dangan
perangkat digital.
66 Antologi Esai : Generasi Milenial
Selain itu untuk menunjang pekerjaan dan informasi yang
dibutuhkan, mereka selalu men-update teknologi dan infor-
masi yang terbaru. Hal itu menunjukkan bahwa pentingnya
teknologi bagi generasi milenial dalam kebutuhannya, seh-
ingga tidak heran bahwa kebutuhan teknologi sangat tinggi
dan selalu meningkat.
Dalam hal tersebut kita bisa melihat bahwa mereka sela-lu
berusaha untuk mengikuti mengikuti trend teknologi yang
berkembang seperti smartphone, laptop atau notetbook, dan
hal lain yang yang dapat menunjang kebutuhan hidup mere-
ka. Sehingga mereka selalu dapat mengakses uptade infor-
masi, dan memiliki pengalaman yang luas.
Adanya pola pikir seperti itu pada generasi milenials mer-
upakan bukan sekedar menjadi kebiaasan yang ada yang tidak
berdampak. Jika kita melihat dan memperhatikan den-gan
detail, bahwa generasi milenials ini bisa menjadi peluang
tumbuh suburnya ekonomi di Indonesia. Salah satunya ada-lah
sekarang ini banyak terbukanya beragam lahan peker-jaan
baru yang akan tumbuh di Indonesia, dan itu muncul karena
adanya generasi milenials yang selalu mengambil kesempatan,
berkreasi, dan mampu untuk mengembangkan beragam bisnis.
Sekarang ini banyak generasi milenials yang bisa untuk
menciptakan bisnis-bisnis yang baru. Mengapa? Itu karena
generasi milenials sangat mendominasi dan memi-liki pola pikir
dengan teknologi yang tinggi, serba digital atau online, dan
memiliki kualitas kreatifitas yang sangat tinggi.

Antologi Esai : Generasi Milenial 67


Hal itu merupakan suatu hal yang bagus karena dengan itu
generasi milenials dapat menjadi penggerak ekonomi dan
dapat menjadi peningkat ekonomi yang luar biasa.
Selain itu dengan adanya generasi milenials yang terus
tumbuh dan berkembang menjadikan akan ada banyak
manfaat dan dampak terutama dalam bidang ekonomi.
Salah satu dampak terbesar yaitu semakin minimnya pen-
ganggurandan terbukanya lapangan kerja baru bagi mas-
yarakat Indonesia.
Kebanyakan generasi milenial dari kalangan mahasiswa.
Mahasiswa merupakan calon-calon pemimpin yang dapat
menjadi penggerak ekonomi dan akan akan membawa
bangsa Indonesia kedalam masa kejayaan. Seorang maha-
siswa harus memiliki tekad yang kuat dalam menyongsong
masa depan dan ikut berkontribusi di dalam masyakat.
Di era globalisasi mahasiswa dituntut untuk memiliki inova-si
dan daya kreativitas yang tinggi agar mampu menghasil-kan
lapangan kerja sendiri, bukan hanya menenteng map dan
mondar-mandi mencari pekerjaan. Seorang mahasiswa
memiliki tugas sebagai seorang mahasiswa yaitu melaku-kan
kegiatan pendidikan, melakukan kegiatan penelitian da
melakukan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga
mahasiswa dapat diharapkan menjadi agent of change at
local distric, yaitu menjadi agen perubahan di daerahnya
masing-masing dan mampu untuk hadir ikut serta dalam
penyelesaian permasalahan di daerahnya terutama dalam

68 Antologi Esai : Generasi Milenial


bidang ekonomi, sehingga mampu meningkatkan perekono-
mian didaerahnya.
Oleh karena itu mahasiswa harus bisa menciptakan peker-
jaan dan tidak hanya mencari pekerjaan. Sehingga mampu
untuk mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan
perekonomian. Untuk itu sangatlah diperlukan jiwa inovatif
dan kreatif agar mampu bersaing di era globalisasi. Saat era
globalisasi pasar bebas akan segera dibuka. Makannya kita
harus mampu bersaing agar produk kita tidak tersingkir oleh
produk-produk luar negeri yang notabenya berkualitas
unggul dangan harga yang murah. Kita bisa ambil contoh
produk chi-na yang sudah mampu menembus pasar
internasional bah-kan hampir menguasai dan mengalahkan
negara di Benua Amerika dan Eropa.
Melihat hal itu sebagai generasi milenials Indonesia harus
dapat melakukan sebuah inovasi agar dapat menyaingi pro-
duk luar negeri dan menciptakan kembali rasa cinta tanah
air terhadap produk dalam negeri. Sehingga sebagai
generasi milenials kita mampu menjadi penggerak ekonomi
bagi Indo-nesi.

Antologi Esai : Generasi Milenial 69


MORAL ZAMAN NOW
OLEH : WINNING INSYIRA

K alangan remaja di Indonesia saat ini telah mengenal

bahkan menggunakan teknologi dalam keseharian-nya,


misalnya telepon genggam. Tidak heran lagi melihat siswa-
siswi bahkan anak-anak sibuk dengan telepon geng-
gamnya yang dalam penggunaannya tidak sepenuhnya
untuk kegiatan yang berdampak positif. Dengan adanya
telepon genggam tersebut apapun bisa diperoleh dengan
mudah. Bersosialisasi dengan orang luar sangat mudah
dilakukan saat ini. Akhirnya banyak remaja yang sudah ter-
biasa melihat gaya hidup orang luar dan mulai beranggapan
wajar ketika melihat kebiasaan orang luar yang sebenarn-ya
sangat bertolak belakang dengan budaya di Indonesia.
70 Antologi Esai : Generasi Milenial
Tidak jarang remaja yang mengikuti kebiasaan tersebut dan
mulai melupakan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh glo-
balisasi juga menambah dampak pada mereka, sehingga
mereka kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Hal
ini yang membuat resah karena mereka saat ini justru
menges-ampingkan moral mereka.
Perkembangan teknologi yang semakin maju setiap harin-ya
membuat akses informasi semakin mudah didapatkan.
Mudahnya informasi yang didapatkan menimbulkan banyak isu
yang diragukan kebenarannya. Banyak website membuat
berita dengan judul yang ‘unik’ untuk menarik perhatian pem-
baca agar mengunjungi website tersebut. Dengan begitu,
website tersebut pun ramai dikunjungi dan bisa mendapatkan
keuntungan. Saat ini masyarakat Indonesia kurang memikir-
kan apa yang ia lakukan. Kebiasaan masyarakat yang ingin
selalu update membuat mereka langsung membagikan berita
tanpa mencari tahu kebenaran berita tersebut dan akhirnya
tersebarlah berita hoax. Seharusnya masyarakat bisa lebih
berhati-hati dalam bertindak dan memanfaatkan teknologi yang
ada dengan lebih bijak.
Budaya barat yang masuk juga berpengaruh besar pada
perilaku remaja saat ini. Kurang tersaringnya budaya yang
masuk mempengaruhi kebiasaan baik yang ada di Indonesia.
Hal tersebut membuat perubahan yang sangat signifikan,-
misalnya pergaulan saat ini yang lebih bebas dibanding per-
gaulan yang ada dulu. Kebiasaan remaja saat ini justru men-

Antologi Esai : Generasi Milenial 71


garah ke hal-hal negatif, walaupun ada beberapa remaja
yang mengharumkan nama bangsa dengan hal positif yang
mereka lakukan. Banyak remaja saat ini yang rela melaku-
kan hal negatif untuk menarik perhatian bahkan sanjungan
agar mereka terlihat kekinian. Tanpa sadar mereka rela
melakukan apapun demi kepuasan hati mereka agar
terlihat ‘keren’ tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi di
masa depan.
Pergaulan yang bebas memang bisa berdampak buruk pada
generasi muda saat ini,tetapi hal tersebut sebenarn-ya bisa
dihindari. Upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui
pendidikan, baik secara formal maupun nonformal. Pendi-
dikan secara formal contohnya adalah pendidikan di seko-lah.
Sejak sekolah dasar tentunya bapak dan ibu guru sudah
mengajarkan pendidikan moral kepada siswanya. Terutama
melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang
membahas perilaku warga negara Indonesia, hak dan kewa-
jiban sebagai warga negara Indonesia, hukum di Indonesia
yang diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945, dan lain sebagainya. Namun, tidak hanya pendidikan
formal yang mempengaruhi moral seseorang, pendidikan
nonformal juga bisa mempengaruhi moral seseorang.
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang ditempuh
selain melalui pendidikan di sekolah, pendidikan nonformal
merupakan pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan keluar-
ga, lingkungan teman, dan lingkungan sekitar. Dalam pen-
72 Antologi Esai : Generasi Milenial
didikan nonformal setiap orang tua dapat mengajarkan dan
membiasakan perilaku baik pada anak sejak kecil. Lingkun-
gan yang baik akan mempengaruhi karakter anak, sehing-ga
sebisa mungkin orang tua memberikan perhatian khu-sus
pada anaknya agar tidak terbawa oleh pengaruh buruk.
Dukungan keluarga dan teman juga bisa menjadi pengaruh
yang besar terhadap karakter anak. Jadi, perilaku anak juga
bisa dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan mereka.
Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda-beda, tidak
semua remaja melakukan hal yang negatif. Ada beberapa
remaja yang tetap berperilaku baik walaupun mereka bergaul
dengan teman-temannya yang ‘nakal’, tetapi dia tidak meniru
perilaku buruk teman-temannya. Generasi seperti itulah yang
diinginkan untuk menjadi generasi penerus bangsa, namun hal
tersebut tergantung pada setiap individu itu sendiri. Jika setiap
generasi muda dapat menjadi individu yang bermoral, maka
bukan menjadi hal mustahil jika Indonesia menjadi bangsa
yang lebih maju dimasa yang akan datang dengan tetap
mempertahankan karakter bangsa Indonesia.
Banyak orang berkata masa depan suatu bangsa bergan-
tung pada generasi muda yang ada. Pendidikan yang baik
akan menghasilkan sumber daya manusia yang baik sehing-
ga dapat memajukan bangsa Indonesia. Hilangnya jati diri
generasi muda dapat disebabkan oleh kurang tersaringnya
budaya barat yang masuk dan menjadikan budaya barat
sebagai kiblat oleh generasi muda saat ini. Teknologi yang

Antologi Esai : Generasi Milenial 73


canggih seharusnya dapat dimanfaat dengan baik dan juga
dapat dikembangkan lagi oleh setiap generasi muda. Diirin-
gi dengan pendidikan moral sejak kecil baik melalui pendi-
dikan formal maupun nonformal sehingga terbentuk watak,
perilaku, dan moral yang baik dan kuat pada setiap
individu. Dengan pendidikan moral tersebut dapat
membantu men-didik generasi muda saat ini agar memiliki
moral yang baik seiring dengan perkembangan zaman
yang makin maju. Dan generasi muda tetap bisa
mempertahankan adat istia-dat bangsa Indonesia yang ada
sejak dulu tanpa menutup diri dari perkembangan zaman
yang semakin maju. Bangsa Indonesia pun bisa menjadi
bangsa yang berkarakter dan terbuka terhadap hal baru.

74 Antologi Esai : Generasi Milenial


TOKO DUNIA MAYA
OLEH : RACHEL AMALIA

A pakah pendidikan itu? Pendidikan adalah salah satu

media tempat peserta didik berinteraksi dengan teman sebaya


serta sebagai tempat pembelajaran. Di zaman mile-nial ini
dimana persaingan dunia pendidikan yang semakin ketat,
sehingga menyebabkan sebagian peserta didik merasa
khawatir akan tidak berhasil dalam meraih prestasi dikelas dan
takut jika tidak naik kelas. Karena hal tersebut, sehingga
mendorong para peserta didik untuk melakukan usaha yang
lebih seperti membentuk kelompok belajar, menambah jam
belajar saat dirumah ataupun ikut bimbingan belajar. Namun
tidak cukup dengan hal itu saja karena keberhasilan peserta
didik di sekolah juga di nilai dari tingkat emosional dan sosial.

Antologi Esai : Generasi Milenial 75


Sehingga dibutuhkan kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional atau disebut dengan emotional
quotient merupakan kemampuan seseorang untuk meneri-
ma, menilai serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain
di sekitarnya. Emosi lebih memperlihatkan perasaan terh-
adap suatu hubungan. Sedangkan kecerdasan lebih pada
kapasitas untuk memberikan alasan yang valid terhadap
suatu hubungan. Peserta didik yang memiliki kecerdasan
emosional yang baik mampu membentuk generasi berpen-
didikan yang berkarakter baik. Suatu penelitian
menyatakan bahwa kecerdasan emosional lebih penting
daripada kecer-dasan intelektual terhadap keberhasilan
seseorang. Karena kecerdasan intelektual tidak mampu
memberikan persia-pan kepada individu untuk menghadapi
kesulitan-kesulitan yang akan datang. Sehingga dengan
kecerdasan emosional mampu mengetahui, menanggapi
perasaan dirinya sendiri dan perasaan orang lain.
Kecerdasan emosional bagi individu sangatlah penting.
Karena untuk mengungkapkan peraaan kesadaran serta
pemahaman tentang emosi serta mengatur dan mengen-
dalikan emosi. Selain itu juga penting untuk menghasilkan
perasaan ketika sedang berfikir. Kecerdasan emosional harus
terus dilatih, dikelola dan dikembangkan secara in-tens.
Karena kecerdasan emosional memiliki hubungan erat
dengan kualitas hidup yang berkaitan dengan jiwa yang sehat.
Pada dasarnya setiap individu memiliki kemampuan
76 Antologi Esai : Generasi Milenial
emosional yang berbeda beda. Kemampuan emosional juga
dapat ditingkatkan dengan proses dan tindakan tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional
diantaranya faktor bawaan, faktor minat dan bawaan yang
khas, faktor pembentuk serta faktor kematangan. Faktor
bawaan yaiitu sifat yang dibawa dari lahir, misal dikelas kita
menjumpai anak yang agak pintar, pintar dan pintar sekali
walaupun mereka mendapat perlakuan sama. Faktor
bawaan dan minat yang khas yaitu dorongan untuk
melakukan per-buatan yang memiliki suatu tujuan. Faktor
pembentuk yaitu keadaan diluar diri yang digunakan untuk
mempengaruhi perkembangan intelegensi.
Seseorang yang mampu mengendalikan kecerdasan emo-
sional saat dihadapkan dengan permasalahan yang rumit,
akan mampu mengatasinya dengan lebih tenang. Dilihat dari
sisi usia, emosi seseorang akan stabil pada usia yang
matang. Kecerdasan emosional akan berdampak positif jika
seseorang mampu mengendalikan dengan baik. Jika ses-
eorang tidak mampu mengendalikan emosional dengan baik
akan berdampak kurang baik juga.
Kecerdasan emosional sangat penting untuk diterapkan da-
lam proses belajar mengajar. Karena siswa yang memiliki ke-
cerdasan emosional yang baik, maka perkembangan siswa
akan berjalan lancar. Dan siswa akan cenderung lebih mudah
memahami pelajaran dan memiliki dorongan untuk berfikir
produktif. Tetapi sebaliknya apabila siswa tidak mampu men-

Antologi Esai : Generasi Milenial 77


gendalikannya maka akan sulit menerima dan memahami
pelajaran disekolah serta sulit untuk berfikir jernih. Hal ini
menyebabkan siswa sulit meraih prestasi disekolah.
Sehing-ga faktor ini sangat penting bagi siswa.
Kecerdasan emosional dapat disebut juga dengan
kemam-puan mental. Kemampuan ini mampu
mengendalikan serta memahami perasaan kita dan orang
lain. Orang tua ataupun pendidik tidak mungkin akan selalu
mengawasi anak-anak-nya ataupun siswanya setiap waktu.
Karena anak ataupun siswa akan merasa terganggu dan
merasa tidak nyaman. Maka diperlukan sifat keterbukaan
untuk mendengarkan keluh yang mereka alami hal ini akan
membantu siswa da-lam proses transisi. Sehingga mampu
mencapai kondisi emosional yang stabil. Sehingga memiliki
potensi baik da-lam kehidupan sosial maupun akademis.

78 Antologi Esai : Generasi Milenial


GENERASI PENCETAK
UANG
OLEH : ANGGITA NOVAL SHAFIRA

S aat ini teknologi sedang berkembang pesat dan sema-kin

maju. Terbukti dari banyaknya penggunaan alat-alat canggih


dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap indivi-du memiliki
alat komunikasi seperti handphone. Seolah-olah handphone
menjadi kebutuhan yang sangat penting, seh-ingga setiap
individu harus memilikinya. Dengan handphone yang kita miliki,
kita dapat manfaatkannya untuk berbagai hal, antara lain:
sebagai sarana komunikasi, hiburan, mendapat-kan berbagai
informasi, sebagai sarana berbisnis dan masih banyak manfaat
lainnya. Teknologi yang berkembang se-cara drastis dapat
dimanfaatkan oleh generasi muda untuk melakukan berbagai
hal, salah satunya sebagai sarana men-

Antologi Esai : Generasi Milenial 79


cari uang. Generasi muda sekarang sangat pandai mencari
uang sendiri. Mereka tidak lagi bergantung dengan orang
tua dalam hal keuangan. Bahkan tak sedikit dari remaja
zaman sekarang yang sudah bisa membantu kehidupan
perekonomian keluarganya. Mereka dapat mencetak uang
dengan keringat mereka sendiri.
Para remaja dapat menghasilkan uang sendiri dengan
berbagai cara. Salah satunya adalah dengan berbisnis on-
line. Generasi sekarang pandai memanfaaatkan teknologi
yang sedang berkembang sekarang. Mereka menuangkan
berbagai ide yang mereka miliki dengan berbisnis online.
Manfaat teknologi bagi para remaja yang memiliki keter-
ampilan dalam menghasilkan suatu produk dengan tangan-
nya sendiri merupakan hal yang sangat menguntungkan.
Mereka dapat mempromosikan hasil karya mereka melalui
media sosial. Mereka tentu akan mendapatkan apresiasi dari
masyarakat. Mereka juga dapat menjual karya mere-ka
melalui media sosial. Dengan jangkauan yang lebih luas,
tentu peluang usahanya pun akan lebih banyak. Tak jarang
ditemui pula, remaja-remaja yang menjadi reseller suatu
produk. Mereka berbisnis dengan cara menjual produk-pro-
duk secara online. Mereka mepromosikan produk yang mer-
eka jual dengan berbagai cara yang menarik. Jika reseller
dapat menjual banyak produk maka semakin banyak pula
keuntungan yang didapatkan. Produk-produk yang dijual se-
cara online antara lain: make up, makanan, pakaian, alat

80 Antologi Esai : Generasi Milenial


elektronik, rumah, serta kebutuhan sehari-hari.
Olshop atau online shop sudah tak asing lagi didengar. Ol-
shop telah menjadi trend saat ini. Sebagian besar pengelola
olshop adalah para remaja. Mereka menjadikan online shop
untuk menjari penghasilan tambahan. Para remaja
menuang-kan ide kreatifnya dalam berpromosi agar para
pelanggan tertarik. Dengan mendapatkan banyak pelanggan
keuntun-gan yang didapat oleh para remaja pengelola
olshop pun se-makin banyak.
Generasi zaman sekarang sudah pandai mengatur keuan-
gannya sendiri. Mulai dari pendapatan, pengolahan uang
hingga pengeluaran mereka sendiri. Tak sedikit dari mereka
yang membantu keadaan perekonomian orang tuanya. Den-
gan menyingkirkan rasa gengsi, akan diperoleh keuntungan
yang besar. Tak perlu malu dalam berbisnis online. Seharus-
nya kita bangga karena kita telah memiliki rasa mandiri serta
berani mencari pengalaman dalam dunia bisnis.
Dalam berbisnis online, para pelakunya tidak terikat waktu
dan tempat. Bisnis online dapat dilakukan kapan dan
dimana saja. Hal ini sangat cocok sebagai usaha sampingan
maha-siswa. Mereka dapat membagi waktu antara berbisnis
dan kuliah dengan baik sehingga mereka bisa mendapatkan
ilmu serta uang tambahan sekaligus. Adanya online shop
sangat membantu mahasiswa yang merantau. Mereka
memperoleh uang tambahan untuk biaya hidup mereka
serta mengurangi beban orang tua.

Antologi Esai : Generasi Milenial 81


Generasi muda pandai memanfaatkan perkembangan te-
knologi. Generasi saat ini memiliki rasa keberanian, percaya
diri serta ide-ide kreatif yang bagus. Ide- ide yang mereka
miliki dapat dituangkan sebagai inovasi yang menarik un-tuk
membuka suatu usaha. Dengan percaya diri yang tinggi
mereka yakin bahwa inovasi yang mereka miliki dapat diteri-
ma masyarakat luas. Keberanian mereka dalam berkespresi
juga mendukung mereka dalam berbisnis online. Dengan
bisnis online yang mereka lakukan, didapatkan berbagai
keuntungan. Mereka mendapatkan uang dari keringat sendi-ri.
Keadaan perekonomian keluarga juga menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, tak perlu rasanya gengsi serta malu dalam
berbisnis online.

82 Antologi Esai : Generasi Milenial


POTRET GAYA HIDUP
GENERASI MILLENIAL
DI INDONESIA
OLEH : RAFIDA NUR AZIZIA

F enomena menarik yang ada pada masyarakat adalah


bu-daya global dan gaya hidup. Fenomena ini terjadi sebagai
akibat dari arus globalisasi yang sudah tidak dapat dibata-si
lagi. Hal ini dikarenakan adanya teknologi canggih yang
memiliki informasi yang tidak terbatas. Biasanya korban dari
arus globalisasi adalah para remaja atau generasi millenial.
Generasi millenial hidup di era yang telah memiliki teknologi
yang canggih, hal ini dapat berdampak pada gaya hidup dan
kebiasaannya.
Gaya hidup generasi millenial jauh berbeda dengan gaya
hidup generasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada gen-
erasi millenial telah berkembang teknologi. Contoh dari gaya

Antologi Esai : Generasi Milenial 83


hidup generasi millenial yaitu dalam hal berpakaian. Pada
zaman ini, kebanyakan para remaja mengikuti cara berpa-
kaian orang-orang barat padahal Indonesia memiliki tingkat
kesopanan yang cukup tinggi. Selain itu, para remaja juga
mengikuti gaya orang barat seperti meminum alkohol.
Mere-ka beranggapan bahwa jika tidak mengkonsumsi
barang-ba-rang tersebut, maka ia akan dinilai sebagai
masyarakat yang ketinggalan zaman atau tidak gaul.
Padahal di negeri barat minuman beralkohol digunakan
untuk menghangatkan tubuh dari udara yang dingin di
musim dingin, sedangkan Indonesia memiliki iklim tropis.
Dengan internet, generasi millenial dapat mengetahui
fenomena-fenomena yang sedang marak terjadi di seluruh
dunia dan kadang-kadang generasi millenial mengikuti
fenomena tersebut. Hal ini mengakibatkan generasi millen-ial
rentan terpengaruh budaya-budaya yang kurang sesuai
dengan Indonesia dan mengikuti gaya hidup bangsa luar.
Penyebab dari gaya hidup generasi millenial yaitu teknolo-gi
terutama internet memiliki informasi yang luas dan dapat
diakses oleh siapapun dan dimanapun, hal ini menyebabkan
generasi millenial sulit untuk membatasi informasi yang in-gin
diketahui dan membuat generasi millenial mudah mengi-kuti
gaya hidup seseorang. Selain itu, generasi millenial ma-sih
belum bisa memilih hal yang berdampak negatif dengan yang
berdampak positif. Generasi millenial memiliki gengsi yang
tinggi terhadap orang lain.

84 Antologi Esai : Generasi Milenial


Pada zaman ini, lebih tepatnya zaman yang telah
tercampur dengan arus globalisasi memiliki dampak bagi
generasi mil-lenial yaitu menyebabkan generasi millenial
bersifat konsum-tif dan kurang bersosialisasi secara
langsung dengan mas-yarakat sekitar karena mereka lebih
menyukai menggunakan alat komunikasi dibandingkan
dengan bersosialisasi secara langsung. Selain itu, generasi
millenial selalu bergantung ter-hadap internet.
Kehadiran arus globalisasi yang didapat dari alat teknolo-gi
dapat berpengaruh terhadap generasi millenial dalam segi
aspek kehidupannya. Namun hal ini dapat dicegah dengan
membatasi penggunaan alat teknologi yaitu handphone,
membiasakan berpikir tentang akibat yang dirasakan setelah
melakukan suatu hal serta berpikir tentang perbedaan bu-
daya indonesia dengan budaya luar. Selain itu, orang tua
melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya dan men-
gajarkan tentang hal yang boleh ditiru dan yang tidak boleh
ditiru. Dengan begitu kita dapat memperbaiki gaya hidup
gen-erasi millenial.

Antologi Esai : Generasi Milenial 85


HOBI MANDI UANG
OLEH : MUHAMMAD NUR ABDUL AZIZ AL WARO’I

H obi adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan dasar


suka. Ada berbagai macam hobi yang jika ditekuni akan dapat
menghasilkan uang atau bisa dijadikan sebagai mata
pencaharian. Salah satu hobi yang banyak digemari sebaga-
ian besar laki-laki pada generasi milenial adalah yang terkait
dengan mobil. Hobi yang terkait dengan mobil ini dibagi lagi
menjadi dua yaitu mobil mainan dan mobil sungguhan. Hobi
yang terkait mobil mainan salah satunya adalah mobil
tamiya. Tamiya adalah salah satu mainan hobi dari genera-si-
Y atau generasi milenial pada masa kecilnya. Dari mobil
tamiya ada sebuah ilmu mengenai kecepatan dan keseim-
bangan, sehingga anak-anak yang sudah lihai merakit mobil
86 Antologi Esai : Generasi Milenial
tamiya dapat mengkombinasikan antara kecepatan dan kes-
eimbangan agar mobilnya dapat tetap melaju di lintasannya
sampai garis finis. Bahkan hobi ini masih banyak dilakukan
oleh berbagai kalangan dan generasi, mulai dari pria sampai
wanita dan dari anak anak sampai yang usia diatas lima pu-
luh tahun.
Mobil tamiya banyak diperlombakan dari tingkat lokal, na-
sional, maupun internasional. Tamiya yang dilombakan ada
berbagai kelas antara lain kelas STB (Standar Tamiya Box),
kelas STO (Standar Tamiya Original), kelas tamiya sloop,
ke-las tamiya speed, dan kelas tamiya drag. Dari semua
kelas memiliki regulasi dan aturan perlombaan masing-
masing. Semakin sulit aturan perlombaan, semakin sulit
jalur yang dilombakan maka akan semakin besar hadiah
yang dipere-butkan.
Lomba tamiya dengan total hadiah mulai ratusan ribu, ju-
taan, puluhan juta, bahkan sampai dengan ratusan juta rupi-ah
diadakan karena peminat dari lomba tersebut sangatlah
banyak. Semakin besar total hadiah yang diperebutkan maka
akan semakin ramai pesertanya dan akan semakin mahal juga
tiket race-nya. Sehingga waktu yang dihabisakan un-tuk lomba
tersebut akan semakin lama. Tamiya dilombakan biasanya
pada akhir pekan. Melihat antusiasme dari peng-hobi tamiya
dipilih akhir pekan karena banyak dari penghobi tersebut sudah
memiliki pekerjaan dan harus bekerja pada hari senin sampai
dengan jumat. Sehingga pada akhir pe-

Antologi Esai : Generasi Milenial 87


kan mereka tetap dapat mengikuti perlombaan tamiya yang
diselenggarakan.
Selanjutnya, hobi yang trkait dengan mobil sungguhan.
Orang dengan hobi ini biasanya menjadikan mobilnya se-
bagai tempat ekspresi diri. Moobil dijadikan sebagai kanvas
untuk menggambarkan sosok dari sang pemilik mobil terse-
but melalui modifikasi. Ekspresi tersebut dapat dituangkan
mlalui modifikasi eksterior mobli, interior mobil, atau
bahkan mesin mobil yang dapat menunjukan identitas dari
pemilik mobil.
Modifikasi mobil bukan hanya hobi biasa. Hobi ini juga
banyak disukai oleh kalangan muda generasi milenial. Hal
ini bisa dilihat dengan tingginya antusiasme dari kalangan
muda saat diadakannya pameran mobil dan otomotif seper-
ti GIIAS (Gaikindo Internasional Indoneia Auto Show), IIMS
(Indonesia Internasional Motor Show), serta event otomotif
lainnya.
Dari hobi modifikasi mobil ada sebuah jalan untuk mendapa-
tkan uang. Jalan yang pertama yaitu seperti halnya dengan
hobi mobil mainan, yaitu dengan mengikuti sebuah perlom-
baan modifikasi dan mendapatkn hadiah kemenangan dari
lomba tersebut. Hadiah dari ajang lomba modifikasi ini juga
lumayan besar tapi tidak sebesar biaya mmodif sebuah mo-bil
untuk diikutkan lomba. Meski pun begiu, itu merupakan hal
yang menguntungkan karena hobi kita dalam melakukan
restorasi mobil dapat menghasilkan uang.
88 Antologi Esai : Generasi Milenial
Besaran hadiah yang ditawarkan pada ajang kontes mobil
modifikasi sangatlah beragam. Disesuaikan dengan kelas
dari mobil-mobil modifikasi dan tingkaant ajang kontes terse-
but. Semakin tinggi tingkatan kontes akan semakin besar
pula hadiahnya. Kontes modifikasi biasa diselenggarakan
pada tingkat daerah, nasional, bahkan internasional
sehingga ajang ini tidak pernah sepi dari peminatnya.
Jalan yang kedua adalah dengan membuka workshop mod-
ifikasi. Mulai dari modifikasi eksterior mobil, interior mobil, audio
mobil, sampai dengan modifikasi mesin mobil. Keban-yakan
modifikasi yang dilakukan masyarakat secara umum yaitu
adalah modifikasi eksterior, interior, dan audio mobil.
Modifikasi eksterior dapat dilakukan dengan
menambahkan body kit depan dan belakang, serta side skirt
pada sisi samp-ing mobil. Mengganti velg dan ban mobil.
mengganti kaki-ka-ki mobil disesuaikan aliran modifikasi apa
yang dipilih. Mod-ifikasi eksterior dapat merubah tampilan
mobil menjadi lebih gagah, atau lebih elegan sesuai dengan
selera dari pemilik mobilnya.
Modifikasi interior adalah merubah interior mobil menjadi
lebih nyaman atau menjadi sesuai yang diinginkan. Modifi-
kasi interior mobil yang paling umum dilakukan adalah den-
gan mengganti penutup jok, dan lampu-lampu dalam kabin.
Modifikasi interior yang biasa dipilih masyarakat adalah
untuk mencari kenyamanan dan terlihat lebih elegan serta
terlihat lebih mewah.

Antologi Esai : Generasi Milenial 89


Modifikasi audio dilakukan dengan tujuan umum para pen-
gendara mobil supaya ada hiburan yang sesuai sepanjang
perjalanannya. Modifikasi audio biasa dilakukan dengan
menambahkan peredam pada mobil supaya suara di da-lam
kabin tidak keluar. Kemudian megganti head unit dan
speaker. Karena speaker bawaan mobil biasanya tidak ter-lalu
bagus kecuali memang speaker dari mobil yang hargan-ya
milyaran rupiah. Selanjutnya adalah menambahka power
amplifier dan subwoofer untuk mengeluarkan suara bass yang
tidak dikeluarkan oleh speaker. Yang terakhir dapat di-
tambahkan prosesor audio untuk mengolah audio dan dapat
dikeluarkan suaranya dengan lebih jelas.
Itu adalah hobi yang terkait dengan mobil yang dapat
menghasilkan uang bagi para penghobinya. Untuk para
penghobi mobil mainan yaitu tamiya atau yang lain dapat
mendapatkan uang yang banyak dengan mengikuti perlom-
baan yang terkait dengan itu. Untuk para penghobi modi-fikasi
mobil dapat mendapatkan uang dengan melakukan hobinya
melalui mobil modifikasi dengan cara mengikuti dan
memenangkan kontes modifikasi mobil, serta dapat mem-bua
workshop modifikasi karena modifikasi dibutuhkan oleh
banyak orang untuk merubah mobilnya menjadi sesuai den-
gan apa yang diinginkan. Sehingga modifikasi mobil dapat
menjadi bisnis bagi para pelaku-pelakunya.

90 Antologi Esai : Generasi Milenial


HIDUP TANPA MEDIA
SOSIAL
OLEH : HERI PRASETYO

I ndonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jum-lah

pengguna media sosial terbesar didunia. Penggunaan


whatsapp,Facebook,Instagram, dan lain-lain dari Indonesia
menempati posisi yang cukup besar dari keseluruhan. Ra-ta-
rata pengguna media sosial saat ini yaitu dari kalangan remaja.
Media sosial seakan seakan sudah menjadi candu di-kalangan
remaja. Karena media sosial menawarkan berbagai macam
kemudahan yang membuat remaja betah berlama lama dengan
gadget mereka. Akan tetapi dibalik kemudahan tersebut media
sosial juga mengundang dampak yang cuk-up serius bagi masa
depan remaja. Lantas bagaimana cara mengatasi atau
mengurangi dampak media sosial tersebut ?

Antologi Esai : Generasi Milenial 91


Bisakah para remaja saat ini hidup tanpa media sosial ?.
Hal inilah yang menjadi pertanyaan saat ini.
Globalisasi memaksa seluruh negara dan lapisan mas-
yarakat dunia untuk menerima kenyataan masuknya pen-
garuh luar terhadap berbagai aspek kehidupan. Pada era
globalisasi ini juga mempengaruhi gaya hidup para remaja.
Sebagian besar remaja lebih suka menghabiskan waktunya
bersama gadget mereka daripada untuk berkumpul minum
kopi bersama keluarga mereka. Seakan saat ini media
sosial melekat pada diri remaja dan sudah susah untuk
dipisah-kan. Mungkin bisa remaja saat ini hidup tanpa
media sosial tapi itu juga akan mempengaruhi
perkembangannya juga. Lantas bagaimana cara terbaik
untuk menghadapi problem seperti ini.
Sekarang kembali menilai sisi positif dari media sosial. Pada
saat ini penggunaan media sosial sangat berguna da-lam
mempermudah komunikasi. Banyak berbagai media so-sial
yang menawarkan berbagai kemudahan dan tentu saja murah
dan praktis. Sebagai contoh penggunaan Whatsapp dalam
memberikan informasi di sebuah rombel misalnya di dunia
perkuliahan. Hal ini justru mempermudah mahasiswa dalam
mengerjakan atau menyelesaikan suatu permasalah-an atau
tugas di kampus. Selain itu Whatsapp juga dapat di-jadikan
ajang diskusi secara online dan tidak perlu bertatap muka.
Sehingga Whatsapp lebih banyak digandrungi oleh banyak
kalangan karena kemudahannya tersebut.

92 Antologi Esai : Generasi Milenial


Akan tetapi dibalik kemudahan tersebut juga banyak media
sosial yang menimbulkan efek negatif pada diri remaja. Sep-
erti sering kali bila melakukan chating di media sosial sering
lupa akan waktu hingga mengurangi waktu untuk porsi be-lajar
hanya untuk sekedar chating atau bercanda yang ber-lebihan
sampai berlarut larut. Sehingga sering kali tugas atau
perkerjaan menjadi terbengkalai dan tidak kunjung selesai. Hal
ini yang perlu diperhatikan supaya seorang remaja dapat
mengatur waktu tentang mana yang harus diprioritaskan dan
mana yang harus ditunda terlebih dahulu.
Dengan mempertimbangkan sisi positif dan negatif dari me-
dia sosial tersebut dapat diketahui bahwa media sosial saat ini
memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Bisa saja kita
meninggalkan sosial media tapi hal itu justru juga me-
nimbulkan efek negatif juga seperti ketertinggalan informasi,
kurangnya hal dalam koordinasi dan lain-lain. Oleh karena itu
perlu adanya benteng yang perlu dibangun pada diri remaja
supaya mereka tidak terjebak dari kenikmatan menggunakan
media sosial. Lalu apa saja yang harus dilakukan?
Internet, handphone, media sosial merupakan tiga hal yang
tidak dapat dipisahkan dari diri remaja saat ini. Tiga hal terse-
but bagaikan zat adiktif yang menyebabkan candu pada diri
remaja khususnya yang tidak dapat dihindari. Menyikapi hal ini
perlu ditanamkan pada diri remaja saat ini akan pentin-gnya
time management atau pentingnya mengatur waktu.
Maksudnya yaitu dapat membagi jadwal kapan harus belajar,

Antologi Esai : Generasi Milenial 93


bersosial, dan bermain gadget. Cara ini mungkin bisa men-
jadi tameng yang ampuh bilamana remaja saat ini mau me-
nerapkannya. Hal ini mungkin juga perlu pengawasan dari
orang tua supaya dapat maksimal dalam mengatur waktu.
Selain itu perlu adanya motivasi yang perlu ditanamkan
pada diri seseorang semenjak dia masih anak-anak.
Seperti memberitahu akan pentingnya cita cita. Dalam hal
ini orang tua dan gurulah yang mempunyai peranan
penting dalam memberikan motivasi dan semangat kepada
remaja akan pentingnya menggapai cita cita. Supaya dapat
menimbulkan semangat untuk terus meraih prestasi
dengan terus belajar. Sehingga diharapkan kedepannya
dapat mengurangi ke-canduan gadget dalam diri remaja
dan terus terbangunnya semangat belajar.
Pergaulan juga mempunyai peran yang cukup penting
dalam menghadapi kecanduan media sosial dan gadget.
Pergaulan yang tidak baik juga kadang dapat menimbulkan
perbuatan negatif pada diri remaja khususnya semisal
mem-buka pornografi, film-film yang merusak moral dan
masih banyak lagi. Oleh karena itu remaja haruslah bijak
dalam memilih lingkungan yang baik dalam pergaulan. Dan
tentu saja perlu pengawasan dari orang tua supaya hal ini
dapat dihindari.
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa
memang penggunaan media sosial saat ini tidak dapat di-
hindari. Internet, media sosial , dan gadget merupakan tiga
94 Antologi Esai : Generasi Milenial
kesatuan yang seakan sudah menjadi kebutuhan primer
pada diri remaja. Sehingga menimbulkan sikap individualis
dan anti sosial pada diri remaja. Oleh karena itu perlu
dibangun pada diri remaja sebuah benteng yang dapat
mengurangi candu akan media sosial. Dalam membangun
benteng ini orang tua dan gurulah yang mempunyai peran
penting supaya remaja tidak jatuh terlalu dalam di dalam
nikmatnya bermain media sosial. Kehadiran mereka bisa
menjadi sosok pengawas dan penyemangat yang dapat
meningkatkan semangat pada diri remaja.

