Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kehilangan dan Berduka

Makalah ini disususun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa

Disusun oleh kelompok 2:

1. Hasbi Rohman Fauzi


2. Elsya Dyah Safitri
3. Fitri Hayatun Nissa
4. Marsellia Kristanty
5. Ahmad Syarifudin
6. Irma Nurpadilah
7. Heru Herdiansyah
8. Sintia Dewi

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA

Jln. RE martadinata Cikarang-Bekasi

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat kepada penulis dalam hal ilmu dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kehilangan dan Berduka”

Penulisan menyadari bahwa dalam karya ini penulisan mendapat dukungan dari
berbagai pihak.Oleh sebab itu,penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Makalah ini bukanlah karya tulis yang sempurna.Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun bagi penulis.Semoga semua yang terhimpun dalam karya
tulis ini menjadi rujukan dan bermanfaat untuk mengisi kebutuhan bacaan bagi seluruh
pembaca.

Bekasi, 29 Agustus 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1

C. Systematika Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kehilangan dan Berduka ........................................................................ 3

B. Tipe Dari Kehilangan ........................................................................................... 3

C. Sifat-Sifat Kehilangan .......................................................................................... 4

D. Lima Kategori kehilangan ..................................................................................... 4

E. Lima Kategori kehilangan ..................................................................................... 4

F. Tahap Berduka ...................................................................................................... 5

G. Proses Duka Cita .................................................................................................. 6

H. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kehilangan dan Berduka ........................... 6

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengalaman dan kehilangan dan duka cita adalah hal yang esensial dan normal
dalam kehidupan manusia membiarkan pergi melepaskan dan terus melangkah terus
terjadi ketika individu menjalani tahap pertumbuhan dan perkembangan normal
dengan mengucapkan selamat tinggal kepada tempat orang, impian dan benda-benda
yang disayangi. Kehilangan memungkinkan individu berupa dan terus berkembang
serta memenuhi potensi diri. Kehilangan dapat direncanakan diharapkan atau terjadi
tiba-tiba dan proses berduka yang mengikutinya jarang terjadi dengan nyaman atau
menyenangkan. Walaupun tidak nyaman kehilangan kadang-kadang bermanfaat dan
namun kehilangan juga dapat menghancurkan individu.
Oleh karena itu, memenuhi kebutuhan spiritual individu yang berduka
merupakan aspek Asuhan Keperawatan yang sangat penting. Respon emosional dan
spiritual klien saling terkait ketika klien menghadapi penderitaan dengan kesadaran
akan kemampuan mengkaji penderitaan klien, perawat dapat meningkatkan rasa
sejahtera. Memberi klien kesempatan untuk menceritakan penderitaannya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kehilangan
dan berduka.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi kehilangan dan berduka.
b. Untuk mengetahui tipe dari kehilangan .
c. Untuk mengetahui sifat-sifat kehilangan.
d. Untuk mengetahui fase-fase kehilangan dan berduka.
e. Untuk mengetahui lima kategori kehilangan.
f. Untuk mengetahui contoh stressor dan bentuk kehilangan di Indonesia.
g. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan klien dengan kehilangan dan
berduka.

