Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/277216844

Analisis Faktor Risiko Status Kematian Neonatal Studi Kasus Kontrol di


Kecamatan Losari Kabupaten Brebes Tahun 2006

Article  in  JURNAL PROMOSI KESEHATAN INDONESIA · January 2008

CITATIONS READS

4 93

4 authors, including:

Cahya Purnami
Universitas Diponegoro
12 PUBLICATIONS   19 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Cahya Purnami on 12 August 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 / No. 1 / Januari 2008

Analisis Faktor Risiko Status Kematian Neonatal


Studi Kasus Kontrol di Kecamatan Losari Kabupaten Brebes Tahun 2006

Priyadi Nugraha Prabamurti *), Cahya Tri Purnami **), Laksmono Widagdo *),
Sigit Setyono ***)
*)
Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UNDIP
**)
Bagian Biostatistik dan Kependudukan FKM UNDIP
***)
Puskesmas Losari Kabupaten Brebes

ABSTRACT

Background: The efforts to reach the national target to decreasing infant mortality, what in
this time still become governmental priority programs. Nationally, mortality rate in this last
decade had decreased excessively, from 50 per a thousand alive births in 2001 becoming 39
per a thousand alive births in 2005. The number revealed if seen at mortality neonatal still
high enough.
Method: This is an analytical survey research with case-control approach. Research subjects
consists of 29 women having infant which die at neonatal age as a case group, and 29 women
having alive infant passed a neonatal period, as a control group. Source of data obtained
from secondary data to verbal autopsy record, history of pregnant woman and confinement
note from public health center (Puskesmas). Data analyzing by univariate and bivariate
analysis. Statistical test by Chi Square test that significance rate determined if p -value less
than 0.05 and calculation of Odds Ratio (OR>1).
Result: Result of analysis indicates that mother age (p = 0.0023 and OR = 7.69), parity (p =
0.0006 and OR = 8.25), helper of confinement (p = 0.044 and OR = 6.07), born baby weight
(p = 0.016 and OR=6,12) and condition of baby breathing effort (p= 0.001 and OR = 7.85),
significantly risked to neonatal status. It is conclude that mother age, parity, helper of
confinement, born baby weight and condition of baby breathing effort is risked to neonatal
status. It is suggested to maturing marriage age and management of birth at healthy
reproduction age, increasing of neonatal call so that can decreasing mortality rate.

Keywords: neonatal mortality status, risk factors, pregnant woman

1
Socio-Cultural And Socio-Sexual ... (Zahroh Shaluhiyah)

PENDAHULUAN untuk kegiatan KIA dasar dan keluarga


Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia berencana, termasuk di dalamnya pendekatan
diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan tempat pelayanan yakni dengan ditempatkannya
dan kualitas sumber daya manusia, yang dapat tenaga bidan di desa dan pembangunan pondok
dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan bersalin desa. (Depkes RI, 1994a).
hidup, menurunkan angka kematian ibu dan Upaya mencegah kematian bayi melalui
anak, meningkatkan kesejahteraan keluarga, kegiatan penimbangan untuk pemantauan berat
meningkatkan produktifitas kerja, serta badan, rehidrasi oral untuk penanggulangan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk diare, pemberian air susu ibu untuk meningkatkan
berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 1999). daya tahan bayi dan imunisasi khususnya untuk
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan melindungi dari beberapa penyakit infeksi, telah
nasional adalah menurunkan angka kematian berhasil menurunkan angka kematian bayi secara
bayi, yang saat ini masih menjadi program nyata, khususnya pada komponen bayi berusia
prioritas pemerintah. Berdasarkan Survei antara satu bulan hingga 11 bulan. Namun untuk
Demografi Kesehatan Indonesia tahun 1997, komponen neonatus belum menunjukkan angka
angka kematian bayi telah mengalami penurunan penurunan yang bermakna (Depkes RI, 1994b).
yang cukup tajam dari 112 perseribu kelahiran Hasil penelitian evaluasi Hakimi,
hidup pada tahun 1980 menjadi 52,5 perseribu menunjukkan bahwa intervensi melalui program
kelahiran hidup pada tahun 1997, namun peningkatan kemampuan kader kesehatan desa
dibandingkan negara ASEAN lainnya ,angka ini untuk kesehatan ibu dan anak ( KKD-KIA)
masih lebih tinggi. Angka Kematian Bayi di walaupun dapat memperbaiki hasil kehamilan
Malasyia 11, Philipina, 40, Singapura 3,6, Thai- pada kelompok ibu berisiko rendah tetapi tidak
land 5,8, dan Brunei 6,9 perseribu kelahiran hidup memperbaiki kelangsungan hidup anak sampai
(SEAMIC, 1998). tahun pertama kehidupannya. Program juga tidak
Menurut SKRT 2001, dari seluruh angka menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
kematian bayi yang ada 39 persen kematian pada daerah perlakuan dan kontrol, serta
terjadi pada masa neonatal. Proporsi kematian terhadap terjadinya kematian perinatal.
neonatal ini sama dengan hasil SKRT tahun 1995 Diperlukan perhatian yang lebih besar lagi
meskipun pelayanan kesehatan bayi dan anak mengingat upaya ini memerlukan penanganan
semakin meningkat (Sarimawar, 2006). yang lebih spesifik dan komprehensif (Ochman,
Kematian bayi pada masa neonatal terutama 1999).
disebabkan oleh tetanus neonatorum dan Rawannya tingkat kesehatan ibu dan bayi
gangguan perinatal sebagai akibat dari kehamilan menuntut konsekuensi bahwa masalah
risiko tinggi seperti :asfiksia, bayi berat lahir pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan
rendah, dan trauma lahir. Derajat kesehatan neo- khususnya bagi ibu hamil dan bayi baru lahir
natal itu sendiri sangat terkait dengan kesehatan menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan
ibu semasa kehamilan, pertolongan persalinan di Indonesia. Hal tersebut dalam rangka
dan perawatan bayi baru lahir. Untuk itu berbagai mencapai tujuan pembangunan di bidang
upaya yang dinilai mempunyai dampak ungkit kesehatan masyarakat yaitu tercapainya Indo-
besar terhadap penurunan angka kematian bayi nesia sehat tahun 2010, sehingga tercapai kualitas
telah dilaksanakan antara lain melalui peningkatan dan taraf hidup, kecerdasan serta kesejahteraan
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan masyarakat. Hal ini berarti, upaya peningkatan
pelayanan kesehatan dasar di tingkat masyarakat, kesehatan neonatal tidak dapat dipisahkan
upaya pendayagunaan dan intensifikasi posyandu dengan upaya peningkatan kesehatan ibu,

2
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 / No. 1 / Januari 2008

mengingat upaya peningkatan kualitas hidup Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis
manusia dipengaruhi oleh kualitas manusia sejak variabel-variabel tertentu yang diduga merupakan
masih dalam kandungan hingga lahir dan masa risiko status kematian neonatal di kecamatan
pertumbuhan serta perkembangannya. Losari Kabupaten Brebes tahun 2006.
Penyebab utama kematian neonatal adalah
asfiksia, komplikasi pada bayi berat lahir rendah METODE PENELITIAN
(BBLR), tetanus neonatorum dan trauma Penelitian ini merupakan penelitian analitik
kelahiran serta akibat kelainan kongenital yang dengan pendekatan case control (kasus
sebetulnya sebagian besar dari kematian tersebut pembanding) untuk mempelajari hubungan antara
dapat dicegah melalui pemeliharaan kesehatan faktor risiko sebagai variabel bebas terhadap
ibu selama masa kehamilan penolong persalinan kejadian kematian neonatal sebagai variabel
yang aman dan bersih, serta penanganan yang terikat (Notoadmodjo, 2003; Chandra, 1995).
adekuat terhadap bayi baru lahir terutama yang Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang
berisiko tinggi (Depkes RI, 1994b). melahirkan bayi meninggal pada usia 0 sampai
Kabupaten Brebes yang merupakan daerah 28 hari sebagai kelompok kasus, dan ibu yang
dengan jumlah penduduk terbesar di Jawa melahirkan bayi hidup sebagai kelompok
Tengah yaitu sekitar 1.727.708 jiwa, pada tahun pembanding dari bulan Januari sampai dengan
2004 jumlah kematian neonatalnya tercatat 8,24 bulan Desember tahun 2006 . Pada penelitian
per 1000 kelahiran hidup, ini berarti lebih tinggi ini karena jumlah populasi kasus hanya 29 maka
dari rata-rata propinsi Jawa tengah yang hanya semua dijadikan sebagai sampel penelitian.
6,62 per 1000 kelahiran hidup. Di wilayah kerja Kelompok kontrol ditetapkan dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes sampai perbandingan satu kasus satu kontrol (1: 1)
bulan Desember 2006 tercatat 119 kasus dengan matching latar belakang sosial ekonomi
kematian dari jumlah persalinan sebanyak 35.292 yang sama ( menggunakan data pentahapan
yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Keluarga Sejahtera BKKBN ) dan tempat
Brebes. Di wilayah Puskesmas Kecamatan persalinan yang terdekat dengan kasus (dalam
Losari tahun 2006 tercatat kasus kematian neo- satu desa ) atau masih dalam 1 wilayah
natal sebanyak 29 kasus dari 2733 kelahiran puskesmas.
hidup atau sekitar 24,37% dari total kematian Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
neonatal Kabupaten Brebes (Dinkes Brebes, untuk kelompok kasus adalah :
2006). Angka ini merupakan jumlah yang tidak Kriteria inklusi :
sedikit dan perlu perhatian dan penanganan yang 1. Kematian neonatal di Kecamatan Losari
serius. Disisi lain berbagai program untuk pada persalinan tunggal (tidak kembar).
mengatasi hal itu telah dilakukan antara lain 2. Lahir hidup.
penempatan bidan desa di setiap desa, Kriteria eksklusi :
dibentuknya puskesmas keperawatan di tiap 1. Tidak tertangani sebelum mendapat
kecamatan yang mempunyai Pelayanan pertolongan.
Obstetrik Neonatal Emergency Dasar (PONED). 2. Riwayat ibu mengalami sakit berat.
Berdasar latar belakang tersebut pertanyaan Adapun kriteria inklusi dan eksklusi untuk
penelitian yang diajukan adalah “apakah umur kelompok kontrol adalah :
ibu, paritas, penolong persalinan, berat bayi lahir Kriteria inklusi :
dan keadaan bayi untuk bernafas merupakan Bayi hidup melewati masa neonatal di
faktor resiko terhadap status neonatal di wilayah Kecamatan Losari pada persalinan tunggal (tidak
puskesmas Kecamatan Losari tahun 2006 ?”. kembar)

3
Analisis Faktor Risiko Status... (Priyadi N.P., Cahya Tri P., Laksmono W,Sigit S)

Kriteria eksklusi : b). Odds Ratio (OR)


Bayi hidup melewati masa neonatal di Untuk mendapatkan faktor risiko yang
Kecamatan Losari pada persalinan ganda bermakna pada tingkat signifikansi a = 0,05 dan
(kembar) Confidence Interval ( CI) 95 % menggunakan
Variabel terikat pada penelitian ini adalah Odds Ratio (Budiarto, 2002) yang
status neonatal, sedangkan variabel bebas terdiri perhitungannnya menggunakan rumus:
dari :
a) Faktor biologis ibu, yang meliputi umur ibu OR = a x d
dan paritas, . b xc
b) Faktor pelayanan kesehatan, yaitu penolong
persalinan,
c) Faktor Bayi, yang meliputi berat bayi lahir Efek (+) Efek (-) jumlah
dan kondisi nafas bayi. FaktorRisiko (+) a B a+b
Sumber data sekunder kasus berasal dari FaktorRisiko (- ) C D c+d
dokumen autopsi verbal kematian neonatal selama Jumlah a+c b+d a+b+c+d
tahun 2006, yang ada di Dinas Kesehatan
Kabupaten Brebes dan riwayat ibu hamil serta Keterangan :
catatan persalinan di Puskesmas Kecamatan Rumus OR dipakai untuk penelitian case
Losari Kabupaten Brebes. Alat ukur yang control. Jika nilai:
digunakan adalah: Formulir untuk mencatat data 1) Odds Ratio sama dengan satu (OR = 1)
autopsi verbal, riwayat ibu hamil, dan catatan menunjukkan bahwa faktor yang diteliti
persalinan .Pengumpulan data dilakukan dengan bukan merupakan risiko untuk terjadinya
cara menggali dari sumber data sekunder yang efek.
meliputi : autopsi verbal (meliputi paritas, umur bayi 2). Odds Ratio lebih besar dari satu (OR > 1)
waktu meninggal, berat bayi lahir, penolong menunjukkan bahwa benar faktor tersebut
persalinan), riwayat ibu hamil, (meliputi : umur ibu, menyebabkan efek.
penolong persalinan, hasil akhir kehamilan), dan 3). Odds Ratio kurang dari satu (OR < 1)
catatan persalinan (meliputi berat bayi lahir,kondisi menunjukkan bahwa faktor yang diteliti
bayi lahir: normal/ asfiksia/ cacat bawaan). bukan merupakan risiko, melainkan bersifat
Pengolahan Data melalui tahapan edit- protektif (Sastroasmoro, dkk, 1995)
ing, koding, entri dan tabulasi data. Adapun
analisis data yang digunakan adalah analisis HASIL DAN PEMBAHASAN
bivariat, meliputi : A. Kaitan antara umur ibu dengan kematian
a) Chi Square neonatal
Analisis bivariat yang digunakan untuk Kaitan antara umur ibu dengan kematian
mengetahui hubungan antara beberapa variabel neonatal ditampilkan pada tabel 1.
independen dengan variabel dependen dengan Tabel 1. menunjukkan bahwa persentase
menggunakan Uji X2 atau chi-square (Budiarto, bayi yang mati pada usia neonatal dari ibu yang
2002). Kriteria uji hubungan antara variabel berusia < 20 dan > 35 tahun (55,17%), lebih
bebas dan variabel terikat berdasarkan nilai p ( besar dari jumlah bayi yang hidup pada ibu yang
p value) yang dihasilkan dan dibandingkan dengan berusia < 20 dan > 35 tahun (13,79%),
nilai kemaknaan yang dipilih. Hipotesis Nol (Ho) sedangkan ibu yang berusia 20 sampai 35 tahun
ditolak jika nilai p < 0,05 dan Ho diterima jika dengan kasus neonatal yang hidup (86,21%)
nilai p >0,05 lebih besar dibandingkan dengan neonatal yang
mati (44,83%).
4
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 / No. 1 / Januari 2008

Keadaan ini menunjukkan bahwa sebagian dengan penelitian Kasmiyati dkk. yang
besar ibu hamil dan melahirkan pada masa menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan dari
reproduksi yang baik yaitu umur 20 – 35 tahun. ibu yang berumur kurang dari 20 tahun memiliki
Ibu yang hamil dan melahirkan pada usia < 20 risiko kematian neonatal 2 kali lebih besar dari
tahun dan > 35 tahun mempunyai risiko bayi yang dilahirkan dari ibu yang berumur antara
kehamilan sebagai penyebab tidak langsung 20-34 tahun (Kasmiyati, 1991). Hasil analisis
terhadap kejadian kematian neonatal dini yang telah dilakukan berdasarkan data SKRT
(Depkes RI : 1994a, 1994b; Wiknjosastro, 1995 , juga menyimpulkan hasil yang sama
1993; Mosley, 1984; Paryati, 1990). bahwa umur ibu pada waktu melahirkan
Hasil analisis dengan Yate’s correction merupakan salah satu faktor risiko dari kejadian
menunjukkan nilai p = 0,002 maka Ho ditolak, kematian neonatal dini (Lubis, 1998)
yang berarti ada hubungan antara umur ibu B. Kaitan antara paritas dengan kematian
dengan kematian neonatal. Analisis dengan OR neonatal
diperoleh nilai OR = 7,69 yang berarti bayi yang Kaitan antara paritas ibu dengan kematian
dilahirkan dari ibu yang berusia kurang dari 20 neonatal ditampilkan pada tabel 2.
tahun dan lebih dari 35 tahun memiliki risiko Tabel 2 memperlihatkan bahwa persentase
kematian neonatal 7,69 kali dibanding bayi yang bayi yang mati pada usia neonatal dari ibu dengan
dilahirkan dari ibu yang berumur antara 20 – 35 paritas 0 dan ³ 4 persentasenya lebih besar (
tahun. 75,86%) dari pada bayi yang hidup pada ibu
Melahirkan pada usia < 20 tahun yang berparitas sama (27,59%), sedangkan ibu
meningkatkan risiko kematian neonatal karena dengan paritas 1 sampai 3 persentase neonatal
kondisi fisiologis ibu yang belum matang, yang hidup (72,41%) lebih besar dibandingkan
sedangkan usia > 35 tahun kemampuan ibu untuk dengan neonatal yang mati (24,14%).
mengejan pada saat persalinan berkurang Hal ini berkaitan dengan belum pulihnya or-
(Paryati, 1990). Hasil ini tidak jauh berbeda gan reproduksi dalam menerima terjadinya

Tabel 1. Kaitan antara umur ibu dengan kematian neonatal di Kecamatan Losari Tahun 2006

Tabel 2. Kaitan antara paritas ibu dengan kematian neonatal di Kecamatan Losari Tahun 2006

5
Analisis Faktor Risiko Status... (Priyadi N.P., Cahya Tri P., Laksmono W,Sigit S)

kehamilan. Apabila jumlah paritas kecil maka otot bayi yang mati pada usia neonatal dari ibu yang
uterus masih kuat, kekuatan mengejan belum persalinannya ditolong oleh dukun lebih
berkurang, kejadian komplikasi persalinan besar (31,03%) dibandingkan dengan neonatal
maupun partus lama yang dapat membahayakan yang hidup (6,90%), sedangkan persalinan yang
ibu maupun bayinya akan semakin kecil (Depkes ditolong oleh medis, neonatal yang hidup
RI, 1994a; Mosley, 1984; Triputro, 1997; Wahid persentasinya lebih besar (93,10%),
2000). dibandingkan dengan yang mati (68,97%).
Hasil analisis dengan Yate’s correction Dalam upaya pembinaan dan pelayanan
menunjukkan nilai p = 0,0006 maka Ho ditolak, program kesehatan ibu dan anak di Indonesia,
yang berarti ada hubungan antara paritas dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
kematian neonatal. Analisis dengan OR diperoleh telah mengambil kebijaksanaan untuk
nilai OR = 8,25 yang berarti bayi yang dilahirkan pertolongan persalinan pada tingkat pelayanan
dari ibu dengan paritas 0 dan ³4 memiliki risiko kesehatan dasar, hanya dibenarkan menangani
kematian neonatal 8,25 kali lebih besar dibanding persalinan normal. Ibu hamil dengan faktor risiko
bayi yang dilahirkan dari ibu dengan paritas 1 - 3. persalinannya harus dilaksanakan oleh tenaga
Hasil ini sama dengan penelitian yang profesional, sedangkan kehamilan risiko tinggi,
dilakukan di Purworejo menyimpulkan penanganannya harus dilakukan pada fasilitas
bahwa paritas merupakan faktor risiko kesehatan rumah sakit yang mempunyai tenaga
terjadinya kematian neonatal (Wahid, 2000). dokter ahli kebidanan (Depkes RI, 1994a).
C. Kaitan antara penolong persalinan Penolong persalinan yang baik (tenaga
dengan kematian neonatal kesehatan) bisa mendeteksi faktor yang berisiko
Kaitan antara penolong persalinan dengan terhadap kematian neonatal serta mempunyai
kematian neonatal disajikan pada tabel 3. pengetahuan, ketrampilan dan alat untuk
Tabel 3 menunjukkan bahwa persentase memberikan pertolongan persalinan yang aman,

Tabel 3. Kaitan antara penolong persalinan dengan kematian neonatal di Kecamatan Losari tahun
2006

Tabel 4. Kaitan antara berat bayi lahir dengan kematian neonatal di Kecamatan Losari tahun 2006

6
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 / No. 1 / Januari 2008

termasuk bersih serta memberikan pelayanan dibandingkan dengan yang mati (58,62%).
nifas pada ibu dan bayinya (Depkes RI, 2002) Kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan
Hasil analisis dengan Yate’s correction dalam periode neonatal dini sangat erat
menunjukkan nilai p = 0,044 maka Ho ditolak, hubungannya dengan berat badan lahir (Depkes
yang berarti ada hubungan antara penolong RI, 1994b).
persalinan dengan kematian neonatal. Analisis Hasil analisis dengan Yate’s correction
dengan OR diperoleh nilai OR = 6,07 yang menunjukkan nilai p = 0,0164 maka Ho ditolak,
berarti bayi yang dilahirkan dari ibu yang pada yang berarti ada hubungan antara Berat bayi lahir
saat persalinannya ditolong oleh dukun memiliki dengan kematian neonatal.Analisis dengan OR
risiko kematian neonatal 6,07 kali lebih besar diperoleh nilai OR = 6,12 yang berarti bahwa
dibanding bayi yang lahir ditolong oleh tenaga bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari
medis. 2500 gram memiliki risiko kematian neonatal 6,12
Penelitian yang dilakukan di beberapa negara kali lebih besar dibanding bayi yang lahir dengan
Asia Tenggara menunjukkan ada perbedaan yang berat lahir 2500 gram atau lebih.
signifikan terhadap kematian perinatal pada Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan dan
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan pematangan (maturasi) organ dan alat-alat tubuh
dibandingkan dengan persalinan yang ditolong belum sempurna, akibatnya BBLR sering
oleh dukun (Lubis, 1998). Penelitian lainnya juga mengalami komplikasi yang berakhir dengan
menyimpulkan hasil yang sama bahwa persalinan kematian (Depkes RI, 2000). Hasil ini sama
yang ditolong oleh tenaga kesehatan memiliki dengan Penelitian yang dilakukan di Purworejo
risiko kematian neonatal lebih rendah disimpulkan bahwa BBLR merupakan faktor
dibandingkan dengan persalinan yang ditolong risiko terjadinya kematian neonatal (Wahid,
oleh bukan tenaga kesehatan (Kasmiyati, 1991). 2000). Penelitian di Banjarmasin juga
D. Kaitan antara berat bayi lahir dengan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda
kematian neonatal. bahwa BBLR dapat meningkatkan risiko
Kaitan antara berat bayi lahir dengan terjadinya kematian neonatal sebesar 6,5 kali
kematian neonatal ditampilkan pada tabel 4. lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir
Tabel 4 menunjukkan bahwa persentase dengan berat ³ 2500 gram (Ochman, 1999).
bayi yang meninggal pada usia neonatal dengan E. Kaitan antara kondisi usaha bernapas
berat lahir < 2500 gram (BBLR) lebih besar bayi.
(41,38%) dari pada yang hidup (10,34%), Kaitan antara kondisi usaha bernapas bayi
sedangkan berat bayi lahir ³ 2500 gram dengan kematian neonatal ditampilkan pada
persentase yang hidup lebih besar (89,66%), tabel 5.

Tabel 5. Kaitan antara kondisi usaha bernapas bayi dengan kematian neonatal di Kecamatan
Losari tahun 2006

7
Analisis Faktor Risiko Status... (Priyadi N.P., Cahya Tri P., Laksmono W,Sigit S)

Tabel 5 menunjukkan bahwa persentase persalinannya ditolong oleh medis (81,03)


bayi yang mengalami asfiksia lebih banyak yang 4. Persentase bayi dengan berat bayi lahir <
meninggal pada usia neonatal (62,07%) dari 2500 gram (BBLR) pada kelompok kasus
pada yang hidup (17,24%), sedangkan neonatal (25,86%), lebih kecil dari persentase bayi
yang tidak asfiksia kasus yang hidup lebih banyak dengan berat bayi lahir ³ 2500 gram yang
(82,76%), bila dibandingkan dengan yang mati ada dikelompok kontrol (74,14%).
(37,93%). 5. Persentase bayi yang mengalami asfiksia ada
Asfiksia waktu lahir merupakan penyebab (39,66%), lebih kecil dari persentase bayi
utama lahir mati dan kematian neonatal terutama yang tidak asfiksia pada kelompok kontrol
pada bayi berat lahir rendah (Depkes RI, 1994b). (60,34%).
Hasil analisis dengan Yate’s correction 6. Sebagian besar kasus kematian neonatal
menunjukkan nilai p = 0,001 maka Ho ditolak, disebabkan karena asfiksia (58,62%)
yang berarti ada hubungan antara asfiksia dengan 7. Ada hubungan antara umur ibu dengan sta-
kematian neonatal. Analisis OR diperoleh nilai tus kematian neonatal (p = 0,0023 ; OR=
OR = 7,85 yang berarti bayi yang pada waktu 7,69).
lahir mengalami asfiksia memiliki risiko kematian 8. Ada hubungan antara paritas dengan status
neonatal 7,85 kali lebih besar dibanding bayi yang kematian neonatal (p = 0,0006 ; OR
pada waktu lahir tidak mengalami asfiksia. = 8,25).
Asfiksia menyebabkan bayi akan mengalami 9. Ada hubungan antara penolong persalinan
penurunan denyut jantung secara cepat, tubuh dengan status kematian neonatal (p =
menjadi biru atau pucat dan refleks-refleks 0,044 ; OR = 6,07).
melemah sampai menghilang (Depkes RI, 2000). 10. Ada hubungan antara berat bayi lahir dengan
Penelitian dengan hasil yang sama dilakukan di status kematian neonatal (p= 0,016 ; OR =
Purworejo yang menyimpulkan bahwa asfiksia 6,12)
merupakan salah satu penyebab kematian neo- 11. Ada hubungan antara kondisi usaha napas
natal dengan nilai OR sebesar 10,03 (Wahid, bayi dengan status kematian neonatal (p =
2000). Hasil ini juga tidak jauh berbeda dengan 0,001 ; OR = 7,85).
penelitian yang dilakukan di Banjarmasin yang
menyimpulkan bahwa Asfiksia merupakan salah
satu penyebab terjadinya kematian neonatal KEPUSTAKAAN
dengan nilai OR sebesar 6,5 (Ochman, 1999). Chandra Budiman. 1995. Pengantar Statistika
Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran
SIMPULAN EGC. Jakarta.
1. Persentase ibu yang berumur <20 tahun dan Depkes RI.1994a. Pedoman Pelaksanaan
> 35 tahun pada kelompok kasus Upaya Peningkatan Kesehatan Neonatal.
(34,48%), lebih kecil dari persentase Dirjen Binkesmas Jakarta.
kelompok kontrol (65,52). Depkes RI.1994b. Buku Pedoman Pelayanan
2. Persentase ibu yang mempunyai paritas 0 dan Upaya Kesehatan Perinatal di Wilayah
³4 pada kelompok kasus (51,72%), lebih Puskesmas. Dirjen Binkesmas Jakarta.
besar dari persentase ibu yang mempunyai
paritas 1 sampai 3 (48,28 %). Depkes RI. 1999. Indonesia sehat 2010: Visi
3. Persentase ibu yang persalinannya ditolong Baru, Misi, Kebijakan, dan Strategi
oleh dukun pada kelompok kasus (18,97 Pembangunan Kesehatan. Jakarta.
%), lebih kecil dari persentase ibu yang

8
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 / No. 1 / Januari 2008

Departemen Kesehatan RI. 2002. Program Safe Paryati, Sanusi,R, Soetrisno. 1990. Umur Ibu
Motherhood di Indonesia. Direktorat Melahirkan dan Berat Lahir Mati. Berita
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Kedokteran Masyarakat, Vol. VI (1),
Jakarta. pp.4-7.
Depkes RI. 2000. Pedoman Pelayanan SEAMIC Health Statistic. 1998. International
Kesehatan Neonatal Esensial. Dirjen MedicaL Foundation of Japan. Tokyo.
Binkesmas. Jakarta. Sarimawar , Djaja. 2006. Penyakit Penyebab
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes. 2006. Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal) dan
Laporan Tahunan Kematian neonatal. Sistem Pelayanan Kesehatan yang
Kasmiyati, AsihL., Tjitra E., Oesman H. 1991. Berkaitan Di Indonesia, http: iidiiib. litbang
Factors Influencing Infant Mortality in In- depkes go.id.
donesia. Journal of Population, Vol. 3, No Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael.
1, June:pp.156. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Lubis,, Agustina, Budiarsono, Ratna Sarimawar, Klinis. Bina Rupa Aksara. Jakarta.
Inswari. 1998. Distribusi Kematian perina- Triputro Nugroho. 1997. Faktor Risiko
tal pada kasus persalinan di Rumah dan di Kematian Perinatal Di Kabupaten Sleman.
Fasilitas Kesehatan. Jurnal Epidemiologi In- Tesis S2 UGM Yogyakarta.
donesia, 2:1:24-30. Wahid. 2000. Analisis Faktor Risiko Kematian
Mosley, WH. 1984. Suatu Kerangka Analisis Neonatal : Studi Nested Case Control di
Untuk Studi Kelangsungan Hidup Anak Di Kabupaten Purworejo. Tesis S2 UGM
Negara Berkembang, Terjemahan Masri Yogyakarta.
Singarimbun Gadjahmada University Press. Wiknjosastro, G.H. 1993. Prospective Perinatal
Yogyakarta. problems in Developing Countries in:
Notoatmodjo S. 2003. Metodologi Penelitian Sofoewan, H.M.S.,and Soeprono,B.W.,
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. (eds.) Recent Advances in Perinatology.
Ochman Andiek. 1999. Faktor-Faktor Risiko Center for Perinatology Faculty of Medi-
Kematian Neonatal Dini dan Lahir Mati di cine. Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Kotamadya Banjarmasin. Tesis S2 UGM.
Yogyakarta.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai