Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA

“HUKUM DASAR ILMU KIMIA”

OLEH :

REZA RESITA

X. IS 5

SMA NEGERI 1 WUNDULAKO

TAHUN AJARAN 2017-2018


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas hukum-hukum dasar kimia.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai hukum dasar kimia. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan - kekurangan. Untuk  itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Wundulako, 25 Mei 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari materi yang meliputi susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang
menyertai perubahan materi. Penelitian yang cermat terhadap pereaksi dan hasil reaksi
telah melahirkan hukum-hukumdasar kimia yang menunjukkan hubungan kuantitatif atau
yang disebut stoikiometri.

Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoicheon yang berarti unsur dan
metrain yang berarti mengukur. Dengan kata lain, stoikiometri adalah perhitungan kimia
yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Hukum-hukum
kimia dasar tersebut adalah h u k u m k e k e k a l a n m a s s a , h u k u m p e r b a n d i n g a n
tetap, , hukum perbandingan  berganda, hukum perbandingan volume
h u k u m k e s a m a a n g a s , d a n h u k u m b o y l e . Hukum-hukum dasar kimia itu
merupakan pijakan kita dalam mempelajari danmengembangkan ilmu kimia selanjutnya.

B. TUJUAN

a. Untuk mengetahui apa saja Hukum dasar ilmu Kimia


b. Untuk mengetahui apa itu Massa atom
c. Untuk mengetahui apa itu Mol
BAB II
PEMBAHASAN

1. HUKUM DASAR ILMU KIMIA

A. Hukum Kekekalan Massa (Lavoiser)


Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah
suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun
terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum digunakan
untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem
tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk. Hukum kekekalan massa
diformulasikan oleh Antonie Lavoisier pada tahun 1789. Oleh karena hasilnya ini, ia sering
disebut sebagai bapak kimia modern.
Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan
telah membuktikannya dalam eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti
karena adanya gaya buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum
kekekalan massa menjadi kunci penting dalam merubah alkemi menjadi kimia modern.
Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang ketika diukur, mereka mulai
melakukan studi kuantitatif transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa
semua proses dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti
kimia,teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial,
kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam
suatu system ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi,
dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu
benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan
energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam
jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir
seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat
digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.

“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.”

Contoh: 39 gram Kalium direaksikan dengan 36,5 gram HCl. Berapakah zat hasil reaksi? Bila
Ar K = 39; Ar Cl = 35,5; Ar H = 1

Jawab: 2K + 2HCl  2KCl + H2

mol Kalium =  = 1 mol


B. Hukum Perbandingan Tetap (Proust)

Salah satu sifat yang membedakan senyawa dengan campuran yaitu senyawa
memiliki susunan yang tetap. Hal ini diungkapkan oleh Joseph Louis Proust seorang ahli
kimia Perancis yang kini dikenal sebagai hukum perbandingan tetap atau Hukum
Proust, berbunyi:
  “Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa adalah selalu tetap
walaupun  berasal dari daerah yang berbeda dan dibentuk dengan cara yang
berbeda”.
Misalnya besi (Fe) direaksikan dengan belerang (S) membentuk besi (III) sulfida dan massa
reaktan, produk dan sisa reaktan seperti yang tertera pada tabel berikut.
Fe (g) S (g) Fe 2S3(g) Sisa (g)

7 4 11 -
8 4 21 S=1
14 9 22 S=1
22 14 33 S = 2, Fe = 1
Dari data-data di atas dapat diketahui setiap 7g besi bereaksi dengan 4g belerang. Hal ini
menunjukan massa besi dan belerang yang ada dalam Fe2S3 selalu tetap yaitu 7 : 4.
Perbandingan massa unsur dalam senyawa dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah
atom dengan atom relatif masing-masing unsur. Misalnya H2O perbandingan massa hydrogen
dengan oksigen = 1 : 8. Perbandingan ini dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut
Massa atom H : massa atom O = (2 x Ar.H) : (1 x Ar.O)
  = (2 x 1) : (1 x 16)
  = 2 : 16
 =1:8
Contoh:
Jika kita mereaksikan 4g hidrogen dengan 40g oksigen, berapa gram air yang terbentuk?
Penyelesaian : Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8. Perbandingan massa
hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40. Karena perbandingan hidrogen dan
oksigen = 1 : 8, maka 4g hidrogen yang diperlukan 4 x 8 gram oksigen yaitu 32 gram. Untuk
kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa
sebanyak ( 40
 – 32 ) g = 8 g. Nah, sekarang kita akan menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4
gram hidrogen dan 32gram oksigen? Tentu saja 36 gram.
Ditulis Sebagai H2+ O2 ==> H2O
Perbandingan massa 1 gram 8 gram 9 gram
Jika awal bereaksi 4 gram 40 gram ….. gram?
Yang Bereaksi 4 gram 32 gram 36 gram

Oksigen bersisa = 8 gram.