1
C. Sistematika Penulisan
Penulisan ilmiah ini terdiri dari 3 bab dengan beberapa sub bab ,pada BAB I
Pendahuluan yang berisi latar belakang,tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Pembahasan. BAB III Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kehilangan dan Berduka
1. Kehilangan
Menurut Iyus Yosep buku keperawatan jiwa 2007, Kehilangan adalah
suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada
kemungkinan menjadi ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap
individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami
kehilangan dan cenderung akan mengalamimya kembali walaupun dalam
bentuk yang berbeda.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehilangan
merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang bisa terjadi pada orang-orang
yang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaan
yang sebelumnya ada menjadi ada).
2. Berduka
Berduka adalah respon emosi yang diekpresikan terhadap kehilangan
yang dimanisfestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas,
susah tidur dan lain-lain.
B. Tipe Dari Kehilangan
a. Actual Loss
Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasikan oleh orang lain, sama
dengan individu yang mengalami kehilangan. Contoh: kehilangan anggota
badan, uang, pekerjaan, anggota keluarga.
b. Perceived Loss
Kehilangan sesuatu yang dirasakan oleh individu bersangkutan namun tidak
dapat dirasakan / dilihat oleh orang lain. Contoh: kehilangan masa remaja,
lingkungan yang berharga.
c. Anticipatory Loss
Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi. Individu
memperlihatkan perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan yang
akan berlangsung. Sering terjadi pada keluarga dengan menderita sakit
terminal.
3
C. Sifat-Sifat Kehilangan
1. Tiba-tiba
kehilangan secara tiba-tiba dan tidak diharapkan dapat mengarah pada
pemulihan duka cita yang lambat. Kematian karena tindak kekerasan, bunuh
diri, pembunuhan.
2. Berangsur-angsur
Penyakit yang sangat menyulitkan, berkepanjangan dan menyebabkan yang
ditinggalkan mengalami keletihan emosional.
D. Lima Kategori kehilangan
1. Kehilangan fisiologis: kehilangan pertukaran udara yang adekuat, kehilangan
fungsi pankreas, dan gejala atau kondisi somatic lain yang menandakan
kehilangan fisiologis.
2. Kehilangan keselamatan: kehilangan lingkungan yang aman, seperti kekerasan
dalam rumah tangga dan kekerasan public, dapat menjadi titik awal proses
duka cita yang panjang misalnya, sindrom stress pasca trauma.
3. Kehilangan keamanan dan rasa memiliki: kehilangan terjadi ketika hubungan
berubah akibat kelahiran, perkawinan, penceraian, sakit, dan kematian.
4. Kehilangan harga diri: kebutuhan harga diri terancam atau dianggap sebagai
kehilangan setiap kali terjadi perubahan cara menghargai individu dalam
pekerjaan dan perubahan hubungan.
5. Kehilangan yang berhubungan denagn aktualisasi diri: tujuan pribadi dan
potensi individu dapat terancam atau hilang ketika krisis internal atau
eksternal menghalangi atau menghambat upaya pencapaian tujuan dan potensi
tersebut.
E. Tahap Berduka
Tahap berduka menurut Kubler-Ross
1. Penyangkal adalah syok dan ketidak percayaan tentang kehilangan.
2. Kemarahan dapat diekpresikan kepada tuhan, teman, keluarga, teman, atau
perawatan kesehatan.
3. Tawar menawar terjadi ketika individu menawar untuk mendapat lebih banyak
waktu dalam upaya memperlama kehilangan yang tidak dapat dihindari.
4. Depresi terjadi ketika kesadaran akan kehilangan menjadi akut.

4
5. Penerimaan terjadi ketika individu memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia
menerima kematian.
F. Fase Berduka
Menurut John Harvey (1998) mendeskripsikan fase berduka yang sama sebagai
berikut :
1. Syok, menangis dengan keras, dan menyangkal.
2. Intrusi pikiran, distraksi, dan meninjau kembali kehilangan secara obsesif.
3. Menceritakan kepada orang lain sebagai cara meluapkan emosi dan secara
kognitif menyusun kembali peristiwa kehilangan.

5
G. Proses Duka Cita
Menurut Rodebaugh et al. (1999) memandang proses duka cita sebagai suatu
proses melalui empat tahap :
1. Relling: klien mengalami syok, tidak percaya, atau menyangkal.
2. Merasa (feeling): klien mengekpresikan penderitaan yang berat, rasa bersalah,
kesedihan, yang mendalam, kemarahan, kurang konsentrasi, gangguan tidur,
perubahan nafsu makan, kelelahan.
3. Menghadapi (dealing): klien mulai beradaptasi terhadap kehilangan dengan
melibatkan diri dalam kelmpok pendukung, terapi duka cita, dalam kelompok
pendukung.
4. Pemulihan (healing): klien mengintegrasikan kehilangan sebagai bagian
kehidupan dan penderita akut berkurang.
H. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kehilangan dan Berduka
1. Pengkajian
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi dukacita klien :
apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperlihatkan melalui perilaku. Kadang-
kadang, dalam menghadapi klien yang berduka, intervensi sebenarnya terjadi
selama pengkajian. Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian
sebenarnya menjadi intervensi ketika klien memahami dengan lebih baik apa
yang ia pikir dan rasakan.
Tiga area utama yang perlu dikaji:
1. Persepsi yang adekuat tentang kehilangan.
2. Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan.
3. Perilaku koping yang adekuat selama proses.

6
2. Diagnosa
a. Duka cita yang b.d kehilangan yang aktual atau dipersepsikan, seperti
kehilangan fisiologis (mis. Kehilangan satu ektremitas), didefinisikan
sebagai proses yang normal dalam pengalaman manusia akan kehilangan
dan dapat diterapkan pada gambaran khusus.
b. Dukacita, Adaftif, yang b.d yang aktual atau dipersepsikan, didefinisakan
sebagai respon terhadap kehilangan yang diharapkan atau diantisipasi.
c. Dukacita, Maladaptif, yang b.d (faktor penentu) didefinisikan sebagai
proses pengalaman kehilangan penyulit.
3. Intervensi
a. Kaji persepsi klien dan makna kehilangannya.
b. Izinkan penyangkalan yang adaptif.
c. Dorong atau bantu klien untuk mendapatkan dan menerima dukungan.
d. Dorong klien untuk mengkaji pola koping pada situasi kehilangan masa
lalu dan saat ini.
e. Dorong klien untuk merawat dirinya sendiri.
f. Gunakan komunikasi yang efektif:
- Tawarkan kehadiran dan berikan pertanyaan terbuka.
- Gunakan pertanyaan terbuka.
- Dorong penjelasan.
- Ungkapkan hasil observasi.
- Berikan informasi.
- Berupaya menerjemahkan dalam bentuk perasaan atau menyatakan hal
yang tersirat.
g. Bina hubungan dan pertahankan keterampilan interpersonal seperti:
- Kehadiran yang penuh perhatian.
- Menghormati proses berduka klien yang unik.
- Menghormati sikap dapat dipercaya: jujur, dapat diandalkan, konsisten.
4. Evalusi
Evaluasi kemajuan tergantung pada tujuan yang ditetapkan untuk klien.
Tinjauan tugas dan fase berduka dapat bermanfaat dalam membuat pernyataan
tentang status klien pada setiap waktu. Kita dapat mengatakan bahwa ketika
Margaret, dalam gambaran kasus, masih merindukan James,ia berada dalam
7
fase reorganisasi berduka. Ia memiliki rasa mandiri dan percaya diri dan
menyelesaikan beberapa tugas berduka menciptakan ikatan baru, melakukan
aktifitas baru, dan mengintegrasikan kehilangan James ke dalam hidupnya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehilangan merupakan
suatu keadaan gangguan jiwa yang bisa terjadi pada orang-orang yang menghadapi
suatu keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaan yang sebelumnya ada
menjadi ada).
Berduka adalah respon emosi yang diekpresikan terhadap kehilangan yang
dimanisfestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur dan
lain-lain. Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasikan oleh orang lain, sama
dengan individu yang mengalami kehilangan. Contoh: kehilangan anggota badan,
uang, pekerjaan, anggota keluarga.
Kehilangan sesuatu yang dirasakan oleh individu bersangkutan namun tidak
dapat dirasakan / dilihat oleh orang lain. Contoh: kehilangan masa remaja, lingkungan
yang berharga.
Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi. Individu
memperlihatkan perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan yang akan
berlangsung. Sering terjadi pada keluarga dengan menderita sakit terminal.

9
Menurut Rodebaugh et al. (1999) memandang proses duka cita sebagai suatu
proses melalui empat tahap :

1. Relling: klien mengalami syok, tidak percaya, atau menyangkal.

2. Merasa (feeling): klien mengekpresikan penderitaan yang berat, rasa bersalah,


kesedihan, yang mendalam, kemarahan, kurang konsentrasi, gangguan tidur,
perubahan nafsu makan, kelelahan.

3. Menghadapi (dealing): klien mulai beradaptasi terhadap kehilangan dengan


melibatkan diri dalam kelmpok pendukung, terapi duka cita, dalam kelompok
pendukung.
4. Pemulihan (healing): klien mengintegrasikan kehilangan sebagai bagian
kehidupan dan penderita akut berkurang.

B. Saran

saran dari makalah ini kami memberikan saran atara lain:

1.seseorang harus dapat menerima suatu kehilangan terhadap seseorang atau suatu benda
dan selalu berduka jika mendapati rezeki.

2. suatu kehilangan atau berduka harus di syukuri oleh seseorang, khususnya perawat apa
bila pasien mendapatkan musibah atau meningeal dunia.

10
Daftar Pustaka

john,H. 1998. buku ajaran keperawatan jiwa. Jakarta:EGC

videback & shelia. 2001. buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:EGC.

rodebaught. 1999. buku ajar keperawatan jiwa. jakarta:EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai