Anda di halaman 1dari 15

Nama : BINTANG DWI SYAH PUTRA

NIM : 193009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama sekolah : STKIP PGRI JOMBANG


Kelas/semester : XI/I
Mata Pelajaran : PKn
1. Materi pokok :Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Alokasi waktu : 2x45 menit

Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotomg royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro aktif alam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KompetensiDasar
1.3 Mensyukuri nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia secara
adil sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945secara adil
2.3 Menanamkan nilai-nilai instrumental dalam sistem hukum dan peradilan di
Indonesia sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
3.3 Memproyeksikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3.4 Menyaji hasil penalaran tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai
dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kelas/Smt Kompetesi Dasar Indikator
1 XI/1 Sistem hukum dan peradilan 3.3.1 Menjelaskan kasus
di Indonesia sesuai dengan peradilan pidana maupun
undang-undang dasar negara perdata(C2)
republik indonesia tahun 3.3.2 Memberi contoh kasus
1945 peradilan pidana dan
perdata (C2)
3.3.3 Menganalisis isi pasal-
pasal dalam undang-
undang republik
indonesia (C4)
3.3.4 Membedakan pasal-pasal
hukum menurut kategori
pelanggarannya (C4)
4.3.1 Mengidentifikasi jenis
pasal dalam undang-
undang menurut kategori
pidana maupun perdata
di Kediri (Psikomotor)

TujuanPembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
 Menjelaskan kasus peradilan pidana maupun perdata
 Memberi contoh kasus peradilan pidana dan perdata
 Menganalisis isi pasal-pasal dalam undang-undang republik indonesia
 Membedakan pasal-pasal hukum menurut kategori pelanggarannya
 Mengidentifikasi jenis pasal dalam undang-undang menurut kategori pidana maupun
perdata di Kediri
Materi Pembelajaran
 Konsep
1. Sistem peradilan Hukum di Indonesia memliki 2 konsep yaitu Pidana dan Perdata adapun
kedua konsep tersebut memiliki Undang-undang tersendiri dan terdapat norma-norma
yang berlku didalam hukum tersebut adapun kadang masih banyak persoalan-persoalan
yang dihadapkan kepadanya.
2. Hukum merupakan peraturan hidup kemasyarakatan yang mengatur dan memaksa untuk
menjamin tata tertib dalam masyarakat yang mengandung unsur-unsur: 1. Peraturan
tingkah laku 2.diadakan oleh badan-badan resmi 3. Memaksa 4. Solusi yang tegas
Sumber:
 Komisi Yudisial. 2014. problematika hukum dan peradilan di Indonesia.
Jakarta:Pusat Data dan Layanan Informasi
 Deliarnoor, N.A. 2009. Sistem Hukum di Indonesia. Online
(http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/ISIP413102-
M1.pdf) diakses pada tanggal 20 Maret 2020

 Definisi
3. Hukum pidana merupakan hukum yang sering kali dilanggar oleh banyak warga
masyarakat, hukum ini mengikat pada siapapun dan dimanapun dia berada selama hukum
atau peraturan itu berlaku, hukum pidana ini suatu penderitaan yang oleh undang-undang
pidana telah dikaitkan dengan pelanggaran terhadap suatu norma, yang dengan suatu
putusan hakim telah dijatuhkan bagi seseorang yang bersalah dimanapun dan kapanpun
selama mempunyai bukti yang cukup maka proses dapat dilakukan oleh hukum.
4. Kasus hukum pidana sendiri bersifat sebagai ultimum remedium (upaya terakhir) untuk
menyelesaikan suatu perkara. Karenanya terdapat sanksi yang memaksa yang apabila
peraturannya dilanggar, yang berampak dijatuhinya pidana pada pelaku, sedangkan
Hukum Perdata sendiri bersifat privat, dan menitik beratkan dalam mengatur mengenai
hubungan antara orang perorangan, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa akibat dari
ketentuan-ketentuan dalam hukum perdata yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdana hanya berdampak langsung bagi para pihak yang terlibat, dan tidak
berakibat secara langsung pada kepentingan umum. Semua itu sudah tersusun oleh
Undang-undang yang berlaku selama negara masih mengakui kekuatan hukum tersebut.

Sumber:
 Muklis R. 2010. Tindak Pidana di Bidang Pertahanan di Kota Pekanbaru.
Online (https://media.neliti.com/media/publications/9093-ID-keistimewaan-
dan-kekhususan-aceh-dalam-perspektif-negara-kesatuan-republik-
indon.pdf) diakses pada 20 Maret 2020
 Pangaribuan, R. 2017. Perbedaan Pokok Hukum Pidana dan hukum Perdata.
Online
(https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt57f2f9bce942f/perbeda
an-pokok-hukum-pidana-dan-hukum-perdata/) diakses pada 20 Maret 2020

 Ilustrasi
5. Contoh tindakan yang melanggar hukum pidana maupun perdata:
a. Mengambil barang orang lain untuk dimiliki sendiri dan sepenuhnya berbuat
dengan kesengajaan maka itu tersebut tindakan pidana dan dapat dijatuhi
hukum sesuai perbuatan
b. Tindak Perdata yang menjadi Pidana misalkan, urusan jal beli atau utang piutang
sudah jelas dalam ranah hukum perdata. Kendati demikian dalam kenyataanya
apabila dalam kenyataanya apabila dalam perjalanan kasusnya tesebut
ditemukan bukti penipuan, maka barulah kasus tersebut dapat di proses secara
pidana. Hal ini merujuk pada 378 KUHP yang termaktub dalam BAB XXV
tentang perbuatan curang (bedrug)
c. Kasus perdata tpi bisa menjadi pidana, semisal anda meminjamkan dana
kepada seseorang, kemudian orang tersebut mengembalikan dana berikut
bunganya dengan menerbitkan cek sesuai tanggal yang telah disepakati anda
dan orang tersebut. Apabila orang tersebut menerbitkan cek yang disadari
olehnya bahwa cek tersebut tidak akan pernah ada dananya, padahal dia sudah
menjanjikan kepada anda bahwa cek tersebut ada dananya, maka perbuatan
orang tersebut dapat dikategorikan dalam perbuatan penipuan dengan cara
tipu muslihat. Hal demmikian sebagaimana ditegaskan dalam Yurisprudensi
Mahkamah Agung No. 133 K/Kr/1973 tanggal 15 november 1975.
d. Kasus tindak Pidana, dalam hal ini, teman anda telah tanpa hak telah
mendupliasi kunci gembok anda, yang fungsinya juga sama, yaitu bisa
membuka gembok sepeda anda. Lalu teman anda disini telah menggunakan
sepeda anda tanpa izin anda. Menurut hemat kami hal tersebut dapat
berpotensi sebagai suatu rangkaian perbuatan tindak pidana pencurian yang
mengacu ke pasal 362 kitab undang-undang hukum pisdana

Sumber:
 Hutomo, D. 2019. Pencurian yang dilakukan engan kunci duplikat. Online
(https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt57f2f9bce942f/perbeda
an-pokok-hukum-pidana-dan-hukum-perdata/) diakses pada 20 Maret 2020
 Pramesti, T. J.A. 2015. Apakah atasan bertanggung jawab atas pengelapan
yang dilakukan bawahannya?. Online.
(https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt553e0cba2070a/apakah
-atasan-bertanggung-jawab-atas-penggelapan-yang-dilakukan-
bawahannya/) diakses pada 20 Maret 2020
 Soebekti, S.H. 2018. Bila Mana Sebuah Perdata Dapat Diproses Menjadi
Sebuah Pidana?. Online (https://bplawyers.co.id/2018/01/18/bilamana-sebuah-
perdata-dapat-diproses-menjadi-sebuah-pidana/) diakses pada 21 Maeret 2020
 Sulaimam, A. 2011. Apakah Kasus Wanprestasi Bisa Dilaporkan Jadi
Penipuan?. Online
(https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4df06353199b8/apakah
-kasus-wanprestasi-bisa-dilaporkan-jadi-penipuan-/) diakses paa 21 Maret
2020

Metode Pembelajaran
Model : Number Head Together

Alasan menggunakan Number Head Together


[Tehnik ini memberikan kesempatan pada  peserta didik untuk saling membagikan ide-ide
dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan juga mendorong peserta didik untuk
meningkatkan semangat kerjasama mereka, selain itu juga lebih mengedepankan kepada
aktivitas peserta didik dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai
sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas]

Media Pembelajaran
1.Media
 Visual dua dimensi tidak transparan (kertas HVS)
 Visual dua dimensi transparan (Power point)
Alasan :
 Pembagian kertas yang bernomor lebih mudah untuk memberikan pertanyaan kemasing-
masing kelompok tentang materi Kasus-kasus tindakan pidana maupun perdata menurut
Uud 1945
 Memperkuat indikator pengetahuan tentang Kasus-kasus tindak pidana maupun perdata
menurut Uud 1945
 Memperjelasmateri kepada peserta didik mengenai Kasus-kasuspelanggaran tindak
pidana maupun perdata yang berada di Indoneia.

Sumber belajar
 Komisi Yudisial. 2014. problematika hukum dan peradilan di Indonesia. Jakarta:Pusat
Data dan Layanan Informasi
 Muklis R. 2010. Tindak Pidana di Bidang Pertahanan di Kota Pekanbaru. Online
(https://media.neliti.com/media/publications/9093-ID-keistimewaan-dan-kekhususan-
aceh-dalam-perspektif-negara-kesatuan-republik-indon.pdf) diakses pada 20 Maret 2020
 Pramesti, T. J.A. 2015. Apakah atasan bertanggung jawab atas pengelapan yang
dilakukanbawahannya?.Online.
(https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt553e0cba2070a/apakah-atasan-
bertanggung-jawab-atas-penggelapan-yang-dilakukan-bawahannya/) diakses pada 20
Maret 2020

 Soebekti, S.H. 2018. Bila Mana Sebuah Perdata Dapat Diproses Menjadi Sebuah
Pidana?. Online (https://bplawyers.co.id/2018/01/18/bilamana-sebuah-perdata-dapat-
diproses-menjadi-sebuah-pidana/) diakses pada 21 Maeret 2020
 Andrianto, E. 2009. Pencurian Menurut KUHP. Online (http://repository.unpas.ac.id/27554/3/J.
%20BAB%202.pdf) diakses pada 21 Maret 2020

 Febrianti, K. 2012. Tindakan pengelapan dengan pembeatan. Online


(https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4e9f694721b03/tindak-pidana-
penggelapan-dengan-pemberatan/) diakses pada 21 Maret 2020
 Nanang, M. 2019. Pembunuhan guru tari Kediri. Online (https://beritajatim.com/hukum-
kriminal/mutilasi-guru-tari-kediri-aris-dan-azis-divonis-14-tahun-penjara/) diakses pada
22 Maret 2020
 Mahtimmu, O. 1 Oktober 2018. Sidang kasus penipuan investasi berlanjut. Radar Kediri,
hlm 6

Langkah-Langkah Pembelajaran

NO KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH WAKTU


PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan 1. Guru masuk kelas tepat waktu dan 10 menit


mengucapkan salam
2. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa saat pembelajaran akan
dimulai
3. Guru menginstruksikan kepada peserta
didik untuk memperhatikan kebersihan
kelas sebelum pembelajaran dimulai
4. Peserta didik diharapkan sudah
membaca buku sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai
5. Guru mengisi agenda kelas dan
mengabsen peserta didik sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai
6. Guru memberi informasi mengenai
kompetensi, materi, serta tujuan
pembelajarans sistem hukum di
Indonesia
7. Guru memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran yang
akan di pelajari
2, Inti 1. Siswa dibagi dalam kelompok, 70 menit
setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-
masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban
yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat
mengerjakannya/mengetahui
jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor
siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain,
kemudian guru menunjuk nomor
yang lain
6. Kesimpulan
3. Penutup 1. Peserta didik diberi ulasan singat 10 menit
dari materi yang dijelaskan
2. Peserta didik ditanya kembali
apakan sudah memahami materi
yang dijelaskan
3. Peserta didik menyimpulkan materi
yang telah dibahas pada pertemuan
ini dengan bimbingan guru
4. Peserta didik ditugaskan untuk
membaca materi selanjutnya tentang
contoh kasus-kasus pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga
Negara dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
5. Guru dan peserta didik menutup
kegiatan dengan mengucapkan rasa
syukur kepada Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung
dengan baik dan lancar
Penilaian hasil belajar
a. Penilaian Sikap
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Rubrik Penskoran
Pedoman Penskoran : Terlampir
b. Penilaian Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Soal Uraian
Pedoman Penskoran : Terlampir
c. Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Penilaian Kinerja
Bentuk Instrumen : Laporan Tertulis
Pedoman Penskoran : Terlampir
Catatan:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Jombang 19 April 2020

Dosen Pembina Mahasiswa/calon guru

(Dr. DiahPujiNaliBrata, M.Si) (Bintang Dwi Syah Putra)


NIP.196810151993032001 NIM. 193009
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

FORMAT PENILAIAN OBSERVASI


SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL PESERTA DIDIK

Interval Nilai Kualitatif


3,66 – 4,00 SB (Sangat Baik)
2,66 – 3,33 B (Baik)
1,66 – 2,33 C (Cukup)
< 1,33 D (Kurang)

Nama Sekolah :
Kelas :
Kompetensi Dasar :
Materi Pokok :
Periode Penilain :

Sikap Spiritual Nilai


dan Sosial Total Rata-
No Nama Siswa kualitat Deskripsi
Skor rata
GR JJ TJ if

Keterangan :
 GR : Gotong Royong
 JJ : Jujur
 TJ : Tanggung Jawab
RUBRIK PENSKORAN

1. Aspek Gotong Royong

No Indikator Gotong Royong Penilaian Gotong Royong


Bekerjasama dalam kelompok dalam Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang
1
mencapai tujuan kelompok konsisten ditunjukkan peserta didik
Melaksanakan tugas sesuai dengan Skor 2 jika 2 indikator konsisten
2
pembagian kelompok ditunjukan peserta didik
Ikut berpartisipasi dalam urun rembuk ide/ Skor 3 jika 3 indikator konsisten
3
gagasan ditunjukan peserta didik
Terlibat aktif dalam berbagai kegiatan Skor 4 jika 4 indikator konsisten
4
kelompok ditunjukan peserta didik

Alasan di pilih aspek Gotong Royong:


1. Memperkuat semangat bekerjasama dari diri peserta didik melalui pembelajaran
yangdilakukan.
2. Peserta didik diharapkan bisa menerapkan ilmu tentang sikap gotong royong di
lingkungan keluarga, sekolah dan, dimasyarakat.

2. Aspek Jujur

No Indikator Jujur Penilaian Jujur


Tidak menyontek dalam mengerjakan
1 Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator muncul
ujian/ulangan
Tidak menjadi plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain
2 Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator muncul
tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan tugas
Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu
3 Skor 3 jika 5 indikator muncul
apa adanya
4 Melaporkan barang yang ditemukan Skor 4 jika 6 indikator muncul
5 Melaporkan data atau informasi apa adanya
Mengakui kesalahan atas kekurangan yang
6
dimiliki

Alasan di pilih aspek jujur:


1. Untuk membuat peserta didik mempunyai rasa jujur dari proses pembelajaran yang
dilakukan.
2. Peserta didik diharapkan memiliki sikap jujur untuk lingkungan keluarga, sekolah dan,
dimasyarakat saat menerapkan ilmunya

3. Aspek Tanggung Jawab

No Indikator Tanggung Jawab Penilaian Tanggung Jawab


Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang
1 Melaksanakan tugas kelompok dengan baik
konsisten ditunjukkan peserta didik
Menerima resiko dari tindakan yang Skor 2 jika 2 indikator konsisten
2
dilakukan ditunjukan peserta didik
Skor 3 jika 3 indikator konsisten
3 Mengembalikan barang yang dipinjam
ditunjukan peserta didik
Meminta maaf atas kesalahan yang Skor 4 jika 4 indikator konsisten
4
dilakukan ditunjukan peserta didik

Alasan di pilih aspek tanggung jawab:


1. Untuk membuat peserta didik mempunyai rasa tanggung jawab dari proses pembelajaran
yang dilakukan.
2. Peserta didik diharapkan memiliki sikap tanggung jawab untuk lingkungan keluarga,
sekolah dan, dimasyarakat saat menerapkan ilmunya

Sumber Aspek Bekerjasama, Jujur dan Tanggung Jawab :


Abidin, Y.2016. Revitalisasi Penilaian Pembelajaran dalam Konteks Pendidikan Multiliterasi
Abad Ke-21.Bandung: Refika Aditama
Lampiran 2

FORMAT PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN

JUMLAH
NO INDIKATOR PERTANYAAN SKOR
SOAL
1 Menjelaskan kasus peradilan 1. Jelaskan pengertian
hukum pidana maupun hukum pidana maupun
1 15
perdata(C2) perdata menurut Uud
1945?
2 Memberi contoh kasus 2. Sebutkan 2 contoh
peradilan hukum pidana dan kasus hukum pidana
1 15
perdata (C2) maupun perdata
menurut Uud 1945?
3 Menganalisis isi pasal-pasal 3. Mengapa dalam
Pidana dan Perdata dalam kehidupan berbangsa
undang-undang republik dan bernegara pasal
1 20
mengenai kasus hukum
indonesia (C4)
pidana dan perdata
dibuat begitu banyak?
4 Membedakan pasal-pasal 4. Bagaimana
hukum menurut kategori membedakan kasus
pelanggarannya (C4) pidana dan perdata
menurut tidakannya
dalam pasal di Uud
1945?
5. Seseorang telas
2 50
menggelapkan dana
nasabah di sebuah
koperasi, tindakan
tersebut merupakan
tindakan kasus pidana
atau perdata menurut
pengakuan btersebut?
Jumlah Total 100
Lampiran 3
FORMAT PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN
LEMBAR KINERJA DEMONSTRASI DAN PRESENTASI

Mata Pelajaran :
Materi :
Kelompok :

Kinerja demonstrasi dan presentasi


Jml
No Nama Siswa Kreatifit Kebenaran Penyajia Visual/ Nilai
Skor
as substansi n materi grafis
1
2
3

Keterangan pengisian skor


4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang

Keterangan:

NO INDIKATOR URAIAN
1 Kreatifitas Baru, unik, tidak asal berbeda
 Sesuai dengan konsep dan teori yang benar dari sisi
keilmuan
Kebenaran substansi
2  Tidak ada bagian yang salah/keliru
materi
 Tidak ada kesalahan penempatan gambar, suara dan
teks
 Runut sesuai dengan struktur keilmuan
3 Penyajian materi
 Mengikuti alur logika yang jelas (sistematis) bervariasi
 Tampilan layar (warna, tata letak (layout))
4 Grafis
 Ilustrasi
BUKTI PEMBAYARAN

Anda mungkin juga menyukai