Astin Lukum Metakognisi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Kesetimbangan Kimia
Astin Lukum Metakognisi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Kesetimbangan Kimia
94-100
Abstract: Students’ Metacognitive Knowledge in the Teaching of Chemical Equilibrium. This study
on students’ metacognitive knowledge related to Chemical Equilibrium topic was conducted at State Uni-
versity of Gorontalo, involving 153 students of Chemistry Department. The metacognitive knowledge be-
ing studied includes declarative, procedural, and conditional knowledge. The data were collected using an
essay test about Chemical Equilibrium comprising four items on declarative knowledge, three items on
procedural knowledge, and three items on conditional knowledge. The test has a 0.8 reliability coefficient,
calculated using alpha Cronbach formula. In general, the scores on the three types of knowledge indicate
that the students’ metacognitive knowledge was low; in particular, their conditional knowledge was lower
than their declarative knowledge, while their procedural knowledge was lower than their declarative
knowledge.
Hasil ujian nasional pada tahun pelajaran 2007/2008, kesetimbangan kimia merupakan topik yang paling
2008/2009, dan 2009/2010 di empat SMA negeri di sulit dalam pembelajaran kimia. Kesulitan tersebut
Kota Gorontalo, dan empat SMA negeri di Kabupa- disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, konsep-konsep
ten Bone Bolango Provinsi Gorontalo, yang merupa- dalam topik kesetimbangan kimia hampir semuanya
kan sekolah-sekolah favorit, untuk mata pelajaran merupakan konsep abstrak, seperti konsep keadaan
kimia adalah kurang dari 60 untuk skor maksimal setimbang dan pergeseran kesetimbangan. Kedua,
100 (Laliyo, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan kemampuan matematik dalam menyele-
daya serap mata pelajaran kimia adalah rendah. saikan soal-soal dalam kesetimbangan kimia seperti
Fakta ini juga menunjukkan bahwa mata pelajaran untuk menghitung harga tetapan kesetimbangan
kimia dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit pada suhu tertentu atau akibat adanya pergeseran
dipelajari oleh siswa. kesetimbangan. Ketiga, konsep-konsep yang ada di
Salah satu topik dalam pelajaran kimia di SMA dalamnya didasari oleh konsep-konsep sebelumnya,
dan MA adalah kesetimbangan kimia. Hasil peneli- seperti konsep-konsep dalam topik Laju Reaksi dan
tian Childs dan Seehan (2009) menunjukkan bahwa Konsentrasi Larutan.
9
10 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 9-18
Kesulitan siswa dalam mempelajari topik kese- lukan pengetahuan metakognitif karena di dalamnya
timbangan kimia dapat juga disebabkan oleh pende- terkandung pengetahuan deklaratif, prosedural, dan
katan pembelajaran yang digunakan. Selama ini, ada kondisional.
kecenderungan pembelajaran topik kesetimbangan Pengetahuan deklaratif berkaitan dengan topik
kimia dilakukan dengan pendekatan verifikasi. Dalam kesetimbangan kimia merupakan pemahaman siswa
pembelajaran dengan pendekatan verifikasi guru tentang konsep-konsep yang ada dalam materi terse-
menjelaskan materi pelajaran, diikuti dengan prak- but dan bagaimana pebelajar mengkonstruksi konsep-
tikum yang sebagian besar ditujukan untuk mem- konsep tersebut dalam koginisinya dengan berbagai
verifikasi “kebenaran” dari materi yang telah dije- cara yang mudah menurut pebelajar. Sebagai contoh
laskan oleh guru. Pembelajaran secara verifikasi adalah konsep tentang keadaan setimbang. Siswa
tersebut dapat dianggap sebagai pembelajaran yang mengkonstruksi konsep tersebut dan berdasarkan
kurang bermakna bagi siswa (Effendy, 2002: 1). pemahaman yang telah dibangun ia mungkin menya-
Menurut Carin dan Sund (1975) pembelajaran takan bahwa keadaan setimbang adalah suatu ke-
bermakna dapat terjadi apabila siswa mengkon- adaan dimana pada reaksi reversibel (dapat balik) laju
struk sendiri konsep-konsep dengan bantuan yang reaksi pembentukan produk adalah sama dengan laju
minimal dari guru. Pembelajaran bermakna sangat reaksi pembentukan reaktan.
