Anda di halaman 1dari 4

Abstrak.

Limbah jika tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan pencemaran lingkungan baik
terhadap tanah, air maupun udara. Penanganan
dan pengendalian sampah menjadi rumit dengan semakin kompleksnya jenis dan komposisi sampah
budaya yang semakin maju. Hal ini sejalan dengan kebijakan ketenagalistrikan yang memberikan
peluang kepada berbagai pihak
pihak-pihak dalam bisnis produsen listrik mandiri, terutama yang bersumber dari energi baru dan
terbarukan yaitu
ramah lingkungan. Diharapkan sistem pembangkit tenaga listrik terintegrasi dalam sistem
pengelolaan limbah
untuk menghasilkan nilai tambah ekonomi dan memberikan solusi untuk masalah sampah.
Sehubungan dengan rencana pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo, maka untuk mendapatkan sistem pembangkit
listrik yang efisien dan efektif diperlukan
mengidentifikasi karakteristik sampah yang terkumpul di TPA, teknik penanganan sampah di TPA,
serta
jenis sampah dan volume sampah yang dapat dimanfaatkan setelah dipilah dan dipilih untuk didaur
ulang (recycle, re-use),
nilai kalor panas jenis limbah yang ada (potensi biomassa) untuk energi, infrastruktur dan fasilitas di
TPA. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
berteknologi PLTSa
Memanfaatkan gas metan sebagai generator untuk pembangkit listrik dan energi panas dan / atau
syngas menjadi tenaga listrik. Itu
Pengkajian meliputi data pengelolaan sampah kota dan teknologi PLTSa.

PENGANTAR
Di kota-kota di Indonesia, pengelolaan sampah kini menjadi masalah yang semakin kompleks dan
tidak bisa dipertimbangkan sepele. Sampah merupakan bahan anorganik dan organik yang dianggap
tidak memiliki nilai ekonomi karena Keberadaan sampah akan mengganggu kesehatan dan estetika
lingkungan, oleh karena itu banyak orang yang percaya bahwa sampah adalah sampah sesuatu yang
harus disingkirkan dari lingkungan. Berbagai masalah lingkungan meningkat sebagai akibat dari
peningkatan sampah perkotaan, sedangkan pengelolaan sampah masih dilakukan secara
konvensional hingga saat ini Hampir tidak ada terobosan yang dapat mengurangi dampak negatif dari
sampah kota. Buka dumping
dan TPA terkontrol merupakan konsep pembuangan sampah saat ini yang merupakan salah satu
sampah yang paling banyak dimanfaatkan
metode pengelolaan oleh Pemerintah Daerah di Indonesia karena metode ini paling mudah
diterapkan dan
tidak perlu memikirkan teknologi yang rumit, tetapi cara ini memiliki beberapa kelemahan yaitu harus
jauh dari
pemukiman, membutuhkan lahan yang cukup luas, memiliki akses yang memadai dan memberikan
dampak lingkungan yang merugikan. Itu
Masalah terbesar adalah infiltrasi air tanah akan menyebar dan menjadi masalah kesehatan bagi
warga sekitar
akibat pencemaran airtanah akibat Open Dumping, terutama limbah B3, kuman, dan residu pestisida
sampah organik (sayur mayur dan buah-buahan), ditambah lagi dengan pengaruh limbah B3 terhadap
ketahanan produktif
tanaman terhadap serangan penyakit, serta pencemaran udara yang berdampak pada kualitas
lingkungan sekitar TPA.
Pemanfaatan sampah sebagai sumber energi telah banyak dilakukan di negara maju, baik untuk skala
besar, sedang maupun
generasi skala kecil [1,2,3,4]
TPA Benowo merupakan tempat pembuangan akhir milik Pemerintah Kota Surabaya untuk
menampung sampah harian
Surabaya. TPA Benowo telah beroperasi sejak November 2001 dengan metode Open Dumping,
dengan a
kapasitas sampah harian 1.300 - 1.500 ton / hari sampah domestik dan limbah industri tidak beracun
[5]. Masalah
Yang sering muncul dalam penanganan sampah kota adalah masalah biaya operasional yang tinggi
dan semakin meningkat
ruang yang sulit / memadai untuk pembuangan. Salah satu upaya yang telah dilakukan di banyak
negara maju adalah pemanfaatan perkotaan
sampah untuk pembangkit listrik (waste to energy) sehingga dapat memberikan nilai tambah. Secara
teknis, biologis
Sampah (organik) yang bisa mencapai kurang lebih 55% dari seluruh sampah di TPA Benowo bisa
diolah lebih lanjut sebagai
bahan baku energi. Sistem pembangkit listrik terintegrasi dalam sistem pengelolaan limbah
diharapkan dapat
menghasilkan nilai tambah ekonomis dan memberikan solusi atas masalah persampahan. Dalam
penulisan jurnal ini akan kami jelaskan
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah menggunakan metode Landfill Gas Collection System dan metode
Gasifikasi.
METODOLOGI
Pada dasarnya penelitian ini menerapkan desain dari Pahl dan Beitz yang terdiri dari empat tahapan
yaitu: Perencanaan dan

Masalah sampah selalu menjadi masalah serius di seluruh wilayah Indonesia.


Bukan hanya Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Meningkatkan pertumbuhan penduduk secara
langsung
sebanding dengan produksi sampah yang dihasilkan setiap hari. Sampah yang identik dengan
bau tak sedap juga dapat mengganggu kesehatan manusia. tentunya akan membawa dampak negatif
bagi
lingkungan Hidup. Misalnya banjir, wabah penyakit dan menimbulkan pencemaran udara. Dari
berbagai
dampak negatif sampah, ternyata ada sisi positifnya. Sampah merupakan potensi yang bisa diraih
diubah menjadi energi listrik.
Sektor energi di Indonesia saat ini sedang berusaha mengembangkan New and Renewable
Energi (EBT) tidak hanya sebagai alternatif bahan bakar fosil tetapi merupakan penyangga energi
nasional
pasokan dengan porsi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 dari total
pasokan listrik yang ada. (sumber: ebtke.esdm.go.id).
Berdasarkan latar belakang diatas maka STT-PLN (Sekolah Tinggi Teknik Negeri - Negeri
Perusahaan Listrik) Jakarta sebagai pihak akademisi meluncurkan Program Pengelolaan Sampah
Daerah

Peningkatan konsumsi energi dan peningkatan tumpukan sampah


merupakan dua permasalahan besar yang muncul seiring dengan
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Di Indonesia,
konsumsi energi di berbagai sektor seperti transportasi, industri dan
energi listrik untuk rumah tangga tercatat terus meningkat dengan laju
pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 5,2%, sebaliknya cadangan
energi nasional
Sampah plastik yang terus meningkat jumlahnya
menimbulkan masalah bagi lingkunga

Selanjutnya metode reuse dan recycle yang saat ini masih menjadi
alternatif penanggulangan limbah plastik masih kurang efektif
menyelesaikan masalah limbah plastik ini (Tharir dkk.,2013).

Thahir, Ramli. Alwathan. Mustafa. 2013. Spesifikasi


dan Analisa Kualitas Bahan Bakar Hasil Pirolisis
Plastik Jenis Polypropylene. Politeknik Negeri
Samarinda.
UNEP (United Nations Environ

Energi listrik merupakan kebutuhan energi yang banyak dibutuhkan


dalam segi aspek kehidupan, semakin meningkatnya populasi manusia
maka semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Beberapa faktor
yang mempengaruhi ketersediaan listrik di Indonesia, diantaranya
ketersediaan energi primer, harga bahan bakar yang tidak selalu konstan,
teknologi, dan pengaruh budaya masyarakat. Saat ini Perusahan Lisrik
Negara (PLN) berupaya mengatasi peningkatan kebutuhan energi listrik
diantaranya peningkatan pembangunan pembangkit baru, pembelian
listrik swasta, pembelian listrik dengan negara tetangga dan sistem sewa
pembangkit dengan pihak ketiga.(Uray,2016)

Rumusan Masalah
Permasalahan sampah di Kecamatan Pujon menjadi prioritas utama. Hal
ini disebabkan karena banyaknya sumber-sumber sampah dari rumah tangga yang
berasal dari kegiatan sehari-hari atau kawasan komersial, seperti fasilitas sosial,
fasilitas umum dan fasilitas lainnya yang dapat menyebabkan volume sampah
bertambah. Dari pemasalahan ini, diharapkan khususnya di Kecamatan Pujon
memerlukan upaya sistematis, yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah dari sistem pengelolaan sampah yang di tinjau berdasarkan karakteristik
sampah, dan Timbulan Sampah.1.3
Tujuan Penelitian
Untuk Mengoptimalisasi
Sistem Pengelolaan Sampah Berdasarkan
Timbulan dan Karakteristik Sampah Dan Kondisi Lahan di Wilayah
Kecamatan Pujon.
1.4
Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil studi ini dapat memberikan masukan dan bahan
pertimbangan kepada masyarakat kecamatan pujon dan Pemerintah
Daerah khususnya dalam rencana peningkatan kualitas lingkungan. Juga
diharapkan bisa ikut meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pengelolaan sampah.
1.5
Ruang Lingkup
Ruang lingkup ini digunakan sebagai batasan masalah sehingga penelitian
yang dilakukan lebih terarah dan mendalam. Ruang lingkup dalam penelitian ini
antara lain:
1. Penelitian dan observasi lapangan dilaksanakan pada wilayah Kecamatan
Pujon Kabupaten Malang.
2. Mengkaji sistem pengelolaan sampah berdasarkan tinjauan aspek sosial di
wilayah Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
3. Mengidentifikasi lahan yang sesuai untuk proses pengelolaan sampah di
Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
4. Mengkaji untuk menunjukkan karakteristik dan timbulan sampah di
Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
5. Menentukan konsep pengelolaan sampah di Kecamatan Pujon Kabupaten
Malang

Anda mungkin juga menyukai