C. Hukum Perbandingan Berganda (Dalton)
Dalton mendefinisikan atom sebagai unit terkecil dari suatu unsur yang dapat melakukan
penggabungan kimia. Dalton membayangkan suatu atom yang sangat kecil dan tidak dapat
dibagi lagi. Tetapi, serangkaian penyelidikan yang dimulai pada tahun 1850-an dan
dilanjutkan pada abad XIX secara jelas menunjukkan bahwa atom sesungguhnya memiliki
struktur internal: yaitu atom tersusun atas partikel-partikel yang lebihkecil lagi, yang disebut
partikel subatom. Penelitian tersebut mengarah pada penemuan tiga partikel subatom
elektron, proton, dan neutron.

“Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan m a s s a
dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain
y a n g   tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.” 

Contoh: MnO : Mn2O7 (Mr Mn = 55, O = 16)


Berat O                       = 8 gram
Mn =  x 8            = 6,19 gram (MnO)
Mn =           = 3,96 gram (dalam Mn2O7)

D. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)


Sebelumnya telah banyak yang melakukan percobaan mengenai hukum perbandingan
volume yaitu diantaranya Henry Cavendish, William Nicholson, dan Antonie Carlise yang
menemukan perbandingan volume hidrogen dan oksigen tetapi belum dapat
menemukan perbandingan hasil reaksi antara gas hidrogen dan oksigen.
Di awali oleh percobaan Joseph Priestley pada tahun 1781 yang menemukan gas hidrogen
dan gas oksigen yang dapat membentuk uap air, kemudian Henry Cavendish menemukan
volume gas hidrogen dan gas oksigen yang bereaksi membentuk uap air
memiliki perbandingan 2 : 1. Tenyata William Nicholson dan Anthony Carlise berhasil
menguraikan uap air menjadi gas hidrogen dan oksigen melalui proses elektrolisis.
Joseph Louis Gay Lussac yang merupakan ahli kimia Prancis pada tahun 1808 melakukan
eksperimen dan mengamati volume gas-gas terlibat dalam suatu reaksi. Pengamatan ini
dilakukan terhadap temperatur dan tekanan yang tetap atau sama sehingga menghasilkan:
1. Satu bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas klorin
menghasilkan dua volume gas hidrogen klorida:
H2(g) + Cl2(g)  2HCl(g) 
2. bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas
oksigenmenghasilkan dua bagian volume air:
2H2(g) + O2(g)  2H2O(g)
Sehingga dari data tersebut terdapat bunyi hukum perbandingan volume:
“Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas
pereaksi dengan gas- gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana” 
Dapat juga dikatan:
“Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas sama 
dengan perbandingan koefisien dalam reaksi yang sama”
 
Data Percobaan Gay Lussac
Percobaan Volume Gas Oksigen Volume GasHidrogen Volume Uap
yangDireaksikan (L) yangDireaksikan (L) Air yang Dihasilkan
(L)
1 1 2 2
2 2 4 4
3 3 6 6

Sehingga dapat diperoleh rumus perbandingan volume: V1/N1= V2/N2 dimana P dan T tetap

Keterangan :    P = tekanan gas (atm)


T= suhu (K)
V= volume gas (L)
n= banyaknya gas (mol)
Sehingga perbandingan koefisien dalam reaksi kimia = perbandingan volume pada
keadaan suhu dan tekanan yang tetap.”
Contoh Soal :
1.C3H8 + O2  CO2 + H2O
Pada suhu dan tekanan tertentu, perbandingan volume CO2dan H2O adalah
C3H8+ 5O2  3CO2+ 4H2O
Perbandingan volume CO2:H2O adalah 3:4
 
2.Jika 6 liter hidrogen bereaksi dengan nitrogen membentuk amonia, hitunglah volume
nitrogen dan volume amonia dalam keadaan suhu dan tekanan yang tetap : 3H2+ N2  2NH3

E. .Hukum Kesamaan Gas (Avogrado)


Banyak ahli termasuk Dalton dan Gay Lussac gagal menjelaskan
hukum perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay Lussac. Ketidakmampuan Dalton
karena ia menganggap partikel unsur selalu berupa atom tunggal (monoatomik). Pada tahun
1811,Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac. Menurut Avogadro, partikel
unsur tidak selalu berupa atom tunggal (monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau
lebih(poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.
Gay Lussac: 2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen   2 volume uap air
Avogadro: 2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen  2 molekul uap air
dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis Avogadro yang berbunyi:
“ Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung
jumlah molekul yang sama pula.”
Jadi, perbandingan volume gas-gas itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul
yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata lain perbandingan volume gas-gas yang bereaksi
sama dengan koefisien reaksinya.
Contoh : Berapakah volume gas 29 gram C4H10 pada temperatur dan tekanan tetap, di mana
35 liter oksigen beratnya 40 gram (Mr C4H10 = 58; Ar O = 16)
Jawab : Mol C4H10 =  = 0,5 mol
Mol O2 =  = 1,25 mol
 mol C4H10 =  x 35 = 14 liter 

2. MASSA ATOM
Massa atom adalah jumlah massa proton, neutron, dan elektron dalam sebuah atom, atau
massa rata-rata dalam kelompok atom (isotop atom). Namun, elektron memiliki massa begitu
sangat kecil bila dibandingkan dengan massa dari proton dan neutron sehingga massa
elektron tidak termasuk faktor ke dalam perhitungan.

Jadi, massa atom adalah jumlah massa proton dan neutron. Ada tiga cara untuk menemukan
massa atom, yaitu

1) Melihat massa atom pada Tabel Periodik

Jika itu pertemuan pertama Anda dengan kimia, instruktur Anda ingin Anda untuk belajar
bagaimana menggunakan tabel periodik untuk menemukan massa atom (berat atom) dari
unsur. Jumlah ini biasanya diberikan di bawah simbol unsur ini. Carilah angka desimal, yang
merupakan massa rata-rata atom dari semua isotop alami dari unsur. Contoh: Jika Anda
diminta untuk memberikan massa atom karbon, Anda harus terlebih dahulu tahu simbol unsur
atom C. Carilah C pada tabel periodik. Angka bulat adalah nomor atom. Massa atom atau
berat atom adalah angka desimal, Jumlah angka signifikan bervariasi sesuai dengan tabel,
tetapi nilai sekitar 12,01. Nilai ini pada tabel periodik diberikan dalam satuan massa atom
atau amu, tetapi untuk perhitungan kimia Anda biasanya menulis massa atom dalam hal gram
per mol atau g / mol. Massa atom karbon akan 12,01 gram per mol atom karbon.

2) Jumlah proton dan netron untuk atom tunggal

Untuk menghitung massa atom dari atom tunggal dengan menambahkan massa proton dan
neutron. Contoh: Cari massa atom isotop karbon yang memiliki 7 neutron. Anda dapat
melihat dari tabel periodik yang memiliki karbon nomor atom 6, yang merupakan jumlah
protonnya. Massa atom atom adalah massa proton ditambah massa neutron sehingga 6 + 7 =
13.

3) Masa rata-rata untuk semua atom dari unsurnya

Massa atom dari suatu unsur adalah masa rata-rata dari semua isotop unsur berdasarkan
kelimpahan mereka di alam. Hal ini sederhana untuk menghitung massa atom unsur dengan
langkah-langkah ini. Biasanya, dalam masalah ini, Anda akan disediakan dengan daftar
isotop dengan massa mereka dan kelimpahan alami mereka baik sebagai desimal atau nilai
persen. Kalikan massa masing-masing isotop dengan kelimpahannya. Jika kelimpahan adalah
persen, membagi jawaban Anda dengan 100. Tambahkan nilai-nilai ini bersama-sama.
Jawabannya adalah total massa atom atau berat atom dari unsur.

MASSA ATOM RELATIF

Massa atom relatif (bahasa Inggris: relative atomic mass, simbol: Ar) atau bobot atom
(bahasa Inggris: atomic weight) adalah suatu kuantitas fisik tak berdimensi (angka saja).
Dalam definisi modernnya, ia merupakan perbandingan massa rata-rata atom suatu unsur
dalam suatu sampel yang diberikan terhadap satu satuan massa atom. Satuan massa atom,
simbol u, didefinisikan sebagai 1⁄12 massa satu atom karbon-12.[2][3] Massa atom dapat
bervariasi (antara atom dari unsur yang sama), karena adanya berbagai isotop unsur tersebut.
Karena kedua nilai dalam rasio tersebut dinyatakan dalam satuan yang sama (u), nilai yang
dihasilkan tidak berdimensi; maka nilainya adalah relatif.
Istilah ini biasanya digunakan juga untuk merujuk pada bobot atom relatif yang
dipublikasikan secara berkala oleh International Union of Pure and Applied Chemistry
(IUPAC)[4][5]. Daftar bobot atom standar dapat ditemukan secara meluas dalam buku pelajaran
kimia, katalog-katalog komersial, dan papan informasi di laboratorium kimia. Penggunaan
kata "berat atom" telah mengundang banyak kontroversi, paling tidak sejak tahun 1960-an[6]
(lihat bawah).

Bobot atom, berbeda dengan massa atom (massa atom individu), bukanlah tetapan fisika dan
dapat berbeda-beda dari sampel yang satu ke sampel yang lain. Walau demikian, bobot atom
cukuplah konstan dalam sampel "normal" untuk digunakan dalam bidang kimia.

3. MOL
Mol adalah satuan pengukuran dalam Sistem Satuan Internasional (SI) untuk jumlah zat.
Satuan ini didefinisikan sebagai jumlah zat kimia yang mengandung jumlah partikel
representatif, misalnya atom, molekul, ion, elektron, atau foton, yang setara dengan jumlah
atom dalam 12 gram karbon-12 (12C), isotop karbon dengan berat atom standar definitif 12.
Jumlah ini dinyatakan sebagai bilangan Avogadro, dengan nilai pendekatan
6,022140857×1023 mol−1. Mol adalah salah satu satuan dasar SI, dan dilambangkan dengan
mol.

Mol banyak digunakan dalam kimia sebagai cara mudah untuk menyatakan jumlah reaktan
dan produk pada reaksi kimia. Misalnya, persamaan reaksi 2 H2 + O2 → 2 H2O berarti bahwa
2 mol dihidrogen (H2) dan 1 mol dioksigen (O2) bereaksi membentuk 2 mol air (H2O). Mol
juga digunakan untuk menyatakan jumlah atom, ion, atau entitas elementer lainnya dalam
sampel zat tertentu. Konsentrasi larutan umumnya dinyatakan sebagai molaritas, yang
didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per liter larutan.

Jumlah molekul per mol dikenal sebagai bilangan Avogadro, dan didefinisikan sebagai massa
satu mol zat, dinyatakan dalam gram, adalah sama dengan rata-rata massa molekul relatif zat.
Misalnya, rata-rata massa molekul relatif air alami sekitar 18,015; maka satu mol air
memiliki masa sekitar 18,015 gram.

Istilah gram-molekul pernah digunakan untuk konsep yang sama.[1] Istilah gram-atom telah
digunakan untuk konsep terkait namun berbeda, sebut saja kuantifikasi suatu zat yang
mengandung atom sebanyak bilangan Avogadro, baik berupa molekul terisolasi maupun
terpisah. Oleh karena itu, sebagai contoh, 1 mol MgBr2 adalah 1 gram-molekul MgBr2 tetapi
3 gram-atom MgBr2.[2][3]

Untuk menghormati satuan ini, beberapa kimiawan merayakan 23 Oktober, yang merujuk
pada skala 1023 pada bilangan Avogadro, sebagai "Hari Mol". Beberapa juga melakukan hal
yang sama pada 6 Februari dan 2 Juni, merujuk pada 6,02 dari tetapan Avogadro.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hukum- hukum dasar kimia seperti yang dibahas di atas mempunyai peranan
yang penting dalam ilmu kimia yaitu sebagai pondasi atau dasar dari segala penghitungan
rumuskimia yang kita gunakan sehari-hari. Hukum – Hukum tersebut antara lain; Hukum
kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum
perbandingan volume, hukum kesamaan gas, dan hukum boyle. Hukum kekalan massa
dikemukakan oleh Antonie Lavoiser pada tahun 1789 menyatakan bahwa Massa sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama. Dengan kata lain, hokum ini menyatakan bahwa dalam reaksi
kimia, suatu materi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Hukum perbandingan tetap
dikemukan oleh Joseph Proust pada tahun 1799, (JosephLouis Proust, 1754-1826)
menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur  –  unsur dalam senyawa adalah selalu tetap
walaupun berasal dari daerah yang berbeda dan dibentuk dengan cara yang berbeda. Dengan
kata lain setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur yang tetap. Hukum
perbandingan berganda dikemukakan oleh John Dalton (1766 – 1844) menyatakan bahwa
“Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan massa dari
unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang tertentu massanya akan
merupakan bilangan mudah dan tetap.” Hukum Perbandingan Volume yang dikemukakan
oleh Gay Lussac menyatakan bahwa “Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama,
perbandingan volume gas
-gas pereaksi dengan gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana”. Dengan
kata lain “Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas
sama
dengan perbandingan koefisien dalam reaksi yang sama”. Hukum kesamaan gas yang
dikemukakan oleh Amedeo Avogrado menyatakan bahwa “Pada suhu dan tekanan yang
sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung  jumlah molekul yang sama
pula”. Pernyataan ini dapat dirumuskan dengan P1V1=P2V2.

Massa atom adalah jumlah massa proton, neutron, dan elektron dalam sebuah atom, atau
massa rata-rata dalam kelompok atom (isotop atom). Namun, elektron memiliki massa begitu
sangat kecil bila dibandingkan dengan massa dari proton dan neutron sehingga massa
elektron tidak termasuk faktor ke dalam perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/178682636/MAKALAH-KIMDAS-KELOMPOK-5-hukum-
dasar-kimia#scribd
https://id.wikipedia.org/wiki/Mol

https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_atom

melapuji15.blogspot.com/2015/08/makalah-hukum-hukum-dasar-kimia.html

Anda mungkin juga menyukai