0TS12844
0TS12844
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma
Jaya Yogyakarta
Oleh :
NPM : 07 02 12844 / TS
FAKULTAS TEKNIK
YOGYAKARTA
2012
ABSTRAKSI
Pile cap adalah struktur yang berfungsi untuk menyatukan kelompok tiang
pancang dan menyalurkan beban dari kolom menuju kelompok tiang pancang.
Penyaluran beban dari kolom menuju tiang pancang menyebabkan terjadinya
konsentrasi tegangan dan regangan pada pile cap. Pile cap merupakan struktur
beton bertulang yang mengalami gangguan, dimana terjadi regangan yang bersifat
nonlinier. Perancangan beton bertulang khususnya pile cap, di Indonesia
menggunakan asumsi bahwa struktur mengalami regangan linier, seperti yang
digunakan pada SNI 03-2847-2002. Asumsi tersebut tidak sesuai dengan kondisi
pile cap yang sesungguhnya. Dalam perancangannya dapat digunakan metode lain
yang lebih sesuai untuk struktur yang mengalami gangguan, yaitu strut and tie
model.
Perancangan pile cap dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu
strut and tie model (STM) dan SNI 03-2847-2002, dengan maksud untuk mencari
perbedaan di antara kedua metode tersebut. Perancangan dilakukan pada pile cap
dengan 5, 6 dan 8 tiang pancang. Dimensi awal pile cap berdasarkan pada pola
susunan tiang pancang dan syarat jarak antar tiang, sehingga digunakan dimensi
pile cap yang sama untuk kedua metode perancangan. Pile cap diberi kombinasi
pembebanan berdasarkan pada daya dukung kelompok tiang pancang dengan
kondisi yang telah ditentukan. Perancangan dengan metode STM membuat
pemodelan rangka batang (truss) untuk menunjukkan alur tegangan yang terjadi
pada struktur.
Perancangan dengan metode SNI 03-2847-2002 dan strut and tie model
menunjukkan hasil yang berbeda. Tulangan utama pada STM disebar khusus di
atas tiang pancang, sedangkan pada metode SNI disebar merata pada penampang
pile cap. Pada metode STM, kebutuhan tulangan bawah pile cap dengan 5 tiang
pancang berjumlah 48D25 sedangkan dengan metode SNI menggunakan 28D25.
Pada pile cap dengan 6 tiang pancang, metode STM menggunakan 36D25
sedangkan metode SNI menggunakan 37D25. Untuk pile cap dengan 8 tiang
pancang, metode STM menggunakan 49D25 sedangkan metode SNI menggunakan
42D25. Secara umum, perancangan pile cap dengan metode SNI lebih praktis dan
ekonomis daripada metode STM. Pada kondisi dimana daerah terganggu
(disturbed area) sangat berpengaruh pada perilaku struktur seperti pada pile cap,
perancangan dengan metode strut and tie model lebih baik untuk digunakan.
v
KATA HANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat, bantuan dan
akhir dengan judul: Perancangan Pile Cap dengan Metode “Strut and Tie
Model”.
Adapun maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi
persyaratan akademis guna memperoleh gelar kesarjanaan strata satu (S-1) pada
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
1. Dr. Ir. AM. Ade Lisantono, M.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknik
2. J. Januar Sudjati, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
4. Ayahanda D. Purba dan Ibunda T. br Tarigan yang tercinta, atas doa restu dan
dukungannya
penghiburan
vi
selama ini
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis dalam
Penyusun,
NPM: 07 02 12844
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI......................................................................................................v
viii
2.6 Strut and Tie Model Pile Cap dengan Kombinasi Beban .........21
ix
Model ........................................................................................41
ACI ...................................................................................41
Model ........................................................................................83
x
pancang ...........................................................................185
pancang ...........................................................................186
pancang ...........................................................................187
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 B-region dan D-region menurut azas Saint Venant .....................8
Gambar 2.4 Alur tegangan dalam dan strut and tie model pada balok
Gambar 2.8 Tie tarik terdiri dari beberapa lapisan tulangan ditambah
Gambar 2.10 Strut and tie model pada balok tinggi dengan beban
Merata .........................................................................................14
Gambar 2.11 Model truss dan sebaran tegangan pada balok tinggi .................16
Struktur .......................................................................................19
Gambar 2.14 Strut and tie model dengan kondisi kolom tanpa momen ..........22
Gambar 2.15 Strut and tie model dengan kondisi momen kecil pada
Kolom .........................................................................................22
xii
Gambar 2.16 Strut and tie model dengan kondisi momen sedang pada
kolom ..........................................................................................23
Gambar 2.17 Strut and tie model dengan kondisi momen besar pada
kolom ..........................................................................................23
Gambar 2.18 Kondisi strut and tie model 3D yang diselesaikan dengan
analogi 2D ..................................................................................24
Gambar 2.19 Distribusi tegangan pada pile cap empat tiang pancang
Gambar 2.20 Nodal zone tiga dimensi (3D) beserta batang strut .....................26
Gambar 3.6 Detail node dengan satu lapis tulangan baja ...............................47
xiii
DAFTAR TABEL
xiv