Disusun Oleh :
UNIVERSITAS SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Gambaran Industri
Industri garmen sebagai salah satu industri utama pemuas kebutuhan masyarakat
akan sandang dan terus berkembang. Industri garmen saat ini menjadi industri strategis
bagi perekonomian Indonesia. Bahkan, industry ini bagian sektor manufaktur terbesar
ketiga di Indonesia dan menjadi salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja. Pada produk garmen sendiri pun merupakan salah satu komoditi yang sangat
potensial untuk dikembangkan di pasar Global. Perkembangan industri garmen di
Indonesia sangatlah ketat, karena banyaknya industri dari luar negeri yang akan menyerbu
pasar di Indonesia.
Gambaran Perusahaan
Jadwal karyawan PT Vidivi Laser Indonesia yaitu bekerja 5 hari dalam seminggu
yaitu senin hingga hari jumat yang dimulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 05.00 sore.
PT Vidivi jika memiliki pesanan yang melebihi batas akan menambah hari dan jam kerja
yaitu pada hari senin hingga minggu mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 9 malam dan
khusus hari sabtu mereka hanya bekerja hingga pukul 04.00 sore. Penambahan hari dan
jam kerja dikarenakan PT Vidivi memesan dalam jumlah besar dan menetapkan jangka
waktu tertentu untuk pengambilan pesanan sehingga karyawan harus bekerja lembur
untuk memenuhi waktu pesanan tepat waktu. Produk yang dihasilkan PT Vidividi Laser
jakarta yaitu berupa baju koko ( baju muslim pria), baju kaos, dan celana. Prosesnya
dimulai dari penumpukan kain yang kemudian ditandai ( penggambaran bagian tangan,
kantong, kerah, model belakang dan model depan baju sesuai pola yang sudah dibuat).
Lalu diikat dan dimasukkan ke dalam karung untuk dikirim ke bagian produksi. Pada
bagian produksi kain potongan tersebut dipisahkan sesuai dengan spesifikasi yang dibuat
( bagian lengan, kantong, kerah, model belakang dan model depan pada baju). Beberapa
bahan tertentu digosok terlebih dahulu dengan menggunakan kain kertas lalu dihitung
dalam jumlah potongan tiap bagian sebelum dibagikan ke para penjahit.
Sebelum dibagikan ke para penjahit, penjahit sudah mengetahui sample dan sudah
diputuskan apakah layak produksi oleh kepala produksi maka jika layak akan memulai
proses pembuatan baju ( jahit, bordir, dll). Setelah proses selesai maka dilakukan
pembersihan benang dan dilakukan pengecekan kain yang terkena noda dan apakah ada
kesalahan jahit atau tidak. Kemudian setelah jadi lanjut ke proses setrika dengan
menggunakan setrika gas dan kemudian di packing untuk dikirim sesuai jadwal
pengiriman yang sudah ditentukan.
1. Pada saat kain dimarker ( penggambaran bagian tangan, kantong, kerah, model
belakang dan model depan baju sesuai pola yang dibuat dan ditetapkan) maka
dilakukan pengecekan untuk mengetahui khalayak atau kesiapan untuk produksi.
2. Pada saat proses produksi telah selesai ( kain sudah berbentuk baju) maka
dilakukan pengecekan untuk mengetahui apakah ada salah jahit dan noda
3. Pada saat sudah siap di packing, dilakukan pengecekan ulang untuk mengetahui
dan memeriksa jahitan yang tidak terlalu kedalam atau keluar pinggir yang bisa
saja terlewat dari garis pada pengecekan kedua.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGENDALIAN KUALITAS
Kualitas rancangan adalah perbedaan tingkat kualitas yang terjadi sebagai hasil
perbedaan yang disengaja antara jenis barang atau jasa yang dihasilkan, yang
meliputi desain bentuk benda, komposisi warna, jenis bahan baku yang digunakan,
dsb. Untuk mencapai kualitas rancangan perlu keputusan yang jelas pada taraf
rancangan produk atau proses sehingga menjamin syarat-syarat fungsional
tertentu akan dipenuhi secara memuaskan. Perancangan kualitas kerap kali
menyebabkan biaya produk lebih tinggi tetapi kenaikan biaya ini sebenarnya
adalah biaya pencegahan karena dimaksudkan untuk mencegah masalah kualitas
pada taraf terakhir siklus kegunaan produk.
2. Kualitas kecocokan (Quality of Conformance)
Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk ini sesuai dengan spesifikasi dan
kelonggaran yang diisyaratkan oleh pemilihan proses pembuatan, pengawasan
kerja, sistem jaminan kualitas yang digunakan, seberapa jauh prosedur jaminan
kualitas yang diikuti, serta memotivasi kerja untuk mencapai kualitas.
Peningkatan kualitas kecocokan seringkali dibuat dengan merubah segi jaminan
kualitas seperti penggunaan prosedur pengendalian proses statistik, pengubahan
prosedur pemeriksaan yang digunakan, dan sebagainya
BAB III
PEMBAHASAN
Kriteria baju yang dinilai termasuk cacat produksi menurut PT. Vidivi
Laser Raya disebutkan sebagai berikut :
Peta kendali digunakan untuk mengetahui proporsi kesalahan atau bagian cacat
yang ditoleransi oleh PT Vidivi Laser Raya Jakarta dengan memperhitungkan
menggunakan rumus :
Data-data yang telah didapat itu kemudian akan dolah sesuai dengan
memperhitungkan Batas Pengendali Atas (BPA), Garis Tengah (GT), dan Batas
Pengendali Bawah (BPB) kemudian disajikan dalam bentuk Peta Kendali (
Control Chart ). Hal ini karena akibat karakteristik cacat pada produksi baju koko
tidak dapat dihitung dengan menggunakan skala kuantitatif, sehingga
digunakannya p-chart untuk mengetahui proporsi kesalahan yang di dapat.
Garis tengah ( center line ) pada peta kendali proporsi kesalahannya.BPA ( batas
pengendali atas ) dan BPB (batas pengendali bawah ) diperoleh dengan
menggunakan perhitungan :
Dimana :
P : Garis tengah
Data diperoleh dari pihak internal PT. Vidivi Laser Jaya Jakarta pada bagian
produksi. Data yang digunakan adalah data produksi baju koko dan data cacat pada
produksi baju koko. Data produksi yang digunakan adalah data produksi bulan
September 2008 selama hari produksi. PT Vidivi Laser Raya Jakarta tidak
menetapkan batas maksimal proporsi cacat secara statistikal. Jumlah cacat
produksi yang diijinkan oleh perusahaan hanya menggunakan perhitungan standar
yaitu tidak melebihi 4 lusin (48 pieces) tiap bulannya.
Menentukan proporsi cacat PT. Vidivi Laser Raya Jakarta dengan cara membagi
jumlah cacat produksi yang diijinkan oleh perusahaan dengan rata - rata jumlah
produksi setiap bulan :
Analisis ini menggunakan rumus peta P, BPA dan BPB untuk melakukan analisis
mengenai proses produksi selama bulan September 2008 termasuk golongan
terkendali ataupun tidak. Data menggunakan data produksi bulan September 2008
selama hari kerja kemudian diolah menjadi data baru untuk mendapatkan hasil
perhitungan yang akurat.
Pada tabel dapat dilihat bahwa hasil jumlah proporsi produk cacat adalah 0,0083
yang dimana melebihi batas toleransi perusahaan yaitu 0,005. Tabel menunjukkan data
produksi, cacat produksi, BPA dan BPB selama bulan September 2008.
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa produksi perusahaan berada dalam keadaan
terkendali karena tidak terdapat titik-titik yang terletak di luar dari batas pengendalian
atas dan batas pengendalian bawah, bentuk-bentuk khusus, dan proses diidentifikasikan
terkendali. Setelah dipastikan bahwa proses bekerja secara terkendali maka diperlukan
analisis kemampuan proses.
Analisis ini yang memiliki kemampuan proses suatu tahapan yang sangat penting
dalam mengadakan pengendalian kualitas proses statistik. Situasi yang menjadi bahan
pertimbangan untuk melakukan analisis kemampuan proses pada penelitian yang adalah
proses produksi dari PT. Vidivi Laser Raya Jakarta berada dalam batas pengendalian ( in
control ) tetapi produksi yang dihasilkan oleh PT. Vidivi Laser Raya Jakarta ini tidak
memenuhi spesifikasi yang sudah ada.
𝑝(1−𝑝0
Perhitungan nya : 𝜎 = √ 𝑛
𝟎,𝟎𝟎𝟖𝟑(𝟎,𝟗𝟗𝟏𝟕)
𝜎 =√
𝟐𝟐
𝜎 = √0,00823
22
𝜎 = √0,00037
𝜎= 0,0193
𝐵𝑆𝐴 .μ
IKP =
3.𝜎
0,005 .0,0083
IKP =
3 ( 0,0193)
−0,0033
IKP =
0,0569
IKP = 0,0569
Hasil perhitungan menjawab bahwa kemampuan proses produksi dari baju koko sebesar
0,0569 yang berarti bahwa proses produksinya tidak baik ( not capable ) atau tidak
memuaskan. ini juga menunjukkan bahwa variabilitas hasil produksi PT. Vidivi Laser
Raya Jakarta masih dibilang tinggi sehingga kemampuan prosesnya buruk. Agar
variabilitas tersebut dapat diminimalkan untuk mendapatkan kemampuan proses yang
baik jadi butuh dilakukanya tindakan perbaikan terlebih dulu dengan mencari sumber
masalah atau inti masalah yang muncul pada masalah produksi di perusahaan.
BAB 4
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kelompok kami dapat menyimpulkan bahwa tidak ditemukan titik –titik yang
berada diluar batas kendali atas maupun batas kendali bawah yang diperoleh dari
pengolahan data yang berbentuk peta kendali ( P-Chart ) dan dari hasil perhitungan
metode analisis kemampuan proses produksi dari baju koko sebesar 0,0569 atau IKPnya
< 1 yang berarti proses produksinya tidak baik (not capable ) atau tidak memuaskan, ini
menunjukan bahwa variabilitas hasil produksi PT .Vidivi Laser Raya Jakarta masih tinggi
sehingga kemampuan dalam proses produksinya buruk. Agar variabilitas dapat di
minimalkan dengan tujuan untuk mendapatkan kemampuan proses yang baik maka
dibutuhkan tindakan perbaikan terlebih dahulu dengan mencaru sumber-sumber masalah
pada bagian produksi perusahaan.
B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis diatas dan pengolahan data yang telah dilakukan maka
kelompok kami merekomendasikan yang dapat diterapkan PT.Vidivi Laser Raya Jakarta
sebagai berikut :
1. Membentuk sebuah divisi atau bagian khusus yang bertujuan untuk mengawasi
kualitas ( Quality Control ) agar perusahaan lebih konsisten dalam meningkatkan
kualitas produksinya.