SUKMAWATI
SANTRI
ASMITA DWIYANTI
ANDRIA HARIANI
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PERAWATAN JENAZAH”. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis
memperoleh banyak bimbingan, saran, dari berbagai pihak. Sehubungan
dengan itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Kedua orang tua yang memberi dukungan serta do’a yang tak
henti-hentinya
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
dan kematian
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Tindakan pada tahap kemarahan
Pada tahap kemarahan mengizikan dan mendorong pasien
utuk mengungkapkan rasa marahnya secara verbal tanpa
melawan kembali dengan kemarahan. Hal itu dapat dilakukan
dengan cara :
a. Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa kemarahan
tidak ditunjukan kepada mereka,
b. Mengizikan pasien untuk menangis,
c. Mendorong pasien mengungkapkan rasa marahnya,
d. Membantu pasien dalam menguatkan sistem
pendukungnya dan orang lain.
3. Tindakan pada tahap tawar menawar
Membantu pasien dalam mengungkapkan rasa bersalah dan
takut dengan cara :
a. Mendengarkan ungkapan pasien dengan penuh
pengertian,
b. Mendorong pasien untuk membicarakan rasa takut atau
rasa bersalah,
c. Bila pasien selalu mengungkapkan kata “kalau” dan
“seandainya” beritahu pasien bahwa petugas kesehatan
hanya dapat melakukan sesuatu yang nyata,
d. Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa
bersalah atau rasa takut.
4. Tindakan pada tahap depresi
Membantu pasien dalam mengidentifikas rasa bersalah dan
takut dengan cara :
a. Mengamati prilaku pasien bersama dengan membahas
perasaannya,
b. Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri, sesuai
dengan derajat resikonya,
4
c. Membantu pasien dalam mengurangi rasa bersalah
dengan menghargai pasien memberikan dukungan positif
5. Tindakan pada tahap penerimaan
Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa
dielakkan :
a. Membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur,
b. Membantu keluarga berbagi perasaan dengan pasien,
c. Membahas rencana setelah masa berkabung,
d. Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan
keluarga.
5
2.3 Perawatan kepada Jenazah
Kematian secara anatomi biologis dengan terbentuknya seluruh
fungsi sel-sel tubuhnya. Perawatan kepada jenazah dilakukan agar
tidak membusuk, biasanya disuntikan obat-obat tertentu. Sebelum
kepada perawatan jenzah kita harus tau apakah pasien sudah pasti
meninggal atau tidakan. Tanda-tanda tersebut seperti berikut :
1. Tanda klinis menjelang sakartul maut :
a. Hilangnya tonus otot
Tonus otot adalah kontraksi otot yang terjadi dan
selalu dipertahankan keberadaannya oleh otot itu sendiri.
Penyebab utama terjadinya tonus otot adalah refleks yang
disebabkan oleh adanya aliran impuls berkesinambungan.
b. Relaksasi Wajah
Wajah berubah seperti daging lembek yang tidak
adanya panas.
6
pertamanya muntah, perut kembung, maupun obstipasi yang
menandai sakaratul maut tersebut.
e. Melemahnya tanda sirkulasi
Melemahnya tanda sirkulasi peredaran darah didalam
tubuh dengan ditandai lemahnya denyut nadi, tekanan darah
menurun, pernafasan cepat dangkal da tidak teratur.
f. Pupil tidak mampu bergerak
2. Cara menginformasikan kepada Keluarga
Sebelum pasien mendapatkan perawat an jenazahnya
diharuskan untuk menginfoemasikan mengenai pasien yang sudah
mengalami sakaratul maut seperti :
a. Mengajak salah satu anggota keluarga untuk
menginformasikan mengenai pasien,
b. Memberikan penjelasan secara jelas mengenai hasil
observasi terakhir,
c. Memberikan penjelasan tindakan yang telah dilakukan dan
yang akan dilakukan,
d. Beritahu keluarga dengan sopan dan beri kesempatan untuk
bersama jenazah beberapa saat,
e. Memfasilitasi kebutuhan rohaniannya,
f. dan Memberikan dukungan dan kontrol pada pasien.
3. Penyelenggaraannya
Dalam menangani perawatan jenazah harus dilakukan
dengan saling menghormati setiap prinsip kepercayaan. Sebelum
nya, cara perawatan pada pasien yang telah meninggal seperti :
a. Tempatakan jenazah pada posisi yang anatomis atau
sejajar,
b. Lepas semua alat kesehatan yang masih terpasang,
c. Tempatkan kedua tangan jenazah diatas abdomen dan ikat
pergelangan tangan,
7
d. Tempatkan sayu bantal dibawah kepala, katupkan kelopak
mata, telinga, hidung, mulut dan dubur. Jika tidak dapat
tutup, bisa menggunakan kapas basah.
4. Perawatan Jenazah Ketika Baru Meninggal
Ketika mendapati jenazah yang baru saja meninggsl dunia
yang harus segera dilakukan adalah :
1. Pejamkan matanya
2. Katupkan mulutnya (caranya dengan mengikatkan kain
melingkar dagu, pelipis, sampai ubun-ubun bila jenazah
menganga)
3. Ucapkan kalimat istirja’ dan doakan :
“INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN”
Artinya : “ sesungguhnya kami milik Allah, dan sungguh
hanya kepada allah kami kembali”
8
6. Lepaskan pakaian dan segala yang menempel pada
tubuhnya,
7. Sedekapkan tangannya menurut kepercayaannya,
8. Usaplah mayatnya tiga kali,
9. Bagi keluarga diperbolehkan mencium dan menangisi
jenazah sepanjang tidak menjerit-jerit dan meratap,
10. Tutup seluruh tubuhnya dengan kain bersih,
11. Tempatkan jenazah ditempat yang layak dan bila mungkin
ditempatkan membujur ke arah kiblat,
12. Kabarkan kematian kepada keluarga atau kerabatnya,
13. Segera siapkan perlengkapan untuk memandikan,
mengkafanim dan mengkuburkannya.
5. Memandikan Jenaza
Sebelum disholatkan, jenazah terlebih dahulu dimandikan
dan dikafani.
a. Peralatan Memandikan Jenazah :
1. Tempat tertutup/bertirai,
2. Siapkan bak mandi,
3. Ember dan gayung sekurang kurangnya dua buah,
4. Sabun,
5. Kapur barus atau daun bidara,
6. Kain basahan,
7. Sarung tangan dan handuk.
b. Cara Memandikan Menurut Agama Islam
1. Mulailah dengan membaca basmallah dan niat
memandikan jenazah sesuai jenazahnya.
a. Jenazah laki-laki
“Nawaitu ghusla adaa’an haadzal mayyiti lillahi
ta’ala” Artinya : “saya niat memandikan untuk
memenuhi kewajiban dari mayit (laki-laki) ini
karena Allah ta’ala”
9
b. Jenazah perempuan
“Nawaitu gusla adaa’an an haadzihil mayyiti
lillahi ta’alla”
Artinya : “saya niat memandikan untuk
memenuhi kewajiban dari mayyit (perempuan)
ini karena Allah ta’ala”
2. Dengan sopan dan lemah lembut, angkat badannya
dan tekan
bagian perutnya perlahan-lahan, kecuali wanita hamil,
3. Istinja’ kan qabul dan duburnya dengan sarung
tangan,
4. Bersihkan mulut, hidung,dan kupingnya,
5. Mulailah menyirami dengan air yang sudah di campur
dengan kapur barus dan sabun secara perlahan dari
atas kepala kebagian anggota badan sebelah kanan
dan mulai kembali ke atas kepala bagian sebelah kiri,
dan anggota wudhunya,
6. Terakhir siram dengan air kapur barus (di atas kain
basahan), sebelum disiram air kapur barus siapkan
kain untuk menutupi tubuhnya untuk disirami air kapur
barus,
7. Singkirkan kain lap lalu lap jenazah dengan handuk,
8. Sisir perlahan rambutnya.
c. Mengkafani Jenazah
1. Peralatan
a. Kain kafan ( laki-laki 3 lembar, perempuan 5
lembar) 12m,
b. Tali pengikat ( 7/8 buah),
c. Kapas,
d. Cottonbuds,
e. Bubuk cendana,
10
f. Bubuk kapur barus,
g. Sisir,
h. Minyak wangi non alkohoh,
i. Gunting.
2. Cara mengkafani jenazah
a. Siapkan tali pengikat jenazah ( kepala, leher,
lengan, pinggang, lutut, pergelangaan kaki,
bawah telapak kaki),
b. Setelah itu hamparkan kain kafan yang sudah
di siapkan (ukuran sesuai panjang jenazah),
taburi dengan kapur barus yang telah di
haluskan,
c. Hamparkan kain kafan ke dua disebelah
bagian kanan, lalu taburi kapur barus kembali,
d. Hamparkan kembali kain kafan ketiga di
sebelah bagian kiri, taburkan kembali kapur
barus,
e. Hamparkan kain basah dan letakkan bagian ke
bagian bawah dan taburi kembali dengan
kapur barus,
f. Pasangkan kerudung letakkan pada posisi
kepala dan ditaburi kapur barus yang telah
dihaluskan,
g. Pasangkan baju jenazah dan letakkan di
bawah kerudung kemudian taburkan dengan
kapur barus
h. Pasang cawet diatas kain basahan, dan juga
tetap ditaburkan kapur barus yang telah di
haluskan,
11
i. Cawat di lengkapi dengan pebalut wanita dan
tetap di taburkan dengan kapur barus yang
telah dihaluskan,
j. Setelah kain kafan rapih, letakkan jenazah
pada kain kafan yang telah rapih,
k. Pasanglah pembalut wanita yang telah
disiapkan,
l. Dilanjutkan dengan pasang cawat dengan
ikatan simpul hidup,
m. Pasanglah kain kafan dengan potongan model
baju lalu rapihkan,
n. Pasanglah kerudung dan pasanglah kapas
dibagian tertentu agar tidak dimasukkan
dengan binatang,
o. Setelah jenazah siap tutuplah jenazah dengan
kain basahan,
p. Kemudian tutuplah jenazah dengan kain kafan
lembar demi lembar dan di rapihkan,
q. Ikatlah jenazah dengan tali ikat jenazah yang
telah disiapkan satu persatu dari bagian kepala
hingga bawah telapak kaki dengan ikatan
simpul hidup.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Baswardono, Dono, 2006, Bertahan dari Tragedi, Jakarta, PT. Elex Media
Komputindo
14