Anda di halaman 1dari 4

1.

Menurut saya softskill yang paling penting bagi seorang Akuntan Publik adalah
kejujuran, dengan kejujuran apa yang kita kerjaan akan kita laporkan kepada
perusahaan. Melaporkan kondisi keuangan perusahaan apa adanya tanpa ada niat
melakukan kecurangan, dan harus mengakui jika ada kesalahan atau terjadi
kecurangan dalam perusahaan.

2. Etika profesi yang terdapat pada profesi akuntan publik


 Tanggung jawab profesi
Akuntan harus memiliki tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya
dan menggunakan pertimbangan moral untuk kegiatan yang dilakukannya.
Tanggung jawab bukan hanya kepada kliennya saja tetapi juga kepada rekan
seprofesinya serta kepada masyarakat. Para akuntan secara kolektif harus
menjaga nama baik profesinya agar selalu bisa menjadi kepercayaan
masyarakat dalam bidang akuntansi karena hal ini juga merupakan tradisi dari
profesi akuntan
 Kepentingan Publik
Arti publik disini meliputi klien, pemerintah, investor, pemberi kredit,
pegawai, dunia bisnis dan pihak-pihak yang bergantung kepada integritas dan
objektivitas akuntan tersebut dalam kinerjanya sebagai seorang professional.
Akuntan wajib menempatkan kepentingan publik sebagai yang utama dalam
menjalankan tanggung jawab mereka dan menjaga kepercayaan publik
tersebut.
 Integritas
Integritas yang tinggi dalam menjalankan profesinya harus dipegang tinggi
oleh seorang akuntan agar bisa menjaga kepercayaan publik. Integritas itu
mencakup bersikap jujur, berterus terang, tidak curang serta dapat menerima
kesalahan yang tidak disengaja. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak
boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
 Objektivitas Etika Profesi Akuntansi
Selain integritas, seorang akuntan harus menjaga objektifitasnya dan bebas
dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Dalam kapasitasnya sebagai auditor, konsultan, pegawai swasta maupun
pegawai pemerintah maka seorang akuntan wajib menunjukan objektifitas
mereka dalam berbagai situasi. Prinsip objektifitas seorang akuntan meliputi
hal-hal seperti bersikap adil, jujur secara intelektual, tidak memihak, tidak
berprasangka serta bebas dari pengaruh pihak lain.
 Kerahasiaan Etika Profesi Akuntansi
Karena pekerjaan akuntan berhubungan dengan bidang keuangan yang
merupakan suatu informasi sensitif maka tentu saja seorang akuntan harus
memegang prinsip kerahasiaan kliennya ataupun yang berhubungan dengan
pekerjaannya dengan pihak lain. Dia tidak boleh memberikan informasi
kepada pihak manapun jika tanpa persetujuan atau wewenang yang memadai
secara spesifik terkecuali jika mempunyai hak dan kewajiban secara hukum
atau profesional yang harus megungkapkan kerahasiaan itu. Seorang akuntan
juga dilarang keras menggunakan data rahasia tersebut sebagai alat untuk
mendapatkan keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga.
 Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Prinsip kompetensi dan kehati-hatian pasti dimiliki oleh seorang akuntan
professional, kompentensi menjadi salah satu penjamin mutu dan kualitas
pelayanan sedangkan kehati-hatian berarti sikap teliti dan cermat dalam
pekerjaannya. Klien akan merasa aman dan meningkatkan kepercayaan
kepada akuntan jika ia memiliki kompetensi yang dijelaskan sebelum
menggunakan jasa dan salah satu kompetensi yang paling mendasar yang
harus dimiliki semua akuntan tentu saja tahu tahap-tahap dari siklus
akuntansi itu sendiri.
 Perilaku Profesional
Seorang akuntan harus berperilaku baik dan menjauhkan tindakan yang bisa
mendeskreditkan profesinya dan hal ini harus dilakukan secara konsisten agar
kepercayaan klien selalu ada kepada akuntan tersebut. Akuntan yang tidak
bersikap profesional seperti selalu tidak tepat waktu, ingkar janji atau perilaku
negatif lainnya akan membuat klien merasa tidak nyaman dan kecewa yang
bisa membuat profesi akuntan menjadi kurang baik secara kolektif.

3. Menilai risiko pengendalian merupakan suatu proses mengevaluasi efektivitas


pengendalian intern suatu entitas dalam mencegah atau mendeteksi salah saji yang
material dalam laporan keuangan.Langkah-langkah dalam proses penilaian:
 Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk
memperoleh suatu pemahaman.
 Mengidentifikasi salah saji potensial.
 Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan.
 Melaksanakan pengujian pengendalian.
 Mengevaluasi bukti dan membuat penilaian

4. PENDAHULUAN
Sebelum menerima suatu perikatan, auditor akan memperoleh pengetahuan pendahuluan
tentang industri dan hak kepemilikan, manajemen dan operasi entitas yang akan diaudit,
dan akan mempertimbangkan apakah tingkat pengetahuan tentang bisnis memadai untuk
melaksanakan audit yang akan diperoleh.
Setelah penerimaan perikatan, informasi lebih lanjut dan lebih rinci akan diperoleh.
Sejauh praktis dilaksanakan, auditor akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan
pada awal dimulainya perikatan. Sepanjang perjalanan pekerjaan audit, informasi
tersebut akan ditentukan dan dimutakhirkan serta informasi lebih banyak akan diperoleh.
Pemerolehan pengetahuan tentang bisnis yang diperlukan merupakan proses
berkelanjutan dan bersifat kumulatif dalam pengumpulan dan penentuan informasi dan
pengaitan pengetahuan yang diperoleh dengan bukti audit serta informasi di setiap tahap
audit. Sebagai contoh, meskipun informasi dikumpulkan pada tahap perencanaan,
biasanya informasi tersebut diperhalus dan ditambah pada tahap audit berikutnya karena
auditor dan asistennya belajar lebih banyak tentang bisnis.
Untuk perikatan lanjutan, auditor akan memutakhirkan dan melakukan evaluasi kembali
infomasi yang dikumpulkan sebelumnya, termasuk informasi dalam kertas kerja tahun
sebelumnya. Auditor juga melaksanakan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi
perubahan signifikan yang telah terjadi sejak audit yang terakhir.
Auditor dapat memperoleh pengetahuan tentang industri dan entitas dari berbagai
sumber. Sebagai contoh:
a. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya.
b. Diskusi dengan orang dalam entitas (seperti direktur, personel operasi senior)
c. Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan auditor
intern.
d. Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain yang
telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri.
e. Diskusi dengan orang yang berpengetahuan di luar entitas (seperti ahli ekonomi
industri, badan pengatur industri, customers, pemasok, dan pesaing).
f. Publikasi yang berkaitan dengan industri (seperti statistik yang diterbitkan oleh
pemerintah, survei, teks, jurnal perdagangan, laporan oleh bank, pialang efek, koran
keuangan).
g. Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas.
h. Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas.
i. Dokumen yang dihasilkan oleh entitas (seperti, notulen rapat, bahan yang dikirim
kepada pemegang saham dan diserahkan kepada badan pengatur, buku-buku promosi,
laporan keuangan dan laporan tahunan atau sebelumnya, anggaran, laporan manajemen
intern, laporan keuangan interim, panduan kebijakan manajemen, panduan akuntansi dan
sistem pengendalian intern, daftar akun, deskripsi jabatan, rencana pemasaran dan
penjualan)

5. Perbedaan paling jelas itu terdapat pada penyusunan laporan harga pokokjika dalam
perusahaan dagang di gunakan harga pokok penjualan sedangkan di perusahaan
manufaktur digunakan harga pokok produksi yg terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, BOP, biaya produk dalam proses dan biaya produk jadi.

6. Pada dasarnya perubahan laba kotor itu disebabkan oleh 2 faktor. Faktor pertama
adalah penjualan, dimana hasil penjualan disebabkan oleh: perubahan harga jual per
satuan produk dan perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau
dihasilkan. Faktor kedua adalah Harga Pokok Penjualan. Perubahan Harga Pokok
Penjualan disebabkan oleh perubahan harga pokok rata-rata per satuan dan perubahan
kuantitas atau volume produk yang dijual atau dihasilkan.

Laba yang diperoleh perusahaan tidak selalu sama dari satu periode ke periode yang
lain. Laba cenderung berubah-ubah. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Beberapa faktor yang menyebabkan:
 Harga suatu barang
 Jumlah/volume barang yang dijual
 HPP
Dalam sebuah perusahaan pasti terdapat perubahan laba kotor, bila laba kotor
berubah, maka laba bersih juga akan berubah. Dan perubahan ini memperngaruhi
kinerja perusahaan. Sehingga diperlukan analasis perubahan laba kotor untuk
mengetahui faktor-faktor penyebabnya, dan di tahun atau periode selanjutnya
perusahaan bisa mempertahankan dan meningkatkan laba kotor

7. Apabila laba kotor perusahaan mengalami penurunan, maka dilakukan analis hal-hal
apa yang menyebabkan penurunan laba kotor, karna jumlah laba kotor mempengaruhi
laba bersih suatu perusahaan.

Hal-hal yang diperhatikan:


 Perubahan Kuantitas Netto. Perubahan kuantitas netto adalah perubahan
kuantitas penjualan dengan kuantitas harga pokok penjualan sekarang dengan
tahun sebelumnya. Perubahan Komposisi Penjualan.
 Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya perbedaan komposisi
barang yang dijual sekarang dan tahun sebelumnya.
 Perubahan Total Kuantitas Penjualan. Perubahan yang disebabkan adanya
perubahan total jumlah penjualan.

8. Tingginya pengembalian barang yang sudah dibeli, auditor akan memeriksa faktur
penjualan dan faktur pengiriman barang, apakah barang yang dipesan dan dikirim
sesuai pesanan atau tidak.
Mengecek retur yang masuk, apakah barang yang dijual mengalami kecacatan atau
tidak

9. 10 kesalahan yang dilakukan oleh kantor akuntan:


 Seharusnya mengadakan ayat jurnal penyesuaian kendaraan bermotor
 Pembelian kendaraan seharusnya tidak dibebankan sebagai biaya
 Drs. Ilham seharusnya mengecek semua laporan secara independent dan
berintegritas
 Keputusan sepihak memenangkan tuntutan, padahal keputusan pengadilan
belum final

Anda mungkin juga menyukai