Anda di halaman 1dari 3

Nama : Grace Liberty Dara Cega

Kelas : X MIPA A
No. Absen : 15
Tugas : Ringkasan Sejarah

D. Perkembangan Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara


1. Kehidupan Manusia pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan merupakan tahap awal kehidupan manusia.
Salah satu ciri kehidupan pada masa ini adalah tingginya ketergantungan manusia terhadap alam.
Pada masa ini manusia menghabiskan 90% waktu hidupnya dengan berburu dan mengumpulkan
makanan. Selain berburu, manusia mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, dan menangkap
ikan.

a. Kehidupan Sosial Budaya


Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan kehidupan manusia purba
masih sederhana. Pada masa ini manusia purba sudah hidup secara berkelompok meskipun
dalam jumlah relatif kecil sekira 10-15 orang. Dengan hidup berkelompok, manusia purba
memiliki rasa aman dan mampu menghadapi bahaya dari serangan binatang buas. Selain itu,
mereka lebih mudah mendapatkan makanan.
Hasil kebudayaan peninggalan masa berburu dan mengumpulkan makanan sebagian
besar berupa alat-alat batu yang masih sederhana. Beberapa peralatan tersebut seperti
berikut.
1) Kapak perimbas memiliki permukaan meruncing pada salah satu sisinya dan kulit batu
masih melekat pada bagian pangkal.
2) Kapak genggam berupa batu yang dibentuk menjadi semacam kapak tetapi belum
bertangkai.
3) Kapak penetak memiliki bentuk mirip dengan kapak perimbas.
4) Alat-alat serpih atau flakes merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam
yang dibentuk menjadi tajam. Alat ini misalnya pisau, gurdi, dan tombak.
b. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan erat
hubungannya dengan aktivitas berburu bintang dan mengumpulkan umbi-umbian serta
dedaunan untuk dimakan. Manusia hidup dalam kelompok-kelompok kecil, sering berpindah
(nomaden), dan tinggal di gua-gua karang sekitar sungai, danau, atau pantai.

2. Kehidupan Manusia pada Masa bercocok Tanam dan Beternak


Masa bercocok tanam dan beternak merupakan tahapan yang menandai perkembangan
kemampuan berpikir manusia. Manusia pada masa ini sudah menetap di suatu wilayah. Dalam
kehidupan menetap manusia memenuhi kebutuhan dari hasil bercocok tanam dengan menanam
jenis-jenis tanaman yang semula tumbuh liar. Dari pola kehidupan bercocok tanam ini manusia
sudah dapat menguasai lingkungan alam.
a. Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan sosial manusia purba pada masa bercocok tanam mengalami
perkembangan pesat. Mereka sudah memiliki tempat tinggal tetap dengan cara membangun
permukiman yang biasanya berada di sekitar sumber air, seperti tepi sungai, danau, dan
pantai. Pola hidup menetap menjadikan hubungan sosial dalam kelompok semakin erat.
Kondisi ini menunjukkan pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling
membutuhkan.
Pada masa ini diperkirakan telah muncul sistem masyarakat yang dipimpin oleh
seorang kepala suku. Sosok kepala suku merupakan orang yang sangat dipercaya dan ditaati
untuk memimpin sebuah kelompok masyarakat. Pemilihan kepala suku biasanya dilakukan
dengan menggunakan sistem primus interpares, yaitu orang yang utama atau paling
berpengaruh.
Pada masa ini manusia berhasil membuat perlengkapan pertanian dan perkakas
rumah tangga yang lebih efektif dan efisien. Berikut beberapa perlengkapan yang dihasilkan
pada masa bercocok tanam dan beternak.
1) Beliung persegi menyerupai kapak berbentuk persegi. Beliung persegi digunakan sebagai
kapak untuk memotong kayu dan cangkul untuk mengolah tanah.
2) Mata panah digunakan untuk keperluan berburu dan menangkap ikan. Mata panah yang
digunakan untuk menangkap ikan biasanya terbuat dari tulang dan dibentuk bergerigi.
3) Kapak lonjong memiliki penampang berbentuk lonjong. Bagian yang tajam diasah dari
dua sisi dan diberi tangkai seperti tangkai seperti kapak penebang kayu sekarang.
4) Gurdi dan pisai digunakan untuk memotong dan melubangi kayu atau kulit. Alat-alat ini
ditemukan di kawasan tepi danau.
5) Perhiasan terbuat dari batu kalsedon yang biasanya dibentuk menjadi gelang, kalung,
dan anting-anting.
6) Gerabah dibuat dari campuran tanah liat dan pasir. Barang-barang gerabah yang
dihasilkan antara lain berupa periuk, cawan, piring, dan pedupaan.
b. Kehidupan Ekonomi
Salah satu indikator kemajuan pada masa bercocok tanam dan beternak adalah
sistem pertanian. Sistem pertanian yang dikembangkan oleh manusia pada masa ini adalah
berhuma atau ladang berpindah. Apabila ladang yang ditanami mulai berkurang
kesuburannya, mereka akan meninggalkan dan mulai membuka ladang baru di tempat lain.
Alat-alat yang digunakan pada masa bercocok tanam masih terbuat dari batu, tulang
binatang, tanduk, dan kayu. Selain bercocok tanam, manusia pada masa ini memiara hewan
ternak seperti kuda, anjing, kerbau, sapi, kambing, dan babi. Kehidupan bercocok tanam dan
beternak disebut food producing atau menghasilkan makanan.
Pada masa bercocok tanam dan beternak, manusia mulai mengenal aktivitas
ekonomi perdagangan dengan sistem barter. Sistem ini dilakukan dengan cara tukar-
menukar barang. Meskipun masih primitif, aktivitas barter dapat membantu manusia
memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama kebutuhan terhadap barang-barang yang tidak
dihasilkan di daerahnya. Barang-barang yang dipertukarkan tidak hanya hasil pertanian,
tetapi hasil industri rumah tangga seperti gerabah, perhiasan, ikan, dan garam. Aktivitas
barter ini mendorong terbentuknya kelompok pedagang dan pasar tradisional.
3. Kehidupan Manusia pada Masa Perundaigian
Masa perundagian merupakan masa dengan tingkat kebudayaan tertinggi pada masa
praaksara. Salah satu faktor penyebab kemajuan pada masa perundagian adalah terjadinya interaksi
dengan orang lain di luar kelompoknya. Melalui interaksi ini terjai proses transfer teknologi.
a. Kehidupan Sosial Budaya
Masa perundagian merupakan tonggak sejarah kemunculan sistem pemerintahan
sederhana. Pada masa ini masyarakat mulai membentuk kelompok lebih besar dengan
penguasaan terhadap sebuah wilayah. Kelompok masyarakat tersebut dipimpin oleh
seorang kepala suku terpandangyang bergelar datu atau atuk.
Pada masa perundagian masyarakat sudah mengenal sistem pembagian kerja
berdasarkan kemampuan tiap-tiap individu. Golonga undagi memiliki kedudukan terpandang
dalam masyarakat. Mereka dapat membuat barang-barang logam yang indah sebagai simbol
status sosial. Barang-barang yang dihasilkan sebagai berikut.
1) Nekara perunggu merupakan genderang perunggu dengan membran satu. Alat ini
berfungsi sebagai sarana upacara seperti upacara memanggil roh leluhur dan upacara
memanggil hujan.
2) Moko merupakan nekara tipe pejeng dengan bentuk dasarnya lonjong seperti
genderang berbagai ukuran. Alat ini berfungsi sebagai perlengkapan upacara dan tari-
tarian adat. Selain itu, moko digunakan sebagai alat tukar dan simbol status sosial.
3) Kapak corong memiliki bentuk yang mirip dengan sepatu karena bercorong. Kapak
corong digunakan untuk memotong kayu.

Anda mungkin juga menyukai