KP A
JURUSAN MANAJEMEN
2020
i
STATEMENT OF AUTHORSHIP
“Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dana
tau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Nama NRP
Jesaya Kevin A. 130218013
Eileen Febiola 130218048
Paulina Imelda 130218053
Kevin Adrian J.L. 130218070
Ivan Jonathan B. 130218073
Ferdinand Oktavianus 130218081
Clarissa Angelina A. 130218086
Heri Prasetya 130218189
Vania Amelia 130218246
Ristya Gabyani 130218264
Mata Ajaran : Jaminan dan Pengendalian Kualitas
Kelas :A
Surabaya,14 September2020
Tanda Tangan
( )
Ketua Kelompok
ii
DAFTAR ISI
BAB IV Penutup
iii
BAB I
GAMBARAN PERUSAHAAN
1. Bagian umum
Pada bagian ini umumnya dilakukan hal-hal seperti pengurusan izin usaha
ataupun mengurus pendaftaran produk di Departemen Kesehatan RI sebagai
syarat yang juga merupakan jaminan kesehatan bagi konsumen bahwa produk
Elmara Cookies layak dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu pengadaan bahan
baku, peralatan, perlengkapan, serta pemasaran dan penerimaan pesanan (order)
juga dikerjakan pada bagian ini. sendiri dengan bantuan 1 orang karyawan yang
juga terlibat pada proses pengemasan.
2. Bagian produksi
4
Aktifitas utama perusahaan dikerjakan oleh bagian ini. Pada bagian
produksi Elmara Cookies dikerjakan oleh 6 orang karyawan tetap. Namun pada
saat-saat tertentu seperti menjelang Hari Raya Besar di mana pesanan meningkat
secara signifikan, jumlah pekerjanya ditambah sesuai dengan kebutuhan dan
dibayar dengan upah harian. Hal tersebut diputuskan langsung oleh Ibu Erni
sebagai pemilik. Sistem kerja yang ditetapkan bagi karyawan yaitu proses
pengadonan bahan dan proses pengovenan dilakukan oleh 1 orang, proses
pencetakan adonan dilakukan oleh 3 orang dan proses pengemasan dilakukan oleh
2 orang karyawan.
3. Bagian pengiriman
Tugas pada bagian ini adalah mengantarkan produk yang telah siap
dipasarkan ke beberapa toko di Surabaya dan juga kepada konsumen di daerah
Surabaya .
1. Proses pengadonan
2. Proses pencetakan
Proses pencetakan adalah proses yang dilakukan setelah adonan jadi. Pada
proses inidikerjakan oleh 2 orang karyawan dengan peralatan-peralatan seperti
loyang, cetakan,kuas, dan mangkok aluminium. Adonan yang telah jadi, dicetak
kedalam bentuk-bentuk yang berbeda.
3. Proses pengovenan
5
Seperti yang telah dijelaskan di atas, proses ini dilakukan oleh karyawan
yang samapada proses pengadonan. Proses ini dilakukan dengan peralatan dan
perlengkapanseperti oven, loyang, serbet, pisau, dan kompor. Pada saat
mengoven, Loyang dipindah-pindahkan dengan tujuan agar kematangannya
merata.
4. Proses penyortiran
Pada tahap ini dilakukan pemisahan antara produk yang baik dan produk
yang cacat dengan tujuan agar produk cacat tidak sampai ke tangan konsumen,
sebab apabila terjadi tentu saja konsumen akan merasa kecewa dan dampaknya
akan menjadi buruk bagi Elmara Cookies. Produk yang baik selanjutnya akan
memasuki proses pengemasan sedangkan produk yang cacat tidak dapat di
lakukan pengerjaan ulang(rework) sehingga pada akhirnya produk tersebut
dibuang begitu saja.
5. Proses pengemasan
6
1.3 Produk Perusahaan Elmara
Produk yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan adalah kue kering yang
memiliki merek dagang Elmara Cookies dengan 18 variasi rasa yaitu Larut, Icing
Sugar, Katetong Cokelat, Kenari, Katetong Keju, Lemon Sugar, Corn Flakes
Cookies, Chip Cookies, Milo Sereal Cookies, Grem Kacang, Grem nanas, Grem
abon, Blueberry Cookies, Kue kacang, Putri salju mente, Nastar, Nastar keju,
Keju seledri, Kastengel. Produk kue kering ini memiliki daya tahan selama 3
bulan dan disimpan pada suhu ruangan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dua jenis error yang mungkin terjadi ketika membuat kesimpulan dari
control charts adalah Type I Errors terjadi apabila suatu proses berada diluar
kendali ketika kenyataannya, proses tersebut berada dalam kendali. Selanjutnya
ada Type II Errors yang terjadi apabila suatu proses dikatakan berada dibawah
kendali ketika sebenarnya tidak.
1. Suatu proses diasumsikan berada diluar kendali jika suatu single point
berada diluar batasan kendali
2. Suatu proses diasumsikan berada diluar kendali jika dua dari tiga point
yang berurutan jatuh diluar batasan limit 2σ pada sisi garis yang sama
3. Suatu proses diasumsikan berada diluar kendali jika empat dari 5 point
yang berurutan jatuh diluar batasan 1σ pada sisi garis yang sama
8
4. Suatu proses diasumsikan berada diluar kendali jika sembilan atau lebih
dari point yang berurutan jatuh pada satu sisi garis
5. Suatu proses diasumsikan berada diluar kendali jika terdapat 6 atau lebih
dari point yang berurutan yang meningkat atau menurun secara tetap
9
Metode dalam pengambilan sampel harus memaksimalkan perbedaan antara
sampel dan meminimalkan perbedaan di dalam sampel tersebut. Sampel yang
dipilih harus homogen
2. Ukuran Sampel
3. Frekuensi Sampling
Akurat atau tidaknya suatu alat ukur akan secara langsung mempengaruhi
kualitas data yang dikumpulkan. Data yang tidak valid akan menyebabkan
kesimpulan yang salah.
5. Desain Formulir
Pencatatan data formulir harus dirancang sesuai dengan peta kendali yang
akan digunakan.
10
suatu item, maka dari itu atribut tidak menunjukkan sejauh mana karakteristik
kualitas. Control Chart for Attributes dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Control Chart yang berfokus pada proporsi item yang tidak sesuai (p-
chart) dan jumlah item yang tidak sesuai (np-chart). Kedua bagan tersebut
didasarkan pada distribusi binomial.
Bagan atribut membantu beralih dari yang umum ke tingkat yang lebih
fokus.
11
Membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar daripada bagan variabel
untuk memastikan kecukupan perlindungan terhadap tingkat perubahan
proses tertentu.
1. Keseragaman keluaran
12
dimensional, sehingga membuatnya serbaguna dan menarik karena tidak demikian
bergantung pada unit parameter proses tertentu (Kane 1986). Indeks ini
menggabungkan lokasi dan / atau variasi proses.
13
BAB III
PEMBAHASAN
Peta
0.
u
1
0.0
9
u
0.0
8
0.0
7
0.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
6 subgroup
0.0
5
G u BK BK
T A B
Grafik 1
Peta Kendali Nastar.
14
Peta
0.
u
1
0.0
9
0.0
u
0.0
7
0.0
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0.0 Subgrou
5 p
0.0 G u BK BK
4 T A B
Grafik 2
Peta Kendali Grem Kacang.
Peta
0.
u
1
0.0
9
0.0
8
u
0.0
7
0.0
6
0.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
5 subgroup
0.0 G u BK BK
4 T A B
Grafik 3
Peta Kendali Kue Larut.
15
Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya kecacatan pada produk
akhir hingga sampai ke end user diantaranya adalah karyawan tidak mengawasi
kue yang sedang dioven, tidak berhati-hati memindahkan kue, lalai mengolesi
loyang dengan mentega,kinerja karyawan tidak maksimal, kondisi kesehatan
karyawan yang kurang baik, keterampilan yang tidak seragam. Bahan baku utama
yang terlalu lama disimpan menyebabkan hasil adonan tidak sempurna. Mesin
yang jarang perawatan, cetakan tidak sempurna akibat pemakaian jangka panjang.
Tata letak ruangan kurang baik, kurangnya penerangan, peralatan dan
perlengkapan diletakkan di dapur sehingga menjadikan dapur terlalu padat dan
sempit. Ruang pencetakan adonan berukuran 2x3 meter dan tidak memiliki kipas
angin ataupun ventilasi yang cukup sehingga pada saat bekerja, karyawan merasa
panas yang mengakibatkan karyawan tidak nyaman dalam bekerja.
