Oleh:
Hanung Harimba Rachman
Direktur Perencanaan Industri Agribisnis dan Sumber Daya Alam Lainnya, BKPM
• Target Indonesia, penurunan emisi GRK sekitar 26 persen pada tahun 2019
• Prioritas akan dilakukan di 5 (lima) sektor: kehutanan dan lahan gambut, pertanian, energi dan
transportasi, industri, dan limbah. Dengan sasaran pembangunan sebagai berikut:
Renewable
energy; 17%*
*): Keterangan
Natural Gas, Oil , 52% Biofuel (5%)
29% Geothermal (5%)
Biomass, Nuklir, Hidro, Surya, Angin (5%)
Coal, 33% Coal Liquefaction (2%)
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 3
EMISI DI INDONESIA
Kebakaran Lahan
Gambut
17%
Energi
31%
Penggunaan Lahan,
Perubahan
Penggunaan Lahan dan
Kehutanan
35%
Proses Industri dan
Pertanian
Penggunaan Produk
8%
3%
Limbah
6%
1 Pasal 3 Ayat (1) Penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas berwawasan lingkungan (asas penanaman
Huruf h modal yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan
pemeliharaan lingkungan hidup)
2 Pasal 12 Ayat (3) Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk
penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral,
kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional
lainnya
3 Pasal 15 Huruf b Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (tanggung
jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan
yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat
4 Pasal 16 Huruf d Setiap penanam modal bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan hidup
5 Pasal 17 Penanam modal yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbarukan wajib mengalokasikan
dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan lingkungan hidup,
yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
6 Pasal 18 Ayat (3) Penanaman modal yang mendapat fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah yang
Huruf g sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria menjaga lingkungan hidup
7 Pasal 24 Huruf b Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan atas fasilitas perizinan impor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 huruf c dapat diberikan untuk impor barang yang tidak memberikan dampak negatif
terhadap keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, dan moral bangsa
8 Pasal 30 Ayat (7) Dalam urusan pemerintahan di bidang penanaman modal, yang menjadi kewenangan Pemerintah
Huruf a adalah penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat
risiko kerusakan lingkungan yang tinggi
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 8
RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL (PERPRES NO. 16 TAHUN 2012)
• Pasal 2 Perpres 16 Tahun 2012 mencantumkan bahwa arah kebijakan penanaman modal, meliputi:
• Perbaikan iklim penanaman modal
• Persebaran penanaman modal
• Fokus pengembangan pangan, infrastruktur, dan energi
• Penanaman modal yang berwawasan lingkungan (Green Investment)
• Pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK)
• Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif penanaman modal
• Promosi penanaman modal
• Arah kebijakan penanaman modal yang berwawasan lingkungan (Green Economy), antara lain:
• Perlunya sinergi dengan kebijakan dan program pembangunan lingkungan hidup , khususnya
program pengurangan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan, transportasi, industri, energi,
dan limbah, serta program pencegahan kerusakan keanekaragaman hayati
• Pengembangan sektor-sektor prioritas dan teknologi yang ramah lingkungan, serta pemanfaatan
potensi sumber energi baru dan terbarukan
• Pengembangan ekonomi hijau (Green Economy)
• Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif penanaman modal diberikan kepada
penanaman modal yang mendorong upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup termasuk
pencegahan pencemaran, pengurangan pencemaran lingkungan, serta mendorong perdagangan
karbon (carbon trade)
• Peningkatan penggunaan teknologi dan proses produksi yang ramah lingkungan serta lebih
terintegrasi, dari aspek hulu hingga aspek hilir
• Pengembangan wilayah yang memperhatikan tata ruang dan kemampuan atau daya dukung
lingkungan
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 9
DEFINISI GREEN INVESTMENT
• Green Investment adalah kegiatan penanaman modal yang berfokus kepada perusahaan atau
prospek investasi yang memiliki komitmen kepada konservasi sumber daya alam, produksi serta
penemuan sumber alternatif energi baru dan terbarukan (EBT), implementasi proyek air dan udara
bersih, serta kegiatan aktivitas investasi yang ramah terhadap lingkungan sekitar.
• Fokus pengembangan ekonomi hijau (Green Economy) harus sejalan dengan tujuan pembangunan
lingkungan hidup seperti: perubahan iklim, pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati dan
pencemaran lingkungan, serta penggunaan energi baru dan terbarukan
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 10
RENCANA DAN REALISASI INVESTASI GREEN INVESTMENT, 2010-TW3/2017
• Kelompok sektor investasi yang berpotensi didorong sebagai investasi hijau (Green Investment):
• Kehutanan*
• Pengusahaan tenaga panas bumi (geothermal)
• Industri pengolahan (industri biofuel)
• Pengadaan listrik (EBT, biogas, sampah)
• Pengelolaan sampah dan daur ulang
Keterangan:
* Yang dikelola secara ramah lingkungan
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 11
DAFTAR NEGATIF INVESTASI UNTUK GREEN INVESTMENT (1)
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG
TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN Dl BIDANG PENANAMAN MODAL
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 12
DAFTAR NEGATIF INVESTASI UNTUK GREEN INVESTMENT (2)
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG
TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN Dl BIDANG PENANAMAN MODAL
Sektor Perdagangan
Sektor Kehutanan
1. Pengusahaan Perburuan di Taman Buru dan 93193 PMA Maks. 49%
Blok Buru 93229
3. Pengusahaan Pariwisata Alam berupa 93241 PMA Maks. 51% atau 70% bagi penanam
Pengusahaan Sarana, Kegiatan dan Jasa 93242 modal dari negara-negara ASEAN
Ekowisata dalam Kawasan Hutan meliputi 93243
Wisata Tirta, Wisata Petuangalan Alam dan 93249
Wisata Gua 93223
93222
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 13
DAFTAR NEGATIF INVESTASI UNTUK GREEN INVESTMENT (3)
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG
TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN Dl BIDANG PENANAMAN MODAL
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 14
DAFTAR NEGATIF INVESTASI UNTUK GREEN INVESTMENT (4)
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG
TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN Dl BIDANG PENANAMAN MODAL
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 15
INSENTIF FISKAL DAN NON-FISKAL BAGI GREEN INVESTMENT
(Peraturan Menteri Keuangan No.159 (Peraturan Pemerintah No.9 (Peraturan Menteri Keuangan No.76 (Peraturan Menteri Keuangan
Tahun 2015) Tahun 2016) Tahun 2012) No.76 Tahun 2012)
5-10 tahun
Pembebasan pajak,
30 % darinilaiinvestasi
Pengurangan dari PPh
badan netto selama 6
Kriteriasektorindustri
Untuk memenuhi
penyediaan barang
Mesin, barang, bahan
bakuuntukproduksi
pengecualian bea impor
terhitung sejak tahap tahun, 5% per tahun. dan/atau jasa untuk selama 2 tahun atau 4
50
produksi komersial.
% tambahan dua tahun
Pengurangan pajak
145 bidangusaha
Berhak masuk dalam
kriteria, dari hanya
kepentingan umum dan
peningkatan daya saing
industri tertentu di dalam
tahun untuk perusahaan
yang menggunakan mesin
produksi lokal (minimal
penghasilan setelah 143 bidang dalam negeri 30%) dan dapat
periode berakhir dan peraturan diperpanjang 1 tahun.
bisa diperpanjang. sebelumnya. Kriteriabarang/ bahan
Industri pionir Memenuhi persyaratan khusus impor Industri
1. Industri logam dasar; antara lain: jumlah investasi dan Yang memproduksi barang
2. Industri pemurnian minyak
tenaga kerja minimal,serta lokasi • Belum diproduksi di dalam dan/atau jasa dalam bidang:
proyek (terutama di luar Pulau Jawa).
bumi dan/atau kimia negeri 1.Budaya dan Pariwisata
dasar organik (biofuel); Pertanian Industri Manufaktur • Sudah diproduksi di dalam 2.Transportasi Umum
3. Industri mesin; • •
•
Peternakan Sapi
Jagung •
Baja dan Besi
Pakaian
negeri namun belum 3.Kesehatan Masyarakat
4. Industri dengan sumber • Kedelai • Semi konduktor memenuhi spesifikasi yang 4.Pertambangan
daya terbarukan; • Padi • Komponen Elektronik
• Buah Tropis • Komputer dibutuhkan 5.Konstruksi
5. Industri peralatan • 6.Telekomunikasi
komunikasi.
Pembangkit
• Geothermal •
Alat Komunikasi
Televisi • Sudah diproduksi di dalam
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 16
TAX ALLOWANCE UNTUK GREEN INVESTMENT (1)
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 17
TAX ALLOWANCE UNTUK GREEN INVESTMENT (2)
6. Pengelolaan dan 38211 Listrik, uap, bahan Seluruh Provinsi di Indonesia kecuali
pembuangan bakar DKI
sampah yang tidak substitusi, dan/atau Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa
berbahaya biogas, Tengah, DI Yoryakarta, Jawa Timur
yang dihasilkan dari (tidak termasuk Kabupaten di Pulau
pengolahan limbah Madura), Sulawesi Utara, Sulawesi
organik Barat,
(Sludge dan POME Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,
(Palm Oil Mill Sulawesi Selatan, Gorontalo, Bali, Nusa
Elfluent) pabrik kelapa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
sawit.
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 18
TAX ALLOWANCE UNTUK GREEN INVESTMENT (3)
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 19
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI EKONOMI HIJAU: SEKTOR KEHUTANAN
Penyedia jasa lingkungan lainnya (selain emisi GRK penyebab perubahan iklim).
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 20
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI EKONOMI HIJAU: SEKTOR ENERGI
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 21
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI EKONOMI HIJAU: SEKTOR PERTAMBANGAN
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 22
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI EKONOMI HIJAU: SEKTOR INDUSTRI
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 23
POTENSI PENGEMBANGAN CLEAN ENERGY
Geothermal
Solar Power
Potential: 12.3 GW
Potential: 207.8 GW
Reserve: 17.2 GW
Utilized: 0.085 GW
Utilized: 1.64 GW
Bioenergy
Wind Power Potential: 32,6 GW
Potential: 60.6 GW Utilized: 1.78 GW
Utilized: 1.1 MW
Investasi cenderung mendahului GDP sekitar 1 hingga 4 kuartal sebelum GDP. Ini terlihat jelas pada
periode pertengahan tahun 2001 hingga 2004 dan 2009-2015. Ini menarik, karena tahun-tahun dimana
investasi cenderung mengikuti pertumbuhan ekonomi adalah tahun-tahun dimana terjadi krisis.
Sumber: Macroeconomic Dashboard UGM
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 26
PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI 2011 – TW III 2017 (Rp Triliun)
62,1%
Share PMDN:
37,9%
(Rp Triliun) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jan-Sep 2017 Total
19,0%
Total Realisasi 251,3 313,2 398,6 463,1 545,4 612,8 513,2 3.097,6
Total Target 240,0 283,5 390,3 456,6 519,5 594,8 678,8 3.163,5
700
Realisasi Penanaman Modal
600
43,7%
500
(Rp Triliun)
54%
400 54% 55,1%
300 58% 54%
58%
56%
200 59% 46% Rata-rata realisasi
46% 44,9% 46%
42%
100
41% 44%
42% investasi di luar
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jan-Sept 2017
Pulau Jawa selama
Jawa 148 176 230 264 297 329 282.8 2011 – TW III 2017
Luar Jawa 103 138 168 193 249 284 230.4
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 27
PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PER SEKTOR 2011 – TW III 2017
PMA 2011PMDN PMA 2012PMDN PMA 2013PMDN PMA 2014PMDN PMA 2015PMDN PMA 2016PMDN Jan-Sept 2017
PMA PMDN
Sektor PMA 2011PMDN PMA 2012PMDN PMA 2013PMDN PMA 2014PMDN PMA 2015PMDN PMA 2016PMDN PMAS1/2017
PMDN
(Rp Triliun)
Primer 44,0 16,5 53,4 20,4 61,1 25,7 75,2 16,5 77,9 17,1 61,3 27,7 60,4 32,6
Sekunder 61,1 38,5 105,9 49,9 149,9 51,2 140,1 59,0 147,0 89,0 229,0 106,8 139,8 73,0
Tersier 70,2 21,0 61,7 21,9 59,4 51,3 91,7 80,6 141,0 73,4 106,3 81,7 118,3 89,1
175,3 76,0 221,0 92,2 270,4 128,2 307,0 156,1 365,9 179,5 396,6 216,2 318,5 194,7
Total
251,3 313,2 398,6 463,1 545,4 612,8 513,2
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 28
PROYEKSI INVESTASI DAN SUMBER PENDANAAN 2015-2019
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 29
TARGET INVESTASI DAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN RKP 2018
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 30
5 (LIMA) SEKTOR PRIORITAS INVESTASI 2015 – 2019
35.000 MW
1 INFRASTRUKTUR Pembangkit 24 Pelabuhan
Listrik
Makanan dan
Padat Karya Tekstil Furniture Alas Kaki
Minuman
Kimia &
Substitusi Impor Besi & Baja Komponen
Farmasi
3 INDUSTRI
Kelapa Sawit Produk kayu,
Orientasi Ekspor Elektronik dan Produk kertas dan Otomotif
Turunan bubur kertas
Teknologi
4 MARITIM Perkapalan Cold Storage
Kelautan
14 Kawasan
Industri
16 Destinasi
10 KEK prioritas dan
5 PARIWISATA DAN KAWASAN 8 KEK Existing 7 KEK Baru Prioritas
Pariwisata kawasan
Pariwisata
industri
lainnya
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 31
DUKUNGAN PERBANKAN TERHADAP INVESTASI
PERBANDINGAN SUKU BUNGA
PERBANDINGAN BUNGA DEPOSITO DAN KREDIT TINGKAT SUKU BUNGA DAN MARGIN SUKU BUNGA NEGARA-NEGARA
NEGARA-NEGARA ASEAN (%) ASEAN DAN BRICS
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 34
TRANSAKSI BERJALAN (USD JUTA)
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 36
PERINGKAT EODB
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 37
PERBAIKAN INDIKATOR DALAM EODB 2018
EODB Rank 91 72 19
Starting a Business 151 144 7
Dealing with Construction 116 108 8
Permits
Getting Electricity 49 38 11
Registering Property 118 106 12
Getting Credit 62 55 7
Protecting Minority 70 43 27
Investors
Paying Taxes 104 114 10
Trading across Borders 108 112 4
Enforcing Contract 166 145 21
Resolving Insolvency 76 38 38
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 38
PERBAIKAN KEMUDAHAN AKSES KREDIT YANG TELAH DILAKUKAN
I n d o n e s i a I n v e s t m e n t C o o r d i n a t i n g B o a r d 39
TERIMA
KASIH
Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC)
Badan Koordinasi
Penanaman Modal
(BKPM)
Indonesia Investment
Coordinating Board
Jln. Jend. Gatot Subroto No. 44
Jakarta 12190 - Indonesia
t . +62 21 525 2008
f . +62 21 525 4945
e . info@bkpm.go.id
www.bkpm.go.id
www.investindonesia.go.id
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
40