KEARIFAN LOKAL
MASYARAKAT INDONESIA
Tim Penyusun:
Bayu William Iestynalem, dkk
i
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
KEARIFAN LOKAL
MASYARAKAT INDONESIA
Tim Penyusun:
Bayu William Iestynalem, dkk
ii
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
TIM PENYUSUN:
Bayu William Iestynalem, dkk
Editor:
Asep Purwo Yudi Utomo
iii
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Penerbit:
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi,
UNNES
November, 2018
X + 278 halaman, A5
ISBN: 978-602-53590-4-0
Redaksi:
Hak cipta dilindungi oleh undang – undang. Tak
dilarang mengutip atau memperbanyak untuk
dijual tanpa izin Penerbit, tak kecuali untuk
kepentingan penelitian dan promosi.
iv
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan buku dengan tema Kearifan
Lokal ini. Adapun tujuan dari disusunnya buku ini
adalah untuk memenuhi tugas akhir semester
Bahasa Indonesia agar para mahasiswa
mengetahui bagaimana menyusun buku, sekaligus
mengetahui semua kearifan lokal di Indonesia,
serta bentang kearifan lokal yang tersebar di
seluruh Nusantara bumi tercinta ini.Semua ini
terlepas dari berbagai jurusan yang mereka
tempuh.
Tersusunya buku ini tentu bukan dari
usaha penulis seorang melainkan karya dari para
mahasiswa serta berbagai kritik dan saran dari
Dosen Bahasa Indonesia agar tercapainya buku
yang bermanfaat.Dukungan moral dan material
dari para mahasiswa yang ikut serta menyusunnya
sangatlah membantu. Untuk itu, kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Dosen, serta rekan-
rekan dan pihak lainnya yang membantu
tersusunnya buku ini.
v
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
vi
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
DAFTAR ISI
Halaman Awal……………………………………….i
KATA PENGANTAR ................................................ v
DAFTAR ISI .............................................................. vii
Moral Santri..................................................................1
Dieng Culture Festival ..................................................6
Dugderan, Festival Penyambutan Bulan Ramadhan
di Kota Semarang ......................................................10
Buka Luwur Makam Sunan Kudus di Kabupaten
Kudus ..........................................................................15
Wayang Bentuk Kearifan Lokal Masyarakat Jawa
......................................................................................22
Kearifan Lokal Kuda Lumping di Banjarnegara...30
Suku Baduy, di Banten .............................................35
Kemeriahan Festival Gunung Slamet di
Purbalingga ................................................................42
Kirab Budaya Tradisi Rebo Wekasan di Kudus ...47
Gusjigang Sebagai Kearifan Lokal dan
Keterkaitannya dengan Soft Skill ............................52
vii
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
viii
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
ix
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
x
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Moral Santri
(Lailiy Salamah)
Moral adalah ajaran tentang baik-buruk
perbuatan dan tingkah laku manusia. Moral sangat
di perlukan dalam kehidupan sehari–hari tidak
lain adalah masyarakat, untuk menilai perbuatan
baik-buruk manusia. Sering sekali masyarakat
kurang memperdulikan moral anak bangsa
khususnya anak-anaknya. Masyarakat selalu
berasumsi “ketika anaknya dititipkan disuatu
sekolah, maka anaknya juga bermoral baik”.
Asumsi seperti itulah yang membuat
masyarakat atau orang tua mudah dibohongi oleh
anak-anaknya, padahal moral didapat bukan
hanya di sekolah saja, tapi dari keluarga,
lingkungan dan sekitarnya. Hal ini lah yang
menjadi masalah bangsa, yang mana moral harus
diterapkan di masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. Masyarakat yang menjunjung tinggi
moral dan adat istiadat , akan memiliki moral yang
baik serta sikap saling menghormati untuk
bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat,
bersikap ramah, baik, maka dari itu setiap manusia
harus memiliki moral yang baik.
1
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
2
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
3
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
4
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Layli Salamah
2201416021
lailiysalamah26@gmail.com
089647820019
5
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
6
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
7
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
8
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
9
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
10
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
11
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
12
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
13
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
14
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
15
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
16
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
17
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
18
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
19
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
20
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
21
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
22
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
23
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
24
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Wayang Klithik
Wayang ini
mirip
dengan
bentuk dari
wayang
kulit,
namun
bedanya wayang ini terbuat dari kayu. Wayang ini
juga menggunakan bayangan dalam pertunjuk-
annya. Kata “klitik” berasal dari suara kayu yang
bersentuhan disaat wayang digerakkan atau saat
adegan perkelahian, misalnya pada Kisah yang
digunakan dalam drama wayang ini, yaitu yang
berasal dari kerajaan-kerajaan di Jawa Timur,
contohnya seperti Kerajaan Jenggala , Kediri, dan
Majapahit. Cerita yang paling terkenal yaitu
tentang Damarwulan. Cerita ini dipenuhi dengan
kisah perseturan asmara dan sangat diminati oleh
publik. (Sumber foto: wayangku.id)
Wayang Golek
Pertunjukan wayang golek ini
menggunakan wayang tiga dimensi yang terbuat
25
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Wayang Beber
Wayang
beber
juga
termasuk
dalam
kategori
26
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Wayang Wong
Jenis
wayang ini
berbentuk
sebuah
drama tari
yang
mengguna-
kan manusia sebagai tokoh-tokoh untuk
memerankan drama atau kisah yang didasarkan
pada kisah-kisah wayang tradisional. Cerita yang
sering dipergunakan dalam pertunjukan wayang
wong ini adalah Smaradahana. Pada awalnya,
wayang wong hanya sebagai hiburan untuk para
bangsawan, namun kini menyebar dan meluas
27
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
28
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
29
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
30
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
31
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
32
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
33
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
34
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
35
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
36
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
37
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
38
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
39
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
40
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
41
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
42
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
43
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
44
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
45
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Qurrot Ainy
2201416145
Aqurrot@gmail.com
082229145216
46
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
47
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
48
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Salat Sunnah
Salat Sunnah Rebo Wekasan atau juga
disebut dengan salat tolak bala adalah salat yang
dilaksanakan setelah acara pembukaan Rebo
Wekasan. Salat ini dilaksanakan sendiri-sendiri
dan terdiri dari dua rakaat. Setiap rakaat membaca
surat Al-Fatihah satu kali, kemudian dilanjutkan
membaca Surat Al-Kautsar lima belas kali, Surat
Al-ikhlas lima kali, Surat Al-Falaq satu kali, dan
Surat An-Nas satu kali.
49
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Selamatan
Selamatan dilakukan dengan cara
membagikan nasi kepada saudara, tetangga, dan
orang-orang sekitar. Namun, tidak diwajibkan
untuk membawa nasi. Mereka yang tidak mampu
membawa nasi cukup membawa jajanan atau
minuman. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
sedekah, karena diyakini bahwa sedekah adalah
amalan yang dapat menangkal musibah.
Dalam tradisi Rebo Wekasan terdapat
pelajaran bahwa bagaimana seharusnya kita
menjaga dan merawat lingkungan hidup,
khususnya bagaimana cara menjaga kelestarian
50
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Miftachul Jannah
2201416146
jannahgun@gmail.com
082242181393
51
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
52
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
53
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
54
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
55
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
56
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Hafizh Arbyan
4101416120
hafizharbyan2016@gmail.com
0895 3422 07733
57
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
58
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
59
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
60
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
61
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
62
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
63
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
64
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
65
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
66
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
67
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
68
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
69
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
70
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
71
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
72
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Persiapan Pemberangkatan
sesaji
Pembuatan perlengkapan
Pagelaran
Penggantian sarung
wayang kulit
pusaka
Upacara perang
Ziarah makam leluhur
obor
desa
Penyembuhan
Menyiapkan sesaji
luka
73
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
74
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
75
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
76
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
77
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
78
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
79
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
80
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
81
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
82
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
83
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
84
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Denda Pati
Denda Pati adalah denda adat yang harus
ditanggung oleh penculik atau keluarga calon
mempelai pria jika penculikan berhasil tetapi
menimbulkan keributan di wilayah desa.
Ngurayang
Ngurayang adalah denda adat yang
dikenakan kepada calon mempelai pria karena
penculikan dilakukan tanpa persetujuan sang
gadis. Sang gadis tidak setuju, namun sang
penculik tetap memaksa. Penculikan ini dapat
dikatakan gagal.
Ngeberayang
Ngeberayang adalah denda adat yang
harus dibayarkan oleh sang penculik atau
keluarganya karena penculikan yang dilakukan
gagal dan menimbulkan keributan. Kegagalan
dikarenakan penculikan digagalkan oleh rival dari
calon mempelai pria yang juga menginginkan
calon mempelai wanita.
Ngabesaken
Ngabesaken adalah denda adat yang
harus dibayarkan oleh sang penculik karena
85
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
86
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
87
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
88
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Danu Bahtiar
4201417059
masdanubahtiar@gmail.com
082244569381
89
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
90
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
91
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
92
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Shidiq Aminullah
4201417075
shidiqaminullah9@gmail.com
081805868688
93
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Rebo Wekasan
(Fatih Almafris)
Rebo Wekasan atau bisa juga disebut
Rebo Pungkasan merupakan salah satu tradisi
masyarakat yang dilaksanakan pada hari Rabu
terakhir di bulan Safar kalender Jawa dengan
tujuan untuk 'tolak bala' (menolak bencana).
Kegiatan yang dilakukan berkisar pada berdoa,
Shalat Sunnah, bersedekah. Selain itu ada juga
kegiatan mencukur beberapa helai rambut dan
membuat bubur merah dan putih yang kemudian
dibagikan kepada tetangga.Di Kabupaten Tegal
tradisi Rebo Wekasan dilaksanakan di dua tempat,
yaitu Kecamatan Suradadi dan Kecamatan
Lebaksiu. Meskipun pada dasarnya mempunyai
tujuan sama, tetapi ritual kegiatan yang
dilaksanakan berbeda.
94
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
95
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
96
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Fatih Almaris
5111417056
082322833449
97
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Tradisi Ater-Ater
(Rachmawan Zaenal Arifin)
Dusun Kauman merupakan salah satu
kampung yang terletak di ujung timur Kabupaten
Temanggung. Wilayah ini termasuk masih dalam
distrik Kecamatan Kaloran yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Semarang. Sebagian
besar masyarakat disini merupakan petani ladang
milik sendiri dan hanya sebagian kecil yang
bekerja pada sektor industri dan perkantoran.
Selain pekerjaannya yang homogen, karakteristik
mereka sebagai masyarakat desa juga tidak lepas
dari agama dan adat istiadat yang hampir sama.
Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk
merupakan masyarakat yang hidup secara genetik,
artinya mereka hidup dan bertempat tinggal
secara turun temurun di daerahini. Hanya ada
beberapa keluarga saja yang merupakan warga
pendatang.
Keadaan ini mendorong mereka untuk
dapat hidup berdampingan dengan rukun dan
damai sebab adanya hubungan personal dan rasa
kekerabatan yang kuat dan mendasar. Salah satu
gejala yang dapat dilihat adalah kegiatan sosial
yang unik dan mungkin tidak ditemui akan
ditemui di masyarakat lain adalah tradsi “ater-
98
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
99
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
100
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
101
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
102
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
103
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
104
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
105
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
106
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Khotikah
1201418071
tikakhotikah16@students.unnes.ac.id
0822-2612-3045
107
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
108
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
109
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
110
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
111
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
112
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
113
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
114
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
115
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
116
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
117
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
118
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
119
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
120
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
121
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
122
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
123
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
124
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Muhammad Iksanudin
5201418034
iksanapikbgt@gmail.com
082393437232
125
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
126
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
127
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
128
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
129
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
130
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
131
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
132
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
133
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Nyadran Kali
Upacara berupa wujud syukur
masyarakat dusun Deles terhadap nikmat dan
limpahan air yang diberikan Tuhan. Upacara
nyadran ini juga bertujuan untuk berdoa bersama
agar air yang mengalir ke daerah tersebut tetap
lancer dab berkah. Nyadran kali ini dilakukan di
tempat dimana terdapat sumber mata air yang
dapat mengairi suatu daerah, dan waktu
pelaksanaannya itu sekali dalam setahun dengan
acuan hitungan tanggalan Jawa.
https://Kariswisatasemarang.blogspot.co
m/2015/02/festival-nyadran-kali-wisata-desa-
kandri
134
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Ruwahan
Kegiatan nyadran dilakukan dengan
ziarah ke makam-makam leluhur atau orang besar
(para tokoh) yang berpengaruh dalam menyiarkan
agama Islam pada masa lalu. Masyarakat di satu
daerah memiliki lokasi ziarah masing-masing.
Biasanya pada tanggal 15, 20 atau 23 Ruwah atau
Sya’ban merupakan waktu pelaksanaan nyadran.
Pemilihan tanggal nyadran berdasar paham
mudhunan dan munggahan, dan berdasar
kesepakatan masyarakat.
135
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
136
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
137
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
138
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
139
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
140
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
141
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
142
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
143
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
144
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Gambar 1
http://m.brilio.net/amp/news/di-aceh-gayo-
setiap-lelaki-wajib-bisa-tari-saman-tari-
saman-1505279.html
145
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
146
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Gambar 2
http://www.medanbisnisdaily.com/news/onlin
e/read/2017/12/02/15751/tari_saman_hibur_
pentas_wonderful_sabang/
147
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
148
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
149
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber: https://budayajawa.id)
Kesenian Topeng Ireng merupakan
kesenian yang berawal mula dari upacara
tradisional yang dikembangkan dan dilestarikan
hingga sampai sekarang masih terjaga kearifanya.
Kesenian ini berawal dari masyarakat Magelang
dan diperkirakan kesenian ini mulai berkembang
pada tahun 1950 di Tuksongo Borobudur,
kemudian kesenian ini terus berkembang dari desa
ke desa hingga hampir setiap desa memiliki
kesenian tersebut dengan ciri khas yang tersendiri
150
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
di setiap desanya.
Bahkan hampir
setiap kecamatan
memiliki 2 hingga
3 group kesenian
tersebut.
Kesenian ini
terbilang
berkembang
cukup pesat
bukan hanya
berkembang di
daerah Magelang
saja. Namun, keseniaan ini berkembang hingga
daerah Temanggung dan sekitarnya. Kesenian ini
banyak digemari karena busananya bagus, gerak
tari dan iringan lagunya mudah di pelajari.
Selain iyu tarian tersebut mengambil tema
untuk syiar agama melalui lagu-lagu syair agamis.
lagu yang digunakan dalam mengiringi tarian
tersebut yaitu lagu yang memang diciptakan
sendiri untuk mengiringi tarian tersebut serta di
selipkan pesan-pesan nasehat sebagai media syiar
melalui tarian tersebut. Dalam perkembanganya
lagu campursari mulai masuk dalam tarian
tersebut sebagai lagu pengiring tari, namun
151
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
152
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
153
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
154
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
155
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
M . Riyan Toha
5201418039
mukhammadriyantoha@gmail.com
08224381884
156
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Batik Banyumasan
(Yanuar Triwidodo)
Banyumas adalah sebuah kabupaten kecil
di wilayah selatan Jawa Tengah, terletak di sebelah
selatan Gunung Slamet dan terkenal akan ciri khas
gethuk Sokarajanya. Dalam Kehidupan sehari–hari
masyarakat Banyumas terbiasa menggunakan
bahasa Jawa Ngapak, atau yang biasa di kenal
bahasa Panginyongan. Dialeknya seperti layaknya
bahasa Jawa biasa, akan tetapi lebih berat baik
suara dan penyampaiannya. Tak asing juga
banyumas akan sejarah, makanan khas, maupun
budayanya.
157
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
158
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
159
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
160
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Yanuar Triwidodo
5201418040
yanuaroka@gmail.com
085757827897
161
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber: http://beritagresik.com/lifesty 1)
Sedekah Bumi merupakan suatu upacara
adat yang berasal dari tanah Jawa yang identik
dengan pertaniannya dan dilakukan secara turun-
temurun biasanya dilakukan oleh orang yang
berprofesi sebagai petani, nelayan. Acara ini
melambangkan rasa syukur manusia kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rezeki yang sangat melimpah berupa hasil bumi
seperti hasil panen, hasil ternak, dan hasil
162
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
163
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
164
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber: http://www.siwoles.com/wisata-di-
jogja/g 1)
Yogyakarta, Sedekah Bumi dilakukan
dengan arak-arakan gunungan hasil bumi dan
kerbau bule di Keraton Yogyakarta. Setelah arak-
165
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber:
http://poskotanews.com/2017/10/24/ini-pe 1)
Berbeda lagi dengan di Indramayu, di
daerah ini Sedekah Bumi dilakukan dengan warga
yang membuat tumpeng lalu pada malam harinya
berkumpul di rumah ketua adat atau tempat
terbuka atau tempat yang sudah disepakati
bersama, setelah berkumpul lalu ketua adat
mendoakan nasi tumpeng tersebut dan
memakannya bersama-sama dengan warga.
166
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber:
http://adventuresporttt.blogspot.com/2011)
Di Pati Sedekah Bumi dikemas bersamaan
dengan sedekah laut di Kecamatan Juawana
menjadi ajang kreativitas masyarakatnya untuk
menampilkan gaun unik untuk dipertontonkan
kepada masyarakat. Diantaranya, terdapat gaun
yang menyerupai sayap burung, gaun burung
merak, gaun yang menampilkan tokoh
pewayangan, hingga adat khas papua serta gaun
berbentuk motif bunga. Warga mendesain sendiri
gaun yang dipakai dengan penuh ke kreativitasan
yang tak ada batasnya. Di Pati juga terdapat arak-
arakan, akan tetapi kirap itu hanya diadakan di
167
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Bayu William I.
5201418041
bayuwilliam100@gmail.com
082138966922
168
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber:
http://www.murianews.com/2018/07/02/144604
/pesta-syukur-nelayan-juwana-arak-larung-
sesaji.html)
Indonesia adalah negara kepulauan yang
dikenal memiliki budaya dan tradisi yang sangat
banyak. Mayoritas mata pencaharian masyarakat
Indonesia adalah sebagai seorang petani dan
nelayan. Di Indonesia masyarakat sekitar pantai
banyak yang bekerja sebagai seorang nelayan.
Tidak dapat dipungkiri laut menjadi ladang yang
subur bagi nelayan untuk mengeruk segala
sumber daya yang bisa memenuhi kebutuhan
169
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
170
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
171
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
172
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
173
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
174
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
175
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
176
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Ridwan Kurniawan
5201418043
kurniawanridwan330@gmail.com
081326530276
177
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
178
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber:http://budayajawa.i
d/kirab-pusaka- -batang/)
179
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
180
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
181
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
182
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Busyairi Majid
5201418044
busyairimajid06@gmail.com
082314462556
183
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber:
http://www.bridestory.com>blog>paduan-
rangkaian-prosesi-pernikahan)
184
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
185
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
186
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
187
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
188
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Tiyas Triningrum
5201418045
tiyasptm@gmail.com
082313958452
189
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
190
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
191
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
192
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Telur ayam
Telur ayam yang digunakan adalah telur
yang sudah direbus dan dikupas dengan
jumlahnya yang telah ditentukan juga yaitu 7, 11
dan 17 butir.
7 jenis buah-buahan
Jenis buah-buahan yang digunakan disini
bebas namun harus terdapat satu buah yang tidak
boleh ketinggalan yaitu buah pisang raja.
Bumbu urap
Bumbu urap atau gudangan ini dibuat
dengan tidak pedas, hal ini dimaksudkan untuk
membedakan antara acara weton bayi dengan
weton orang dewasa.
Cabai dan bawang merah
Cabai dan bawang akan diletakkan pada
puncak tumpeng weton.
Saringan santan
Saringan santan ini terbuat dari kulit
bambu, dan di dalamnya ada kembang setaman
yaitu mawar merah dan putih, melati, kanthil, dan
bunga kenanga.
193
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
7 jenis bubur
Tak ketinggalan juga bubur khas orang
Jawa yaitu dengan jumlah bubur 7 piring serta
isinya yang juga harus berbeda. Terdapat enam
piring yang berisi bubur gurih (bubur putih)
dengan bubur manis (bubur merah) dan satu buah
piring yang berisikan bubur gurih biasa yaitu
bubur yang ditaburi kelapa parut dan potongan
gula kelapa.
Menurut tradisi, tumpeng weton serta
perlengkapan lainnya harus diletakkan di dalam
kamar dan di atas tempat tidur sang bayi. Setelah
selesai didoakan maka weton tumpeng
diperbolehkan untuk dimakan atau dihidangkan
untuk semua orang yang hadir.
Jumlah serta jenis makanan yang
disajikan dalam selamatan selapanan merupakan
jumlah ganjil, karena angka ganjil dipercaya
merupakan angka yang baik. Kepercayaan
mengenai angka ganjil ini juga ada pada orang
yang akan mengonsumsi selamatan tersebut.
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa selamatan
selapanan ini sebaiknya dikonsumsi oleh minimal
7 orang, 11 orang dan 17 orang atau bisa lebih
banyak dari jumlahnya, yang terpenting adalah
jumlah orangnya harus ganjil.
194
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Danial Fahmi
5201418046
fahmipasha123@gmail.com
195
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Reog Ponorogo
(Maulana Ikhsanudin Rizaldi)
196
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
197
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
198
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
199
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
200
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
201
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
202
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber:
https://suryawibowodua.files.wordpress.com/20
15/04/gimbal2.jpg)
Perkembangan zaman lambat laun telah
mengubah sisi-sisi kehidupan kita, termasuk
dalam kebudayaan. Tetapi, tidak dengan
masyarakat di Dataran Tinggi Dieng yang
memiliki rambut gembel atau gimbal. Fenomena
ini dihubungkan dengan hal-hal spiritual.
Rambut Gimbal atau Gembel merupakan
rambut yang tumbuh lebih dari sehelai dengan
203
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
204
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
205
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
206
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
207
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber foto:
komunitasiketbanjarpatroman.blogspot.com/p/bl
og-page_31.html?m=1)
208
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
209
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
210
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
211
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
212
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
213
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
214
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
215
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
216
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
217
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
218
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
219
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
220
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
221
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
222
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
223
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
224
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
225
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
226
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
227
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
228
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
229
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
230
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-
FfRJE_Pn5uM/Un-
gk8ECwhl/AAAAAAAAAzc/IGDHoZdtvLc/s16
00/Baritan_1,jpg)
Analisis:
Apakah tradisi Baritan bisa dipertahankan sampai
generasi yang akan datang ?
231
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
232
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Fahrul Mukhadik
5201418052
Mukhadikfahrul@gmail.com
087764426435
233
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber: https://www.plukme.com/post/tari-
selendang-pemalang-bagian-1-dOj5rnm)
Pemalang merupakan sebuah kabupaten
yang terletak di jawa Tengah bagian utara,yang
tepatnya ada diantara Kota Tegal dan Kota
Pekalongan. Pemalang adalah kota berkembang
yang memiliki tarian khas yang bernama Tari
Selendang Pemalang. Tarian ini berasal dari kata
selendang yang dalam bahasa Pemalang yaitu
lendang,yang berartikain yang digunakan untuk
menari, sedangkan Pemalang merupakan
kabupaten yang dimana tarian ini diciptakan.
Sejarah terbentuknya Kabupaten
Pemalang adalah ada beberapa daerah yang
234
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
235
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=xLP-
5WH4k7w)
Makna dari Selendang sendiri adalah
ketika ujung selendang ditali menjadi simpur
dengan maksud agar orang Pemalang dapat
menyimpan dan menjaga rahasia dengan baik dan
benar. Dalam berbusana, tidak ada busana khusus
untuk para penari. Tetapi, menggunakan kain baik
asal Pemalang dengan maksud memperkenalkan
batik Pemalang kepada masyarakat Indonesia.
Untuk hiasan sanggul menggunakan bunga melati
yang dibuat melengkung membentuk lima
lengkungan yang merupakan lambang dari ke-5
sila dari pancasila yang menjadi dasar ideologi
dan tingkah laku masyarakat Kabupaten
Pemalang dan seluruh Indonesia.
236
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
237
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
238
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
239
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
240
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
241
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
242
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
243
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
244
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
245
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
(Sumber: https://merahputih.com)
Menurut cerita yang beredar di daerah
Grobogan, suatu ketika pasukan Demak di bawah
pimpinan Sunan Ngudung dan Sunan Kudus
menyerbu ke pusat kerajaan Majapahit. Dalam
pertempuran tersebut pasukan Demak memper-
oleh kemenangan gemilang. Runtuhlah kerajaan
Majapahit. Ketika Sunan Ngudung memasuki
Istana, dia menemukan banyak pusaka Majapahit
yang ditinggalkan. Benda-benda itu dikumpulkan
dan dimasukkan ke dalam sebuah grobog,
kemudian dibawa sebagai barang boyongan ke
Demak.
Di dalam perjalanan kembali ke Demak,
grobog tersebut tertinggal di suatu tempat karena
sesuatu sebab, tempat itulah yang kemudian
246
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
247
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Nafisa Rizqiya
8111418176
rizqiya82@gmail.com
08971983181
248
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
249
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
250
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
251
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
252
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
253
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
254
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Yuda Prasetya
8111418292
yudaprasetya240400@gmail.com
081564791585
255
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
256
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
257
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
258
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
259
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
260
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
261
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
262
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
263
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
264
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
265
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
Daftar Bacaan
266
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
267
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
268
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
269
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
270
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
271
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
perang-tomat-hingga-kirab-budaya-ini-
rangkaian-acaranya?page=2.
Nidia. 2014. 5+1 Pesan moral mahabharata.
Kaskus. Diperoleh 20 Oktober 2018, dari
https://www.kaskus.co.id/thread/5381e69
0a1cb1710218b4650/51-pesan-moral-
mahabharata/
Nisa, R. 2013. Asal Mula Sekaten. Diakses dari
https://rizki-
nisa.blogspot.com/2013/06/asal-mula-
sekaten.html
Nurozi, A. 2016. Rebo Wekasan Dalam Ranah
Sosial Keagamaan di Kabupaten Tegal Jawa
Tengah (Analisis Terhadap Ritual Rebo
Wekasan di Desa Sitanjung Lebaksiu). An-
Nuha III. 1: 125-134. Diunduh dari
http://ejournal.staimadiun.ac.id
Octaviani, P. 2017. Tradisi Padusan Menyambut
Bulan Ramadan. Diakses dari
https://www.kompasiana.com/putriocta/5
9398686e3f7bc64664aa3e2/tradisi-padusan-
menyambut-bulan-ramadan
Patricia, P. 2010. Upacara Tradisional Yaqowiyu
Jatinom Klaten. Diakses dari
https://pijarpatricia.wordpress.com/2010/
04/16/upacara-tradisional-yaqowiyu-
jatinom-klaten/
Patricia, P. 2010. Upacara tradisional yaqowiyu
jatinom klaten. Jakarta: wordpress.
272
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
273
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
274
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
_kearifan_lokal_untuk_melestarikan_lingku
ngan.html.
Sufia, R., Sumarmi, S., & Amirudin, A. 2016.
Kearifan Lokal Dalam Melestarikan
Lingkungan Hidup (Studi Kasus
Masyarakat Adat Desa Kemiren Kecamatan
Glagah Kabupaten Banyuwangi). Jurnal
Pendidikan Teori, Penelitian, dan
Pengembangan I. 4: 726-731.Diunduh dari
http://journal.um.ac.id
The Vision Of Batik. 2008. Diakses dari
http://viabatik.blogspot.com/2008/05/bati
k-banyumas.html
Tim Infoborobudur.2017.Mengungkap Misteri
Topeng Ireng. Diakses dari
http://www.infoborobudur.com/2017/01/
mengungkap-misteri-topeng-
ireng.html?m=1
Tim kamerabudaya.2017.Tari Topeng Ireng Tarian
Tradisinal Dari Magelang Jawa
Tengah.Diakses
darihttps://www.kamerabudaya.com/2017
/10/tari-topeng-ireng-tarian-tradisional-
dari-magelang-jawa-tengah.html?m=1
Umar, Kasirin. “Puluhan Grup Peserta Meriahkan
Kirab Budaya HUT Batang”. Suara
Merdeka. 8 Apr 2018. Web. 18 Okto 2018.
Diakses dari
http://www.suaramerdeka.com/news/bac
275
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
a/30406/puluhan-grup-peserta-meriahkan-
kirab-budaya-hut-batang
Voets, M. 2014. 5 Jenis wayang Indonesia.
Belindomag. Diperoleh 20 Oktober
2018, dari http://belindomag.nl/id/seni-
budaya/5-macam-wayang-indonesia
Wahid, A. 2016. Tradisi Rebo Wekasan. Diakses
dari
http://seputarbudayakudus.blogspot.com/
2016/09/rebo-wekasan.html?m=1
Wanly, T. 2013. Upacara Nahunan. Diakses dari
http://ceritadayak.blogspot.com/2010/03/
upacara-nahunan.html
Widi Hatmoko. 2017. ”Boyong Grobog” Simbol
Kegotongroyongan Warga Kabupaten
Grobogan. Diaksesd dari
https://merahputih.com.mar 03, 07:28
Wikipedia.Sunan Kudus. Diakses tanggal 15
Oktober 2018. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kud
us
Wikipedia. Bedaya Ketawang. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Bedaya_ket
awang
Wikipedia. Dugderan. Diakses pada 22.00, 18
Oktober 2018. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Dugderan
Wikipedia. Jembul Tulakan. Diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jembul_T
ulakan
276
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
277
Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia
278