Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat dan karunia-Nya penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Pengembangan Metode Pembelajaran Kompetensi Non Teknis Planning And
Organizing Pegawai Pajak Provinsi NTT Dengan Permainan Sundamanda, dapat
saya selesaikan pada waktunya.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan bagian dari tugas untuk proses
kenaikan pangkat dan jabatan kewidyaiswaraan jenjang utama yang diselenggarakan.
Karya Tulis Ilmiah ini berisikan sebuah penelitian tentang bagaimana gaya
kepemimpinan di sebuah birokrasi. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik itu sumbang saran dan
pemikiran sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu Penulis
mengharapkan bantuan, saran, masukan dan kritikan yang konstruktif dari berbagai
pihak demi lebih sempurnanya tulisan ini.
Bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik berupa petunjuk, bimbingan
dan arahan sangat berharga bagi penulis, maka pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya.
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan diri penulis, para pembaca dan organisasi pemerintah daerah khususnya
bagi BPSDMD Provinsi NTT.
Kupang, Januari 2018
Penulis
Abstract
2. Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas penulis menyususn dua rumusan masalah yang
akan diteliti yaitu:
a. Bagaimana pendapat peserta tentang metode pembelajaran kompetensi non
teknis planning and organizing Pegawai DJP dengan permainan
sundamanda?
b. Apakah metode pembelajaran dengan permainan sundamanda memudahkan
peserta memahami materi kompetensi non teknis planning and organizing
Pegawai DJP?
3. Tujuan Penelitian.
4. Manfaat Penelitian.
1. Metode Pembelajaran
Adapun bentuk-bentuk metode diklat yang sesuai dengan cara pembelajaran orang
dewasa diatur dalam Pasal 21 Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 193/XIII/10/6/2001 tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil yaitu ceramah, diskusi, praktik/latihan, studi banding,
studi kasus, simulasi, bermain peran, dan belajar menggunakan media.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan metode sebagai cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki. Abuddin Nata mendefinisikan metode pembelajaran adalah upaya
memberi wawasan kognitif pada peserta didik sebagai upaya membangun wawasan
tentang sesuatu dalam rangka menumbuhkan kemampuan afektif dan psikomotorik
peserta didik. Hal tersebut akan terjadi apabila pembelajaran dilakukan secara
benar, efektif dan efisien, dan ditunjukan bukan semata-mata untuk memahami
sebuah konsep atau teori, melainkan dilanjutkan dengan menghayati dan
mengamalkannya. Adapun macam-macam metode pembelajaran adalah ceramah,
tanya jawab, demonstrasi, karyawisata, penugasan, pemecahan masalah, diskusi,
simulasi, eksperimen, penemuan, dan proyek. Masing-masing metode tersebut
digunakan dengan pertimbangan tujuan dan bahan pelajaran, peserta didik,
lingkungan, alat dan sumber belajar, dan kesiapan pengajar (Nata, 2009, hal. 175-
201).
Menurut Haris Mujiman, penggunaan metode pembelajaran banyak
ditentukan oleh tujuan mata pelajaran, keadaan peserta, alat bantu belajar yang
tersedia, keadaan fasilitas dalam kelas, waktu, tempat, dan sebagainya. Apapun
metode pembelajaran yang dipilih tidak boleh menyebabkan peserta tidak senang,
bosan, dan tidak bersemangat. Namun, metode yang tepat berpengaruh terhadap
motivasi belajar (Mujiman, 2007, hal. 80).
3. Permainan Sundamanda
Dalam hal ini yang dipakai adalah model 1 karena lebih simpel dan sesuai
dengan ukuran kelas. Walaupun namanya beragam, namun cara mainya sama yaitu
para pemain secara bergantian harus engklek dari bidang nomor 1 sampai dengan 7
untuk istirahat kemudian kembali ke 1 melewati bidang 3 dan bidang 2. Permainan
ini mengunakan gacu yang setelah satu putaran engklek dilempar secara berurutan.
Jika lemparan gaju keluar bidang yang dituju maka lawan yang akan bermain. Jika
saat engklek peserta menginjak garis dianggap mati dan kesempatan diberikan
kepada lawan. Jika ada pemain yang berhasil memenangkan satu putaran ia berhak
mendapatkan sawah dengan cara melempar gacu, namun harus menghadap ke
belakang. Misalnya dapat pada bidang 2 maka ia berhak istirahat di bidang dua dan
lawan harus melompati bidang dua. Jika lawan tidak mampu melompati bidang dua
ia berhak menyewa bidang disampingnya, misal bidang 2a, namun jika nanti ia
mendapat sawah harus ditaruh di bidang yang disewa tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Langkah Pelaksanaan
Tahapan
Perencanaan 1. Identifikasi dan pembatasan tema
2. Pengumpulan informasi
3. Tinjauan pustaka
4. Penyususnan rencana penelitian
Pengambilan 5. Pengumpulan data
Tindakan 6. Analisis data
Pengembangan 7. Penyusunan rencana
aksi
Refleksi 8. Berbagi dan penyampaian hasil
penelitian
9. Peninjauan proses penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Perencanaan
Untuk mengevaluasi apakah metode ini efektif maka dua minggu kemudian
kepada peserta diberikan kuesioner untuk mengetahui pokok-pokok materi
kompetensi non teknis planning and organizing Pegawai DJP yang disampaikan
dengan metode permainan sundamanda dan bagaimana pendapat peserta.
2. Pengambilan Tindakan
Belum 0 0% Belum 1 3%
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Keterangan: : terindentifikasi : tidak teridentifikasi
Uraian Jumlah %
Berhubungan 34 92%
Tidak berhubungan 3 8%
Total 37 100%
Memang ada dua peserta atau 6% yang berpendapat metode ini tidak
berhubungan namun selebihnya 35 orang atau 94% memberi pendapat yang positif.
Hasil selengkapnya tersaji dalam Tabel 8.
Tabel 8 Pendapat Peserta Tentang Metode Pembelajaran Kompetensi Non Teknis
Planning and Organizing Pegawai DJP Yang Disampaikan
Dengan Permainan Sundamanda
No Pendapat Jumlah %
1 Menyenangkan 16 43%
2 Menarik 6 16%
3 Baik 4 11%
4 Kreatif 3 8%
5 Team work 2 5%
6 Berkesan 1 3%
7 Bermanfaat 1 3%
8 Interaktif 1 3%
9 Mudah diingat 1 3%
10 Tidak berhubungan 1 3%
11 Tidak setuju 1 3%
Total 37 100%
Terdapat hal yang menarik yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu bahwa
walaupun sebagian besar peserta berpendapat bahwa metodenya menyenangkan
tetapi ternyata tidak semua indikator perilaku kompetensi yang diajarkan dipahami.
Namun ada peningkatan pemahaman materi yang diajarkan. Jika pada awalnya
peserta hanya bisa mengidentifikasi tiga indikator perilaku.
Tabel 9 Indikator Yang Diingat Peserta Dua Minggu Setelah Pembelajaran Selesai
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengembangan metode pembelajaran kompetensi non
teknis teknis planning and organizing Pegawai DJP dengan perminan
sudamanda pada DTSD I Perpajakan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
pembelajaran tersebut berhubungan dengan materi, menyenangkan,
memudahkan memahami, namun ada indikator perilaku mengarsipkan tidak
terindentifikasi. Untuk itu metode ini perlu dikembangkan dan diujicoba lagi
pada diklat tahun depan.
2. Saran
Metode pembelajaran tersebut perlu dikembangkan lagi dan diujicoba lagi
berhubungan dengan materi, menyenangkan, memudahkan memahami, namun
ada indikator perilaku mengarsipkan tidak terindentifikasi.
DAFTAR PUSTAKA