Anda di halaman 1dari 4

PROLOG :

Bak film hollywood seorang narapidana berharga trilliunan rupiah berhasil kabur dari sel tahanannya. Ia
kabur selama kurang lebih 1 bulan, hingga akhirnya berhasil ditemukan oleh tim pencari khusus, namun sayang
sudah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Akibat dari kematiannya tersebut hingga kini kasus pelariannya masih
menyisakkan banyak tanda tanya.

Hai semua selamat datang di Empty Room Project, pada kesempatan kali ini kami akan membawakan
sebuah kasus criminal yang sempat menghebohkan di Indonesia.

So, let’t start to the case

BAGIAN PERTAMA : PROFIL

Cai Chang Pan Alias Cai Ji Fan alias Antoni merupakan narapidana Indonesia yang berasal dari negara Tiongkok
atau yang biasa disebut Republik Rakyat China.

Ia tergabung dalam sindikat Jaringan Narkoba tingkat Internasional untuk wilayah Tiongkok Indonesia.

Di Indonesia sendiri ia mengendalikan peredaran Narkoba di kawasan Bogor, Banten, dan Jakarta.

Sebelum tertangkap pada tahun 2016, Cai Changpan Sendiri sudah tinggal di Indonesia selama kurang lebih 13
Tahun.

BAGIAN KEDUA : KASUS

Chai Chanpang berhasil di ringkus oleh pihak kepolisian, setelah terbukti melakukan penyelundupan Narkoba
jenis sabu ,seberat 135 Kg di Kawasan Banten.

Kasus peredaran sabu ini mulai terungkap, pada tanggal 26 Oktober 2016 saat itu polisi membuntuti sebuah mobil
yang berada di wilayah Dadap, Kosambi Timur, Kabupaten Teanggerang. Di duga kuat mobil tersbut dikendarai
oleh tersangka Chai Cangpan yang sedang membawa Sabu. Berdasarkan informasi yang di dapat polisi, sabu
tersebut akan di transaksikan ke wilayah Tanggerang.

Akhir dari pembututan itu, polisi berhasil meringkus Cai Chang Pan beserta barang bukti sabu seberat 20 Kg.

Setelah penangkapan, polisi Kembali melakukan pengembangan terkait kasus tersebut, kemudian, Aparat
kepolisian menyasar sebuah Pabrik ban Vulkanisir yang berlokasi di tengah hutan di Desa Pasir Kecapi,
Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak yang disinyalir digunakan oleh Chai Cangpan sebagai tempat penyimpanan
sabu.

Dalam penggeledahan tersebut, di temukan sabu seberat 90 Kg / yang di sembunyikan di dalam lima pompa
hidraulik pembersih kandang ayam / yang sebelumnya memang telah dicurigai oleh pihak aparat kepolisian.

Di lokasi lain juga, tepatnya di Desa Tegal Wangi, Jasinga Bogor, Jawa Barat. Di temukan lagi 25 Kg sabu.

Sehingga total Sabu yang di sita polisi adalah seberat 135 Kg.

Akibat dari perbuatannya / Cai Chang Pan di Vonis Hukuman Mati pada tanggal 19 Juli 2017 di Pengadilan
Negeri Tanggerang. Sempat mengajukan banding / namun di tolak oleh pengadilan.

BAGIAN KETIGA : PELARIAN


Pembahasan ini akan menjadi paling menarik karena kasus yang menimpa CCP tersebut, menjadikan dia di hargai
Trilliunan rupiah.

Dikarenakan Cai Chang Pan sendiri telah berhasil melakukan pelarian dari penjara sebanyak 2 kali.

Yang pertama.

Sebelum Vonis mati tersebut dijatuhkan, tepatnya Pada Tanggal 24 Januari 2017 Cai Chang Pan berhasil
melarikan diri dari Rumah Tahanan Bareskrim Mabes Polri, Cawang, Jakarta Timur. Cai Chang Pan sendiri
Kabur dengan cara melubangi tembok kamar mandi dan memanjat tembok rumah tahanan bersama 6 tahanan
lainnya. Namun polisi tidak perlu waktu lama untuk menangkap nya, karena setelah pelarian tersebut, Cai Chang
Pan Kembali tertangkap di persembunyiaannya di wilayah Sukabumi.

Selanjutnya pada pelariannya yang kedua, hal ini sempat membuat heboh masyarakat Indonesia, karena Cai
Chang Pan berhasil melarikan diri Kembali, kali ini dari Lapas Tanggerang,

Pasal nya Cai Chang Pan berhasil kabur dengan cara membuat lubang di kamar selnya. Lubang itu kurang lebih
memiliki kedalaman 2 m dan memiliki Panjang 30 m. lubang tersebut berhasil di gali dalam waktu kurang lebih
selama 8 bulan dan tanpa di ketahui oleh pihak penjaga lapas. Lubang tersebut terhubung dari kamar sel tahanan
nya lalu menembus tembok lapas hingga menuju saluran air pemukiman warga. Lewat saluran tersebut lah Cai
Chang Pan berhasil kabur dari penjara, tanpa diketahui satupun petugas lapas.

Cai Chang Pan melakukan aksi nya tersebut pada Senin Tanggal 14 September 2020 dini hari. Namun pihak
lapas mengaku bahwa baru mengetahui Cai Chang Pan tidak ada di dalam Selnya tepat 4 hari setelah nya, yaitu
Jum’at tanggal 18 September 2020.

Setelah berhasil keluar dari lapas // Cai Chang Pan kemudian sempat menuju ke kediaman istrinya yang berada di
daerah kecamatan tenjo, untuk menemui anak dan istrinya.

Dalam perjalanannya, Chai Cang Pan diduga sempat menaiki KRL dari kota Tanggerang Menuju Stasiun Tenjo.

Chai Cang Pan juga sempat menaiki Ojek, dan penarik ojek tersebut bernama pak Mandra. Dari pengakuan Pak
Mandra, dirinya tidak menyadari bahwa orang tersebut adalah Chai Chang Pan, sebab tidak ada hal yang
mencurigakan dari gerak-gerik Chai Chang Pan, Chai Chang Pan terlihat sangat tenang dan Chai Cang Pan juga
saat itu menggunakan Masker sehingga wajah nya sulit dikenali.

Setelah bertemu Istrinya Cai Chang Pan Kembali menaiki ojek yang sama dan menuju hutan tenjo yang berjarak 2
km dari kediaman Istri Chai Cang Pan. Saat ingin melakukan pembayaran, Pak Mandra ini sempat curiga kalau
sang penumpang tersebut adalah bapak Yong Fa atau Chai Cang pan. Namun Chai Cang Pan berdalih kalau dia
bukan Chai Cang Pan.

Berdasarkan pengakuan Istri Chai Chang Pan bersembunyi di Hutan Tenjo yang berada tidak jauh dari
kediamannya. Hal ini juga di perkuat berdasarkan keterangan warga yang sempat beberapa kali melihat Chai
Chang Pan keluar masuk hutan dari hutan tenjo.

Chai Chang Pan Sendiri sudah cukup Familiar dengan hutan tersebut. Sebab sebelum Chai Chang Pan pertama
kali tertangkap Dirinya telah tinggal hampir 17 tahun di daerah tenjo, dan Chai Chang Pan memiliki hobi berburu
di hutan Tenjo tersebut. Sehingga secara karakteristik geografis Chai Chang Pan tentunya telah menguasai seluk
beluk wilayah hutan tenjo. Selain itu, Chai Chang Pan sendiri memiliki keahlian survival/bertahan hidup yang
didapatnya saat mengikuti pelatihan militer di negara asalnya yaitu China.
Berdasarkan dari pengakuan istri dan warga setempat, akhirnya Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana
memerintahkan untuk menelusuri hutan tenjo pada tanggal 20 September 2020. Sebanyak 7 tim dengan total 291
personel gabungan, da dillengkapo dengan anjing pelacak K-9 di turunkan untuk memburu Chai Chang Pan yang
bersembunyi didalam hutan.

Hampir sebulan pihak tim gabungan melakukan pencarian terhadap terpidana mati Chai Chang Pan namun tidak
kunjung menemukan Chai Chang Pan.

Polisi mengaku cukup kesulitan untuk melakukan pencarian karena hutan tenjo sendiri memiliki luas mencakup 7
kelurahan dan 34 desa dan mengingat kembali Chai Chang Pan sendiri lebih menguasai hutan tenjo tersebut.

Selama proses pengejaran terus berlangsung, Tim Gabungan mendapat informasi dari warga sekitar. Bahwa Chai
Cang Pan terlihat sedang berada di Gudang Pembakaran Ban, Di Jasinga, Bogor, Jawa Barat. Mengetahui hal itu
Tim Gabungan segera melakukan penelusuran pada Gudang Tersebut.

Gudang tersebut juga adalah bekas milik Chai Chang Pan, yang sekarang di miliki oleh orang lain.

Akhirnya tepat pada Hari Sabtu, 17 Oktober 2020 kegiatan pencarian yang dilakuka Tim Gabungan selesai
sudah, dengan ditemukannya CCP. Namun sayangnya Chai Chang Pan ditemukan tewas gantung diri di Gudang
Pembakaran Ban tersebut. Chai Cang Pan meganggantungkan dirinya dengan cara mengikat lehernya
menggunakan tali plastik. Lokasi ditemukan nya mayat Chai Chang Pan tergantung yaitu berada di tempa sepi,
yang kira kira sekitar 2 km dari jalan raya tenjo, jasinga, bogor jawa barat. Di ketahui sebelum ditemukan tewas
bunuh diri, cai chang pan sempat tinggal beberapa hari di pabrik pembakaran tersebut.

BAGIAN KEEMPAT : PENUTUP

Penemuan Mayat Chai Cang Pan Sendiri menimbulkan tanda tanya besar.

Bagaimana bisa Seorang narapidana melakukan penggalian tanpa di ketahui oleh pihak lapas selama 8 bulan.

Dari pengembangan kasus ini yang 2 petugas lapas ditetapkan sebagai tersangka membantu Chai Cang Pan keluar
dari tahanan. 2 orang petugas lapas berinisal S yang bertugas sebagai wakil komandan Regu, satu lagi Berinisial S
juga bekerja di bidang Kesehatan di lapas. Mereka berdua membantu Cai Chang Pan Kabur dari Lapas dengan
cara menyediakan pompa air yang di gunakan untuk menyedot air yang menggenang di terowongan kaburnya
Chai Cang Pan. Yang lebih mirisnya para petugas tersbut di bayar Chai Cang Pan sebesar Rp.100.000

2 petugas tersebut langung di non aktifkan dan terancam hukuman penjara.

Selain itu juga masih adajuga hal yang janggal dari pelarian napi tersebut.

Bagaimana bisa Chai Cang Pan menggali lubang selama delapan bulan sendirian, Kemana perginya tanah hasil
galian nya ?

Anggota Komisi III DPR juga menyatakan “ bahwa tidak mungkin ada orang yang masuk kedalam terowongan
sepanjang 30 meter, Petugas saja perlu menggunakan alat bantu Oksigen. Sebab terowongan tersebut
kemungkinan terdapat gas beracun di dalamnya”

Selain 2 orang yang telah di tetapkan sebagai tersangka tadi apakah ada pihak lain yang terlibat ?
Apakah dalam pelarian nya Chai Cang Pan juga di bantu oleh orang di luar lapas. Mengingat di dalam lapas
sendiri Chai Cang Pan Menggunakan Smartphone ? Hal ini mungkin saja mengingat Chai Cang Pan adalah salah
satu pemasok narkoba terbesar di Indonesia.

Sekian dari kami Empty Room Project.

Jika kalian suka dengan video ini silahkan tinggalkan Like.

Dan jika kalian tertarik dengan konten ini silahkan klik tombol subscribenya

Dan jangan lupa follow akun social media kami.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih karena telah menonton video ini.

Anda mungkin juga menyukai