Terlebih lagi tidak adanya standar kerja atau operasi yang jelas pada setiap
proses mengakibatkan karyawan asal membuat kue, bekerja tanpa kinerja dan
tidak ada orang yang bertanggung jawab dalam mengawasi sehingga program
pengendalian kualitas tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan benar
sebagaimana mestinya.
16
Menetapkan upah tambahan apabila karyawan bekerja lebih dari waktu
yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga karyawan bersemangat kerja
lebih pada saat
Menetapkan reorder point bahan baku jika persediaan tepung tidak
banyak/ sudah tidak layak untuk digunakan sebagai bahan produksi.
Menetapkan berat untuk setiap 1 kue agar konsisten dan yang dihasilkan
tidak variatif.
Menetapkan waktu untuk pengovenan ( pemindahan loyang untuk
kematangan yang rata ) sehingga tidak banyak produk cacat dengan
memberi timer agar karyawan tidak lalai.
Menetapkan suhu yang tepat untuk menghindari kue gosong dengan cara
menambahkan thermometer yang dapat diletakkan didalam oven untuk
mengetahui suhu yang akurat.
Dengan menetapkan beberapa aspek, maka kerusakan pada kue seperti gosong,
bentuk variatif dan lainnya bisa terminimalisir. Untuk dapat memperoleh hasil
produk akhir yang sempurna dan konsisten, maka diperlukan pemegang jabatan
Quality Control atau manajer operasi untuk mengawasi karyawannya, agar kue
gagal produksi bisa diminimalisir.
17
memiliki berbagai jenis masalah-masalah yang menjadi penyebab
timbulnya kecacatan pada produk-produk nya. Kecacatan ini dapat
ditimbulkan oleh manusia, bahan baku, mesin, lingkungan, dan metode
kerja karyawan. Untuk mengetahui secara spesifik apa saja penyebab
terjadinya kecacatan produk dan dapat menjadi patokan untuk mulai
memperbaiki masalah-masalah yang menjadi penyebab kecacatan, maka
sebaiknya Elmara menggunakan diagram Ishikawa / Fishbone diagram
sehingga tampak jelas masalah yang terjadi dan bagaimana solusi yang
seharusnya dilakukan.
3. Pareto diagram: Merupakan grafik batang yang menunjukkan masalah
berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian. Dengan menggunakan
diagram Pareto, perusahaan Elmara dapat mengetahui persentase
kecacatan yang sering terjadi di tiap-tiap varian kue Nastar, kue Grem
kacang, dan kue Larutnya.
4. Flowchart: Diagram alir merupakan sebuah jenis diagram yang
menggambarkan alir kerja atau proses, yang menampilkan langkah-
langkah dalam bentuk simbol-simbol grafis yang urutannya dihubungkan
dengan panah. Kelompok kami, memperhatikan bahwa perusahaan Elmara
tidak memiliki standar kerja atau operasi yang jelas, sehingga flowchart
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan sebagai pedoman
untuk tahapan-tahapan proses pembuatan kue.
5. Control Chart: Merupakan sebuah grafik yang memberi gambaran
mengenai perilaku dari proses produksi. Diagram ini digunakan untuk
memahami apakah proses manufacturing berjalan dalam kondisi terkontrol
atau tidak. Proses yang berjalan di luar kontrol harus dicari penyebabnya
dan kemudian diperbaiki.
18
3.4 Penerapan 5 Metode Pengendalian Kualitas Statistik
Metode Checksheet
Total kecacatan produk kue Nastar pada periode 20 Oktober 2010 sampai
16 November 2010 adalah sebanyak 5.380 produk dengan hasil produksi (Gram)
19
72.600. Dari Checksheet dapat dilihat total kecacatan terbagi dari: Gosong (Gram)
sebesar 1500, Isi (Gram) sebesar 2160, Bentuk (Gram) sebesar 1720.
20
Total kecacatan produk kue Grem Kacang pada periode 20 Oktober 2010
sampai 16 November 2010 adalah sebanyak 3.550 produk dengan hasil produksi
(Gram) 51.600. Dari Checksheet dapat dilihat total kecacatan terbagi dari:
Kecacatan Gosong (Gram) sebesar 1190, Isi (Gram) sebesar 860, Bentuk (Gram)
sebesar 1500.
21
19 15 Nov 2010 2500 |||| |||| |||| |||| |||| ||||
20 16 Nov 2010 2800 |||| |||| |||| |||| | |||| |||| || |||| ||||
Total Kecacatan 50300 3240 1340 1900
CheckSheet Jumlah dan Jenis Produk Cacat Kue Larut (satu turus = 10
produk)
Total kecacatan produk kue Larut pada periode 20 Oktober 2010 sampai
16 November 2010 adalah sebanyak 3.240 produk dengan hasil produksi (Gram)
50.300. Dari Checksheet dapat dilihat total kecacatan terbagi dari: Kecacatan
Gosong (Gram) sebesar 1340 dan Bentuk (Gram) sebesar 1900.
Kecacatan terkecil terdapat pada tanggal 9 November 2010 dengan total 100
produk dan disertai dengan hasil produksi (Gram) yaitu sebesar 2500. Selain itu,
dari 2500 hasil produksi (Gram), terdapat kecacatan Bentuk (Gram) sebesar 100.
Sedangkan hasil produksi (Gram) terkecil ada pada tanggal 20 Oktober 2010
sebesar 2000.
22
Metode Fishbone
Berdasarkan pada Fishbone diagram nastar, kecacatan kue nastar disebabkan oleh
5 faktor, yaitu: Manusia, Bahan baku, Mesin, Lingkungan, dan Metode kerja.
Pada faktor bahan baku, penyebabnya antara lain adalah: kualitas tepung
(penyimpanan terlalu lama), Kualitas Mentega (penyimpangan terlalu lama),
Kualitas Isi (Selai nanas terlalu banyak air, buah nanas kurang segar).
Pada faktor mesin, penyebabnya antara lain adalah: Kurangnya pemeriksaan dan
perawatan rutin terhadap peralatan seperti mixer, oven, kompor, dll.
Pada faktor lingkungan, penyebabnya antara lain adalah: Tata letak ruangan
kurang baik, kurangnya penerangan pada tempat pencetakan adonan,
23
penyimpanan peralatan di dapur mebuat ruangan sempit, ruang pencetakan kecil
dan tidak ada sirkulasi udara.
Pada faktor metode kerja, penyebabnya antara lain adalah: tidak ada SOP yang
jelas, tidak ada ukuran standar pengadonan, pencetakan dan pengisian kue,
kelebihan / kekurangan tepung, ukuran isi nastar tidak tepat, kurang tepatnya
ukuran adonan.
Berdasarkan pada Fishbone diagram grem kacang, kecacatan kue grem kacang
disebabkan oleh 5 faktor, yaitu: Manusia, Bahan baku, Mesin, Lingkungan, dan
Metode kerja.
24
Pada faktor bahan baku, penyebabnya antara lain adalah: penyimpanan kacang
terlalu lama, penyimpangan mentega terlalu lama, Kualitas tepung (penyimpangan
terlalu lama.
Pada faktor mesin, penyebabnya antara lain adalah: Kurangnya pemeriksaan dan
perawatan rutin terhadap peralatan seperti mixer, oven, kompor, dll.
Pada faktor lingkungan, penyebabnya antara lain adalah: Tata letak ruangan
kurang baik, kurangnya penerangan pada tempat pencetakan adonan,
penyimpanan peralatan di dapur mebuat ruangan sempit, ruang pencetakan kecil
dan tidak ada sirkulasi udara.
Pada faktor metode kerja, penyebabnya antara lain adalah: tidak ada SOP yang
jelas, tidak ada ukuran standar pengadonan, pencetakan dan pengisian kue,
kelebihan / kekurangan tepung, ukuran isi nastar tidak tepat, kurang tepatnya
ukuran adonan.
25
Berdasarkan pada Fishbone diagram laut, kecacatan kue larut disebabkan oleh 5
faktor, yaitu: Manusia, Bahan baku, Mesin, Lingkungan, dan Metode kerja.
Pada faktor bahan baku, penyebabnya antara lain adalah: Penyimpangan mentega
terlalu lama, kualitas tepung: penyimpangan terlalu lama.
Pada faktor mesin, penyebabnya antara lain adalah: Kurangnya pemeriksaan dan
perawatan rutin terhadap peralatan seperti mixer, oven, kompor, dll, cetakan lama
menghasilkan bentuk tidak sempurna.
Pada faktor lingkungan, penyebabnya antara lain adalah: Tata letak ruangan
kurang baik, kurangnya penerangan pada tempat pencetakan adonan,
penyimpanan peralatan di dapur mebuat ruangan sempit, ruang pencetakan kecil
dan tidak ada sirkulasi udara.
Pada faktor metode kerja, penyebabnya antara lain adalah: tidak ada SOP yang
jelas, tidak ada ukuran standar pengadonan, pencetakan dan pengisian kue,
kelebihan / kekurangan tepung, ukuran isi nastar tidak tepat, kurang tepatnya
ukuran adonan.
Metode Pareto
26
dari 5.460 produk cacat).
27
dari 3.540 produk cacat).
28
29
Metode Flowchart
Flowchart Proses Produksi Elmara Cookies
START
PROSES
PENGADONAN
PROSES
PENCETAKAN
PROSES
PENGOVENAN
PROSES
PENYORTIRAN
BAIK/
CACAT?
PROSES
PENGEMASAN
FINISH
30
Proses produksi dimulai lalu melakukan proses pengadonan yang
dilakukan secara manual oleh karyawan. Pada proses pengadonan dilakukan
pencampuran bahan-bahan pembuat kue kering seperti tepung, gula, telur,
mentega, rumbutter dan beberapa bahan tambahan lainnya. Proses ini dilakukan
oleh 1 orang karyawan yang juga merangkap pada bagian pengovenan karena
pendeknya proses pengadonan sehingga dengan cara tersebut dapat lebih
memberdayakan karyawan. Setelah selesai melakukan proses pengadonan
(adonan sudah jadi) maka dilanjutkan dengan proses pencetakan yang dilakukan
secara manual oleh 2 orang karyawan dengan peralatan-peralatan seperti loyang,
cetakan, kuas, dan mangkok aluminium. Adonan yang telah jadi, dicetak kedalam
bentuk-bentuk yang berbeda. Setelah proses pencetakan adonan selesai,
dilanjutkan dengan proses pengovenan yang dilakukan secara manual oleh
karyawan yang sama pada proses pengadonan. Proses ini dilakukan dengan
peralatan dan perlengkapan seperti oven, loyang, serbet, pisau, dan kompor. Pada
saat mengoven, loyang dipindah-pindahkan dengan tujuan agar kematangannya
merata.
31
dengan berat masing-masing 600 gram dan variasi rasa yang berbeda-beda.
Variasi rasa ini dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen. Selain melayani
grosir, Elmara Cookies juga melayani eceran. Peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam proses pengemasan adalah selotip, lem, gunting, lakban (selotip
ukuran besar), label nama, toples, kemasan plastik dan kardus. Setelah semua
tahapan telah dilakukan maka proses produksi Elmara Cookies telah selesai.
32
Peta
0.
u
1
0.09
5
0.0
9
0.08
u
5
0.0
8
0.07
5
0.0
7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
0.06 subgrou
5 p
0.0
6
G u BK BK
0.05 T A B
5
0.0
5
∑
GT = �= =
5.380
= 0,0741
∑� 72.600
u=� = 170
= 0,0567
� 3000
�
��� = �+ 3 √ = 0,0741 + 3 √ = 0,089
0,0741
� 3000
� 0,0741
��� = �− 3 √ = 0,0741 − 3 √ = 0,0592
� 3000
Setelah membuat diagram kontrol, diketahui bahwa terdapat data-data yang tidak
terkendali yaitu data ke-1, ke-9, dan ke- 11. Data yang tidak terkendali tersebut
33
selanjutnya akan dilakukan revisi sehingga menghasilkan data baru seperti di
bawah ini:
Peta
0.09
u
5
0.0
9
0.08
5
u
0.0
8
0.07
5
0.0
7
0.06 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
5 Subgrou
0.0 p
6
G u BK BK
0.05 T A B
5
Setelah0.0
dilakukan revisi, dapat terlihat bahwa proses sudah terkendali (process in
5
control).
34
Control Chart Proses Produksi Kue Grem Kacang
Total Produk Kecacatan GT u BKA BKB
2200 110 0.068798 0.05 0.085575 0.052022
2200 100 0.068798 0.045455 0.085575 0.052022
2400 160 0.068798 0.066667 0.084861 0.052736
2200 150 0.068798 0.068182 0.085575 0.052022
2500 150 0.068798 0.06 0.084536 0.053061
2500 140 0.068798 0.056 0.084536 0.053061
2700 170 0.068798 0.062963 0.083942 0.053655
2700 160 0.068798 0.059259 0.083942 0.053655
2500 210 0.068798 0.084 0.084536 0.053061
2700 140 0.068798 0.051852 0.083942 0.053655
2600 220 0.068798 0.084615 0.084231 0.053366
2600 160 0.068798 0.061538 0.084231 0.053366
2800 260 0.068798 0.092857 0.083669 0.053928
2700 160 0.068798 0.059259 0.083942 0.053655
2700 200 0.068798 0.074074 0.083942 0.053655
2800 230 0.068798 0.082143 0.083669 0.053928
2600 160 0.068798 0.061538 0.084231 0.053366
2600 230 0.068798 0.088462 0.084231 0.053366
2700 170 0.068798 0.062963 0.083942 0.053655
2900 270 0.068798 0.093103 0.083411 0.054186
51600 3550
Peta
0.
u
1
0.0
9
0.0
u
0.0
7
0.0
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0.0 Subgrou
5 p
0.0 G u BK BK
4 T A B
35
∑
GT = �= =
3.550
= 0,0688
∑� 51.600
u=� = 110
= 0,05
� 2200
�
��� = �+ 3 √ = 0,0688 + 3 √ = 0,0856
0,0688
� 2200
� 0,0688
��� = �− 3 √ = 0,0688 − 3 √ = 0,052
� 2200
Setelah membuat diagram kontrol, diketahui bahwa terdapat data-data yang tidak
terkendali yaitu data ke-1, ke-2, ke- 10, ke-11, ke-13, ke-18, dan ke-20. Data yang
tidak terkendali tersebut selanjutnya akan dilakukan revisi sehingga menghasilkan
data baru seperti di bawah ini:
36
Peta
0.0
u
9
0.0
8
u
0.0
7
0.0
6
0.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
5 subgrou
p
0.0
4 G u BK BK
T A B
Setelah dilakukan revisi, dapat terlihat bahwa proses belum terkendali (process
out of control), masih ada data yang tidak terkendali. Data yang tidak terkendali
tersebut selanjutnya akan dilakukan revisi kedua sehingga menghasilkan data baru
seperti di bawah ini:
37
3 7 8
28300 1780
Peta
0.08
u
5
0.0
8
0.07
5
u
0.0
7
0.06
5
0.0
6
0.05 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5 subgroup
0.0
5 u
G BK BK
0.04 T A B
5
Setelah0.0
dilakukan revisi kedua kalinya, dapat terlihat bahwa proses sudah
4
terkendali (process in control).
38
2600 200 0.064414 0.076923 0.079346 0.049481
2700 200 0.064414 0.074074 0.079067 0.04976
2500 150 0.064414 0.06 0.079641 0.049186
2800 210 0.064414 0.075 0.078803 0.050025
50300 3240
Peta
0.
u
1
0.0
9
0.0
8
u
0.0
7
0.0
6
0.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
5 subgrou
p
0.0 G u BK BK
4 T A B
∑
GT = �= =
3.240
= 0,0644
∑� 50.300
u=� = 130
= 0,065
� 2000
�
��� = �+ 3 √ = 0,0644 + 3 √ = 0,0814
0,0644
� 2000
�
��� = �− 3 √ = 0,0644 − 3√ = 0,0474
0,0644
� 2000
Setelah membuat diagram kontrol, diketahui bahwa terdapat data-data yang tidak
terkendali yaitu data ke-5, ke-11, ke-13, dan ke-15. Data yang tidak terkendali
39
tersebut selanjutnya akan dilakukan revisi sehingga menghasilkan data baru
seperti di bawah ini:
Peta u
0.085
0.08
0.075
0.07
0.065
u
0.06
0.055
0.05
0.045
0.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 16
0
subgroup
GT u BKA BKB
Setelah dilakukan revisi, dapat terlihat bahwa proses sudah terkendali (process in
control).
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Ringkasan
Ada 5 metode yang dapat digunakan oleh Perusahaan Elmara Cookies dalam
pengendalian kualitas yaitu, Check Sheet ( Pengumpulan data real time), Fishbone
Diagram ( Analisis penyebab masalah), Pareto Diagram ( Grafik Batang dengan
jumlah kejadian yang banyak), Flowchart ( Penggambaran aliran proses),Control
Chart ( Gambaran Perilaku Proses Produksi). Dengan penggunaan metode
tersebut, Perusahaan Elmara Cookies dapat mempermudah pengawasan produk
cacat tiap harinya, mengetahui alasan produk bisa cacat dan berusaha
memperbaikinya, persentase kecacatan, memiliki standar kerja yang jelas, dan
proses produksi berjalan sesuai rencana.
41
4.2 Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
43