Kertas
Kertas
kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya
adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang
menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan
kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan loh dari lempung yang
dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti
dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun
lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah
naskah Nusantara beberapa abad lampau.
Pada awal abad kedua, pejabat pengadilan bernama Cai Lun berhasil
menemukan kertas jenis baru yang terbuat dari kulit kayu, kain, batang
gandum dan yang lainnya. Kertas jenis ini relatif murah, ringan, tipis,tahan
lama dan lebih cocok untuk digunakan dengan kuas.
Pada awal abad ke tiga, proses pembuatan kertas pertama ini menyebar
ke wilayah Korea dan kemudian mencapai Jepang. kertas jenis ini
merambah negeri Arab pada masa Dinasti Tang dan mulai menyentuh
Eropa pada abad ke-12.
Pada abad ke 16, kertas mencapai wilayah Amerika dan secara bertahap
menyebar ke seluruh dunia.
Di Indonesia, kertas pertama kali telah di buat di Ponorogo sejak abad ke-7
yang terbuat dari kulit kayu pohon setempat.[1] Kertas yang telah dibuat di
Ponorogo tersebut dipergunakan sebagai menulis para biksu yang belajar
agama Buddha di kerajaan Sriwijaya karena cocok pada daerah tropis.
Namun meskipun sudah dapat membuat kertas, Ponorogo tidak
menuliskan peristiwa pada kertas, melainkan pada sebuah lempengan
tembaga pada temuan abad ke-9 di Desa Taji tentang peristiwa
keagamaan Buddha.[2][3]