Antologi Esai : Generasi Milenial 95


MODAL MUKA DAPAT
DUIT
OLEH : OKA BAYU DEWA

P erkembangan teknologi yang sangat pesat membuat


tata cara kehidupanpun berubah, termasuk dalam hal
menghasilkan uang. Dengan banyaknya aktivitas melalui
dunia maya, memunculkan berbagai peluang untuk meng-
hasilkan uang hanya dengan bermodalkan wajah saja. Sep-
erti yang kita tahu sudah banyak kalangan menjadi terkenal
bahkan milyader semenjak menjadi seorang vlogger. Vlog-
ger merupakan sebuah sebutan untuk seorang yang men-
gupload keseharian hidupnya di sosial media baik itu saat
liburan ataupun momen tertentu.
Sebuah situs yang sering digunakan para vlogger untuk
mengupload videonya adalah Youtube. Hampir setiap orang
96 Antologi Esai : Generasi Milenial
di dunia ini membuka youtube setiap hari, bahkan Youtube
tercatat memiliki pengunjung sebanyak 1,8 milyar setiap bu-
lannnya. Dapat disimpulkan seperempat penduduk dunia
membuka Youtube setiap bulannya. Hal ini menimbulkan
para produsen sering mempromosikan produknya melalui
fasilitas iklan yang ada di Youtube. Hal ini menimbulkan
situs Youtube memilki pemasukan yang sangat besar dari
produsen yang memasang adsense.
Selain dari para produsen, Youtube juga memiliki peng-
hasilan dari Patreon, Afiliasi Link dan Merchandise. Patreon,
sebuah sebutan platform urun dana atau crowdfunding yang
mempertemukan pencipta karya dan penggemar mereka.
Melalui platform ini seniman bisa melakukan penggalangan
dana untuk menciptakan sebuah karya. Keistimewaan dari
patreon sendiri yaitu para youtuber yang menggalangkan
dana akan mendapatkan konten ekslusif dari patreon terse-
but.
Youtube juga menggaji para youtuber yang memiliki banyak
viewers. Uang tersebut didapatkan dari para adsense yang
disetujui oleh pemilik konten untuk mempromosikan produkn-ya
melalui video yang dibuat oleh youtuber. Perhitungan uang
yang dihasilkan dari para adsense tersebut yaitu 1000 view-ers
menghasilakan 1 -7 USD. Angka tersebut belum termasuk
peraturan yang dibuat oleh suatu negara, bila negara sangat
mendukung akan hal tersebut tanpa dikenakan pajak. Maka
penghasilan yang dihasilkan pembuat konten atau youtuber

Antologi Esai : Generasi Milenial 97


akan semakin besar.
Hal ini membuat orang orang mulai berpikir bahwa youtube
adalah solusi yang tepat untuk menghasilkan uang banyak
secara instan tanpa perlu bekerja. Itu merupakan hal yang
salah, apabila dilihat dari video youtube yang memiliki ban-
yak viewers. Video tersebut syarat akan isi yang menarik dan
membuat penasaran. Para youtuber harus memiliki banyak
pemikiran untuk menuangkan sebuah ide ke dalam sebuah
video yang akan di upload ke situs Youtube. Peluang disini
merupakan kunci yang dibutuhkan oleh para youtuber untuk
menciptakan sebuah karya, karena penonton akan mencari
sebuah video yang menarik untuk ditonton.
Menarik disini diartikan memunculkan keinginan seseo-
rang untuk melihat video yang dibuat. Judul dari video juga
harus semenarik mungkin. Judul disini merupakan kunci
ke-suksesan video tersebut. Akan tetapi harus realistis
dengan isi video, banyak dari youtuber membuat judul dari
sebuah video tidak sesuai dengan isi video. Hal ini
menimbulkan banyaknya dislike yang akan diperoleh.
Dislike akan menim-bulkan video tersebut tidak muncul di
sebuah beranda atau halam utama, sehingga peluang
memiliki banyak viewers semakin menipis.
Selain dari situs youtube ada juga penghasilan yang hanya
bermodalkan wajah yang anda miliki yaitu para SPG ( Sales
Promotion Girl ). SPG biasanya akan sangat berguna bagi
para produsen untuk mempercantik produknya. Biasanya
98 Antologi Esai : Generasi Milenial
SPG merupakan seorang wanita muda yang memiliki paras
yang cantik, karena dengan kecantikan yang dimiliki oleh
wanita tersebut akan menarik para konsumen yang
biasanya didominasi oleh para pria. Sebagaimana sifat pria
yang ter-tarik akan paras cantik dari wanita. SPG sering
terlihat dalam sebuah showroom maupun dealer dealer
yang ada di berb-agai kota.
Dalam acara tertentu seperti showroom sebuah produk oto-
motif, SPG perlu dibekali informasi dsar dari sebuah produk
yang akan didampinginya. Hal itu diperlukan untuk memini-
malisir para konsumen yang akan bertanya tentang keunggu-
lan produk yang ditawarkan oleh para sales tersebut. Tetapi
sekarang banyak sales yang akan didampingi oleh para in-
forman yang mengerti akan semua keunggulan produk yang
ditawarkan dalam sebuah showroom. Penghasilan yang
didapatkan oleh SPG biasanya sangat tingg, semakin istime-
wa barang yang didampingi oleh seorang SPG maka akan
besar pula penghasilan yang dihasilkan oleh sales tersebut.
Minimal penghasilan SPG dalam sehari bisa mencapai 200
ribu perharinya. Jika dalam satu bulan seorang SPG bekerja
setiap jam kerja dan hanya libur saat weekend, maka akan
mencapai kurang lebih 5 juta rupiah. Penghasilan tersebut
belum termasuk para konsumen yang sering memberikan uang
tip.
Wajah merupakan anugrah yang patut disyukuri oleh semua

kalangan, karena hanya bermodalkan wajah saja akan ban-

Antologi Esai : Generasi Milenial 99


yak memberikan keuntungan untuk seseorang. Banyak
pekerjaan didunia ini yang hanya menggunakan atau ber-
modalkan wajah saja. Diperlukan kreativitas otak dalam hal
memanfaatkan peluang tersebut. Bukan hanya uang saja
yang dihasilkan, tetapi dapat memberikan ketenaran pula.
Sudah banyak artis yang memulai karirnya hanya dengan
modal sering upload video di youtube. Bukan tanpa sebab,
karena pekerjaan ini tidak memerlukan alat yang banyak.
Kamera smartphonepun sebenarnya sudah cukup, sudah
banyak produsen yang menawarkan fasilitas kamera yang
cukup baik dan murah sehingga dapat dibeli oleh semua
ka-langan. Cukup menabung sedikit saja, maka mampu
mem-beli sebuah smartphone untuk memulai mimpi
menjadi seo-rang milyader.

100 Antologi Esai : Generasi Milenial


CURHAT DIMEDIA
SOSIAL
OLEH : NENENG EGI FEBRIYANI

B eberapa waktu silam, kata-kata “dear diary…” tampakn-ya

masih banyak dipakai dan didengar orang-orang. Un-gkapan


keresahan, kesedihan, kegembiraan, perasaan jatuh cinta dan
yang lainnya dituangkan hitam di atas putih. Kum-pulan cerita
pengalaman pribadi tersimpan aman dari orang luar, bahkan
ada yang menggembok catatan harian mereka seperti berlian
dalam peti harta karun. Kini, saat teknologi dig-ital melekat
dalam keseharian masyarakat indonesia, bukan hanya ‘si Diary’
saja yang menjadi tempat meluapkan segala unek-unek
sebagian orang. Bukan pula cuma keluarga atau teman-teman
dekat yang menjadi sasaran untuk berkeluh ke-sah dan
menumpahkan kebahagiaan. Kuping dan mata pub-

Antologi Esai : Generasi Milenial 101


lik luas di dunia virtual, bahkan jika mungkin seluruh orang di
negeri ini, menjadi target mereka ketika sedang bermonolog
tentang kisah hidupnya. Pemilihan media sosial sebagai di-ary
juga dikarenakan orang-orang bisa sepuasnya membe-berkan
segala hal yang menyinggung mereka tanpa perlu
menyebutkan pihak bersangkutan alih-alih mengonfrontasi
langsung. Ada konsekuensi-konsekuensi tertentu yang ha-rus
dihadapi begitu meluapkan unek-unek di depan muka pihak
bersangkutan, inilah yang ingin dihindari si pengge-mar curhat
di media sosial. Namun, ledakan ekspresi paling sering kita
jumpai ada di media sosial, terutama melalui situs Facebook,
twitter, instagram dan lain sebagainya. Contohn-ya, sudah
sangat sering kita lihat para fesbuker mengung-gah status
yang berisi cacian dan makian, umpatan dan kritik tajam
terhadap suatu layanan maupun perlakuan dari suatu pihak.
Demikian pula dengan twitter, kita sering dibuat gerah dengan
membanjirnya timeline yang berisi kalimat-kalimat yang
bernada menyerang atau mengintimidasi, dan berb-agai
bentuk perlawanan terhadap sesorang maupun suatu
lembaga.
Dalam sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh We
Are Social dan Hootsuite, terungkap bahwa masyarakat In-
donesia sangat gemar mengunjungi media sosial. Tercatat,
setidaknya kini ada sekira 130 juta masyarakat Indonesia
yang aktif di berbagai media sosial, mulai dari Facebook,
Instagram, Twitter dan lainnya. Dalam laporan ini juga ter-
102 Antologi Esai : Generasi Milenial
ungkap jika pada Januari 2018, total masyarakat Indonesia
sejumlah 265,4 juta penduduk. Sedangkan penetrasi peng-
gunaan internet mencapai 132,7 juta pengguna. Kebayang
kan jika semua warga Indonesia salah kaprah menggunakan
sosial media sebagai media untuk curhat, kalo ada 1 orang
fesbuker yang curhat nyindir seseorang dimedia sosial ada
berapa banyak orang yang bakal kesindir?
Karakteristik media baru yang memungkinkan cepatnya re-
spons diterima juga memicu pemilihan media sosial sebagai
tempat meluapkan emosi. Ketika orang menuliskan pengala-
mannya di media sosial, yang diharapkan adalah seluruh mata
pengikut akunnya tertuju kepada dia. Validasi ekster-nal
berupa ungkapan simpati atau dukungan sampai popu-laritas
adalah hal yang mungkin dikejar mereka yang gemar berkisah
tentang hal privatnya di media sosial. Mereka ingin
mengukuhkan kubu, lantas dengan ‘kekuatan’ yang ada,
menyerang balik pihak yang dianggap merugikan. Bukan ti-dak
mungkin pula aksi mempermalukan ‘si musuh’ dilakukan
kemudian lantaran terciptanya solidaritas dari status atau cap-
tion yang diunggah. Saat yang menghampiri adalah hujatan
atau kritikan, para pengunggah status curhatan akan meng-
hadapi konflik internal yang semakin besar. Sudah jatuh, ter-
timpa tangga. Masalah pribadi yang ada belum terselesaikan,
mereka harus siap menghadapi masalah baru yaitu peng-
hakiman para pengikutnya, atau bahkan publik luas.
Tujuan seseorang curhat memang untuk mendapatkan

Antologi Esai : Generasi Milenial 103


saran atau sekadar tanggapan. Dengan mengunggah cur-
hatan ke media sosial, berbagai saran dan tanggapan pun
akan datang dengan cepat. Sayangnya, cara ini adakalan-ya
malah menjadi bumerang bagi diri sendiri. Terlebih, saat
tanggapan yang diterima bernada miring. Namun, sebelum
memutuskan curhat di media sosial, cobalah untuk memikir-
kan dampak baik dan buruknya kelak. Entah bagi diri sendiri
maupun orang lain. Lagi pula, baik curhat secara langsung
maupun lewat media sosial, kita tetap harus berhati-hati.
Jangan sampai curahan hati kita malah akan tersebar ke
mana-mana hingga akhirnya membuat diri kita semakin stres
dan berujung depresi. Perlu diketahui, bahwa teman di dun-ia
maya itu sangat berbeda dengan teman di dunia nyata. Saat
seseorang melampiaskan emosi di media sosial, maka akan
ada segelintir teman yang akan memberi komentar.
Sayangnya, komentar yang nantinya diterima mungkin saja
akan tidak sesuai dan malah akan menyakiti hati. Hal terse-
but sebenarnya sangatlah lumrah, mengingat sang pemberi
komentar bukanlah orang yang mengenal dekat diri kita se-
cara personal. Oleh karena itu, cobalah untuk lebih selektif
dalam memilih teman curhat. Ceritakanlah keluh kesah se-
cara langsung dengan orang terdekat, seperti keluarga atau
sahabat. Menurut para psikolog, cara ini terbukti lebih efektif
menurunkan risiko stres sekaligus membuat hati jauh lebih
melegakan ketimbang curhat di media sosial.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan me-

104 Antologi Esai : Generasi Milenial


dia sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis inter-net
yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0
, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-
generated content”. Tetapi sekarang seakan-akan me-dia
sosial adalah tempat curhat, tempat nyinyir, tempat untuk
menjudge orang, dan banyak sekali kesalahan dalam meng-
gunakan media sosial. Mari warga indonesia rubah pola pikir
kita, media sosial itu bukan tempat untuk curhat dan malah
menambah musuh, media sosial adalah tempat kita untuk
berinteraksi dengan orang orang asing atau yang beum kita
temui sebelumnya untuk menambah relasi. Mari mulailah pada
diri kita sendiri, mulailah menyadarkan diri kita sendiri.

Antologi Esai : Generasi Milenial 105


GENERASIKU
TERACUNI GADJET
OLEH : ABDUL ROCHIM

G enerasi zaman sekarang sudah tidak asing lagi dalam


menggunakan perangkat elektronika terutama pada bidang
teknologi informasi seperti halnya laptop, telepon genggam,
atau yang biasa disebut gadjet. Pada saat ini penggunaan
gadjet tidak semata mata sebagai media ko-munikasi saja
tetapi sudah multi fungsi, seperti hal nya ter-dapat fitur
kamera yang dimanfaatkan oleh pengguna gadjet untuk
mengabadikan momen momen pribadi mereka. Selain itu
terdapat fitur fitur lain seperti media sosial yang menjadi
daya tarik tersendiri bagi pengguna gadjet terutama pada
kalangan remaja terutama untuk bersosialisasi atau untuk
menunjukan kekreatifitasan yang mereka miliki.
106 Antologi Esai : Generasi Milenial
Gadjet juga mempunyai dampak buruk yang tidak lain peng-
gunanyalah yang akan terkena dampak buruk dari gadjet itu
sendiri. Gadjet dapat mengakibatan kecanduan yang berarti
apabila remaja sudah terbiasa bermain dengan gadjet setiap
harinya tanpa mengenal waktu maka mereka akan terus me-
nerus menggunakannya dan dapat mengakibatkan interaksi
sosial mereka menjadi terhambat karena terlalu asik dengan
dunianya sendiri. Selain itu mereka dapat menjadi lalai kepa-da
tanggungjawab,pekerjaan,maupun tugas tugas mereka.
Mungkin media sosial adalah racun yang mematikan di ka-
langan remaja saat ini seperti, Instagram, Facebook, Line,
Twitter, maupun Path, karena banyak kalangan remaja saat ini
yang menggunakan media sosial sebagai tempat untuk
mencurahkan keluh kesah mereka atau segala sesuatu yang
menurut pemikiran mereka perlu dibeberkan melalui media
sosial tanpa memperdulikan dampak buruk yang timbul untuk
mereka sendiri. Pemalas,mereka akan menjadi malas karena
sudah asik di dunia maya dan seolah olah dunia milik mere-ka
sendiri waktu untuk belajar, mengerjakan tugas, maupun
meyelesaikan pekerjaan aan tersisihkan.
Gangguan kesehatan, tak dipungkiri bahwa penggunaan
gadjet secara berkala akan menimbullkan dampak yang bu-ruk
bagi kesehatan tubuh. Gadjet merupakan sebuah perang-kat
elektronik yang mampu memaparkan sebuah radiasi ke dalam
tubuh. Paparan radiasi dalam frekuensi yang sedang dan
berkala dapat menyebabkan kanker. Semisal mempu-

Antologi Esai : Generasi Milenial 107


nyai kebiasan menelpon dalam jangka waktu yang lama akan
memicu tumbuhnya sel-sel kanker di dalam kepala.
Kebiasaan mengantongi telepon genggam pada kangtong
atau saku baju akan memicu kanker payudara dan menye-
babkan kanker kulit. Memangku laptop pada paha juaga dapat
memicu kanker lain pada tubuh. Mata adalah bagian dari tubih
yang paling sering terkena dampak dari gadjet, bi-asanya
mata akan memerah dan kering, hal seperti ini dise-babkan
oleh kurangnya cairan cairan yang berfungsi untu membasahi
bagian mata akibat dari kurangnya produksi air mata maupun
karena mudanhya penguapan air mata kare-na terkena
radiasi gadjet, radiasi yang dihasilkan oleh layar gadjet dapat
memperburuk kesehatan mata.
Dampak buruk yang sudah dipaparkan diatas dapat men-
jadi racun yang mematikan pada generasi sekarang.Seha-
rusnya hal-hal diatas dapat menjadi perngatan bagi mereka
agar menggunakan gadjet itu seperlunya dan dengan bijak.
Mereka hariu mengontrol informasi atau konten konten
yang akan dikonsumsi setiap harinya karena dengan begitu
dapat menjadi sebuah antisipasi untuk menhindari dampak
buruk dari gadjet. Selain itu mereka harus bisa membagi
waktu atau membatasi penggunan gadjet, karena itu juga
merupa-kan sebuah cara supaya terhindari dari dampak
buruk yang ditimbulkan gadjet.

108 Antologi Esai : Generasi Milenial


PENDIDIKAN
PENDAMPING
GENERASI MILLENNIAL
OLEH : NAUFAL YUSUF AFRIZAL

D i Indonesia di mana jumlah penduduk terus meningkat, secara


otomatis melahirkan generasi generasi milenial.
Generasi milenial merupakan generasi pembaru bagi suatu
negeri. Jika diberikan pendidikan dengan metode pembela-
jaran yang tepat. Metode pembelajaran yang menarik dan
inovatif. Generasi ini lahir sekitar tahun 1980 sampai dengan
tahun 2000-an. Terlahir dengan zaman yang sudah maju da-
lam teknologi, seperti televisi berwarna, handpone canggih,
dan internetsuper cepat yang merupakan salah satu ciri
khas generasi ini adalah mahir dalam berteknologi.
Salah satu dari kelebihan generasi milenial ini yaitu cepat
beradaptasi dengan teknologi. Sebagai contoh dalam semua

Antologi Esai : Generasi Milenial 109


aplikasi sosial media dipenuhi oleh generasi milenial. Ka-
takan saja generasi milenial adalah pemuda, remaja atau
manusia yang berumur hingga 33 tahun. Sebagian besar dari
mereka mendominasi kehidupan dunia digital. Seba-gian
besar, mereka lebih aktif di dunia digital sehingga cend-erung
acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar, misalnya ketika ada
kegiatan bersih lingkungan yang diadakan ketua RW, lebih
memilih di rumah bermain gadget yang terkonek-si. Ketika
ada sebuah pengajian yang diadakan ketua RT, justru lebih
memilih minum kopi di kafe, sehingga program pembersihan
lingkungan RW jarang dipenuhi oleh generasi milenial.
Mungkin hanya beberapa orang yang berpartisipa-si. Begitu
juga pengajian yang diadakan RT jarang ditemui oleh
generasi milenial. Orang tua cenderung yang memiliki
peranan krusial dalam membimbing anak-anaknya. Sebab
orang tua lebih dekat dengan mereka, satu rumah den-gan
mereka, dan sering berinteraksi secara langsung. Jika orang
tua salah dalam membimbing anak, maka secara ti-dak
langsung orang tua telah membiarkan generasi milenial
hancur masa depannya.
Lalu, bagaimanakah cara orang tua serta solusi dalam
membimbing anak-anaknya yang terlahir di era milenial ini ?
Sebaiknya, orang tua juga memperhatikan beberapa faktor
berikut. Yang pertama, manajemen waktu. Orang tua yang
baik seharusnya bisa mengelola dan memanfaatkan waktu
yang baik bagi keluarganya apalagi terhadap anak-anakn-

110 Antologi Esai : Generasi Milenial


ya. Pepatah arab pernah berkata “al-waktu ka as-saifi in lam
taqtha’hu qatha’aka.” Perumpamaan waktu seperti pedang, jika
engkau tidak menggunakannya dengan baik, ia akan
memotongmu. Dalam hal ini sebaiknya orang tua dapat men-
gontrol dan membatasi anak–anaknya dalam bermain gadget
dan sosial media yang terlalu berlebihan. Sebaiknya orang tua
melakukan pendekatan pendekatan yang baru terhadap anak-
anaknya supaya menyesuaikan kondisi psikologi anak era
milenial zaman ini. Mencoba untuk meluangkan wak-tu bagi
anak-anak sekaligus memberikan contoh yang baik terhadap
mereka. Yang kedua, pembinaan karakter. Salah satu ahli
berpendapat bahwa karakter adalah sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerja sama. Baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, maupun negara. Jangan sampai gener-asi pembaharu
mengalami krisis moral sebab minimya pendi-dikan karakter
suatu bangsa.
Di samping peran orang tua memberikan nafkah jasmaniah
bagi anak anaknya. Pula orang tua berperan penting dalam
membina karakter anaknya. Pembinaan karakter yang baik
dimulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga masing-mas-
ing. Sifat, perilaku dan ucapan yang dilakukan orang tua men-
jadi contoh bagi anak-anaknya di rumah. jika orang tua mem-
berikan contoh yang baik dalam ucapan dan perilaku maka
secara tidak langsung itu bagian dari implementasi pendi-dikan
karakter bagi anak-anaknya. Sebagai salah satu nilai

Antologi Esai : Generasi Milenial 111


pembinaan karakter adalah penanaman nilai kejujuran sejak
dini. Kejujuran menjadi penting dalam pergaulan sehari-hari,
kejujuran adalah pondasi dasar manusia dalam ucapan dan
tindakan. Sebagaimana, jika kejujuran sudah melekat dalam
pribadi anak, siswa-siswi tidak lagi mencontek saat ujian di
dalam sekolah, atau dalam berbisnis, penjual tidak lagi
berbohong dalam kualitas produknya. Begitupun sekolah
sebagai lembaga pendidikan yang mewadahi pelajar dalam
membentuk perkembangan pertumbuhan generasi milenial.
Saat ini, sekolah menjadi kunci alternatif bagi pembinaan
karakter dan kompetensi generasi milenial.
Mengingat generasi milenial lebih mudah beradaptasi
den-gan teknologi sebaiknya lembaga pendidikan lebih
meman-faatkan lagi teknologi dalam menunjang proses
pembela-jaran. Walaupun saat ini teknologi cukup mahal
lebih baik dilakukan secara bertahap. Perlunya
pemanfaatan teknolo-gi dalam proses pembelajaran agar
dapat menyesuaiakan perkembangan zaman.

112 Antologi Esai : Generasi Milenial


TERGANTINYA BUDAYA
LOKAL
OLEH : DWI MUTOHAROH

B udaya sering disebut sebagai pikiran, akal budi, adat is-

tiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar


untuk diubah. Oleh karena itu, kebudayaan merupakan
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang digunakan untuk memahami lingkungan serta menjadi
pedoman tingkah lakunya. Indonesia memiliki bermacam-ma-
cam budaya, kekayaan, dan keindahan alam yang menyebab-
kan bangsa-bangsa asing datang. Bangsa asing yang datang
ke Indonesia antara lain para investor, wisatawan, dan peker-ja
asing. Mereka datang memiliki keinginan untuk menjajah dan
akhirnya membawa pengaruh besar bagi perkembangan
bangsa Indonesia. Namun, kedatangan mereka menyabab-

Antologi Esai : Generasi Milenial 113


kan budaya lokal Indonesia kini mulai tergantikan dengan
budaya asing ( barat ).
Budaya asing yang muncul di Indonesia memiliki
berbagai dampak , terutama untuk generasi milenial. Para
pemuda kini cenderung lebih mengikuti budaya-budaya
asing, seper-ti cara berpakaian, pergaulan, gaya hidup dan
sebagainya. Dalam hal berpakaian, para pemuda tidak lagi
mengenakan baju adat dari daerah masing-masing.
Kebanyakan dari pemuda Indonesia, kini mengenakan
pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian
tubuh mereka. Begit-upun dengan cara berdandan yang
cenderung meniru bu-daya asing.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat juga berpen-
garuh dalam tergantikannya budaya lokal. Dengan perkem-
bangan itu, membuat sikap sosial dalam bermasyarakat
mulai berkurang. Hal itu dikarenakan kini masyarakat ber-
komunikasi dan bergaul melalui media sosial. Sebenarnya,
pesatnya perkembangan teknologi juga memiliki dampak
positif, yaitu mempermudah mencari informasi melalui in-
ternet, namun tetap saja pergaulan pemuda melalui media
sosial mengakibatkan sikap sosialnya berkurang dan akan
menjadikan pemuda itu hidup individual karena tidak berko-
munikasi secara langsung dengan masyarakat.
Dulu, masyarakat berbelanja kebutuhan sehari-hari atau
membeli sesuatu ke pasar, makan di warteg, dan berkumpul
bersama teman-temannya di teras rumah. Namun, kini mer-
114 Antologi Esai : Generasi Milenial
eka terlalu gengsi. Mereka lebih sering menghambur-ham-
burkan uang untuk berbelanja di mall, makan di restoran
mewah, dan berkumpul bersama teman-temannya di tempat
yang mewah. Hal itu dikarenakan pengaruh dari budaya as-ing
yang berkembang di Indonesia ini. Budaya asing tersebut
menyebabkan berbagai perubahan dalam masyarakat.
Kini para pemuda lebih menyukai budaya yang datang dari
luar, daripada budaya dari Indonesia. Mereka lebih mengha-
fal lagu-lagu barat daripada lagu-lagu nasional dan lagu-
lagu daerah Indonesia. Banyak permainan tradisionalpun
mulai tergantikan dengan permainan yang ada pada gadget
mer-eka. Mereka juga mulai melupakan bahasa daerah
mereka sendiri, dan menggantinya dengan bahasa-bahasa
asing yang mereka ketahui. Produk-produk dalam negeri
pun mulai tersingkir karena mereka lebih memilih barang
impor dari luar negeri.
Banyak perindustrian asing dibangun di Indonesia. Sebe-
narnya hal ini membantu perekonomian Indonesia karena
mengurangi pengangguran. Namun, hal itu juga mempen-
garuhi perubahan sosial bagi masyarakat diakibatkan ban-
yaknya budaya asing yang dibawa oleh pemilik perindustrian
kemudian menyebar di Indonesia. Hal itu juga yang menye-
babkan budaya-budaya asing masuk ke Indonesia. Sedikit-nya
lapangan pekerjaan di Indonesia yang mengakibatkan
meningkatnya pengangguran sehingga banyak perindustrian
asing dibangun di Indonesia membuat banyak masyarakat

Antologi Esai : Generasi Milenial 115


akhirnya bekerja di perindustrian tersebut. Kita diperbudak
oleh bangsa asing di negara kita sendiri. Tanpa kita sadari,
sebenarnya kita sedang dijajah oleh mereka dalam
berbagai hal.
Kita sebagai generasi muda memiliki peran yang sangat
penting dalam pelestarian budaya, karena pemuda
merupa-kan penerus masa depan yang akan merubah
Indonesia menjadi lebih baik lagi tanpa harus melupakan
budaya-bu-daya lokal. Kita seharusnya memelihara budaya
lokal yang dimiliki, serta tidak terpengaruh terhadap
datangnya budaya asing di negara kita. Seharusnya kita
bangga terhadap In-donesia karena memiliki bermacam-
macam budaya yang menjadikan kita lebih bernilai
dibandingkan dengan bangsa lain.
Pelestarian budaya harus tetap dikembangkan guna
diperkenalkan kepada generasi yang akan datang. Apabila
budaya asing masuk ke Indonesia dan masyarakat Indone-
sia tidak sadar untuk mempertahankan dan melestarikan-
nya, maka masyarakat Indonesia tidak akan dapat melihat
kebudayaan Indonesia di masa depan. Karena itulah kebu-
dayaan Indonesia harus dijaga dan dilestarikan agar tidak
hilang dan digantikan oleh budaya asing, sehingga
generasi yang akan datang dapat menikmati keberagaman
budaya dan kekayaan alam Indonesia ini.

116 Antologi Esai : Generasi Milenial


PENIKMAT
MATEMATIKA
OLEH : KIRANA DARA

S etiap orang yang pernah menginjak bangku SD pasti


mengenal apa itu matematika. Generasi milenial yang lahir
dalam kemajuan teknologi juga pasti mengenal ten-tang ilmu
ini. Matematika adalah ilmu yang mempelajari ten-tang
besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Penggunaan
matematika terkuno adalah untuk perdagangan, penenun-
an, pelukisan, dan pengukuran tanah. Bahkan sebelum te-
knologi berkembang, matematika sudah diterapkan di dalam
kehidupan orang terdahulu. Akan lucu jadinya jika generasi
milenial tidak mengenal matematika.
Di Indonesia, hampir seluruh golongan sosial mengenal
apa itu matematika, mulai dari pedagang, petani, nelayan,

Antologi Esai : Generasi Milenial 117


pejabat, hingga presiden. Bahkan orang yang tidak sekolah
atau orang yang buta aksara, tanpa mereka sadari, mereka
sudah mengenal matematika. Tetapi sebagian orang men-
ganggap matematika lebih menakutkan dibanding bertemu
mantan pacar. Padahal, di zaman perkembangan teknologi
seperti ini, sangat penting untuk menguasai bidang ilmu.
Pada kesempatan ini tidak akan dibahas tentang
bagaima-na matematika dapat dinikmati oleh generasi
milenial. Tidak juga tentang pengenalan matematika ke
masyarakat Indo-nesia. Konteks yang dibahas kali ini jauh
lebih khusus. Kali ini akan dibahas tentang bagaimana
seorang milenial dapat menjadi guru yang menikmati
matematika dan dapat menu-larkannya pada para siswa.
Terkadang menjadi guru matematika bukan berarti orang
tersebut menyukai matematika. Langkah pertama agar
seorang guru dapat menikmati matematika adalah dengan
menyukainya. Tanamkan pikiran yang baik tentang matem-
atika. Ingatlah bahwa kemajuan Indonesia juga merupakan
tanggung jawab para guru. Selalu pikirkan bahwa matemati-
ka merupakan salah satu tonggak penting dan paling men-
dasar bagi kemajuan teknologi. Teknologi yang para milenial
begitu suka akan semakin baik jika para penciptanya men-
guasai matematika. Dengan menanamkan pikiran baik sep-
erti ini, secara perlahan-lahan, seseorang dapat menyukai
matematika. Apalagi jika milenial merelasikan antara kema-
juan teknologi dengan matematika, secara otomatis, mereka
118 Antologi Esai : Generasi Milenial
akan menyukai matematika.
Langkah kedua menikmati matematika adalah dengan men-
jadikan matematika sebagai hobi. Ini tentu bukan hal mudah,
karena hobi hanya dapat muncul ketika itu adalah hal yang
disuka. Tapi hal ini juga dapat dilakukan yaitu dengan cara
melakukan langkah yang pertama. Serta menganggap bah-wa
soal-soal matematika itu asyik dan menyenangkan. Jad-ikan
matematika sebagai hal yang menantang.
Yang selanjutnya adalah mungkin saja jika seorang guru
matematika menganggap matematika sendiri sulit. Lucu bu-
kan? Hal ini terjadi karena sejak sekolah matematika sudah
dianggap sulit. Hal ini dapat dihindari dengan cara mempela-
jarinya lebih dalam dan jangan mengeluh sebelum benar-be-
nar tahu apa yang akan dipelajari. Ini tidak akan menjadi
sulit dengan niat dan usaha.
Pembahasan selanjutnya adalah tentang bagaimana mile-
nial yang menjadi guru dapat membuat siswa menyukai dan
bahkan menikmati matematika. Hal ini tergantung dengan
media pembelajaran dan cara penyampaian seorang guru.
Media pembelajaran khas milenial akan disukai dan dimina-
ti oleh para siswa. Serta penyampaian yang menyenangkan
juga menjadi poin penting bagi siswa untuk memahami
materi yang disampaikan.
Yang pertama adalah tentang media pembelajaran khas
milenial. Jika membicarakan tentang milenial tentu tak akan
lepas dari kata teknologi. Media pembelajaran bertema te-

Antologi Esai : Generasi Milenial 119


knologi tentu akan menarik minat para siswa. Bagaimana
tidak? Siswa zaman sekarang juga tidak asing dengan te-
knologi dan mengenal teknologi sejak dini.
Media pembelajaran berbasis teknologi contohnya adalah
aplikasi di gadget. Mungkin sulit untuk seorang guru untuk
membuat sebuah aplikasi. Guru milenial dapat mencari ap-
likasi yang menarik tentang matematika. Aplikasi ini sebai-
knya berisi materi, contoh soal, dan kompetisi. Selain itu,
selama di kelas, gunakan alat-alat peraga yang menarik
dan kreatif. Misalnya pada geometri, buatlah bangun ruang
dan bangun datar sehingga siswa dapat lebih mengerti dan
ter-tarik dengan konsepnya.
Bahasan kedua adalah tentang cara penyampaian. Se-
bagai seorang guru tentu juga pernah merasakan menjadi
siswa. Guru tentu tahu bagaimana cara menyampaikan
agar siswa tetap fokus dan tidak mengantuk. Biasanya
guru yang dianggap killer dapat membuat siswa tidak
mengantuk. Tapi ini bukan hal yang baik, tentu siswa tidak
mengantuk kare-na takut bukan karena tertarik. Buat siswa
tertarik dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Sampaikan pembelajaran dengan tegas serta mudah
dimengerti dan jangan lupa un-tuk memberikan joke pada
siswa agar suasana kelas tetap hidup.
Matematika sangat penting untuk kemajuan teknologi
bangsa Indonesia. Generasi muda harus tahu dan paham
mengenai matematika. Para guru milenial sebaiknya dapat
120 Antologi Esai : Generasi Milenial
membuat siswa menyukai matematika. Nikmati dulu matem-
atika lalu tularkan pada yang lain.

Antologi Esai : Generasi Milenial 121


GENERASI INSTAN
DI MASA DEPAN
OLEH : RATIH TRI WIDYANANDA

G aya hidup anak sekarang berbeda jauh dengan anak


yang besar di era sebelum 2000-an. Pernahkah kamu
berpikir untuk menikmati proses dalam mencapai sesuatu?
Padahal kalau saja kita mengerjakan tugas sekolah sendiri,
kita bisa menikmati proses belajar dan membuat otak kita
bekerja dan berpikir kreatif dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Dalam hal membuat makalah pun jurnal
asal jadi, tinggal buka Google kemudian ketik apa yang in-
gin dicari lalu copy-paste dari sumber mana pun dan tugas
selesai. Sebenarnya generasi instan itu apa? Bagaimana
dampak buruknya?
Disaat kita pulang sekolah biasanya kita melepas lelah
122 Antologi Esai : Generasi Milenial
dirumah sembari menonton televisi. Berbeda dengan seka-
rang, generasi sekarang lebih multitasking, seperti menon-
ton televisi, mereka juga mengerjakan tugas atau pekerjaan
rumah (PR) sembari mendengarkan musik dari handphone,
sesekali mereka juga menggunakan ponsel mereka untuk
berkomunikasi dengan teman-teman. Bila ada kesulitan da-
lam mengerjakan tugas atau PR, mereka tinggal mencari di
internet utuk mencari informasi yang dibutuhkan.
Seiring berkembangnya zaman banyak teknologi-teknologi
yang berkembang dengan pesat. Sekarang, dengan kecang-
gihan alat komunikasi memiliki banyak aplikasi seperti Email,
SMS, WhatsApp, Facebook, Twitter, Line, Instagram dan se-
gala macam aplikasi pengirim pesan, cukup sekali klik, pe-
san yang kita tuju ke orang lain bisa sampai hanya dalam
hitungan detik, tidak hanya itu kita pun bisa berkenalan den-
gan orang hanya melalui akun media sosial tersebut tidak
ha-nya itu media social membuat kita mudah terhubung
dengan teman bahkan dengan orang dibelahan dunia.
seakan akan teknologi membuat dunia menjadi tanpa batas.
Selain itu kita dapat mendapatkan barang dengan sangat
cepat seperti jual beli online semua itu dapat di pesan
melalui aplikasi seperti membeli baju dengan memesan dan
men-transfer uang baju tersebut akan cepat sampai dalam
jangka waktu 2-3 hari saja, tidak cuman baju kita juga bisa
memesan makanan melalui aplikasi go-food tinggal
menunggu bebera-pa jam makanan tersebut akan sampai.

Antologi Esai : Generasi Milenial 123


Berkembangnya teknologi kita dapat mengembangkan
bisnis dengan cepat, dengan teknologi kita dapat melalu-kan
promosi-promosi. Selain itu memiliki dampak yang akan
menjadikan para remaja meempunyai sifat yang cenderung
tidak berpikir panjang dan bersifat materialistis. Karena ter-
biasa dengan kondisi yang serba cepat, generasi sekarang
pun mempunyai kecenderungan untuk mendapat kan segala
macam hal yang diinginkan secara langsung. Mereka tidak
ingin bersusah payah, maunya ingin lewat jalan pintas saja.
Selain itu memiliki dampak kurangnya etika, dengan kema-
juan teknologi, mereka terkesan kurang bisa berkomunikasi
langsung dengan orang-orang sekitar karena mereka sudah
terbiasa dengan berkomunikasi melalui media komunikasi.
Banyaknya berita berita hoax yang menyebar di media so-sial,
terjadi penyalahgunaan di teknologi banyak terjadi pe-nipuan-
penipuan di media sosial.
Kita menjadi generasi penerus bangsa harus bisa me-
manfaatkan fasilitas teknologi yang sebaik-baiknya sehing-
ga menjadikan Indonesia lebih maju dan berkembang tidak
kalah dengan negra-negara lain diduia.

124 Antologi Esai : Generasi Milenial


MORAL DIJUAL,
GENERASI DIBELI
OLEH : DINA QIQI SHOFIA

I ndonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam

yang melimpah, suku yang beragam, dan kebudayaan yang


tak ada habisnya. Namun, Indonesia masih juga disebut se-
bagai negara berkembang. Tingginya tingkat pertumbuhan
penduduk yang tidak diimbangi dengan tingginya kualitas
hidup, menjadi salah satu faktor penyebab Indonesia belum
dikategorikan sebagai negara maju. Rendahnya moral juga
cukup menyumbang kekuatan negatif yang membuat Indo-
nesia stuck menjadi negara berkembang. Persoalan moral
bukanlah sesuatu yang baru untuk diperbincangkan khalayak
ramai. Mulai dari kasus kekerasan antar kelompok, ketida-
kadilan sosial dan hukum, hingga budaya korupsi yang se-

Antologi Esai : Generasi Milenial 125


makin menggurita telah memenuhi dunia pertelevisian.
Oleh karena itu, memperbaiki moral generasi penerus
bangsa sangat diperlukan untuk menghilangkan kebiasaan
buruk bangsa Indonesia dan membangun Indonesia yang
lebih maju.
Menurut Sonny Keraf, moral adalah sesuatu yang digu-
nakan untuk mengukur kadar baik dan buruknya sebuah tin-
dakan atau tingkah laku manusia sebagai manusia, mungkin
sebagai anggota masyarakat atau sebagai manusia yang
memiliki posisi tertentu atau pekerjaan tertentu. Tingkah laku
yang positif akan menunjang kehidupan yang baik, se-
dangkan tingkah laku yang negatif tentunya akan membuat
kehidupan memburuk. Sebagai generasi penerus bangsa,
seharusnya kita dapat memilih tingkah laku yang baik un-tuk
menerapkan moral yang baik. Namun kenyataannya,
perkembangan moral di Indonesia terus menurun dari waktu
ke waktu. Hal ini menjadi tugas bagi masyarakat Indonesia
terutama para generasi penerus bangsa.
Kemerosotan moral yang terjadi saat ini tentunya memiliki
faktor-faktor penyebab, baik dari dalam maupun dari luar.
Faktor dari dalam diri sendiri menjadi faktor utama dalam ke-
merosotan moral yang terjadi, karena apa yang kita lakukan
adalah apa yang kita pikirkan terlebih dahulu. Penurunan
akhlak, kurangnya pemahaman terhadap nilai agama atau-
pun nilai-nilai budi pekerti yang luhur, dan keinginan-keingi-
nan untuk mengikuti tren budaya luar merupakan contoh fak-

126 Antologi Esai : Generasi Milenial


tor penyebab yang muncul dari dalam diri sendiri. Saat
akhlak dan pemahaman terhadap norma-norma kita
menurun, kita tidak bisa membedakan mana yang benar dan
mana yang salah. Sehingga diri kita melakukan hal yang kita
senangi saja, tanpa memikirkan dampak kedepannya yang
ternyata semakin membawa Indonesia mengalami
kemerosotan mor-al.
Adapun faktor dari luar yang dapat mendorong kemeroso-tan
moral terjadi pada generasi penerus. Kurangnya perha-tian
yang diberikan oleh kedua orang tua, dapat mempen-garuhi
anak untuk mencari zona nyaman di luar rumah yang bisa
membuat mereka merasa diperhatikan. Ketika mereka
menemukan zona nyaman yang salah, tentunya akan mem-
pengaruhi perilaku mereka. Salah pergaulan atau mendapat
teman yang ‘salah’ dapat menjerumuskan anak ke arah negatif
yang dapat merusak moral mereka, seperti pergaulan bebas,
minum-minuman keras, narkotika, dan sejenisnya. Salahnya
sistem pendidikan di Indonesia juga bisa menjadi penyebab
merosotnya moral di Indonesia. Anak-anak banyak mengha-
biskan waktu di sekolah, namun mereka hanya mendapatkan
ilmu duniawi saja. Jarang ada sekolah yang mengajarkan as-
pek-aspek moral, jikalau ada porsinya sangat minim.
Kemerosotan moral yang terjadi saat ini tidak bisa dibi-
arkan. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bisa
meningkatkan moral yang telah menurun. Untuk mening-
katkan moral, dibutuhkan wawasan dan pengetahuan yang

Antologi Esai : Generasi Milenial 127


meluas dengan diadakannya pembinaan moral dan akhlak
mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang ti-
dak boleh dilakukan oleh generasi penerus bangsa. Kepan-
daian dalam memilah dan memilih teman juga diperlukan
untuk menghindari salah pergaulan. Kita juga harus pandai
dalam mengisi waktu luang dengan melakukan hal-hal
yang positif, seperti ikut serta dalam suatu organisasi di
kampus atau suatu perkumpulan di masjid. Selain itu,
peningkatan mutu lingkungan sekitar juga harus dilakukan.
Lingkungan keluarga, sekolah, dan juga masyarakat harus
turut mem-berikan dan menanamkan moral yang baik
kepada para generasi penerus.
Peningkatan moral harus selalu dilakukan guna menunjang
kehidupan sosial suatu negara. Sebagai generasi penerus
bangsa, kita memiliki banyak cara untuk melestarikan mor-al-
moral yang baik dalam diri kita. Berperilaku buruk itu mu-dah,
namun, apakah tidak ada perasaan malu yang timbul saat kita
berperilaku buruk? Tentu ada bukan? Oleh karena itu,
berperilakulah baik dengan menanamkan moral yang baik,
berperilakulah sebagaimana kita ingin diperlakukan.

