BAB I .................................................................................................................................2
PENDAHULUAN .............................................................................................................2
BAB II ...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1 Pilocytic Astrocytoma ........................................................................................3
2.1.1 CT – Scan Non – Kontras ...........................................................................3
2.1.2 CT – Scan Kontras .....................................................................................4
2.1.3 T1 ...............................................................................................................5
2.1.4 T2 ...............................................................................................................6
2.1.5 T1 Kontras ..................................................................................................9
2.1.6 T2/FLAIR ................................................................................................. 10
2.1.7 Difus ......................................................................................................... 11
2.2 Cerebellum Pilocytic Astrocytoma .................................................................... 11
2.2.1 Perbandingan dengan Medulloblastoma ................................................... 13
2.2.2 Perbandingan dengan Hemangioblastoma ................................................ 15
2.3 Optic Chiasm Pilocytic Astrocytoma........................................................ 18
2.3.1 Perbandingan dengan Pilomyxoid Astrocytoma ....................................... 20
2.4 Pineal Pilocytic Astrocytoma ........................................................................... 22
2.4.1 Perbandingan dengan Pineocytoma……………….…………………………..…..……24
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pemeriksaan radiologis terhadap suatu lesi, hal – hal yang perlu
diketahui pada awalnya adalah status pasien, diantara yang terpenting merupakan
jenis kelamin, usia, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat
operasi, dan riwayat penyakit sekarang. Hal ini dikarenakan gambaran radiologis
terhadap suatu lesi dapat menyerupai lesi lainnya dan pengetahuan akan status
pasien akan membantu. Selain itu pengetahuan dokter terhadap penggunaan
sequence pada MRI adalah hal yang krusial. Pilocytic astrocytoma memiliki
banyak diagnosa pembanding dan pengetahuan akan ciri pada T1, T2, T1 Kontras,
T2/FLAIR, DWI ADC akan menjadi kunci utama untuk meningkatkan keyakinan
akan diagnosa.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 2. CT – Scan Aksial pada Pilocytic Astrocytoma Supratentorial.
Jaringan padat (n) memiliki densitas yang isodense sementara kista (m)
memiliki densitas yang hipodense. 1
4
menyengat kontras dengan tajam. Pada 40% pasien memiliki
jaringan padat dengan pusat nekrotik dan menyengat kontras
dengan heterogen. Kista dapat menunjukan akumulasi kontras pada
pengambilan gambar yang tertunda (delayed images).1
2.1.3 T1
Pada pemeriksaan T1, jaringan padat memiliki intensitas
yang isointense atau hipointense terhadap grey matter sedangkan
bagian kista memiliki intensitas yang isointense atau hiperintense
terhadap cairan serebrospinal.1
C S
5
Gambar 5. T1 Sagittal pada Pilocytic Astrocytoma Supratentorial.
Jaringan padat (s) memiliki intensitas hipointense dan kista (c) memiliki
intensitas yang hipointense, namun memiliki tampak yang lebih gelap
dibandingkan dengan jaringan padat3.
2.1.4 T2
Pada pemeriksaan T2, jaringan padat memiliki intensitas yang
hiperintense terhadap grey matter sedangkan kista memiliki intensitas
yang isointense atau hiperintense terhadap cairan serebrospinal. Kista
memiliki tampak yang lebih terang dibandingkan jaringan yang padat. 1
6
Gambar 7. T2 Aksial pada Pilocytic Astrocytoma Supratentorial.
Jaringan padat (s) lebih gelap dibandingkan kista (c) dan memiliki intensitas
yang lebih tinggi dari grey matter. Kista memiliki hiperintesitas terhadap
cairan serebrospinal. Terdapat edema vasogenik (tanda panah) di sekeliling
tumor dan merupakan temuan yang atipik.1
7
Gambar 8. T2 Aksial pada Pilocytic Astrocytoma pada Batang Otak.
Jaringan padat (s) memiliki intentitas hiperintense dibandingkan dengan grey
matter. Kista (c) memiliki intensitas hiperintensitas terhadap cairan
serebrospinal. Terlihat ekstensi kista pada cisterna cerebellopontine (panah
putih)3.
8
2.1.5 T1 Kontras
Pada pemeriksaan T1 kontras, jaringan padat menyerap kontras dengan
tingkat yang tinggi dan memiliki penyerapan yang heterogen. Dinding
dari kista dapat terlihat menyengat kontras.1
SS C
9
C
S
S
C
2.1.6 T2/FLAIR
Pada pemeriksaan T2/FLAIR, jaringan padat memiliki intensitas yang
hiperintense terhadap grey matter. Isi daripada kista tidak sepenuhnya
tersupresi, dan menunjukan hiperintensitas terhadap cairan
serebrospinal.1,2
10
Gambar 10. T2/FLAIR Aksial pada Pilocytic Astrocytoma Cerebellum.
Jaringan padat (s) memiliki tingkat intensitas yang lebih tinggi dibadingkan
grey matter. Kista (c) menunjukan tampak yang lebih gelap dibandingkan
dengan jaringan padat tetapi memiliki tingkat intensitas yang lebih tinggi
dibandingkan cairan serebrospinal3.
2.1.7 Difus
Jaringan padat tumor memiliki tingkat difusi yang sama dengan grey
matter.1
11
cairan serebrospinal. Pada Diffuse Weighted Imaging (DWI), pada
umumnya akan dinilai kemampuan kebasan dari air untuk berdifusi
pada suatu jaringan. Pada umumnya DWI yang dianggap sebagai
restriktif adalah ketika ADC berada dibawah 1.0 – 1.1 x 10-3mm2/s
atau ketika terlihat adanya fenomena T2- Shine Through, yang juga
menunjukan intensitas tinggi pada DWI. Pada pilocytic astrocytoma
tidak ditemukan adanya difusi restriktif. Pilocytic astrocytoma
memiliki ADC 120 × 10−5 mm2/s.3
12
Gambar 13. T2/FLAIR Aksial pada Pilocytic Astrocytoma Cerebellum.
Jaringan padat terlihat memiliki intensitas yang lebih tinggi dibandingkan
grey matter dan kista. Kista (c) memiliki intensitas yang lebih tinggi dari
cairan serebrovaskuler3.
13
perbedaan adalah adanya restriksi diffusi (<1.0), yaitu <0.9
pada DWI.3,4
14
Gambar 17. DWI Aksial pada Medulloblastoma Cerebellum.
Terlihat adanya hiperintensitas pada tumor pada tampilan DWI yang
memberikan kesan T2 – Shine Through yang menandakan adanya
difusi yang restriksi3.
15
Gambar 18. Perbandingan T1 Aksial pada Pilocytic Astrocytoma
(kiri) dan Hemangioblastoma (kanan). Kedua tumor memiliki
jaringan padat yang isointense terhadap grey matter dan memiliki
kista yang hipointense dibandingkan grey matter3.
16
Gambar 20. Perbandingan T1 kontras aksial pada pilocytic
astrocytoma (kiri) dan pada hemangioblastoma (kanan). Kedua
tumor memiliki jaringan padat yang menyerap kontras dan
memberikan tampilan enhancing3.
17
Gambar 22. Perfusion Weighted Imaging Aksial pada
Hemangioblastoma. Warna merah menandakan bahwa daearah
tersebut memiliki tingkat perfusi yang tinggi. Dapat dinilai dari
Gambar 21 dan 22 bahwa rCBV pada Hemangioblastoma secara
signifikan lebih tinggi3.
18
Gambar 23. T1 Aksial pada Pilocytic Astrocytoma Optic Chiasm.
Terlihat bahwa jaringan padat (tanda panah) mempunyai intensitas yang
isointense dibandingkan dengan grey matter3.
19
Gambar 25. T1 Kontras pada Pilocytic Astrocytoma pada Optic Chiasm.
Jaringan padat (panah putih) pada tumor terlihat mempunyai enhancement
yang heterogen dan memiliki intensitas yang lebih tinggi dibandingkan grey
matter3.
20
padat. T1 kontras pada pilomyxoid astrocytoma memiliki
deskripsi intensitas yang sama, yaitu adanya penyerapan
kontras , dan pada DWI juga terdapat deskripsi yang sama
yaitu tidak ada difusi yang restriksi.
Gambar 27. T1 Kontras Aksial pada Pilomyxoid Astrocytoma. Bentuk lesi dari
pilomyxoid astrocytoma dapat bervariasi, dan bentuk H “H-Shaped lesion” merupakan
21
ciri khas dari pilomyxoid astrocytoma. Dengan kontras, pilomyxoid astrocytoma
menyerap kontras dan terlihat sebagai hyperintense3.
22
2.4.1 Perbandingan dengan pineocytoma
Pineocytoma merupakan tumor parenkimal yang memiliki
klasifikasi WHO Grade I Pineal Tumor, yang memiliki
diferensiasi sama tingkat dengan pilocytic astrocytoma.
Perbedaan pada pineocytoma dengan pilocytic astrocytoma
adalah kehadiran dari kalsifikasi perifer yang disebut sebagai
“exploded calcification”. Pilocytic astrocytoma pada beberapa
literatur dideskripsikan mampu memiliki kalsifikasi namun
hanya terdapat pada berbagai kasus saja.1,3
23
A
24
tumbuh pada lebih dari 1 tempat yang berbeda. Persebaran yang
paling tinggi adalah pada bagian midline. Penemuan yang khas
ditemukan pada germinoma adalah penemuan kalsifikasi pada daerah
sentral massa yang disebut sebagai “engulfing calcification” pada CT
– Scan non kontras. Pada DWI ditemukan bahwa germinoma
memiliki difusi yang terestriksi, sedangkan pilocytic astrocytoma
tidak memiliki difusi yang terestriksi.7,8
25
Gambar 33. Perbandingan DWI Aksial pada Pineal Germinoma
(kiri) dan Pilocytic Astrocytoma (kanan). Terlihat pada pineal
germinoma bahwa tumor terlihat hiperintense dan menunjukan difusi
restriksi. Sedangkan pada pilocytic astrocytoma terdapat tumor
dengan intensitas yang hipointense dan menunjukan difusi yang tidak
terestriksi.9,10
26
BAB III
KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
28