Anda di halaman 1dari 150

ZOOM IN

A Shutterbug Story to be an Entrepreneur

CV. Solusi Artasia


(jasafotojakarta.com)
Copyright 2019 by jasafotojakarta.com

Diterbitkan oleh:
CV. Solusi Artasia
(jasafotojakarta.com)

Desain Cover :
Ahmad Nauval Wildani

Terbit: Januari 2020


ISBN: -

Hak Cipta dilindungi Undang-undang


Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan bentuk dan cara
apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.
Tentang - ZOOM IN
A Shutterbug Story to be an Entrepreneur

Pernahkah Anda bayangkan, seseorang yang memiliki skill


dan akses terbatas, tinggal di kamar kost berukuran 3,5 x 4
meter, yang memulai bisnisnya dari satu karyawan, dengan
modal minus, bisa sukses mencapai impiannya?

Bagaimana caranya memperoleh project lebih dari 2000


project yang menjangkau hampir seluruh perusahaan, mulai
dari perusahaan lokal, multinasional, kementrian, sampai
kedutaan besar, hingga istana negara hanya dalam kurun
waktu 2,5 tahun?

Buku ini menceritakan bagaimana perjalanan seseorang


yang tidak bersinar, tidak punya prestasi, yang mencoba
memulai sebuah bisnis. Ia manusia biasa yang memulai
bisnisnya dengan modal nol bahkan minus karena harus
meminjam uang dari kakaknya, namun bisa bertahan
sampai sekarang.

Bagaimana caranya mengembangkan bisnisnya agar bisa


maju dan terus berkembang di era digital? Buku ini memuat
7 chapter yang menjelaskan secara lengkap step by step

iii
apa yang ia lakukan, bagaimana caranya membreak mental
block, dan memastikan untuk sampai pada tujuan hidupnya.

Penulis berharap siapapun Anda yang membaca buku ini,


yang ingin atau sedang merintis sebuah bisnis, atau yang
ingin tetapi survive pada bisnis yang sedang dijalani
sekarang bisa mendapatkan insight dan mempraktekannya
hingga bisnis Anda berhasil, lebih dari yang pernah penulis
capai sebelumnya.

Salam Penulis,
Berry

iv
DAFTAR ISI
TENTANG ZOOM-IN │ iii
DAFTAR ISI │ v

1
TENTANG VISION │ 1
1. Apapun Bisnis Anda, Strateginya Sama │2
2. Ketahui Apa yang Kita Mau dalam Hidup Ini │5
3. Apa yang Harus Kita Lakukan Ketika Kita Sudah Tahu?
│6
4. Bayangkan Anda sebagai First Person, Bukan Third
Person │9
5. Strategi Apa yang Anda Lakukan agar Pikiran Mengenai
Visi Menempel Lebih Lama di Kepala? │12
6. Untuk Menjadi Sukses, Anda Tidak Harus Bekerja Keras
│16
7. Hati-hati dengan Pikiran Negatif Anda │18

2
WUJUDKAN PASSION MENJADI PEKERJAAN IMPIAN
ANDA! │22
1. Jangan Jadikan Vision Board Sebagai Beban │23
2. Bukan Cuma Anda, Saya Pun Pernah Terbebani dengan
Vision Board │26
3. Pengalaman Hidup Saya Ketika Bekerja │28

v
4. Berikan Value atau Nilai yang Tinggi Terhadap Bisnis
yang Akan Anda Jalani │32
5. Ketika Melakukan Sebuah Bisnis, Jangan Bebani Diri
Anda dengan Kompetitor Anda │35
6. Memutuskan Menjadi Pekerja Kantoran │38
7. Saya Memberi Nilai Ilmu Lebih Tinggi Daripada Uang
│41
8. Saya Belajar dari Entrepreneur, dan Sukses dari
Entrepreneur │44
9. Setelah Nyaman Bekerja, Bagaimana Cara Anda Keluar
dari Zona Nyaman Anda? │47

3
LANGKAH PERTAMA MENUJU PEKERJAAN IMPIAN
ANDA │53
1. Berani Mengambil Langkah Awal Menuju Pekerjaan
Impian │54
2. Jangan Salah, Memiliki Pasangan yang Luar Biasa Juga
Akan Mendukung Terwujudnya Pekerjaan Impian Anda
│56
3. Seorang Coach yang Hebat Akan Mengubah Cara
Pandang Anda dalam Melihat Sesuatu │59
4. Ikutilah Seminar dan Belajar! │60
5. Ilmu Jualan Dulu, baru Ilmu Teknik │63
6. Mendalami Internet Marketing │65
7. Dapatkan Customer Pertamamu! │67

vi
8. Jualan Itu Emosional, Bukan logical │70

4
CARA TETAP SEMANGAT SETIAP HARI: CARA JUAL
DENGAN EMOSI UNTUK MENDAPATKAN CUSTOMER
PERTAMA ANDA │72
1. Pikiran Anda Akan Mempengaruhi Fisiologis Anda, dan
Sebaliknya │74
2. Bagaimana Cara Mengubah Emosi Anda? │76
3. Bagaimana Cara Bangkit dari Berbagai Drama yang
Terjadi dalam Kehidupan Anda? │79
4. Apa Hubungan Status Emosional dalam Diri Anda
Ketika Anda Memulai Sebuah Bisnis? │80
5. Bagaimana Cara Mengaktifkan Otak Kita dari Mati
Menjadi Menyala? │82
6. Peran Oksigen dalam Mengaktifkan Otak Anda │84
7. Peran Air dalam Mengaktifkan Otak Anda │86
8. Strategi Jualan │90

5
ILMU JUALAN UNTUK MENDAPATKAN CUSTOMER I 95
1. Pikirkan, Emosi Apakah yang Akan Anda Tawarkan
pada Produk Anda? │96
2. Bagaimana Cara Membuat Customer Anda Merasa
Aman? │98
3. Bantu Klien untuk Putuskan, Kapan Mau Order Produk
atau Jasa Anda? │99

vii
4. Tips Meyakinkan Customer agar Tidak Berkata, “Nanti
Dulu, Ya!” │103
5. Bagaimana Cara Membaca Apakah Customer Tertarik
dengan Penawaran Anda? │105
6. Ketika Ada Customer yang Tidak Mau Bayar, Jadikan
Itu Sebagai Pengalaman │107
7. Hilangkan Pikiran Negatif dari Seorang Customer │109
8. Kalau Anda Tidak Bisa Mendapatkan Order dari
Customer, Bertemanlah Dengannya │111
9. Memulai Bisnis Itu Tidak Harus Besar di Awal │112

6
MENTAL BLOCK BREAKING │114
1. Bagaimanakah Cara Menghilangkan Mental Block?
│116
2. Keluar dari Zona Nyaman Bukan Berarti Anda Harus
Melakukan Hal-hal yang Ekstrim │117
3. Memutuskan Rasa Malu dan Ego dalam Diri Kita untuk
Memulai Bisnis │119
4. Jangan Malu Ketika Anda Dianggap Tidak Pintar │122
5. Anda Tidak Harus Mengeluarkan Uang untuk
Memberikan Nilai pada Bisnis Anda │126
6. Cara Mendekati Orang-orang Hebat yang Sudah
Mencapai Tujuan yang Anda Inginkan │128
7. Ketika Memulai Sebuah Bisnis, Jangan Terlalu Pikirkan
Untung Rugi │131

viii
7
CARA BIAR ANDA PASTI MENCAPAI TUJUAN ANDA
│134
1. Anda Perlu Tulis, Temukan Petanya, dan Jalankan
untuk Sampai ke Tujuan Anda │135
2. Tips dan Trik Agar Anda Fokus pada Tujuan Anda │139

ix
SATU
Tentang Vision

P
erkenalkan, nama saya Berry, founder dari
jasafotojakarta.com. Mungkin, belum banyak yang
familiar dengan nama dari perusahaan saya, tetapi
mungkin juga sudah ada beberapa orang yang pernah
mendengar bahkan sudah pernah order di perusahaan saya.

Kali ini, saya ingin membagi beberapa pengalaman yang


telah saya lakukan dalam membangun bisnis saya sehingga
menjadi berkembang seperti sekarang.

Sebelum lebih jauh menjelaskan, saya ingin menegaskan


satu hal penting. Buku ini bukanlah bertujuan untuk
promosi sebuah bisnis ataupun tujuan komersil lainnya.
Namun, murni karena saya ingin berbagi beberapa tips
bersama Anda, bahwa selama ini ada beberapa hal yang
sudah saya lakukan dan ternyata bermanfaat.

Harapan saya, beberapa hal yang saya bagi dalam buku ini
akan berguna juga bagi siapapun Anda, kapan dan di
manapun Anda yang membaca buku ini, yang nantinya
akan mengaplikasikan dalam kehidupan Anda. Karena,
1
sebenarnya, tidak menutup kemungkinan, jika dalam bisnis
Anda menggunakan strategi yang sama, Anda bisa
mengembangkan bisnis yang Anda jalani, bahkan bisa lebih
baik daripada bisnis yang sedang saya kembangkan selama
ini.

1. Apapun Bisnis Anda,


Strateginya Sama

“Apapun jenis bisnis yang sedang Anda tekuni sekarang,


sebenarnya beberapa strategi yang sama bisa diterapkan.

Saat ini, usaha yang sedang saya jalani adalah usaha di


bidang fotografi. Saya bersyukur karena usaha saya sudah
masuk hampir tahun ke-4 dengan beberapa pencapaian
seperti: sudah ada 1000 project dalam 3 tahun dari
berbagai jenis klien, dengan 500 klien yang sudah menjadi
rekan di perusahaan kami.

Ketika saya memulai usaha, saya benar-benar tidak tahu


apa yang harus saya lakukan. Memang, ada beberapa
persiapan, tetapi banyak hal-hal yang tidak terduga terjadi
sehingga saya tidak mungkin mencapai situasi saat ini jika
saya tidak melakukan perbaikan-perbaikan atas strategi
yang sudah saya lakukan.

2
Sedikit informasi, 2011 saya lulus dan bekerja di sebuah
perusahaan kontraktor hingga akhir 2014. Memang, pada
saat kuliah, saya sudah punya keinginan. Ya, tapi hanyalah
sebuah keinginan, bukan keharusan. Saya sering bertanya-
tanya pada diri-sendiri, apakah saya kelak bisa menjadi
seorang CEO? Apakah saya kelak bisa menjadi seorang
direktur?

Sangat indah ketika saya membayangkan diri saya menjadi


seorang pemimpin di sebuah perusahaan, yang membawahi
beberapa karyawan dan bisa menghasilkan pendapatan
untuk saya berikut semua karyawan saya.Pada saat itulah,
saya mulai menuliskan visi-misi dalam hidup saya. Tepatnya
ketika saya di bangku kuliah.

Saya memasukkan 10 target yang ingin saya capai pada


saat itu. Ternyata, pola ini juga sama. Seseorang yang ingin
mulai menjalani hidup, mereka perlu memiliki sebuah
arahan. Sebenarnya, pada diri manusia terdapat energi dan
potensi yang sangat besar. Namun sayangnya, tidak banyak
dari kita yang memfokuskannya pada satu titik.

Dengan kata lain, terjadi pengalihan-pengalihan energi yang


kita habiskan, mulai dari bermain game, browsing sosial
media, dan banyak hal lain yang sudah kita luangkan
dengan waktu, tenaga, dan pikiran, tetapi tidak kita

3
fokuskan. Alhasil, energi besar yang kita miliki tadi tidak
lagi berpotensi kuat.

Nah, kembali lagi ke visi hidup kita. Itulah tujuan


sebenarnya, kenapa kita harus mempunyai visi dan
misi dalam hidup. Ketika kita memiliki mereka
berdua, semua aktivitas yang kita lakukan menjadi
lebih terarah. Jadi, seolah-olah, aktivitas yang kita
lakukan sedikit demi sedikit tadi adalah tabungan
untuk mencapai visi dan misi hidup kita.

Saya termasuk orang yang beruntung sekali karena ketika


saya ingin memulai karier sebagai seorang wirausahawan,
saya bertemu dengan seorang teman yang
memperkenalkan saya dengan ilmu "The Secret: Law of
Attraction”. Saya yakin, selain saya, banyak di antara Anda
yang pastinya juga sudah membaca buku ini. Namun, bagi
yang belum pernah membacanya, saya sarankan Anda
untuk membacanya.

Judul bukunya, "The Secret" yang berarti "Rahasia". Buku


ini sangat menarik untuk dibaca. Salah satu ilmu yang saya
dapat dari buku ini dan saya aplikasikan dalam kehidupan
saya sampai sekarang adalah bahwa ternyata apa yang kita
pikirkan itu benar-benar bisa terwujud walaupun saat itu
kita belum tahu bagaimana strategi dan caranya untuk
mencapai apa yang kita inginkan tadi.Ketika kita sudah

4
tahu, apa yang kita mau, maka secara ajaib, itulah yang
akan terjadi.

2. Ketahui Apa yang Kita Mau


dalam Hidup Ini

“Apa yang kita mau dalam hidup ini dalam 5 bulan ke


depan? 1 tahun ke depan? 1,5 tahun ke depan? 2 tahun ke
depan? 5 tahun hingga 10 tahun ke depan?

Apakah kita pernah membayangkan secara jelas, dalam 10


tahun ke depan, kita sedang apa? Tinggal di rumah seperti
apa? Apakah jabatan pekerjaan kita? Apakah yang menjadi
sumber pendapatan kita? Bagaimana hubungan kita dengan
istri, keluarga, dan juga teman-teman? Bagaimana
hubungan sosial kita dengan orang lain? Dan bagaimana
kontribusi kita kepada masyarakat? Bagaimana kontribusi
kita saat itu kepada orang-orang di sekitar kita yang sedang
membutuhkan bantuan kita?

Apakah Anda benar-benar dapat membayangkan, secara


lengkap, dengan detail, dan terperinci, dalam waktu 10
tahun ke depan itu akan jadi seperti apa?

5
Banyak orang-orang merasa kesulitan untuk
mencapai sesuatu hanya karena dia belum tahu apa
yang dia mau. Jadi, untuk mencapai tujuan hidup kita,
minimal kita harus tahu, apa sebenarnya yang kita
mau. Kemudian evaluasi Kembali, Apakah Anda
pernah meluangkan waktu 1 Jam saja setiap harinya
untuk memikirkan visi hidup Anda?

Sepertinya tidak.

Jujur, saya sendiri juga tidak. Saya tidak pernah sampai 1


jam memikirkannya. Tetapi Anda jangan khawatir, karena
Anda bisa mencobanya. Percayalah bahwa saya juga masih
mencobanya sampai saat ini. Saya sedang berusaha untuk
sedekat mungkin dengan visi-misi hidup saya.

3. Apa yang Harus Kita Lakukan


Ketika Kita Sudah Tahu?

“Anda tahu jawabannya?

Kalau menurut saya,cara ini bekerja dengan nembuat


bayangan mengenai visi hidup kita sejelas mungkin ada
dalam otak kita selama mungkin saat kita beraktivitas
dalam kehidupan kita sehari-hari. Semakin lama, bayangan

6
tadi ada dalam kepala kita, sesuai dengan buku "The
Secret: Law of Attraction”, maka Law of Attraction atau
hukum tarik-menarik itu juga akan semakin kuat.

Namun sayangnya, kebanyakan dari kita, meski sudah tahu


visi hidup kita, apa yang kita lakukan? Mari berpikir
sejenak.

Sebagai contoh, seperti aktivitas yang saya kerjakan sehari-


hari, mulai dari, "halo pak, ada yang bisa saya bantu? Di
sini dengan...." Yap, itu tadi telepon mengenai pekerjaan
datang. Lalu, siang harinya, ada meeting di kantor, bertemu
klien, bertemu dengan teman, dan segala macam aktivitas
lainnya, sehingga saya pun lupa dengan visi hidup saya.

Belum lagi, ketika saya mulai browsing sosial media, ada


banyak sekali pengalihan-pengalihan. Terlalu banyak
pengalihan perhatian yang membuat kita semakin jauh
dengan ingatan mengenai visi-misi hidup kita.

Jadi, sampai saat ini pun, saya selalu mencoba membuat


bayangan visi hidup saya itu sedekat mungkin dengan
aktivitas keseharian saya.

Di sini, akan saya perjelas lagi. Sebagai contoh, misalnya,


akhir tahun ini, saya sudah memiliki passive income senilai
Rp. 800 juta perbulantanpa saya harus bekerja. Kemudian,

7
saya bisa memiliki hotel di beberapa negara tujuan wisata
yang eksotis. Saya membayangkan memiliki hotel
berbintang di sana, dimana dalam 1 bulan pertama, saya
tinggal di hotel saya yang ada di Bali. 1 bulan kemudian,
saya tinggal di hotel saya di Bangkok. 1 bulan berikutnya,
saya tinggal di hotel saya di Hawai, lalu saya pindah lagi ke
Vigi.

Secara reguler, saya akan berpindah-pindah ke hotel-hotel


kompetitor saya yang berkelas dunia. Saya juga
mempelajari bagaimana service dan ide-ide dari hotel-hotel
mereka tentang bagaimana cara membuat customer
mereka puas, dan akhirnya saya pun menemukan ide untuk
mendirikan hotel-hotel lain dengan ide segar, konsep yang
baru dan tentunya menarik.

Ya, saya memang suka tinggal di tempat yang indah dan


saya masih membayangkan. Saya masuk ke dalam hotel-
hotel saya, disambut oleh receptionist hotel. Hotel saya
adalahhotel dengan karpet merah yang sangat indah,
dengan kondisi ruangan minimalis namun tetap mewah,
besar, megah, dan super terang dengan banyak jendela.
Ketika saya melihat ke belakang hotel, ada pemandangan
sebuah pantai.

Pelayanan hotel yang saya miliki sangatlah bagus. Ketika


saya masuk, saya disambut oleh seorang customer service

8
yang mempersilakan saya masuk, menyiapkan sebuah
ruangan president room untuk saya sendiri, dan pada saat
saya buka jendela ruangan saya, ada pemandangan pantai
di pinggir laut yang sangat, sangat indah.

Karena saya suka keramaian, saya pun membayangkan,


ketika saya melihat ke arah pantai dari ruangan president
room, ada banyak balkon, ada anak-anak bermain bersama
keluarga, kemudian ada juga yang bermain selancar dan
banana boat di sekitarnya. Ada juga yang sedang bersantai
di pinggir pantai.

4. Bayangkan Anda Sebagai First


Person, Bukan Third Person

“Ketika Anda membayangkan visi hidup Anda, usahakan


bayangan Anda itu sedetail contoh saya di atas. Itulah yang
saya sebut sebagai vision. Jadi, untuk saya pribadi, vision
itu harus visual, harus bisa kita bayangkan. Dalam
bayangan yang kita bayangkan tadi, harus betul-betul first
person. Artinya, kita benar-benar merasakan bayangan
sendiri itu sejelas mungkin.

9
Ketika saya membayangkan saya sedang berjalan di hotel,
itu bukan saya melihat diri saya yang sedang berjalan di
hotel, karena jika begini, namanya third person.

First person artinya benar-benar merasakan pengalaman


bagaimana saya berjalan di hotel, merasakan dengan mata
saya, merasakan badan saya yang berjalan dan bergerak,
merasakan hidung saya mencium bau segar ruangan di
hotel dalam bayangan saya tadi.

Nah, sampai di sini Anda harus berhati-hati karena jika


Anda membayangkan visi hidup Anda seperti sebuah lukisan
tanpa divisualkan, itu berarti visi hidup Anda belum dekat
dengan diri Anda. Dengan kata lain, kalau bayangan hotel
yang Anda inginkan itu masih lukisan hitam putih dalam
otak Anda, maka bisa dipastikan bahwa visi hidup Anda tadi
belum dekat dengan diri Anda.

Sekali lagi, visi Anda belum dekat dengan diri Anda.

Cobalah Anda rasakan lagi, apakah dalam bayangan Anda


tadi, warna pantainya masih hitam putih tanpa suara
ombak? Atau sudah berwarna putih tetapi masih tanpa
suara ombak? Apakah warnanya masih kekuning-kuningan
seperti filter dalam sebuah film, atau benar-benar nyata
seperti warna pasir pantai? Di sinilah Anda harus berhati-
hati dengan cara kerja dan programming otak Anda.

10
Meskipun, sebenarnya Andalah penguasa pikiran Anda,
akan tetapi, Anda tetap harus berhati-hati dengan otak
Anda. Inilah yang namanya NLP (Neuro Linguistic
Programming). Dalam NLP dipelajari bahwa dalam otak kita,
ada sebuah celah dimana kita bisa memintanya untuk tetap
fokus pada 1 tujuan tertentu. Ketika otak kita sudah
terprogram, maka badan kita juga akan mengikutinya. Itu
intinya.

Jika kita sudah mengetahui visi hidup kita seperti apa, tugas
kita selanjutnya adalah, kita harus sudah
membayangkannya dengan sangat jelas. Apapun Law of
Attraction, ketika kita sudah memiliki visi yang sangat jelas
dan kita biarkan visi itu tinggal dengan sangat lama di
dalam diri kita, lebih lama dibandingkan biasanya, setiap
hari, saat kita beraktivitas apapun, kita tetap mengingat
apa yang menjadi visi hidup kita, dan kita jalankan, maka
kita akan merasa bahwa kita sudah berada di sana, sudah
mencapai visi kita. Kemudian, tanpa sadar, kita pun sudah
mencapai visi hidup kita.

Semudah itukah Law of Attraction bekerja? Ya, memang


semudah itu!

Saya contohkan lagi. Ketika customer datang, kita tetap


melayani mereka, tetapi seolah-olah kita membayangkan

11
diri kita yang sudah memiliki passive income, kita sudah
mencapai kebebasan finansial, kebebasan lifestyle. Kegiatan
tersebut, lama-kelamaan akan membuat diri kita tidak
sadar bahwa ternyata kita sudah mengarah ke tujuan yang
ingin kita capai.

Lalu, percaya tidak percaya, tanpa kita sadari, secara tidak


terduga, apa yang ada dalam visi kita tadi ternyata
memang sudah tercapai. Semudah itu. Itu yang saya
maksud.

5. Strategi Apa yang Anda


Lakukan agar Pikiran Mengenai
Visi Menempel Lebih Lama di
Kepala?

“Kembali lagi ke pembahasan di awal, Visi.

Strategi apa yang sudah Anda lakukan agar pikiran


mengenai cita-cita yang Anda inginkan itu menempel di
kepala lebih lama dari biasanya?

Vision Board.

12
Ya, itu namanya. Saya belajar membuat Vision Board sejak
saya kuliah di semester 1, ketika saya sudah membaca
buku "The Secret: Law of Attraction”. Dari sana saya tahu
bahwa ternyata kalau saya punya Vision Board, maka itulah
yang akan membuat visi hidup saya bertahan lama dalam
otak saya setiap harinya.

Vision Board itu seperti satu papan yang besar, kemudian


saya bebas menempelkan gambar-gambar lifestyle yang
saya punya, kehidupan yang saya punya, saya juga
menempelkan gambar-gambar mobil sport, gambar-gambar
rumah yang bagus, menempelkan gambar orang yang
memperoleh penghargaan, penulis buku best seller, gedung
dan kantor, seseorang yang sedang menjadi pembicara di
sebuah acara seminar yang dihadiri oleh ratusan orang, dan
lain sebagainya.

Tetapi, pada kenyataannya, terkadang tidak demikian. We


only know but we don't understand. Kita terkadang merasa
sudah tahu, tetapi sebenarnya kita belum mengerti.

Saya sudah tahu, saya sudah melihat di video "The Secret:


Law of Attraction” bahwa Vision Board itu sangat penting.
Saya juga paham bahwa Vision Board itu bentuknya board
dimana orang akan menempelkan gambar.

13
Tetapi apa yang saya lakukan?

Saya hanya menuliskan visi saya dalam bentuk excel. Ya,


dalam bentuk tulisan saja.

Pada saat saya kuliah, saya hanya menuliskan keinginan


saya seperti: saya ingin mendapatkan beasiswa, saya ingin
IP saya di atas 3.5, saya ingin punya usaha sendiri, dan
masih banyak lagi. Saya menuliskan 10 visi saya waktu itu.
Anehnya, saya cuma tulis, padahal contohnya sudah sangat
jelas, dalam bentuk gambar, dan saya cuma tulis. Namun
ternyata, meskipun cuma ditulis, itu tetap memiliki
kekuatan karena dari 10 vision yang saya tuliskan, yang
tercapai ada 5. Lumayan, kan?

Meskipun saya tidak mendapatkan beasiswa ketika kuliah,


tetapi saya memenangkan 4 business competition, dan
waktu saya menulis, saya belum pernah sekalipun ikut
lomba. Bahkan, saya juga mendapatkan dana untuk
mengelola sebuah bisnis. Walaupun saat itu bisnis saya
bangkrut, tetapi ilmu yang saya dapatkan waktu itu adalah
pengalaman bisnis yang tidak terlupakan dan membuat
saya tetap bisa bertahan ketika saya mulai menjalani bisnis
saya sendiri.

Kemudian, IP saya juga berhasil mencapai 3.5, meskipun


pas-pasan, tetapi setidaknya itu sudah tercapai. Saya juga

14
pernah mendapatkan IP tertinggi di kelas, waktu itu, 3.9
sekian, saat saya kuliah di Universitas Indonesia angkatan
2007, jurusan Teknik Industri.

Ketika masuk UI, saya brlum punya ide mau masuk jurusan
apa. Saya adalah seorang perantau asal Jambi, sebuah kota
kecil dimana pendidikan terbatas dengan aksesnya yang
juga terbatas. Jadi, ketika mendapatkan kesempatan
belajar ke Jakarta waktu itu, saya senang sekali.
Saya memang kuliah di UI, tetapi saya bukan anak yang
berprestasi. Saya cuma juara kelas sekali ketika di bangku
SMA, juara 3 waktu itu. Ketika zaman sekolah, itu saya juga
tukang nyontek. Kalau ada PR, saya nyontek teman saya
pagi-pagi sebelum bel kelas masuk, dan itu saya lakukan
hampir setiap hari. Tetapi mohon skip yang ini ya, jangan
ditiru karena ini bukan tindakan yang dibenarkan.

Point yang ingin saya tekankan di sini adalah, saya


bukanlah seorang terpelajar sama sekali, saya bukan anak
yang super pintar sehingga orang lain bisa berkata, "oh,
wajar saja kamu punya bisnis sukses, kamu cerdas!"

Bukan, saya bukan seperti itu.

Tetapi, bukan berarti juga, Anda berpikir kalau tukang


nyontek bisa sukses nantinya. Ini juga analogi yang salah.
Di sini, saya ingin memberikan gambaran bahwa ternyata,

15
sebenarnya, kita itu bisa menjadi apapun yang kita mau,
selama kita mau.

Ya, kita bisa menjadi apapun yang kita mau.

6. Untuk Menjadi Sukses, Anda


Tidak Harus Bekerja Keras

“Selama kita mengikuti strategi-strategi dan trik-trik yang


sebenarnya simpel tetapi sangat powerful. Kita harus tahu,
bahwa di dunia ini, banyak hal yang bisa diselesaikan tidak
dengan bekerja keras.

Ada hal yang lebih mudah dilakukan untuk menyelesaikan


segala hal. Namun, terkadang kita berpikir bahwa untuk
menjadi sukses, saya harus ini, harus itu, harus capek,
harus ke sana, harus ke situ, bla bla bla. Padahal,
sebenarnya itu semua hanya mental block, hanya alasan
kita untuk mager (malas gerak) saja.

Meskipun saya sering nyontek ketika mengerjakan PR, ujian


juga sering nyontek, sistem belajar saya juga masih ala
kadarnya, bahkan saat H-1 ujian juga baru belajar dan
baca-baca buku, dan kadangkala hal itu juga masih terbawa
di sampai di bangku kuliah, saya tetap bisa mencapai apa
yang saya inginkan.

16
Dulu, waktu zaman sekolah SMP sampai SMA kelas 3,
zamannya Play Station 1, itu saya juga seorang gamer.
Saya menghabiskan waktu saya untuk main game sepulang
sekolah sampai malam.

Lalu, apa yang membuat saya bisa berubah?

Tentunya, perubahan dalam diri saya tidak terjadi secepat


kilat. Perubahan itu terjadi secara bertahap, bermula ketika
saya diperkenalkan oleh teman saya dengan buku "The
Secret: Law of Attraction". Kemudian, saya mulai
mengaplikasikan apa yang ada di dalamnya.

Salah satunya adalah, ketika Anda ingin mencapai sesuatu,


Anda cukup membayangkan. Ya, hanya itu yang Anda
butuhkan. Hanya membayangkan saja. Seolah Anda sedang
mencapainya. Anda boleh membayangkan kalau Anda
sedang menyetir sebuah mobil sport, dan hal lain yang
Anda ingin capai.Bagi saya, itu sangatlah mudah.

Pada dasarnya, saya ini pemalas. Jadi, ketika saya


menemukan “The Secret: Law of Attraction”, ini benar-
benar seperti...wow! Ini di luar imajinasi saya. Saya sangat
suka dengan buku ini, karena setelah saya membacanya,
saya pikir, untuk sukses itu sangatlah mudah.

17
7. Hati-hati dengan Pikiran
Negatif Anda

“Hanya bayangkan bahwa Anda sudah sukses, maka Anda


akan sukses. Dan dengan yakinnya, ketika Anda sudah
membayangkan, Anda pasti akan dapatkan apa yang Anda
inginkan. Anda tidak akan pernah tidak mendapatkan apa
yang Anda bayangkan. Kecuali, Anda membayangkan hal-
hal negatif, yang benar-benar bertolak belakang dari visi
Anda.

Ini terjadi karena pikiran negatif memiliki kekuatan 10 kali


lebih kuat dari pikiran positif visi Anda.

Ketika Anda membayangkan diri Anda menjadi kaya, tiba-


tiba 5 menit kemudian Anda menjadi capek atau marah
karena kesibukan, atau tantangan lain. Godaan dari
lingkungan yang muncul membuat Anda menjadi reaktif
untuk marah, untuk capek, dan pikiran negatif lainnya.

If you let the negative thoughts in your mind, it would


be ten times more powerful.

Jika Anda membiarkan pikiran negatif dalam diri Anda


muncul, maka kekuatannya akan menjadi 10 kali lipat lebih
kuat daripada pikiran positif tentang visi hidup Anda dan

18
pastinya menguasai Anda. Setelah saya tahu kenyataan
tadi, maka saya berusaha sekuat tenaga untuk menghindari
pikiran negatif masuk ke dalam diri saya, dan hanya
berpikir positif, positif, dan positif. Ini sangat mudah.

Singkat cerita, ketika saya sudah lulus kuliah, saya telah


mencapai 5 dari visi hidup yang ingin saya capai. Untuk 5
visi yang belum terwujud, saya putuskan tidak
memikirkannya lagi, seperti saya ingin mendapatkan
beasiswa karena saya sudah tidak ingin kuliah lagi.

Ada satu kejadian menarik ketika saya sudah lulus kuliah


dan sudah bekerja. Saya mengikuti sebuah seminar oleh
salah satu mentor favorit yang sangat saya hormati, Mrs.
Merry Riana, mengenai Life Mastery.

Saya tidak ingat sepenuhnya isi dari seminar itu, tetapi ada
dua hal yang benar-benar saya ingat sampai sekarang,

1. Trik jitu untuk memindahkan apa yang Anda inginkan


(vision) ke alam bawah sadar Anda, sehingga itu benar-
benar akan menempel pada diri Anda dan Anda tidak akan
pernah lupa.

Caranya adalah Anda mengucapkan visi Anda dengan


lantang, kemudian setelahnya diiringi dengan melakukan
satu kegiatan yang sangat ekstrim. Kenapa harus dengan
kegiatan ekstrim? Karena kegiatan ekstrim itu adalah salah

19
satu jalur untuk memasukkan pikiran ke alam bawah sadar
Anda.

Jadi, ketika di seminar itu, saya mengatakan dengan


lantang apa visi saya, kemudian bersama seluruh peserta
seminar dan juga Mrs. Merry Riana memasukkan bola api ke
dalam mulut masing-masing sampai bola api itu mati.
Sangat ekstrim, bukan? Tetapi sampai sekarang, saya tidak
pernah lupa apa visi yang saya ucapkan dengan lantang
waktu itu.

Keinginan saya saat itu adalah saya ingin menang


wirausaha muda mandiri.

Meskipun saya tidak menjadi pemenang, tetapi saya sampai


menjadi finalis di wilayah Jakarta. Menurut saya,
pencapaian itu sudah cukup karena memang lomba itu
cukup sulit bagi saya.

2. Saya Membuat Vision Board

Vision Board is not rocket science.

Artinya, Vision Board itu bukanlah sesuatu yang harus


dibuat sedetail mungkin, bukan juga sesuatu yang rumit,
apalagi dipersulit oleh diri Anda sendiri.

Intinya adalah Anda mau, Anda suka, maka Anda tempel.


Ketika yang ditempel tadi sudah dicapai, cabut, ganti yang
20
lain, tempel lagi yang ingin kita capai. Ketika Anda merasa
ada yang kurang dari Vision Board yang Anda tempel, Anda
print yang baru, yang lama dicabut, begitu seterusnya,
bukan bertumpuk-tumpuk, tetapi satu demi satu. Itu adalah
Vision Board yang paling tepat.

Kita harus melakukan tindakan, harus mulai! Jangan


simpan di kepala saja. Karena ketika Anda simpan di
permukaan otak Anda, hanya dengan satu notifikasi
Instagram saja, ingatan Anda tadi dengan sangat
mudah terhapus.

Jadi, yang harus Anda lakukan adalah mengkondisikan


waktu sesering mungkin dimana Anda harus melihat Vision
Board Anda. Taruh Vision Board tadi di tempat yang paling
sering Anda lihat. Misalnya, di depan tempat tidur Anda.
Jadi, setiap kali Anda keluar masuk kamar, membuka dan
memejamkan mata, Anda pasti melihatnya.

Atau, jika Anda lebih sering ke kamar mandi, atau ruang


kerja Anda, Anda bisa menaruhnya di sana. Anda juga bisa
mencoba menaruh Vision Board di dalam HP Anda, jika
memang dalam keseharian Anda sering membuka HP.
Gunakan lockscreen di dalam HP Anda jika perlu. Buatlah
hal-hal visual itu sering muncul dan dekat dengan
kehidupan Anda sehari-hari.

21
DUA
Wujudkan Passion
menjadi Pekerjaan
Impian Anda!

D
i bab ini, saya akan kembali membahas mengenai
Vision Board.

Bagaimana sebenarnya bentuk dari Vision Board?

Mengenai ini, sebenarnya Anda bisa sekali untuk


mengembangkannya. Seperti yang saya contohkan di bab
1, misalnya. Anda bisa menaruh sebuah Vision Board di HP,
dengan menaruhnya di-lockscreen. Atau di mana saja. Apa
saja yang bisa dan sering Anda lihat sehingga Anda akan
ingat.

22
1. Jangan Jadikan Vision Board
Sebagai Beban

“Anda juga bisa melakukan strategi-strategi konyol yang


membuat Vision Board Anda semakin lebih sering terlihat
oleh mata Anda. Anda pun bisa melakukan pengulangan
untuk melihat Vision Board tadi. Saat main game, misalnya,
Anda bisa menutup sebentar, untuk melihat lockscreen
Vision Board Anda. Atau apa saja. Apa saja bisa Anda
lakukan untuk membuat Vision board Anda semakin sering
terlihat oleh mata Anda.

Akan tetapi, jangan pernah menjadikan Vision Board


sebagai beban. Jangan sampai Anda merasa, "kenapa ya,
setiap kali saya melihat Vision Board, saya malah
terbebani?" Jika hal tersebut terjadi pada Anda, segera
koreksi dan pahami bahwa Vision Board bukanlah sebuah
beban.

Sebagai contoh, Anda ingin memiliki sebuah mobil, akan


tetapi Anda merasa belum melakukan ini, belum melakukan
itu, dan banyak lagi persiapan lainnya. Hei, stop! Ini analogi
yang keliru.

23
Ketika Anda melihat Vision Board sebagai beban,
maka itu adalah beban. Coba deh, Anda kembali lagi
ke buku "The Secret: Law of Attraction", bagaimana
cara kerja Law of Attraction? Ketika Anda melihat dan
berpikir bahwa Vision Board adalah sebuah hal yang
negatif, itu akan menjadi negatif.

Cara terbaik memandang sebuah Vision Board adalah,


bersenang-senanglah dengannya. Jadikan itu simpel. Law of
Attraction itu simpel, kenapa Anda harus membuatnya
menjadi sangat rumit? Law of Attraction itu, ketika Anda
ingin sesuatu, Anda bayangkan, itulah yang akan Anda
dapatkan.

Jadi, kalau tiba-tiba saja muncul pikiran negatif dari dalam


diri Anda, cepat-cepat hilangkan. Itu sama sekali tidak
penting. Anda yang putuskan, mau menghilangkan pikiran
negatif atau tidak, karena otak Anda bisa saja dengan cepat
mengubah yang positif menjadi negatif ataupun sebaliknya.

Bagaimana, bersedia menghilangkan pikiran negatif Anda


sekarang juga?

Bagi saya sendiri, ketika saya melihat Vision Board, yang


saya lihat bukanlah sebuah beban. Saya belum melakukan
ini untuk mendapatkan mobil, saya belum melakukan itu
untuk menjadi pembicara, saya juga belum melakukan ini

24
untuk menjadi penulis. Bukan itu, sama sekali bukan. Yang
dilihat dalam Vision Board itu bukanlah aktivitas ketika Anda
berusaha untuk mencapai tujuan Anda. Bukan seperti itu
cara kerjanya.

Law of Attraction bukanlah tentang sebuah proses,


bukan juga bayangan Anda ketika berproses menuju
tujuan Anda. Vision Board bekerja dengan cara Anda
membayangkan ketika Anda sudah mencapai tujuan
yang Anda inginkan, betapa bahagianya diri Anda.
Hanya itu saja. Sekali lagi, bukan prosesnya.

Ketika Anda melihat sebuah mobil sport, Anda


membayangkan betapa nyamannya mobil tadi. Walaupun
Anda belum mencapainya, tetapi Anda membayangkan
Anda sudah merasakannya. Bukan membayangkan tentang
bagaimana cara untuk mendapatkannya. Vision Board
bukan bertujuan untuk mengingat kerja keras Anda untuk
mencapai tujuan Anda.

Apa perasaan Anda ketika sedang menyetir mobil idaman


Anda? Apa perasaan Anda ketika Anda menjadi pembicara
di depan ratusan orang? Bagaimana rasanya bisa berbagi
ilmu ketika Anda menjadi seorang pembicara? Ketika Anda
ingin menjadi seorang penulis, Anda hanya perlu
membayangkan bagaimana perasaan Anda ketika masuk ke
Gramedia. Ada buku Anda di sana yang menjadi best seller.

25
Anda membayangkan, ternyata, dari buku yang Anda tulis,
ada beberapa email yang masuk berisi ucapan terimakasih
karena berkat buku yang Anda tulis, ada yang terinspirasi
dan berhasil mengubah hidupnya. Kemudian, ada yang
berhasil mencapai apa yang belum pernah dicapai karena
membaca buku Anda.

Anda juga membayangkan, ternyata Anda sudah tahu


bahwa buku yang Anda tulis sangat bermanfaat, lalu Anda
beli buku Anda sendiri di Gramedia kemudian Anda bagi-
bagikan ke orang lain, bukan untuk tujuan kesombongan
atau merasa terkenal, akan tetapi agar orang lain bisa
memperbaiki kualitas hidup mereka.

Nah, perasaan-perasaan tadi itulah yang merupakan fungsi


utama dari Vision Board.

2. Bukan Cuma Anda, Saya Pun


Pernah Terbebani dengan Vision
Board

“Di sini, saya memang agak panjang dan detail


menjelaskan mengenai Vision Board karena saya sendiri

26
pun pernah mengalami salah kaprah mengenai Vision
Board. Saya pernah menempel segala macam gambar dan
itu menjadi beban bagi saya dan itu salah. Ketika Anda
berpikir Vision Board adalah sebuah beban, maka itu
menjadi beban.

Misalnya, dalam Vision Board saya, saya mendapatkan


penghargaan The Best Entrepreneur of The Year di podium.
Saya melihat ribuan orang memberikan tepuk tangan.
Seperti itu. Tergantung seperti apa yang Anda inginkan.
Anda bisa merasakan bayangan Anda dengan perasaan
bahagia dan sangat damai. Lupakan tentang prosesnya,
karena Law of Attraction tidak pernah mengajarkan Anda
untuk membayangkan sebuah prosesnya. Bayangkan
hasilnya. Hanya hasilnya saja. Itu saja.

Vision Board is very easy, very peaceful, very


enthusiastic.

Bahkan, ketika Anda membayangkannya, Anda bisa


merasakan perasaan seperti berkata, "yes!" sambil
melompat penuh kemenangan. Perasaan itu yang penting,
perasaan itu tadi adalah yang diharapkan dari Vision Board
yang Anda miliki. Apa yang Anda rasakan ketika seseorang
menyebut nama Anda sebagai... "Best of Entrepreneur of
the Year!" Lalu Anda maju ke podium, kira-kira, apa yang

27
Anda lakukan? Mungkin Anda akan melompat-lompat
kegirangan sampai ke panggung, sambil berkata, "yes!"

Nah, itu. Itu tadi yang diinginkan oleh Vision Board. Sangat
menyenangkan, sangat damai, dan tentunya sangat simpel
dan mudah. Dari seminar Mrs. Merry Riana yang pernah
saya ceritakan di awal, dari sanalah saya berusaha
memperbaiki Vision Board saya. Vision Board inilah salah
satu yang membuat hidup saya mulai berubah.

3. Pengalaman Hidup Saya


Ketika Bekerja

“Ketika saya masih kuliah, saya masih bukan apa-apa.


Ketika saya memenangkan lomba Entrepreneurship sewaktu
kuliah dan mendapatkan dana pembiayaan untuk mengelola
sebuah bisnis, saya mencoba bisnis mendaur ulang bahan
spanduk menjadi tempat pensil, dan menjadi barang
kebutuhan lain yang bisa kita pakai. Tetapi sayangnya,
usaha saya bangkrut karena saya tidak menguasai
marketnya, saya tidak tahu mau dijual dimana waktu itu.

Dari sana, saya belajar satu hal yaitu ketika saya ingin
memulai sebuah bisnis, ya sudah, jalani saja. Meskipun
ketika saya sudah mencoba bisnis saya sekuat tenaga,

28
namun saya tetap bangkrut, tidak apa-apa. Justru, karena
kebangkrutan inilah yang betul-betul akan tertanam dalam
alam bawah sadar saya untuk saya jadikan sebagai
pengalaman yang berharga.

Terkadang, pada saat orang lain bercerita tentang sesuatu


kepada kita, kita merasa sudah tahu, tetapi kita tidak
benar-benar mempraktekkannya. Dengan kebangkrutan
yang saya alami karena saya tidak bisa jualan, itu membuat
saya sadar bahwa saya sangat menghargai dan
membutuhkan ilmu jualan. Beda halnya ketika saya tidak
berbisnis apapun, mungkin saya akan menganggap remeh
ilmu jualan.

Nah ternyata, dengan saya pernah mencoba dan saya


gagal, saya jadi tahu. Oh, ternyata, ilmu jualan itu sangat
penting, dan itu harus ada dalam langkah awal untuk
memulai sebuah bisnis.

Setelah saya bangkrut, saya coba lagi bisnis baru,


kebetulan saya mendapatkan dana pembiayaan dari
kampus. Kali ini, saya berbisnis di bidang makanan yaitu
Pancake di kampus, tetapi masih bangkrut juga. Padahal,
saya sudah melakukan persiapan kali ini. Saya melakukan
persiapan konsep bersama tim selama 6 bulan untuk
membuat resepnya, desainnya, boothnya, dan segala
macam.

29
Saya juga menghabiskan banyak waktu. Ketika itu, saya
masih disibukkan dengan skripsi. Usaha pancake saya ini
terinspirasi oleh mas Hendy Setiono, salah satu image
seseorang yang sukses. Kalau saya membayangkan
seseorang yang sukses di dunia franchise, maka bayangan
yang pertama kali muncul adalah mas Hendy Setiono,
founder dari Kebab Turki Baba Rafi.

Namun ternyata... coba tebak, bisnis makanan saya tadi


bertahan berapa lama?

Bisnis makanan yang saya jalani hanya bertahan kurang


dari 1 bulan. Lucu, ya?! Tetapi, sekali lagi, di sini saya ingin
menekankan, jangan takut gagal. Ketika Anda ingin
melakukan apa yang Anda mau, lakukan saja, jalani saja.
Mau jadi pengusaha? Mau mengubah passion Anda menjadi
pekerjaan impian Anda? Ya jangan takut gagal, lakukan
saja! Jangan kuatir tidak bisa ini atau tidak bisa itu.
Lakukan saja. Tetap berpikir positif sampai Anda mencapai
apa yang Anda inginkan.

Jangan sekali-kali Anda racuni pikiran Anda dengan


berkata bahwa Anda tidak berbakat. Sekali Anda
berpikir bahwa Anda tidak berbakat, maka itulah
yang akan terjadi, Anda benar-benar menjadi tidak
berbakat.

30
Lalu, apa yang saya pelajari dari pengalaman kegagalan
bisnis saya kali ini? “Kalau mau berbisnis, saya akan lebih
nyaman jika saya bisa melakukannya sendiri". Ketika saya
memikirkan bisnis di bidang makanan tadi, saya pikir, bisnis
ini akan besar dan sangat menjanjikan. Meskipun
sebenarnya saya tidak punya passion di bidang makanan,
tetapi tetap saya jalani, karena saya tidak percaya soal
takdir dan bakat.

"We create our own destiny"

Ini bukan berarti saya menyangkal bahwa Tuhan telah


memberikan takdir untuk kita. Akan tetapi, apapun yang
terjadi dalam hidup kita, apapun yang kita percayai, baik itu
dari Tuhan ataupun dari karma kita, apapun agama yang
Anda anut, segala sesuatu yang Tuhan berikan untuk kita
adalah gift dari Tuhan atau buah dari karma yang kita
lakukan di dunia.

Nah, yang saya maksud dengan tidak percaya dengan


takdir Tuhan adalah bahwa segala sesuatu dalam diri kita
itu terjadi, mau itu tragedi atau tidak, itu pasti terjadi dalam
diri kita, dan yang saya maksud dengan menciptakan
sebuah takdir adalah apa yang kita respon terhadap apa
yang terjadi dalam diri kita.

31
Apakah kita lalai terhadap sesuatu yang terjadi dalam diri
kita? Mengenai hal ini, sebenarnya kita diberikan kebebasan
untuk merespon terhadap apa yang terjadi di dalam diri
kita.

4. Berikan Value atau Nilai yang


Tinggi terhadap Bisnis yang
Akan Anda Jalani

“Kembali lagi ke bisnis Franchise saya yang gagal tadi.


Ternyata, saya tidak sadar, saya memilih bisnis yang bukan
passion saya. Karena menurut saya, ketika ada seseorang
bertanya kepada saya, "apakah bisnis yang paling cocok
untuk saya?"

Dari pengalaman kegagalan yang kedua ini saya bisa


menjawab, bahwa ternyata, saya tidak memberi nilai yang
tinggi untuk sebuah produk makanan. Saya tidak
mengarahkan perhatian saya ke arah makanan.

Jadi, ketika saya melihat sebuah makanan, enak ataupun


tidak enak, ya akan tetap saya makan. Tetapi belum tentu
ini juga berlaku untuk orang lain. Memang, ini agak
subjektif, menurut pengalaman yang saya alami. Namun

32
bisa jadi, dampaknya akan berbeda jika diterapkan pada
orang lain.

Lalu, apa yang menjadi award ketika saya melakukan


sebuah bisnis?

Yang menjadi award bagi saya adalah ketika saya melihat


hasil dari foto saya. Ketika saya memulai bisnis, saya lebih
memilih sesuatu yang bisa saya rangkul, sesuatu yang bisa
membuat saya berdecak kagum, atau berkata, "wow, ini
keren banget!" Sesuatu yang benar-benar mampu menarik
mata saya.

Contohnya adalah bisnis yang saya jalani sekarang. Sifatnya


media, visual, fotografi, dan video (ini masih sedikit, masih
banyak di fotografinya). Saya sebenarnya tidak menyukai
proses fotografinya, akan tetapi saya suka melihat
gambarnya. Ya, saya sangat memberikan nilai tinggi
terhadap sebuah gambar. Itulah yang membuat saya bisa
menyelami cukup dalam di bisnis fotografi.

Saya menikmati sebuah gambar dan ternyata itu saja sudah


cukup untuk menjadikan saya berbisnis di bidang ini. Ketika
kita merasa sangat passion dalam mengerjakan sesuatu,
meskipun suatu saat kita menghadapi masalah seperti klien
minta edit foto, klien sudah OK tetapi begitu disampaikan

33
ke atasannya menjadi tidak OK dan kita harus foto ulang,
semuanya akan teratasi dengan mudah.

Ketika saya melihat hasil dari foto kompetitor saya, dan itu
bagus banget, saya tidak merasa tertekan, dan saya tidak
ambil pusing sama sekali. Coba deh, Anda buka Google.
Ketika Anda memulai sebuah bisnis, Anda browsing Google,
Anda sangat terkejut dan merasa kaget karena begitu
banyak kompetitor Anda yang sudah berpengalaman
beberapa puluh tahun. Ada juga yang sudah bekerja sama
dengan perusahaan terkenal, ada yang sudah menjadi
fotografer artis, dan masih banyak lagi.

Sementara Anda, baru mau masuk, boro-boro masuk


halaman 1 Google, bagaimana Anda harus memulainya?
Bagaimana bisa bersaing kalau foto seharian cuma dibayar
Rp. 100.000? Terus, bagaimana Anda akan memulainya,
jika Anda sudah down duluan?

Ketika melihat beberapa hal negatif di atas, sebenarnya


yang kita lihat adalah prosesnya dan itulah yang membuat
kita menjadi terbebani.

34
5. Ketika Melakukan Sebuah
Bisnis, Jangan Bebani Diri Anda
dengan Kompetitor Anda

“Ketika saya memulai sebuah bisnis, yang saya tekankan,


yang saya embrace adalah output dari bisnis saya, yaitu
sebuah foto. Makanya, saya tidak pernah merasa terbebani
meskipun hasil gambar dari kompetitor saya di luar sana
juga sangat indah. Saya menganggap semua gambar itu
adalah keindahan, meskipun itu dari kompetitor saya, jadi
tidak ada beban sama sekali.

Kalau saya merasa kompetitor saya membuat sebuah


output dari gambar yang sangat indah, maka saya juga
ingin bisa melakukan hal yang sama. Tentu saja, bukan
dengan perasaan terbebani untuk melawan kompetitor, tapi
saya memandangnya sebagai sebuah keindahan yang saya
juga ingin bisa membuatnya. Itu saja.

Mungkin cara ini juga bisa disimulasi untuk bisnis Anda.


Misalnya, Anda berbisnis di bidang makanan. Ketemu
dengan makanan enak itu senang, bukan beban. Bukan
malah berpikir, kompetitor saya hebat banget buat
makanan, apa saya bisa ya? Bukan begitu. Jadi, hanya

35
perasaan senang. Itulah yang membuat kita merasa
nyaman di meja makan, bukan malah jadi beban.

Kalau ada yang mau melakukan sebuah bisnis, coba


pikirkan sejenak, kira-kira apakah sesuatu yang membuat
Anda memberi nilai terhadapnya? Apa yang Anda senangi
dari outputnya? Mungkin, dari sini Anda bisa mulai
memfokuskan, bisnis apa yang paling cocok, yang paling
sesuai dengan Anda. Saya yakin, setiap orang pastinya
punya jawaban yang berbeda-beda dari saya.

Contoh, bisnis baju. Kalau Anda tidak memberikan nilai


yang tinggi dalam sebuah baju, dan Anda tidak merasa baju
itu adalah sesuatu yang penting, bagaimana Anda bisa
meyakinkan customer bahwa hasil karya Anda adalah
penting dan bernilai?

Kalau Anda tidak memberikan nilai pada sebuah gambar,


bagaimana Anda bisa meyakinkan customer untuk membeli
gambar dari Anda dengan harga yang mahal? Kalau Anda
tidak menghargai sebuah makanan, bagaimana Anda bisa
meyakinkan customer Anda untuk membeli makanan Anda
dengan harga yang mahal?

Kalau Anda tidak sensitif terhadap nilai dari hal yang


Anda kerjakan, lalu bagaimana Anda akan membuat

36
customer Anda yakin terhadap nilai dari hasil bisnis
yang sudah Anda buat?

Waktu saya mencoba bisnis yang kedua ini dan saya gagal,
sempat ada kejadian lucu. Ketika pancake yang saya jual
tidak laku, malah yang laku adalah booth-nya, karena booth
ini bisa dibongkar-pasang.

Dari sini, saya mulai peluang bisnis lagi di Kaskus, yaitu


jasa portable pembuat booth Jakarta. Akhirnya, saya
mendapat beberapa customer dari Kaskus, yang menyewa
booth saya karena bisa dengan mudah dibongkar-pasang
untuk pameran, bisa dibawa dengan mudah meskipun
dengan mobil Avanza, karena saya memang tidak punya
mobil pick-up waktu itu.

Namun, kembali lagi. Meskipun saya sudah mendapatkan


beberapa customer, belum sampai 10 customer, saya sudah
tutup bisnis ini karena saya tidak memberikan nilai di
bidang ini. Ternyata, boot ini hanya terlihat bagus dari
luarnya saja. Visualnya memang bagus, tetapi ketika
dipakai dalam waktu cuma 1-2 bulan, booth ini sudah mulai
rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Ya sudahlah. Saya pun
menutup bisnis saya yang ketiga ini.

37
6. Memutuskan Menjadi Pekerja
Kantoran

“Lalu, saya memutuskan untuk bekerja. Menjadi pekerja


kantoran. Saya menemukan sebuah quote dari Jack Ma
bahwa...

22-30 years old, follow somebody. A good boss will


teach you differently. Ikutilah seseorang. Seorang
pemimpin yang baik, akan mengajarimu dengan cara
yang berbeda.

Ketika saya bekerja di sebuah perusahaan, yang saya


bayangkan waktu itu adalah keren sekali. Seperti beberapa
teman saya yang bekerja di sebuah perusahaan
multinasional, dengan bos mereka di Italia. Lalu, ada juga
teman saya yang bekerja dan bolak-balik ke luar negeri
(Arab, Abudabi, Hongkong, USA, Sidney, dan Singapore).
Dalam bayangan saya, mereka hebat sekali dan sangat
profesional.

Vision saya untuk bekerja waktu itu adalah untuk


mendapatkan ilmu. Saya mau belajar dan dibayar. Hal
pertama yang paling penting adalah belajar. Saya mau
belajar sesuatu yang membuat saya mencari lagi, apa sih

38
sebenarnya yang membuat saya gagal dalam berbisnis?
Saya ingin melanjutkan pembelajaran saya mengenai bisnis
dengan cara ikut seseorang, seperti kata Jack Ma. Saya
mau mengikuti seseorang yang sudah sukses.

Waktu itu saya sudah diterima di sebuah perusahaan lokal.


Saya melewati sesi wawancara (oleh Manager dan Direktur)
dengan cukup mulus dan dalam 2 hari saya sudah
mendapat panggilan bahwa saya diterima di perusahaan
tersebut.

Tetapi, ada satu kebetulan aneh waktu itu. Atau, bisa


dibilang berjodoh. Waktu itu, saya diinfokan oleh kakak
saya yang merupakan seorang manajer, kepala cabang
sebuah bank, dimanaklien dari kakak saya itu adalah
sebuah perusahaan yang membutuhkan kredit bank untuk
usahanya. Dan setelah dilakukan survey, menurut kakak
saya, pemilik perusahaannya bagus.

Kakak saya bilang, "Pemilik perusahaan ini bagus, orang ini


adalah tipikal orang yang bisa mengembangkan orang lain.
Coba kamu ikut wawancara!"

Jujur, saya agak malas kalau saya harus bekerja di tempat


yang kakak saya rekomendasikan tadi. Pasalnya, saya
susah-susah kuliah di Teknik Industri UI, dan saya cuma
bekerja di sebuah ruko. Sementara teman-teman saya bisa

39
bekerja di perusahaan multinasional dan bisa dengan
mudahnya bolak-balik ke luar negeri.

Nah, di sinilah saya merasa dilematik. Saya sudah


mendapat panggilan dari sebuah perusahaan yang lumayan
terkenal dan saya memang berkeinginan untuk bekerja di
FMCG. Sebuah perusahaan yang cukup besar dimana
produknya juga tiap hari bisa kita lihat, tetapi saya malah
disuruh ikut tes wawancara di perusahaan lain rekomendasi
kakak saya yang hanya berlokasi di sebuah ruko.

Saya pun mencoba menuruti nasehat dari kakak saya tadi.


Saya agak heran karena ternyata pemilik dari perusahaan
kontraktor di sebuah ruko tadi sangat terbuka. Bahkan,
saya tidak merasa telah mengobrol dengan pemilik
perusahaan tadi selama 2,5 jam lebih. Kita hanya ngobrol,
kenalan, dan segala macam, kemudian semuanya mengalir
dengan sendirinya. Sampai-sampai karyawan di sana juga
bingung, nih orang ngapain, wawancara kok lama banget
sampai 2 jam lebih.

Ketika ngobrol, saya melakukan perbandingan, antara


perusahaan yang sudah menerima saya bekerja
sebelumnya, yang notabene adalah perusahaan yang cukup
besar dan saya bekerja di ruko, sebuah perusahaan, yang
kalau saya masukkan nama perusahaannya di Facebook,

40
dan kemudian teman saya melihatnya, otomatis teman saya
tidak akan tahu, itu perusahaan apa.

Tetapi, saya coba melihat dari sisi lain. Sebenarnya saya


bekerja untuk perusahaannya, atau dengan atasannya? Lalu
saya coba hubungkan lagi. Sebenarnya saya bekerja itu
hanya untuk cari nama saja, cari kebanggaan, cari uang,
atau cari ilmu? OK. Dan saya putuskan, hal terakhirlah yang
saya pilih, yaitu ilmu dulu baru uang.

Nah, kebetulan, perusahaan yang di ruko ini juga


memberikan nilai yang sama dengan perusahaan yang
sudah menerima saya sebelumnya. Memang, perusahaan
yang berada di ruko ini sedang membutuhkan orang yang
sedikit berbeda dengan profil orang yang sudah ada di
perusahaannya dan saya pun diterima di perusahaan ini.

7. Saya Memberi Nilai Ilmu


Lebih Tinggi daripada Uang

“Kembali lagi saya tegaskan bahwa saya memberi nilai


yang lebih tinggi terhadap ilmu daripada uang. Ketika kita
mau belajar sesuatu, kita harus bayar duluan, baik dengan
waktu, tenaga, maupun uang. Tidak ada yang namanya
gratisan. Iya, kan?

41
Kalau di perusahaan ini saya bisa belajar dan mendapatkan
ilmu yang seharusnya di luar sana saya harus bayar, berarti
saya anggap gaji saya bisa lebih tinggi karena saya
mendapatkan gaji sekaligus ilmu yang seharusnya saya
bayar. Misalnya, saya mendapat gaji dari perusahaan di
ruko ini Rp. 5.5 juta. Akan tetapi, saya memberikan nilai
terhadap ilmu yang sudah saya pelajari karena kalau saya
belajar di luar sana dan ikut seminar, itu ternyata saya
harus bayar Rp. 1 juta. Sebut saja, ilmu jualan yang saya
pelajari dari atasan saya, kalau saya belajar di luar dan ikut
training, saya harus membayar lagi dengan Rp. 1 juta.

Dengan demikian, total gaji yang saya dapatkan adalah Rp.


5,5 juta + Rp. 1 juta = Rp. 6.5 juta dalam sebulan. Dan
saya pikir, OK! Saya bisa menerima ini karena memang
ilmu itu ada biayanya.

Ketika nama dan pendapatan bisa sama, apalagi yang bisa


saya bandingkan? Saya membandingkan, apa yang bisa
saya dapatkan dari perusahaan. Ternyata, di perusahaan
yang kecil ini, saya belajar dari pemilik perusahaan secara
langsung. Nah, ketika itu saya berpikir, saat saya belajar
dengan seorang manager, saya akan jadi manager. Ketika
saya belajar dari seorang pemilik perusahaan, saya pun
akan menjadi seorang pemilik perusahaan. Harapan saya
waktu itu adalah saya bisa seperti itu.

42
Ok, baiklah, saya akan bekerja di sini karena saya pikir,
pemilik perusahaan sekaligaus atasan saya sangat mudah
bergaul, tidak pelit ilmu, berpikiran terbuka, dermawan, dan
orangnya suka bercerita. Inijugalah yang membuat
wawancara pertama saya dengan pemilik perushaan tadi
berjalan tidak terasa meskipun sampai 2,5 jam lamanya.

Saya putuskan untuk ikuti atasan saya ini. Ternyata, apa


yang terjadi? Di tiga tahun saya belajar di perusahaan ini,
saya sangat sangat berterimakasih dengan direktur PT.
Mitra Sinergi Aditama, atas nama Bapak Waskito dan Mas
Nastain. Mereka berdua sudah mendidik saya dengan
sangat luar biasa.

Ketika saya menulis buku, saya harus memasukkan dua


nama ini dalam buku saya, karena memang mereka sangat
berjasa. Dari sanalah, saya merasakan benar-benar bekerja
di sebuah perusahaan. Saya membayangkan bahwa diri
saya adalah benar-benar pemilik dari perusahaan tersebut.
Jadi, saya tidak bekerja untuk melayani atasan saya, akan
tetapi, saya bekerja, melakukan segala sesuatu dengan
bayangan bahwa kalau saya menjadi pemilik perusahaan
ini, apa yang akan saya lakukan?

Itulah yang saya lakukan dan memang secara kebetulan,


dalam perusahaan yang lebih kecil ini, atasan saya

43
membebaskan saya untuk melakukan berbagai macam
strategi untuk mengembangkan bisnisnya. Jabatan saya
ketika berada di sana adalah Business Development. Jadi,
memang benar, dalam perusahaan ini saya belajar sangat
banyak.

Saya juga banyak mendengar cerita dari atasan saya


tentang bagaimana cara memulai sebuah bisnis sampai bisa
memiliki 100 karyawan. Atasan saya dengan senang hati
menjelaskan hingga berjam-jam, dan itu tidak berlangsung
hanya sekali. Dalam tiga tahun itu, atasan saya
menceritakan itu berkali-kali hingga membuat saya merasa,
oh ini sama seperti ketika saya mengikuti sebuah seminar.
Inilah yang saya dapatkan dari orang yang mempraktekkan
ilmu entrepreneurship.

8. Saya belajar dari Entrepreneur,


dan Sukses dari Entrepreneur

“Ada satu lagi pertimbangan yang saya coba bandingkan.


Ketika saya bekerja di sebuah perusahaan multinasional,
misalnya. Saya bekerja untuk seorang manajer. Biasanya,
seorang staf baru akan bekerja untuk seorang manager
yang masih level menengah dengan perkiraan gaji manager
saya Rp. 50 juta perbulan

44
Kemudian, saya coba bandingkan dengan gaji pemilik
perusahaan di tempat saya bekerja yang adalah perusahaan
kecil di sebuah ruko. Atasan saya tersebut memulai usaha
dari Rp. 300 juta dan mampu mengubahnya menjadi omset
Rp. 16 M dalam 6 tahun. Saya pun membayangkan lagi,
kira-kira ada tidak manager yang bisa melakukan hal yang
demikian? Ajaib, saya rasa.

Ok, jadi inilah yang membuat saya yakin, kalau saya


mengikutinya, saya akan belajar banyak sekali, dan ini
terbukti. Ketika saya masuk dalam perusahaan ini, saya
dibekali dengan banyak training, pengetahuan, dan banyak
hal lainnya. Walaupun Anda sebagai karyawan, tetapi Anda
memposisikan diri Anda sebagai pemilik dari perusahaan
tempat Anda bekerja. Kalau Anda sudah bisa
membayangkan demikian, maka secara sadar atau tidak,
performa Anda menjadi lebih bagus. Anda akan lebih serius
dalam mengerjakannya, secara sadar maupun tidak.

Memang, saya bekerja di perusahaan yang lebih kecil,


tetapi saya bekerja secara langsung di bawah pemilik
perusahaan. Saya bisa membayangkan bahwa perusahaan
yang memiliki 100 orang karyawan dengan omset Rp. 16 M
itu saya yang kelola. Saya benar-benar membayangkan,
walaupun tugas saya bukan itu, tetapi saya bayangkan saja.
Kalau jadi pemilik perusahaan, kira-kira apa yang akan saya
lakukan?

45
Secara sadar maupun tidak, saya pun berusaha
mengembangkan banyak bagian dalam perusahaan.
Memang, tidak semuanya berhasil. Namun, saya tetap
mrngeksplor dan melakukan banyak hal untuk
mengembangkan perusahaan itu. Inilah yang membuat
saya merasa memiliki sebuah lab untuk berkarya dengan
mentor langsung.

Ibaratnya, ketika Anda sedang berada di sebuah mobil milik


bos Anda, lalu Anda tiba-tiba saja diberikan kesempatan
untuk memegang setir mobil. Nah, walaupun bos Anda tidak
memberikan kesempatan untuk menyetir mobil tersebut, ya
sudah. Pinjam saja. Karena waktu itu saya merasa bisa
mengambil alih pekerjaan bos saya, dan saya yakin bos
saya pasti suka.

Pelan-pelan, saya mengerjakan pekerjaan yang dilakukan


oleh atasan saya sehingga lama-kelamaan pekerjaan atasan
saya lebih sedikit, terutama di bidang yang memang saya
ditugaskan tentunya, Business Development, yaitu
berusaha memperbaiki sistem dari perusahaan.Dimana lagi
Anda dibayar, Anda boleh meminjam setirnya sehingga bos
Anda jadi duduk di sebelah Anda dan kemudian
mengarahkan?

Anda belajar nyetir saja, Anda harus bayar, loh. Bagaimana


Anda harus pencet gas, belok kanan, belok kiri, rem, dan

46
segala macam. Nah, ini Anda membuat posisi dimana Anda
pegang setirnya, Anda pinjam mobil orang, yang punya
mobil duduk di sebelah Anda dan mengarahkan bagaimana
cara menyetir mobil yang benar, baik, dan smooth. Mau
ngebut juga bisa dan tetap aman itu seperti apa. Kemudian,
Anda masih dibayar oleh orang tersebut. Saya rasa inilah
yang disebut gift dari Tuhan.

Saya juga tidak tahu, apakah semua orang menganggap ini


sebagai gift atau tidak. Akan tetapi, bagi saya sendiri,
bekerja di perusahaan tersebut adalah sebuah berkah.

9. Setelah Nyaman Bekerja,


Bagaimana Cara Anda Keluar
dari Zona Nyaman Anda?

“Untuk mewujudkan passion Anda menjadi pekerjaan yang


Anda impikan itu bukanlah perkara mudah. Apalagi, jika
Anda sudah merasa nyaman pada pekerjaan Anda
sekarang.

Hal yang saya lakukan kali ini sebenarnya agak ekstrim.


Tetapi ini hanya sebuah tips yang mungkin setiap orang
bisa melakukannya dengan cara yang berbeda-beda. Saya

47
hanya ingin membagi, apa yang saya lakukan. Kalau Anda
tertarik, Anda bisa menjadikan ini sebagai salah satu
strategi.

Kondisi saya waktu itu, saya sudah punya kendaraan


perusahaan. Saya punya pendapatan yang lumayan (cukup
untuk hidup dan menabung, bahkan ada kenaikan yang
cukup setiap tahunnya). Atasan saya memperlakukan saya
dengan sangat baik, layaknya keluarga sendiri, dan saya
juga sudah menganggap teman-teman kantor dan para staf
perusahaan itu sebagai keluarga sendiri. Ini benar-benar
situasi yang sulit.

Coba, bagaimana jika Anda berada di posisi saya? Apa yang


akan Anda lakukan? Agar saya bisa keluar zona nyaman
saya dan mengambil langkah awal menuju pekerjaan
impian saya?

Ok. Jadi waktu itu saya coba lakukan kegiatan yang


lumayan berbahaya dengan melakukan penekanan pada
gaji saya. Saya mencoba membuat gaji saya tidak cukup.
Saya memasukkan cicilan rumah dimana saya memasukkan
70% dari gaji saya tadi itu untuk membayar cicilan rumah
karena waktu itu saya merasa sudah cukup menabung, dan
tabungan saya meningkat secara berkala.

48
Tetapi, ada satu hal yang perlu Anda waspadai. Ternyata,
uang bukanlah satu-satunya alasan bagi Anda untuk resign
dari perusahaan dan memulai pekerjaan baru sesuai dengan
passion Anda. Terkadang, justru uanglah yang membuat
Anda menjadi mager (malas gerak).

Contoh, ketika kita sudah punya tabungan untuk resign dari


perusahaan tempat Anda bekerja dan memulai pekerjaan
baru sesuai dengan passion, itu terkadang membuat Anda
malah sayang dengan tabungan Anda. Anda takut tabungan
Anda akan habis ketika memulai pekerjaan baru Anda,
sementara Anda sudah merasa senang karena sudah
memiliki sebuah tabungan. Makanya saya bilang,
terkadang, uang bukanlah satu-satunya hal utama ketika
saya ingin memulai pekerjaan baru sesuai passion saya.

Akhirnya, saya putar balik kondisi saya. Saya yang tadinya


menabung untuk memulai pekerjaan baru saya, malah saya
habiskan untuk mencicil rumah. Jadi, saya tidak bisa lagi
foya-foya karena gaji saya tinggal 30%. Sisa 30% itu
adalah untuk bayar kos sehingga saya harus mencari uang
sampingan untuk makan saya sendiri.

Tabungan saya lama-kelamaan pun menipis, ditambah saat


itu saya punya pasangan yang juga perlu makan. Sampai di
titik dimana uang tabungan saya hampir habis dan hanya

49
cukup untuk hidup 1 bulan saja. Di saat itulah, tenaga itu
baru muncul.

Kadangkala ada rahasia dalam diri kita.

Ketika tenaga sudah mulai kepepet, ketika


pendapatan pun sudah habis, dan saya tidak mungkin
minta makan sama kakak saya, apalagi pinjam uang
ke teman saya karena posisi saya cukup tinggi, ya
sudah... pada saat itulah the power of kepepet pun
berjalan.

Saya pun berpikir...

Kira-kira, pekerjaan apa yang bisa menghasilkan value lebih


tinggi yang membuat saya senang, tidak terbebani, dan
sesuai dengan passion saya? Pekerjaan impian saya yang
bisa memberikan penghasilan sehingga berguna bagi orang
lain, karena itu lebih penting daripada kondisi saya
sekarang yang stay mengerjakan sesuatu yang sebenarnya
bisa memiliki value yang lebih tinggi.

Apa yang saya punya waktu itu? Sebuah kamera DSLR, dan
saya browsing Kaskus. Saya lihat, apa yang bisa dilakukan
orang dengan sebuah kamera? Foto produk? Wah, ini
sangatlah mudah karena tidak perlu studio dan tidak butuh
lampu. Saya juga sangat menyukai dunia fotografi dan

50
memberi value tinggi terhadapnya. Jadi, cukup dengan
penerangan ruangan saja, dan saya pun memulainya.

Saya buka Kaskus, copas kalimat yang sudah ada, saya


tulis ulang, dan saya posting kembali di Kaskus dengan
nomor kontak saya, dan harga yang sama persis dengan
iklan yang saya copas tadi. Kemudian saya posting.

Saya tunggu beberapa lama, akhirnya, ada juga yang


kontak ke nomor saya. Dari situlah saya mulai mengerjakan
fotografi. Saya ingat, waktu itu harga barangnya cuma Rp.
18.000 per produk. Ya sudah, mau tidak mau, tidak ada
pilihan lain. Saya harus mau. Titik.

Saya butuh makan, kalau saya tidak mengerjakan ini, bulan


depan berarti saya tidak bisa makan. Anehnya, dengan
kondisi kepepet tadi, kreativitas dan tenaga saya menjadi
dua kali lipat. Kalau Anda pernah menonton film Dragon
Ball, Anda pasti paham bahwa jadi super itu memang ketika
dalam kondisi tertekan.

Nah, analoginya sama dengan keadaan saya waktu itu.


Ketika seseorang benar-benar sangat kepepet, ia akan
melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan uang.
Tidak ada pilihan lain, harus punya tenaga, harus kreatif,
harus semangat. Kalau tidak semangat ya tidak dapat klien.
Yang semangat saja belum tentu dapat klien. Ya tidak?

51
Ini bukan masalah yes or no. Ini benar-benar yes or yes.
Karena ketika tidak bisa ya berarti kita tidak ada pilihan,
yang artinya, kita tidak bisa makan.

52
TIGA
Langkah Pertama
Menuju Pekerjaan
Impian Anda

A
da banyak orang yang bisa mengatur kondisi ketika
sedang kepepet.

Tetapi, bagi saya sendiri, ketika saya sedang kepepet, saya


merasa tidak ada pilihan lain. Saya harus punya kreativitas.
Saya harus punya segala kekuatan yang saya tidak miliki
sebelumnya. Intinya, saya harus dapat uang agar saya bisa
makan. Titik.

Waktu itu, harga foto per produk untuk project pertama


saya adalah Rp. 18.000 dan saya dapat 10 produk, artinya
saya dapat Rp. 180.000. Tidak masalah, yang penting uang
itu bisa saya pakai untuk keperluan makan beberapa hari.
Sudah, itu saja.

53
Jadi, setiap kali saya pulang dari kerja kantor, ada produk
yang dikirim, lalu saya mulai memfoto produk tersebut
dengan kamera yang masih sangat cupu. Kemudian saya
edit sampai jadi bagus. Kadangkala, saya baru selesai
mengedit di jam 11.00 - 12.00 malam.

1. Berani Mengambil Langkah


Awal Menuju Pekerjaan Impian

“Ketika saya dihadapkan dengan kerja lembur di kantor,


klien sudah mendesak, telepon juga belum beres-beres.
Saat itu, saya juga merasa kepepet, dan saya harus segera
mencari solusinya.

Bagaimana caranya, agar semuanya bisa terselesaikan?

Saat itulah saya mulai mempekerjakan orang lain. Jadi,


saya coba mencari di sekitar tempat kost saya, adakah
yang sedang membutuhkan pekerjaan? Ini memang sedikit
beresiko. Makanya, saya mengatasinya dengan cara
menanyakannya kepada penjaga kost. Ketika penjaga kost
menemukan orang yang benar-benar cocok untuk bekerja
dengan saya, saya pinjamkan kamera saya ke dia, agar dia
bisa memotret, sementara saya bekerja di kantor.

54
Memang, apa yang saya lakukan tadi beresiko. Akan tetapi,
saya tidak lepas tangan begitu saja. Saat saya kerjakan
pekerjaan kantor di kost, saya tetap mengawasi pekerja
saya saat mengerjakan foto dari produk yang dikirim oleh
klien saya, dan saya bayar per harinya. Saat itu saya
budgetkan 30% dari pendapatan saya untuk pekerja saya.

Ketika saya mendapatkan uang Rp. 200.000, maka 30%


yaitu Rp. 60.000 saya berikan untuk gaji pekerja saya.
Coba bayangkan, kalau saya yang mengerjakan foto produk
tadi, dan saya tetap mengerjakan pekerjaan kantor saya.
Tentunya, saya tidak akan punya cukup waktu untuk tidur,
jadi tidak mungkin juga saya kerjakan sendiri.

Kalau Anda perhatikan bagaimana cara diagram


Maslow bekerja, Anda akan tahu bahwa kebutuhan
dasar seorang manusia adalah kebutuhan fisik.
Manusia butuh istirahat, butuh makan, butuh tidur,
dan segala macam kebutuhan dasar lainnya. Ketika
kebutuhan tadi ada yang diganggu gugat, insting kita
pasti akan bekerja. Contoh, ketika jatah makan kita
terganggu, jatah istirahat kita terganggu, maka kita
pasti akan bergerak untuk mencari solusi.

Jadi ketika jatah istirahat saya terganggu, saya harus cari


freelancer karena kalau tidak, saya tidak akan bisa istirahat.
Saya putuskan mencari freelancer untuk membantu

55
pekerjaan saya, untuk membantu saya memfoto barang-
barang dari klien saya saat saya tidak punya waktu.

Waktu itu...mau tidak mau, saya harus membuka tutorial


edit foto dari Youtube karena ilmu saya masih cetek dan
hanya pernah belajar di kampus waktu edit-edit foto, tetapi
saya waktu itu belum begitu mengerti. Zaman kuliah, saya
hanya punya kamera untuk tujuan jalan-jalan saja.

Ternyata, pada saat itu saya baru mulai, kepepet, dan


akhirnya hire orang untuk bantu foto. Saya belajar untuk
punya karyawan pada saat saya juga menjadi karyawan.
Dari sana saya mulai belajar mengatur kondisi keuangan
saya. Saya dapat uang untuk makan, meskipun masih tetap
kurang.

2. Jangan Salah, Memiliki


Pasangan yang Luar Biasa Juga
Akan Mendukung Terwujudnya
Pekerjaan Impian Anda

“Saya sangat bersyukur karena punya pasangan yang


sangat mendukung saya. Saya rasa, pasangan saya inilah

56
yang mengubah hidup saya, hingga saya bisa seperti
sekarang. Pasangan saya ini sangat berprestasi dimana
sejak SD selalu masuk rangking 3 besar dan sering
rangking 1. Di Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi, IP
dia tinggi dan termasuk 10% yang paling tinggi di
jurusannya.

Ketika saya punya pasangan yang bisa masuk ke


perusahaan yang sangat besar dan bagus, dimana saya
dulu sangat bercita-cita ingin masuk ke sana tapi ternyata
gagal, dengan karir yang bagus dan pendapatan pasangan
saya yang melonjak di atas saya dengan sangat cepat,
tentu saya sangat bangga memilikinya.

Tetapi, di sisi lain saya berpikir... kalau kondisi ini dibiarkan


terus, maka hubungan kami tidak akan bertahan lama.
Saya merasa, belum tentu pasangan saya tetap mau
bertahan bersama saya seandainya kondisi saya tetap
seperti ini. Baik dari sisi pendapatan dan sisi karir, saya
tidak ada menarik-menariknya dibandingkan pasangan
saya.

Saya pun coba untuk bijak dengan memposisikan diri saya


sebagai pasangan saya. Seandainya saya punya pasangan
yang memiliki karir dan pendapatan yang biasa-biasa saja,
dengan tampang yang biasa-biasa saja pula, tidak punya
uang, maka saya pun tidak mau bertahan pada posisi itu.

57
Saya merasa bahwa diri saya sendiri tidak punya nilai yang
patut dipertahankan sebagai seorang pasangan. Jika
hubungan seperti ini dipertahankan, tidak akan bertahan
lama. Kemudian, iseng-iseng saya pun menghitung dengan
excel. Dengan gaji saya sekarang bekerja ditambah
freelance foto produk yang lumayan cukup untuk
menambah uang makan, cukup untuk bertahan akan tetapi
saya tidak punya tabungan, apakah akan cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup saya selanjutnya?

Saya coba mensimulasikan, kalau misalnya tiba-tiba


orderan foto saya jadi sangat banyak, dengan peningkatan
gaji, misalnya 10%-20% per tahun, kira-kira kapan saya
bisa menikah? Hasilnya adalah saya baru bisa DP rumah
dan mobil itu di umur 42 tahun.

Hallow... pasangan mana yang mau menikah di umur 42


tahun? Saat itu juga saya melihat situasi. Oh, ternyata ini
tidak mungkin. Jalan buntu.

Ketika saya baru mulai bertahan di bisnis freelance foto


saya, dimana cicilan rumah saya saat itu masih 17 tahun
lagi, saya mulai melihat bahwa yang saya lakukan itu tidak
membuahkan hasil. Bukan sesuatu yang bisa saya
pertahankan dalam jangka waktu yang lama. Akhirnya, dari
semua yang saya alami, insting survival saya menjadi lebih

58
tinggi. Yang ini bisa. Oh yang ini tidak. Yang ini sepertinya
masih bisa dipertahankan. Dan seterusnya.

3. Seorang Coach yang Hebat


Akan Mengubah Cara Pandang
Anda dalam Melihat Sesuatu

“Ada sebuah pemikiran dari seorang coach bernama Antony


Robbins yang mengatakan bahwa seorang coach yang
benar-benar hebat, dia bukan memotivasi, melainkan bisa
mengubah cara Anda untuk melihat sesuatu.

Seorang coach yang hebat akan bisa mengubah cara


kita untuk melihat banyak hal. Antony Robbins
mengatakan bahwa hidup kita itu penuh dengan
keputusan-keputusan. Kita bisa membuat banyak
keputusan dalam hidup kita. Namun, kadang kala
hidup kita mengalir begitu saja tanpa membuat
keputusan.

Kita buka sosial media, buka website, buka Youtube, buka


Google, buka Kompas.com, dan segala macam, lalu kita
lupa. Apalagi zaman sekarang, dimana informasi bisa kita

59
dapatkan dari mana saja. Otak kita menjadi overload ketika
menerimanya. Otak kita menjadi lebih pasif daripada aktif.

Ketika kita membaca berita, kita bukan menciptakan berita,


bukan membuat imajinasi, akan tetapi hanya menerima
saja lalu memberikan respon. Kita menjadi jarang
mendesain sesuatu. Kalau yang saya rasakan sendiri adalah
saya jadi jarang membuat keputusan-keputusan. Ini
memang sesuai dengan kata-kata Antony Robbins. Coba
kita pikirkan dalam hidup kita, selama ini, kita hidup hingga
20an tahun, pasti ada 1 keputusan yang mengubah hidup
kita setelahnya.

Jadi, jangan takut untuk membuat keputusan karena kita


tidak tahu kapan keputusan yang kita buat itu akan
mengubah hidup kita setelahnya.

4. Ikutilah Seminar dan Belajar!

“Ketika saya sedang survival di bisnis saya, beruntungnya


saya juga punya pasangan yang satu frekuensi dengan
saya. Pasangan saya adalah orang yang sangat senang
untuk belajar, dia juga ingin selalu berkembang, sehingga
saya juga ikut bersemangat.

60
Ada satu momen, dulu, ketika waktu Path booming, dimana
semua orang nge-path, pasangan saya itu me-repath
sebuah poster mengenai seminar pengantar untuk bisnis.
Free seminar. Seminar itu bernama Wild Expo. Di seminar
itu ada beberapa pembicara dari Singapura dengan
pembicara di bidang yang berbeda-beda. Ada yang jualan
seminar forex. Ada yang jualan seminar internet marketing.
Ada yang jualan seminar main saham. Ada yang jualan
seminar main properti. Dan masih banyak lagi. Nah, semua
seminar pengantar tadi itu gratis di hari itu. Jadi, kita
diberikan seminar preview yang gratis, kemudian kita harus
membayar untuk seminar yang jauh lebih mahal.

Saya melihat repath itu, dan itu tadi...kembali lagi seperti


kata Antony Robbins, ada momen-momen dimana ketika
kita ingat, moment itulah yang mengubah hidup kita
setelahnya. Saya membuka path waktu itu dan sedang
dalam momen yang pas memperhatikan posternya. Kalau
seandainya saya tidak membuka poster di path tadi,
seandainya saya sedang tidak mood, sedang tidak butuh
uang, saya akan scroll saja. Saya tidak akan ikut karena itu
seminarnya di hari kerja dimana saya harus cuti.

Saya tidak tahu harus ngomong apa ke atasan saya


sementara kerjaan saya sedang banyak-banyaknya.
Lagipula, saya tahu itu hanya seminar pengantar dimana
saya harus mengeluarkan uang lagi. Kalau saya tidak

61
sedang dalam keadaan kepepet, tentu saja saya tidak
mungkin datang ke seminar itu. Kalau pasangan saya tidak
share path itu, saya juga tidak akan tahu kalau ada seminar
itu.

Terkadang, ada sebuah kondisi datang kepada kita dan kita


tidak tahu kalau memutuskan sesuatu, hasilnya bisa
mengubah hidup kita setelahnya. Sebenarnya, kita hidup
sehari dalam 24 jam, kita bisa membuat keputusan-
keputusan yang mampu mengubah hidup kita setelahnya.
Tidak hanya untuk diri-sendiri, tetapi bisa juga bermanfaat
untuk orang banyak.

Saya putuskan untuk ikut free seminar tadi. Dari


pengalaman saya gagal di bisnis pertama saya yaitu
membuat daur ulang spanduk menjadi sesuatu yang bagus
tetapi saya tidak bisa menjualnya, saya jadi ingat, bahwa
untuk memulai sebuah bisnis, ilmu jualan itu yang paling
pertama diperlukan.

Ketika Anda mendapatkan customer, Anda bisa


mengerjakan project dengan siapa saja. Ketika Anda
mendapatkan sebuah project dari klien, Anda bisa
menghubungi siapa saja untuk mengerjakan dan membagi
hasil. Hanya saja, untuk bisnis yang beresiko tinggi, Anda
tetap harus waspada dan berhati-hati. Namun, untuk bisnis

62
dengan resiko rendah, meskipun pencapaian
keuntungannya lama, Anda bisa mencobanya.

Nah, buat saya sendiri, bisnis fotografi itu low risk, jadi ya
sudah, saya coba.

5. Ilmu Jualan Dulu, baru


Ilmu Teknik

“Ketika kita memulai sebuah bisnis, kita harus punya ilmu


jualan dulu dulu daripada ilmu teknik. Kenapa demikian?

Ketika kita memulai sebuah bisnis dan kita bisa jualan,


maka kita akan bisa bertahan. Tetapi apabila kita hanya
punya ilmu tekniknya saja tapi tidak bisa jualan, apa yang
terjadi? Bangkrut. Bisnis Anda akan mati.

Kalau menurut saya, mungkin akan lebih cepat ketika saya


sudah belajar ilmu jualan daripada ilmu teknik. Ketika saya
memulai bisnis di bidang fotografi, kira-kira saya belajar
fotografi dulu atau belajar jualan dulu? Coba tebak?

Coba kita simulasikan. Kalau kita belajar fotografi dulu.


Pertama, kita butuh modal dulu, buka berbagai tutorial.
Paling lama tutorial itu sekitar 20 menit. Apa yang bisa kita

63
pelajari dalam 20 menit? Harus praktek kan? OK. Kalau
praktek, berarti Anda harus ambil produk, lalu difoto, Anda
akan merasa kurang penerangan, kamera kurang bagus,
kurang ini dan kurang itu, dan masih banyak lagi.

Itu tadi kalau kita mulai dari tekniknya dulu, batasannya


cukup banyak. Kecuali, Anda memang sudah punya ilmu
teknik, Anda hobi melakukan fotografi, Anda lakukan
dengan senang hati, dengan gratis karena Anda memang
sudah punya. Namun, ketika Anda tidak punya, bagaimana?
Katakanlah saat ini Anda tidak punya ilmu teknik sama
sekali tetapi tetap mau berbisnis.

Kalau menurut saya, karena ilmu teknik itu batasannya


cukup banyak dan butuh modal, Anda pun akan berpikir
bahwa untuk memulai sebuah bisnis itu butuh modal.

Coba kalau Anda mulai dari ilmu jualan dulu seperti yang
saya alami waktu itu. Bermula dari begitu banyaknya
hambatan, saya coba belajar ilmu jualan, saya belajar cari
pekerjaan sambilan. Saya tidak butuh kamera untuk jualan.
Saya hanya perlu bergerak saja. Buka Kaskus, copy paste
untuk jualan, bikin baru. Ketika ada orang telepon, saya
belajar untuk meyakinkan customer agar mereka order foto
dengan saya, memastikan perasaan mereka puas. Ternyata,
ketika saya lihat di seminar, oh ternyata ini adalah ilmu
internet marketing.

64
6. Mendalami Internet Marketing

“Akhirnya, saya pun mendalami internet marketing. Saya


ikut seminar internet marketing, dan menghabiskan lebih
dari setengah tabungan saya.

Saya pun berjanji pada diri-sendiri, apa yang saya dapat


dari seminar internet marketing ini tidak boleh lagi gagal.
Kalau misalnya saya tidak mendalaminya sehingga saya
gagal, ya sudah. Uang yang sudah saya kumpulkan dengan
keras tadi (dari kerjaan kantor dan freelance) akan habis.

Saya tidak lagi punya pilihan. Saya harus ambil seminar ini,
dan saya resign.

Ketika kita terlalu banyak pilihan, biasanya kita itu


agak manja. Ketika kita masih bisa duduk, kita masih
punya pilihan untuk santai-santai, kita masih punya
pilihan untuk main game, kondisi ini masih terlalu
nyaman untuk sebuah perubahan. Namun, ketika kita
sudah tidak punya pilihan, kita akan bergerak.

Ini kalau versi saya, karena saya orangnya memang agak


malas. Jadi, kalau misalkan Anda adalah orang yang malas,
Anda harus membuat diri Anda tidak punya pilihan sama
sekali. Mohon maaf, kalau setelah Anda membaca buku

65
saya ini, Anda resign, itu murni atas keputusan Anda
sendiri. Saya cuma menceritakan saja.

Akhirnya, saya memutuskan tidak ada pilihan. Saya harus


ambil seminar ini, mempelajari supaya saya bisa jualan.
Karena ketika saya sudah bisa jualan, saya akan bisa
mendapatkan pendapatan dengan lebih cepat tanpa
harus mengumpulkan modal terlebih dahulu untuk
mengerjakan bidang yang saya mau. Itulah mindset yang
saya punya waktu itu. Buat Anda yang merasa ini
bermanfaat, Anda juga bisa mencobanya.

Anda yang ingin mengubah passion Anda menjadi profesi


utama, maka langkah pertama untuk memulai bisnis Anda
adalah belajar jualan dulu. Belajar internet marketing,
social media marketing, direct sales, ketemu dengan
customer. Bagaimana caranya agar customer tetap percaya
dengan kita? Bagaimana ketika kita bicara dengan customer
itu frekuensinya sama? Pelajari dulu itu semua, karena itu
lebih mudah dibandingkan dengan ilmu teknik.

66
7. Dapatkan Customer
Pertamamu!

“If you want to start a business, you have to get your


first customer then you will learn how to get
business.

Mungkin, sebagian Anda akan berpikir. Bagaimana mungkin


Anda akan membuat kue, sementara Anda tidak tahu
caranya?

Akan tetapi, kembali lagi pada bisnis yang akan Anda jalani.
Bisnis yang akan Anda jalani adalah yang memberikan nilai
bagi Anda sehingga kalau Anda memberikan sebuah nilai
pada makanan, Anda tidak perlu cemas. Anda akan tahu
mana makanan yang enak dan mana makanan yang tidak
enak.

Kalau Anda memberikan nilai pada sebuah gambar, Anda


akan tahu. Mana yang enak dilihat, dan mana yang tidak.
Terlepas dari apakah nanti yang akan Anda berikan ke
customer tadi mengecewakan atau tidak, kalau memang
Anda ingin memulai sebuah bisnis, carilah yang resikonya
masih bisa diatasi.

67
Contoh, ketika Anda memulai bisnis di bidang makanan.
Anda dapat customer pertama, Anda akan membuat
makanan sebaik yang Anda bisa pada saat itu, lalu dikirim,
kalaupun ada customer komplain, ya sudah, kasih gratis
saja.

Menurut saya, itu pelajaran paling menggigit daripada Anda


hanya berandai-andai, nanti kalau customer komplain
bagaimana? Kalau ada masalah bagaimana? Tetapi pada
kenyataannya Anda belum punya real customer sama
sekali. Terus Anda belajar mulai dari ilmu teknik. Mengira-
ngira, kalau misalkan kue yang ini apakah orang akan suka?
Atau justru kue yang itu yang orang suka? Rasanya terlalu
asinkah? Atau terlalu maniskah? Dan masih banyak
pertanyaan lainnya.

Dengan semua pengandaian tadi, Anda tidak akan pernah


memulainya. Tetapi ketika Anda sudah mendapatkan
customer pertama, Anda sudah mendapatkan order.
Misalnya, Anda mendapatkan pesanan kue, Anda kirim 2
jam sebelum acara dimulai, lakukan pelayanan terbaik yang
Anda bisa kalau Anda ingin cepat belajar menjadi yang
terbaik.

Nah, saya juga melakukan hal yang sama. Menurut saya,


ilmu yang berbayar memang ada nilainya dibandingkan
dengan sesuatu yang gratis.

68
Ketika ilmu gratis diajarkan oleh beberapa orang
yang berbeda, maka ilmu berbayar akan diajarkan
oleh orang-orang yang sudah profesional, satu demi
satu, perlahan-lahan, dengan detail, dari nol sampai
sukses.

Saya betul-betul mempelajari dari beberapa mentor


fotografer, apakah itu foto model, foto produk, dan lain-lain.
Saya ingin bisa belajar mengikuti metode sukses mereka.
Hal ini juga berlaku untuk bisnis yang lain. Anda perlu
mencari mentor yang terbaik, yang benar-benar bisa Anda
ikuti setahap demi setahap strategi apa yang mereka
gunakan. Pasti Anda juga bisa sukses.

Kuncinya adalah dapatkan customer pertamamu. Tetapi


ketika Anda sudah mendapatkan customer pertama Anda
dan Anda masih belum bisa mengerjakan project dari
customer, Anda bisa cari vendor dulu, kemudian bertahan
dalam beberapa jangka waktu dulu sampai Anda
mendapatkan customer tetap.

Kemudian, Anda kalkulasikan, kira-kira apakah kalau Anda


kerja full time untuk customer tetap tersebut, dibandingkan
ketika Anda bekerja di kantor akan mampu mencukupi
kebutuhan hidup Anda?

69
Itulah alasannya kenapa waktu itu saya menjadi penengah
dulu. Saya membuka sebuah website, saya buka di sosial
media dan di Kaskus juga, dan saya mulai jualan. Saya
belajar ilmu marketing, internet marketing, social media
marketing, direct marketing, dimana informasi bisa dengan
cepat menyebar sehingga Anda bisa menemukan banyak
sekali vendor. Akan tetapi, ketika Anda mendapatkan
vendor, Anda harus bisa terikat secara emosi dengan
vendor tersebut.

8. Jualan Itu Emosional,


Bukan Logical

“Percayalah, jualan itu bukan logical, tetapi emosional.


Jualan itu bukan masalah harga. Jadi, ketika Anda bisa
membuat koneksi secara emosional dengan klien, semakin
tinggi level customer Anda, semakin kaya, maka mereka
akan semakin emosional.

Ketika kita sudah menguasai ilmu digital, kira-kita akan


berapa lamakah? Ya memang bisa. Akan tetapi, jika Anda
hanya mengandalkan ilmu digital saja, Anda justru akan
terjebak di dunia digital yang benar-benar liar, persaingan
bebas dimana banyak sekali vendor dan mereka

70
berkompetisi satu sama lain. Itulah yang membuat bisnis
Anda akan susah untuk berkembang.

Akan tetapi, ketika Anda bisa memasukkan ilmu emosional


ke dalam digital, Anda akan berhasil dalam bisnis Anda.
Meskipun untuk beberapa klien besar, saya harus meeting
dulu, ataupun saya harus telepon mereka. Di sinilah saya
akan menaruh hubungan emosional dengan klien.

Pola ini tidak hanya bisa dilakukan untuk bisnis fotografi


saja. Tetapi untuk semua bisnis. Mau jualan barang atau
jasa, ketika Anda menaruh hubungan emosional di
dalamnya, ada nilai atas bisnis yang sedang Anda jalani,
tidak cuma soal harga, walaupun harganya tinggi, Anda
tetap bisa jualan.

Waktu ikut seminar, saya putuskan untuk ikut seminar


digital marketing. Memang, saya ingin fokuskan diri saya ke
digital marketing. Dari sanalah saya mulai mendapatkan
customer. Ketika itu, saya sudah mulai jualan tanpa ilmu
teknik. Saya memilih mencari vendor untuk mengerjakan
project freelance saya sehingga saya tetap jualan. Karena
saya belum punya modal untuk membeli peralatan, dan
saya juga belum punya waktu untuk belajar ilmu teknik
fotografi, jadi saya memutuskan untuk jualan dulu.

71
EMPAT
Cara Tetap Semangat
Setiap Hari :
Cara Jual dengan Emosi Untuk
Mendapatkan Customer Pertama Anda

S
aya suka dengan kata-kata Antony Robbins di
bawah ini,

"Ketika kita mau memulai hari, lebih baik lakukan dengan


priming."

Kenapa harus priming? Karena ketika kita sudah melakukan


sesuatu dengan semangat pada suatu hari, kemudian ketika
kita tidur, mungkin esok hari semangatnya masih ada, akan
tetapi akan berkurang.

Memang begitulah kehidupan. Selalu ada drama di


dalamnya. Mulai dari ada kendala dari klien, ada
kecemasan apakah order menurun? Ada kecemasan

72
mengapa karyawan jadi tidak bersemangat? Ada
kecemasan mengenai pembayaran, omset yang
menurun, dan masih banyak lagi.

Akan tetapi, kalaupun akhirnya omset Anda naik,


sebenarnya selalu ada pengalihan-pengalihan ketika Anda
menjalani bisnis. Apa itu? Misalnya, tanpa sadar kesadaran
kita dirampas ketika kita buka sosial media, buka
Instagram, buka Facebook. Tanpa sadar kita sudah 20
menit melihat medsos. Melihat sesuatu yang sebenarnya
tidak ada hubungannya sama sekali dengan tujuan kita.
Sesuatu yang sama sekali tidak ada nilai di dalamnya.

Waktu yang Anda buang tadi untuk melihat sosial media,


Facebook, Instagram, ditambah begong, dan kegiatan tidak
bermanfaat lainnya, duduk, dan masih banyak lagi,
sebenarnya waktu itu sama sekali tidak ada value bagi
tujuan hidup Anda.

73
1. Pikiran Anda Akan
Mempengaruhi Fisiologi Anda,
dan Sebaliknya

“Bagi Anda yang sudah resign dari tempat kerja dan


memulai pekerjaan baru sesuai passion Anda dengan
memulai sebuah bisnis, Anda akan menemukan beberapa
fenomena ketika Anda tidak sedang bekerja. Sebagai
contoh, ketika Anda sedang bekerja di kantor, Anda tidak
mungkin tidur. Akan tetapi, ketika Anda sudah keluar dari
tempat kerja, Anda sudah bisa menentukan. Mau apa hari
ini? Mau apa besok pagi? Apa yang akan Anda lakukan
dalam 2 bulan ini, 1 tahun lagi, sampai 10 tahun kemudian?

Anda punya kebebasan. Tetapi Anda harus berhati-hati


menggunakan kebebasan yang Anda miliki tadi. Ada satu
nasehat dari Antony Robbins, yang mengatakan bahwa kita
harus sadar mengenai fisiologi diri kita.

Maksudnya bagaimana?

Begini maksudnya. Pada saat seminar, diberikan waktu


untuk praktek dimana semua peserta yaitu 12.000 orang
peserta yang ada di ruangan tersebut untuk berdiri.

74
Kemudian, mereka disuruh mencari partner dan diminta
untuk marah-marah kepada partnernya, sementara si
partner hanya diminta diam memperhatikan.

Dari semua orang ketika praktek waktu itu, mau dia orang
Indonesia, India, Singapore, Rusia, Cina, dan segala macam
yang hadir di sana (kira-kira ada 100 negara yang hadir di
sana), itu ternyata memberikan perlakuan yang sama
ketika marah. Ketika marah, nafas kita menjadi cepat, bahu
menurun, dan otot tegang. Atau, ketika merasa cemas,
ketika semua orang disuruh mempraktekkan rasa cemas,
ternyata mereka punya tingkah laku atau kebiasaan yang
sama.

Ketika kita sedang cemas, nafas kita menjadi pendek


karena oksigen yang masuk menjadi lebih sedikit, bahu
menurun, arah wajah kita menjadi menunduk ke bawah,
dan beberapa tanda-tanda lainnya.

Apa kesimpulannya?

Bahwa siapapun orangnya, apapun bahasa yang kita


ucapkan, apapun sifat kita, dari negara manapun, baik laki-
laki maupun perempuan, muda maupun tua, ketika
merasakan cemas, mereka semua bahasa tubuh dan
perilaku yang sama.

75
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa ternyata kita punya
satu kecenderungan yang sama dimana pikiran kita itu
mempengaruhi fisiologi (bentuk fisik badan) diri kita. Bahu
turun atau naik. Nafas pendek atau dalam. Tatapan mata
yang tajam atau biasa saja. Inilah beberapa contoh perilaku
dari fisiologi diri kita.

2. Bagaimana Cara Mengubah


Emosi Anda?

“Sebenarnya, otak kita bisa mempengaruhi fisiologi diri


kita dengan cara yang sama dan berperilaku sebaliknya.
Kita bisa membuat agar fisiologi kita memprogram otak
kita. Bagaimana cara untuk mengubah emosi kita? Agar
menjadi semangat setiap saat? Menjadi termotifasi setiap
saat? Menjadi bahagia setiap saat? Hal ini sudah dijelaskan
oleh Antony Robbins yaitu bahwa kita memiliki emosional
states atau status emosi. Secara sadar atau tidak, kita
memilikinya.

Ketika kita sudah tahu sebenarnya fisiologi kita bisa dibuat


untuk memprogram otak kita, sebaiknya berhati-hatilah
dengan emosi kita. Secara sadar atau tidak, status emosi ini
ada dalam diri kita. Kalau kata Antony Robbins, kita
memiliki Lousy state, dan peak state/beautiful state.

76
Lousy state artinya kondisi dimana emosi kita sedang
menurun. Apakah kita sedang sedih. Apakah kita sedang
murung? Ini adalah lousy state atau state yang lemah.

States tadi sebenarnya juga mempengaruhi aura dari badan


kita. Aura badan kita menjadi lebih lemah, lebih gelap
sehingga mudah terpengaruh dan menjadi depresi. Ada
salah satu kepercayaan dari Timur bahwa dalam diri
seseorang, sebenarnya ada aura yang tidak terlihat dan
memiliki berbagai warna, dimana besar dan kecilnya aura
tadi berbeda-beda pada setiap orang.

Ternyata, kepercayaan mengenai aura ini setelah dibuktikan


secara keilmuan, memang terbukti benar ada. Pernah
diceritakan bahwa ada seseorang yang sudah tidak
mempunyai tangan, kemudian dengan kekuatan pikiran, dia
membayangkan dalam keadaan tubuhnya yang masih
lengkap dan sempurna. Saat dia difoto aura, ternyata,
bagian tangan yang tadi tidak ada itu, muncul auranya.
Benar-benar ada aura mengenai jari-jari tangannya, dan
sebagainya.

Saat kita membahas tentang lousy states, dan peak


states/beautiful states, oleh orang Timur, bahasan ini
disebut aura. Kita sebenarnya memiliki kontrol sepenuhnya

77
terhadap aura kita, terhadap status emosional kita.
Bagaimana cara mengontrolnya?

Ternyata, dalam waktu satu detakan jantung saja, dalam


satu detik saja, kita bisa mengubah emosi kita yang tadinya
lemah, lesu, biasa-biasa saja menjadi lebih bersemangat,
penuh kekuatan, dan lebih bahagia walaupun begitu banyak
masalah yang datang setiap harinya.

Contoh, Ketika Anda datang ke kantor, Anda bahagia


mengawali hari, dan tiba-tiba saja ada orang yang memaki
Anda. “Hei, bodoh banget sih, kenapa jalan sembarangan?”

Atau, tiba-tiba saja klien telepon. “Loh, koq belum selesai?


Kan sudah bayar! Pokoknya saya mau hari ini selesai! Kamu
sudah janji hari ini selesai, tapi kenapa masih tidak selesai?
Bagaimana sih cara kerja kamu, bodoh sekali!”

Atau, bisa juga, klien Anda yang sudah sangat lama sekali
dan sudah terjalin kerjasama dengan sangat baik, tiba-tiba
saja kirim Whatsapp ke Anda dengan emosi dan bilang
kalau hasil dari kerja Anda, service Anda menjadi jelek
sekali. Saat itu, kebetulan Andalah yang melakukan service
dan Anda dibilang bahwa dalam beberapa service
sebelumnya, performa kerja Anda sudah mulai menurun

78
dan itu menurunkan rasa percaya diri Anda. Kemudian,
Anda menjadi drop, dan sebagainya.

3. Bagaimana Cara Bangkit dari


Berbagai Drama yang Terjadi
dalam Kehidupan Anda?

“Menurut Anda, kira-kira bagaimanakah caranya?

Sebenarnya, fisiologi diri kita itu menentukan aura kita,


menentukan status emosional kita. Jadi, kalau misalnya
Anda mau memutus emosional yang tidak baik pada diri
Anda, seketika, saat itu juga, maka pertama kali yang harus
Anda lakukan adalah mengubah postur badan Anda.

Ubah postur Anda menjadi lebih tegap, lebih agak


membusung, tidak perlu kaku, rileks tetapi postur tubuh
Anda tetap tegap, tidak lesu, dan dada Anda bidang.
Sebenarnya, antara dada membusung dan posisi biasa,
bedanya hanya sedikit, sekitar 2mm, kata Antony Robbins.

Coba Anda letakkan tangan Anda di bagian tengah dada


Anda, kemudian ketika Anda memiliki postur tubuh yang
lemah, ubah menjadi postur tubuh yang lebih kokoh dan

79
kuat, perbedannya hanya 2mm saja. Akan tetapi, itu bisa
mengubah kondisi emosi Anda. Badan Anda tegap dan
tersenyum. Mau bagaimanapun kondisinya, Anda tersenyum
lepas. Dan percayalah, seketika itu juga, emosi Anda bisa
terlepas menjadi peak states/beautiful states.

4. Apa Hubungan Status


Emosional dalam Diri Anda
Ketika Anda Memulai Sebuah
Bisnis?
“Kira-kira, tingkah laku seperti apa yang perlu Anda
kembangkan sehingga Anda tidak terlena dari kondisi
bermalas-malasan ketika di rumah, tidak produktif, dan
sebagainya?

Pertama, gunakan baju yang rapi. Kelihatan sepele, akan


tetapi, baju yang rapi tadi akan membuat Anda lebih siap
untuk beraktivitas. Bangunlah pagi-pagi, mandi, kemudian
kenakan celana panjang dan baju yang rapi. Pakaian
apapun itu bebas, asalkan pakaian tadi menurut Anda
adalah pakaian yang membuat Anda siap bertemu dengan
seorang customer.

80
Kedua, hindari tempat tidur. Kondisi badan Anda atau
fisiologi Anda ketika Anda tidur akan membuat semua
kondisi semangat Anda akan hilang seketika. Karena seperti
yang saya bilang tadi, fisiologi Anda menentukan status
emosional Anda. Ketika Anda sedang peak states, lalu tiba-
tiba Anda berbaring, memang benar Anda rileks, akan tetapi
semangat Anda menjadi hilang, demikian pula dengan
keinginan Anda untuk bergerak dan beraktivitas pun
menjadi hilang.

Jadi, alangkah lebih baiknya jika dalam seharian itu Anda


tidak berbaring sama sekali. Walaupun ketika Anda sedang
bekerja di dalam kamar, itu tidak masalah. Akan tetapi,
cobalah untuk duduk atau berdiri. Hindari posisi Anda
berbaring atau duduk dalam keadaan yang terlalu
bersandar dengan sandaran kursi.

Kalau Anda ingin duduk, duduklah dengan postur tubuh


yang kokoh, karena itu akan membuat otak Anda yang
tadinya tertidur akan aktif kembali. Itu tadi adalah salah
satu cara untuk kembali ke keadaan bersemangat.

81
5. Bagaimana Cara Mengaktifkan
Otak kita dari Mati menjadi
Menyala?

“Kepala kita sebenarnya mirip dengan CPU komputer,


sama-sama bisa shut-down (mati) dan bisa turn-on
(menyala). Ketika otak kita tidak sedang berpikir, atau tidak
sedang fokus, bagaimana caranya untuk memfokuskan
kembali otak kita?

Anda harus minum air satu jam sekali dan latihan nafas.
Bagaimana cara berlatih nafas?

OK. Saya akan memberikan sedikit penjelasan. Bagian


terkecil dari manusia itu adalah sebuah sel. Coba sejenak
kita kembali lagi ke pelajaran IPA di zaman SD. Bagian
terkecil dari manusia adalah sel. Apakah yang membuat sel
itu menjadi aktif, berumur panjang, dan sehat? Ya, tepat
sekali. Ketika sel kita aktif, maka badan kita akan aktif,
otak kita juga akan ikut aktif. Ketika sel kita sudah bekerja
dengan baik, kita juga mempunyai kinerja yang lebih
optimal, menjadi lebih bersemangat, lebih memiliki
kekuatan.

82
Sel-sel dalam tubuh kita juga harus diberi makan. Makanan
sel itu hanya 3: air, oksigen, dan nutrisi. Nutrisi yang
dibutuhkan sel itu berasal dari makanan kita sehari-hari
(sarapan, makan siang). Nah, hal itu tidak boleh Anda
lewatkan. Ketika Anda sarapan dan makan siang, berikanlah
nutrisi yang terbaik.

Sebenarnya makan malam itu tidak diperlukan. Kalau bisa


dikurangi karena ketika Anda sudah memiliki cukup nutrisi
dari sarapan dan makan siang, pada saat makan malam,
Anda cukup memberikan nutrisi lain yang tidak membebani
badan Anda untuk beraktivitas.

Ketika Anda terlalu banyak memakan makanan yang tidak


kaya akan kandungan air, seperti gorengan, makanan
berminyak, mie instan, dan lain sebagainya, badan Anda
memiliki waktu yang lama untuk mencerna karena makanan
tadi mengandung senyawa kimia yang kompleks sehingga
butuh waktu yang lama dan energi yang lebih besar untuk
memisahkan antara energi makanan dan sampah dalam
makanan tadi.

Jika Anda memberi tugas terlalu berat pada tubuh Anda,


maka badan Anda akan mudah lelah. Beda halnya ketika
Anda lebih memilih makanan yang banyak mengandung air
seperti sayuran dan buah-buahan. Tubuh Anda akan lebih
mudah mencerna karena makanan tadi tidak mengandung

83
senyawa komplek sehingga memerlukan waktu lebih cepat
dan energi yang lebih sedikit.

Perbanyaklah makanan sayur dan buah. Usahakan 70%


makanan dalam 1 piring harus mengandung makanan yang
kaya akan air. Ingat lagi bahwa fisiologi Anda akan
mempengaruhi status emosional Anda. Jadi, berikan nutrisi
yang terbaik.

6. Peran Oksigen Dalam


Mengaktifkan Otak Anda
“Kekurangan nutrisi akan membuat sel Anda mati lebih
cepat. Akan lebih banyak sel yang mati daripada sel yang
hidup. Itu kenapa ada istilah penuaan dini.

Pada umur tertentu, ada orang yang terlihat jauh lebih tua,
dan ada juga yang terlihat lebih muda padahal umurnya
sama. Itu karena sel yang mati lebih banyak daripada sel
yang membelah diri. Nah, kalau Anda salah memasukkan
nutrisi hingga membuat badan Anda menjadi capek dan
stress, bisa menumpuk racun dalam tubuh Anda dan akan
membuat sel Anda akan mati lebih banyak daripada yang
membelah diri. Akan tetapi, kabar baiknya adalah,
kekurangan nutrisi membutuhkan waktu yang cukup lama.

84
Beda halnya jika Anda kekurangan oksigen dan air, akan
langsung terasa dampaknya. Dua hal paling cepat
mempengaruhi fisiologi Anda adalah oksigen, dan air.
Oksigen dan air berfungsi untuk mengaktifkan otak Anda.

Biasakan diri untuk menggunakan nafas perut karena nafas


perut membuat oksigen diserap lebih banyak di badan
Anda. Mengapa orang bilang, tidur itu bagus untuk badan
Anda, tertawa itu bagus untuk kesehatan Anda? Karena
ketika Anda melakukan dua aktivitas tersebut,
menggunakan nafas perut.

Dan kenapa mesti nafas perut?

Nafas perut akan membuat bagian atas paru-paru Anda


menjadi lebar dan bawahnya menguncup. Ketika
menggunakan nafas perut berarti Anda menggunakan
bagian bawah dari paru-paru yang lebih lebar. Otomatis,
oksigen yang diserap jadi lebih banyak.

Kalau kita menggunakan nafas biasa, 70% dari oksigen


yang kita hirup akan keluar lagi sehingga oksigen yang
diserap hanya 30% saja. Ketika kita menggunakan nafas
perut, otak kita akan lebih aktif. Anda juga bisa melakukan
cara instan seperti melakukan pernafasan yang lebih dalam
(deep breath).

85
Ketika Anda sudah mulai lelah, sudah mengantuk, atau
kurang fokus, sudah mulai cemas, dan lainnya, Anda bisa
memperbaiki fisiologi Anda dengan melakukan pernafasan
yang lebih dalam. Lakukan deep breath dengan cara
menghirup oksigen sebanyak 5 detik, kemudian tahan
nafas, biarkan oksigen yang barusan Anda hirup tadi
dikonsumsi oleh paru-paru Anda selama 20 detik, lalu Anda
buang nafas selama 10 detik. Lakukan hal itu sebanyak 5
kali. Setelah oksigen tadi tersebar pada badan Anda, Anda
akan merasa mulai segar dan siap untuk beraktivitas
kembali.

7. Peran Air dalam Mengaktifkan


Otak Anda

“Setelah oksigen, yang akan saya bahas di sini adalah air.

Seorang manusia, tidak akan bisa bertahan kalau dia tidak


minum air selama 1 hari. Sel kita isinya adalah air. Ketika
sel kita kekurangan air, maka badan kita juga menjadi
kurang fokus dan menjadi tidak aktif.

Bagaimana cara mengaktifkan badan Anda? Ambil nafas


dalam-dalam, berikan air. Dengan minum air secara teratur
selama 1 jam sekali akan membuat Anda cukup kenyang

86
dan tidak perlu memakan makanan sampah yang akan
membuat badan Anda menderita. Kemudian, akan
mengaktifkan sel-sel dalam diri Anda termasuk sel-sel yang
ada dalam otak Anda.

Jadi, apa yang bisa membuat Anda mengubah kondisi


fisiologi Anda? Apa yang bisa mengubah emosi Anda dari
lousy state menjadi peak state atau beautiful state,
kemudian memperbaiki aura menjadi bagus dan memancar
dari badan Anda?

Saya simpulkan, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan:


Pertama, perbaiki fisiologi Anda. Perbaiki bentuk badan
Anda dan postur tubuh Anda. Baik Anda sedang duduk
ataupun sedang berdiri, hindari posisi yang malas seperti
bersandar di kursi, tiduran berbaring sambil bekerja, dan
sebagainya.

Kalau buat saya sendiri. Berpikir ketika berjalan itu akan


membuat otak saya menjadi lebih bekerja. Ketika saya
sedang berpikir, ketika saya deal dengan klien, ketika saya
memberikan sebuah strategi, saya lebih memilih berjalan
sambil mondar-mandir. Itu sangat berpengaruh karena
membuat otak saya menjadi lebih aktif.

Kedua, berikan sel Anda makanan untuk mengaktifkan


seluruh badan dan otak Anda yaitu oksigen dan air. Anda

87
boleh mempraktekkannya sendiri di rumah. Saya yakin itu
akan bermanfaat dan bekerja untuk Anda. Silakan coba
karena saya sudah berhasil mentransformasi diri saya. Ada
1 hal yang berhasil saya ubah setelah 20 tahun saya hidup,
yaitu bangun pagi.

Ketika bangun pagi, setelah kemarin lelah bekerja seharian,


biasanya jarang ada yang bangun pagi dan langsung segar
kembali. Kira-kira apa yang harus Anda lakukan agar Anda
bangun pagi dan langsung segar setiap harinya, meskipun
tanpa Anda mendengar bunyi bel dari alarm Anda? Ada
yang tahu?

Saya sudah berhasil mempraktekkannya. Ketika bangun


pagi, jangan pernah snooze alarm Anda atau biarkan alarm
Anda menyala kemudian minum air secukupnya dan
lakukan teknik pernafasan dalam-dalam. Kembali lagi, ini
adalah teori yang sama. Saat kita bangun pagi, otak kita
masih belum aktif. Lalu bagaimana caranya agar otak Anda
menyala seperti Anda menyalakan komputer dan langsung
menyala?

Caranya adalah memberi makan sel tubuh Anda. Dua


makanan utama sel adalah air dan oksigen. Jadi, ketika
bangun pagi, tanpa melakukan snooze pada alarm Anda,
Anda langsung minum air secukupnya dan lakukan teknik
pernafasan dalam (deep breath).

88
Dua makanan ini adalah makanan utama dari sel Anda.
Minum air untuk mengaktifkan sel tubuh Anda dan teknik
deep breath sebanyak 5x untuk menyebarkan oksigen ke
seluruh badan Anda termasuk ke otak Anda sehingga sel
Anda bisa mendapatkan makanan. Dan tebak, apa yang
terjadi? Anda bisa langsung segar.

Tips dan trik ini memang berbeda dengan bahasan


beberapa bab sebelumnya. Namun, saya rasa tips ini cukup
penting karena tidak banyak training yang membahas soal
ini.

Terkadang, saat berbisnis, ada kondisi dimana kita tahu apa


yang harus dilakukan tetapi kita merasa kehilangan
kekuatan, kita merasa malas, merasa capek, jadi bukannya
melanjutkan pekerjaan, kita malah melakukan pengalihan
seperti main game, tunggu ada mood dengan buka sosmed,
buka Facebook, buka Instagram, baca komik, sampai mood
itu kembali ada kemudian lanjut bekerja.

Padahal, sebenarnya pengalihan-pengalihan tadi adalah hal


yang tidak perlu dilakukan karena tidak membuat Anda
kembali bersemangat. Yang ada adalah Anda makin malas
dan makin capek. Nah, jika hal ini sudah terjadi kepada
Anda. Cobalah trik instan tadi, pelajari fisiologi Anda dan
beri makan sel Anda.

89
8. Strategi Jualan

“Di bab awal, saya sudah banyak membahas tentang emosi


dimana saya mengatakan bahwa jualan itu tentang emosi,
bukan logika.
Selling is not logical, it is emotional.

Ini penting untuk dipahami. Maksudnya bukan jualan


dengan emosi marah-marah, bukan. Sama sekali bukan.

Saya berikan 1 contoh. Saya memang bukan penggemar


kopi, tetapi coba kita bayangkan, kenapa ada orang yang
mau membeli Starbucks yang harganya itu sampai Rp.
30.000? 10 x lipat dari harga kopi sachet?

Padahal, kalau dipikir-pikir, untuk sampai ke Starbucks,


Anda harus turun dari lift kantor Anda, sampai di bawah,
kemudian Anda naik lagi ke atas, mungkin juga ketika Anda
sampai di sana, kopinya sudah habis. Kenapa Anda tidak
membeli saja kopi sachet, Anda taruh di kantor, kemudian
Anda seduh sendiri dengan air panas? Kenapa orang
cenderung memilih Starbucks?

Saya rasa masalahnya bukan sekedar nyaman untuk


tempat meeting, karena meeting bisa di mana saja. Meeting

90
bisa di kantor, di restoran, atau di tempat makan. Tetapi
kenapa Starbucks masih tetap ramai? Dan karena
kemasannya bagus, banyak juga yang membeli di
Starbucks dengan berjalan kesana-kemari. Yang mau
membeli Starbucks untuk dibawa pulang itu banyak. Ada
juga yang membeli kopi Starbucks itu delivery
menggunakan gojek.

Tahukah Anda kenapa? Apakah ini sesuatu hal yang logis?


Hal yang bisa diterima akal?

Mana sisi logisnya? Dari sisi harga, dari sisi waktu, Anda
mau minum mesti menunggu dulu dibuatkan. Walaupun
Anda pesan secara delivery, Anda juga harus menunggu
untuk memesan gojek dulu. Kenapa Anda tidak minta orang
Anda di kantor untuk menyeduh kopi sachet yang bisa Anda
minum tanpa menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya
Anda?

Kenapa Anda malah memilih Starbucks, mana sisi


logicalnya? Kenapa Starbucks bisa sesukses itu, bisa
seramai itu, bahkan mereka bisa membuka cabang dimana-
mana. Kenapa demikian?

Karena mereka menjual dengan emosi bukan dari ranah


logical.

91
Logo dari Starbucks itu sendiri ketika Anda memegangnya
dan membawanya ke dalam sebuah mall, apa perasaan
Anda? Lalu bayangkan ketika Anda membawa kopi dan
berjalan-jalan di mall dengan kemasan yang butut, tipis,
dan logo yang berbeda? Coba rasakan apa perbedaanya
dalam diri Anda? Itulah yang dimaksud dengan menjual
dengan emosi.

Ketika Anda sedang berjalan di mall dan membawa kopi


dengan kemasan dan harga yang lebih murah, Anda
mungkin akan berpikir, lebih baik Anda tutup logonya,
karena nanti bisa-bisa ada yang mengira Anda dikasih gratis
dari SPG. Tetapi kalau misalnya Anda membeli Starbucks
kemudian Anda berjalan sambil membawa gelas kopinya,
meskipun sebenarnya orang lain juga tidak peduli, akan
tetapi perasaan Anda pasti merasa keren.

Anda merasa bahwa Anda bisa mendapatkan lifestyle yang


lebih tinggi. Anda merasa bahwa perasaan Anda tadilah
yang Anda beli, meskipun rasanya hanya biasa saja.
Walaupun Anda merasa bahwa kopi Starbucks tadi lebih
enak, coba saya tuang ke dalam gelas kemasan merk lain
dan Anda bawa di mall.

Bagaimana rasanya? Apakah perasaan Anda akan sama


ketika Anda membawa kopi kemasan berlogo Starbucks?
Pasti berbeda.

92
Yang berbeda dari Starbucks adalah identity dari
produknya. Atau orang sering menyebutnya dengan
Branding dari produknya. Orang sering bilang bahwa brand
itu juga soal emosi. Ya, itu tadi. Menjual dengan sukses dan
dengan harga yang mahal itu bukan tentang logika, akan
tetapi tentang emosional.

Kalau Anda ingin berhasil, Anda harus menciptakan emosi


apa yang akan Anda berikan kepada klien Anda di luar nilai
dari produk Anda. Nilai emosional apa yang akan Anda
berikan kepada klien Anda? Apakah mereka mendapatkan
sebuah identitas? Apakah mereka mendapatkan sebuah
kepercayaan diri? Apakah mereka mendapatkan sebuah
emosi yang menjadikan mereka merasa lebih baik? Emosi
apa yang Anda letakkan ke dalam produk Anda?

Inilah point yang sangat penting untuk menentukan harga


dari produk Anda selain keunggulannya. Ketika Anda hanya
berpikir soal harga dan keunggulan produk Anda secara
logika, ya memang benar, secara logika orang bisa dengan
mudah membandingkan produk Anda. Akan tetapi, di area
digital marketing sekarang ini, persaingan harga itu tidak
bisa diikuti.

Ketika Anda percaya diri dengan harga yang lebih murah,


itu tidak bisa diikuti. Karena ketika Anda membuat harga

93
lebih murah, pasti akan ada yang lebih murah lagi. Ketika
Anda bersaing dari segi keunggulan juga demikian. Kalau
Anda menambah keunggulan produk Anda lagi, dan lagi dan
lagi, maka tidak akan ada ujungnya.

Tetapi jika Anda memberikan emosi pada produk Anda,


yang terjadi akan benar-benar berbeda. Apakah Anda
membuat customer Anda merasa lebih bangga ketika
menggunakan produk Anda? Apakah Anda membuat
customer Anda merasa lebih percaya diri ketika
memakainya? Apakah Anda bisa membuat customer Anda
merasa lebih powerful ketika menggunakan produk Anda
atau jasa Anda? Apakah Anda bisa memberikan emosi pada
produk Anda dan customer Anda merasa lebih terkenal,
lebih penting, lebih hebat saat menggunakannya,
dibandingkan dengan orang lain?

Itulah sebabnya, kenapa Anda harus menjual dengan


emosi, bukan logika.

94
LIMA
Ilmu Jualan untuk
Mendapatkan Customer
Pertama Saat Masih
Bekerja

S
elling with emotion.

Saya pun sebenarnya saya pernah


mempraktekkannya di bidang usaha yang sedang saya
jalani yaitu fotografi. Waktu itu, saya tidak memasukkan
dengan harga terendah. Harga yang saya masukkan berada
di tengah-tengah, tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu
rendah. Nah, dari sekian banyak emosional yang bisa
dipilih, emosinal yang sering saya pakai pada produk saya
adalah security.

95
Secara sadar ataupun tidak, jasa fotografi yang saya jual
kepada customer itu tidak cuma gambar saja. Kalau yang
saya jual hanya gambar, bisa jadi ada banyak fotografer
yang lebih bagus, dengan pengalamannya yang lebih
banyak, portfolionya lebih banyak, hasil fotonya juga sudah
bisa kita temukan di mana-mana.

1. Pikirkan, Emosi Apakah yang


Akan Anda Tawarkan pada
Produk Anda?

“Kira-kira apa yang akan saya tawarkan, kalau seandainya


dibandingkan dengan kompetitor saya? Mungkin ini juga
terjadi di semua bidang, bukan hanya di fotografi saja.

Di mana saja, ini bisa terjadi. Ketika kita menawarkan


sebuah jasa atau service, kemudian kita tawarkan kepada
orang lain, ketika kita browsing di Google, kita lihat, Wow!
Betapa banyak kompetitor kita. Mulai dari perusahaan
besar, perusahaan yang sudah eksis jauh lebih lama
daripada kita, area tempat kita memberikan service juga
jauh dari strategis karena kita baru mulai menjalankannya,
harga pun tidak bisa diandalkan, karena ketika kita
masukkan harga lebih murah, kita tidak bisa bertahan, dan

96
ketika kita masukkan harga yang lebih mahal, akan banyak
kompetitor kita.

Hal-hal tersebut benar-benar terjadi saat Anda memulai


sebuah bisnis, begitupun dengan saya. Saya bukan kuliah di
bidang fotografi, saya tidak pernah mendalami fotografi,
editpun masih terbatas, benar-benar masih otodidak. Saya
pun pernah mengalami hal yang sama. Ketika buka Google,
saya merasa takut, cemas, aduh! Ini kenapa kompetitor
jago banget?

Lalu bagaimana caranya biar saya bisa mulai, saya bisa


jual, dan saya bisa memenangkan persaingan dengan
kompetitor dan mendapatkan customer pertama saya?

Dari sekian banyak emosi yang bisa saya jual, saya memilih
1 emosi dan sampai saat ini masih sering saya pakai.
“Perasaan Aman”. Karena saya yakin, ketika seseorang
mencari sebuah jasa atau service yang sifatnya online, pasti
ada rasa tidak aman. Sebagai contoh, ketika telepon
dengan orang yang menawarkan jasa secara online, lalu
tiba-tiba Anda harus transfer DP dengan orang yang baru
saja ditelepon 5 menit yang lalu. Bagaimana perasaan Anda
jika menjadi seorang customer saat itu?

Contoh lainnya, apabila Anda menjadi seorang customer


dan sedang mencari jasa cuci AC. Anda mendapatkan

97
nomor telepon dari sebuah website, lalu Anda telepon, di
website itu tidak ada yang memberikan komentar. Atau,
jika lewat soisal media, iya sih ada yang memberikan
komentar, akan tetapi, apakah Anda benar-benar merasa
nyaman untuk langsung transfer DP?

Kalau budgetnya kecil mungkin tidak akan terasa, tetapi


bagaimana kalau Anda harus membayar DP dengan budget
yang besar? Kira-kira, akankah Anda membayar DP itu?

2. Bagaimana Cara Membuat


Customer Anda Merasa Aman?

“Bagaimana cara membuat customer Anda merasa aman?


Di sini saya menggunakan cara promosi yang memang
benar-benar mengutamakan customer terlebih dahulu. Jadi
saya benar-benar mencoba memahami, apa sih yang
menyebabkan kilen itu tidak aman ketika order jasa
fotografi? Apakah yang membuat seorang customer itu
langsung merasa nyaman ketika kontak sama kita, merasa
percaya sama kita? Karena perasaan aman atau tidak aman
yang dimiliki seorang customer tadi akan bisa diobati ketika
mereka percaya dengan kita.

98
Walaupun harganya mungkin sama ataupun lebih tinggi,
ketika kita telepon customer dan mereka bisa percaya
dengan kita, pastinya mereka akan merasa aman, dan
akhirnya order ke kita.

Dari sekian banyak emosi, saya hanya pilih 1. Dan buat


saya, ini cukup powerful. Saya harus membuat customer
percaya dulu dengan saya sehingga dia mau order. Setelah
itu, baru saya memikirkan masalah harga dan keunggulan
dari produk saya.

Saya yakin, ketika seorang customer sudah percaya dengan


Anda, kalaupun seandainya harga yang Anda ajukan tadi
terlalu tinggi, mereka pasti akan menginfokan budget yang
dia miliki itu berapa. Nah, setelah ini terserah Anda, apakah
Anda mau ambil atau tidak?

3. Bantu Klien untuk Putuskan,


Kapan Mau Order Produk atau
Jasa Anda?
“Tidak semua klien ketika menelpon Anda, mereka tahu,
kapan mereka akan mendapatkan jasa itu. Kalau saya
sendiri, di bidang fotografi, saya seringkali mendapatkan
telepon dari klien, akan tetapi mereka hanya ingin tahu

99
harganya saja. Mereka sendiri tidak mau memutuskan,
kapan mau order? Nah, Anda bisa membuat hal ini menjadi
penting. Kalau klien belum tahu dan belum bisa
memutuskan kapan mau order, Anda harus bantu klien
untuk memutuskan.

Pada saat klien tidak memutuskan saat itu juga, si klien


akan punya waktu untuk melakukan review dengan semakin
banyak vendor lain. Jadi, trik dari saya adalah ketika ada
klien yang telepon, Anda bangun kepercayaan kepada klien
sebanyak mungkin.

Contoh, ketika klien takut jika hasil gambar saya tidak


sesuai dengan yang mereka harapkan, saya akan mencari
beberapa referensi dan memberikan jaminan bahwa saya
bisa membuat tema yang serupa. Agar kekhawatiran
mereka menjadi lebih kecil, saya tidak akan menyarankan
klien saya untuk transfer DP. Ini saya lakukan agar klien
saya merasa bahwa dia bisa menikmati dulu hasilnya
kemudian baru melakukan pembayaran.

Mungkin, akan banyak kontroversi ketika Anda melakukan


hal yang sama dengan yang saya contohkan tadi. Kalau
saya ditipu, bagaimana? Kalau kliennya tidak
bertanggungjawab atau resek, bagaimana? Ok, menurut
saya, kemungkinan-kemungkinan itu pasti ada, akan tetapi,
kalau kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk

100
berlatih dalam bisnis itu, kita sudah mastery, semakin jago
dalam bidang itu, kemungkinan tadi bisa hilang dengan
sendirinya.

Taruhlah, seandainya Anda benar-benar ketemu dengan


klien yang tidak mau bayar, tidak bertanggung jawab,
ataupun resek, tetapi Anda sudah lakukan pekerjaan Anda
dengan semaksimal dan sebaik mungkin, paling-paling
prosentase itu dari 100% hanya 10% saja.

Makanya di sini kita harus memilah, apakah memang dari


awal order klien tidak mau bayar, atau mereka tidak mau
bayar karena apa yang kita hasilkan memang belum sampai
di levelnya. Belum match antara nilai yang kita hargai untuk
jasa/produk kita dengan apa yang kita service ke customer.
Kalau memang nilainya belum match, biasanya mereka
akan komplain.

Pada saat ini terjadi, saatnya Anda untuk melakukan


perbaikan-perbaikan agar customer lebih bahagia. Mungkin,
untuk mendapatkan customer pertama, untuk bisa benar-
benar mastery di bidang itu, hambatan masuknya harus
dikecilkan dulu, agar mereka lebih nyaman walaupun
dengan tatap muka. Anda bisa menjadi orang yang solutif
dengan memberikan sedikit ilmu dan tips-tips kepada
mereka.

101
Saat klien datang dengan masalah, misalnya, ada yang mau
melakukan foto produk. Tidak ada salahnya Anda mengenal
lebih dalam dan mulai dengan perbincangan, “Nama
perusahaannya apa pak? Oh, produk ini ya? Wah, bagus
dong produknya, bapak bisa jual di sini, di sini, dan di sini.
Wah, ini keren sekali, pak, kayaknya kalau bapak gini, ini
akan bagus pak.”

Walaupun tips yang Anda berikan tadi tidak terkait dengan


jasa yang Anda berikan kepada orang tersebut, akan tetapi
ketika Anda memberikan sebuah nilai terlebih dulu,
kepercayaan orang tadi kepada kita itu akan meningkat
daripada sebelumnya. Sebenarnya tergantung apa yang
Anda bicarakan dengan klien Anda tadi memiliki nilai atau
tidak. Akan tetapi, seiring dengan waktu, ketika Anda
melakukan penjualan lewat telepon, Anda akan semakin
lebih berpengalaman.

Customer itu punya perasaan, mereka tidak bodoh.


Mereka adalah pemilik bisnis, jadi terlepas mereka
masih baru ataupun sudah lama, ataupun mereka
adalah seorang karyawan yang diminta atasannya
untuk mencari jasa fotografi, tapi tetap saja customer
itu tidak bodoh. Kadangkala mereka bisa merasa
bahwa Anda itu adalah orang yang memberikan nilai
atau orang yang cuma jualan saja.

102
Itulah yang membuat saya menelepon customer
dalamwaktu yang lama. Namun ketika saya sudah
mendapatkan kepercayaan dari customer, saya pun sudah
bisa mengarahkan customer agar sesuai dengan jadwal
yang saya punya.

4. Tips Meyakinkan Customer


agar Tidak Berkata, “Nanti Dulu,
Ya!”

“Tips dari saya agar customer tidak berkata, “Nanti dulu,


ya. Saya tanya atasan dulu, ya. Oh begitu, nanti saya
pertimbangkan dulu, ya. Saya tanya suami/istri dulu, ya,
saya mau order atau tidak. Saya pikir-pikir dulu, ya.”

Kalau menurut saya, ketika customer bilang, “Nanti dulu,


ya!” Sebenarnya itu adalah indikasi bahwa customer Anda
masih belum tahu kapan akan menggunakan jasa Anda
sehingga dia masih mau bandingkan lagi produk/jasa Anda
dengan kompetitor lainnya. Dan bahayanya adalah ketika
semakin banyak customer membandingkan, yang pertama
kali ditelepon akan semakin dilupakan.

103
Seandainya customer tadi menelepon 10 orang dan kita
adalah orang pertama yang ditelepon, bisa jadi kitalah yang
pertama kali dilupakan. Lalu, bagaimana caranya agar dari
10 orang yang ditelepon tadi, Andalah yang paling diingat
oleh customer?

Caranya adalah bantu customer untuk menentukan kapan


dia mau order. Kemudian, berikan pilihan penawaran
terbatas. Misalnya, Anda ingin klien order foto di hari Rabu.
Ketika klien telepon, Anda bisa mengarahkannya dengan
mengatakan bahwa pada minggu ini kalau misalkan
customer memesan pada hari Rabu, akan mendapatkan
harga spesial. Misalnya, dari Rp. 4,5 juta menjadi Rp. 3,9
juta. Usahakan perubahan harganya turun di digit pertama
yaitu dari Rp. 4 juta menjadi Rp. 3 juta karena akan lebih
terasa penurunannya.

Katakan juga kepada customer Anda bahwa Anda sudah


memberikan pilihan penawaran terbatas dan harga spesial
ini untuk customer lain untuk tanggal yang sama karena
Anda memang sedang set untuk harga spesial untuk
tanggal itu karena di tanggal tersebut masih kosong.

Sebenarnya, kita mau foto tanggal berapa, itu kita yang


tentukan untuk customer, bukan sebaliknya. Caranya, ya
tadi, dengan memberikan pilihan penawaran terbatas dan
harga spesial. Jangan biarkan customer yang memilih

104
tanggalnya karena dia sendiri tidak tahu mau kapan order.
Jadi, bantu dia. Kalau bisa, saat itu juga.

Ingat, bukan kita yang memberikan pertanyaan kapan


customer mau foto karena jika demikian, pasti jawabannya
adalah, saya tidak tahu. Jangan membuat susah customer
untuk berpikir. Kalau bisa, customer itu hanya berpikir
sangat minim, hanya bilang, iya, iya, dan iya. Buatlah
semudah mungkin agar customer bisa mencerna informasi
dari kita.

Dengan demikian, dari 10 orang yang ditelepon, Andalah


yang akan paling diingat oleh customer Anda. Meskipun dari
10 orang yang ditelepon tadi, ada yang memberikan harga
di bawah harga Anda, akan tetapi, Anda telah membuka
harga dari harga yang lebih tinggi sehingga ada sebuah
pencapaian dari customer yang berhasil menawar dari harga
tertentu menjadi harga tertentu.

5. Bagaimana Cara Membaca


Apakah Customer Tertarik
dengan Penawaran Anda?

“Sebenarnya ini mudah sekali.

105
Kalau dia tidak tertarik dengan penawaran kita, meskipun
Anda telah menawarkan pilihan penawaran terbatas dengan
harga sepsial, dia akan langsung menutup pembicaraan.
“Oh, iya pak, siap, kita akan infokan lebih lanjut.” Nah,
ketika customer berkata demikian, berarti ada dua opsi
yang terjadi pada customer.

Pertama, customer cuma memang mau membandingkan


harga. Kedua, customer tadi merasa mungkin hasil kerja
Anda kurang OK, layanan Anda kurang OK, atau harganya
kemahalan.

Apa yang akan Anda lakukan seandainya klien sudah tidak


tertarik dengan penawaran Anda?

Usahakan diskusi Anda dengan klien ditelepon semakin


mengerucut. Ketika klien tidak tertarik dengan penawaran
Anda dan berkata, “Oh, maaf, kalau hari Rabu saya tidak
bisa.” Nah, cobalah Anda buat obrolan semakin mengerucut
dengan bertanya kapan kira-kira customer Anda bisa
melakukan order?

Kalau customer sudah percaya dengan Anda, tentu saja


customer tadi akan menjawab pertanyaan Anda. Akan
tetapi apabila setelah klien menentukan tanggal, dia masih
merasa harganya kemahalan, dia pasti akan menawar atau
dia akan mengatakan berapa budget yang dia miliki. Tetapi,

106
kalau customer tidak menawar, berarti dia memang tidak
tertarik karena tujuan awalnya hanya sekedar
membandingkan harga atau memang dia tidak suka dengan
hasil produk Anda.

Terakhir, kalau customer sudah menawar atau mengatakan


berapa budget yang dia miliki, Andalah yang harus
menentukan mau ambil project itu atau tidak. Jika Anda
merasa sedang kepepet dan kekurangan project, selama
masih ada margin, kenapa tidak? Akan tetapi, ketika Anda
merasa bahwa itu diluar harga Anda, ya sudah. Tolak saja.

6. Ketika Ada Customer yang


Tidak Mau Bayar, Jadikan Itu
Sebagai Pengalaman

“Percayalah, dari sekian banyak customer, memang benar


ada yang hanya mengharap sesuatu yang gratisan. Sudah
di-service, komplain sana-sini sehingga berharap didiskon.
Akan tetapi, cobalah untuk tetap melakukan yang terbaik.
Kalau kita sudah memberikan nilai di awal, ketika ngobrol
dan diskusi dengan klien juga kita beritikad baik, kalaupun
masih apes, saya yakin, dari 1000 project yang saya
kerjakan pun, mungkin angkanya di bawah 5%.

107
Nah, yang kita fokuskan itu bukan 5% nya, akan tetapi
95% nya. Kalau misalkan Anda merasa apes banget tetapi
Anda tidak mau ambil pusing dan tidak mau berantem, ya
sudah, lupakan saja. Ketika Anda merasa waktu Anda sudah
tidak produktif karena berantem dengan klien, hal terbaik
yang bisa Anda lakukan adalah berhenti. Tidak perlu
berantem. Tidak perlu merusak mood Anda.

Ketika ada customer komplain, tanyakan dengan baik-baik,


solusi seperti apa yang bisa Anda berikan? Tetapi jika pada
akhirnya customer bilang merasa tidak puas, tidak mau
memakai jasa Anda, dan tidak mau bayar, ya sudah, tidak
apa-apa. Sebenarnya, apa saja pembelajaran yang Anda
petik waktu itu jauh lebih berharga daripada uang yang
tidak dibayar.

Ketika Anda bisa belajar sesuatu, anggap saja seperti


ketika Anda sedang mengikuti sebuah training
ataupun seminar. Toh, Anda juga harus bayar kan
untuk memperoleh pelajaran tersebut? Masa dengan
customer yang tidak mau bayar, Anda tidak mau
menjadikannya sebagai pelajaran dan tidak rela
untuk belajar dari customer yang tidak mau bayar
tadi?

Sama halnya ketika Anda belajar di bangku kuliah, Anda


harus membayar uang semester. Ketika ada customer yang

108
tidak memberikan nilai pada produk Anda dan tidak mau
bayar, anggap saja itu sebagai biaya kursus.

7. Hilangkan Pikiran Negatif dari


Seorang Customer

“Customer itu bukanlah sesuatu yang negatif.

Customer itu adalah seseorang yang butuh solusi.


Seseorang yang membuat Anda juga bisa hidup. Jadi,
jangan pernah Anda sekali-kali punya pikiran negatif
dengan customer. Mereka adalah orang-orang yang perlu
kita jaga dan kita bantu untuk dicarikan solusi. Customer itu
pasti akan sangat bahagia ketika apa yang kita lakukan bisa
membuat bisnisnya menjadi berkembang.

Selama Anda fokus pada tujuan agar semua customer yang


Anda pegang itu bisa menjadi lebih sukses daripada
sebelum mereka bertemu dengan Anda, maka Anda pun
pasti akan ditanya. Anda akan dipanggil. Anda akan di-hire.

Walaupun dari sisi keunggulan dan portfolio, Anda belum


begitu mastery, ketika Anda bisa membuat customer
percaya kepada Anda, merasa nyaman ketika berdiskusi
dengan Anda, Anda pasti akan mendapatkan order.

109
Ketika Anda merasa nilai dari produk Anda masih kurang,
Anda harus terus belajar. Saya sendiri, kadangkala masih
ikut seminar, masih belajar dan masih update pengetahuan
yang baru. Contoh, ketika saya ingin membuat foto produk
dari makanan, saya akan update, dunia kuliner sekarang
seperti apa? Isu-isunya apa saja? Bagaimana restoran ini
bisa bangkrut dan restoran itu bisa maju?

Semua update tentang pengetahuan baru tadi akan bisa


Anda jadikan bahan pembicaraan dengan customer ketika
Anda berdiskusi ataupun bertemu dengannya. Anda bisa
menjadikan itu sebagai tips yang mungkin bisa
mengembangkan customer Anda, siapa tahu? Semuanya
bisa terjadi, bukan?

Sebagai contoh, saat Anda mengatakan kepada customer,


“Semoga strategi tadi bisa membantu bapak, kalau bapak
bisa lebih sukses, saya juga bahagia. Saya juga ingin semua
customer yang ketemu sama kita, meeting sama kita, mau
order ataupun tidak, bagi saya, saya senang memiliki teman
orang-orang yang berbisnis. Saya senang bisa networking
dengan bapak. Jadi, tidak ada masalah, bapak mau order
kita atau tidak. It’s OK.” Saya yakin, customer Anda tadi
tidak akan pernah melupakan Anda.

110
8. Kalau Anda Tidak Bisa
Mendapatkan Order dari
Customer, Bertemanlah
Dengannya

“Buatlah diri Anda berbeda daripada kompetitor yang lain.


Dengan mengatakan beberapa hal seperti tadi, percayalah,
mungkin bagi orang yang belum pernah ketemu dengan
vendor yang ngomong seperti itu, dia akan selalu ingat
dengan Anda.

Memang, yang terpenting dari sebuah penjualan adalah


closingnya. Akan tetapi, kalau seandainya waktu itu
memang bukan momen yang sempurna buat Anda, yang
bisa Anda lakukan adalah membuat dia ingat dengan Anda
karena kita tidak tahu, kapan waktu yang paling tepat
untuk bisa deal dengan Anda.

Pada saat Anda tidak bisa mendapatkan order dari seorang


customer, maka hal yang terbaik yang bisa Anda lakukan
adalah dengan berteman dengannya. Anda tidak pernah
tahu, bisa saja mereka saat ini memang belum butuh, tetapi
pada suatu saat ketika mereka ketemu dengan orang lain,

111
dengan teman-teman yang membutuhkan jasa atau
keahlian Anda, mungkin Anda bisa dijadikan seseorang
yang recommended.

Ini terjadi karena ada sesuatu yang bernilai tinggi pada diri
Anda di mata customer tadi. Sesuatu yang bernilai yang
Anda bagi dengannya, dan di beberapa kondisi yang
membuat mereka itu menjadi ingat dengan Anda. Sesuatu
di mata customer yang membuat Anda itu berbeda
dibandingkan dengan vendor lain.

Ketika seorang customer sudah mengenal Anda


sebagai seorang yang mudah berteman dengan orang
lain, sebagai vendor yang terpercaya, sebagai
seorang teman baik, dia akan ingat dengan Anda
dengan cara yang sangat sangat positif.

9. Memulai Bisnis Itu Tidak


Harus Besar di Awal
“Berbisnis itu tidak harus besar pada awalnya. Akan
tetapi, ketika pengalaman-pengalaman yang pernah Anda
dapatkan selama bisnis Anda berjalan itu hari demi hari
Anda kumpulkan, Anda tetap aktif bergelut di bidang
tersebut, maka dengan sendirinya, suatu saat Anda pasti
akan menjadi seorang mastery.

112
Repeating is the mother of all skills. Mengulang-ulang
itu adalah ibu dari semua keahlian. Maka ketika Anda
ingin menjadi seorang ahli, Anda harus terus
mengulang-ulang. Mengulang-ngulang di sini
maksudnya adalah ketika Anda merasa bahwa setiap
kali Anda mengerjakan, kedua kali, ketiga kali, ada
nilai yang bertambah dari diri Anda yaitu ilmu.

Beda halnya ketika Anda mengulang sesuatu yang sudah


tidak memberikan manfaat kepada Anda, itu berarti Anda
tidak produktif. Nah, kalau ini terjadi, berarti Anda tidak
perlu mengulangi lagi karena Anda tidak mendapatkan nilai
apapun dari pengulangan tersebut.

Contoh, Anda diberikan jobdesc untuk mengetik sebuah


dokumen. Ketika Anda sudah jago ngetik, setiap hari Anda
mau mengetik berapa puluh ribu halaman pun, ya cuma
keahlian mengetik yang Anda dapatkan. Keahlian mengetik
Anda pasti sudah mentok sampai di sana. Meskipun Anda
tingkatkan skill mengetik Anda, itu tidak akan menambah
pendapatan Anda. Dengan kata lain, pengulangan aktivitas
mengetik ini sudah tidak ada gunanya.

Nah mungkin, Anda bisa mengeksplor kegiatan tadi dengan


aktivitas lain yang lebih tinggi levelnya agar nilai Anda
semakin terlihat di mata customer.

113
ENAM
Mental Block Breaking

K
etika ingin memulai sebuah bisnis, kadang-kadang
kita harus keluar dari zona nyaman. Demikian pula
yang terjadi dengan diri saya. Ketika saya memulai
sebuah bisnis, saya memaksa diri saya sehingga saya
benar-benar tidak mempunya pilihan.

Waktu itu saya berpikir, saya harus maju, karena kalau


tidak, saya tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidup
saya. Saya tidak akan bisa mencicil rumah. Saya juga tidak
akan punya uang. Ketika saya dihadapkan pada resiko
bahwa uang saya semakin berkurang karena cicilan rumah,
saya menjadi memiliki semangat lebih untuk menggunakan
waktu saya selama 16 jam dari 24 jam dalam sehari untuk
beraktivitas.

Saya tidak sadar bahwa saya menjadi lebih efektif. Waktu


yang tadinya saya habiskan untuk main game atau
browsing sosial media tidak jelas, ketika kita memfokuskan
diri pada tujuan kita dan membangun insting survival kita,
segala sesuatu bisa menjadi lebih bermanfaat. 5 – 10 menit

114
saja bisa menjadi bermanfaat ketika Anda fokus kepada
tujuan hidup Anda.

Hal yang ingin saya garisbawahi di sini adalah ketika Anda


memutuskan untuk keluar dari zona nyaman bukan berarti
saya meminta Anda harus hutang milyaran ke perusahaan.
Atau, Anda harus mengambil resiko yang benar-benar
membahayakan hidup Anda. Bukan seperti itu.

Kalau saya meletakkan posisi keluar dari zona nyaman versi


saya adalah saya memang harus melakukan sesuatu yang
agak ekstrim. Ini saya lakukan agar saya merasa benar-
benar tidak ada pilihan dan saya pun akan bergerak. Akan
tetapi, tidak sampai Anda harus menjerumuskan diri Anda
kepada resiko yang lebih besar.

Misalnya, saya menyarankan Anda sampai terlilit hutang,


meminjam uang, atau memaksa Anda untuk menjual
produk utama Anda dengan service yang sengaja dibuat
tidak profesional sampai merugikan orang lain. Bukan hal-
hal seperti itu yang saya maksud dengan keluar dari zona
nyaman. Sebenarnya, hal-hal tadi adalah pemikiran-
pemikiran yang menjadi sebuah mental block.

115
1. Bagaimanakah Cara
Menghilangkan Mental Block?

“Ketika Anda baru akan memulai sebuah bisnis tetapi Anda


sudah memilkirkan, bagaimana kalau ada komplain dari
customer? Bagaimana kalau produk Anda tidak sesuai dan
sampai dituntut oleh customer? Bagaimana mencari modal
dalam jumlah besar? Apakah Anda harus berhutang?
Apakah Anda sampai harus mempertaruhkan harga diri
Anda? Bagaimana Anda menanggapi omongan kurang baik
dari teman-teman Anda ketika produk yang Anda jual
kurang berkualitas? Dan hal-hal negatif lainnya, berarti
Anda sudah terkena mental block.

Anda boleh berpikir mengenai resiko terburuk dari bisnis


yang akan Anda jalani akan tetapi disertai dengan
solusinya. Temukan solusi terbaik dari resiko terburuk bisnis
Anda tadi lalu selesaikan dengan baik. Itu yang paling
penting. Bukan Anda malah berhenti dalam pemikiran
bahwa akan terjadi masalah-masalah berat dalam bisnis
Anda dan Anda tidak bisa melakukan apapun untuk
mengatasinya.

116
2. Keluar dari Zona Nyaman
Bukan Berarti Anda Harus
Melakukan Hal-hal yang Ekstrim

“Ketika Anda selalu berusaha untuk memanage resiko,


selalu ada berbagai macam cara untuk mengurangi ataupun
mengeliminasinya sehingga resiko tersebut tidak akan
terjadi pada Anda. Ketika Anda memutuskan untuk keluar
dari zona nyaman Anda untuk memulai sebuah bisnis, Anda
akan sadar bahwa tidak semua yang Anda lakukan itu
benar-benar ekstrim.

Anda bisa melakukan hal-hal yang resikonya kecil tetapi


fokus pada tujuan Anda. Ketika Anda keluar dari zona
nyaman dan fokus pada visi Anda, jangan takut untuk
bermimpi.

Sebagai contoh, misalnya Anda membayangkan berbisnis


dan mendapatkan passive income Rp. 800 juta perbulan.
Nah, kadangkala Anda malah takut bermimpi dan dihantui
oleh pikiran-pikiran negatif Anda sendiri. Anda malah
bingung harus investasi berapa? Mana ada income Rp. 800
juta perbulan tanpa mengeluarkan modal? Kalau pekerjaan

117
Anda kurang profesional dan ada yang menuntut jasa Anda,
apa yang harus Anda lakukan? Hei stop!

Sebenarnya saat memulai sebuah bisnis bukan cuma hal-hal


negatif di atas tadi yang akan Anda temui, ada banyak hal-
hal positif lainnya. Sekali lagi, jangan pernah takut untuk
bermimpi. Low of Attraction selalu mengajarkan kita untuk
selalu fokus pada tujuan kita dimana perhatian kita fokus
pada nikmatnya, bukan prosesnya.

Bayangkan ketika Anda menikmati bahwa tujuan Anda


sudah tercapai. Perasaan-perasaan inilah yang harus Anda
munculkan. Saat Anda bangkitkan perasaan-perasaan tadi
setiap pagi dengan cara melihat Vision Board yang selalu
dengan mudah terlihat oleh mata Anda, baik itu pada saat
bangun, duduk, berdiri, tanpa sadar mental block itu akan
hilang dengan sendirinya.

Percayalah, di dalam sebuah bisnis, banyak sekali hal-hal


yang mudah dilakukan dengan resiko yang rendah. Saya
ingat, seorang teman pernah berkata bahwa sebenarnya
banyak hal yang bisa kita lakukan hanya dengan
memutuskan mental block, rasa takut, rasa malas, rasa
malu, dan ego yang kita miliki.

118
3. Memutuskan Rasa Malu dan
Ego dalam Diri Kita untuk
Memulai Bisnis

“Ketika kita mau mempelajari sesuatu, master terhadap


suatu bidang, carilah seorang mentor. Contoh, ketika saya
mau mempelajari fotografi, maka saya harus mencari
mentor yang benar-benar terjun sudah lama di bidang itu
(puluhan hingga belasan tahun) sehingga saya bisa
mempercepat proses pembelajaran fotografi.

Contoh yang lebih sederhana, saat ini lokasi Anda ada di


Jakarta Selatan, dan tujuan Anda adalah pergi ke Jakarta
Utara. Bagaimana Anda bisa tahu rute tercepat dari Jakarta
Selatan agar sampai ke Jakarta Utara? Jawabannya akan
sama. Anda harus mencari seorang mentor yang memang
sudah menghabiskan puluhan tahun untuk berangkat dari
Jakarta Selatan ke Jakarta Utara setiap hari.

Mentor yang harus Anda cari adalah mentor sudah melewati


semua jalur yang ada di Jakarta dan sudah menemukan
sesuatu yang baru. Ketika hari Senin lewat jalur A. Hari
Selasa lewat jalur B. Hari Rabu lewat jalur C. Kalau pulang
kerja, jam sekian, ambil jalur D. Jalur yang biasanya macet

119
adalah jalur E. Ketika hujan, lebih baik pilih alternatif jalan
F. Semua informasi ini sudah dipacking menjadi satu intisari
yang hanya akan kita dapatkan melalui seorang mentor
yang benar-benar ahlinya.

Akan tetapi, biasanya pada saat kita sudah tahu apa yang
harus kita lakukan, yaitu mencari mentor yang ahli, kita
akan dihadapkan pada pemikiran, oh iya, kalau misalkan
kita mencari mentor yang bagus, mentor yang benar-benar
ahlinya, harganya pasti akan mahal. Pemikiran inilah yang
saya sebut sebagai argue (bantahan). Nah, kalau bisa,
hilangkan argue tadi. Hilangkan bantahan-bantahan dalam
diri Anda sendiri.

Ketika Anda merasa bahwa untuk mencari seorang mentor


yang ahli berarti Anda harus membayar mentor dengan
harga mahal, atau ketika Anda merasa harus ikut sebuah
seminar yang harganya sangat sangat malah, Anda bisa
menyiasatinya dengan cara yang lain. Misalnya, siapa tahu
teman kita ada yang pernah ikut seminar tersebut. Ajaklah
ketemu teman Anda tadi lalu belajarlah darinya.

Lalu, bagaimana jika timbul masalah baru: Anda dianggap


tidak tahu diri karena malah belajar dari teman Anda,
sementara teman Anda ini harus ikut seminar yang
berbayar Rp. 15 juta atau lebih. OK. Memang, kadangkala
hal ini bisa saja terjadi. Akan tetapi, coba Anda lihat dari sisi

120
lain. Ketika Anda mau mencoba mengetuk pintu, mungkin,
sejelek-jeleknya dari 10 pintu yang Anda ketuk, akan ada 1
orang yang membuka pintu untuk Anda.

Terkadang, kita belum mau mencoba, tetapi sudah meng-


argue dalam diri kita. Aduh, kalau misalnya saya tanya si A,
mana mau dia ngajarin? Kalau tanya si B, ah malu! Dan
seterusnya.

Padahal, dalam sebuah bisnis, Anda tidak boleh memegang


teguh sebuah gengsi, rasa malu, ego, dan sebagainya.
Berusahalah untuk selalu logic dengan diri Anda sendiri.
Kalau ada pepatah yang mengatakan “Malu Bertanya, Sesat
di Jalan” ini memang benar sekali. Bahkan, pepatah ini juga
berlaku sampai sekarang.

Kalau buat saya, saya lebih suka dianggap kelihatan bodoh


daripada saya benar-benar bodoh. Saya lebih suka terlihat
bodoh dalam 1 sampai 2 jam pada saat saya bertanya
daripada saya benar-benar menjadi bodoh karena tidak
tahu. Jadi, ego dan rasa malu itu tidak perlu dipelihara.

121
4. Jangan Malu Ketika Anda
Dianggap Tidak Pintar

“Ketika, sejelek-jeleknya ada yang menganggap Anda


tidak pintar karena Anda bertanya, ya sudah. Cuek saja.
Cobalah bersikap bodoh amat karena Anda benar-benar
tidak tahu. Anda benar-benar tidak tahu dan itu sebabnya
Anda bertanya tanpa rasa malu.

Dengan pertanyaan Anda tadi, Anda akan mendapatkan


sebuah penjelasan 10 hingga 15 menit dan setelahnya Anda
tidak akan menjadi orang bodoh lagi. Ya sudah, tidak apa-
apa, yang penting Anda dapat ilmunya.

Ada sebuah cerita dari teman saya, namanya Kevin, salah


satu founder dari brightstory.com. Pada suatu hari, Kevin
merasa memerlukan seorang mentor. Saat itu, dia benar-
benar sudah tahu, pintu yang dia ketuk itu pintu siapa. Dia
benar-benar berusaha membreak mental block yang dia
miliki dengan cara mencoba menghubungi salah satu
petinggi Unilever. Bisakah Anda bayangkan?

Sebelum Kevin mengajak bertemu, dia mengatakan dengan


sangat jujur via email kepada petinggi Unilever tadi. “Ibu,
saya sangat mengagumi kemampuan ibu dalam

122
mengembangkan perusahaan. Apabila ibu memiliki sedikit
waktu, saya ingin punya kesempatan untuk belajar dengan
ibu. Kapanpun ibu punya waktu. Saat ini saya sedang
mengembangkan sebuah perusahaan, cuma saya merasa
kurang mentor. Saya perlu belajar dari orang-orang yang
sudah berpengalaman seperti ibu sehingga saya bisa
membangun perusahaan saya.”

Nah, pola yang sama bisa kita terapkan. Ketika kita ingin
belajar pada seseorang yang jauh lebih pintar, mulailah
dengan kalimat yang benar-benar rendah hati, harus
menghormati mereka. Seperti kalimat pertama yang Kevin
ucapkan tadi. “Ibu, saya sangat mengagumi kemampuan
ibu dalam mengembangkan perusahaan...”

Sekarang, coba Anda bayangkan ketika Anda berada di


posisi si ibu petinggi Unilever tadi. Apakah Anda akan
menolak 100% permintaan orang yang ingin belajar dengan
Anda tadi? Tentunya tidak, bukan?

Akan tetapi, ketika Anda berpikir dari sisi Kevin. Mungkin


pemikiran orang pada umumnya, dimana mental blocknya
belum dibreak, pasti akan merasa, wah ini gila! Saya
disuruh bertanya dengan petingginya Unilever, mana mau?

Ketika kita berpikir secara logis, apa sih ruginya dengan


bertanya dengan petinggi Unilever? Kalaupun ditolak, ya

123
sudah. Selesai. Apakah si ibu tadi kenal dengan Kevin?
Seandainya si ibu tidak suka dengan Kevin, emang Kevin
akan dilaporkan ke polisi? Apakah Kevin akan masuk
penjara karena hal itu? Apakah kalau si ibu merasa
terganggu dengan email dari Kevin, Kevin akan dituntut?
Atau malah Kevin akan disuruh bayar denda?

Jawabannya pasti tidak.

Hal-hal seperti inilah yang biasanya menjadi mental block


bagi kita. Seringnya, mental block yang kita miliki adalah
mental block receh yang sebenarnya tidak ada resikonya.
Kalau saja Anda berani melakukan apa yang dilakukan oleh
Kevin tadi, dan si ibu bersedia menjadi mentor Anda, berarti
Anda bisa belajar dari mentor yang sangat berpengalaman
dimana Anda bisa menghemat puluhan juta rupiah.

Bisa jadi, orang-orang atau mentor yang berpengalaman


tadi memang perlu ada kesempatan untuk sharing atau
berbagi ilmu dengan orang lain. Akan tetapi, ketik Anda
tidak berusaha untuk mengetuk pintu mereka, mereka juga
tidak akan membukakan pintu untuk Anda. Di sisi lain, tidak
mungkin juga seorang petinggi unilever mau datang dan
menawarkan dirinya untuk membagi ilmu yang dia miliki
dengan orang lain.

124
Akan tetapi, ketika si ibu tadi melihat seorang anak muda
yang begitu bersemangat untuk mempelajari ilmu
sementara si ibu juga tidak akan kehilangan ilmu, dan tidak
akan rugi ketika membagikan ilmu yang dia miliki, di sinilah
si ibu akan berpikir kenapa tidak?

Intinya, ketika Anda bertanya sesuatu kepada orang lain,


apa resikonya? Apa ruginya? Apa dampak terburuk dari
pertanyaan Anda tadi? Ketika Anda berpikir secara logis,
apa resiko terberat yang akan Kelvin dapatkan ketika
bertanya? Paling-paling hanya kurang pulsa, kurang paket
data, rugi waktu, dan sejelek-jeleknya adalah ditolak oleh si
ibu. Terus, kenapa Anda tidak bertanya? Apa ruginya?

Coba Anda tebak, apakah si ibu petinggi Unilever tadi mau


membagi ilmunya dengan Kevin?

Untungnya, si ibu merespon Kevin dengan baik. Pelajaran


yang Kevin dapatkan ketingga bertemu dengan si ibu
petinggi Unilever ini benar-benar luar biasa. Dari sanalah
Kevin mendapatkan pelajaran bagaimana si ibu bisa
mengembangkan perusahaannya, mengembangkan
karyawannya dan membawahi ribuan orang karyawan di
perusahaannya.

Kalaupun seandainya Anda ditolak ketika bertanya,


itupun adalah sebuah pengalaman yang berharga

125
untuk Anda. Ketika Anda gagal melakukan sesuatu,
sebenarnya ada sebuah ruang untuk berkembang.

5. Anda Tidak Harus


Mengeluarkan Uang untuk
Memberikan Nilai pada Bisnis
Anda

“Pada saat ada customer komplain di bidang tertentu,


sebenarnya sudah sangat jelas bahwa kita diberikan
jawaban oleh customer kita bahwa bidang itulah yang harus
kita kembangkan.

Ingat, bahwa memberi nilai itu tidak harus Anda


mengeluarkan uang, sangat mungkin ada banyak hal yang
bisa Anda tambahkan pada bisnis Anda untuk membuat
Anda lebih berbeda dan lebih dihargai oleh customer Anda.
Ada banyak hal-hal lain yang bisa Anda tambahkan tanpa
mengeluarkan biaya operasional dari bisnis Anda.

Contoh, hari ini ada vendor yang akan membuat sepatu


untuk pernikahan. Kalau dulu, vendor membuat sepatu,
biasanya dimulai dengan kita melihat model, fitting agar

126
sesuai dengan kaki kita, dikerjakan oleh vendor, kita
diambil, bayar, dan selesai. Akan tetapi, sekarang berbeda.
Sekarang, mereka mengembangkannya dengan sederhana,
efektif, dengan biaya yang tetap murah.

Caranya bagaimana? Mereka menempel bagian sepatunya


dengan sticker. Tujuannya adalah ketika sepatu ini difoto
untuk pre-wedding, atau ketika acara pernikahan, sicker
tadi terlihat jelas. Sticker inisial B atau M atau huruf lain
apapun yang Anda tempelkan pada sepatu Anda, yang
harganya tidak sampai Rp 500, ketika customer melihatnya,
itu akan membuat nilai yang berbeda.

Dari waktu ke waktu, saat Anda membangun sebuah bisnis,


nilai yang harus Anda masukkan dalam bisnis Anda harus
terus bertambah. Anda harus peduli dengan sebuah nilai.
Inilah yang akan membuat bisnis Anda terus berkembang
dan pasti akan sukses.

Contoh lain, ketika Anda ingin belajar, Anda bisa ikut


komunitas. Komunitas internet marketing, komunitas sosial
media marketing, komunitas sales skills, komunitas
pembicara, komunitas penulis, dan masih banyak lagi. Saya
tidak meminta Anda untuk menghabiskan waktu setiap hari
untuk bergelut dalam komunitas tadi, bukan. Akan tetapi
sekali-sekali lihat aktivitas mereka lewat Facebook atau
Instagram mereka. Mereka adalah orang-orang yang sudah

127
mencapai apa yang mereka inginkan dan Anda sangat perlu
belajar dari mereka. Bertemulah dengan mereka. Jadilah
teman mereka.

6. Cara Mendekati Orang-orang


Hebat yang Sudah Mencapai
Tujuan yang Anda Inginkan

“Sebenarnya, di luar sana banyak orang-orang dan


mentor-mentor berpengalaman di bidangnya yang sudah
mencapai tujuan yang Anda impikan. Bisa jadi orang itu
adalah tetangga yang tidak pernah Anda sapa,orang yang
tinggal di dekat rumah Anda, orang yang tinggal di dekat
lingkungan kerja Anda, atau orang yang setiap hari
rumahnya Anda lewati. Anda harus benar-benar mencari
mereka.

Bagaimana cara Anda menemukan mereka?

Anda bisa mulai melihat profilnya di LinkedIn, memberikan


komentar di Facebook, Instagram, dan medsos lainnya.
Anda juga bisa ikut sebuah komunitas, bertemu dengan
orang hebat tadi, beranikan diri untuk menyapa dan bicara.

128
Katakan dengan rendah hati bahwa Anda mengagumi
mereka dan ingin belajar dengan mereka.

Atau, Anda bisa mempelajari skill tertentu yang memang


dibutuhkan oleh orang tersebut. Misalnya, ketika Anda ingin
mempelajari ilmu fotografi, Anda bisa saling bertukar ilmu.
Anda perlu tahu bahwa aktivitas yang paling
menguntungkan seorang pebisnis adalah saat mereka
melakukan barter. Nah, Anda pun bisa memanfaatkan cara
ini.

Percayalah, di luar sana ada banyak orang-orang hebat.


Anda bisa mencari, bertemu empat mata, dan belajar dari
mereka. Ketika Anda membreak mental block Anda, Anda
benar-benar bertemu secara langsung dengan orang-orang
hebat tadi, Anda akan bisa merasakan passion mereka,
lebih merasakan apa yang mereka rasakan. Apa yang
mereka ajarkan akan lebih masuk ke dalam alam bawah
sadar Anda.

Itulah kenapa terkadang ada sebuah seminar yang


harganya belasan juga tetapi ilmunya bisa Anda cari di
Youtube. Memang, yang diajarkan itu sama, tetapi yang
membuat berbeda adalah seminar yang Anda ikuti dengan
harga belasan juga itu tidak bisa membuat Anda merasa
santai. Anda pasti berada di kondisi konsentrasi penuh,
dengan status emosi yang berapi-api, serius, dan fokus

129
sehingga apa yang diajarkan pun akan dengan mudah
diserap oleh otak Anda.

Beda halnya ketika Anda hanya menonton sebuah


pembelajaran dari Youtube, dengan kondisi duduk santai
sambil makan snack, kondisi setengah mengantuk, hanya
setengah saja yang Anda dengarkan kemudian Anda pun
tertidur. Tentu saja hasil yang didapat akan sangat
berbeda.

Memang, untuk mendapatkan sesuatu dengan kualitas yang


bagus, harus ada usaha, harus ada harga yang kita
keluarkan. Akan tetapi, tidak semua harga adalah uang.
Ketika Anda ingin mendapatkan skill, kadang-kadang Anda
harus melakukan sebuah usaha. Semakin banyak usaha
Anda, semakin banyak hasil yang Anda dapatkan. Bukan
berarti Anda harus berusaha sekeras tenaga, Anda hanya
perlu berusaha dengan cara mem-break mental block Anda.

Contoh, ketika Anda kagum dengan seorang CEO sebuah


perusahaan, apakah Anda benar-benar berani menegurnya
dan bertanya? Jika Anda mem-break rasa malu dan rasa
takut yang Anda miliki kemudian bertanya, maka pelajaran
yang akan Anda dapatkan dari CEO tadi akan lebih mudah
untuk Anda ingat.

130
Ketika Anda berani mengetuk sebuah pintu, akan ada yang
membukakan sebuah pintu sehingga Anda bisa masuk dan
maju ke depan. Life is about choices. Hidup ini adalah
sebuah perjalanan dengan banyak pintu, beranikah Anda
memasuki pintu-pintu itu?

7. Ketika Memulai Sebuah


Bisnis, Jangan Terlalu Pikirkan
Untung Rugi

“Ketika Anda ingin memulai sebuah bisnis, ya sudah mulai


saja. Jalani saja.

Kadangkala Anda akan sangat perhitungan mengenai


untung rugi ketika memulai sebuah bisnis. Ini terjadi karena
Anda merasa bahwa jika tidak untung, bagaimana akan
melanjutkan bisnis Anda?

Tetapi Anda tidak membayangkan ketika Anda mengerjakan


sesuatu, Anda pun sudah melakukan yang terbaik yang
Anda bisa, walaupun hasilnya masih pas-pasan, akibatnya
customer Anda bayar hanya setengah, Anda pun merasakan
kerugian, kecewa, dan tertekan, ada banyak sekali
pelajaran yang Anda dapatkan dari sana.

131
Anda jadi tahu, bagian mana dari hasil produk Anda yang
dikomplain oleh customer Anda. Anda jadi tahu bagaimana
cara memperbaiki bagian tadi. Anda jadi tahu, apa yang
harus Anda pelajari, bukan cuma di angan-angan saja, tapi
Anda benar-benar action untuk mempelajarinya.

Ketika Anda mau mengerjakan segala sesuatu dengan


tekun tanpa melihat untung rugi, maka kemampuan
Anda bisa melewati mereka yang sudah mastery.

Contoh yang saya alami adalah, ketika saya sudah


menghabiskan 1000 jam pertama saya (untuk foto, meeting
dengan customer dan calon client, telemarketing,
menerima order dan deal via telepon, dan masih banyak
lagi), saya pun bisa melakukan hal-hal tadi dengan santai,
dengan bahagia, dengan senang hati, kadang sambil
bercanda dengan customer saya, dan banyak kemudahan
yang saya rasakan lainnya.

Intinya, ketika Anda malu untuk sesuatu hal yang baik,


sesuatu hal yang membuat Anda berkembang, sesuatu hal
yang benar-benar membuat Anda menjadi seseorang yang
lebih baik, itu adalah mental block. Anda harus segera
menyingkirkannya. Rasa malu tadi tidak perlu Anda miliki.
Buang saja.

132
Ketika Anda berhasil mem-break mental block Anda,
rasanya sama seperti ketika Anda main perosotan.
Ketika di atas, Anda merasa itu super tinggi dan
susah untuk dilakukan, Anda harus melalui ruang
yang gelap, Anda merasa takut. Akan tetapi ketika
Anda sampai di bawah, dalam 2-3 detik saja Anda
akan merasa, wow! Itu pengalaman terbaik yang
belum pernah Anda rasakan. Anda merasa itu unik,
sangat menarik, dan mungkin Anda akan ketagihan
dan ingin mencobanya lagi.

133
TUJUH
Cara Biar Anda Pasti
Mencapai Tujuan Anda

S
edikit menyambung mengenai bab sebelumnya,
sebenarnya banyak sekali hal sederhana yang bisa
kita lakukan yang resikonya tidak ada. Seperti yang
saya lakukan sekarang. Ketika saya ingin menerbitkan
sebuah buku, apa yang menjadi mental block saya?

Biasanya, beberapa mental block bagi seseorang yang ingin


menerbitkan sebuah buku adalah, saya belum tahu
penerbit, saya tidak bisa menulis, saya tidak punya ide,
ketika menulis, saya harus duduk di tempat yang tenang,
saya harus duduk di cafe, saya harus menggunakan laptop
yang bagus, dan masih banyak lagi.

Nah, beberapa hal di atas sebenarnya adalah alasan-alasan


bagi seseorang yang malas mengerjakan sesuatu. Saat ini,
yang sedang saya lakukan adalah saya sedang berada di
mobil Gocar, sambil merekam audiobook yang nantinya

134
akan saya jadikan buku. Kira-kira resiko apa yang akan
saya hadapi nanti? Jawabannya adalah tidak ada.

Coba Anda perhatikan juga resiko yang saya berikan kepada


orang lain ketika saya merekam audiobook ini di Gocar.
Apakah ketika saya merekam audiobook ini ada resiko buat
si bapak yang sedang menyetir? Jawbannya adala tidak ada
juga.

Jadi, hal-hal seperti yang sedang saya lakukan sekarang ini,


selain bisa menghemat waktu juga bisa mempercepat
pekerjaan saya tanpa menggunakan resiko yang banyak.

1. Anda Perlu Tulis, Temukan


Peta, dan Jalankan untuk Sampai
ke Tujuan Anda

“Lagi-lagi, yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Law


of Attraction mengajarkan kita untuk mencapai cita-cita
yang kita inginkan. Hanya dengan membayangkan tujuan
tersebut, kita bisa mencapainya. Misalnya, kalau kita ingin
memiliki sebuah perusahaan maka bayangkan bahwa kita
sudah memiliki perusahaan, maka kita akan memiliki
perusahaan.

135
Apakah benar-benar semudah itu cara Law of Attraction
bekerja?

Apakah benar, ketika saya ingin memiliki sebuah mobil


sport, saya hanya tinggal membayangkannya saja, dan
saya akan memilikinya? Apakah ketika saya ingin memiliki
sebuah keluarga yang bahagia, saya hanya perlu
membayangkannya saja, dan saya akan memilikinya?
Apakah hal ini juga berlaku untuk semua tujuan lain yang
saya inginkan? Apapun itu? Apakah sesimpel itu?

Nah, di sini saya akan memberikan sebuah analogi


sederhana. Misalnya, kita mau berangkat ke suatu tempat
yang kita belum pernah ke sana sebelumnya. Contoh, saya
tinggal di Bintaro dan saya mau ke Serang. Saya belum
pernah ke daerah Serang. Bahkan, saya belum pernah
punya bayangan Serang itu seperti apa.

Akan tetapi, mungkin, saya bisa mencari informasinya lewat


Google atau media sosial, atau lainnya. Kira-kira, kalau
saya mau ke Serang, hal apa yang pertama kali saya
lakukan? Pertama, saya cari petanya. Kemudian, buka
Google Map. Ketik Serang, dan saya akan langsung
mendapatkan rute ke Serang.

Ini sama seperti ketika Anda memiliki sebuah tujuan hidup.


Misalnya, tujuan hidup Anda adalah memiliki sebuah

136
perusahaan dan memiliki passive income sehingga Anda
tidak harus bekerja lagi.

Ketika tujuan hidup Anda adalah pergi ke Serang, maka


Anda harus menuliskan kata Serang di Google Map untuk
menemukan rutenya. Lalu bandingkan, apakah tujuan hidup
Anda untuk memiliki sebuah perusahaan dan mendapatkan
passive income tanpa harus bekerja tadi Anda tulis dan
ketik di suatu tempat? Apakah di HP Anda? Apakah di
kamar Anda? Atau, Anda letakkan di manapun yang
biasanya Anda lihat?

Sebenarnya, polanya sama. Tulis Tujuannya, dapat


petanya, dan jalankan sampai ke tujuan. Ketika Anda
mempunyai tujuan ingin memiliki sebuah perusahaan,
pertama, Anda tulis tujuan tersebut lalu Anda tempel di
suatu tempat yang bisa Anda lihat setiap hari. Kedua, Anda
cari petanya. Bagaimana caranya? Anda bisa mencari orang
yang sudah memiliki perusahaan, seseorang yang sudah
mencapai tujuan yang kita inginkan.

Ketika Anda sudah mendapatkan peta tentang bagaimana


cara memiliki sebuah perusahaan, peta tadi benar-benar
harus jelas. Ketiga, jalankan peta tadi agar sampai ke
tujuan Anda. Ketika dalam perjalanan ke sana, ketika Anda
mulai bergerak, percayalah akan banyak sekali godaan.
Sama seperti ketika Anda sudah mendapatkan rute ke

137
Serang, kemudian Anda mulai berjalan mengikuti arah
Google Map ke arah Serang.

Coba Anda perhatikan, apa yang Anda lakukan ketika


menyetir tetapi Anda tidak melakukannya dalam kehidupan
sehari-hari? Anda pasti akan melihat peta di Google Map
tadi sesering mungkin, bukan? Lalu, apa yang terjadi jika
dalam 10 menit saja Anda lalai dari Google Map? Anda pasti
akan nyasar.

Sama halnya ketika Anda ingin mencapai tujuan Anda.


Ketika Anda sudah punya tujuan, akan tetapi Anda lupa
pada tujuan Anda, Anda lupa melihat arah, lupa melirik
kembali peta yang sudah Anda dapatkan untuk sampai ke
tujuan Anda, maka Anda pun tidak akan pernah sampai
pada tujuan hidup Anda.

Ini terjadi karena Anda sudah tidak pernah melirik kembali


peta Anda. Anda sudah sampai di mana, Anda harus
kemana, atau Anda harus belok kemana, Anda lupa
memperhatikan itu semua.

138
2. Tips dan Trik Agar Anda
Fokus pada Tujuan Anda

“Ada beberapa tips dan trik yang bisa Anda lakukan dalam
kehidupan sehari-hari ketika Anda sudah memiliki tujuan
dan Anda sudah share dengan orang yang sudah
berpengalaman, dan Anda pun sudah tahu apa saja
langkah-langkah yang harus Anda lakukan untuk
mendapatkan tujuan Anda yaitu passive income Rp. 800
juta perbulan tanpa Anda harus bekerja.

Anda harus membuat jadwal. Anda sudah sampai di mana?


Apa yang harus Anda lakukan setelah sampai di sana?
Minimal, kalau dalam satu hari Anda tidak melakukan
apapun, Anda lihat strategi Anda dan Anda bayangkan
ketika mengerjakannya. Dalam 1 hari, 16 jam Anda ketika
beraktivitas, minimal luangkan waktu 2 jam saja agar Anda
bisa fokus pada tujuan Anda.

Belum tentu ketika Anda jalan, Anda sudah sering melihat


tujuan Anda, Anda tidak akan nyasar karena dalam
perjalanan Anda tadi ada banyak sekali godaan. Contoh,
ketika Anda sedang menyetir dan Anda merasa lapar, Anda
pasti akan berhenti, mencari restoran, makan, duduk-
duduk, dan bersantai. Rute yang harusnya bisa sampai

139
dalam 3 jam, sudah Anda buang 2 jam untuk bersantai
sehingga Anda butuh waktu 5 jam untuk sampai.

Sama dengan perjalanan keseharian Anda dalam hidup,


ketika Anda ingin mencapai tujuan, Anda gampang sekali
teralihkan oleh hal-hal lain seperti bunyi HP yang tiba-tiba
membuyarkan konsentrasi Anda. Keluar notifikasi
WhatsApp, Instagram, Facebook. 2 jam yang tadinya Anda
mau alokasikan untuk tujuan Anda habis semua untuk
Facebook dan sosial media tanpa Anda bergerak 1 meter
pun.

Itulah yang kita lakukan pada diri kita setiap hari


sehingga kita tidak pernah mencapai apapun tujuan
yang kita mau. Kita tidak pernah menulis tujuan
hidup kita. Kita tidak pernah mencari petanya. Ketika
kita berjalan, kita tidak pernah fokus, kita tidak tahu
harus belok ke mana. Lalu bagaimana kita bisa
mencapai tujuan hidup kita?

140

Anda mungkin juga menyukai