Anda di halaman 1dari 5

ToR Kegiatan Rapat Penyusunan Draft Policy Brief

Air Minum/Bersih dan Sanitasi


Dalam Situasi Bencana dan Covid-
19 Oleh Anggota Pokja AMPL dan
Satgas Covid-19 Provinsi NTT
Latar Belakang Pandemi Covid-19 sudah berlangsung sejak tahun
2020 lalu dan hingga saat ini belum menunjukan
penurunan yang signifikan di Provinsi NTT.
Permasalahan ini kemudian melahirkan beragam aksi
dan tindakan. Pemerintah Provinsi NTT bersama
dengan semua pihak terkait saat ini sedang berupaya
meningkatkan intensitas pengendalian dan
pencegahan di tingkat Institusi dan komunitas
masyaraka. Upaya ini belum secara maksimal
mengakomodir berbagai sektor yang kunci yang
memberikan kontribusi terhadap pengurangan resiko.

Saat ini ketika Pemerintah sedang berjuang melawan


Virus Covid-19 muncul bencana alam yang kembali
mengusik nurani. Bencana gunung meletus di
Kabupaten Lembata telah memberikan peringatan
keras untuk Pemerintah dan masyarakat. Apalagi
bencana ini terjadi bersama dengan kurva penularan
Virus Covid-19 terus mengalami peningkatan.
Sementara bencana dan Covid-19 melanda justru
sektor air minum/bersih dan Sanitasi masih menjadi
persoalan serius di masyarakat.

Kebutuhan Air Minum/Bersih dan Sanitasi di semua


wilayah terdampak bencana dan Covid-19 di Provinsi
NTT cukup tinggi. Di satu sisi ketersediaan sarana Air
Minum/Bersih dan sanitasi di Fasilitas Publik,
Perkantoran, Sekolah dan Tempat Ibadat dan
masyarakat masih sangat terbatas. Pemerintah
Daerah belum memprioritaskan sektor ini dalam
sitauasi bencana dan Covid-19. Terbukti dalam semua
perencanaan di daerah tidak ada satu pun yang
memprioritaskan sektor air minum/bersih dan
sanitasi

Padahal Air Minum/Bersih dan Sanitasi adalah salah


satu kebutuhan utama dalam situasi bencana dan
Covid-19. Air Minum/Bersih menjadi unsur paling
vital sedangkan sanitasi dalam bencana berkaitan erat
dengan ketersediaan fasilitas jamban/WC/Kakus juga
paling penting adalah berkaitan erat dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat, dimana dalam hal
pencegahan dan pengendlaian Covid-19 kebiasaan
mencuci tangan pakai sabun menjadi modal utama
pencegahan selain Social dan Physical Distancing.

Berkaitan dengan permasalahan diatas Pokja Air


Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) dan
Satgas Covid-19 perlu mengembangkan sebuah
strategi Komunikasi yang bisa membantu para
Pengambil Kebijakan untuk fokus pada sektor
tersebut. Hal ini diperlukan agar setiap pengambil
kebijkan memiliki referensi yang cukup sebagai dasar
penentuan langkah yag akan dimabil. Sektor Air
Minum/Bersih dan sanitasi dalam situasi bencana
dan pencegahan Covid-19 saat ini belum terintegrasi
dalam berbagai langkah dan upaya Pemerintah. Apa
penyebabnya? Salah satunya adalah minimnya
informasi, penelitian, diskusi publik terkait sektor
tersebut. Oleh karena itu untuk menjembatani
permasalahan tersebut perlu ada strategi khusus yang
bisa dengan cepat memberikan informasi penting bagi
para pengambil kebijakan maupun para pelaku di
sektor Air Minum/Bersih dan sanitasi.

Policy brief adalah bentuk publikasi yang secara


spesifik ditujukan untuk memberikan rekomendasi
kebijakan. Policy brief adalah dokumen yang paling
mungkin untuk dibaca pertama kali dalam siklus /
proses pembuatan kebijakan. Jika kita berhasil
menangkap kepentingan pengambil keputusan melalui
dokumen ini, maka besar kemungkinan temuan kita
akan masuk di dalam perdebatan pembuatan
kebijakan. Sebaliknya jika sebuah penelitian gagal
menghasilkan policy brief yang meyakinkan, kapasitas
temuan untuk mendukung proses pembuatan
kebijakan akan jauh berkurang. Oleh karena itu, walau
pun ringkas, policy brief memiliki arti strategis dan
sangat crucial.
Dengan demikian kegiatan ini sangat penting untuk
dilakukan guna merumuskan isu-isu krusial Air
Minum/Bersih dan Sanitasi dalam situasi bencana dan
Covid-19. Para Pelaku Air Minum/Bersih dan Sanitasi
perlu mendapat memiliki persepsi yang sama untuk
merumuskan permasalahan dan strategi secara
sistematis dan terstruktur guna mendukung kebijakan
Air Minum/Bersih dan Sanitasi dalam situasi bencana
dan Covid-19.
Tujuan 1. Meningkatkan Pemahaman Pemerintah dan Para
Pelaku Air Minum/Bersih dan Sanitasi dalam
upaya penanganan bencana dan pencegahan Covid-
19 melalui sektor Air Minum/Bersih dan Sanitasi
2. Memahami Prinsip-prinsip dalam penulisan Policy
Brief
3. Meningkatkan pemahaman Anggota Pokja AMPL
dan Satgas Covid-19 dalam menyusun Policy BRief
Hasil Yang Akan 1. Peserta 10 orang terdiri dari Anggota Pokja Air
Dicapai Minum dan Penyehatan Lingkungan Provinsi dan
Satgas Covid-19 dapat memahami prinsip-prinsip
penyusunan Policy Brief
2. Rumusan Isu-isu spesifik yang akan digunakan
dalam penyusunan Policy Brief
3. Draft kerangka Policy Brief
Peserta Kegiatan Anggota Pokja AMPL Provinsi NTT yang teridri dari :
1. Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitiandan Pengembangan Daerah Provinsi
NTT
2. Dinas Kesehatan Provinsi NTT
3. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Provinsi NTT
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Nusa Cendana Kupang
5. Poltekes Kemenkes Kupang Prodi Sanitasi
6. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia Cabang Provinsi NTT
7. Perwakilan dari NGO/LSM yang bergerak di
sektor Sanitasi
Selian itu, kegiatan ini melibatkan juga anggota dari
Tim Satgas Pencegahan Covid-19 Provinsi NTT.
Secara keseluruhan Total peserta sebanyak 10 orang

Narasumber 1. Praktisi/Profesional Bidang Penilitaian atau Kajian


/Fasilitator Media
2. Konsultan Penyusun
3. Pokja AMPL Provinsi NTT
4. Unicef

Waktu 17 Maret 2021


Pelaksanaan
Dokumen Hasil 1. Notulensi Rapat
Rapat 2. Absensi Peserta Rapat
3. Bukti Pembayaran Fee Peserta, Narasumber,
Fasilitator, Moderator dan Notulis/Notulen
4. Draft Kerangka Policy Brief
Agenda Kegiatan 1. Pembukaan dan Arahan Ketua Pokja Air Minum Minum dan
Penyehatan Lingkungan Provinsi NTT
2. Kajian tentang Kepatuhan Protokol Masyarakat
3. Kaidah, Prinsip dan Sistematika dalam Penyusunan Policy Brief
4. Rumusan Isu Spesifik dalam PB
5. Penyusunan Draft Policy Brief
6. Penutup

Metode Kegiatan ini akan berlangsung dalam Empat tahapan penting


Pelaksanaan diantaranya :
Kegiatan
1. Penyusunan Draft Policy Brief : dalam proses ini panitia akan
mengundanag 10 orang yang terdiri dari perwakilan Pokja
AMPL, satgas Covid-19 dan Akademisi untuk membantu
memberikan input penyusunan draft ini. Dalam tahapan ini tim
akan dibekali dengan beberapa prinsip dasar dalam proses
penulisan PB dan berharapa Tim bisa merumusakan isu spesifik
yang akan menjadi topik aktual dalam PB
2. Panitia akan melakukan seleksi atas 3 orang sebagai konsultan
penyusun. Tiga orang ini terdiri dari unsur OPD, Akademisi
atau NGO/LSM dan HAKLI NTT. Tim kecil ini yang akan
bertanggung jawab menyelesaiakan PB. Tim ini akan bekerja
sesuai dengan kesepakatan kerja dengan HAKLI dan dibawah
pengawasan oleh WASH Field Coordinator
3. Hasil dari Penyusunan PB akan didesiminasikan kepada
Anggota Pokja AMPL yang lain untuk mendapat masukan dan
perbaikan
4. Selanjutnya PB ini akan publikasikan kepada beberap aemdia
massa lokal yagn ada di Kota Kupang
5. Tim penyusuna kan bertanggung jawab sampai PB ini
dipublikasikan

Komponen 1. Biaya rapat persiapan


Pembiayaan 2. Biaya Narasumber Ahli
Kegiatan 3. Biaya Penysunan Draft PB yagn terdiri dari : Fee
Tim Penyusuna 10 Orang, Konsumsi dan trasnport,
Notulen, Narasumber, Moderator dan fasilitator
4. Biaya Tim Untuk Konsultan penyusun
5. Biaya Diseminasi hasil penyusnana yang teridri dari
Konsumsi dan biaya transport peserta serta biaya
narasumber
6. Biaya Admintrasi ATK dan Spanduk
7. Biaya pendampingaan oleh HAKLI
8. Biaya Publikasi
9. Biaya Cetak PB

Mengetahui :
Program Manager HAKLI NTT Ketua Pengda HAKLI NTT

Karolus Ngambut, SKM, M.Kes John M. Takesan, SKM, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai