PENDAHULUAN
A. Latar belakang
AL-QUR'AN merupakan firman Allah yang dijadikan pedoman hidup
(way of life) oleh kaum muslim yang tidak ada keraguan di dalamnya. Al-
Qur’an mengandung ajaran-ajaran pokok (prinsip dasar) menyangkut segala
aspek kehidupan manusia dan dalam berbagai permasalahannya. Al-Qur’an
bagaikan sumber mata air yang tidak pernah kering ketika manusia mengambil
dan mengkaji hikmah isi kandungannya. Sudah tentu tergantung kemampuan
dan daya nalar setiap orang dan kapan pun masanya akan selalu hadir secara
fungsional memecahkan problem kemanusiaan. Salah satu permasalahan yang
tidak sepi dari perbincangan umat adalah masalah pendidikan. Al-Qur'an sendiri
telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting. Jika al-
Qur'an dikaji lebih mendalam, akan ditemukan beberapa prinsip dasar
pendidikan yang dijadikan sumber inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka
membangun pendidikan yang bermutu.
Al-Qur’an berkali-kali menjelaskan pentingnya pengetahuan. Tanpa
pengetahuan, niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Al-Qur’an
memperingatkan manusia agar mencari ilmu pengetahuan sebagaimana firman
Allah dalam QS al-Taubah/9: 122 disebutkan:
Artinya : Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.1
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Edisi yang Disempur nakan, Jilid, 4 Jakarta: Departemen Agama, 2009, h. 231.
Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan bagi
kelangsungan hidup manusia. Dengan pengetahuan, manusia akan mengetahui apa yang
baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa manfaat dan yang
membawa madarat
B. Rumusan masalah
1. Seperti Apa Pengertian Pendidikan Menurut Al-Qur’an
2. Apa Tujuan Pendidiakn Islam
C. Tujua masalah
1. Agar dapat mengtahui Pengertian Pendidikan Menurut Al-Qur’an
3. Dapat mengetahui Tujuan Pendidiakn Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN MENURUT AL-QUR’AN
Ada dua kata yang digunakan al-Qur’an untuk mengungkapkan makna pendidikan
yaitu kata rabb dengan bentuk masdarnya tarbiyah dan kata ‘allama dengan bentuk
masdarnya ta’lim. Kata tarbiyah sebagaimana dijelaskan oleh al-Raghib alAshfahany
adalah sya’a al-syai halan fa halun ila haddi al-tamam; artinya mengembangkan atau
menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap sampai batas yang sempurna. Sedangkan
kata ta’lim digunakan secara khusus untuk menunjukkan sesuatu yang dapat diulang
dan diperbanyak sehingga menghasilkan bekas atau pengaruh pada diri seseorang.2
Kata rabb dengan segala derivasinya disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 981
kali.7 Kata tersebut selanjutnya digunakan oleh al-Qur’an untuk berbagai makna antara
lain digunakan untuk menerangkan salah satu sifat Allah swt. yaitu rabbul ‘alamin yang
diartikan pemelihara, pendidik, penjaga, dan penguasa alam semesta (lihat QS al-
Fatihah/1: 2, al-Baqarah/2: 131, al-Maidah/5: 28, al-An’am/6: 45, 71, 162, dan 164, al-
A’raf/7: 54, digunakan juga untuk menjelaskan objek sifat tuhan sebagai pemelihara,
pendidik, penjaga, dan penguasa alam semesta seperti: al-‘arsy al-‘azhim yakni ‘arsy
yang agung (QS al-Taubah/9: 129), al-Masyariq, yakni ufuk timur tempat terbitnya
matahari (al-Rahman/55: 17), abaukum al-awwalun yakni nenek moyang para
pendahulu orang-orang kafir Quraisy (QS al-Shaffat/37: 126), al-Baldah, yakni negeri
dalam hal ini Mekah al-Mukarramah (QS al-Naml/27: 91; al-Baqarah/2: 126), al-Bait
2
Al-Raghib al-Ashfahany, Mu’jam Mufradat li Alfadz al-Qur’an, Bairut: Daār al-Fikr, t.t., h. 336.
yakni rumah, dalam hal ini Ka’bah yang ada di Mekah al-Mukarramah (QS
Quraisy/106: 3) dan al-Falaq yakni waktu subuh (QS al-Falaq/112: 1).
Berdasarkan makna-makna tersebut di atas, terlihat dengan jelas bahwa kata rabb
dalam al-Qur’an digunakan untuk menunjukkan obyek yang bermacam-macam, baik
fisik maupun non fisik. Dengan demikian, pendidikan oleh Allah swt. meliputi
pemeliharaan seluruh makhluk-Nya.
Berbeda dengan pendapat di atas, Abdul Fattah Jalal mengatakan bahwa kata
ta’lim lebih komprehensif untuk mewakili istilah pendidikan karena kata tersebut
berhubungan dengan tiga aspek. Pertama, menyangkut aspek pemberian bekal
pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, hingga
penyucian atau pembersihan manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia
berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta
mempelajari apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya. Kedua,
menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam
hidup serta pedoman perilaku yang baik. Ketiga, merupakan proses yang terus menerus
diusahakan semenjak dilahirkan, sebab menusia dilahirkan tidak mengetahui apa-apa,
tetapi dia dibekali dengan berbagai potensi yang mempersiapkannya untuk meraih dan
memahami ilmu pengetahuan serta memanfaatkanya dalam kehidupan.4
Menurut Muhammad Munir Marisy bahwa 3 tarbiyyah berasal dari kata dasar
raba-yurabbi-tarbiyyatan yang berarti tumbuh dan bertambah. Begitu juga dengan
pengertian yang dikemukakan oleh Ahmad Warson bahwa tarbiyyah berarti nama wa
zada (tumbuh dan berkembang). Mendidik adalah mengembangkan potensi jasmani
(badan), akal, dan akhlaq (budi pekerti). Sedangkan menurut Muhammad an-Naquib al-
Attas,tarbiyyah pada dasarnya mengandung arti mengasuh, menanggung, memberi
makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, memproduksi hasil-hasil yang
sudah matang dan menjinakkan. Namun menurutnya, pengertian tadi hanya mengacu
pada gagasan “pemilikan” yang ada pada Allah Swt. yang kesemuanya terangkum
dalam istilah tunggal ar-Rabb, seperti “pemilikan keturunan orang tua terhadap anak-
anaknya untuk melaksanakan kewajiban tarbiyyah, yang sifatnya hanya menunjukkan
3
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Rosdakarya, 2010, h. 29.
4
Abdul Fattah Jalal, Min al-Usuli al-Tarbawiyah fi al-Islam, Mesir: Darul Kutub Misriyah. 1977, h. 32.
jenis relasional saja. Sedangkan “pemilikan” sebenarnya hanya pada Allah Swt. 5
Beberapa contoh ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan tarbiyyah adalah:
Berkata Fir’au kepada Nabi Musa: “Bukankan kami telah mengasuhmu di dalam
keluarga kami, waktu kamu masih anak-kanak dan kamu tinggal bersama
beberapa tahun dari umurmu.” (QS. asy-Syu’ara>’: 18).
Kata 8 rabbayani pada ayatpertama mempunyai arti rahmah yakni ampunan atau
kasih sayang. Hal ini mempunyai arti pemberian makanan dan kasih sayang, pakaian
dan tempat berteguh dan perawatan. Sedangkan kata nurabbika pada: kedua berarti kami
telah mengasuhmu walaupun pada kenyataannya Fir’aun melakukan tarbiyyah kepada
Nabi Musa secara sederhana, yakni hanya membesarkannya tanpa mencakup
penanaman pengetahuan dalam proses itu. Oleh karena itu, apabila pendidikan sekarang
lebih menonjolkan pengetahuan dari pada kasih sayang, maka menurut AlAttas, lebih
tepat disebut ta’dib.6
7
Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam...,hlm. 73.
8
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisia Psikologi, Fisafat dan Pendidikan (Jakarta: Penerbit
Pustaka Al-Husna, 1989), hlm. 61.
9
Rokhimin, Tafsir Tarbawi..., hlm. 7.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun 4 perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl: 97)
“Allah Swt akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS. al-Mujadalah: 11)
10
Muhammad Sayyed Tantawy, At-Tafsir al-Wasit li al-Qur>an al-Karim, (Kairo: Dar An-Nahd}ah, 1997),
jilid 8, hlm. 230-231.
11
Wahbah Zuhaily, At-Tafsir al-Munir fi alAqidah wa asy-Syariah wa al-Manhaj, (Damaskus: Dar al-Fikr
al-Muasir, 1418 H), jilid 14, hlm. 226228.
12
Wahbah Zuhaily, Al-Tafsir al-Munir..., jilid 28, hlm. 41.