Anda di halaman 1dari 12

NAMA : DEVI ANDREAYANI

NIM : 0607 1 28 1 924078

BELAJAR PEMBELAJARAN
PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN
SOSIODRAMA

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan


masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang
menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba,
gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
Berdasarkan beberapa defenisi tersebut dapat ditarik benang merah bahwa
metode pembelajaran sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran
dengan mendramatisasi kehidupan nyata atau konflik yang belum terselesaikan dan
sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif.
PROSES PEMBELAJARAN METODE
SOSIODRAMA

Pelaksanaan sosiodrama dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:


1.Tahap persiapan
Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada
tahap persiapan ini guru jugga menjelaskan mengenai peranan-peranan yang dimainkan, bagaimana
pelaksanaan sosio drama dan tatacara pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran setelahnya. Dalam
sebuah kelas tentunya terdapat jumlah anak yang tidak semuanya bisa melaksanakan sosio drama, jadi
selain menjelaskan tatacara pelaksanaan sosiodrama, guru juga harus menjelaskan apa yang harus
dilakukan oleh siswa yang menjadi penonton.
2. Penentuan pelaku atau pemeran
Setelah menentukan tema pelaksanaan sosiodrama selanjutnya guru mendorong peserta didik untuk
melaksanakan bermain peran, kemudian guru menentukan siapa saja yang menjadi pemain dalam
sosiodrama dan yang menjadi penonton. Guru bertugas menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh
pemain secara sungguh-sungguh, bagaimana pentingnya menjadi pemeran terhadap tema belajar kelas
mereka kali ini.
PROSES PEMBELAJARAN METODE
SOSIODRAMA

3.Tahap permainan sosiodrama


kemudian siswa dipersilakan untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang telah ditentukan sebelumnya selama
kurang 4-5 menit berdasarkan pendapat dan inisiatif mereka sendiri. Abu Ahmadi menambahkan dalam
melaksanakan sosio drama siswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan, menggambarkan, mengungkapkan,
suatu sikap yang dipikirkan seandainya ia menjadi tokoh yang diperankannya ssecara spontan.
4. Diskusi
Permainan dramatisasi dihentikan, kemudian para pemaim dipersilakan duduk, kemudian dilanjutkan dengan
diskusi di bawah pimpinan guru yang di ikuti oleh semua peserta didik. Diskusi berkissar pada tingkah laku para
pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita. Diskusi tersebut berupa tanggapan, pendapat, dan beberapa
kesimpulan.
5. Ulangan permainan
Permainan drama yang telah diperankan oleh beberapa anak sebelumnya kemudian diperankan kembali oleh
beberapa siswa yang menjadi penonton setelah di dapat kesimpulan dari diskusi yang dipimpin oleh guru
sebelumnya.
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN METODE
PEMBELAJARAN SOSIODRAMA
Kelebihan
Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berperan aktif mendramatisasikan sesuatu masalah sosial yang sekaligus
melatih keberanian serta kemampuanya melakukan suatu agenda di muka orang .

Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik melihat adegan seperti keadaan yang
sesungguhnya.

Para murid dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah memahami, membanding-banding, menganalisa serta
mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri.

Anak-anak menjadi terlatih berpikir kritis dan sistematis.

Kekurangan metode sosiodrama


Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif

Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksaan
pertunjukan

Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang kreatif

Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
SOSIODRAMA

Pada pembelajaran sosiodrama guru lebih bersifat sebagai fasilitator. Fasilitator


merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran dengan model
sosiodrama. Guru dalam pembelajaran ini bisa bertindak sebagai aktor, sutradara
atau penonton.
Peranan Fasilitator dalam pembelajaran ini menyampaikan sebuah prolog
memperkenalkan topik yang disesuaikan dengan audiens yang spesifik. kemudian
memperkenalkan para aktor dan memberikan gambaran dari TKP. Selama aksi dan
antar-tindakan, fasilitator memandu peserta dan juga mengarahkan dan
mengendalikan aktor untuk memastikan semua tema dibahas.
PEMBELAJARAN
PENYINGKAPAN/PENEMUAN

• Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah


memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama
dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating
concepts and principles in the mind.
KELEBIHAN PEMBELAJARAN
PENYINGKAPAN/PENEMUAN
a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
keterampilan dan proses- Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya. h. Membantu siswamenghilangkanskeptisme (keragu-raguan) karena mengarah padakebenaran
yang final dan tertentuatau pasti.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh
karenamenguatkan pengertian, ingatan dan transfer. i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajaryang baru.
danberhasil. k. Mendorong siswa berpikir danbekerja atas inisiatif sendiri.
d. Metode ini memungkinkan siswa berkembang l. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsic.
e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkanakalnya dan motivasi sendiri. n. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
f. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, Karena o. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya.
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
p. Meningkatkan tingkat penghargaanpadasiswa.

q. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

r. Dapat mengembangkan bakat dankecakapan individu.


KELEMAHAN PEMBELAJARAN
PENYINGKAPAN/PENEMUAN

a. Metode inimenimbulkan
asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yangkurang pandai, akan mengalami
kesulitan abstrak atauberpikiratau mengungkapkan hubunganantara konsep-
konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
b. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karenamembutuhkan
waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
c. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapandengan siswa dan
guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
d. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan
aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
e. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang
dikemukakan oleh para siswa
f. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatanuntukberpikiryang akan ditemukanoleh siswa karena
telah dipilih terlebih dahulu oleh guru
LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING ATAU PENEMUAN
Langkah Persiapan Metode Discovery Learning
1. Menentukan tujuan pembelajaran.
2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya).
3. Memilih materi pelajaran
4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajarisiswapeserta didiksecara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi)
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk
dipelajarisiswapeserta didik
6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau
dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajarsiswapeserta didik
Kontribusi dan implikasi teori belajar dan instruksional dalam teknologi pendidikan
merupakan suatu usaha yang dilakukan, khususnya yang didasarkan atas pengembangan
pendidikan dengan bertitik tolak untuk perbaikan pendidikan. Teori belajar
instruksional sangat besar perannya dibantu dengan peningkatan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Dahar, RW., 1991.Teori-Teori Belajar.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Holiwarni, B., dkk., 2008.Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Mata Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV SDN 016 Pekanbaru Kota(Laporan Penelitian).Pekanbaru:Lemlit UNRI

http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-discovery-learning.

http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discovery-learning-menurut-para-ahli-pdf-d368189396

http://prismabekasi.blogspot.com/2012/10/definisi-belajar-menurut-para-ahli.html

Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13, 2009Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X.

Rizqi, 2000.Pengembangan PerangkatPembelajaran Berorientasi Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guide-Discovery Learning)


yang Mengintegrasikan Kegiatan Laboratorium untuk Fisika SLTP Bahan Kajian Pengukuran. Tesis, UNESA (tidak dipublikasikan).

Syamsudini , 2012.Aplikasi Metode Discovery Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, Motivasi Belajar dan
Daya Ingat Siswa.

Syah, M., 1996.Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai