Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tasya Fauziah

Nim : 1908202134
Jurusan : HES D/4

Kaidah Jual Beli Kedelapan “Tidak sah hukumnya jual beli kecuali barangnya itu milik
penjual sendiri atau orang yang diberi kuasa olehnya /wakilnya”

Jual beli secara bahasa, jual beli berarti penukaran secara mutlak. Secara terminologi, jual
beli adalah saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan milik dan pemilikan.
Definisi di atas dapat dipahami bahwa inti dar jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar
barang atau benda yang memiliki nilai, secara sukarela di antara kedua belah pihak, salah satu
pihak menerima benda dan pihak lainnya menerima uang sebagai kompensasi barang, sesuai
dengan perjanjian dan ketentuan yang telah dibenarkan syara dan disepakati. Islam mempertegas
legalitas dan keabsahan jual-beli secara umum, serta menolak dan melarang konsep riba. Allah
adalah dzat yang maha mengetahui atas hakikat persoalaan kehidupan, bahwa dalam suatu
perkara terdapat kemaslahatan dan manfaat maka diperbolehkan. Sebaliknya, jika didalam
terdapat kerusakan dan mudarat, maka Allah mencegah dan melarang untuk melakukannya. 1
Teori
Kaidah kedelapan, terkait syarat sah jual beli, pelaku akad harus pemilik atau wakilnya.
Kaidah menyatakan,

‫اال صل ال يصح البيع اال من ما لك اؤ من يقوم مقامه‬

Hukum Asal, Tidak sah jual beli kecuali oleh pemilik atau wakil dari pemilik.

Kaidah ini berlaku baik bagi penjual atau pembali. Syarat penjual berarti dia harus memiliki
barang atau wakilnya. Dan syarat pembeli, dia harus pemilik uang atau wakilnya. Kaidah ini
hubungannya dengan menjaga hak orang lain. Karena harta milik orang lain, tidak boleh diganggu,
apalagi ditransaksikan tanpa seizin pemiliknya. 2

Dalil

‫اض ِم ْن ُك ْم ۚ َو اَل َت ْق ُت لُ وا‬


ٍ ‫ار ة ً َع نْ َت َر‬
َ ‫ون ِت َج‬ ِ ‫آم ُن وا اَل َت أْ ُك لُ وا أَ ْم َو الَ ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ْال َب‬
َ ‫اط ِل إِ اَّل أَ نْ َت ُك‬ َ ‫ين‬ َ ‫َي ا أَ ُّي َه ا الَّ ِذ‬
ُ
‫ان ِب ك ْم َر ِح ي ًم ا‬َ ‫َ َك‬ ‫هَّللا‬ ‫أَ ْن فُ َس ُك ْم ۚ إِ َّن‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

1
Munir Salim, “Jual Beli Secara Online Menurut Pandangan Hukum Islam,” Al Daulah : Jurnal Hukum Pidana dan
Ketatanegaraan 6, no. 2 (2017): 371–386.
2
Ustadz Ammi Nur, “Kaidah Dalam Fiqh Jual Beli (Bagian 08) – Asal Jual Beli Harus Dari Pemilik,”
https://pengusahamuslim.com/5013-kaidah-dalam-fiqh-jual-beli-bagian-08-asal-jual-beli-harus-dari-pemilik.html.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
(QS.An-nisa:29).3

Hadis Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu


Salah satu hadis yang banyak dijadikan acuan dalam kajian fikih muamalah adalah hadis
Hakim bin Hizam.Beliau pernah bercerita;

Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku sampaikan, ‘Ada orang
yang mendatangiku, memintaku untuk menyediakan barang yang tidak aku miliki.
Bolehkah saya belikan barang itu dipasar, kemudian aku jual barang itu kepadanya?’

Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫التبع ما ليس عندك‬

“Janganlah kamu menjual barang yang tidak kamu miliki.” (HR. Ahmad 15705, Nasai 4630,
Abu Daud 3505, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dalam riwayat lain, Hakim pernah mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, melarangku untuk menjual barang yang tidak aku


miliki.” (HR. Turmudzi 1280 dan dishahihkan al-Albani). 4
Nilai/ Manfaat

Manfaat dari menerapkan syarat dalam jual beli ini yaitu bisa menghindari kerugian salah
satu pihak. Karena didalam jual beli, harus memiliki rasa kerelaan. Maka jual beli haruslah
dilakukan dengan kejujuran, tidak ada penipuan, paksaan, kekeliruan dan hal lain yang dapat
mengakibatkan persengketaan dan kekecewaan atau alasan penyesalan bagi kedua belah pihak
maka kedua belah pihak haruslah melaksanakan apa yang menjadi hak dan kewajiban masing-
masing, diantaranya: pihak penjual menyerahkan barangnya sedangkan pihak pembeli
menyerahkan uangnya sebagai pembayaran.5

Ketika dalam jual beli tidak menerapkan syarat ini maka jual belinya tidak sah. Maka
dengan adanya syarat penjual harus memiliki barang sendiri agar tidak adanya saling menjatukan ,
ataupun niat yang lainnya. Ketika kita mau melakukan akad jual beli, sebaiknya menanyakan dari
mana barang nya apakah membuat sendiri, menjadi reseller dan lainnya agar jual beli yang kita
lakukan itu sah dan bisa bermanfaat buat diri kita sendiri.

Dalam jual beli sangat penting untuk dipahami bagaimana tata cara nya, syarat nya ,
bagian-bagian nya ,hukumnya dsb. Agar dalam bertransaksi tidak salah dan jika si penjual tidak

3
Tafsir.com, “No Title,” https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-29.
4
Ustadz Ammi Nur, “Kaidah Dalam Fiqh Jual Beli (Bagian 08) – Asal Jual Beli Harus Dari Pemilik.”
5
Shobirin Shobirin, “Jual Beli Dalam Pandangan Islam,” BISNIS : Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam 3, no. 2 (2016):
239.
megerti maka kita bisa memberitahunya dengan jujur agar tidak ada yang terdholimi di salah satu
pihak.

Contoh konkrit

Di dalam kehidupan sehari-hari ,ada contoh seperti ketika bertransaksi dropship yaitu si a
memiliki dagangan kemudian si b menjualkan barang s a tanpa si b memiiki barang tersebut. Itu
boleh dilakukan karena sudah ada ijin dari si a atau juga jika si b tidak meminta ijin , basanya
dalam jual online dropship sudah ada pengumuman dalam website nya atau tertulis membuka
dropship. Itu artinya siapapun boleh menjual barang tanpa mereka miliki dan itu termasuk wakil
dari si penjual.

Jual beli yang tidak sah yaitu jual beli yang barangnya bukan dia miliki dan tidak
mendapatkan ijin dari orang yang dia ambil. Seperti contoh si a adalah pemilik barang grosir
kemudian si b membeli barang tersebut beberapa lusin, setelah barangnya beli si b menjual
kembali barang yang ia beli tersebut dengan mengganti nama merk nya. Itu transaksi yang
dilakukan si b kepada yang lain yang tidak sah nya, karena itu termasuk perbuatan yang licik dan
tidak mendapatkan ijin dari si a. Maka ada salah satu pihak yang terdholimi dan dirugikn demi
mendaptkan keuntungan yang lebih.

Dari contoh yang telah disebukan, bisa disimpulkan bahwa dalm transaksi harus tetap
meminta ijin kepda pihak pertama ,agar transaksi bisa sah dan tidk ada pihak yang dirugikan.
Untuk menghindari seperti ini kita harus mengetahui bagaimana hukum,syarat, ketentuan
transaksi yang baik menurut islam agar tidak salah dalam bertransksi.

Referensi

Munir Salim. “Jual Beli Secara Online Menurut Pandangan Hukum Islam.” Al Daulah : Jurnal
Hukum Pidana dan Ketatanegaraan 6, no. 2 (2017): 371–386.

Shobirin, Shobirin. “Jual Beli Dalam Pandangan Islam.” BISNIS : Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
3, no. 2 (2016): 239.

Tafsir.com. “No Title.” https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-29.

Ustadz Ammi Nur. “Kaidah Dalam Fiqh Jual Beli (Bagian 08) – Asal Jual Beli Harus Dari Pemilik.”
https://pengusahamuslim.com/5013-kaidah-dalam-fiqh-jual-beli-bagian-08-asal-jual-beli-
harus-dari-pemilik.html.

Anda mungkin juga menyukai