128 Antologi Esai : Generasi Milenial


LOKAL RASA
INTERNASIONAL
OLEH : MELANIA LAILLITA KEMALASARI

M asyarakat Eropa yang pertama kali mengenalkan fash-

ion, rupanya hingga kini masih memantapkan kedudu-kannya


sebagi pusat fashion di dunia. Paris, kota yang men-jadi surga
bagi para peminat fashion dunia semakin ramai
diperbincangkan. Tak sedikit pula masyarakat Indonesia yang
mulai sadar untuk berpenampilan stylist dan mulai mengikuti
perkembangan fashion. Tren fashion di Indonesia yang su-dah
berkembang ini, dapat menjadi pilihan karier bagi kawula muda
Indonesia yang kekinian. Banyak tangan terampil de-sainer
Indonesia yang berkarier ditingkat internasional, dan
sudah mendapat pengakuan dari dunia fashion.
Tex Saverio atau yang biasa disapa Rio, salah satu desain-

Antologi Esai : Generasi Milenial 129


er ternama asal Indonesia yang namanya sudah tak asing
lagi bagi para selebriti dunia. Lady Gaga, Kim Kardashian,
dan Jennifer Lawrence sudah memakai hasil karya dari
Rio. Tangan terampil Rio memadukan karakteristik Indone-
sia dengan gaya modern khas Amerika dalam busana ran-
cangannya. Hal ini yang membuat karyanya mendapat nilai
tambahan dan berbeda dengan desainer dunia lainnya.
Baru-baru ini, Indonesia juga dibuat bangga dengan mun-
culnya desainer cilik kelas dunia. Rafi Ridwan, seorang
desainer cilik asal Indonesia menjadi perbincangan publik
Amerika Serikat dan Australia, setelah seorang model asal
Amerika, Tyra Banks memberikan kepercayaan pada Rafi
untuk merancang busana bagi para kontestan America’s
Next Top Model. Bahkan, Tyra Banks menjuluki Rafi
sebagai disainer termuda di dunia.
Selain para desainer yang sudah melebarkan sayapnya di
dunia internasional, kini brand Indonesia juga sudah mulai
mencuri perhatian dunia. Seperti contohnya Matoa, sebuah
brand jam tangan lokal yang memiliki nilai estetis tinggi.
Jepang termasuk salah satu negara yang sudah menjadi
konsumen tetap produk tersebut. Lucky Dana Aria, selaku
penemu brand Matoa menyatakan bahwa, Ia menggunakan
limbah kayu sebagi bahan baku utama dalam pembuatan jam
tangannya. Kini bisnis jam tangan yang sudah Ia tekuni
selama kurang lebih 4 tahun tersebut, dapat menghasilkan
omset yang menjajikan sekaligus mengharumkan nama In-

130 Antologi Esai : Generasi Milenial


donesia di kancah fashion internasional.
Desainer busana muslim juga tak kalah menarik untuk di-
bahas. Nilai pasar fashion dalam satu tahun mencapai 166
triliun, dimana 56 triliun diantaranya disumbangkan oleh pro-
duk busana muslim. Busana muslim Indonesia dirasa cocok
untuk semua kaum muslim diseluruh penjuru dunia. Hal ini
menjadi salah satu faktor banyaknya peminat busana muslim
Indonesia. Ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia
untuk mengenalkan keunikan yang dimilikinya dan menunju-
kannya pada dunia. Jika Milan sudah terkenal dengan ready to
wear, kemudian Amerika terkenal dengan sport wear, maka
Indonesia bisa mendapat julukan ‘muslim wear’.
Minat kawula muda dalam dunia fashion saat ini sangatlah
tinggi. Tak hanya lulusan sekolah mode, semua kalangan
ikut serta dalam menunjukan keantusiasan mereka pada
dunia fashion ini. Bahkan runway yang ada di Indonesia
dirasa ku-rang cukup untuk menampung ide-ide segar
desainer muda kita. Dengan melihat keunikan dan ciri khas
yang dimiliki In-donesia serta antusias generasi muda akan
dunia fashion, tak menutup kemungkinan bagi Indonesia
untuk menggeser Paris sebgai negara pusat fashion dunia.

Antologi Esai : Generasi Milenial 131


WAKTUKU
BOOMERANGKU
OLEH : DHINDA SANA AURELLIA

B erbagai kemajuan dari teknologi yang saat ini sebagai


karakteristik era milenial. Di zaman generasi milenial ini
memberikan berbagai fasilitas yang mudah dan berbeda
dari generasi sebelumnya. Kau tahu apa yang paling indah
dalam hidup? Ya, jawabanya adalah menghargai waktu.
Dan kau tahu apa yang paling menyakitkan dalam hidup?
Ya, jawabannya adalah menyia-nyiakan waktu. Ruang
yang hebat adalah waktu . Waktu yang baik adalah jika kau
bisa memanfaatkannya dengan hal positif. Akan tetapi saat
ini waktu itu melemah karena waktu itu ibarat pedang, jika
kamu tidak bisa menebasnya maka waktu tersebutlah yang
akan menebasmu.
132 Antologi Esai : Generasi Milenial
Seperti di era serba digital yang serba online serba cepat dan
serba terbuka sekarang ini kita sering mencampakkan-nya.
Dengan melakukannya semena-mena, seperti saat ada tugas
yang seharusnya kamu mengerjakan tetapi kamu memilih
untuk berleha-leha, nonton bioskop, bermain-main bersama
teman,bermain gadget hingga lupa waktu dan akh-irnya kamu
menunda tugas tersebut, karena kamu berfikir masih ada
waktu untuk mengerjakannya. Dan pada akhirn-ya kita sangat
terkejut karena tiba-tiba tugas sudah ‘dead-line’. Yang
menyebabkan kita tidak bisa mengontrol emosi kita deng baik.
Hal tersebutlah yang akan berdampak buruk pada kita dan
pada akhirnya hasilnya tidak maksimal. Seke-dar celup sana
celup sini, copas sana copas sini dan mentah semua. Tidak
tuntas sama sekali!. Banyak penyesalan yang tiba-tiba
terbayang aktivitas yang sudah dilakukan sebelumn-ya yang
tidak memanfaatkan dengan baik dan benar.
Akhirnya kita selalu berharap agar waktu bisa lebih panjang,
lebih indah dan lebih menenangkan agar kita bisa sedikit ber-
nafas panjang. Namun kenyataannya waktu lebih cepat dari
pikiran kita sendiri. Kita selalu tertinggal jauh dengan waktu.
Waktu yang melekat dalam hidup kita itu, mau tidak mau, suka
tidak suka, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, kare-na waktu
tak kan kembali. Sehingga, jika kita sedikit berpikir maka
sebenarnya tak ada istilah waktu luang dalam hidup kita.
Waktu akan terus berjalan, meskipun kita tidur atau bah-kan
kita menganggapnya sebagai waktu luang sekalipun.

Antologi Esai : Generasi Milenial 133


Kerap kali kita menunda waktu untuk bermalas-malasan
padahal sebelumnya kita sudah berjanji untuk berangka
tpukul sekian namun nyatanya kita berangkat melebihi
wak-tu yang sudah ditentukan. Perilaku ini menunjukan
perilaku yang tidak menghargai waktu apalagi ditambah
perkemban-gan zaman, gadget membuat kita semakin
bermalas-mala-san karena adanya berbagai aplikasi yang
menarik sehing-ga kita mengulur waktu untuk berleha-leha.
Saat ini aku tidak butuh ruang melainkan membutuhkan
medium untuk menghargai waktu yaitu konsisten dan ber-
tanggung jawab. Banyak cara mengkonversi waktu dan ber-
dasarkan cara kau akan membedakan hasil konversi wak-tu
tersebut. Dan ketika kau mendapatkan konversi waktu
tersebut kau tidak bisa merubahnya seperti sedia kala. Dan
hasilnya akan kamu rasakan dari beberapa arah baik arah.
Sebaiknya kita kurangi bukan dihilangkan. Karena kita juga
membutuhkan gadget. Jangan sampai kita bergantung oleh
gadget yaitu medsos, tetapi alangkah baiknya jka med-soslah
yang bergantung pada kita. Maksutnya medsoslah yang
mecari kita jika kita telah menciptakan/menghasilkan sesuatu
yang baru dan orang lain belum pernah menemu-kannya,
atau dalam bahasa gaulnya yaitu unik.
Dengan diberikannya waktu yang begitu singkat sudah
sepantasnya kita mempergunakan waktu semaksimal dan
sebaik mungkin. Bukan malah membuang-buang waktu
seenaknya saja, karena memang benar menghargai wak-
134 Antologi Esai : Generasi Milenial
tu itu sangatlah penting. Ibarat seperti pepatah yang berkata
“waktu itu adalah uang” artinya yang dimana waktu itu san-
gat penting dan bernilai mahal dalam kehidupan, walau itu
hanya 1 detik saja. karena menurut pepatah yang ada mem-
buang-buang waktu sama halnya dengan membuang-buang
uang.
Kendala waktu itu proses, kesalahan dikompres, waktu tak
butuh protes. Proses itu mereka menempatkan seolah se-
dang berlari untuk mengejar sesuatu, akan tetapi sayangnya
apa yang mereka kejar sebenarnya dibentuk dari media so-
sial.

Antologi Esai : Generasi Milenial 135


GENERASIKU
BERSEMBUNYI DI
BALIK LAYAR GADGET
OLEH : ARNEL FRAMODYANO

S ebutan generasi milenial kerap didengar belakangan


ini. Generasi milenial adalah generasi yang lahir pada saat
teknologi sudah maju. Generasi ini muncul ketika su-dah
terdapat handphone, TV berwarna, dan juga munculnya
internet. Tidak heran jika generasi ini sangat mahir dengan
teknologi.
Generasi milenial adalah generasi yang lahir diantara ta-hun
1980-2000. Itu artinya, pada saat ini generasi tersebut berusia
sekitar 18-38 tahun. Di usia sekarang ini seharusnya
seseorang akan menjadi sangat produktif dan kreatif, mere-ka
mampu menghasilkan karya-karya baru. Selain itu, masa
depan bangsa ini juga berada di tangan generasi milenial ini.
136 Antologi Esai : Generasi Milenial
Dengan berkembangnya teknologi, seharusnya generasi
ini lebih mampu untuk mengembangkan potensi dirinya
mas-ing-masing. Generasi ini seharusnya mampu untuk
menjadi lebih kreatif daripada generasi-generasi
sebelumnya. Den-gan adanya handphone yang canggih,
internet yang sema-kin maju, seharusnya generasi ini
mampu memanfaatkannya dengan baik.
Tak mampu lagi kita pisahkan antara generasi milenial ini
dengan gadget mereka, generasi kekinian ini selalu memba-
wa gadget di dekatnya. Teknologi yang sudah berkembang
dengan pesat ini seharusnya mampu membantu genera-si
milenial dalam mengembangkan potensi dirinya, dengan
berkembangnya teknologi kita bisa mendapatkan informasi
secara lebih mudah.
Banyak dari kalangan generasi milenial ini salah dalam me-
manfaatkan teknologi, namun tidak sedikit pula yang mampu
memanfaatkan teknologi dengan bijak. Dapat kita lihat gen-
erasi sekarang ini selalu melihat ke arah gadget mereka ke-tika
berada dengan teman-temannya atau bahkan berasama
keluarganya, mereka tidak menghiraukan lingkungan mereka
sendiri tapi sibuk dengan gadget masing-masing, mereka si-
buk mengetik status, bermain game online, tanpa menghirau-
kan lingkungan mereka sendiri. Teknologi yang berkembang ini
tidak hanya mampu mendekatkan yang jauh namun juga dapat
menjauhkan yang dekat.
Generasi ini seharusnya dapat memanfaatkan tekonologi

Antologi Esai : Generasi Milenial 137


dengan baik. Generasi yang bersembunyi di balik layar gad-
get ini seharusnya dapat menggunakan teknologi sebagai
sarana untuk menggali potensi diri sebaik mungkin, sara-na
untuk mencari informasi, dan juga sebagai sarana untuk
menambah relasi. Namun pada kenyataannya, banyak pula
generasi yang hanya memanfaatkan media sosial sebagai
alat untuk saling sindir, sebagai sarana untuk beradu mulut,
dan juga kadang media sosial digunakan sebagai alat untuk
menjatuhkan pihak lain.
Bisa kita ketahui bahwa durasi generasi ini melihat ke
arah layar gadget semakin meningkat dari hari ke hari,
kadang mereka bermain game online, menonton video, ada
juga yang sibuk dengan berkomentar di sosial media orang
lain, serta mencari sensasi di dunia maya.
Tidak sedikit pula generasi yang mampu memanfaatkan
teknologi dengan bijak. Generasi seperti inilah yang dihara-
pkan untuk melanjutkan bangsa ini, generasi ini mampu
menggunakan teknologi dengan baik, dapat menggunakan
teknologi tersebut sebagai sarana untuk menggali bakat, po-
tensi yang ada dalam diri mereka, sarana untuk mendapa-
tkan edukasi, menggunakan teknologi sebagai alat untuk
membuka ladang usaha, serta menggunakan teknologi se-
bagai alat untuk berprestasi. Mereka mampu memanfaatkan
waktu mereka di depan layar dengan sangat bijak. Genera-si
ini tidak hanya mengisi sosial media mereka dengan fo-to-
fotio selfie mereka, tetapi juga memberikan sesuatu yang

138 Antologi Esai : Generasi Milenial


dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain.
Sebagai generasi yang membawa masa depan bangsa
negara ini, seharusnya kita mampu untuk memanfaatkan se-
gala sesuatunya dengan sangat bijak, menggunakan teknolo-gi
dengan sebaik mungkin, menggunakan media untuk men-cari
informasi yang lebih akurat, menggunakan sosial media untuk
menjalin relasi, untuk membuka ladang usaha, bukan
digunakan sebagai topeng dalam mengomentari pihak lain.
Generasi milenial ini juga seharusnya dapat
memanfaatkan waktu dengan baik, bukan hanya
menghabiskannya di depan layar gadget hanya untuk
memberikan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain.
Menggunakan waktu dan teknolo-gi sebaik mungkin untuk
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.
Dengan berkembangnya teknologi, Generasi muda ini juga
seharusnya mampu untuk aktif di kegiatan sosial, mampu
un-tuk lebih berprestasi karena masa depan negeri ini
berada di tangan generasi milenial.

Antologi Esai : Generasi Milenial 139


MINAT BELAJAR
GENERASI ZAMAN
NOW
OLEH : FARIS ZAKARIA

M asa depan suatu bangsa dapat dilihat dari generasi muda


yang ada. Begitulah kata kebanyakan orang.
Mirisnya, di Indonesia, semakin hari penurunan minat bela-
jar tidak dapat dihindari. Banyak sekali faktor yang
membuat turunnya minat belajar bagi generasi milenial di
Indonesia, entah itu karena sang milenial tidak menyukai
pelajarannya, pendidik yang terlalu kaku, dan tugas yang
luar biasa ban-yak.
Milenial cenderung lebih fleksibel dalam segala hal, tidak
terkecuali dalam pembelajaran. Mereka menganggap bah-wa
zaman sudah modern, namun kenapa pendidik masih
terkekang oleh cara pendidikan generasi-generasi sebelum-
140 Antologi Esai : Generasi Milenial
nya? Tidak sedikit pendidik yang masih berkiblat pada
gener-asi-generasi sebelumnya, yang berpikir bahwa tugas
harus diberikan sebanyak mungkin agar peserta didik dapat
belajar. Namun faktanya, ketika tugas diberikan terlalu
banyak, yang terjadi adalah sang anak menjadi merasa
tertekan dan bisa jadi kehilangan minat belajarnya untuk
mempelajari mata pe-lajaran tersebut. Mungkin pendidik
harus mulai berpikir den-gan cara pikir generasi milenial
untuk mengetahui tugas yang pas untuk para milenial.
Pendidik sudah seharusnya mengikuti perkembangan zaman.
Memang ketika sudah terbiasa pada suatu generasi, dan
kemudian muncul generasi baru maka akan susah untuk
beradaptasi. Generasi milenial adalah generasi yang tumbuh
pada saat teknologi benar-benar berkembang; mereka me-lihat
perbedaan teknologi dari dulu hingga sekarang. Mem-berikan
tugas dengan format menulis tangan secara berlebih akan
membuat siswa merasa tertekan dan rasa lelah ketika ia
selesai menulis banyak. Tugas dengan format menulis sep-erti
ini akan membuat siswa membandingkannya dengan te-
knologi yang sekarang ini sudah ada, yaitu komputer. Dengan
komputer, seharusnya mereka dapat mengetik banyak kata
dan tanpa merasakan kelelahan, tidak seperti ketika mereka
harus menulis dengan tangan dan dengan jumlah kata yang
luar biasa banyak.
Selain dari tugas menulis yang banyak, pembawaan ma-
teri seharusnya juga mengikuti perkembangan zaman. Tidak

Antologi Esai : Generasi Milenial 141


melulu diam didepan kelas seperti memberikan ceramah.
Anak milenial adalah generasi yang komunikatif. Diskusi
akan membuat kelas terasa lebih hidup dan hal itu akan
membuat siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pe-
lajaran tersebut. Tanya jawab dengan dosen ataupun guru
pasti menjadi hal yang menarik bagi milenial.
Gaya mengajar dalam kelas oleh pendidik juga seharus-
nya lebih santai, namun tetap tidak meninggalkan kesan
bahwa mereka sedang dalam kelas. Seperti kata serius
tapi santai. Biasanya, pengajar yang seperti ini akan
disukai oleh peserta didik, dengan begitu ketika mereka
sudah menyu-kai bagaimana cara pengajar menyampaikan
materi, mer-eka akan menyukai mata pelajaran atau mata
kuliah yang diampu oleh pengajar tersebut, dengan begitu
minat belajar mereka terhadap mata kuliah atau mata
pelajaran tersebut akan meningkat.
Tulisan ini tidak semena-mena dibuat hanya untuk pendi-
dik, namun juga kepada peserta didik. Minat belajar harus
ditumbuhkan secara internal, tidak melulu sang pendidik.
Kita harus paham bahwa kita membutuhkan ilmu. Seharus-
nya kita tetap menjaga attitude kita sebagai peserta didik
terhadap guru maupun dosen. Kita harus tahu diri, karena
bisa saja dosen atau guru kita sebenarnya sedang menye-
suaikan dengan gaya belajar kita. Karena beberapa dari
mereka adalah generasi diatas kita. Kita harus tetap mem-
berikan respek terhadap pendidik, karena dari mereka lah
142 Antologi Esai : Generasi Milenial
kita mendapatkan ilmu yang nantinya akan berguna di masa
depan, demi diri sendiri, orang tua, dan negara.

Antologi Esai : Generasi Milenial 143


BISNIS ONLINE
HANCURKAN
PENGANGGURAN
OLEH : NUR HIDAYAH

S aat ini, kehidupan banyak yang berubah khususnya da-

lam bidang teknologi dan informasi. Teknologi zaman


sekarang sangatlah membantu bagi orang-orang untuk
melakukan sebuah usaha atau pekerjaan. Di tahun 2017,
angka pengangguran di Indonesia masih terbilang tinggi yai-tu
sekitar 7,04 juta jiwa masyarakat Indonesia yang men-
ganggur. Hal ini, dikarenakan lapangan pekerjaan di Indone-
sia yang tidak sesuai dengan jumlah penduduk di Indonesia.
Selain itu, kemampuan skill yang dimilikipun belum mema-dai.
Oleh karena itu, sekarang sudah banyak sekolah kursus skill
seperti menyetir, menjahit, mengoperasikan komputer dll. Dan
untuk mendapatkan sebuah perkerjaan dengan gaji
144 Antologi Esai : Generasi Milenial
diatas UMR harus mempunyai ijazah dari perguruan tinggi.
Pada tahun 2018 angka pengangguran di indonesia men-
galami penurunan sebanyak 140.000 jiwa dikarenakan
bisnis online.
Dari tahun 2012, akan tetapi belum semarak sekarang.
Un-tuk membuka bisnis online harus memahami sebuah
penge-tahuan tentang teknologi zaman sekarang yang
disebut den-gan smartphone. Smartphone adalah teknologi
komunikasi zaman sekarang yang dapat dibawa kemana
saja. Smart-phone sendiri mempunyai banyak fungsi yaitu
untuk sarana belajar, bermain, dan membuka usaha. Cara
untuk membuka usaha berbasis online sendiri yaitu dengan
memfoto sebuah produk lalu diunggahkan ke dalam media
sosial seperti face-book, twitter, instagram dll. Bisnis online
sendiri bisa dilaku-kan oleh anak sekolah, mahasiswa, ibu
rumah tangga dan orang yang belum mendapatkan sebuah
pekerjaan. Akan tetapi, pada tahun 2012 ini masyarakat
belum bisa memper-cayai bisnis online tersebut dikarenakan
banyaknya penipuan dikalangan bisnis online.
Pada tahun 2017 sampai sekarang, terdapat aplikasi bisnis
online yang praktis dan dipercaya pembeli seperti tokopedia,
lazada, shopee dll. Dengan adanya aplikasi ini pembeli tidak
lagi merasakan kekhawatiran dalam melakukan pembelian
sebuah barang melalui online karena barang yang dipesan
dalam aplikasi tersebut sudah pasti sampai ke tempat pembe-li.
Barang yang dijual pun sangatlah beragam dari elektronik,

Antologi Esai : Generasi Milenial 145


alat dapur, kebutuhan rumah tangga, kosmetik, pakaian, dll.
Barang yang jarang ada di toko-toko pun juga ada di online
shopping tersebut. Selain itu, terdapat banyak diskon yang
terdapat dalam aplikasi bisnis online tersebut, mulai dari
diskon harga barang dan gratis ongkir ke seluruh wilayah
Indonesia. Untuk kurir pengiriman barang sekarang sudah
banyak berkerja sama dengan aplikasi bisnis online tersebut
mulai dari j&t express, jne, wahana dll. Dan apabila sebuah
barang yang dipesan oleh pembeli belum sampai ke tem-pat
pembeli maka pembeli bisa konfirmasi dengan penjual
dengan melalui fitur chatting pada aplikasi tersebut dan apa-
bila tidak ada respon dari penjual maka akan ditindak lanju-ti
oleh pihak aplikasi tersebut. Untuk seseorang yang ingin
mendaftarkan diri sebagai penjual dalam aplikasi tersebut
sangatlah mudah yaitu hanya membuat sebuah toko online
melalu aplikasi bisnis online tersebut dengan mencantum-kan
foto selfie dengan KTP lalu unggahkan barang yang ingin
dijual di aplikasi bisnis online tersebut. Dengan men-jalankan
bisnis online ini bisa dilakukan kemana saja, dima-na saja,
dan kapan saja karena untuk melakukannya hanya
bermodalkan sebuah smartphone dan jaringan internet.

146 Antologi Esai : Generasi Milenial


INSTAGRAM, TREN
KEHIDUPAN MASA KINI
OLEH : PRADHITYA AYU NAWANG WULAN

K ebutuhan sosial media saat ini sudah menjadi kebutu-


han primer masyarakat. Mulai dari facebook, twitter, dan
bahkan Instagram yang saat ini sedang digandrungi berbagai
kalangan masyarakat. Instagram dianggap sebagai sebuah
gaya hidup baru bagi generasi milenial. Berbagai foto diung-
gah dengan berbagai tema, mulai dari foto diri, pemandan-
gan, hobi, makanan, rutinitas harian, dan dengan berbagai
teknik edit.
Di Indonesia, pengguna sosial media terbesar adalah anak-
anak dan remaja. Remaja zaman sekarang seolah terhipno-tis
dengan kedinamisan Instagram yang tidak sekompleks
facebook dan tidak sesingkat twitter. Namun berbagai visu-

Antologi Esai : Generasi Milenial 147


al yang menarik membuat Instagram menjadi sosial media
yang sangat hits saat ini. Instagram dianggap telah menjadi
album terbuka dimana semua orang dapat melihat koleksi
foto yang kita miliki. Itulah mengapa orang berlomba-lomba
untuk membuat foto yang bagus demi merapikan feeds di
akun Instagramnya.
Instagram sendiri, kini penggunanya bukan hanya anak-
anak dan remaja saja, namun mama-mama hits zaman
sekarangpun seolah tak mau ketinggalan dengan sosial
media ini. Ketika kita memantau akun ‘insta-mom’, tampaknya
hanya langit yang menjadi batas pengeluaran orang tua untuk
sang buah hati. Mulai dari tips merawat anak, pamer barang
dan jasa untuk bayi yang bernilai hingga puluhan juta
(waduh). Ini sangat berbahaya jika ada ibu-ibu lain yang
terinspirasi, sedangkan ongkosnya tak terjangkau dan
kebanyakan adalah kelas menengah Indonesia.
Ketika para ‘insta-mom’ berlomba-lomba mengekspos
kehidupan dan tips cara merawat anak, beda lagi dengan
para remaja. Kebanyakan remaja saat ini kebutuhan feeds
Instagramnya adalah destinasi wisata yang juga tak kalah
ngehits. Ketika seseorang mengunjungi salah satu tempat
wisata, rasanya kurang lengkap jika tidak membagikannya
ke akun Instagramnya. Bahkan ke tempat makan atau cafe
pun, tidak berdasarkan pada menunya namun berdasarkan
pada tatanan tempatnya. Itulah mengapa cafe zaman
sekarang lebih mementingkan desain ruang daripada menu
148 Antologi Esai : Generasi Milenial
makanannya.
Pada dasarnya, merapikan feeds adalah salah satu cara
mendapatkan banyak followers. Tak heran jika banyak dari
mereka yang rela memasang aplikasi untuk mengedit foto
dan video, sehingga membuat Instagram nampak lebih rapi.
Dan untuk memenuhi semua itu, muncullah sebuah tren
gaya hidup baru, contohnya makin banyak pengguna
Instagram yang mengekspos kegiatan travelling, sehingga
kebutuhan travelling saat ini semakin meningkat. Mungkin
untuk sebagian orang, travelling sudah menjadi hobi yang
menyenangkan dan juga mengasyikkan. Namun saat ini
zaman sudah berubah, travelling bukan hanya dijadikan
hobi, namun disamping itu juga menjadi kebutuhan untuk
mengunggah dan mengekspos di akun Instagram untuk
dibagikan (pamer) ke pengguna lainnya.
Seharusnya kita jangan latah dalam menanggapi hal ini. Kita
boleh saja mengikuti tren yang ada, selama itu tidak
mengganggu kehidupan pribadi dan tujuan hidup kita. Misalnya
ketika menengok akun ‘insta-mom’ yang (pamer) membeli
stroller bayi puluhan juta, mungkin stroller ini nyaman ketika
digunakan si bayi, mengurangi getaran saat didorong, dan
berbagai macam keunggulan lain, sehingga kita menjadi
tertarik dan berniat membelinya. Pikirkan dahulu apakah
dengan membeli barang itu, kebutuhan lain masih sanggup
terpenuhi, atau justru terbengkalai. Atau bahkan kita rela
hutang bank hanya demi mengikuti tren yang ada.

Antologi Esai : Generasi Milenial 149


Selama tingkat ekonomi kita setara dengan tingkat
ekonomi ‘insta-mom’ yang kebanyakan kelas menengah
dan tidak mengganggu kebutuhan lain yang sifatnya lebih
primer, maka sah-sah saja jika mengikutinya.
Demikian halnya para remaja yang mengikuti tren travelling
untuk berbagi (pamer) berbagai destinasi wisata yang indah
yang ada di penjuru Indonesia, bahkan luar negeri (wow),
pikirkan apa saja resiko yang mungkin akan terjadi. Misalnya
mengikuti tren hiking, mendaki gunung dengan ketinggian dan
dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi demi mendapat
foto yang artsy dan aesthetic di puncak supaya terlihat ‘wah’.
Dipuji hebat, karena mampu menaklukkan gunung dengan
ketinggian sekian, kemudian mendapat banyak likes karena
foto tersebut. Apakah kondisi kesehatan memungkinkan untuk
melakukan hal tersebut, atau kondisi keuangan yang dimana
remaja yang belum bekerja masih menggunakan uang orang
tua. Pikirkan kembali jika ingin melakukan travelling atau
hiking jika hanya untuk kebutuhan sosial media semata.

150 Antologi Esai : Generasi Milenial


PANTAS MENJADI
GENERASI MILENIAL
YANG PANDAI
MEMANTASKAN
OLEH : AFRIANTO NUR FADHOL

P enampilan orang lain sering kali terlihat indah di mata kita.


Hal itu yang membuat kita terkadang meniru style atau cara dia
berpenampilan. Bisa dalam berpakaian, berta-
ta rias, lan lain sejenisnya. Sekilas tidak ada masalah den-
gan tindakan tersebut. Akan tetapi jika kita berbicara kep-
antasan, bisa jadi akan ditemukan masalah. Karena dalam
berpenampilan selain mempertimbangkan keinginan dan ke-
butuhan, diantara keduanyan juga terdapat kepantasan.
Kata “kepantasan” berasal dari kata dasar “pantas” yang
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti patut,
layak, sesuai, sepadan, kena benar, cocok, tidak mengher-
ankan, dan tampak elok (bagus, cantik, tampan). Dari beber-

Antologi Esai : Generasi Milenial 151


apa makna yang berbentuk padanan kata tersebut dapat di-
jadikan sebagai tolok ukur dalam menentukan kepantasan.
Dengan mempertimbangkan patut, layak, sesuai, sepadan,
kena benar, cocok, tidak mengherankan, dan tampak elok,
pasti kita akan menemukan sejatinya kepantasan.
Berbicara mengenai kepantasan yang dapat menjadi ma-
salah. Di era globalisasi seperti saat ini sangat mudah kita
temukan masalah tersebut bahkan bisa jadi ada dalam diri
kita. Misalnya saja dalam menentikan kepantasan berpa-
kaian. Sebenarnya tidak cukup hanya dengan berdiri di de-
pan cermin untuk menentukan apakah suatu pakaian pantas
dipakai atau tidak. Kita juga harus mempertimbangkan den-
gan pakaian itu kita akan melakukan kegiatan apa, bertemu
dengan siapa, di tempat yang seperti apa, dan seterusnya.
Dalam masyarakat Jawa, terdapat “tata krama” atau tata
aturan termasuk dalam hal kepantasan berpakaian. Na-
mun biasanya lebih cenderung pada rasa sopan atau tidak
sopan. Namun hal sepenting itu sekarang sudah mulai dit-
inggalkan yang salah satunya dipengaruhi oleh arus pertu-
karan budaya di era globalisasi. Parahnya lagi, orang
jaman sekarang terutama generasi milenial tidak lagi
mempertim-bangkan kebutuhan, keinginan, maupun
kepantasan, akan tetapi hanya sekedar mengikuti trend.
Misalnya trend memakai softline berwarna-warni di kalan-
gan masyarakat Indonesia. Mungkin mereka terinspirasi dari
orang-orang Eropa yang bermata warna-warni seperti war-
152 Antologi Esai : Generasi Milenial
na biru, abu-abu, dan lainnya. Padahal itu merupakan karunia
dari Tuhan dan sudah merupakan keturunan. Akan tetapi di era
globalisasi yang sarat akan perkembangan teknologi sep-erti
tidak ada yang tidak mungkin. Maka terciptalah softline bagi
mereka yang bermata hitam dan ingin meniru style atau gaya
berpenampilan orang-orang Eropa.
Sebenarnya hal tersebut akan tidak menjadi masalah jika
dilakukan pada tempat yang tepat. Misalnya ketika kita
minus dan kita tidak mau memakai kacamata, maka softline
bisa menjadi alternatif. Kemudian seorang public figure yang
me-merlukan softline sebagai penunjang penampilan. Akan
tetapi berbeda lagi dengan orang-orang tertentu yang hanya
ber-pegang pada trend. Kebanyakan mereka salah dalam
meng-gunakan benda tersebut yang pada akhirnya
bergesekan dengan kepantasan namun tidak dipedulikan.
Contoh kasus yang nyata terutama terjadi pada genera-si
milenial yang kebanyakan masih menempuh pendidikan.
Sering kali pelajar SMP/SMA saat ini memakai softline ketika
berangkat sekolah. Bukan karena mata minus atau public fig-
ure, hal tersebut ternyata hanya sebagai bagian dari mengi-kuti
trend. Berbiacara pantas tidak pantas, tentu ini termasuk hal
yang tidak pantas. Selain tanpa mereka sadari atau bah-kan
mereka sadar tapi acuh, sebenarnya memakai softline juga
dapat merusak mata. Sangatlah rugi ketika kita menya-kiti diri
kitra sendiri hanya untuk menutup gengsi.
Sebenarnya masih banyak lagi kasus serupa. Untuk itu kita

Antologi Esai : Generasi Milenial 153


betapa pentingnya kita mempertimbangkan kepantasan bu-
kan hanya kebutuhan atau keinginan saja. Jangan sampai
perkembangan teknologi di era globalisasi yang seharusn-
ya memudahkan urusan kita namun justru membahayakan
diri kita sendiri. Berkaitan dengan meniru style atau gaya
berpenampilan orang lain yang dianggap lebih indah. Se-
benarnya mensyukuri karunia Tuhan yang ada merupakan
keindahan yang sesungguhnya.

154 Antologi Esai : Generasi Milenial


GENERASI MILENIAL,
GARDA TERDEPAN
PEMILU SEHAT
OLEH : MUCHAMMAD SYAIFUL

P emilu (pemilihan umum) 2019 kurang lebih masih sekitar

setengah tahun lagi. Namun, hiruk pikuk dan euforianya sudah


terasa dari beberapa bulan yang lalu. Semua partai politik akan
saling bersaing untuk mendapatkan dukungan seluruh
masyarakat, salah satunya yaitu para generasi mile-nial
sebagai golongan pemuda dan pemilih pemula. Pesta
demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali ini, ban-yak
pemuda yang baru pertama kali akan berpartisipasi. Ter-catat
bahwa ada 196,5 juta pemilih dalam pemilu 2019 nanti, dan
diantaranya terdapat 14 juta atau sekitar 7,4 persen yang
merupakan pemilih pemula yang merupakan generasi mileni-
al yang baru memiliki hak pilih untuk pertama kalinya.

Antologi Esai : Generasi Milenial 155


Partisipasi pemuda dalam dunia politik sangatlah perlu
terutama dalam menyampaikan gagasannya di dalam
pesta demokrasi. Aspirasi pemuda yang bersifat konstruktif
san-gat penting untuk mengantarkan menuju Indonesia
yang sejahtera. Terlebih pemuda merupakan pemimpin
masa de-pan. Maka sangat penting apabila pemuda sudah
berkiprah di dunia politik sejak dini. Kontribusi para pemuda
sebagai pemegang hak pilih sangat diperlukan. Akan
tetapi, banyak-nya kabar dari media tentang
penyelewengan wewenang, rekayasa hukum, dan politik
yang saling menjatuhkan men-jadi faktor pemicu
enggannya pemuda dalam berkiprah di dunia politik.
Dengan situasi politik yang memprihatinkan ini, pemuda
diharapkan turut andil dalam memperbaiki sistem pemerin-
tahan di Indonesia, bukan malah bersikap acuh dan tidak
mau tahu. Pemuda merupakan salah satu kunci penting
da-lam kemajuan sebuah bangsa. Itulah mengapa dalam
hal apapun, pemuda selalu menjadi prioritas utama
sebagai alat menuju kesejahteraan. Untuk itu, dalam
menyongsong pes-ta demokrasi yang sehat di tahun 2019
nanti, para pemilih dari generasi milenial harus benar-benar
dapat memberikan suara dengan sebaik-baiknya guna
mengantarkan Indone-sia menuju kesejahteraan tanpa
terlibat dalam politik yang kotor.
Semua orang telah mengetahui bahwa politik uang dalam
kampanye yang dilakukan oleh beberapa partai politik atau-
156 Antologi Esai : Generasi Milenial
pun capres dan cawapres telah membudaya dan mendarah
daging. Bahkan, demi memenangkan pemilu mereka rela
mengeluarkan dana ratusan juta, bahkan hingga triliunan.
Biasanya uang dibagi-bagikan kepada masyarakat dengan
maksud masyarakat yang diberi uang tersebut akan memilih
mereka dalam pemilihan nanti.
Pemuda khususnya generasi milenial sebagai agent of
change harus turut andil dalam menghilangkan budaya terse-
but. Mereka harus memberikan stigma terhadap masyarakat
bahwa pemilu harus terbebas dari politik uang. Para pemuda
harus memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa
partai politik yang tidak memberikan uang terhadapa mas-
yarakat bukan berarti mereka pelit. Akan tetapi mereka men-
junjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan keadilan. Sebaliknya jika
parpol yang terdaftar dalam pemilu maupun parpol yang
menjadi pendukung dari capres dan cawapres memberikan
sogokan kepada masyarakat, akan mendorong terjadinya
korupsi ketika mereka menjabat dalam pemerintahan. Mer-eka
yang melakukan money game ketika masa kampanye,
cenderung akan bekerja dengan tujuan untuk mengemba-likan
modal yang telah dikeluarkan selama masa kampanye bukan
bekerja untuk memperjuangkan hak-hak rakyat. Akan tetapi,
jika parpol maupun capres dan cawapres selama masa
kampanye bebas dari politik uang, ketika mereka menduduki
jabatannya akan bekerja dengan setulus hati untuk memper-
juangkan hak-hak masyarakat.

Antologi Esai : Generasi Milenial 157


Pemuda juga harus mengubah mindset masyarakat bah-
wa pemilu di Indonesia harus terbebas dari politik uang.
Masyarakat juga dihimbau untuk tidak menerima apabila
ada oknum-oknum yang memberikan sogokan berupa
uang atau benda-benda lain dengan tujuan agar mereka
dipilih. Sebab, apabila masyarakat mau menerima, maka
ketika menjabat mereka akan melakukan korupsi dan tentu
yang dirugikan adalah masyarakat. Dengan kerja sama
yang baik antara pemuda dan masyarakat akan tercipta
pemilu yang sehat tanpa politik uang.
Selain itu, black campaign maupun negative campaign
juga sering terjadi dalam masa kampanye. Black campaign
adalah kampanye yang dilakukan dengan menjatuhkan la-
wan politik menggunakan fitnah sehingga rakyat tidak per-
caya dengan lawan politiknya dan berpihak kepada pihak
yang memfitnah. Sementara negative campaign adalah
kampanye menggunakan fakta-fakta keburukan atau keku-
rangan lawan politiknya dengan tujuan agar rakyat memi-
lihnya. Ke-dua hal itu memiliki tujuan yang sama yaitu un-
tuk menjatuhkan lawan politik dan mendapatkan dukungan
dari masyarakat. Memang antar parpol harus bersaing un-
tuk mendapatkan suara dari masyarakat, akan tetapi per-
saingan seharusnya dilakukan dengan sehat yaitu dengan
menunjukkan visi, misi, kelebihan, dan prestasinya sendiri
tanpa saling menjatuhkan lawan politiknya.
Pemuda sebagai garda terdepan dalam pemilu juga ha-

158 Antologi Esai : Generasi Milenial


rus dapat menggiring opini masyarakat serta media dalam
mewujudkan pemilu yang sehat. Mereka juga harus dapat
membedakan mana berita hoax ataupun berita fakta untuk
menghindari adu serang argument baik di media sosial mau-
pun di dunia nyata.
Dengan adanya peran pemuda yang bersinergi terhadap
masyarakat dan pemerintah, akan tercipta sistem
pemerintah-an yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran
dan keadilan. Masyarakat khususnya pemuda, harus harus
turut andil da-lam pengawasan perpolitikan di Indonesia.

Antologi Esai : Generasi Milenial 159


TEMAN YANG TAK
TERLIHAT
OLEH : ALFIATUR ROHMANIAH

P erkembangan teknologi yang sangat pesat merupakan

dampak dari adanya arus globalisasi yang mengubah gaya


hidup manusia pada zaman sekarang. Globalisasi memiliki
arti sebagai proses mendunianya seluruh kehidupan di
berbagai bidang seperti sosial, budaya, ekonomi, poli-tik,
dan sebagainya sehingga menghilangkan batas antara
negara satu dengan negara lain di dunia. Melesatnya arus
globalisasi saat ini di warnai dengan adanya perkembangan
internet. Dengan adanya internet perkembangan media ko-
munikasi semakin canggih seperti tablet dan smartphone
yang menjadi benda berharga yang tidak bisa lepas dari
generasi millenial. Adanya internet dan smartphone menga-
160 Antologi Esai : Generasi Milenial
kibatkan munculnya media sosial.
Media sosial digunakan untuk membuat laman situs pribadi
yang dapat dihubungkan dengan situs lain sehingga dapat
digunakan untuk komunikasi secara interaktif. Sekarang ini
hampir semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja, hing-ga
orang dewasapun menggunakan aplikasi media sosial seperti
facebook, twitter, line, instagram, whatsApp, telegram dan lain
sebagainya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ten-tu
memberikan dampak baru dalam perkembangan remaja dan
anak-anak, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Perkembangan media sosial memberikan banyak keuntun-
gan yang positif dalam perkembangan ilmu teknologi,
misaln-ya memudahkan dalam hal komunikasi, mengakses
informa-si, menambah relasi dan teman yang tak ter batas.
Namun hal itu juga memberikan dampak negatif bagi anak-
anak, remaja bahkan orang dewasa yang salah dalam
penggunaan fungsi media sosial tersebut. Media sosial
menjadikan anak-anak dan remaja rawan terjerumus ke
dalam pergaulan be-bas karena mudahnya mendapatkan
teman dari media sosial tersebut tanpa mengetahui
bagaimana karakter dari orang itu. Selain itu sering kali
terjadi kasus penipuan yang dilaku-kan lewat media sosial.
Berkembangnya internet dan media sosial memunculkan pola
interaksi yang dapat dilakukan tanpa harus berada da-lam
ruang dan waktu secara bersamaan. Media sosial dapat
menciptakan interaksi baru tanpa harus bertemu secara fisik.

Antologi Esai : Generasi Milenial 161


Hal ini menjadi kekhawatiran bagi kita karena dapat dijad-
ikan lahan penipuan bagi oknum yang tidak bertanggung
jawab. Untuk itu perlu adanya kebijakan-kebijakan dalam
bermedia sosial.
Kebijakan dalam bermedia sosial diantaranya adalah tidak
memberikan informasi-informasi yang bersifat pribadi ke da-
lam media sosial. Kebiasaan anak-anak dan remaja dalam
menggunakan media sosial adalah mengunggah hal-hal yang
bersifat pribadi yang dapat memancing orang lain agar
tertarik, misalnya menggunggah foto-foto yang menunjuk-kan
kekayaannya, foto dirinya yang bersifat pribadi, mem-buat
status tentang keberadaannya dan hal-hal lain yang sifatnya
tidak penting. Kegiatan tersebut dapat memberikan peluang
bagi orang lain yang melihat untuk melakukan ke-jahatan
seperti penipuan. Contohnya pada 28 November 2017 di
beritakan dalam Tribunnews.com tejadi kasus pe-nipuan di
Pekanbaru melalui sosial media. Modus pelaku adalah
mengajak berkenalan lewat sosial media kemudian mengajak
korban untuk bertemu. Modus dari penipuan ini adalah ingin
membantu korban akan tetapi pelaku menipu korban dan
membawa kabur tas dan semua barang-barang milik korban.

Tidak mudah percaya dengan orang yang baru dikenal le-


wat sosial media. Dalam sosial media kita bebas berteman
dengan siapapun tidak ada batasan ruang dan waktu, untuk
itu perlu adanya kewaspadaan terhadap seseorang yang ti-
162 Antologi Esai : Generasi Milenial
dak diketahui secra jelas identitasnya. Selain itu perlu adan-
ya pengawasan dari orang tua mengenai sosial media dari
anak-anaknya. Pengawasan tersebut seperti melihat hal-hal
yang diunggah oleh anaknya di dalam media sosial, mencari
tau dengan siapa anaknya berteman. Setiap orang tua ha-
rus memantau kegiatan-kegiatan seorang anak dan seorang
anak seharusnya bercerita kepada orang tuanya jika ada hal
yang mencurigakan.
Sebagai bagian dari generasi millenial yang sudah kecan-
duan menggunakan media sosial kita harus bijak dalam me-
manfaatkan kemajuan teknologi tersebut. Kebijakan dalam
menggunakan media sosial meliputi penggunaannya sebagai
alat komunikasi yang dapat mendekatkan seseorang yang
jauh, tetapi jangan sampai menjauhkan teman yang sudah
dekat. Carilah teman yang dapat diketahui identitasnya se-cara
jelas, jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal
dalam sosial media. Selau ceritakan dengan orang tua jika
ingin berteman dengan orang yang tidak dikenal di media
sosial. Kemajuan teknologi bagaikan pedang berma-ta dua, jika
kita dapat menggunakannya dengan baik maka akan
mendapatkan manfaat yang baik pula, dan sebaliknya jika kita
tidak bisa menggunakannya dengan baik maka akan
merugikan diri kita sendiri. Untuk itu ambilah keuntungannya
jangan ambil kerugiannya.

Antologi Esai : Generasi Milenial 163


GENERASIKU LUPA
BAHASA IBU
OLEH : ELLYA PABELLA OKTAVIANI

B ahasa ibu merupakan bahasa pertama yang dikuasai

manusia sejak ia dilahirkan ke dunia melalui interaksi


dengan orang sekitar yang menggunakan bahasa tersebut,
seperti keluarga dan masyarakat di lingkungannya. Bahasa
ibu berhubungan dengan suku dari mana individu tersebut
berasal, misalkan seseorang lahir dan menetap di Jawa,
maka secara otomatis bahasa ibunya adalah bahasa jawa.
Di zaman generasi milenial sekarang ini bahasa ibu telah
menjadi masalah yang memprihatinkan. Semakin lama
bahasa ibu semakin dilupakan, misal di jawa sekarang ini
banyak orangtua yang mengenalkan bahasa Indonesia
kepada anaknya sejak ia masih bayi sehingga secara tidak
164 Antologi Esai : Generasi Milenial
langsung hal tersubut akan menjadikan bahasa indonesia
sebagai bahasa ibu di lingkungan suku Jawa. Semakin jarang
orangtua di daerah jawa yang mengajarkan bahasa daerah
seperti kromo alus, ngoko dan sebagainya kepada anaknya.
Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus pastinya akan
mengancam kelestarian bahasa jawa sebagai bahasa ibu di
daerah jawa. Selain itu, orangtua sekarang ini banyak yang
mengharuskan anaknya untuk berbahasa asing. Sejak kecil
anak dibiasakan berbahasa asing sehingga ia tidak begitu
mengetahui dan menguasai bahasa indonesia, dan yang lebih
parah anak-anak tidak mengetahui bahasa daerah sama
sekali. Orang tua lebih menuntut anak untuk mengetahui dan
menguasai bahasa asing terutama bahasa inggris dan juga
bahasa asing lain seperti bahasa mandarin, bahasa perancis,
bahasa korea, bahasa jepang, dan sebagainya. Orangtua akan
jauh merasa lebih bangga apabila anak mereka dapat
menguasai berbagai bahasa asing daripada melihat anak
berbahasa lokal. Beberapa sekolah di Indonesia sekarang ini
juga menuntut murid supaya menggunakan bahasa inggris
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Apalagi sekolah
internasional di dalam negri yang memang mengharuskan
murid untuk menggunakan bahasa asing. Sebenarnya hal
tersebut boleh-boleh saja apabila sekarang ini generasi
milenial menguasai bahasa asing selama ia masih bisa
menggunakan bahasa lokal dan melestarikannya dengan cara
mengaplikasikan penggunaan bahasa daerah dalam

Antologi Esai : Generasi Milenial 165


kehidupan sehari hari. Karena bagaimanapun bahasa
daerah merupakan identitas dan ciri khas suatu daerah
yang harus dilestarikan keberadaannya supaya tidak hilang
terbawa arus globalisasi.
Selain itu yang mengancam hilangnya bahasa ibu adalah
penggunaan bahasa gaul, generasi milenial sekarang ini pasti
tidak sedikit yang menggunakan bahasa gaul untuk
mengungkapkan sesuatu atau menyebut sesuatu.. Bahasa
gaul sampai saat ini masih saja bermunculan dan semakin
bertambah istilah istilah baru setiap harinya yang sangat ti-
dak sesuai dengan ketentuan EYD. Penerapan bahasa gaul
membuat remaja terutama yang berada pada masa perali-han
semakin sulit mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Karena terlalu sering menggunakan bahasa gaul,
mereka tidak menyadari bahwa bahasa tersebut bukan ba-
hasa yang baik dan benar. Masih sering dijumpai dalam aca-
ra-acara formal atau resmi pun banyak orang dewasa yang
menggunakan bahasa gaul, mungkin karena sudah menjadi
kebiasaan diterapkan dalam berbicara sehari-hari.dan juga
diterapkan sejak masih kecil sehingga akan sulit dilepaskan
meskipun ia sudah beranjak dewasa. Hal ini jelas akan men-
gancam kelestarian bahasa daerah dan bahasa Indonesia
Di era globalisasi kaum milenial sekarang ini memang
mengakibatkan semakin banyak warga negara Indonesia
yang menjadi warga dunia dengan menggunakan bahasa
asing seperti bahasa inggris, masalahnya adalah istilah-isti-
166 Antologi Esai : Generasi Milenial
lah atau kata -kata asing itu secara otomatis dibawa ke
dalam pembicaraan sehari-hari yang mengalahkan dan
mengesa-mpingkan bahasa Indonesia. Dan hal ini menuntut
kita untuk lebih mewaspadai, manakah yang bisa diterima
atau diterap-kan dan mana yang tidak perlu diikuti.
Setelah mengetahui semakin memprihatinkannya kelestar-
ian bahasa ibu, sebagai generasi milenial generasi penerus
bangsa seharusnya kita lebih bisa belajar untuk melestari-
kan dengan cara lebih mengutamakan penggunaan baha-sa
ibu untuk diterapkan dalam kehidupan sehari hari karena
bagaimapun bahasa merupakan identitas suatu bangsa.
Jan-gan sampai bahasa daerah dan bahasa indonesia
semakin hari semakin hilang hanya karena arus dari
globalisasi dan karena generasi milenial yang lebih memilih
menggunakan bahasa gaul dan bahasa asing di dalam
kehidupan sehari hari mereka dibandingkan menggunakan
bahasa daerah dan bahasa indonesia.

Antologi Esai : Generasi Milenial 167


PENDIDIKAN
KARAKTER,
PENYELAMAT BAGI
GENERASIKU
OLEH : REMBULAN PERMATA OCTALIA

G enerasi milenial merupakan sebutan bagi orang-orang

yang lahir pada tahun 1980-an hingga 2000-an. Kaum


generasi milenial dianggap memiliki sifat dan watak yang
berbeda dari kaum generasi sebelumnya. Generasi milen-ial
yang lahir di era teknologi yang terus berkembang dan
berinovasi, terkadang dicap sebagai kaum yang menging-
inkan segala sesuatunya instan. Karakter generasi milenial
dapat berbeda satu sama lain, tergantung dimana ia berada
dan dibesarkan, strata sosial dan ekonomi dari keluarganya,
serta lebih terbuka dalam pola komunikasi terlebih komuni-
kasi digital. Generasi ini sangat dekat dengan smartphone
sebagai salah satu bentuk dari perkembangan teknologi, hal
168 Antologi Esai : Generasi Milenial
inilah yang menyebabkan banyak yang terbuai akan dunia
kecanggihan tersebut.
Pendidikan juga harus ikut berkembang mengimbangi
perkembangan teknologi yang terus menerus mengalami
ke-majuan. Guru diharapkan menjadi salah satu fasilitator
serta mediator bagi siswa yang notabene merupakan kaum
genera-si milenial agar lebih seimbang dalam menyikapi
perkemban-gan zaman. Generasi milenial atau generasi Y
identik dengan penggunaan media sosial. Kita tahu bahwa
di media sosial kita mampu mendapatkan berbagai macam
informasi, mulai yang positif hingga negatif. Maka dari itu,
generasi milenial sangat membutuhkan pendidikan moral
atau karakter yang dapat diperoleh dari pendidikan formal
maupun pendidikan nonformal.
Pemerintah Indonesia telah merancang pendidikan formal
yang mampu membangun karakter siswa melalui kurikulum
2013 atau yang lazim disebut Kurtilas. Kurtilas mulai dilak-
sanakan pada tahun ajaran 2013/2014 pada sekolah yang siap
melaksanakan kurikulum ini maupun sekolah yang ditun-juk
pemerintah. Pembelajaran dalam Kurtilas menuntut agar siswa
aktif, kreatif serta inovatif dalam setiap pemecahan ma-salah
yang mereka hadapi di sekolah. Penilaian bagi siswa bukan
hanya berdasarkan nilai ujian saja, namun berdasar-kan dari
nilai religi, praktik, kesopanan, serta sikap. Pendi-dikan
karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diin-tegrasikan
ke dalam setiap program studi. Dalam kurikulum

Antologi Esai : Generasi Milenial 169


2013 siswa diharapkan tanggap terhadap perubahan sosial
dan fenomena yang ada. Hal ini mulai dari perubahan sosial
yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
Pramuka merupakan kegiatan ekstrakulikuler wajib yang
ada dalam kurikulum 2013. Kegiatan pendidikan kepramu-
kaan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan spir-
itual, intelektual, keterampilan, serta ketahanan diri yang
dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif.
Gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepra-
mukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan gen-
erasi muda sehingga memilikii pengendalian diri dan dan ke-
cakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Pendidikan nonformal juga mampu menjadi wadah untuk
mendidik karakter dari kaum generasi Y. Pendidikan ini bisa
didapatkan dari keluarga dan lingkungan. Keluarga merupa-
kan hal yang paling dekat dengan diri seseorang, sehingga
pendidikan karakter melalui keluarga sangat efektif untuk
membentuk karakter positif. Orang tua mengajarkan sega-la
sesuatunya dengan tegas bukan kasar. Keharusan untuk
memliki sifat terbuka atau jujur diterapkan pada seluruh an-
ggota keluarga sejak dini. Sejak dini pula anak diberi arahan
agar harus saling menghormati siapapun, tidak meilihat stra-ta
ekonomi maupun sosial, baik dengan sesama anggota
keluarga maupun bukan dengan anggota keluarga. Orang tua
yang terlalu memanjakan anak terkadang menjadi bom
170 Antologi Esai : Generasi Milenial
waktu yang siap meledak kapanpun, maksudnya adalah anak
yang terlalu dimanjakan bisa memiliki sifat yang nantinya akan
merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Contoh dari si-fat
yang bisa ada karena hal tersebut ialah semena-mena, tidak
peduli terhadap lingkungan, menjadi seorang hedonis, dan
yang lebih parah dari itu adalah pergaulan bebas.
Pergaulan bebas dapat disebabkan karena faktor keluarga
dan lebih karena faktor lingkungan. Anak yang masih mudah
terpengaruh dan masih tinggi rasa penasarannya, akan mu-
dah dimasuki hal-hal baru, baik itu positif maupun negatif.
Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap pergaulan
anak sangatlah fatal, terlebih di generasi milenial sekarang ini
dunia seakan tanpa batas. Kita dapat mengakses sega-la
informasi melalui internet, pemikiran yang belum matang dan
pengetahuan yang sempit bisa menjadi alasan seseo-rang
memercayai berita hoax yang dewasa ini semakin ban-yak
bermunculan. Kaum generasi milenial yang sangat dekat
dengan teknologi dan sempit akan pengetahuan dikhawatir-kan
tidak mampu menyaring paham-paham yang baik mau-pun
buruk. Paham radikalisme yang sudah banyak berteba-ran
melalui internet dapat menjadi belati yang dapat merusak
generasi hebat ini. Membahas masalah kemajuan teknologi
yang semakin pesat, pastinya bentuk kejahatan juga akan se-
makin beragam. Kaum generasi Y diharapkan mampu memi-
liki sikap kritis dan lebih teliti agar terhindar dari segala ses-
uatu bentuk kejahatan terlebih yang ada di internet.

Antologi Esai : Generasi Milenial 171


Pendidikan karakter memang sangat penting untuk
mengimbangi kehidupan generasi milenial. Perkembangan
teknologi serta kaum yang mampu memiliki karakter baik
pasti akan dapat membangun bangsa ini menjadi lebih
baik. Memang tidak mudah untuk membangun suatu
karakter yang baik dalam diri seseorang, namun setidaknya
itu lebih mudah daripada kita harus meliihat bangsa ini
rusak karena sikap sumber daya manusianya sendiri.
Wujudkan generasi milenial yang hebat dalam segala
aspek kehidupan melalui pendidikan karakter sejak dini
baik pendidikan formal mau-pun pendidikan nonformal.

172 Antologi Esai : Generasi Milenial


PERGAULAN GELAP
TERANG GENERASI
MILENIAL
OLEH : FITRI SOLICHATI

P ergaulan remaja saat ini memang berbeda dengan sepu-


luh sampai dua puluh tahun yang lalu. Remaja sekarang
umumnya mengungkapkan perasaan secara langsung tanpa
memikirkan kebelakang. Banyak sekali yang mengungkap-
kan dengan emosi tanpa sembunyi-sembunyi.
Dengan seenaknya mereka bisa mengungkapkan ketidak-
sukaannya kepada teman, orang lain, bahkan kepada orang
tuanya sendiri. Misalnya saja, perilaku mereka sehari-hari
dengan mengekspresikan perasaan sayang dan cinta pada
pacar mereka di tempat umum. Sudah biasa juga melihat
orang berpacaran di depan umum, bergandengan, berciu-
man selayaknya dunia ini hanya milik mereka berdua saja.

Antologi Esai : Generasi Milenial 173


Bagi para orang tua dan anak muda yang berakhlak hal
ini sungguh mengkhawatirkan. Namun, bila orang tua
memberi ketegasaan maka anak juga akan semakin
memberontak dan pasti akan membanding-bandingkan
dengan keadaan orang tuanya pada zaman dahulu.
Bergaul memang kebutuhan bagi remaja. Mereka ingin
mengenal dan mencari jati diri, kebebasan, dan
ketenangan jiwa. Bila remaja semakin di kekang mereka
juga semakin membengkang. Tapi bila dibebaskan,
nantinya juga akan mengkhawatirkan.
Pergaulan remaja menjadi sorotan paling utama. Karena
perkembangan arus yang mendunia serta menipisnya
moral dan iman yang mudah membuat remaja terjerumus
hal-hal yang tidak diinginkan. Ini sangat mengerikan,
karena yang menggenggam bangsa nantinya adalah
generasi muda saat ini.
Pergaulan juga memiliki dampak positif dan negatif
tergan-tung bagaimana remaja itu bergaul. Dampak
positifnya sep-erti, mengenal orang banyak, mendapatkan
teman curhat, membentuk kepribadian sendiri. Dampak
negatifnya seperti, tumbuh menjadi sosok yang
menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat,
mudah tersesat dan terjerumus ke hal-hal yang kurang baik
contohnya narkoba, miras bah-kan seks, tidak peduli
dengan norma-norma dan nilai-nilai di masyarakat.
Sebenarnya, banyak kegiatan yang mampu membuat

174 Antologi Esai : Generasi Milenial


remaja terhindar dari pergaulan yang menyimpang. Nah, ke-
giatan itu dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Misal-
nya, mengisi waktu luang untuk berolahraga, mengembang-
kan hoby, mengikuti organisasi-organisasi yang bermanfaat,
belajar dan menyadari bahwa masa depan itu penting
Namun sayang generasi muda saat ini kurang peduli dan
mencintai tanah air ini dibuktikan dengan, banyaknya anak
muda yang lebih suka ke bioskop dari pada ke museum-mu-
seum, banyak yang memilih acara di tv seperti sinetron yang
dinilai kurang produktif atau tidak layak untuk ditonton, ban-
yaknya remaja yang terjerumus ke narkoba, seks bebas,
tawuran, dugem, nilap atau membolos, dan lai-lain. Ini
sangat mengkhawatirkan bagi bangsa indonesia yang
dimana para remajanya krisis dengan moral dan iman.
Namun, sebagian orang tua sekarang enggan mengetahui
hal-hal maupun kegiatan anak-anak mereka. Mereka lebih si-
buk bekerja dibandingkan dirumah menemani anak-anaknya.
Sehingga remaja sekarang lebih memilih mencari teman cur-
hat dan yang mengerti serta memahami keadaannya tanpa
memperdulikan pergaulanannya itu benar atau tidak.
Dalam hal ini, peran orang tua disekitar mempengaruhi
pergaulan remaja. Dimana peran orang tua harus mengon-trol
pergaulan anak-anaknya, seperti berteman dengan siapa saja,
pergi kemana, pulang jam berapa, mengontrol jam untuk
belajar, serta memotivasi anak-anaknya untuk berprestasi.
Peran orang tua juga sangat utama dalam pembentukan

Antologi Esai : Generasi Milenial 175


karakter anak, di sekolah dan lingkungan juga menjadi pu-sat
yang paling mengkhawatirkan. Lingkungan juga menjadi
penyebab paling cepatnya terciptanya karakter anak, kare-na
remaja itu banyak menghabiskan waktu untuk bermain,
otomotis waktu berinteraksi sosial lebih banyak.
Adapun upaya untuk mengurangi pergaulan yang menye-
satkan yakni, adanya bimbingan agama dari kecil, member-
ikan kasih sayang dan perhatian yang baik dari orang tua,
memberikan pengawasan terhadap teman-teman bahkan
sosmed, menggali bakat dan minat anak dari dini supaya
sebagai orang tua mampu memberi arahan yang positif un-
tuk menyalurkan bakat dan minat anaknya.
Pergaulan zaman sekarang memang jauh dari kata posi-tif.
Itu semua disebabkan remaja sekarang tidak memikirkan
masa depannya. Mereka lebih cenderung melakukan hal-hal
yang disukai dan tidak pernah memikirkan itu membawa
dampak buruk atau tidak bagi dirinya dan orang disekitarn-ya.
Remaja sekarang juga tidak peduli terhadap lingkungan,
mengaibaikan sopan santun di masyarakat dan mengang-gap
hal-hal negatif itu sudah wajar. Remaja yang benar se-
harusnya dapat mengontrol pergaulannya sehingga tidak
terjerumus ke pergaulan yang menyimpang dan merugikan
diri sendiri dan orang disekitarnya. Perbanyaklah ,elakukan
hal-hal positif agar terhindar dari pergaulan yang negatif ser-ta
berguna untuk orang lain.

176 Antologi Esai : Generasi Milenial


GADGET SEBAGAI
PENGHALANG POLA
PIKIR DALAM DUNIA
PENDIDIKAN
OLEH : NURIS SAFA’ATUL AZIZAH

D i era milenial ini, teknologi sangat berperan aktif dalam


kehidupan kita. Karena, pada era ini kita dituntut untuk bisa
menggunakan teknologi. Jika kita tidak bisa mengikuti
perkembangan teknologi yang ada, maka kita akan tertinggal
dengan seiring berkembangnya zaman. Salah satu teknolo-gi
yang paling sering digunakan dan hampir semua orang
memilikinya adalah gadget. Banyak generasi milenial yang
sangat bergantung pada gadget. Seolah-olah mereka tidak
bisa hidup tanpa gadget. Setiap hari mereka selalu memain-
kan barang tersebut. Bangun tidur yang dicari gadget, mau
makan yang dicari gadget, hingga mau tidur pun yang dicari
gadget.

Antologi Esai : Generasi Milenial 177


Generasi milenial ini hidupnya tidak lepas dan tidak akan
bisa lepas dari benda yang bernama gadget. Pagi, siang,
sore hingga malam pun yang dimainkan gadget. Orang de-
wasa, remaja sampai anak-anak pun yang belum sepan-
tasnya bermain gadget pun sekarang sudah memiliki
barang tersebut. Padahal gadget membawa banyak
dampak, baik dampak positif maupun dampak yang kurang
positif dalam kehidupan kita.Contoh dampak negatif: terlalu
sering ber-main gadget dapat menyebabkan mata minus,
renggangnya interaksi sosial, resiko terkena sinar radiasi,
resiko penyalah-gunaan, juga dapat menimbulkan
kecanduan bagi penggu-nanya dan lain
sebagainya.Sedangkan dampak yang positif contohnya:
menambah ilmu pengetahuan, mempermudah komunikasi,
memperluas jaringan pertemanan dan lain se-bagainya.
Sekarang, banyak anak-anak yang masih duduk di bangku
sekolah dasar, mereka sudah di pegangi gadget oleh orang
tuanya. Hal ini disebabkan karena sewaktu anak masih kecil,
ia sudah diperkenalkan gadget oleh orang tuanya. Padahal,
untuk anak seusia mereka tidak terlalu memerlukan gadget
untuk kehidupan sehari-harinya. Mereka hanya membutuh-
kan gadget sebagai hiburan belaka. Anak seusia mereka,
seharusnya masih bermain dengan teman-teman sebayan-ya.
Tidak hanya anak sekolah dasar saja, anak SMP dan anak
SMA pun sekarang “wajib” memiliki gadget. Kata wajib disini
bukan diwajibkan oleh pihak sekolah tapi wajib bagi
178 Antologi Esai : Generasi Milenial
pergaulan pada usia mereka. Maka dari itu, semenjak adan-
ya gadget, anak-anak sekolah ini lebih sering membaca apa
yang ada di gadget dari pada membaca buku sekolah. Anak
sekolah yang sering menggunakan gadget memiliki pola
pikir yang berbeda dengan anak yang tidak bermain gadget.
Bi-asanya anak yang terlalu asyik bermain gadget, mereka
ti-dak peduli dengan lingkungan sekitar, tidak peduli dengan
tugas-tugas yang diberikan dari bapak ibu guru dan
sebagain-ya.
Membiarkan anak-anak terlalu sering bermain gadget juga
dapat menjadikan anak-anak lupa waktu dan lupa akan
kewa-jibannya sebagai seorang siswa yaitu menuntut ilmu.
Menga-pa demikian? Karena bermain gadget menjadikan
anak malas untuk belajar. Mereka selalu ingin bermain
gadget, karena menurut mereka gadget lebih mengasyikan
dan lebih menar-ik daripada sekedar membaca buku yang
berisikan banyak tulisan-tulisan yang membosankan. Dari
kebiasaan tersebut berpengaruh terhadap kemampuan otak
untuk mendapat in-formasi sehingga menghambat pola pikir
anak dalam dunia pendidikan. Hal ini berpengaruh terhadap
prestasi akademis anak tersebut.
Seharusnya dari anak masih kecil kita tidak perlu mem-
perkenalkan gadget kepada mereka. Karena gadget belum
sepantasnya dipegang oleh anak-anak dibawah umur yang
belum mengerti benar akan keguanaan gadget tersebut.
Memperkenalkan gadget terlalu dini kepada anak bisa ber-

Antologi Esai : Generasi Milenial 179


pengaruh terhadap kesehatan,tumbuh kembang anak dan
pola pikir anak.
Sebagai orang dewasa, jika kita sudah berani memfasil-
itasi anak-anak dengan gadget, maka kita harus waspada
dan selalu memperhatikan anak tersebut, apakah ia sudah
menggunakan barang tersebut dengan baik atau belum.
Jika belum bisa menggunakan gadget dengan baik, maka
kita harus mengarahkannya ke arah yang positif. Jangan
sampai anak tersebut membuka konten-konten yang
kurang baik dalam gadget tersebut,karena itu bisa merusak
pola pikir anak. Jika anak tersebut sudah terlanjur
menggunakan gadget ke arah yang salah, maka kita wajib
menasihati den-gan cara halus dan perlahan agar anak
tersebut mengerti bahwa apa yang dilakukannya itu salah.
Jika anak sudah menggunakan gadget dengan baik, maka
kita hanya perlu mengawasi dan membatasi penggunaan
gadget untuk anak tersebut. Jangan sampai anak kecan-duan
dengan game-game atau aplikasi-aplikasi yang ada di dalam
gadget tersebut. Sebagai orang tua kita juga wajib
mengingatkan anak akan kewajibannya yaitu menuntut ilmu.
Jangan sampai anak terlena dengan gadget sehingga mem-
buat si anak tersebut menjadi lupa dengan belajar, sehingga
anak tersebut nilai akademisnya turun. Jika anak tersebut nilai
akademisnya turun, maka kita harus bisa menasihatinya
dengan baik dan secara halus,sedikit demi sedikit anak itu
akan luluh dan akan mengikuti apa yang diperintahkan orang

180 Antologi Esai : Generasi Milenial


tuanya. Jangan sampai berlaku kasar terhadap anak karena
bisa jadi anak tersebut trauma dengan kekerasan tersebut.
Di era milenial ini hampir semua orang sudah menggunakan
gadget. Gadget memiliki dampak positif dan memiliki
dampak negatif bagi penggunanya, tergantung bagaimana
cara peng-guna gadget tersebut dalam mengaplikasikannya.
Sebagai orang tua, kita tidak dianjurkan untuk memperke-
nalkan gadget kepada anak usia dini. Karena dikhawatirkan
mereka akan kecanduan terhadap benda tersebut. Pada
anak-anak sekolah kita harus memperhatikan bagaimana
anak tersebut menggunakan gadget dalam kesehariannya.
Jangan sampai mereka kecanduan dengan gadget sehingga
mereka hanya bermalas-malasan dan melalaikan semua tu-
gas-tugas mereka sebagai siswa.

Antologi Esai : Generasi Milenial 181


SAAT GADGET
MENJADI LAWAN
INTERAKSI
OLEH : ROFIQOTUSSALAMAH

D i era globalisasi ini, pengembangan dalam segala as-pek


terus digencarkan, terutama dalam aspek interak-si sosial.
Interaksi sosial merupakan suatu yang mendasar
dalam kehidupan bermasyarakat, baik dilakukan oleh antar
individu, antar kelompok, maupun individu dengan suatu
kelompok. Oleh karena itu, manusia merupakan makhluk
sosial yang tak bisa hidup sendirian tanpa adanya cam-pur
tangan orang lain. Menurut prosesnya, interaksi sosial dapat
dibagi menjadi 2, yaitu interaksi langsung dan tidak langsung.
Dimana interaksi langsung dilakukan dengan cara bertatap
muka, sedangkan interaksi tidak langsung dilaku-kan dengan
adanya beberapa media seperti media cetak,
182 Antologi Esai : Generasi Milenial
media tulis, dan media elektronik. Salah satu media interak-si
tak langsung yang berupa elektronik adalah gadget yang
didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas penunjang interaksi so-
sial, misalnya SMS (Short Messages Service) dan telepon.
Saat ini gadget menjadi must haven item yang sangat ber-
peran dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih seiring dengan
berkembangnya IPTEK, berbagai aplikasi dihadirkan untuk
menunjang interaksi sosial yang dapat dinamakan dengan
media sosial, seperti facebook, twitter, instagram, telegram,
line, whatsapp, dan masih banyak yang lainnya. Hal ini di-
buktikan dalam kehidupan masyarakat komunal yang lebih
senang berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain,
namun itu tidak terjadi dalam kehidupan nyata karena pada
dasarnya mereka melakukannya dalam dunia maya. Hal itu
tidak dapat menggantikan pertemuan langsung dalam
membina kehar-monisan dengan keluarga, teman, atau
relasi dekat. Sehing-ga tradisi bersilaturahmi pun akan
termakan oleh perkemban-gan yang ada.
Melalui sosial media, seseorang lebih mudah berinteraksi.
Namun hal tersebut menjadikan penggunanya jauh dengan
lingkungannya, karena sibuk dengan gadgetnya sehingga tidak
peka atau acuh terhadap apa yang terjadi disekitarn-ya.
Mereka lebih tanggap terhadap apa yang terjadi dalam dunia
maya dan membuat mereka cenderung tertutup. Da-lam akun
facebook misalnya, kebanyakan masyarakat perko-taan
berdiam diri di dalam rumahnya, tetapi selalu aktif dalam

Antologi Esai : Generasi Milenial 183


dunia maya. Sehingga tidak ada interaksi langsung dengan
tetangganya. Hal inilah yang menyebabkan penggunanya
terisolasi dari lingkungan sosialnya dan lebih memilih hidup
dengan gadgetnya.
Di kalangan siswa, gadget mempunyai pengaruh besar
terutama dalam proses membangun membangun kepriba-
dian siswa. Seperti halnya ketika siswa berkumpul dengan
temannya, tak jarang mereka akan lebih memilih sibuk den-
gan gadgetnya daripada bercengkerama dengan teman
disekitarnya. Sering kita jumpai di jalan, para siswa me-
mainkan gadgetnya ketika ia sedang berjalan. Mereka me-
natap gadgetnya tanpa menghiraukan lingkungan sekitar.
Sehingga budaya Indonesia pun mulai terhapuskan, yaitu
budaya tegur sapa.
Anggota keluarga pada dasarnya mempunyai tanggung-
jawab dan fungsi masing-masing. Hal ini akan terhalang
apabila mereka berlebihan dalam menggunakan gadgetnya.
Jelas salah satu aspek yang terhalang adalah aspek inter-aksi
antar anggota keluarga, yang di dalamnya terdapat pola
komunikasi dan kontak sosial. Hal tersebutlah yang dapat
mengukur perubahan interaksi sosial dalam keluarga. Pe-
rubahan komunikasi sebelum dan sesudah penggunaan
gadget pada anggotanya dapat mengakibatkan pola inter-aksi
sosial secara menyeluruh berubah. Hal ini dapat dilihat dalam
keluarga keluarga yang lebih memilih bermain gad-get
dengan tanpa batasan waktu yang disertai penundaan

184 Antologi Esai : Generasi Milenial


pelaksanaan kewajiban masing-masing anggota keluarga.
Penundaan belajar misalnya pada anak dan penundaan
penyelesaian tugas rumah bagi si ibu. Inilah kesalahan yang
selalu dianggap benar oleh para orang tua. Perhatian orang
tua kepada anaknya semakin berkurang, sehingga anak-
anak cenderung dekat dengan gadget. Padahal dalam gad-
get terdapat sinar radiasi yang sangat membahayakan bagi
kesehatan, terutama pada anak-anak.
Tak hanya digunakan untuk berkomunikasi, gadget juga di-
gunakan sebagai media aktualisasi diri melalui akun sosial
media. Sebagian besar wanita mengekspresikan perasaan-
nya dalam sosial medianya, karena wanita merupakan
makhluk yang jiwa perasanya sangat tinggi atau bisa dise-
but baperan. Inilah kesalahan seorang wanita karena men-
curahkan perasaannya kepada khalayak umum yang belum
tentu dikenalnya. Bahkan mereka mengumbar aibnya pada
khalayak umum, jelas hal ini tidak dibenarkan. Hal lain yang
terjadi dalam sosial media adalah aksi saling sindir antar
indi-vidu, yang mengakibatkan hancurnya persaudaraan
sesama manusia. Disamping itu, terjadilah perang antar dua
individu atau lebih dalam dunia maya. Selain itu, tak jarang
dari mer-eka yang memposting foto memakai berbagai
pakaian atau barang yang merupakan brand terkenal,
padahal hal tersebut dapat menyebabkan kecemburuan
sosial, sehingga tercipta-lah kehidupan yang konsumerisme.
Adanya online shop yang memiliki kelebihan dalam kemu-

Antologi Esai : Generasi Milenial 185


dahan akses membuat beberapa toko gulung tikar. Hal ini
mengakibatkan kita malas bergerak dan hanya mengandal-
kan benda yang dinamakan gaget. Hal demikian juga mer-
upakan salah satu faktor penyebab berkurangnya interaksi
antar warga masyarakat yang ada, karena mereka cend-
erung jarang keluar rumah.
Masyarakat kita seolah dipaksa mengikuti perkemban-
gan yang ada, sehingga ketergantungan kepada gadget
pun membawa berbagai dampak negatif. Dari sini dapat
kita simpulkan bahwa sebuah gadget dapat mengubah pola
kehidupan seluruh anggota masyarakat mulai yang masih
muda sampai yang sudah tua sekalipun. Inilah tugas utama
kita sebagai penikmat gadget untuk memanfaatkan kelebi-
han-kelebihan gadget dengan lebih baik lagi dan menggu-
nakan dengan seperlunya.

186 Antologi Esai : Generasi Milenial


GLOBALISASI: DUA SISI
MATA PEDANG
OLEH : AYOE SOECI FATSINTA

D ewasa ini, generasi milenial menjadi perbincangan yang

cukup hangat di sekitar masyarakat, mulai dari segi pen-


didikan, teknologi, maupun moral serta budaya. Generasi Y
atau yang lebih akrab disebut dengan generasi milenial ada-lah
orang-orang yang lahir setelah generasi X, yaitu generasi yang
lahir di antara tahun 1980-an dan 2000-an. Generasi muda
yang berumur antara 17 sampai dengan 37 ini sering dianggap
spesial karena berbeda dengan generasi sebelum-nya, terlebih
lagi dalam hal yang berkaitan dengan teknologi dan budaya.
Kehidupan generasi ini sudah tidak dapat dile-paskan dari
teknologi informasi, terutama internet serta kondi-si budaya
yang telah berubah dari budaya yang sebelumnya.

Antologi Esai : Generasi Milenial 187


Perubahan budaya ini berkaitan dengan adanya globalisasi.
Fenomena globalisasi telah melahirkan generasi gadget,
dimana generasi gadget sendiri adalah istilah yang digu-
nakan untuk menyebutkan generasi milenial. Gadget atau
gawai adalah peranti elektronik atau mekanik dengan fungsi
yang praktis, sehingga generasi gadget dapat disebut se-
bagai suatu generasi yang kehidupannya tidak jauh dari per-
alatan elektronik yang dapat mempermudah kehidupannya.
Oleh karena itu, generasi milenial lebih suka untuk memilih
hal yang praktis sehingga menyebabkan generasi ini cend-
erung malas. Tidak hanya itu, di era milenium ini teknolo-gi
yang terus menerus berkembang atau high-technology
seakan sudah mendarah daging pada generasi milenial se-
hingga sudah tidak dapat lagi dipisahkan.
Dalam hal ini, globalisasi juga dapat mempengaruhi pe-
rubahan budaya. Dengan adanya teknologi yang semakin
canggih, akses masuknya informasi tentang budaya dari luar
menjadi semakin mudah. Adapun beberapa orang yang
kurang bisa untuk mem-filter budaya tersebut dan asal me-
makainya. Padahal jelas bahwa budaya setiap negara tidak
selalu menganut nilai yang sama dengan negara yang men-
gadopsi kebudayaan tersebut. Hal ini dapat memicu peruba-
han budaya yang perlahan lahan berubah menjadi sangat
drastis. Demikianlah pengaruh globalisasi terhadap peruba-
han budaya yang terjadi pada masa kini.
Generasi milenial yang lahir dan berkembang di era te-

188 Antologi Esai : Generasi Milenial


knologi globalisasi dan keterbukaan informasi sangat rentan
terhadap pengaruh budaya asing yang tidak selalu sesuai
dengan nilai-nilai luhur dasar negara Indonesia yaitu Pan-
casila. Adapun dampak untuk generasi milenial terhadap
ma-suknya budaya asing ke Indonesia terbagi menjadi dua,
yaitu dampak negatif dan dampak positif. Adanya budaya
asing dapat mengubah arah ideologi yang dianut oleh
bangsa In-donesia yaitu ideologi pancasila ke arah ideologi
liberalisme yang lebih menomorsatukan hak individu
dibanding nilai-nilai nasionalisme yang berada jauh di bawah
hak individu. Hal ini dapat menimbulkan sikap individualisme
generasi penerus bangsa yang dapat berakibat hilangnya
rasa kepedulian an-tar perilaku sesama bangsa Indonesia.
Ada pula kurangnya sikap kritis generasi milenial dalam
menanggapi budaya asing yang masuk, dapat menimbulkan
generasi ini menjadi lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia karena cenderung lebih meniru budaya yang ma-suk
tanpa melihat konsekuensinya. Banyaknya generasi mile-nial
yang mengikuti gaya budaya dari luar dapat pula meng-
hilangkan rasa cinta terhadap produk-produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri yang lebih membanjiri
pasar Indonesia. Hal ini berkaitan dengan adanya persaingan
bebas dalam globalisasi ekonomi yang dapat pula menga-
kibatkan terjadinya kesenjangan sosial yang tajam. Adapun
dampak yang paling menonjol adalah perubahan nilai-nilai
budaya yang terjadi secara tiba-tiba yang tidak sesuai den-

Antologi Esai : Generasi Milenial 189


gan pola nilai kebudayaan yang sudah dianut sebelumnya
atau yang sering disebut culture shock. Culture shock atau
gegar budaya dapat pula menyebabkan melemahnya nilai
nilai kebudayaan Indonesia.
Di sisi lain, masuknya budaya asing juga membawa be-
berapa dampak positif yang dapat dikembangkan. Seperti
halnya meluasnya pola pikir generasi milenial yang lebih
modern. Apabila pola pikir ini dapat dikomunikasikan secara
konstruktif yang bersifat membina, memperbaiki, dan mem-
bangun, generasi ini memiliki kesempatan untuk menjadi
pemimpin bangsa Indonesia yang memiliki karakter-karakter
kepemimpinan milenial yang terbiasa berpikir kreatif yang
kaya akan ide dan gagasan serta memiliki rasa percaya diri
yang luar biasa. Generasi ini dapat mengungkapkan
pendapatnya tanpa ragu serta pandai dalam bersosialisasi
dan mampu memilah sesuatu hal, mana yang baik dan mana
yang buruk tanpa menghilangkan identitas dirinya sebagai
bangsa Indonesia. Hal ini tidak jauh dari berkembangnya ilmu
pengetahuan dan juga teknologi, sehingga masyarakat bisa
mengetahui berbagai macam informasi yang ada baik di
dalam negeri maupun di luar negeri. Informasi ini yang dapat
membuka peluang bagi generasi milenial untuk dapat
berkembang dan bersaing dalam segala aspek terutama da-
lam hal memajukan bangsa Indonesia.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak

dari globalisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku dan


190 Antologi Esai : Generasi Milenial
budaya masyarakat Indonesia terutama generasi milenial.
Fenomena ini harus disikapi secara positif karena adanys
globalisasi dan modernisasi sangat diperlukan untuk men-
dorong kemajuan bangsa Indonesia. Namun, kita juga tidak
boleh lengah dan terlena, karena era keterbukaan dan ke-
bebasan informasi ini juga membawa dampak negatif yang
dapat merusak budaya bangsa Indonesia. Akan tetapi, meno-
lak globalisasi bukanlah suatu pilihan yang tepat karena dapat
menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Masyarakat Indonesia terutama generasi milenial harus cer-das
dalam menyaring efek dari globalisasi. Sebagai generasi emas
yang cerdas, harusnya mampu dan siap untuk mengh-adapi
dampak dari globalisasi, serta mengerti akan apa yang harus
dilakukan dengan adanya globalisasi ini. Apapun dapat kita
manfaatkan selama membawa pengaruh yang baik terh-adap
kemajuan budaya bangsa Indonesia, karena identitas diri
bangsa Indonesia harus selalu tertanam di dalam jiwa serta
dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.

Antologi Esai : Generasi Milenial 191


192 Antologi Esai : Generasi Milenial

Anda mungkin juga menyukai