Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

“GASTROENTRITIS”

NURSARA SAFIRA
BT 1901020

CI LAHAN CI INSTITUSI

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA


WATAMPONE 2021
KONSEP DASAR MEDIS

a. Definisi
Menurut Nurafifah Huda Amin & Hardi Kusuma, 2015 gastroenteritis adalah buang air
besar ( defekasi ) dengan tinja berbentuk cair atau setengan cair ( setengah padat ), kandungan air
tinja lebih bnayak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain
memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair
(Suriadi dan Yuliani, 2001 : 83). Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung
danusus halus yang di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit

Diare disebabkan karena makanan beracun atau yang sudah basi dan dapat pula
disebabkan karena enterovirus ( semasa badan dalam keadaan daya tahan kurang baik )

( octaviani, 2013)

b. Etiologi
Faktor penyebab gastroenteritis adalah:

a. Faktor infeksi

1) Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
gastroenteritis pada anak, meliputi Infeksi internal sebagai berikut:

a). Infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella shigella, capylabactor,

versinia aoromonas dan sebagainya.

b). Infeksi virus : entero virus ( v.echo, coxsacria, poliomyelitis)

c). Infeksi parasit : cacing ( ascaris, tricuris, oxyuris,


srongyloidis,protozoa, jamur).

2)Infeksi parenteral : infeksi di luar alat pencernaan, seperti : OMA, tonsilitis, bronkopneumonia,
dan lainnya.

b. faktor malabsorbsi:

1)Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa), mosiosakarida


(intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).

c. Patofisiologi
Proses terjadinya diare di sebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor di antaranya faktor
infeksi, proses ini dapat di awali adanya mikroorganusme ( kuman ). Yang masuk ke dalam
saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus. Selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus menyebabkan sistem
transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudia sekresi cairan
dan elektrolit akan meningkat kemudian menyebabkan diare. ( Wardani, 2016 ).

Berdasarkan Hasan (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:

a. Gangguan sekresi

Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare tidak karena peningkatan
isi rongga usus.

b. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.

c. Gangguan motilitas usus


Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltic usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

d. Tanda dan gejala


Beberapa tanda dan gejala gastroenteritis

a.Sering buang air besar dengan kontstipasi tinja yang cair dan encer

b.Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi,turgor kulit menurun,ubun-ubun dan nada
cekung,membran mukosa kering.

c.Diare

d.Muntah

e.Demam

f.Nyeri abdomen

g.Membran mukosa mulut dan bibir kering

h.Perubahan tanda-tanda vital


e. Pathway
Infeksi Metabolisme Makanan

Kuman masuk dan Tekanan osmotic Toksin tidak dapat


Berkembang dalam usus meningkat diabsorbsi
↓ ↓ ↓
Toksin dalam dinding
Usus halus Pergeseran air Hiperperistaltik
dan elektrolit ke rongga usus

Hipersekresi air & ↓ ↓
Elektrolit usus Isi rongga mulut Kemampuan absorbsi
Meningkat meningkat menurun

DIARE

BAB sering dgn Inflamasi saluran


Konsistensi encer pencernaan

Kuli disekitar Cairan yang keluar Frekuensi


Anus lecet dan banyak defekasi Agen pirogenic
Iritasi ↓ ↓ ↓
↓ Dehidrasi BAB encer dgn Suhu tubuh
Kemerahan & ↓ atau tanpa darah meningkat
Gatal Kekurangan ↓
Volume cairan Diare Hipertermia

Kerusakan
Integritas kulit
f. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Renyatan Hiporomelik
c. Kejang
d. Bakterikimia
e. Malnutrisi
f. Hipoglikimia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
Dari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat di klasifikasikan
sebagai berikut :
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5% dari BB dengan gambaran klinik turgor
kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan
syok.
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
c. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik seperti
tanda dihidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis
sampai koma, otot kaku sampai sianosis.
g. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium menurut Haryono meliputi :

1) Pemeriksaan tinja

a) Makroskopis dan mikroskopis.


b) Kadar gula dan Ph dalam tinja dengan kertas lakmus dan tblet
c) dinistest, bila diduga terdapat terdapat intoleransi gula.
d) Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2) Pemeriksaan darah

a) Cadangan alkali dan Ph untuk menentukan gangguan


b) keseimbangan asam basa.
c) Darah perifer lengkap.
d) Analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca dan P
e) serum pada diare yang disertai kejang).
f) Kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
3) Duodenal Intubation

Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik (Haryono, 2012)

h. Penatalaksanaan
Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien diare meliputi: pemberian
cairan, dan pemberian obat-obatan.Pemberian cairan Pemberian cairan pada pasien diare dan
memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum penatalaksanaan medis pada pasien
diare meliputi: pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.Pemberian cairan.Pemberian cairan
pada pasien diare dan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.

a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral berupa cairan
yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan pasien,
tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setampat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat
(RL) di berikan tergantung berat / ringan dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan
cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
1). Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB /oral.
2). Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB /hari.
3) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset 1 ml : 20 tetes), 16
jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
c. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan / tanpa
muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin,
tepung beras, dsb).
1). Obat anti sekresi
2). Obat spasmolitik, umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora, opium
loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin,
pectin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingga tidak diberikan
lagi.
3). Antibiotic
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjektif dan objektif (misalnya tanda vital,
wawancara pasien atau keluarga, pemeriksaan fisik) dan meninjauan informasi riwayat pasien
pada rekam medik. Perawat juga mengumpulkan informasi tentang kekuatan (untuk
mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan 17 resiko (area perawat dapat mencegah atau
potensi masalah yang dapat ditunda (Herdman & Shigemi Kamitsuru, 2015).

Fokus pengkajian yang dilakukan pada klien dengan gastroenteritis akut menurut Haryono
adalah :

1) Identitas

2) Riwayat kesehatan saat ini Awal serangan jika pasien anak : cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, anoreksia kemudian timbul diare. Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, bila
kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi
ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit kurang, selaput lendir mulut dan bibir kering,
frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

3) Riwayat kesehatan masa lalu Apakah pernah menderita diare sebelumnya karena alergi
makanan atau lainnya, riwayat imunisasi.

4) Kebutuhan dasar

a) Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAB
sedikit atau jarang.

b) Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penurunan berat
badan pasien.

c) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.

d) Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

e) Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat
distensi abdomen.

5) Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis
sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.

b) Pemeriksaan sistematik :

1) Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering,
berat badan menurun, anus kemerahan.
2) Auskultasi : terdengarnya bising usus.
3) Perkusi : adanya distensi abdomen.
4) Palpasi : turgor kulit kurang elastis.
c) Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang Pada anak diare akan mengalami gangguan
karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun.

d) Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation


yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan integrasi kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
 Gejala dan Tanda Mayor
DO :
1. Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
DS :
1. (tidak tersedia)
 Gejala dan Tanda Minor
DO :
1. Nyeri

2. Pendarahan
3. Kemerahan
4. Hematoma
DS :
1. (Tidak tersedia )
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
 Gejala dan tanda mayor
DS:
 (tidak tersedia)
DO :
1. Frekuensi nadi meningkat
2. Nadi teraba lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Tekanan nadi menyempit
5. Turgor kulit menurun
6. Membran mukosa kering
7. Volume urin menurun
8. Hematokrit meningkat
 Gejala dan tanda minor
DS:

1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus
DO :

1. Pengisian vena menurun


2. Status mental berubah
3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat
5. Berat badan turun tiba - tiba
c. Diare berhubungan dengan parasit
 Gejala dan tanda mayor
DS :
1. (tidak tersedia)
DO :
1. Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
2. fases lembek atau cair
 Gejala dan tanda minor
DS
1. Urgency
2. nyeri/kram abdomen
DO :
1. Frekuensi peristaltic
2. Bising usus hiperaktif
d. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
 Tanda dan gejala mayor
DS :
1. (tidak tersedia)
DO:

1. Suhu tubuh di atas nilai normal


 Tanda dan gejala minor
DS :

1. (Tidak tersedia)
DO :

1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardia
4. Takipnea
5. Kulit terasa panas
3. INTERVENSI

Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang di harapkan dari
klien, dan atau/ tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi di lakukan untuk
membantu klien mencapai hasil yang di harapkan.Dalam buku SIKI (standar luaran
keperawatan Indonesia) akan menjadi acuan bagi perawat dalam menetapkan kondisi
atau status kesehatan seoptimal mungkin yang diharapkan dapat dicapai oleh klien
setalah pemberian intervensi keperawatan.
Adapun kriteria hasil yang dilakukan pada klien yang mengalami gastroenteritis
dengan Diare pada intervensi pemasangan subcutan :
1. Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
2. Mengejan saat defekasi menurun
Intervensi manajemen diare
Observasi :
1. Identifikasi penyebab diare
2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
3. Identifikasi gejala invaginasi
Terapeutik

1. Berikan asupan cairan


2. Pasang jalur intravena
3. Berikan cairan intravena
Edukasi

1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap


2. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas,pedas dan mengandung laktosa
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitis(mis.loparimede,difenoksiat)


2. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses.
3. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
4. Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan asuhan keperawatan ke
dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi
adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk menciptakan
hubungan saling percaya dan saling bantu, kemampuan melakukan teknik
psikomotor, kemampuan melakukan observasi sistematis, kemampuan memberikan
pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi, dan kemampuan evaluasi (Asmadi,
2008).
4. EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).
DAFTAR PUSTAKA
Bidup John, 2017. Keperawatan kesehatan anak untuk petugas penyuluhan kesehatan dan
bidan desa. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

Beherman E Richard, dkk. 2016. Ilmu Kesehatan Penyakit Dalam. Vol 2. Edisi 15. EGC :
Jakarta. Carpenito. L J, 2018. Hand Book of Nursing Diagnosa. ECG : Jakarta.

Doenges, Marilynm E. 2019. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. EGC : Jakarta.

Suriadi, Rita Yuliani : 2017. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dalam .Edisi 1. Agung
Seto. Jakarta.

Ngastiyah, 2015. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dalam . Edisi 1. EGC, Jakarta
Sudaru, Heru. 2016. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai