Anda di halaman 1dari 9

Tugas Individu untuk Memenuhi Mata Kuliah KMB 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN


KATETER URINE, IRIGASI BLADDER, BLADDER
TRAININING
Dosen pengampu : Ns. Nila Putri Purwandari, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh :

Nama : Wahyu Esterrina A.P


Nim. : 2019012214
Kelas. : Psik 4B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

Jl. Lingkar Raya Kudus – Pati km. 5 Jepang, Mejobo Kudus

Telp. (0291)4248655, 4248656 Fax (0291) 4248


SOP PEMASANGAN KATETER URINE
A. Pengertian
Suatu tindakan keperawatn dengan cara memasukkan kateter kedalam kandung kemih
melalui uretra
B. Tujuan
1. Untuk mengeluarkan urin sehingga menghilangkan ketidaknyamanan Karena
distensi kandung kemih.
2. Mendapatkan urine steril untuk specimen.
3. Pengkajian residu urine dan penatalaksanaan pasien yang menderita
Inkompeten kandung kemih.
4. Mengatasi obstruksi aliran urine.
5. Mengatasi retensi perkemihan.

C. Indikasi
1. Pasien dengan gangguan eliminasi urine
2. Pasien dengan pemantauan output
3. Pasien post op
D. Kontra Indikasi
Kateterisasi uretra dikontraindikasikan pada pasien dengan gejala trauma pada traktus
urinarius bagian bawah, misalnya terjadi robekan pada uretra. Kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien laki-laki yang mengalami trauma pelvis atau straddle-type
injury.
E. Alat dan Bahan
1. Baki
2. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien
3. Kantong penampung urine (Urine Bag)
4. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya
5. Kassa
6. Korentang
7. Cairan pelumas/jelly
8. Perlak dan alasnya
9. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine
10. Pinset anatomi atau sarung tangan steril
11. Duk steril
12. Spuit 20 cc dan aquades
13. Sketsel
14. Selimut ekstra
15. Plester atau gunting
16. Handscoon steril
17. Handscoon non steril
F. Prosedur pelaksanaan
1. Tahap Pra Interaksi
a. salam terapeutik Memperkenalkan diri sebelum melakukan tindakan
kepada pasien
b. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Tahap Orientasi
a. Menyapa dan mengucapkan salam kepada pasien
b. Melakukan amamesa
c. Menjelaskan prosedur kepada pasien
d. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi Privacy
klien selama komunikasi dihargai.
e. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
3. Tahap Kerja
Pada Pria
a. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
b. Cuci tangan
c. Atur posisi psien dengan terlentang abduksi
d. Pasang pengalas
e. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
f. Pasan handschoen on steril
g. Letakkan bengkok diantara kedua paha
h. Cukur rmabut pubis
i. Lepas sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril
j. Pasang doek lubang steril
k. Pegang penis dengan tangan kiri lalu preputium ditarik ke
pangkalnya dan bersihkan dengan kassa dan antiseptic dengan tangan
kanan
l. Beri jelly pada ujung kateter ( 12,5 – 17,5 cm). Pemasangan
indwelling pada pria : jellydan lidokain denga perbandingan 1 : 1
masukkan kedalan uretra dengan spuit tanpa jarum
m. Ujung uretra ditekan dengan ujung jari kurang lebih 3-5 menit sambil
di masase
n. Masukkan kateter pelan – pelan, batang penis diarahkan tegak lurus
deng bidang horisontal sambil anjurkan untuk menarik napas.
Perhatikan ekspresi klien
o. Jika tertahan jangan dipaksa
p. Setelah kateter masuk isi balon dengan caran aquades bila untuk
indwelling, fiksasi ujung kateter di paha pasien. Pasang urobag
disamping tempat tidur.
q. Cuci tangan
Pada Wanita
a. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien dengan telentang abduksi
d. Berdiri disebelah kanan tempat tidur klien
e. Pasang pengalas
f. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
g. Pasang handschoen on steril
h. Letakkan bnengkok diantara kedua paha
i. Cukur rambut pubis
j. Lepas sarung tangan dang anti dengan sarung tangan steril
k. Pasang doek
l. Bersikan vulva dengan kasa, buka labia mayoer, dengan ibu jari
dan telunjuk tangan kiri, bersihkan bagian dalam
m. Beri jelly pada ujung kateter ( 2,5 – 5 cm) lalu masukkan pelan
– pelan ujung kateter pada meatus uretra sambil pasien
dianjurkan menarik napas. Perhaikan respon klien
n. Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan aquades 10 cc
o. Fiksasi
p. Setelah kateter selesai difiksasi, ilkat urine bag di samping
tempat tidur

4. Tahap Terminasi
a. Beritahu hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan Kontrak
pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi
b. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang
penyimpanan).
c. Mencuci tangan
5. Tahap Evaluasi
a. respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan kateter
b. Mengevaluasi produksi urine
6. Dokumentasi
a. respon klien selama prosedur
b. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
c. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
SOP IRIGASI BLADDER

A. Pengertian
Irigasi Kandung Kemih ( Bladder ) merupakan suatu sistem irigasi tertutup , yang
mengalirkan cairan kedalam kandung kemih secara kontinu atau intermeten
menggunakan larutan irigasi steril pada pasien post operasi genitourinari. Prosedur
ini Lazim dilakukan pada pasien yang menjalani pembedahan genitourinari, karena
mereka beresiko membentuk bekuan darah yang dapat menghambat kateter urin.
B. Tujuan
1. Membersihkan bledder
2. Mempertahankan kepatenan urine
3. Mencegah distensi kandung kemih karena kateter tersumbat
4. menncegah terjadinya infeksi

C. Alat dan Bahan


a. irigasi steril (Nacl)
b. Selang irigasi dengan klem
c. Spuit 50-60 ml
d. Folley Chateter
e. Kom Steril (tempat NaCl)
f. Kapas antiseptic/alcohol
g. Baskom
h. Selimut mandi
i. Sarung tangan steril/ Handscoon Steril
j. Balon (sebagai vesika urinaria)

D. Prosedur Pelaksanaan
1. Fase pre interaksi
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat:
2. Fase Orientasi
a. Memberi salam dan menyapa nama klien
b. Memperkenalkan diri
c. Melakukan Kontrak
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
e. Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
3. Fase Kerja
a. Menjaga Privasi Klien
b. Atur posisi klien agar nyaman dan tidak menghambat aliran selang
c. Memasang kateter dengan tehnik steril
d. Memastikan semua urine keluar semua bersamaan darah
e. Lepas urine bag dan masukkan spuit yang berisi NaCl 50-60 ml ke
selang urine bag
f. Posisikan selang urine ke baskom dan liat output cairan yang keluar
g. Masukkan spuit yang berisi NaCl 50-60 ml ke selang urine bag
(prosedur diulangi sampai benar sampai cairan bewarna jernih)
h. Kaji abdomen bawah terhadap tanda distensi kandung kemih
i. Buang alat yang terkontaminasi, lepas sarung tangan dan cuci tangan
j. Catat jumlah cairan yang digunakan sebagai irigasi, jumlah yang
keluar dan konsistensi drainase/cairan

4. Fase Terminasi
a. Mengevaluasi respon klien
b. Memberi reinforcement positif
c. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
d. Mengakhiri pertemuan dengan baik bersma klien

5. Fase Evaluasi
a. 1.Evaluasi perasaan klien
b. 2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. 3. Evaluasi respon klien
d. 4. Evaluasi diri perawat

6. Fase Dokumentasi
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan, catat pula data hasil
pengkajian dan respons klien
SOP BLADDER TRAININING
A. Pengertian
Bladder trining adalah latihan yang dilakukan untuk mengembalikan tonus otot kandung
kemih agar fungsinya kembali normal.
B. Tujuan
1. klien untuk melakukan BAK secara mandiri.
2. Mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang lama.
3. Mengembalikan tonus otot dari kandung kemih yang sementara waktu tidak ada
karena pemasangan kateter.
C. Indikasi
1. Klien yang dilakukan pemasangan kateter cukup lama.
2. Klien yang akan di lakukan pelepasan dower kateter.
3. Klien yang mengalami inkontensia retentio urinea
4. Klien post operasi
D. Hal-hal yang Perlu diperhatikan
Pastikan kebutuhan untuk bladder training
E. Persiapan Alat
1. Klem kateter/ klem arteri
2. Penampung urin (pispot)
3. pelindung diri (APD)
4. Kassa

F. Prosedur Kerja
1. Tahap Pra Interaksi
a. Verifikasi order : akan melakukan bladder training pada klien Ibu
b. Siapkan alat-alat
c. Siap bertemu dengan klien

2. Tahap Orientasi
a. Berikan salam, panggil klien dengan nama serta memperkenalkan diri
b. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga
c. Klarifikasi kontrak dilakukan bladder training
d. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan meminta persetujuan klien dan
keluarga
e. Menjaga Privasi klien dengan caramenutup korden
f. Peralatan alat didekatkan ke klien dan memakai sarung tangan

3. Tahap Kerja
Prosedur 1 jam :
a. Cuci tangan
b. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200cc dari jam 07.00 s.d jam
19.00. setiap kali habis diberi minum kateter di klem
c. Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 08.00 s.d
jam 20.00 dengan cara klem dibuka
d. Pada malam hari (setelah jam 20.00) kateter dibuka (tidak diklem) dan
klien boleh minum tanpa ketentuan sepeti pada siang hari.
e. Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampai program tersebut
berjalan lancar dan berhasil.

Prosedur 2 jam :
a. Cuci tangan.
b. Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d, jam
19.00. Setiap kali habis diberi minum kateter klem.
c. Kemudian setiap 2 jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 09.00 s.d,
jam 21.00 dengan cara klem kateter dibuka.
d. Pada malam hari (setelah jam 20.00) katete dibuka (tidak diklem) dan
klien boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari.
e. Prosedur tersebut diulang untuk hari beikutnya sampai program tesebut
bejalan lancar dan berhasil.
Tingkat bebas kateter prosedur ini dilaksanakan apabila prosedur 1 sudah berjalan
lancar selama 3-7 hari :
a. Cuci tangan
b. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d, jam
19.00, lalu kandung kemih dikosongkan
c. Kemudian kateter dilepas
d. Atur posisi yang nyaman untuk klien, bantu klien untuk konsentrasi BAK,
kemudian lakukan penekanan pada area kandung kemih dan lakukan
pengosongan kandung kemih setiap jam dengan menggunakan urinal atau
komode
e. Berikan minum terakhir jam 19.00, tidakboleh diberi minum sampai jam
07.00 pagi untuk menghindari klien dari basahnya urine pada malam hari
f. Beri tahu klien bahwa pengosongan kandung kemih selanjutnya
dijadwalkan setiap 2 jam sekali, apabila ada rangsangan BAK sebelum 2
jam klien diharuskan menahannya

4. Tahap Terminasi
a. respon dan kondisi klien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Mengucapkan Alhamdulillah setelah selesai tindakan

Anda mungkin juga menyukai