Karya Tulis
Disusun guna Melengkapi Salah Satu Syarat
dan Tugas untuk Mengikuti Ujian Nasional
SMP Negeri 1 Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2015/2016
Disusun Oleh:
Kelas : VIII J
No Absen : 21
NIS : 18113
i
PERSETUJUAN
Hari : …………………………
Tanggal : …………………………
Pembimbing,
ii
PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disahkan oleh Kepala Sekolah sebagai salah
satu syarat dan tugas untuk mengikuti Ujian Nasional SMP Negeri 1
Sukoharjo tahun 2015/2016, pada:
Hari : …………………………
Tanggal : …………………………
Mengesahkan,
iii
MOTTO
iv
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga laporan karya
wisata Pulau Bali yang berjudul “Pesona Pantai Pandawa” ini dapat
diselesaikan.
Karya tulis ini penulis susun guna melengkapi salah satu syarat dan
tugasuntuk mengikuti Ujian Nasional SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun
pelajaran 2015/2016. Dalam penulisan karya tulis ini, penulis tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan dan bantuan
material dalam pembuatan karya tulis ini.
2. Ibu Dra. Indiah Dewi Murni, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1
Sukoharjo yang telah mendukung dan merestui karya tulis ini.
3. Ibu Dra. Hestri Sulistyo selaku wali kelas IX E SMP Negeri 1
Sukoharjo.
4. Ibu Dra. Sri Rusminiyati selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan karya
tulis ini sehingga terlaksana dengan baik.
5. Bapak Ibu pendamping yang telah mendampingi kami selama
perjalanan study tour ke Pulau Bali yaitu Bapak Sugeng Widodo,
S.Pd , Bapak Drs. Paidi, dan Ibu Dra. M. Nunung, SE.
6. Mbok Nyoman selaku pemandu wisata yang telah memberikan
penjelasan dalam setiap objek wisata yang dikunjungi.
7. Teman-teman kelas IX E dan pihak lain yang turut mendukung.
Semoga laporan karya tulis “Pesona Pantai Pandawa” memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.
vi
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN MOTTO........................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................ v
KATA PENGANTAR.......................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
vii
H. Macam-macam Pura ……………………………………... 14-15
A. Simpulan…………………………………………………………. 24
B. Saran……………………………………………………………… 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah wilayah yang memiliki beraneka ragam obyek
wisata salah satunya yang sangat terkenal adalah pulau Bali. Pulau
yang sangat terkenal didunia karena keindahan panoramanya yang
menjadi tujuan wisata dunia yang mempunyai kepercayaan memuja
dewa-dewa. Pulau ini juga dikenal dengan sebutan pulau Dewata.
Pemujaan tersebut di lakukan dengan mengadakan upacara
keagamaan yang selalu di taati masyarakat Bali dan masih melekat
pada penduduk di sana. Pulau ini juga memiliki nama besar di dunia
Internasional, yang dapat menarik perhatian para wisatawan
mancanegara. Jumlah obyek wisata di pulau ini sangat banyak,
contohnya pantai, wisata alam, pegunungan, panorama,
kebudayaan, dan keindahan pulau Dewata itu sendiri. Di Bali sendiri
agama hindu masih sangat kental dan masih dipertahankan begitu
pula dengan adat istiadat dan kebudayaannya, meskipun banyak
wisatawan yang menetap disana.
Bagi sebagian besar penduduk Bali, pariwisata adalah
pemasukan atau mata pencarian dalam mendapatkan anggaran
untuk pembangunan pulau itu sendiri. Dengan mengetahui adat,
kebudayaan, dan keindahan alam negeri kita yang beranekaragam,
kita harus merasa bangga dan turut berusaha menjaga, melindungi,
dan melestarikannya.
B. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis mempunyai
beberapa tujuan, antara lain :
1
1. Untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti Ujian
Nasional.
2. Penulis ingin memberikan gambaran lebih jelas mengenai
objek wisata Pantai Pandawa di Pulau Bali kepada
pembaca.
1
2
C. Pembatasan Masalah
Agar penulisan karya tulis ini lebih fokus pada temanya,
maka penulismembatasi permasalahannya tentang “Pesona Pantai
Pandawa”.
E. Sistematika
3
Pulau Bali disebut juga sebagai Pulau Dewata, karena konon menurut
legenda rakyat Bali dulunya Pulau Bali dan Pulau Jawa merupakan satu
daratan. Menurut legenda tersebut, terjadinya Pulau Bali karena goresan
ujung tongkat Brahmana suci yang bernama Sidhi Marta, yang
menyebabkan tanah terbelah dan menganga, sehingga air laut pun
mengalir ke dalamnya, sehingga terjadilah selat yang memisahkan antara
Pulau Bali dengan Pulau Jawa. Batas-batas Pulau Bali adalah sebagai
berikut:
Pulau Bali merupakan tempat yang strategis. Letak Pulau Bali secara
geografis, astronomis, klimatologis, maritim, dan ekonomis adalah sebagai
berikut:
1. Letak Geografis
Pulau Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Nusa Tenggara. Pulau
Bali juga dikelilingi oleh laut, sebelah utara yaitu Laut Jawa, sebelah
selatan yaitu Samudera Indonesia, sebelah barat yaitu Selat Bali, dan
4
sebelaht imur adalah Selat Lombok. Keadaan seperti ini membuat Pulau
Bali menjadi letak yang strategis.
4
5
2. Letak Astronomis
Secara astronomis, Pulau Bali terletak di antara 8,3 o – 8,5o LS dan 114,21o
– 115,43o BT, yang membujur sepanjang Gilimanuk sampai Padang Buy
yang panjangnya 145 km dari barat ke timur. Dan dari Singaraja sampai
Nusa Dua terbentang sepanjang 90 km dari utara ke selatan.
3. Letak Klimatologis
4. Letak Maritim
5. Letak Ekonomis
Pulau Bali merupakan tempat yang strategis karena diapit oleh lautan dan
samudera, yaitu Selat Bali, Selat Lombok, Laut Jawa, Laut Flores, dan
Samudera Hindia. Hal ini membuat keadaan ekonomi di Bali maju karena
sebagai jalur perdangan lokal maupun internasional.
Tanah di Bali bagian selatan lebih subur dan luas daripada Bali
bagian utara. Oleh karena itu, sekitar 70% penduduk di Bali Selatan
bekerja dengan bercocok tanam. Sistem pengairannya disebut subak. Di
lereng pegunungan, sawah dibuat bertingkat-tingkat atau berundak-undak
yang disebut sengkedan. Bila musim panen tiba, para petani di Bali
Selatan berada di sawah. Sebagai tanaman selingan, mereka juga
menanam palawija.
1. Kabupaten Jembrana
Kabupaten ini memiliki luas 841,80 km 2 dengan ibukota Negara dan
memiliki 4 kecamatan dan 49 desa.
2. Kabupaten Buleleng
Kabupaten ini memiliki luas 1.365,87 km 2 beribukota di Singaraja.
Kabupaten ini merupakan kabupaten yang tertua. Kabupaten
Buleleng memiliki 9 kecamatan dan 146 desa.
3. Kabupaten Tabanan
Kabupaten ini memiliki luas 893,33 km 2 beribukota di Tabanan.
Kabupaten Tabanan memiliki 8 kecamatan dan 108 desa.
4. Kabupaten Bangli
Kabupaten ini memiliki luas 315 km 2 beribukota di Bangli.
Kabupaten Bangli memiliki 4 kecamatan dan 69 desa. Hal yang
paling menarik dari kabupaten ini adalah adanya objek wisata
Kintamani dan sebuah desa Trunyan. Desa Trunyan terletak di
seberang Danau Batur. Keistimewaan dari desa ini adalah apabila
ada penduduk desa yang meninggal maka mayatnya tidak dikubur
atau dibakar tetapi hanya diletakkan dibawah pohon taru menyan
dan dari nama pohon inilah desa ini bernama Trunyan yang
merupakan singkatan dari taru menyan. Anehnya, mayat ini tidak
akan berbau sedikitpun.
5. Kabupaten Gianyar
Kabupaten ini memiliki luas 368 km2 beribukota di Gianyar.
Kabupaten Gianyar memiliki 7 kecamatan dan 56 desa. Di
9
D. Agama
1. Kaum Brahmana
Merupakan kasta tertinggi yang terdiri atas pendeta. Kebanyakan
mereka memakai gelar “Ida Bagus” untuk laki-laki dan “Ida Ayu”
untuk perempuan.
2. Kasta Ksatria
Yaitu golongan raja-raja dan bangsawan. Kebanyakan mereka
memakai gelar “Cokorda” atau “Dewa” untuk laki-laki dan “Dewayu”
untuk perempuan.
3. Kasta Waisya
Yaitu golongan petani dan pedagang. Kebanyakan mereka
memakai gelar “I Gusti” untuk laki-laki dan “Gusti Ayu” untuk
perempuan.
4. Kasta Sudra
Yaitu golongan yang terdiri dari rakyat kecil. Namun di Bali 75%
dari jumlah penduduknya merupakan golongan Jaba. Mereka tidak
mempunyai gelar dan kebanyakan hanya dengan sebutan “I”.
Selain keempat kasta tersebut, juga ada kasta Paria atau kasta
Candala, yang terdiri dari para budak belian dan orang-orang yang
dikeluarkan dari kasta aslinya karena melanggar aturan-aturan yang
berlaku.
5. Pagerwesi
a) Percaya adanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha
Kuasa sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pelebur).
b) Percaya adanya Atma (roh leluhur).
c) Percaya adanya hukum Karmaphala.
d) Percaya adanya Samsara (kelahiran berulang-ulang atau
penitisan).
e) Percaya adanya Mokhsya (kebebasan dari ikatan keduniawian).
Ida Sang Hyang Widhi Wasa tidaklah sama dengan Dewa dan
Bathara. Dewa adalah perwujudan sinar suci dari Ida Sang Hyang Widhi
14
F. Bahasa
Bahasa pergaulan orang Bali menurut pemakaiannya dapat digolongkan
menjadi :
1. Bahasa Bali Alus
Bahasa Bali alus atau baku digunakan apabila berbicara dengan
orang yang dihormati.
2. Bahasa Bali Biasa
Bahasa Bali biasa dipakai apabila berbicara dengan orang yang
sederajat atau orang yang dianggap lebih rendah.
Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas
pemakaiannya di Bali, dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya,
sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual.
Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya
masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai
pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek
bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warna dalam agama
Hindu Dharma; meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung
berkurang.
Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama)
bagi banyak masyarakat Bali, yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang
besar dari industri pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-
pusat informasi wisatawan di Bali, seringkali juga memahami beberapa
bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai.
H. Macam-Macam Pura
BAB III
Payung sebagai sumber tirta utama. Oleh karena itu, Pura Gunung
Payung adalah pilihan tepat bagi para bakta melakukan tirtayatra
sekaligus menapaktilasi perjalanan Sang Maha Kawi Wiku.
Tidak demikian halnya dengan Pura Gunung Jambul, yang hanya
disungsung oleh krama Desa Adat Kutuh, sebagai Pura Pengibeh
Desa, pembatas desa di bagian barat laut. Namun demikian, berada di
Pura Gunung Jambul, pemedek bisa melihat pemandangan indah
terhadap keagungan bentang pegunungan di utara, yang membentang
dari Batu karu hingga Gunung Agung dari barat ke timur. Lebih-lebih
bila pujawali tiba pada Purnama Sasih Kalima jika cuaca baik. Letak
Pura Gunung Jambul yang berdekatan dengan Goa Gong memang
menjanjikan keindahan panorama yang merupakan modal dasar
kalanguan bagi pemedek yang mau menggali nilai-nilai tradisinya.
Jika belum puas menikmati keindahan pantai ini dari atas pasir
putihnya saja, pengunjung bisa berlayar ke laut lepas. Tersedia
perahu dayung yang disewakan dengan harga 15.000 Rupiah untuk
gunakan menyusuri jernihnya air laut di sini. Jangan lupa untuk
menyewa baju pelampungnya juga dengan harga 10.000 Rupiah demi
keamanan dan keselamatan pengunjung.
dari gantungan kunci dari kerang, frame foto berhias pasir pantai
sampai gelang dan kalung kayu dengan ukiran khas Bali. Warung
makan yang tersedia menawarkan menu nasi goreng, mie goreng,
menu makanan laut hingga masakan barat.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Pulau Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang kaya
akan budaya dan tempat wisata yang indah.
2. Pantai Pandawa merupakan pantai yang cocok untuk dikunjungi
oleh para wisatawan, karena memiliki keistimewaan tersendiri.
3. Pantai Pandawa merupakan pantai yang sangat indah dengan
hamparan pasir putihnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis ingin menyampaikan
beberapasaran sebagai berikut:
1. Pengelola Kawasan Pantai Pandawa, harus mengembangkan
potensi wisata yang ada di kawasan tersebut.
2. Meningkatkan fasilitas-fasilitas di Pantai Pandawa, agar
wisatawan yang berkunjung lebih merasa aman dan nyaman.
3. Untuk masyarakat Bali, hendaknya dapat menjaga dan
mengembangkan kebudayaan dan kesenian yang di miliki sejak
dulu.
4. Untuk pemerintah Bali, tetaplah pertahankan keunikan-keunikan
yang ada di Bali karena itu merupakan nilai jual yang dimiliki
oleh Bali.
24
DAFTAR PUSTAKA