Anda di halaman 1dari 11

9 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, Nomor 2, Juni 2010, hlm.

94-100

METAKOGNISI MAHASISWA DALAM


PEMBELAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA

Astin Lukum, Lukman A. R Laliyo, & Kostiawan Sukamto


FMIPA Universitas Negeri Gorontalo, Jl. Jenderal Sudirman 6 Gorontalo
e-mail: astin.lukum@yahoo.com

Abstract: Students’ Metacognitive Knowledge in the Teaching of Chemical Equilibrium. This study
on students’ metacognitive knowledge related to Chemical Equilibrium topic was conducted at State Uni-
versity of Gorontalo, involving 153 students of Chemistry Department. The metacognitive knowledge be-
ing studied includes declarative, procedural, and conditional knowledge. The data were collected using an
essay test about Chemical Equilibrium comprising four items on declarative knowledge, three items on
procedural knowledge, and three items on conditional knowledge. The test has a 0.8 reliability coefficient,
calculated using alpha Cronbach formula. In general, the scores on the three types of knowledge indicate
that the students’ metacognitive knowledge was low; in particular, their conditional knowledge was lower
than their declarative knowledge, while their procedural knowledge was lower than their declarative
knowledge.

Keywords: metacognitive knowledge, declarative, procedural, conditional, chemical equilibrium

Abstrak: Metakognitif Mahasiswa dalam Pembelajaran Konsep Kesetimbangan Kimia. Penelitian


metakognitif mahasiswa dilakukan terhadap 153 mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Negeri Gorontalo.
Pengetahuan metakognitif yang diteliti meliputi pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan
pengetahuan kondisional berkaitan. Data penelitian adalah skor tes pengetahuan metakognitif maha-
siswa berkaitan dengan topik kesetimbangan kimia. Data penelitian dikumpulkan menggunakan 10
item tes yang terdiri atas empat item pengetahuan deklaratif, tiga item pengetahuan prosedural, dan tiga
item pengetahuan kondisional. Koefisien reliabilitas tes dihitung dengan persamaan alpha Cronbach.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan metakognitif mahasiswa termasuk rendah. Pengeta-
huan kondisional mahasiswa lebih rendah dibandingkan dengan pengetahuan proseduralnya, sedangkan
pengetahuan prosedural mahasiswa lebih rendah dibandingkan dengan pengetahuan deklaratifnya.

Kata kunci: pengetahuan metakognitif, pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedual, pengetahuan


kondisional, kesetimbangan kimia

Hasil ujian nasional pada tahun pelajaran 2007/2008, kesetimbangan kimia merupakan topik yang paling
2008/2009, dan 2009/2010 di empat SMA negeri di sulit dalam pembelajaran kimia. Kesulitan tersebut
Kota Gorontalo, dan empat SMA negeri di Kabupa- disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, konsep-konsep
ten Bone Bolango Provinsi Gorontalo, yang merupa- dalam topik kesetimbangan kimia hampir semuanya
kan sekolah-sekolah favorit, untuk mata pelajaran merupakan konsep abstrak, seperti konsep keadaan
kimia adalah kurang dari 60 untuk skor maksimal setimbang dan pergeseran kesetimbangan. Kedua,
100 (Laliyo, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan kemampuan matematik dalam menyele-
daya serap mata pelajaran kimia adalah rendah. saikan soal-soal dalam kesetimbangan kimia seperti
Fakta ini juga menunjukkan bahwa mata pelajaran untuk menghitung harga tetapan kesetimbangan
kimia dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit pada suhu tertentu atau akibat adanya pergeseran
dipelajari oleh siswa. kesetimbangan. Ketiga, konsep-konsep yang ada di
Salah satu topik dalam pelajaran kimia di SMA dalamnya didasari oleh konsep-konsep sebelumnya,
dan MA adalah kesetimbangan kimia. Hasil peneli- seperti konsep-konsep dalam topik Laju Reaksi dan
tian Childs dan Seehan (2009) menunjukkan bahwa Konsentrasi Larutan.

9
10 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 9-18

Kesulitan siswa dalam mempelajari topik kese- lukan pengetahuan metakognitif karena di dalamnya
timbangan kimia dapat juga disebabkan oleh pende- terkandung pengetahuan deklaratif, prosedural, dan
katan pembelajaran yang digunakan. Selama ini, ada kondisional.
kecenderungan pembelajaran topik kesetimbangan Pengetahuan deklaratif berkaitan dengan topik
kimia dilakukan dengan pendekatan verifikasi. Dalam kesetimbangan kimia merupakan pemahaman siswa
pembelajaran dengan pendekatan verifikasi guru tentang konsep-konsep yang ada dalam materi terse-
menjelaskan materi pelajaran, diikuti dengan prak- but dan bagaimana pebelajar mengkonstruksi konsep-
tikum yang sebagian besar ditujukan untuk mem- konsep tersebut dalam koginisinya dengan berbagai
verifikasi “kebenaran” dari materi yang telah dije- cara yang mudah menurut pebelajar. Sebagai contoh
laskan oleh guru. Pembelajaran secara verifikasi adalah konsep tentang keadaan setimbang. Siswa
tersebut dapat dianggap sebagai pembelajaran yang mengkonstruksi konsep tersebut dan berdasarkan
kurang bermakna bagi siswa (Effendy, 2002: 1). pemahaman yang telah dibangun ia mungkin menya-
Menurut Carin dan Sund (1975) pembelajaran takan bahwa keadaan setimbang adalah suatu ke-
bermakna dapat terjadi apabila siswa mengkon- adaan dimana pada reaksi reversibel (dapat balik) laju
struk sendiri konsep-konsep dengan bantuan yang reaksi pembentukan produk adalah sama dengan laju
minimal dari guru. Pembelajaran bermakna sangat reaksi pembentukan reaktan.
menentukan kinerja akademik siswa. Kinerja aka- Pengetahuan prosedural berkaitan dengan topik
demik tersebut erat kaitannya dengan kemampuan kesetimbangan kimia merupakan pengetahuan ten-
metakognitif siswa. tang bagaimana menggunakan konsep-konsep yang
Ada beberapa pendapat berkaitan dengan meta- telah diketahui dalam pengetahuan deklaratifnya.
kognitif. Anggo (2011:26) menyatakan bahwa meta- Sebagai contoh dalam menghitung tetapan kese-
kognitif merupakan suatu rangkaian dari aktivitas timbangan (Kc), siswa menggunakan konsep yang
berpikir yang dilakukan oleh manusia. Murni (2010: telah ia konstruk sebelumnya, yaitu konsep tentang
3) menyatakan bahwa metakognitif merupakan kesetaraan suatu reaksi, konsep tentang keadaan se-
pengetahuan berpikir tingkat tinggi karena melibat- timbang, dan konsep tentang konsentrasi zat. Berda-
kan fungsi eksekutif yang lebih mengkoordinasikan sarkan dua konsep pertama siswa dapat menuliskan
tentang perilaku pembelajaran. Rompayom dkk ungkapan tentang tetapan kesetimbangan, kemudian
(2010:3) menyatakan bahwa metakognitif merupa- berdasarkan konsep yang ketiga pebelajar dapat
kan kemampuan siswa secara eksplisit dalam memi- menghitung harga tetapan kesetimbangan. Penge-
kirkan gagasan atau konsep yang mereka miliki. tahuan kondisional berkaitan dengan topik kese-
Iwai (2011:151) dan Murti (2011:53) mendefinisi- timbangan kimia merupakan pengetahuan tentang
kan metakognitif sebagai pengetahuan yang dimiliki kapan dan mengapa menggunakan pengetahuan
seseorang tentang proses dan hasil kognitifnya deklaratif dan pengetahuan prosedural. Sebagai con-
sendiri, yang mencakup pemantauan aktif, regulasi toh adalah bagaimana upaya yang harus dilakukan
konsekuen, dan kegiatanpemrosesan informasi. Ber- untuk memperbesar hasil gas NH3 yang diperoleh
dasarkan pendapat-pendapat di atas, pengetahuan berdasarkan reaksi kesetimbangan berikut.
yang diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)  Ho = -92.2 kJ
dapat dianggap sebagai hasil dari pengetahuan meta-
kognitifnya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa harus
Ada tiga jenis pengetahuan metakognitif, yaitu mengunakan pengetahuan deklaratif yang telah ia
pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional konstruk seperti konsep tentang reaksi eksotermik,
(Rampayom dkk., 2010). Pengetahuan deklaratif konsep pengaruh perubahan volume dan tekanan
merupakan pengetahuan tentang diri sendiri seba- terhadap pergeseran kesetimbangan, serta konsep
gai pebelajar, dan faktor-faktor yang memengaruhi tentang katalis. Kemudian siswa menggunakan kon-
kinerja seseorang. Pengetahuan prosedural meru- sep-konsep tersebut untuk memilih kondisi yang
pakan pengetahuan tentang cara menggunakan segala tepat, yaitu kondisi yang menyebabkan kesetimbang-
sesuatu yang telah diketahui dalam pengetahuan an bergeser ke arah kanan sehingga gas NH3 yang
deklaratifnya, sedangkan pengetahuan kondisional dihasilkan menjadi optimal.
merupakan pengetahuan tentang kapan dan mengapa Cross dan Paris, (1988:131-142) melaporkan
menggunakan pengetahuan deklaratif dan pengeta- bahwa pengukuran pengetahuan metakognitif men-
huan prosedural. Pemahaman siswa berkaitan dengan cakup tiga hal, yaitu pengukuran pengetahuan de-
topik kesetimbangan kimia dapat dianggap memer- klaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan
Lukum, dkk., Metakognisi Mahasiswa dalam … 11

kondisonal.Pengetahuan metakognitif dapat diukur METODE


dengan menggunakan beberapa metode. Rompayom
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuali-
dkk. (2010:2) menyatakan bahwa beberapa metode
tatif deskriptif. Subjek penelitian adalah mahasiswa
yang biasa digunakan untuk mengukur metakognitif
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan
adalah dengan menggunakan kuesioner, wawancara,
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Goron-
analysis of thinking-aloud protocols, pengamatan talo pada tahun akademik 2011/2012 yang telah
dan raise-awareness task, dan buku harian atauoto- memperoleh perkuliahan materi kesetimbangan kimia.
biografi. Cooper dkk. (2008:18-24) menggunakan Subjek penelitian adalah 153 mahasiswa sampel
across-method-and-time instrument designed untuk ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling,
mengukur pengetahuan metakognitif dalam menye- yang terdiri dari 53 mahasiswa angkatan 2011/2012,
lesaikan soal-soal kimia. Rompayom dkk. (2010) 53 mahasiswa angkatan 2010/2011, dan 47 maha-
mengembangkan instrumen untuk mengukur penge- siswa angkatan 2009/2010.
tahuan metakognitif siswa dalam materi ikatan ki- Data penelitian adalah skor tes pemahaman
mia dalam bentuk serangkaian pertanyaan terbuka. materi kesetimbangan kimia. Instrumen yang diguna-
Pertanyaan terbuka tersebut disajikan dalam bentuk kan untuk mengambil data penelitian adalah tes pe-
tes tertulis yang memungkinkan siswa untuk meng- mahaman konsep kesetimbangan kimia (TPKKK).
ungkapkan apa yang mereka ketahui, selain itu siswa Tes ini berupa pertanyaan terbuka yang terdiri dari
dapat mengembangkan sendiri ide-ide mereka dalam 10 item. empat item berkaitan dengan pengetahuan
menggunakan strategi kognitifnya. deklaratif, tiga item berkaitan dengan pengetahuan
Countinho (2007) melaporkan bahwa ada hu- prosedural, dan tiga item berkaitan dengan penge-
bungan antara pengetahuan metakognisi dengan tahuan kondisional. Item tes pengetahuan deklaratif
keberhasilan belajar, siswa dengan pengetahuan ditujukan untuk menggali pengetahuan mahasiswa
metakognisi yang tinggi cenderung memiliki hasil tentang konsep-konsep dasar pada materi kesetim-
belajar yang tinggi. Hasil penelitian Nbina, & Viko bangan kimia. Item tes pengetahuan prosedural di-
(2010:1) menunjukkan bahwa pada pengajaran yang tujukan untuk menggali pengetahuan mahasiswa
menggunakan strategi metakognisi, penilaian diri dalam menyelesaikan masalah secara bertahap. Item
dapat meningkatkan prestasi belajar kimia di sekolah tes pengetahuan kondisional ditujukan untuk meng-
menengah dan juga secara signifikan meningkatkan gali pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana,
efikasi diri mereka. mengapa, dan kapan menggunakan strategi tertentu
dalam menyelesaikan masalah pada kondisi dan
Selama ini penelitian-penelitian dalam pem-
situasi tertentu pada materi kesetimbangan kimia.
belajaran kimia, khususnya dalam pembelajaran
Apabila mahasiswa mampu menjawab setiap item
topik kesetimbangan kimia, cenderung berkaitan
tes secara bertahap mulai dari pengetahuan dekla-
dengan kesulitan siswa dalam memahami konsep- ratif, prosedural, dan kondisional, maka mahasiswa
konsep dan kesalahan konsep atau niskonsepsi tersebut dianggap telah memiliki pengetahuan meta-
dalam topik tersebut (Hariun dkk., 2008). Peneli- kognitif yang baik. TPKKK divalidasi oleh dua orang
tian tentang pengetahuan metakognitif mahasiswa validator kemudian diujicobakan kepada mahasis-
berkaitan dengan topik kesetimbangan kimia dapat wa Jurusan Pendidikan Kimia lainnya yang tidak
dianggap belum banyak. Salah satu penelitiaan pem- termasuk dalam subjek penelitian. Uji reliabilitas tes
belajaran kimia yang berkaitan dengan pengetahuan dengan alpha Cronbach menghasilkan harga koe-
metakognitif dilakukan oleh Danial (2010). Dari fisien reliabilitas sebesar 0,8. Teknik pemberian skor
penelitian ini terungkap bahwa mahasiswa belum tes merujuk pada kriteria pemberian skor pengeta-
mampu menggunakan pemikiran kritis yang terkait huan metakognitif yang dikemukakan oleh Rompa-
dengan pengetahuan deklaratif, prosedural, dan yom dkk. (2010:5) yang disajikan pada Tabel 1.
kondisional. Hal ini kemungkinan akibat daribelum Data penelitian dianalisis secara dekriptif kualitatif.
terlaksananya pembelajaran konstruktivis oleh dosen.
Penelitian tentang pengetahuan metakognitif maha-
HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa berkaitan dengan topik kesetimbangan kimia
penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan Hasil
untuk mendeskripsikan pengetahuan metakognitif Hasil Tes TPKKK mahasiswa untuk aspek
mahasiswa yang meliputi pengetahuan deklaratif, pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional
prosedural, dan kondisional. dalam materi kesetimbangan kimia diuraikan pada
Tabel 2, 3, dan 4.
12 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 9-18

Tabel 1. Kriteria Pemberian Skor untuk Mengukur Tingkat Pengetahuan Metakognitif Mahasiswa
Berdasarkan Kriteria Rompayom dkk. (2010:5)
Deskripsi Pengetahuan
Skor DeskripsiPengetahuan Prosedural DeskripsiPengetahuan Kondisional
Deklaratif
0 Jawaban yang diberikan maha- Mahasiswa tidak menguraikan strategi Mahasiswa tidak menjelaskan kapan dan
siswa tidak relevan dengan per- tertentu yang digunakan untuk meme- mengapa menggunakan strategi tertentu
tanyaan. cahkan masalah. dalam memecahkan masalah.
1 Mahasiswa tidak menguraikan Mahasiswa memahami tujuan tugas/soal, Mahasiswa menggunakan strategi umum
apapun yang berhubungan tetapi membuat pernyataan yang tidak untuk memecahkan masalah, tetapi tidak
dengan pertanyaan. Jawaban spesifik dan tidak berhubungan antara menjelaskan kapan atau mengapa meng-
mahasiswa tidak spesifik dan informasi dan pertanyaan. gunakan strategi itu atau statemen yang
tidak berhubungan dengan diberikan tidak spesifik.
pertanyaan.
2 Mahasiswa mampu memberi- Mahasiswa mampu menggambarkan Mahasiswa mampu menjelaskan kapan
kan jawaban dengan jelas dan dengan jelas strategi yang digunakan dan mengapa menggunakan strategi
terkait dengan pertanyaan. dengan mempertimbangkan implikasi tertentu untuk menyelesaikan masalah.
antara informasi dan pertanyaan. Mahasiswa mampu menghubungkan de-
ngan jelas antara informasi dan pertanyaan.

Tabel 2. Hasil Tes Pengetahuan Deklaratif Mahasiswa dalam Materi Kesetimbangan Kimia
Jumlah Mahasiswa
Deskripsi Pengetahuan Deklaratif Skor Soal
yang Menjawab
Jawaban yang diberikan mahasiswa tidak relevan dengan pertanyaan. 1 66
Mahasiswa tidak menguraikan apapun yang berhubungan dengan 2 64
pertanyaan. 0
3 14
4 15
Jawaban mahasiswa tidak spesifik dan tidak berhubungan dengan 1 63
pertanyaan 2 28
1
3 23
4 65
Mahasiswa mampu memberikan jawaban dengan jelas dan terkait 1 8
dengan pertanyaan 2 12
2
3 113
4 50
Jumlah total mahasiswa 153

Tabel 3. Hasil Tes Pengetahuan Prosedural Mahasiswa dalam Materi Kesetimbangan Kimia
Jumlah Mahasiswa
Deskripsi Pengetahuan Prosedural Skor Item Soal
yang Menjawab
Mahasiswa tidak menguraikan strategi tertentu yang digunakan untuk 5 37
memecahkan masalah 0 6 20
7 10
Mahasiswa memahami tujuan tugas/soal, tetapi membuat pernyataan 5 29
tidak spesifik dan tidak berhubungan antara informasi dan pertanyaan. 1 6 43
7 76
Mahasiswa mampu menggambarkan dengan jelas strategi yang 5 6
digunakan dengan mempertimbanngkan implikasi antara informasi 2 6 83
dan pertanyaan.
7 34
Jumlah total mahasiswa 153
Lukum, dkk., Metakognisi Mahasiswa dalam … 13

Tabel 4. Hasil Tes Pengetahuan Kondisional Mahasiswa dalam Materi Kesetimbangan Kimia
Jumlah Mahasiswa
Deskripsi Pengetahuan Kondisional Skor Soal
yang Menjawab
Mahasiswa tidak menjelaskan kapan dan mengapa menggunakan 8 6
strategi tertentu dalam memecahkan masalah.
0 9 2
10 4
Mahasiswa menggunakan strategi umum untuk memecahkan ma- 8 39
salah, tetapi tidak menjelaskan kapan atau mengapamenggunakan 1 9 31
strategi itu atau statemen yang diberikan tidak spesifik.
10 9
Mahasiswa mampu menjelaskan kapan dan mengapa menggunakan 8 22
strategi tertentu untuk menyelesaikan masalah. Mahasiswa mampu 2 9 18
menghubungkan dengan jelas antara informasi dan pertanyaan.
10 0
Jumlah mahasiswa 153

Pembahasan jawaban yang tidak relevan lainnya adalah “Untuk


mencapai titik kesetimbangan, konsentrasi, suhu, dan
Data pengetahuan deklaratif mahasiswa pada volume adalah konstan, dan reaksi berhenti”. Ja-
konsep keadaan setimbang menunjukkan adanya waban mahasiswa menunjukkan bahwa mereka tidak
ketidakrelevanan jawaban dengan pertanyaan yang memahami dengan tepat pengetahuan deklaratif ten-
diberikan. Berikut ini diuraikan gambaran pengeta- tang kondisi yang terjadi pada saat reaksi mencapai
huan deklaratif mahasiswa untuk item tes nomor 1. keadaan setimbang, yaitu: “Pada saat kesetimbangan
tercapai reaksi tetap berlangsung dengan laju reaksi
reaksi pembentukan hasil dan laju reaksi pemben-
tukan pereaksi kembali adalah sama cepat”. Mahasis-
wa yang memberikan jawaban salah dapat dianggap
tidak dapat memahami dengan baik hubungan an-
tara perubahan laju reaksi terhadap waktupada reaksi
bolak-balik yang mencapai keadaan setimbang.
Contoh pengetahuan deklaratif mahasiswa juga
ditunjukkan pada jawaaban terhadap soal nomor 2,
“Bagaimana pengaruh konsentrasi, tekanan, dan suhu
dalam sistem Kesetimbangan Kimia?” Temuan pene-
litian menunjukkan bahwa 64 orang mahasiswa
memberikan jawaban yang tidak relevan dengan
pertanyaan (skor 0). Contoh jawaban beberapa
mahasiswa tersebut sebagai berikut. “Apabila kon-
sentrasi, tekanan dan suhu dalam sistem kesetim-
bangan kimia sangat berpengaruh, karena semakin
Gambar 1. Grafik Hubungan antara Perubah- besar konsentrasi, tekanan dan suhu, proses terjadi-
an Laju Reaksi terhadap Waktu nya kesetimbangan semakin cepat”. Jawaban maha-
siswa lainnya adalah “Pengaruh konsentrasi, te-
Dari Gambar 1, apabila v1 adalah laju reaksi kanan dan suhu dalam sistem kesetimbangan kimia
pembentukan hasil reaksi dan v2 adalah laju reaksi adalah jika suhu, konsentrasi dan tekanan tidak naik,
pembentukan pereaksi kembali, jelaskan kapan suatu reaksi yang didapatkan tidak akan setimbang”.
reaksi tersebut mencapai kesetimbangan dan apakah Jawaban mahasiswa lainnya adalah. “Konsentrasi
pada saat kesetimbangan dicapai reaksi berhenti? diperbesar kesetimbangan akan bergeser kesebelah
Temuan penelitian untuk item tes soal nomor kanan begitu pula sebaliknya, apabila tekanan di-
1 menunjukkan bahwa 66 mahasiswa memberikan perbesar maka pergeserannya ke arah kanan dan
jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan (skor jika diperkecil bergeser ke kiri, dan jika suhu di-
0). Contoh jawaban yang tidak relevan dari beberapa perbesar, maka pergeseran kesetimbangan ke arah
mahasiswa adalah “Pada saat setimbang hasil reaksi kiri, jika semakin kecil suhunya kesetimbangan ber-
dan pereaksi memiliki koefisien yang sama”. Contoh geser ke arah kanan”.
14 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 9-18

Jawaban-jawaban mahasiswa di atas adalah ti- Dari jawaban di atas dapat dianggap mahasiswa telah
dak relevan dengan pertanyaan. Seharusnya maha- memahami bahwa dalam ungkapan Kp zat hasil di-
siswa dengan pengetahuan deklaratif yang telah di- tulis pada bagian pembilang dipangkatkan dengan
pahaminya mampu untuk menjelaskan pengaruh koefisiennya, sedangkan pereaksi ditulis pada bagian
suhu, konsentrasi, katalis, dan tekanan terhadap penyebut dipangkatkan dengan koefisiennya. Namun
pergeseran kesetimbangan. Hal ini terjadi mungkin mahasiswa salah dalam menyatakan ungkapan ber-
karena mahasiswa tidak paham faktor-faktor yang kaitan dengan kuantitas gas. Kuantitas gas dinyatakan
dapat memengaruhi sistem kesetimbangan seperti dengan konsentrasi gas, dengan notasi [gas], atau
yang diungkapkan oleh Le Chatilier, yaitu “Apabila dengan tekanan gas, dengan notasi Pgas. Kuantitas
dalam suatu kesetimbangan konsentrasi pereaksi gas tidak pernah dinyatakan dengan [Pgas] yang da-
diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah pat diartikan sebagai konsentrasi tekanan gas.
kanan (produk), sebaliknya apabila konsentrasi Jawaban yang lain adalah sebagai berikut.
pereaksi diperkecil, kesetimbangan akan bergeser
ke arah kiri (reaktan). Apabila tekanan diperbesar
(volum diperkecil), kesetimbangan akan bergeser
ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil, seba- Jawaban di atas menunjukkan bahwa mahasiswa tidak
liknya jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), memahami ungkapan yang digunakan untuk menya-
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah takan kuantitas gas. Di samping itu, mahasiswa
koefisiennya lebih besar. Apabila suhu dinaikkan, tidak memahami bahwa bila pada pereaksi atau
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang hasil reaksi ada dua zat atau lebih maka kuantitas
menyerap kalor (endoterm), sebaliknya apabila zat tersebut adalah dikalikan, bukannya ditambahkan,
suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke dimana masing-masing zat dipangkatkan dengan
koefisien reaksinya. Jadi, ungkapan persamaan
arah reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm)”.
tetapan kesetimbangan yang betul untuk dua reaksi
Soal nomor 3 yang digunakan untuk mengiden-
di atas adalah sebagai berikut.
tifikasi pengetahuan deklaratif mahasiswa adalah
PH 2 . PI2 PPCl
“Tulislah persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) Kp = dan Kp = 5
untuk sistem kesetimbangan berikut”: 2
PHI P PCl . Cl 2
3

Soal nomor 5 digunakan untuk mengidentifikasi


pengetahuan prosedural mahasiswa, yaitu dapatnya
mereka menyelesaikan masalah secara bertahap ber-
Temuan penelitian untuk soal nomor 3 menunjuk- dasarkan konsep-konsep dalam kesetimbangan ki-
kan bahwa 113 mahasiswa memperoleh skor 2. Hal mia. Adapun pertanyaannya adalah sebagai berikut.
ini menunjukkan bahwa mahasiswa telah memahami “Jelaskan ke mana arah pergeseran kesetimbangan
hukum kesetimbangan dengan tepat dan mampu jika pada kesetimbangan berikut”
memberikan ungkapan matematik untuk hukum
kesetimbangan kimia dengan benar pula.
Identifikasi pengetahuan deklaratif mahasiswa
dilanjutkan pada soal nomor 4. “Tulislah persamaan
tetapan kesetimbangan gas (Kp) untuk reaksi beri-
kut”. Untuk pertanyaan-pertanyaan di atas, 37 maha-
siswa tidak dapat menguraikan strategi untuk me-
mecahkan masalah pergeseran kesetimbangan (skor 0
untuk komponen pengetahuan prosedural). Mahasis-
Dari soal di atas, jawaban mahasiswa cende- wa memberikan penjelasan yang salah tentang per-
rung masuk pada deskriptor kedua pada komponen geseran kesetimbangan reaksi-reaksi tersebut. Be-
pengetahuan deklaratif (skor 1), dimana jawaban berapa contoh penjelasan salah yang diberikan oleh
yang diberikan tidak spesifik dengan pertanyaan. mahasiswa adalah sebagai berikut.
Adapun beberapa contoh jawaban mahasiswa adalah (i) Kesetimbangan bergeser ke arah kanan bila pada
sebagai berikut. kesetimbangan (a) ditambah 1 mol HI.
(ii) Jika suhu dinaikkan akan terjadi pergeseran kese-
timbangan (b) ke arah kiri.
(iii) Jika volume diperkecil akan terjadi arah perge-
seran kesetimbangan (c) ke arah kanan.
Lukum, dkk., Metakognisi Mahasiswa dalam … 15

(iv) Jika suhu dinaikkan maka kesetimbangannya pada suhu yang sama. Di samping itu, mahasiswa
(b) bergeser menuju ke reaksi yang memiliki tidak memberikan satuan untuk konsentrasi zat-zat
ΔHnegatif. yang ada dalam kesetimbangan.
Beberapa penjelasan salah yang diberikan di atas da- Contoh jawaban salah yang lain adalah sebagai
pat dianggap terjadi karena mahasiswa tidak mema- berikut.
hami dengan benar azas Le Chatilier.
Lebih lanjut pengetahuan prosedural mahasiswa
diidentifikasi dengan soal nomor 6: “Data konsen-
trasi zat-zat pada kesetimbangan

yang terjadi pada tiga percobaan dengan temperatur Kc(1) = 10,73;Kc(2) = 6,98; Kc(3) = 13,390.
yang sama diberikan pada Tabel 5. Tentukan harga Kc(rata-rata) = 1/3[Kc(1) + Kc(2) + Kc(3)] = 12,21.
tetapan kesetimbangan (Kc) untuk masing-masing Jawaban mahasiswa di atas, mengindikasikan
percobaan tersebut. Hitung pula harga tetapan ke- bahwa pengetahuan prosedural dalam struktur penge-
setimbangan rata-ratanya” tahuan mahasiswa belum sesuai dengan deskriptor
kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
Tabel 5. Data Konsentrasi I2, H2 dan HI Hal ini disebabkan mahasiswa tidak dapat menerap-
kan konsep dasar hukum kesetimbangan sehingga
Percobaan [I2] (mol/L) [H2] (mol/L) [HI] (mol/L) mahasiswa salah mengkonstruksi informasi dalam
1 1,63 0,97 8,49 struktur pengetahuannya. Selain konsep tentang hu-
2 4,06 1,72 17,79
3 1,01 1,01 6,83
kum kesetimbangan yang keliru, seperti konsentrasi
zat setimbang ruas kanan yang sebenarnya dibagi
Contoh jawaban salah untuk soal nomor 6 adalah dengan konsentrasi zat setimbang ruas kiri tetapi
sebagai berikut. pada pengaplikasiannya mahasiswa membaliknya.
Temuan di atas menunjukan bahwa mahasiswa cen-
derung lebih mudah menyelesaikan soal hitungan
atau soal algoritmik dibandingkan soal konseptual.
Pada soal nomor 7 mahasiswa diberi pertanyaan
untuk menunjukkan kemampuan tentang pengeta-
Kc (1)=0.021,Kc (2) = 0,022; Kc (3)= 0,022. huan proseduralnya melalui pertanyaan berikut.
Kc(rata-rata)= [Kc(1) + Kc(2) + Kc(3)]: 3 = 0,022. “Data konsentrasi zat-zat pada kesetimbangan
Jawaban salah di atas terjadi karena maha-
siswa tidak memahami ungkapan matematik dari yang terjadi pada tiga percobaan dengan temperatur
tetapan kesetimbangan Kc. Ungkapan matematik yang sama diberikan pada Tabel 6. Tentukan harga
yang mereka gunakan adalah terbalik. Ungkapan tetapan kesetimbangan gas(Kp) untuk masing-masing
matematik yang benar adalah sebagai berikut. percobaan tersebut. Hitung pula harga tetapan ke-
setimbangan rata-ratanya?”

Tabel 6. Data Konsentrasi N2, H2 dan NH3


Contoh jawaban salah lainnya adalah sebagai
berikut. Percobaan [N2] (mol/L) [H2] (mol/L) [NH3] (mol/L)
[I2] = [1,63 + 4,06 + 1,01]: 3 = 2,23 1 2,75 1,13 2,244
[H2] = [0,97 + 1,72 + 1,01] : 3 = 1,23 2 2,30 0,75 1,198
[HI] = [8,49 + 17,79 + 6,83] : 3 = 11,04 3 0,40 2,50 2,857

Sebanyak 76 mahasiswa memberikan jawaban


yang tidak spesifik, yaitu berada pada deskriptor
Pada jawaban di atas mahasiswa telah mema- kedua (skor 1) pada pengetahuan prosedural, di-
hami cara menuliskan ungkapan matematik untu Kc mana tidak ada hubungan antara informasi yang
pada reaksi di atas. Kesalahan terjadi karena maha- diberikan dengan pertanyaan yang diajukan. Contoh
siswa tidak menentukan harga Kc rata-rata ber- jawaban salah yang diberikan mahasiswa adalah
dasarkan harga Kc untuk masing-masing percobaan sebagai berikut.
16 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 9-18

Contoh jawaban salah dari pertanyaan di atas


adalah sebagai berikut.
[NO2]2
Kc =
[N2O4]
(0,001)2 (mol/L)2
Kc =
Kp(1)= 1,454;Kp(2) =1,1093; Kp(3) = 3,264 0,130 mol/L
Kp(rata-ratan) = 1/3[Kp(1) + Kp(2) + Kp(3)] = 1,956.
= 7,69 x 10-8 mol/L
Jawaban salah lainnya adalah sebagai berikut. Kc = Kp (RT)
Kc
Kp =
RT
7,69 x 10-8 mol/L
Kp =
0,8205 L atm mol-1 K-1 x 464 K
7,69 x 10-8 mol/L
Kp (1) =1,27;Kp(2) =1,48; Kp (3) = 1,31. Kp =
0,8205 L atm mol-1 K-1 x 464 K
Kp(rata-rata) = 1/3[Kp(1) + Kp(2) + Kp(3)] = 1,35.
= 3,3 x 10-9 atm
Jawaban di atas disebabkan mahasiswa tidak me-
Jawaban salah di atas terjadi karena kesalahan ma-
mahami bahwa untuk menghitung harga tetapan kese-
hasiswa dalam menentukan hubungan antara Kc dan
timbangan gas (Kp) data yang digunakan adalah
Kp (strategi iii). Jawaban mahasiswa tersebut dapat
data tekanan gas, bukannya konsentrasi gas. Seha-
dianggap termasuk dalam kategori deskriptor kedua
rusnya mahasiswa menentukan dulu harga Kc ber-
(skor 1).
dasarkan data yang diberikan, kemudian merubahnya
Lebih lanjut pengetahuan kondisional maha-
ke Kp menggunakan persamaan
siswa diidentifikasi dengan soal nomor 9: “Pada
Kp = Kc (RT)  n suhu 440º C, dalam bejana dengan volume 10 L,
kesetimbangan
Pengetahuan kondisional mahasiswa diidenti-
H2(g) + I2(g) 2HI(g)
fikasi dengan soal nomor 8, 9, dan 10. Jawaban
mahasiswa pada tiga soal tersebut lebih dominan memiliki Kc= 49,5. Dalam kesetimbangan ini terdapat
pada deskriptor kedua (skor 1) dengan rincian 39 0,80 mol H2 dan 0,20 mol I2. Tentukanlah konsen-
mahasiswa pada soal nomor 8, 31 mahasiswa pada trasi zat-zat dalam kesetimbangan tersebut”. Strategi
soal nomor 9, dan 9 mahasiswa pada soal nomor yang diperlukan dalam menjawab soal tersebut adalah
10. Jawaban tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa (i) menghitung konsentrasi H2 dan I2 dalam keadaan
cenderung hanya menggunakan strategi umum untuk setimbang; (ii) memberikan ungkapan matematis
memecahkan masalah, tetapi tidak menjelaskan kapan untuk harga Kc; (iii) memberikan ungkapan mate-
atau mengapa menggunakan strategi itu atau dengan matis untuk [HI]: (iv) menghitung [HI] berdasarkan
kata lain statemen yang diberikan tidak spesifik. (iii).
Soal nomor 8 adalah sebagai berikut: “Pada 464 Contoh jawaban salah mahasiswa adalah seba-
K terjadi kesetimbangan gai berikut.
N2O4(g) 2NO2(g) [H2] = mol/V = 0,80 mol/10 L = 0,08 mol/L
[I2] = mol/V = 0,20 mol/10 L = 0,02 mol/L
dengan [N2O4] = 0,130 mol/L dan [NO2] = 0,001 [HI] = mol/V = 2 mol/10 L = 0,2 mol/L
mol/L. Tentukan hargaKc dan Kpreaksi tersebut jika [HI]2
diketahui tetapanR = 0,08205 L atm mol-1 K-1”. Kc =
[H2] [I2]
Strategi yang diperlukan dalam menjawab soal ter-
sebut adalah (i) memberikan ungkapan matematis 0,22 (mol/L)2
Kc =
untuk harga Kc; (2) menghitung harga Kc berdasar- 0,08 mol/L x 0,02 mol/L
kan data konsentrasi zat dalam keadaan setimbang:
(iii) menentukan hubungan antara Kc dan Kp; dan = 0,79
(iv) menghitung harga Kp berdasarkan (iii).Strategi Jawaban salah di atas terjadi karena kesalahan ma-
mahasiswa dalam menjawab soal tersebut dapat di- hasiswa mulai dari strategi (i). Jawaban mahasiswa
identifikasi dapat diidentifikasi berdasarkan jawaban tersebut dapat dianggap termasuk dalam kategori
yang diberikan. deskriptor pertama (skor 1).
Lukum, dkk., Metakognisi Mahasiswa dalam … 17

Tabel 7. Mahasiswa yang Telah Mengembangkan Kemampuan Deklaratif, Prosedural, dan


Kondisional
Jumlah rata-rata mahasiswa yang telah Persentase rata-rata mahasiswa yang
Kategori
mengembangkan telah mengembangkan
Pengetahuan deklaratif 46 30,1
Pengetahuan prosedural 41 26,7
Pengetahuan kondisional 13 8,5

Jumlah total mahasiswa = 153

Lebih lanjut pengetahuan kondisional mahasis- Jawaban salah di atas terjadi karena kesalahan ma-
wa diidentifikasi dengan soal nomor 10: “Sebanyak hasiswa mulai dari strategi (ii). Ungkapan tekanan
2 mol gas NO2 dimasukan dalam bejana dan dan parsial masing-masing gas adalah berkaitan dengan
mengalami peruraian sesuai dengan persamaan jumlah mol gas. Ungkapan tekanan parsial gas
berikut. adalah sebagai berikut.
2NO2(g) 2NO(g) + O2(g) jumlah mol gas
Pgas = x Ptotal
Pada saat kesetimbangan tercapai terdapat jumlah total mol gas
0,5 mol gas O2 dan tekanan total gas adalah 2 atm. Jawaban mahasiswa tersebut dapat dianggap ter-
Tentukan tekanan parsial masing-masing gas dalam masuk dalam kategori deskriptor pertama (skor 1).
keadaan setimbang dan hitung harga Kp untuk reaksi Berdasarkan data dalam Tabel 2, 3, dan 4
tersebut”. maka jumlah mahasiswa yang telah mengembang-
Strategi yang diperlukan dalam menjawab soal kan pengetahuan deklaratif, pengetahuan prose-
tersebut adalah (i) menghitung jumlah mol gas NO dural, dan pengetahuan kondisional dapat diberikan
dan gas O2 yang ada dalam keadaan setimbang; (ii) dalam Tabel 7.
menghitung jumlah mol total dari gas-gas; (iii) me- Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat disimpul-
nentukan ungkapan dalam menghitung tekanan kan bahwa dalam pembelajaran materi kesetimbang-
parsial masing-masing gas; (iv) menentukan tekanan an kimia persentase mahasiswa yang telah mengem-
parsial masing-masing gas berdasarkan (iii); (v) mem- bangkan pengetahuan metakognitif yang meliputi
berikan ungkapan matematis tetapan Kp; dan (vi) pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural,
menghitung Kp berdasarkan (v). dan pengetahuan kondisional dapat dianggap rendah.
Soal nomor 10 ini hanya dapat dikerjakan oleh Pada dasarnya pengetahuan metakognitif tersebut,
sebagian kecil mahasiswa. Contoh jawaban salah khususnya pengetahuan kondisional, berhubungan
mahasiswa adalah sebagai berikut. dengan pemahaman konseptual. Pemahaman kon-
2NO
2NO22(g)
(g) 2NO(g)
2NO(g) ++ O O22(g)
(g) septual didefinisi sebagai kemampuan untuk me-
Mula-mula: 2 mol 0 mol 0 mol nentukan konsep mana yang relevan dan tepat
Mula-mula: 2 mol 0 mol 0 mol digunakan dalam menyelesaikan permasalahan pada
Disosiasi: 1 mol 1 mol 0,5 mol
Disosiasi: 1 mol 1 mol 0,5 mol kondisi tertentu (Costu, 2010; Nakhleh, 1993). Se-
Keadaan setimbang: 1 mol 1 mol 0 mol lama ini pembelajaran kimia di sekolah dan pergu-
Keadaan setimbang: 1 mol 1 mol 0 mol
PNO 2 = mol NO2 x Ptotal ruan tinggi lebih ditekankan pada pemahaman algo-
= 2 x 2 atm = 2 atm ritmik. Sebagai akibatnya pemahaman konseptual
PNO = mol NO2 x Ptotal siswa cenderung tertinggal dibandingkan pemahaman
algoritmiknya sebagaimana dilaporkan dari hasil
= 2 x 2 atm = 2 atm penelitian Nakhleh (1993). Tertinggalnya pema-
PO2 = mol NO2 x Ptotal haman konseptual siswa dibandingkan pemahaman
= 1 x 2 atm = 1 atm algoritmiknya tampaknya dapat menyebabkan rendah-
(PNO)2 x PO 2 nya pengetahuan metakognitif, khususnya pengeta-
Kp = huan kondisional mahasiswa.
(PNO2 )2 Rendahnya persentase mahasiswa yang telah
mengembangkan pengetahuan metakognitif tampak-
nya juga disebabkan oleh pendekatan pembelajaran
yang digunakan. Selama ini pembelajan kimia di
sekolah cenderung menggunakan pendekatan kon-
18 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 9-18

vensional (Sari & Sugiarto, 2012 : 83). Pendekatan mengikuti pembelajaran kimia secara inkuiri terbim-
konvensional tersebut pada umumnya merupakan bing. Hal ini mungkin menjadi salah satu penyebab
pendekatan verifikasi. Pada pembelajaran dengan rendahnya pengetahuan metakognitif siswa.
pendekatan verifikasi, guru menjelaskan materi pe-
lajaran pada siswa, kemudian siswa diarahkan untuk SIMPULAN
memverifikasi kebenaran materi pelajaran tersebut
melalui kegiatan praktikum atau analisis data dan Pengetahuan metakognitif mahasiswa pada
informasi lainnya. Pavelich dan Abraham (1979) pembelajaran materi kesetimbangan kimia termasuk
melaporkan bahwa perkembangan kemampuan ber- dalam kategori rendah. Pengetahuan kondisional
pikir formal siswa yang mengikuti pembelajaran kimia mahasiswa lebih rendah dibandingkan pengetahuan
secara verifikasi adalah lebih lambat dibandingkan proseduralnya, sedangkan deklaratif mahasiswa lebih
perkembangan kemampuan berpikir formal siswa yang rendah dibandingkan pengetahuan deklaratifnya.

DAFTAR RUJUKAN
Anggo, M. 2011. Pelibatan Metakognitif dalam Pemecah- Iwai, Y. 2011. The Effects of Metacognitive Reading
an Masalah Matematika. Jurnal Edumatica. I (1): Strategies: Pedagogical Implications for EFL/ESL
25-32. Teachers. The Reading Matrix, 11(2): 150-159.
Carin, A.A. & Sund, R.B. 1975. Teaching Science Laliyo, L.A.R. 2011. Pemetaan dan Peningkatan Mutu
trough Discovery, 3rd Ed. Columbus: Charles E. Pendidikan SMA di Kabupaten Bone Bolango
Merrill Publishing Company. dan Kota Gorontalo. Laporan Hasil Penelitian,
Childs, P.E. & Seehan, M. 2009. What’s difficult about tidak dipubilkasikan. Lembaga Penelitian Univer-
Chemistry? An Irish Perspective. Chemistry Edu- sitas Negeri Gorontalo.
cation Research and Practice,10: 204-218. Murti, H.A.S. 2011. Metakognitif dan Theory of Mind
Cooper, M.M., Santiago, S.U., Ron, S. 2008. Reliable (ToM). Jurnal Psikologi Pitutur,1 (2): 53-64.
Multi Method Assessment of Metacognition Use Murni, A. 2010. Pembelajaran Matematika dengan
in Chemistry Problem Solving. Chemistry Edu- Pendekatan Metakognitif Berbasis Masalah Kon-
cation Research and Practice, 9: 18–24. tekstual. Prosiding Seminar Nasional Matematika
Costu, B. 2010. Algorithmic, Conceptual, and Graphical dan Pendidikan Matematika. (http://eprints.uny.
Chemistry Problems: A Revisited Study. Asian ac.id/10499/, diakses 3 September 2014).
Jornal of Chemistry, 22 (8): 6013-6025. Nakhleh, M.B. 1993. Are Our Students Conceptual
Countinho, S.A. 2007. The Relationship Between Goals, Thinkers or Algorithmic Problem Solvers? Jour-
Metacognition, and Academic Success. Educate, nal of Chemical Education, 70(1): 52-55.
7 (1): 39-47. Nbina, J. & Viko. B. 2010. Effect of instruction in Meta-
Cross, D.R., Paris, S.G. 1988. Developmental an Instruc- cognitive Self-Assessment Strategy on Chemistry
tional Analysis of Children’s Metacognition and Students Self-Efficacy and Achievement. Aca-
Reading Comprehension. Journal of Educational demia Arena, 2 (11): 1-10.
Psychology, 80: 131-142. Pavelich, M.J. & Abraham, M.R. 1979. Guided Inquiry
Danial, M. 2010. Pengaruh Strategi PBL terhadap Kete- Laboratories for General Chemistry Students.
rampilan Metakognitif dan Respon Mahasiswa. Journal of Chemical Education, 56 (2): 23-27.
Jurnal Chemica, 11, 2:1-10. Rompayom, P.; Chinda, T.; Somson,W.; & Precharn, D.
Effendy. 2002. Upaya untuk Mengatasi Kesalahan Kon- 2010. The Development of Metacognitive Inven-
sep dalam Pengajaran dengan Mengunakan Stra- tary to Measure Students’ Metacognitve Knowl-
tegi Konflik Kognitf. Media Komunikasi Kimia, edge Related to Chemical Bonding Conseptions.
2 (6): 1-19. Paper presented at International Association for
Hariun; Ibnu, S., & Effendy. 2008. Identifikasi Miskon- Educational Assessment (IAEA), 1-7.
sepsi tentang Keadaan Setimbang pada Siswa Sari, N.I., Y, & Sugiarto B. 2012. Korelasi antara Kete-
Kelas II di Kota Kendari Provinsi Sulawesi rampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar
Tenggara, Media Komunikasi Kimia, 2(12): 67- Siswa di SMAN 1 Dawarblandong. Unesa Jour-
82. nal of Chemical Education, 1 (2): 78-83.

Anda mungkin juga menyukai