menentukan kinerja akademik siswa. Kinerja aka- Pengetahuan prosedural berkaitan dengan topik
demik tersebut erat kaitannya dengan kemampuan kesetimbangan kimia merupakan pengetahuan ten-
metakognitif siswa. tang bagaimana menggunakan konsep-konsep yang
Ada beberapa pendapat berkaitan dengan meta- telah diketahui dalam pengetahuan deklaratifnya.
kognitif. Anggo (2011:26) menyatakan bahwa meta- Sebagai contoh dalam menghitung tetapan kese-
kognitif merupakan suatu rangkaian dari aktivitas timbangan (Kc), siswa menggunakan konsep yang
berpikir yang dilakukan oleh manusia. Murni (2010: telah ia konstruk sebelumnya, yaitu konsep tentang
3) menyatakan bahwa metakognitif merupakan kesetaraan suatu reaksi, konsep tentang keadaan se-
pengetahuan berpikir tingkat tinggi karena melibat- timbang, dan konsep tentang konsentrasi zat. Berda-
kan fungsi eksekutif yang lebih mengkoordinasikan sarkan dua konsep pertama siswa dapat menuliskan
tentang perilaku pembelajaran. Rompayom dkk ungkapan tentang tetapan kesetimbangan, kemudian
(2010:3) menyatakan bahwa metakognitif merupa- berdasarkan konsep yang ketiga pebelajar dapat
kan kemampuan siswa secara eksplisit dalam memi- menghitung harga tetapan kesetimbangan. Penge-
kirkan gagasan atau konsep yang mereka miliki. tahuan kondisional berkaitan dengan topik kese-
Iwai (2011:151) dan Murti (2011:53) mendefinisi- timbangan kimia merupakan pengetahuan tentang
kan metakognitif sebagai pengetahuan yang dimiliki kapan dan mengapa menggunakan pengetahuan
seseorang tentang proses dan hasil kognitifnya deklaratif dan pengetahuan prosedural. Sebagai con-
sendiri, yang mencakup pemantauan aktif, regulasi toh adalah bagaimana upaya yang harus dilakukan
konsekuen, dan kegiatanpemrosesan informasi. Ber- untuk memperbesar hasil gas NH3 yang diperoleh
dasarkan pendapat-pendapat di atas, pengetahuan berdasarkan reaksi kesetimbangan berikut.
yang diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) Ho = -92.2 kJ
dapat dianggap sebagai hasil dari pengetahuan meta-
kognitifnya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa harus
Ada tiga jenis pengetahuan metakognitif, yaitu mengunakan pengetahuan deklaratif yang telah ia
pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional konstruk seperti konsep tentang reaksi eksotermik,
(Rampayom dkk., 2010). Pengetahuan deklaratif konsep pengaruh perubahan volume dan tekanan
merupakan pengetahuan tentang diri sendiri seba- terhadap pergeseran kesetimbangan, serta konsep
gai pebelajar, dan faktor-faktor yang memengaruhi tentang katalis. Kemudian siswa menggunakan kon-
kinerja seseorang. Pengetahuan prosedural meru- sep-konsep tersebut untuk memilih kondisi yang
pakan pengetahuan tentang cara menggunakan segala tepat, yaitu kondisi yang menyebabkan kesetimbang-
sesuatu yang telah diketahui dalam pengetahuan an bergeser ke arah kanan sehingga gas NH3 yang
deklaratifnya, sedangkan pengetahuan kondisional dihasilkan menjadi optimal.
merupakan pengetahuan tentang kapan dan mengapa Cross dan Paris, (1988:131-142) melaporkan
menggunakan pengetahuan deklaratif dan pengeta- bahwa pengukuran pengetahuan metakognitif men-
huan prosedural. Pemahaman siswa berkaitan dengan cakup tiga hal, yaitu pengukuran pengetahuan de-
topik kesetimbangan kimia dapat dianggap memer- klaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan
Lukum, dkk., Metakognisi Mahasiswa dalam … 11
Tabel 1. Kriteria Pemberian Skor untuk Mengukur Tingkat Pengetahuan Metakognitif Mahasiswa
Berdasarkan Kriteria Rompayom dkk. (2010:5)
Deskripsi Pengetahuan
Skor DeskripsiPengetahuan Prosedural DeskripsiPengetahuan Kondisional
Deklaratif
0 Jawaban yang diberikan maha- Mahasiswa tidak menguraikan strategi Mahasiswa tidak menjelaskan kapan dan
siswa tidak relevan dengan per- tertentu yang digunakan untuk meme- mengapa menggunakan strategi tertentu
tanyaan. cahkan masalah. dalam memecahkan masalah.
1 Mahasiswa tidak menguraikan Mahasiswa memahami tujuan tugas/soal, Mahasiswa menggunakan strategi umum
apapun yang berhubungan tetapi membuat pernyataan yang tidak untuk memecahkan masalah, tetapi tidak
dengan pertanyaan. Jawaban spesifik dan tidak berhubungan antara menjelaskan kapan atau mengapa meng-
mahasiswa tidak spesifik dan informasi dan pertanyaan. gunakan strategi itu atau statemen yang
tidak berhubungan dengan diberikan tidak spesifik.
pertanyaan.
2 Mahasiswa mampu memberi- Mahasiswa mampu menggambarkan Mahasiswa mampu menjelaskan kapan
kan jawaban dengan jelas dan dengan jelas strategi yang digunakan dan mengapa menggunakan strategi
terkait dengan pertanyaan. dengan mempertimbangkan implikasi tertentu untuk menyelesaikan masalah.
antara informasi dan pertanyaan. Mahasiswa mampu menghubungkan de-
ngan jelas antara informasi dan pertanyaan.
Tabel 2. Hasil Tes Pengetahuan Deklaratif Mahasiswa dalam Materi Kesetimbangan Kimia
Jumlah Mahasiswa
Deskripsi Pengetahuan Deklaratif Skor Soal
yang Menjawab
Jawaban yang diberikan mahasiswa tidak relevan dengan pertanyaan. 1 66
Mahasiswa tidak menguraikan apapun yang berhubungan dengan 2 64
pertanyaan. 0
3 14
4 15
Jawaban mahasiswa tidak spesifik dan tidak berhubungan dengan 1 63
pertanyaan 2 28
1
3 23
4 65
Mahasiswa mampu memberikan jawaban dengan jelas dan terkait 1 8
dengan pertanyaan 2 12
2
3 113
4 50
Jumlah total mahasiswa 153
Tabel 3. Hasil Tes Pengetahuan Prosedural Mahasiswa dalam Materi Kesetimbangan Kimia
Jumlah Mahasiswa
Deskripsi Pengetahuan Prosedural Skor Item Soal
yang Menjawab
Mahasiswa tidak menguraikan strategi tertentu yang digunakan untuk 5 37
memecahkan masalah 0 6 20
7 10
Mahasiswa memahami tujuan tugas/soal, tetapi membuat pernyataan 5 29
tidak spesifik dan tidak berhubungan antara informasi dan pertanyaan. 1 6 43
7 76
Mahasiswa mampu menggambarkan dengan jelas strategi yang 5 6
digunakan dengan mempertimbanngkan implikasi antara informasi 2 6 83
dan pertanyaan.
7 34
Jumlah total mahasiswa 153
Lukum, dkk., Metakognisi Mahasiswa dalam … 13
Tabel 4. Hasil Tes Pengetahuan Kondisional Mahasiswa dalam Materi Kesetimbangan Kimia
Jumlah Mahasiswa
Deskripsi Pengetahuan Kondisional Skor Soal
yang Menjawab
Mahasiswa tidak menjelaskan kapan dan mengapa menggunakan 8 6
strategi tertentu dalam memecahkan masalah.
0 9 2
10 4
Mahasiswa menggunakan strategi umum untuk memecahkan ma- 8 39
salah, tetapi tidak menjelaskan kapan atau mengapamenggunakan 1 9 31
strategi itu atau statemen yang diberikan tidak spesifik.
10 9
Mahasiswa mampu menjelaskan kapan dan mengapa menggunakan 8 22
strategi tertentu untuk menyelesaikan masalah. Mahasiswa mampu 2 9 18
menghubungkan dengan jelas antara informasi dan pertanyaan.
10 0
Jumlah mahasiswa 153
Jawaban-jawaban mahasiswa di atas adalah ti- Dari jawaban di atas dapat dianggap mahasiswa telah
dak relevan dengan pertanyaan. Seharusnya maha- memahami bahwa dalam ungkapan Kp zat hasil di-
siswa dengan pengetahuan deklaratif yang telah di- tulis pada bagian pembilang dipangkatkan dengan
pahaminya mampu untuk menjelaskan pengaruh koefisiennya, sedangkan pereaksi ditulis pada bagian
suhu, konsentrasi, katalis, dan tekanan terhadap penyebut dipangkatkan dengan koefisiennya. Namun
pergeseran kesetimbangan. Hal ini terjadi mungkin mahasiswa salah dalam menyatakan ungkapan ber-
karena mahasiswa tidak paham faktor-faktor yang kaitan dengan kuantitas gas. Kuantitas gas dinyatakan
dapat memengaruhi sistem kesetimbangan seperti dengan konsentrasi gas, dengan notasi [gas], atau
yang diungkapkan oleh Le Chatilier, yaitu “Apabila dengan tekanan gas, dengan notasi Pgas. Kuantitas
dalam suatu kesetimbangan konsentrasi pereaksi gas tidak pernah dinyatakan dengan [Pgas] yang da-
diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah pat diartikan sebagai konsentrasi tekanan gas.
kanan (produk), sebaliknya apabila konsentrasi Jawaban yang lain adalah sebagai berikut.
pereaksi diperkecil, kesetimbangan akan bergeser
ke arah kiri (reaktan). Apabila tekanan diperbesar
(volum diperkecil), kesetimbangan akan bergeser
ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil, seba- Jawaban di atas menunjukkan bahwa mahasiswa tidak
liknya jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), memahami ungkapan yang digunakan untuk menya-
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah takan kuantitas gas. Di samping itu, mahasiswa
koefisiennya lebih besar. Apabila suhu dinaikkan, tidak memahami bahwa bila pada pereaksi atau
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang hasil reaksi ada dua zat atau lebih maka kuantitas
menyerap kalor (endoterm), sebaliknya apabila zat tersebut adalah dikalikan, bukannya ditambahkan,
suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke dimana masing-masing zat dipangkatkan dengan
koefisien reaksinya. Jadi, ungkapan persamaan
arah reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm)”.
tetapan kesetimbangan yang betul untuk dua reaksi
Soal nomor 3 yang digunakan untuk mengiden-
di atas adalah sebagai berikut.
tifikasi pengetahuan deklaratif mahasiswa adalah
PH 2 . PI2 PPCl
“Tulislah persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) Kp = dan Kp = 5
untuk sistem kesetimbangan berikut”: 2
PHI P PCl . Cl 2
3
(iv) Jika suhu dinaikkan maka kesetimbangannya pada suhu yang sama. Di samping itu, mahasiswa
(b) bergeser menuju ke reaksi yang memiliki tidak memberikan satuan untuk konsentrasi zat-zat
ΔHnegatif. yang ada dalam kesetimbangan.
Beberapa penjelasan salah yang diberikan di atas da- Contoh jawaban salah yang lain adalah sebagai
pat dianggap terjadi karena mahasiswa tidak mema- berikut.
hami dengan benar azas Le Chatilier.
Lebih lanjut pengetahuan prosedural mahasiswa
diidentifikasi dengan soal nomor 6: “Data konsen-
trasi zat-zat pada kesetimbangan
yang terjadi pada tiga percobaan dengan temperatur Kc(1) = 10,73;Kc(2) = 6,98; Kc(3) = 13,390.
yang sama diberikan pada Tabel 5. Tentukan harga Kc(rata-rata) = 1/3[Kc(1) + Kc(2) + Kc(3)] = 12,21.
tetapan kesetimbangan (Kc) untuk masing-masing Jawaban mahasiswa di atas, mengindikasikan
percobaan tersebut. Hitung pula harga tetapan ke- bahwa pengetahuan prosedural dalam struktur penge-
setimbangan rata-ratanya” tahuan mahasiswa belum sesuai dengan deskriptor
kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
Tabel 5. Data Konsentrasi I2, H2 dan HI Hal ini disebabkan mahasiswa tidak dapat menerap-
kan konsep dasar hukum kesetimbangan sehingga
Percobaan [I2] (mol/L) [H2] (mol/L) [HI] (mol/L) mahasiswa salah mengkonstruksi informasi dalam
1 1,63 0,97 8,49 struktur pengetahuannya. Selain konsep tentang hu-
2 4,06 1,72 17,79
3 1,01 1,01 6,83
kum kesetimbangan yang keliru, seperti konsentrasi
zat setimbang ruas kanan yang sebenarnya dibagi
Contoh jawaban salah untuk soal nomor 6 adalah dengan konsentrasi zat setimbang ruas kiri tetapi
sebagai berikut. pada pengaplikasiannya mahasiswa membaliknya.
Temuan di atas menunjukan bahwa mahasiswa cen-
derung lebih mudah menyelesaikan soal hitungan
atau soal algoritmik dibandingkan soal konseptual.
Pada soal nomor 7 mahasiswa diberi pertanyaan
untuk menunjukkan kemampuan tentang pengeta-
Kc (1)=0.021,Kc (2) = 0,022; Kc (3)= 0,022. huan proseduralnya melalui pertanyaan berikut.
Kc(rata-rata)= [Kc(1) + Kc(2) + Kc(3)]: 3 = 0,022. “Data konsentrasi zat-zat pada kesetimbangan
Jawaban salah di atas terjadi karena maha-
siswa tidak memahami ungkapan matematik dari yang terjadi pada tiga percobaan dengan temperatur
tetapan kesetimbangan Kc. Ungkapan matematik yang sama diberikan pada Tabel 6. Tentukan harga
yang mereka gunakan adalah terbalik. Ungkapan tetapan kesetimbangan gas(Kp) untuk masing-masing
matematik yang benar adalah sebagai berikut. percobaan tersebut. Hitung pula harga tetapan ke-
setimbangan rata-ratanya?”
Lebih lanjut pengetahuan kondisional mahasis- Jawaban salah di atas terjadi karena kesalahan ma-
wa diidentifikasi dengan soal nomor 10: “Sebanyak hasiswa mulai dari strategi (ii). Ungkapan tekanan
2 mol gas NO2 dimasukan dalam bejana dan dan parsial masing-masing gas adalah berkaitan dengan
mengalami peruraian sesuai dengan persamaan jumlah mol gas. Ungkapan tekanan parsial gas
berikut. adalah sebagai berikut.
2NO2(g) 2NO(g) + O2(g) jumlah mol gas
Pgas = x Ptotal
Pada saat kesetimbangan tercapai terdapat jumlah total mol gas
0,5 mol gas O2 dan tekanan total gas adalah 2 atm. Jawaban mahasiswa tersebut dapat dianggap ter-
Tentukan tekanan parsial masing-masing gas dalam masuk dalam kategori deskriptor pertama (skor 1).
keadaan setimbang dan hitung harga Kp untuk reaksi Berdasarkan data dalam Tabel 2, 3, dan 4
tersebut”. maka jumlah mahasiswa yang telah mengembang-
Strategi yang diperlukan dalam menjawab soal kan pengetahuan deklaratif, pengetahuan prose-
tersebut adalah (i) menghitung jumlah mol gas NO dural, dan pengetahuan kondisional dapat diberikan
dan gas O2 yang ada dalam keadaan setimbang; (ii) dalam Tabel 7.
menghitung jumlah mol total dari gas-gas; (iii) me- Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat disimpul-
nentukan ungkapan dalam menghitung tekanan kan bahwa dalam pembelajaran materi kesetimbang-
parsial masing-masing gas; (iv) menentukan tekanan an kimia persentase mahasiswa yang telah mengem-
parsial masing-masing gas berdasarkan (iii); (v) mem- bangkan pengetahuan metakognitif yang meliputi
berikan ungkapan matematis tetapan Kp; dan (vi) pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural,
menghitung Kp berdasarkan (v). dan pengetahuan kondisional dapat dianggap rendah.
Soal nomor 10 ini hanya dapat dikerjakan oleh Pada dasarnya pengetahuan metakognitif tersebut,
sebagian kecil mahasiswa. Contoh jawaban salah khususnya pengetahuan kondisional, berhubungan
mahasiswa adalah sebagai berikut. dengan pemahaman konseptual. Pemahaman kon-
2NO
2NO22(g)
(g) 2NO(g)
2NO(g) ++ O O22(g)
(g) septual didefinisi sebagai kemampuan untuk me-
Mula-mula: 2 mol 0 mol 0 mol nentukan konsep mana yang relevan dan tepat
Mula-mula: 2 mol 0 mol 0 mol digunakan dalam menyelesaikan permasalahan pada
Disosiasi: 1 mol 1 mol 0,5 mol
Disosiasi: 1 mol 1 mol 0,5 mol kondisi tertentu (Costu, 2010; Nakhleh, 1993). Se-
Keadaan setimbang: 1 mol 1 mol 0 mol lama ini pembelajaran kimia di sekolah dan pergu-
Keadaan setimbang: 1 mol 1 mol 0 mol
PNO 2 = mol NO2 x Ptotal ruan tinggi lebih ditekankan pada pemahaman algo-
= 2 x 2 atm = 2 atm ritmik. Sebagai akibatnya pemahaman konseptual
PNO = mol NO2 x Ptotal siswa cenderung tertinggal dibandingkan pemahaman
algoritmiknya sebagaimana dilaporkan dari hasil
= 2 x 2 atm = 2 atm penelitian Nakhleh (1993). Tertinggalnya pema-
PO2 = mol NO2 x Ptotal haman konseptual siswa dibandingkan pemahaman
= 1 x 2 atm = 1 atm algoritmiknya tampaknya dapat menyebabkan rendah-
(PNO)2 x PO 2 nya pengetahuan metakognitif, khususnya pengeta-
Kp = huan kondisional mahasiswa.
(PNO2 )2 Rendahnya persentase mahasiswa yang telah
mengembangkan pengetahuan metakognitif tampak-
nya juga disebabkan oleh pendekatan pembelajaran
yang digunakan. Selama ini pembelajan kimia di
sekolah cenderung menggunakan pendekatan kon-
18 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 21, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 9-18
vensional (Sari & Sugiarto, 2012 : 83). Pendekatan mengikuti pembelajaran kimia secara inkuiri terbim-
konvensional tersebut pada umumnya merupakan bing. Hal ini mungkin menjadi salah satu penyebab
pendekatan verifikasi. Pada pembelajaran dengan rendahnya pengetahuan metakognitif siswa.
pendekatan verifikasi, guru menjelaskan materi pe-
lajaran pada siswa, kemudian siswa diarahkan untuk SIMPULAN
memverifikasi kebenaran materi pelajaran tersebut
melalui kegiatan praktikum atau analisis data dan Pengetahuan metakognitif mahasiswa pada
informasi lainnya. Pavelich dan Abraham (1979) pembelajaran materi kesetimbangan kimia termasuk
melaporkan bahwa perkembangan kemampuan ber- dalam kategori rendah. Pengetahuan kondisional
pikir formal siswa yang mengikuti pembelajaran kimia mahasiswa lebih rendah dibandingkan pengetahuan
secara verifikasi adalah lebih lambat dibandingkan proseduralnya, sedangkan deklaratif mahasiswa lebih
perkembangan kemampuan berpikir formal siswa yang rendah dibandingkan pengetahuan deklaratifnya.
DAFTAR RUJUKAN
Anggo, M. 2011. Pelibatan Metakognitif dalam Pemecah- Iwai, Y. 2011. The Effects of Metacognitive Reading
an Masalah Matematika. Jurnal Edumatica. I (1): Strategies: Pedagogical Implications for EFL/ESL
25-32. Teachers. The Reading Matrix, 11(2): 150-159.
Carin, A.A. & Sund, R.B. 1975. Teaching Science Laliyo, L.A.R. 2011. Pemetaan dan Peningkatan Mutu
trough Discovery, 3rd Ed. Columbus: Charles E. Pendidikan SMA di Kabupaten Bone Bolango
Merrill Publishing Company. dan Kota Gorontalo. Laporan Hasil Penelitian,
Childs, P.E. & Seehan, M. 2009. What’s difficult about tidak dipubilkasikan. Lembaga Penelitian Univer-
Chemistry? An Irish Perspective. Chemistry Edu- sitas Negeri Gorontalo.
cation Research and Practice,10: 204-218. Murti, H.A.S. 2011. Metakognitif dan Theory of Mind
Cooper, M.M., Santiago, S.U., Ron, S. 2008. Reliable (ToM). Jurnal Psikologi Pitutur,1 (2): 53-64.
Multi Method Assessment of Metacognition Use Murni, A. 2010. Pembelajaran Matematika dengan
in Chemistry Problem Solving. Chemistry Edu- Pendekatan Metakognitif Berbasis Masalah Kon-
cation Research and Practice, 9: 18–24. tekstual. Prosiding Seminar Nasional Matematika
Costu, B. 2010. Algorithmic, Conceptual, and Graphical dan Pendidikan Matematika. (http://eprints.uny.
Chemistry Problems: A Revisited Study. Asian ac.id/10499/, diakses 3 September 2014).
Jornal of Chemistry, 22 (8): 6013-6025. Nakhleh, M.B. 1993. Are Our Students Conceptual
Countinho, S.A. 2007. The Relationship Between Goals, Thinkers or Algorithmic Problem Solvers? Jour-
Metacognition, and Academic Success. Educate, nal of Chemical Education, 70(1): 52-55.
7 (1): 39-47. Nbina, J. & Viko. B. 2010. Effect of instruction in Meta-
Cross, D.R., Paris, S.G. 1988. Developmental an Instruc- cognitive Self-Assessment Strategy on Chemistry
tional Analysis of Children’s Metacognition and Students Self-Efficacy and Achievement. Aca-
Reading Comprehension. Journal of Educational demia Arena, 2 (11): 1-10.
Psychology, 80: 131-142. Pavelich, M.J. & Abraham, M.R. 1979. Guided Inquiry
Danial, M. 2010. Pengaruh Strategi PBL terhadap Kete- Laboratories for General Chemistry Students.
rampilan Metakognitif dan Respon Mahasiswa. Journal of Chemical Education, 56 (2): 23-27.
Jurnal Chemica, 11, 2:1-10. Rompayom, P.; Chinda, T.; Somson,W.; & Precharn, D.
Effendy. 2002. Upaya untuk Mengatasi Kesalahan Kon- 2010. The Development of Metacognitive Inven-
sep dalam Pengajaran dengan Mengunakan Stra- tary to Measure Students’ Metacognitve Knowl-
tegi Konflik Kognitf. Media Komunikasi Kimia, edge Related to Chemical Bonding Conseptions.
2 (6): 1-19. Paper presented at International Association for
Hariun; Ibnu, S., & Effendy. 2008. Identifikasi Miskon- Educational Assessment (IAEA), 1-7.
sepsi tentang Keadaan Setimbang pada Siswa Sari, N.I., Y, & Sugiarto B. 2012. Korelasi antara Kete-
Kelas II di Kota Kendari Provinsi Sulawesi rampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar
Tenggara, Media Komunikasi Kimia, 2(12): 67- Siswa di SMAN 1 Dawarblandong. Unesa Jour-
82. nal of Chemical Education, 1 (2): 78-83.