OLEH :
REZA RESITA
X. IS 5
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas hukum-hukum dasar kimia.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai hukum dasar kimia. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan - kekurangan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari materi yang meliputi susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang
menyertai perubahan materi. Penelitian yang cermat terhadap pereaksi dan hasil reaksi
telah melahirkan hukum-hukumdasar kimia yang menunjukkan hubungan kuantitatif atau
yang disebut stoikiometri.
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoicheon yang berarti unsur dan
metrain yang berarti mengukur. Dengan kata lain, stoikiometri adalah perhitungan kimia
yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Hukum-hukum
kimia dasar tersebut adalah h u k u m k e k e k a l a n m a s s a , h u k u m p e r b a n d i n g a n
tetap, , hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume
h u k u m k e s a m a a n g a s , d a n h u k u m b o y l e . Hukum-hukum dasar kimia itu
merupakan pijakan kita dalam mempelajari danmengembangkan ilmu kimia selanjutnya.
B. TUJUAN
Contoh: 39 gram Kalium direaksikan dengan 36,5 gram HCl. Berapakah zat hasil reaksi? Bila
Ar K = 39; Ar Cl = 35,5; Ar H = 1
Salah satu sifat yang membedakan senyawa dengan campuran yaitu senyawa
memiliki susunan yang tetap. Hal ini diungkapkan oleh Joseph Louis Proust seorang ahli
kimia Perancis yang kini dikenal sebagai hukum perbandingan tetap atau Hukum
Proust, berbunyi:
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa adalah selalu tetap
walaupun berasal dari daerah yang berbeda dan dibentuk dengan cara yang
berbeda”.
Misalnya besi (Fe) direaksikan dengan belerang (S) membentuk besi (III) sulfida dan massa
reaktan, produk dan sisa reaktan seperti yang tertera pada tabel berikut.
Fe (g) S (g) Fe 2S3(g) Sisa (g)
7 4 11 -
8 4 21 S=1
14 9 22 S=1
22 14 33 S = 2, Fe = 1
Dari data-data di atas dapat diketahui setiap 7g besi bereaksi dengan 4g belerang. Hal ini
menunjukan massa besi dan belerang yang ada dalam Fe2S3 selalu tetap yaitu 7 : 4.
Perbandingan massa unsur dalam senyawa dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah
atom dengan atom relatif masing-masing unsur. Misalnya H2O perbandingan massa hydrogen
dengan oksigen = 1 : 8. Perbandingan ini dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut
Massa atom H : massa atom O = (2 x Ar.H) : (1 x Ar.O)
= (2 x 1) : (1 x 16)
= 2 : 16
=1:8
Contoh:
Jika kita mereaksikan 4g hidrogen dengan 40g oksigen, berapa gram air yang terbentuk?
Penyelesaian : Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8. Perbandingan massa
hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40. Karena perbandingan hidrogen dan
oksigen = 1 : 8, maka 4g hidrogen yang diperlukan 4 x 8 gram oksigen yaitu 32 gram. Untuk
kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa
sebanyak ( 40
– 32 ) g = 8 g. Nah, sekarang kita akan menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4
gram hidrogen dan 32gram oksigen? Tentu saja 36 gram.
Ditulis Sebagai H2+ O2 ==> H2O
Perbandingan massa 1 gram 8 gram 9 gram
Jika awal bereaksi 4 gram 40 gram ….. gram?
Yang Bereaksi 4 gram 32 gram 36 gram
“Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan m a s s a
dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain
y a n g tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.”
Sehingga dapat diperoleh rumus perbandingan volume: V1/N1= V2/N2 dimana P dan T tetap
2. MASSA ATOM
Massa atom adalah jumlah massa proton, neutron, dan elektron dalam sebuah atom, atau
massa rata-rata dalam kelompok atom (isotop atom). Namun, elektron memiliki massa begitu
sangat kecil bila dibandingkan dengan massa dari proton dan neutron sehingga massa
elektron tidak termasuk faktor ke dalam perhitungan.
Jadi, massa atom adalah jumlah massa proton dan neutron. Ada tiga cara untuk menemukan
massa atom, yaitu
Jika itu pertemuan pertama Anda dengan kimia, instruktur Anda ingin Anda untuk belajar
bagaimana menggunakan tabel periodik untuk menemukan massa atom (berat atom) dari
unsur. Jumlah ini biasanya diberikan di bawah simbol unsur ini. Carilah angka desimal, yang
merupakan massa rata-rata atom dari semua isotop alami dari unsur. Contoh: Jika Anda
diminta untuk memberikan massa atom karbon, Anda harus terlebih dahulu tahu simbol unsur
atom C. Carilah C pada tabel periodik. Angka bulat adalah nomor atom. Massa atom atau
berat atom adalah angka desimal, Jumlah angka signifikan bervariasi sesuai dengan tabel,
tetapi nilai sekitar 12,01. Nilai ini pada tabel periodik diberikan dalam satuan massa atom
atau amu, tetapi untuk perhitungan kimia Anda biasanya menulis massa atom dalam hal gram
per mol atau g / mol. Massa atom karbon akan 12,01 gram per mol atom karbon.
Untuk menghitung massa atom dari atom tunggal dengan menambahkan massa proton dan
neutron. Contoh: Cari massa atom isotop karbon yang memiliki 7 neutron. Anda dapat
melihat dari tabel periodik yang memiliki karbon nomor atom 6, yang merupakan jumlah
protonnya. Massa atom atom adalah massa proton ditambah massa neutron sehingga 6 + 7 =
13.
Massa atom dari suatu unsur adalah masa rata-rata dari semua isotop unsur berdasarkan
kelimpahan mereka di alam. Hal ini sederhana untuk menghitung massa atom unsur dengan
langkah-langkah ini. Biasanya, dalam masalah ini, Anda akan disediakan dengan daftar
isotop dengan massa mereka dan kelimpahan alami mereka baik sebagai desimal atau nilai
persen. Kalikan massa masing-masing isotop dengan kelimpahannya. Jika kelimpahan adalah
persen, membagi jawaban Anda dengan 100. Tambahkan nilai-nilai ini bersama-sama.
Jawabannya adalah total massa atom atau berat atom dari unsur.
Massa atom relatif (bahasa Inggris: relative atomic mass, simbol: Ar) atau bobot atom
(bahasa Inggris: atomic weight) adalah suatu kuantitas fisik tak berdimensi (angka saja).
Dalam definisi modernnya, ia merupakan perbandingan massa rata-rata atom suatu unsur
dalam suatu sampel yang diberikan terhadap satu satuan massa atom. Satuan massa atom,
simbol u, didefinisikan sebagai 1⁄12 massa satu atom karbon-12.[2][3] Massa atom dapat
bervariasi (antara atom dari unsur yang sama), karena adanya berbagai isotop unsur tersebut.
Karena kedua nilai dalam rasio tersebut dinyatakan dalam satuan yang sama (u), nilai yang
dihasilkan tidak berdimensi; maka nilainya adalah relatif.
Istilah ini biasanya digunakan juga untuk merujuk pada bobot atom relatif yang
dipublikasikan secara berkala oleh International Union of Pure and Applied Chemistry
(IUPAC)[4][5]. Daftar bobot atom standar dapat ditemukan secara meluas dalam buku pelajaran
kimia, katalog-katalog komersial, dan papan informasi di laboratorium kimia. Penggunaan
kata "berat atom" telah mengundang banyak kontroversi, paling tidak sejak tahun 1960-an[6]
(lihat bawah).
Bobot atom, berbeda dengan massa atom (massa atom individu), bukanlah tetapan fisika dan
dapat berbeda-beda dari sampel yang satu ke sampel yang lain. Walau demikian, bobot atom
cukuplah konstan dalam sampel "normal" untuk digunakan dalam bidang kimia.
3. MOL
Mol adalah satuan pengukuran dalam Sistem Satuan Internasional (SI) untuk jumlah zat.
Satuan ini didefinisikan sebagai jumlah zat kimia yang mengandung jumlah partikel
representatif, misalnya atom, molekul, ion, elektron, atau foton, yang setara dengan jumlah
atom dalam 12 gram karbon-12 (12C), isotop karbon dengan berat atom standar definitif 12.
Jumlah ini dinyatakan sebagai bilangan Avogadro, dengan nilai pendekatan
6,022140857×1023 mol−1. Mol adalah salah satu satuan dasar SI, dan dilambangkan dengan
mol.
Mol banyak digunakan dalam kimia sebagai cara mudah untuk menyatakan jumlah reaktan
dan produk pada reaksi kimia. Misalnya, persamaan reaksi 2 H2 + O2 → 2 H2O berarti bahwa
2 mol dihidrogen (H2) dan 1 mol dioksigen (O2) bereaksi membentuk 2 mol air (H2O). Mol
juga digunakan untuk menyatakan jumlah atom, ion, atau entitas elementer lainnya dalam
sampel zat tertentu. Konsentrasi larutan umumnya dinyatakan sebagai molaritas, yang
didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per liter larutan.
Jumlah molekul per mol dikenal sebagai bilangan Avogadro, dan didefinisikan sebagai massa
satu mol zat, dinyatakan dalam gram, adalah sama dengan rata-rata massa molekul relatif zat.
Misalnya, rata-rata massa molekul relatif air alami sekitar 18,015; maka satu mol air
memiliki masa sekitar 18,015 gram.
Istilah gram-molekul pernah digunakan untuk konsep yang sama.[1] Istilah gram-atom telah
digunakan untuk konsep terkait namun berbeda, sebut saja kuantifikasi suatu zat yang
mengandung atom sebanyak bilangan Avogadro, baik berupa molekul terisolasi maupun
terpisah. Oleh karena itu, sebagai contoh, 1 mol MgBr2 adalah 1 gram-molekul MgBr2 tetapi
3 gram-atom MgBr2.[2][3]
Untuk menghormati satuan ini, beberapa kimiawan merayakan 23 Oktober, yang merujuk
pada skala 1023 pada bilangan Avogadro, sebagai "Hari Mol". Beberapa juga melakukan hal
yang sama pada 6 Februari dan 2 Juni, merujuk pada 6,02 dari tetapan Avogadro.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum- hukum dasar kimia seperti yang dibahas di atas mempunyai peranan
yang penting dalam ilmu kimia yaitu sebagai pondasi atau dasar dari segala penghitungan
rumuskimia yang kita gunakan sehari-hari. Hukum – Hukum tersebut antara lain; Hukum
kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum
perbandingan volume, hukum kesamaan gas, dan hukum boyle. Hukum kekalan massa
dikemukakan oleh Antonie Lavoiser pada tahun 1789 menyatakan bahwa Massa sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama. Dengan kata lain, hokum ini menyatakan bahwa dalam reaksi
kimia, suatu materi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Hukum perbandingan tetap
dikemukan oleh Joseph Proust pada tahun 1799, (JosephLouis Proust, 1754-1826)
menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur – unsur dalam senyawa adalah selalu tetap
walaupun berasal dari daerah yang berbeda dan dibentuk dengan cara yang berbeda. Dengan
kata lain setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur yang tetap. Hukum
perbandingan berganda dikemukakan oleh John Dalton (1766 – 1844) menyatakan bahwa
“Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan massa dari
unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang tertentu massanya akan
merupakan bilangan mudah dan tetap.” Hukum Perbandingan Volume yang dikemukakan
oleh Gay Lussac menyatakan bahwa “Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama,
perbandingan volume gas
-gas pereaksi dengan gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana”. Dengan
kata lain “Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas
sama
dengan perbandingan koefisien dalam reaksi yang sama”. Hukum kesamaan gas yang
dikemukakan oleh Amedeo Avogrado menyatakan bahwa “Pada suhu dan tekanan yang
sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama
pula”. Pernyataan ini dapat dirumuskan dengan P1V1=P2V2.
Massa atom adalah jumlah massa proton, neutron, dan elektron dalam sebuah atom, atau
massa rata-rata dalam kelompok atom (isotop atom). Namun, elektron memiliki massa begitu
sangat kecil bila dibandingkan dengan massa dari proton dan neutron sehingga massa
elektron tidak termasuk faktor ke dalam perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/178682636/MAKALAH-KIMDAS-KELOMPOK-5-hukum-
dasar-kimia#scribd
https://id.wikipedia.org/wiki/Mol
https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_atom
melapuji15.blogspot.com/2015/08/makalah-hukum-hukum-dasar-kimia.html